Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

JAMUR

Oleh:
Nama: Rabiatul Adewia
Nim: 210402038
Kelas: 2B
Prodi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Puangrimaggalatung
Tahun/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha
Esa,karena berkat limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.Dalam makalah ini kami membahas mengenai JAMUR

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar


pada makalah ini.Oleha karena itu kami mengundang pambaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami.

Sengkang,6,april,2022

Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1Pendahuluan
1.1 Latar belakang ................................................................................
1.2 Rumusan masalah ..........................................................................
1.3 Tujuan ..........................................................................................
1.4 Manfaat ........................................................................................

BAB 11 Pembahasan
A. Jamur ............................................................................................
B. Fungi .............................................................................................
C. Zygomycota dan cirri-ciri ……………………………………...
D. Ascomycota ……………………………………………………….

BAB III Penutup


a. Kesimpulan
b. Saran

Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Jamur merupakan organisme yang mudah dijumpai, hal ini
dikarenakan jamur dapat tumbuh disemua habitat (alam terbuka) sesuai
dengan lingkungan hidupnya. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dengan
medium buatan. Beberapa jenis jamur yang telah dibudidayakan di
masyarakat diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu
seperti jamur
kuping (Auricularia polytricha), jamur payung shitake (Lentinus edodes),
dan jamur tiram (Pleurotus ostreatus).Jamur merupakan organisme yang
tidak berklorofil, sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis, oleh
karena itu mekanisme untuk mendapatkan makanannya dengan cara
melekat pada sel inang (saprofit) (Cahyana,1997).
Jamur mempunyai kandungan gizi yang tinggi, diantaranya protein,
lemak fosfor, dan besi yang berguna bagi tubuh manusia. Dibandingkan
dengan kentang dan asparagus, jamur mempunyai kandungan protein dua
kali lebih tinggi, sehingga sangat memungkinkan bahwa jamur dapat
digunakan sebagai pengganti bahan makanan lain untuk sumber protein
nabati dengan biaya yang relatif murah (Sinaga, 2004).
Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan,
struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya. Simbiosis mutualisme
jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang
hidup di akar tanaman kacang-kacangan. Jamur berhabitat pada
bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme(Anonim, 2009).
Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur kayu, karena
jamur ini banyak tumbuh pada media kayu yang sudah lapuk. Disebut
jamur tiram atau ’’oyster mushroom’’ karena bentuk tudungnya
membulat, lonjong,dan melengkung seperti cangkang tiram. Batang atau
tangkai tidak berada pada tengah tudung, tetapi agak miring ke pinggir
(Cahyana, 2005).
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan media sangat
beragam, tetapi setiap formula selalu menggunakan komponen utama
berupa serbuk gergaji lebih dari 90% ditambah bekatul 2%, campuran
lainnya serta penambahan mikroelemen dan vitamin. Mikroelemen dan
vitamin berguna untuk meningkatkan pembentukan tubuh buah (bentuk
jamur yang dipanen) serta meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil
(Suriawiria, 2001).
Kayu atau serbuk kayu yang digunakan sebagai tempat tumbuh jamur
mengandung serat organik selulosa hemi selulosa, serat, lignin,
karbohidrat. Sedang faktor yang menghambat antara lain getah dan zat
pengawet (Cahyana, 2005).
Untuk kehidupan dan perkembangan jamur memerlukan sumber
nutrient atau makan dalam bentuk unsur-unsur kimia, misalnya nitrogen,
fosfor, belerang, kalium, karbon yang telah tersedia dalam jaringan kayu,
walaupun dalam jumlah yang sedikit. Oleh karena itu, diperlukan
penambahan dari luar, misalnya ampas tahu yang digunakan sebagai
campuran pembuatan substrat tanaman atau media tumbuh jamur
(Suriawiria, 2006).
Ampas tahu merupakan hasil samping dan proses pengolahan tahu.
Bentuk ampas tahu berupa padatan berasal dari sisa-sisa bubur kedelai
yang diperas. Pada umumnya ampas tahu berwarna putih kekuningan dan
berbau khas. Pada suhu kamar ampas tahu akan cepat rusak bila dibiarkan
begitu saja di udara terbuka (Anonymous, 1979).
Adiyuwono (2000) protein berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
miselia, sedangkan lemak digunakan sebagai sumber energy untuk
mengurai karbohidrat, protein, mineral dan vitamin. Ervina (2000)
menjelaskan bahwa ampas tahu dapat memberikan hasil panen lebih
awal, jumlah badan buah lebih banyak dan menambah berat badan buah,
sehingga pada waktu panen, hasilnya lebih baik dan lebih
menguntungkan.Penelitian Ervina Dian Wahyuni (2000) tentang
Pengaruh Bekatul dan Ampas Tahu pada Media Serbuk Gergaji Kayu Jati
Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Merah, menunjukkan penambahan
bekatul 10% dan ampas tahu 15% merupakan hasil yang optimal untuk
pertumbuhan dan produksi jamur tiram putih.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mencoba mengadakan
penelitian seperti yang dilakukan oleh Ervina Dian Wahyuni dengan
media tanam dan jamur yang berbeda yaitu PEMANFAATAN AMPAS
TAHU SEBAGAI CAMPURAN MEDIA TANAM TERHADAP
KECEPATAN WAKTU TUMBUH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus
ostreatus) PADA MEDIA TUMBUH SERBUK GERGAJI KAYU.
1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimana pengaruh penambahan ampas tahu terhadap kecepatan waktu

tumbuh jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)?

2. Berapa berat ampas tahu yang paling efektif untuk kecepatan waktu

tumbuh jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan ampas tahu terhadap kecepatan


waktu tumbuh jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)

2. Untuk mengetahui berat ampas tahu yang paling efektif terhadap kecepatan
waktu tumbuh jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)

1.4. Manfaat

1. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi tambahan dan


sarana bagi petani tiram putih.

2. Sebagai sarana peneliti untuk menerapkan teori dan pengetahuan yang


diperoleh ketika menjalani aktifitas perkuliahan, terutama pada beberapa mata
kuliah yang sesuai dengan penelitian jamur tiram putih.

3. Sebagai tambahan informasi kepada para petani jamur untuk mempercepat


pertumbuhan jamur dengan menggunakan campuran ampas tahu.

4. Bagi para peneliti berikutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk meneliti
lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jamur
Jamur atau cendawan adalah organisme yang termasuk ke dalam kingdom
Fungi dan tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada
yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang
disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut
miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan
cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya
dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur
bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan
senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau
saprofit.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur


yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis
mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur
yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat
pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme.
Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan
berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat
parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes. Jamur dibedakan
menjadi 4 divisio, yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan
Deuteromycota. Beberapa jamur dari genus Psilocybe terkenal dapat
menyebabkan halusinasi dan sekarang dilarang di Indonesia.

B. Fungi

Fungi atau jamur adalah jenis organisme eukariotik yang masuk dalam
Kingdom Fungi. Mereka ditemukan hampir pada semua habitat di dunia tetapi
kebanyakan hidup di darat, terutama di tanah atau pada makhluk hidup lain di
laut atau air tawar. Anggota dari Kingdom ini memiliki peran besar sebagai
dekomposer (pengurai) dan siklus karbon. Meski begitu, beberapa jamur hidup
sebagai parasit pada tanaman, hewan bahkan manusia dan bisa menyebabkan
penyakit. Kingdom fungi diklasifikasikan ke dalam empat divisi berdasarkan
metode reproduksi seksualnya yaitu Zygomycota (jamur roti), Ascomycota (ragi
dan jamur kantung), Basidiomycota (jamur payung), dan Deuteromycota (jamur
tak sempurna). 

Namun secara umum, keempat divisi ini memiliki ciri-ciri yang hampir sama.
Berikut ini adalah daftar ciri-ciri fungi atau jamur:

1. Memiliki benang halus atau yang biasa disebut hifa, dan kumpulan dari
hifa disebut miselium. Hifa tersusun dari sel-sel yang terbentuk akibat
pertumbuhan spora, dan hifa tersebut bisa berupa hifa tunggal atau hifa
bercabang. 
2. Memiliki dan memproduksi spora. 
3. Berkembang biak baik secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).
4. Mengandung zat kitin, glukan, selulosa, dan mannan pada struktur tubuh
jamur yang berfilamen dan dinding selnya.
Mungkin beberapa dari kalian bertanya kenapa jamur tidak masuk
klasifikasi plantae atau tumbuhan? 

Alasannya karena jamur berbeda dengan tumbuhan pada berbagai aspek, berikut
ini adalah beberapa tanda yang membedakan antara jamur dengan tumbuhan:

1. Tidak memiliki klorofil, yang berarti jamur tidak berfotosintesis. 


2. Berkembangbiak dengan spora.
3. Memiliki komposisi dinding sel yang berbeda dengan tumbuhan. 
4. Tidak memiliki struktur seperti pada tumbuhan pada umumnya yaitu
akar, batang, dan daun. 
5. Tidak memiliki sistem vaskuler (pembuluh angkut) seperti tumbuhan
pada umumnya. 
6. Bersifat multiseluler atau banyak sel, sehingga tidak memiliki pembagian
fungsi pada setiap bagiannya.
C. Zygomycota

Zygomycota adalah divisi fungi yang pembentukan sporanya berasal dari


dua sel yang berbeda. Spora seksual dikenal sebagai zigospora sedangkan spora
aseksual dikenal sebagai sporangiospora. Dan hifa (benang jamur) pada
Zygomycota tidak memiliki septa (sekat/pembatas pada hifa). Untuk
memudahkan mengingatnya, inget aja jamur nama jamur ini yang zygo spora,
“zygo” berasal dari kata “zygote”, di mana zygomycota membentuk alat
reproduksinya dengan yang disebut sebagai zigosporangium. Zygomycota
biasanya hidup di habitat daratan atau jamur terestrial, atau saprofit yaitu jamur
pelapuk atau tinggal pada inang yang sudah mati, pada makanan atau pada sisa
tumbuhan dan hewan, parasit pada manusia dan tumbuhan. 

 Ciri-ciri Zygomycota:

1. Memiliki hifa yang tidak bersekat (tidak ada septa) dan memiliki
beberapa inti (koenositik).
2. Dinding sel pada jamur Zygomycota mengandung zat kitin.
3. Melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual.
4. Tidak mempunyai tubuh buah. 

Simbiosis antara jamur kelompok Zygomycota dengan akar tumbuhan


tinggi disebut sebagai mikoriza.Peran utama jamur dalam simbiosis ini adalah
untuk meningkatkan penyerapan nutrisi dan air oleh tanaman inang dengan
memanfaatkan volume tanah yang lebih besar dibandingkan menggunakan akar
saja. Selain divisi Zygomycota, divisi lain yang juga sering bersimbiosis dengan
akar tanaman adalah Ascomycota dan Basidiomycota. 

Berikut ini adalah contoh jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota di
kehidupan sehari-hari:

1. Rhizopus stolonifer adalah jamur pada roti basi,


2. Mucor hiemalis jamur yang berguna untuk fermentasi pada susu kedelai,
3. Beauveria bassiana yaitu jamur yang dapat menjangkit tubuh serangga
atau hama,
4. Mucor mucedo yaitu jamur yang hidup sebagai saprofit pada tumbuhan
dan hewan mati atau kotoran. 

D. Ascomycota

Ascomycota atau disebut juga sebagai sac fungi dan memiliki nama lain


jamur kantung. Divisi ini merupakan divisi jamur yang memproduksi spora
dengan bagian reproduksi seksual bernama askospora dan bereproduksi
aseksual terjadi dengan konidiospora. Jamur yang masuk divisi ini adalah jamur
yang memiliki hifa yang bersekat. Sedangkan habitat Ascomycota biasanya ada
di dasar hutan yang berhumus tebal.

ciri-ciri Ascomycota:

1. Menghasilkan askospora pada reproduksi generatif (seksual)


2. Memiliki talus uniseluler dan multiseluler.
3. Memiliki hifa yang bersekat dan tiap sel hifanya memiliki satu inti.
4. Dinding hifa diperkuat dengan selulosa dan bersifat heterokariotik.
5. Reproduksi vegetatif (aseksual) dengan memperbanyak konidia, spora,
tunas dan fragmentasi.
6. Reproduksi generatif dengan konjugasi yang digunakan untuk
membentuk askospora didalam askus. Askus biasanya dibentuk dalam
tubuh buah dinamakan askokarp (askoma).
Peranan Ascomycota dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak,
mulai dari makanan, ragi hingga obat. 

Berikut ini adalah contoh jamur yang termasuk dalam divisi Ascomycota di
kehidupan sehari-hari:

1. Saccharomyces cerevisiae yaitu jamur yang berfungsi sebagai ragi pada


proses pembuatan roti,
2. Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum sebagai antibiotik, 
3. Neurospora crassa sebagai jamur pembuat oncom, 
4. Tuber melanosporum atau jamur truffle yang bisa dimakan dan berharga
mahal. 
BAB III
PENUTUP
a.Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Produktivitas secara umum mengandung pengertian perbandingan


antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan. Dikatakan produktif adalah apabila hasil lebih besar dari
sumber daya yang digunakan.usaha Mitra Mandiri adalah usaha yang
produktif sebab hasil yang diperoleh lebih besar dari sumber daya yang
digunakan.
2. Adapun kendala yang dihadapi dalam membudidayakan jamur tiram
yaitu Pertama, Bibit meski bibit jamur tiram pada mitra mandiri dibuat
sendiri.Terkadang hasilnya tidak sesuai dengan yang mereka inginkan
karena bibit ada yang gagal karena telah terkontaminasi sehingga
mengakibatkan lamanya masa penanaman. Kedua, hama dan penyakit
sebagai tumbuhan jamur juga tidak luput dari ganguan hama dan
penyakit. Saat masih dalam proses inkubasi saja, penyakit sudah mulai
mengunjungi. Penyakit yang muncul bagi pengusaha jamur pada saat
miselium adalah munculnya jamur – jamur liar. Hama yang menyerang
baglog antara lian ulat, kecoak, sedangkan yang menyerang tubuh buah
jamur tiram adalah kumbang, kutu dan sebagainya. Ketiga, Proses
produksi yang cukup lama 30-40 hari, apabila jamur tiram mulai habis
masa produktivnya, sedangkan pengusaha jamur tiram sebelumnya tidak
mempersiapkan pembibitan selanjutnya, maka jamur tiram ini akan
terputus. Keempat, Pemasaran jamur tiram yang belum merata, mitra
mandiri memasarkannya hanya di sekitaran pasar pagi arengka 1 dan
pasar panam serta di warung-warung sayur yang ada disekitar kecamatan
tampan. Perlu diketahui daya tahan jamur tiram segar hanya 1 hari. Jika
tidak segera dipasarkan dapat disimpan dalam lemari pendingin bertahan
sampai 6 hari. Sehingga apabila jamur tiram telah dipanen harus segera
dipasarkan. Kelima, sumber daya manusia, kurangnya sumber daya
manusia yang mampu bekerja pada budidaya jamur. salah satunya
diakibatkan karena bagian tersulit dan paling beresiko dalam kegiatan
budidaya jamur adalah dalam pembuatan media tanam (baglog) yang
akan diberi bibit (di inokulasi). Kegagalan pada pembuatan baglog tidak
akan menghasilkan pertumbuhan jamur.
3. Tinjauan Eekonomi Islam Terhadap Produktivitas Budidaya Janur
Tiram Pada Usaha Mitra Mandiri.
Seluruh sumber daya yang digunakan dalam budi jamur tiram terdiri dari
lahan, modal, serta bahan baku yang dipilih dengan kualitas yang baik
dan sumber daya manusia di berikan upah sesuai dengan kemampuannya,
sedangkan Hasil/produksi jamur tiram yang dilakukan mitra mandiri
sesuai dengan ekonomi islam karena tidak ada hal-hal yang melanggar
syari’at yang terdapat pada budidaya, dan produktivitas jamur tiram
tersebut.

b. Saran

1. Kepada pengusaha budidaya jamur tiram Mitra Mandiri agar lebih


meningkatkan produksi jamur tiram segar, agar dapat meningkatkan
pendapatan, serta memperluas pemasaran agar lebih merata sehingga
masyarakat mengenal akan jamur tiram.

2. Kepada pemerintah kota pekanbaru agar dapat memberikan perhatian yang


lebih pada kegiatan perekonomian khususnya budidaya jamur tiram dengan cara
mengadakan pelatihan dan pembinaan terhadap masyarakat tentang budidaya
jamur karena usaha ini memiliki pontensi untuk lebih berkembang dan dapat
meningkatkan perekonomian para pengusaha.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.zenius.net/blog/materi-fungi-jamur-biologi

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jamur

Anda mungkin juga menyukai