Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH TEKNOLOGI PERTANIAN PERKOTAAN

BUDIDAYA SAYURAN SISTEM TABULAMPOT DAN


VERTIKULTUR

JUMADI
02.01.21.396

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN


BERKELANJUTAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke khadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-
Nyasehingga penyusunan Buku Petunjuk Praktikum dapat diselesaikan dengan
baik.
Laporan praktikum ini merupakan hasil dari tugas praktikum mahasiswa tentang
tabulampot dan tanaman vertikultur.

Terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Dr.Ir.Dwiwanti Sulistyowati,M.Si


selaku dosen pengampu dan semua pihak yang telah turut membantu dalam proses
penyusunannya.Laporan praktikum ini dibuat sebagai kewajiban mahasiswa untuk
melaporkan hasil praktikum yang telah dilaksanakannya.

Saya juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
membantu pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporannya.Semoga menjadi
amal kebaikan disisi Allah Subhanahu Wata’ala. Amin

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
Latar Belakang...............................................................................................................1
Tujuan............................................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................2
Vertikultur......................................................................................................................2
PELAKSANAAN KEGIATAN.........................................................................................3
Waktu dan Tempat.........................................................................................................3
Alat dan Bahan...............................................................................................................3
Jadwal Kegiatan.............................................................................................................4
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................5
Pengamatan Tanaman Kangkung Sistem Tanam Vertikultur.........................................5
Pengamatan Tanaman Terong Tabulampot....................................................................6
KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat menjadi kecenderungan yang
terjadi dalam perkembangan perkotaan di negara Indonesia. Akibatnya, daya
dukung perkotaan tidak lagi dapat menopang kehidupan sebagian masyarakat
perkotaan secara layak. Problema yang dihadapi antara lain dalam hal penyediaan
pangan dan fasilitas kehidupan yang layak, terutama bagi masyarakat menengah
kebawah. Berbagaipermasalahansosialmulaidaritempattinggal,infrastruktur
publik, pengangguran, kerawanan pangan, dan permasalahan lingkunganseperti
sanitasidan polusi semakin nyataserta perlu dicari solusinya.
Permasalahan perkotaan muncul dari aspek fisik, sosial dan ekonomi.
Aspek fisik meliputi lahan perumahan untuk setiap keluarga semakin sempit,
lahan yang semula untuk aktivitas pertanian dipinggiran kota terkonversi menja
dipabrik, perkantoran, dan pemukiman. Aspek sosial meliputi kesenjangan sosial,
kenyamanan lingkungan,kesenjangan level pendidikan, dan sebagainya.Aspek
ekonomi meliputi mahalnya biaya hidup, mahalnya biaya pemukiman,
kesenjangan kemampuanekonomi (Widyawati, 2013).
Urban farming merupakan kegiatanmemanfaatkan ruang-ruang
terbukayang tidak produktif seperti lahan-lahan kosong di perkotaan menjadi
lahan pertanian produktifmelaluikegiatanalternatif oleh masyarakatkota untuk
meningkatkankualitasdankuantitasruang terbukadikota-kotabesar. Halutama yang
menyebabkan munculnya aktivitas ini adalah upaya memberikan kontribusi pada
ketahanan pangan, menambah penghasilan masyarakat sekitar juga sebagai sarana
rekreasi dan hobi.
Tujuan
Tujuan dari praktikunm ini yaitu untuk mengetahui dan menguasai sistem
budidaya tanaman sayuran secara vertikultur serta dapat mengaplikasikan sistem
budidaya tanaman sayuran secara vertikiultur sebagai solusi lahan sempit.
Adapun kegunaan dari praktikum ini yaitu sebagai bahan ajar bagi
mahasiswa agar mahasiswa mengetahui cara bercocok tanam dengan sistem
vertikultur.

1
TINJAUAN PUSTAKA
Vertikultur
Sistem pertanian vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang
dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Sistem ini cocok diterapkan di lahan-
lahan sempit atau di pemukiman yang padat penduduknya. Kelebihan dari sistem
pertanian vertikultur adalah : 1) efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam
jumlahnya lebih banyak dibandingkan sistem konvensional, (2) penghematan
pemakaian pupuk dan pestisida, (3) kemungkinan tumbuhnya rumput dan gulma
lebih kecil,(4) dapat dipindahkan dengan mudah karena tanamandiletakkan dalam
wadah tertentu,(5) mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman.Jenis
tanaman yang dapat ditanam secara vertikultur ini sangat banyak, biasanya dari
komoditas sayuran, tanaman hias ataupun komoditas tanaman obat. Dari
komoditas sayuran antara lain : sawi, kucai, pakcoi, kangkung, bayam, kemangi,
caisim, seledri, selada bokor dan bawang daun. Budidaya tanaman sayuran secara
vertikultur ini dapat dilakukan di pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan
pangan dan gizi keluarga dan juga meminimalisirkan pengeluaran keluarga
(Anonim, 2013).
Tabulampot
Tabulampot adalah kepanjangan dari tanaman buah dalam pot yang memiliki
arti yaitu tumbuhan yang dibudidayakan didalam pot yang tujuannya yaitu untuk
hiasan ataupun untuk di produksi buahnya.
Sistem pertanian tabulampot adalah sistem budidaya tanaman yang dilakukan
dengan menggunakan pot.Sistem ini cocok diterapkan dilahan-lahan sempit atau
dipermukiman yang padat penduduknya.Kelebihan dari sistem ini adalah :
1. Menambah keindahan alami lingkungan
2. Menciptakan taman cantik dilahan terbatas
3. Meningkatkan suplai oksigen di lingkungan sekitar
4. Tanpa melakukan olah tanah
5. Memanfaatkan ruang kosong
6. Relatif murah dah mudah membuatnya

2
PELAKSANAAN KEGIATAN
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan praktikum dimulai dari tanggal 29 Mei 2022 sampai
dengan tanggal 30 Juni bertempat di Kampung Tempuran Kecamatan
Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.
Alat dan Bahan
1. Vertikultur
 Alat :
1. Cangkul
2. Ember
3. Sprayer
4. Talang air
5. Gergaji besi
 Bahan :
1. Pupuk kandang
2. Tanah
3. Arang sekam
4. Pupuk NPK
5. Pupuk daun
6. Benih
2. Tabulampot
 Alat :
1. Pot / Polybag
2. Cangkul
3. Sprayer
4. Ember
 Bahan :
1. Pupuk kandang
2. Tanah
3. Pupuk NPK
4. Pupuk daun

3
5. Benih/bibit
Jadwal Kegiatan
1. Vertikultur
No Kegiatan Minggu ke -

1 2 3 4 5
1 Persiapan alat dan bahan v
2 Membuat wadah media v
tanam
3 Persiapan media tanam v
4 Penanaman v
6 Perawatan :
 Penyiangan v
 Pemupukan v
 Penyiraman v v v v v

7 Panen v v

2. Tabulampot
No Kegiatan Minggu ke -

1
2 3 4 5
1 Persiapan alat dan bahan v
2 Semai benih v
3 Membuat wadah media v
tanam
4 Membuat media tanam v
5 Pindah tanam v
6 Perawatan :
 Penyiangan v
 Pemupukan v v v
 Penyiraman v v v

 Pengendalian OPT

4
7 Panen

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengamatan Tanaman Pakcoy Sistem Tanam Vertikultur
a. Pengamatan Tinggi Tanaman
Tanaman Pakcoy mulai berkecambah pada satu hari setelah tanam, pada hari
kedua tanaman kangkung mulai tumbuh dan muncul ke permukaan tanah.
Pada pengamatan minggu pertama tanaman Pakcoy sudah mencapai tinggi
5cm, setelah dilakukan pengamatan tinggi pada minggu pertama tanaman
pakcoy diberikan pupuk. Pada pengamatan minggu kedua tinggi tanaman
mencapai 13cm, setelah dilakukan pemupukan pada minggu pertama
pengamatan tanaman kangkung dapat tumbuh lebih baik. Pengamatan minggu
keempat bertepatan dengan masa panen, tanaman pakcoy mencapai tinggi
rata-rata 40cm. Pengukuran dilakukan dari pangkal batang bawah sampai
ujung daun terakhir tanaman. Berikut lampiran data pengamatan tinggi
tanaman disajikan dalam bentuk tabel.
Pengamatan Minggu Kedua Pengamatan Minggu Keempat
13 cm 30 cm
Tabel 1. Tinggi Tanaman
b. Pemeliharaan Tanaman Pakcoy Secara Vertikultur
 Penyiangan
Sistem vertikulktur memudahkan dalam penyiangan, dikarnakan budidaya
dengan sistem vertikultur sangat meminimalisir tumbuhnya tanaman lain
yang tidak diingankan (gulma), hampir tidak ada gulma pengganggu pada
saat budidaya tanaman kangkung secara vertikultur.
 Pemangkasan
Pada budidaya tanaman pakcoy pemangkasan diperlu dilakukan, mayoritas
tanaman sayuran daun tidak memerlukan pemangkasan.
 Pemupukan
Tanaman pakcoy hanya memerlukan satu kali pemupukan, pemupukan
dilakukan pada minggu pertama setelah tanam, pengaplikasian pupuk
diberikan disekitar tanaman kangkung.

5
 Pengendalian hama penyakit
Hampir tidak ada hama dan penyakit yang menyerang tanaman pakcoy.
Dengan penanaman di sekitar rumah menggunakan sistem vertikultur
dapat meminimalisir dan bahkan menjauhkan tanaman pakcoy dari
serangan hama dan penyakit.
c. Produksi tanaman
Pakcoy siap dipanen 30 hari setelah tanam, panen dapat dilakukan pada pagi
hari untuk menjaga kesegaran tanaman sebaiknya pakcoy di konsumsi setelah
panen di lakukan. Dalam setiap tangkai tanaman pakcoy memiliki bobot
kurang lebih berkisar dari 80-100 gram. Tanaman pakcoy siap panen dapat
dilihta dari warna daun yang hijau muda segar.
Pengamatan Tanaman Terong Tabulampot
a. Pengamatan Tinggi Tanaman
Pertumbuhan tinggi tanaman terong disajikan dalam table berikut ini:
Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4 Minggu ke 5
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
8 17 28 36 66
Tabel 2. Pertumbuhan tinggi tanaman terong
Tinggi tanaman merupakan parameter yang diujikan untuk mengetahui
pertumbuhan tanaman. Seiring dengan naiknya tinggi tanaman, maka
bertambah juga jumlah daunnya. Proses pertumbuhan tanaman dipengaruhi
oleh genetika, lingkungan, dan fisiologis tanaman. Ukuran daun yang lebih
besar akan mengakibatkan naungan yang lebih banyak dan penaungan
cenderung meningkatkan kandungan auksin yang dapat mempengaruhi
panjang ruas. Jumlah daun akan berbanding lurus dengan tinggi tanaman,
karena semakin banyak daun maka tanaman akan semakin ternaungi sehingga
tanaman akan mengalami pertambahan panjang.
b. Pemeliharaan Tanaman Terong Tabulampot
 Penyiangan
Penyiangan pada tanaman terong dilakukan setiap minggu, penanaman
terong tabulamput sangat membantu penekanan pertumbuhan gulma/
tanaman yang tidak diingan, dengan demikian memudahkan perawatan

6
dalam budidaya tanaman terong tabulampot hal tersebut dapat
mendukung pertumbuhan atau produktifitas tanaman.
 Pemangkasan
Pemangkasan tanaman terong dilakukan pada tunas air atau bunga ketiak
daun, hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan pembuahan untuk
tunas utama, dalam satu tanmaan tunas yang dibuahkan tidak lebih dari
lima tunas. Unsur hara atau nutrisi dari pupuk akan terserap baik oleh
tunas bakal buah dengan demikian buah dapat bertumbuh secara
maksimal. Produktifitas yang dihasilkan diharapkan dapat memuaskan,.
 Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada minggu ketiga, keempat dan minggu kelima,
pupuk yang digunakan pupuk NPK dan pupuk daun (gandasil D).
pemupukan dilakukan secara berkala setiap minggu setelah dua minggu
setelah tanam. Pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
tanaman agar dapat tumbuh dengan baik dan maksimal, dengan dilakukan
pemupukan diharpkan pertumbuhan tanaman terong memiliki
produktifitas yang banyak.
 Pengendalian Hama Penyakit
Pengendalian hama penyakit dilakuakan pada saat pra tanam. Tanaman
yang sehat tumbuh dari tanah yang sehat, dengan demikian sebagai
pencegahan dan mejaga tanaman dari serangan hama penyakit pada saat
pra tanam, media tanam memerlukan perlakuan yang baik agar tidak ada
bakal penyakit atau hama pada tanah uyang akan menyerang tanaman
terong tabulampot. Pengendalian setelah tanam, kelebihan tanaman
tabulampot minim akan serangan hama dan penyakit dan pengendalian
dapat dilakukan secara manual dengan cara melakukan pengamatan hama
penyakit, tanaman terong di perhatikan secara berkala jika ditemukan
hama maka dapat dibunuh atau dibuang secara manual secara langsung,
dengan demikian tidak perlu penggunaan pestisida.
c. Produksi Tanaman
Panen pertama usaha budidaya terong biasanya dilakukan setelah 70-80 hari
sejak bibit ditanam. Selanjutnya, panen dilakukan setiap 3-7 hari sekali.

7
Dalam satu kali musim tanam, bia mencapai 13-15 kali panen, bahkan bisa
lebih. Waktu yang tepat untuk panen adalah pagi dan sore hari. Buah dipetik
dengan tangkainya, buah terung tidak tahan lama. Oleh karena itu harus segera
dipasarkan begitu selesai panen. Sortasi untuk budidaya terong dilakukan
berdasarkan ukuran dan warna buah.

8
KESIMPULAN DAN SARAN

9
DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho, M., F. 2018. Vertical Urban Farming di Kota Malang.

Ghana, A., K. 2014. Peranan Urban Farming dalam Menarik Minat Beli
Konsumen pada Real Estate Perumahan di Surabaya. Jurnal Ilmiah.
Materi Pertanian, 2018. Pengertian Vertikultur, Jenis, Manfaat dan Contohnya.
`Artikel.
Nur’aini, A. D., & Krisdianto, J. (2017). Urban Farming dalam Kampung Vertikal
sebagai Upaya Efisiensi Keterbatasan Lahan.
Widyawati, 2013, Gaya Bertani Spesifik Kota/ Urban Farming

10
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai