Anda di halaman 1dari 20

PENUNTUN PRAKTIKUM

TEHNOLOGI PRODUKSI TANAMAN


HORTIKULTURA (TPTH)

AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2021

1
KATA PENGANTAR

Buku Panduan Praktikum Tehnologi Produksi Tanaman Hortikultura (TPTH) ini dibuat
sebagai buku pegangan penuntun praktikum bagi mahasiswa Agroteknologi Fakultas
Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur dalam menjalankan praktikum, dimana praktikum
ini merupakan penunjang dalam pendalaaman materi dan meningkatkan ketrampilan yang
berkaitan dengan mata kuliah TPT Hortikultura. Panduan Praktikum TPT Hortikultura edisi
daring ini dibuat sebagai pegangan mahasiswa melakukan kegiatan praktikum selama
Study from Home (SFH) akibat wabah Covid19 yang terjadi pada tahun 2020.
Pada kondisi SFH materi praktikum dikondisikan agar para mahasiswa dapat
melakukannya secara mandiri ataupun kelompok dari rumah dengan arahan dari dosen
pembimbing praktikum. Selama kegiatan praktikum daring, materi praktikum terdiri dari
kegiatan yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing oleh mahasiswa,
dan juga materi yang hanya berupa tutorial dan praktek dalam bentuk tayangan video.
Semoga dengan kondisi SFH tidak mengurangi semangat kita semua dalam
melaksanakan pembelajaran praktikum ini.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan dalam
kegiatan praktikum TPT Hortikultura terutama dosen pembimbing dan asisten praktikum
untuk kelancaran kegiatan praktikum. Semoga buku penuntun ini dapat bermanfaat dan
mempermudah mahasiswa dalam kegiatan praktikum secara daring.

Surabaya, September 2021

Koordinator Praktikum TPT Hortikultura

Dr. Felicitas Deru Dewanti, SP, MP

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

ACARA I PERSEMAIAN DAN PEMBIBITAN


TANAMAN HORTIKULTURA 3

ACARA II PROPAGASI TANAMAN HIAS 5

ACARA III PEMBUATAN PLATE GARDENS TANAMAN HIAS 11

ACARA IV PERBANYAKAN TANAMAN HORTIKULTURA


SECARA OKULASI (TEMPEL) DAN
APPROACH GRAFTING UNTUK MODEL
TANAMAN DIMENSI 15

3
I. PERSEMAIAN DAN PEMBIBITAN
TANAMAN HORTIKULTURA

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Dalam setiap usaha pertanian, bibit merupakan suatu titik awal kegiatan budidaya,
sehingga kualitas produk budidaya akan sangat tergantung pada kualitas benihnya. Bibit
adalah simbol dari suatu permulaan, merupakan inti dari kehidupan di alam semesta dan
yang paling penting adalah kegunaannya sebagai penyambung dari kehidupan tanaman.
Bibit dituntut untuk bermutu tinggi, sebab bibit harus mampu menghasilkan tanaman
yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju.
Pengertian bibit yang dimaksud adalah tanaman kecil (belum dewasa) yang
berasal dari pembiakan generatif (dari biji), vegetatif, kultur jaringan, atau teknologi
perbanyakan lainnya. Selain itu bibit juga dapat diperoleh dari kombinasi cara-cara
perbanyakan tersebut. Bibit yang diperoleh dengan beberapa sistem perbanyakan dapat
pula dikembangkan untuk diambil atau untuk digunakan sebagai pohon induk. Pengertai
bibit sering diterapkan pada tanaman buah tahunan. Pada buah tahunan “calon tanaman”
dijual dalam bentuk bibit. Berikut ini adalah skema Gambar 1. Sistem Pengadaan Bibit

Benih Bibit

Germinasi

Semai Transplanting

Budidaya

Pohon induk

Bibit siap
jual

4
1.2. Tujuan
Praktikum bertujuan untuk memperkenalkan cara pembibitan untuk tanaman-
tanaman hortikultura

II. Bahan dan Metode


a. Bahan
Tanaman buah-buahan (buahan unggulan) dan tanaman obat-obatan (rimpang,
daun, umbi, batang), media campuran (pasir, pupuk kandang, sekam)
b. Alat
Media semai, gelas aqua, cetok, hand sprayer
c. Metode
1. Menyemaikan biji dalam wadah persemaian
a. Untuk memudahkan perawatan biji disemaikan dalam wadah yang terbuat dari
kotak kayu atau plastik dan polybag.
b. Biasanya biji yang disemaikan di dalam wadah adalah biji buah berukuran kecil
seperti jambu air, sirsak, pepaya, belimbing, sawo dan lain-lain.
c. Media untuk persemaian harus mempunyai aerasi baik, subur dan gembur,
misalnya campuran pasir, pupuk kandang dan sekam yang sudah disterilkan
dengan perbandingan 1:1:1. Dengan media yang gembur, maka akar akan tumbuh
lurus dan memudahkan pemindahan bibit ke polybag pembesaran.
d. Biji yang akan disemaikan ditabur merata diatas media, lalu ditutup lagi dengan
media setebal 1-2 cm dan disiram dengan gembor sampai basah.
e. Persemaian perlu dinaungi agar tidak terkena sinar matahari langsung dan
derasnya air hujan. Penyiraman cukup dilakukan satu kali sehari yaitu pada waktu
pagi atau sore hari, agar tidak kekeringan. Kemudian wadahnya ditaruh ditempat
yang terlindung dari gangguan unggas dan serangga.

2. Menyemaikan biji dalam bedeng persemaian


a. Biji buah yang besar seperti mangga, durian, alpukat, nangka, dan lain-lain,
sebaiknya disemaikan dalam bedengan di lapang.

5
b. Bedengan disiapkan dengan menggemburkan tanah menggunakan cangkul
sedalam 25-30 cm, kemudian tanah dihaluskan.
c. Setelah bedengan persemaian siap, maka selanjutnya adalah menyemaikan biji
dalam bedengan dengan arah memotong bedengan (lebar bedengan) dibuat
larikan sedalam 7,5 cm dengan jarak larikan 7,5-10 cm. Setelah itu biji yang
berukuran besar tadi ditanamkan dalam larikan dengan jarak 5-7,5 cm ataupun
tanpa jarak (berdempetan), kemudian ditutup kembali dengan media disekitar
larikan.
d. Waktu menanam biji harus diperhatikan agar peletakan bijinya jangan terbalik.
Untuk mangga bagian perutnya (bagian biji yang melengkung) menghadap ke
bawah, sedangkan untuk durian, alpukat, kemang dan nangka bagian sisi dimana
embrio (bakal tunas dan akar) berada dibagian bawah. Bila letaknya terbalik,
maka pertumbuhan akar dan batangnya akan membengkok dan akan menggangu
pertumbuhan bibit selanjutnya.
e. Untuk menghindarkan derasnya air hujan dan teriknya sinar matahari, bedengan
diberi naungan dengan paranet tipe 55%, 65% atau dapat juga dibuat naungan
individu untuk tiap bedengan dengan menggunakan atap dari jerami, anyaman
bambu, atau daun kelapa. Jika yang digunakan atap bukan dari paranet, maka
tinggi tiang di sebelah timur sekita120 cm, sedangkan tinggi tiang di sebelah barat
adalah 100 cm di atas permukaan tanah.
f. Setelah biji berkecambah dapat langsung dipindah ke polybag ukuran 15x20 cm
atau 20x25 cm. Setelah berumur 3-4 bulan, biji sudah dapat disambung pucuk
ataupun diokulasi.

2. Pemeliharaan bibit
a. Lakukan pemeliharaan dan pemeriksaan bibit setiap hari
b. Siram dengan air bersih jika media mulai mengering (tidak perlu setiap hari,
tergantung kebutuhan tanaman)
c. Jika bibit telah mulai tumbuh daun atau tunas baru, dapat dilakukan pemupukan
dengan menyemprotkan pupuk daun.

6
Tutorial :
https://www.youtube.com/watch?v=zNA6inLl2S0
https://www.youtube.com/watch?v=LSTtB-Hn-ZE
https://www.youtube.com/watch?v=R9p2ajxdjQk

III. Tugas Praktikum


a. Setiap mahasiswa memperbanyak 20 buah dr satu jenis tanaman buah dan
tanaman obat-obatan dengan metode perbanyakan masing-masing jenis
komoditinya.
b. Mahasiswa melakukan pemeliharaan pada bibit tanaman hasil propagasi sehingga
pada akhir praktikum dihasilkan sedikitnya 10 pot dari masing-masing metode (st
c. Mengamati prosentase tumbuh bibit
d. Melaporkan hasil kegiatan praktikum
e. Divideokan mulai awal pelaksanaan sampai akhir (dengan menggunakan missal
kine master untuk menyambung video satu sama lain), sewaktu pengambilan
video jangan lupa kamera di lansekap/mendatar. .( durasi maksimal 10 menit)

IV. Pustaka

- Downey, W. D dan S.P Ericson, 1989. Management Agrobisnis, Airlangga. Jakarta

- Haryono, 1983. Agribisnis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta

- Kester, H. 1983. Plant Propagation. Prentice Hall. New Jersey

- Setiawan,A. .1998. Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.

- Sunarjono, H. 1990. Ilmu Produksi Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru. Bandung

- Wightman, K.E. Good Tree Nursery Practices. ICRA

- Wijaya. 1994. Pengelolaan Usaha Pembibitan Tanaman Buah. Penebar Swadaya.


Jakarta

7
II. PROPAGASI TANAMAN HIAS

I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Tanaman mempunyi peranan penting sebagai penyusun lanskap, baik lanskap
secara mikro (taman) ataupun lanskap secara makro (bentang alam). Tanaman tidak
hanya berfungsi untuk memperindah tatanan lanskap, namun juga terbukti dapat
meningkatkan kualitas lingkungan, memperbaiki iklim mikro dan memberi rasa nyaman.
Setiap tanaman mempunyai karakter tersendiri, yang meliputi morfologi, anatomi,
fisiologi, sifat tumbuh dan cara perbanyakan. Perbanyakan tanaman atau propagasi
tanaman tanaman dilakukan dalam rangka penyediaan bahan tanaman atau bibit untuk
kepentingan tertentu, atau dengan tujuan untuk pelestarian plasma nutfah. Propagasi
tanaman dapat terjadi secara alami, atau dilakukan oleh manusia. Propagasi yang sengaja
dilakukan oleh manusia, berupa perbanyakan vegetatif dan perbanyakan generatif.
Tanaman hias lanskap dapat diperbanyak secara generatif maupun vegetatif,
sesuai dengan karakternya. Masing-masing metode perbanyakan memiliki keuntungan
dan keunggulan, tergantung tujuan perbanyakan. Perbanyakan tanaman hias lanskap
secara vegetatif biasanya dilakukan dengan metode stek (cutting), cangkok (layering),
pisahan anakan, okulasi dan kultur jaringan in vitro.

2.2. Tujuan
Praktikum bertujuan untuk mempelajari beberapa cara propagasi tanaman hias
lanskap dalam rangka penyediaan bahan tanaman untuk penataan lanskap skala taman.

II. Bahan dan Metode


1. Bahan
 Tanaman induk atau bibit tanaman hias lanskap (lihat daftar)
 Hormon atau ZPT perangsang pertumbuhan akar
 Pisau atau gunting stek
 Polybag dan pot tanaman
 Tanah taman

8
 Campuran media tanam (arang sekam, sekam, pakis, dll.)
 Pupuk Daun dan Kompos

2. Metode
1. Propagasi dengan cara stek batang
 Sediakan bahan tanaman yang akan diperbanyak dengan stek
 Potong batang tanaman sepanjang ± 10-20 cm dengan menggunakan pisau atau
gunting stek yang bersih (steril)
 Olesi, celupkan atau rendam potongan (stek) dengan ZPT.
 Siapkan media tanam berupa campuran tanah taman, kompos dan media tanam
lain dengan perbandingan 1:1:1, dalam pot kecil atau polybag.
 Tanam bahan stek, siram dengan air secukupnya, dan tempatkan pada tempat
yang teduh.
https://www.youtube.com/watch?v=KMMsIh2YwU0
https://www.youtube.com/watch?v=NAPHLKeSOd4

2. Propagasi dengan pemisahan anakan


 Sediakan tanaman induk yang sudah beranak atau tumbuh merumpun
 Pisahkan secara hati-hati setiap individu anakan dari induknya, dengan
menggunakan pisau yang bersih, atau dengan menggunakan tangan.
 Usahakan agar setiap anakan telah memiliki tunas dan akar yang utuh.
 Siapkan media tanam berupa campuran tanah taman, kompos dan media tanam
lain dengan perbandingan 1:1:1, dalam pot kecil atau polybag.
 Tanam anakan, siram dengan air secukupnya, dan tempatkan pada tempat yang
teduh.
https://www.youtube.com/watch?v=skUP9zWYoM8
https://www.youtube.com/watch?v=29Uv9_FG_yU

3. Propagasi dengan media air


https://www.youtube.com/watch?v=UoxJzDadhwE
https://www.youtube.com/watch?v=hFqDd9QZLpU

9
3. Pemeliharaan bibit
 Lakukan pemeliharaan dan pemeriksaan bibit setiap hari
 Siram dengan air bersih jika media mulai mengering (tidak perlu setiap hari,
tergantung kebutuhan tanaman)
 Jika bibit telah mulai tumbuh daun atau tunas baru, dapat dilakukan pemupukan
dengan menyemprotkan pupuk daun.

III. Tugas Praktikum


1. Setiap mahasiswa memperbanyak 1 atau 2 jenis tanaman hias dengan metode
perbanyakan stek , pemisahan anakan. dan media air
2. Mahasiswa melakukan pemeliharaan pada bibit tanaman hasil propagasi sehingga
pada akhir praktikum dihasilkan sedikitnya 20 pot dari masing-masing metode
(stek maupun anakan)
3. Mengamati prosentase tumbuh bibit
4. Divideokan mulai awal pelaksanaan sampai akhir (dengan menggunakan missal
kine master untuk menyambung video satu sama lain), sewaktu pengambilan
video jangan lupa kamera di lansekap/mendatar.( durasi maksimal 10 menit)
5. Melaporkan hasil kegiatan praktikum

IV. Pustaka
-Nugrahani, Pangesti. 2010. Bahan Ajar Tanaman Lanskap Jalan. Jurusan
Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jatim, Surabaya. ISBN ISBN
978-602-8915-02-1
-Nurisjah Siti. 2002. Seleksi tanaman untuk Ruang Terbuka Hijau kawasan
perkotaan. Pelatihan Ruang Terbuka Hijau Kota. Studio Arsitektur
Lanskap, Jurusan Budidaya Pertanian, IPB Bogor.
-Puspa, Ira Kencana. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta: Panebar
Swadaya.
-Ratnasari, Juwita. 2007. Galeri Tanaman Hias Bunga. Jakarta: Penebar Swadaya
-Sulistyantoro, Bambang. 1999. Taman Rumah Tinggal. Jakarta: Penebar
Swadaya

10
Daftar Tanaman

No. Nama Tanaman Nama Latin Metode Prpopagasi

1. Lili Paris Chlorophytum Anakan


2. Miana Coleus Stek pucuk, stek batang
3. Sambang darah Iresine herbsii Stek pucuk
4. Ophiogon Ophiogon Anakan
5. Palisota Palisota barteri Biji, Anakan
6. Rowelia Ruellia malacosperma Biji, Anakan
7. Bawang Brojol Zephyrantes Anakan, umbi
8. Podokarpus Podocarpus nerifalius Stek batang, cangkok
9. Puring mini Codiaeum Stek batang
10. Kemuning mini Muraya paniculata Stek batang
11. Daun pilo Philodendron Stek batang, anakan
12. Nanas-nanasan Bromelia Anakan, tunas lateral
13. Bungur jepang Lagerstroemia Stek batang, cangkok
14. Drasena Dracaena Stek batang

11
III. PEMBUATAN PLATE GARDENS TANAMAN HIAS

1. Pendahuluan
1.2. Latar Belakang
Indonesia adalah negara terkaya kedua dalam hal sumber daya genetik atau
sumber plasma nutfah tumbuh-tumbuhan. Potensi sumber daya alam yang luar biasa
tersebut merupakan peluang, sekaligus tantangan bagi kita untuk berkomitmen
melestarikan atau bahkan meningkatkan apresiasi dan citra flora (tumbuhan) tropika.
Upaya peningkatan citra dan apresiasi tumbuhan (flora) dapat dilakukan dengan
memelihara tanaman dalam berbagai wadah dan penampilan.
Tolok ukur suatu peningkatan citra dan aspirasi flora tropika adalah meningkatnya
nilai jual dan semakin banyakanya kolektor dan masyarakat yang mengkoleksi flora
tersebut. Bahkan dalam tataran ekonomi, para kolektor telah banyak mengambil
keuntungan dan menjadikan bisnis tumbuhan tropika menjadi suatu bisnis yang sangat
menarik dan menjajanjikan profitabilitas yang tinggi.
Upaya-upaya sosialisasi dan ajakan kepada masyarakat untuk lebih mencintai
flora dan mau berinvestasi dibidang tanaman hias harus terus-menerus digalakkan,
sehingga secara signifikan dapat menggerakkan ekonomi di sektor riil, manfaat lain yang
sangat penting adalah memperbaiki lingkungan hidup sekitarnya.
Sebagai masyarakat Pecinta Tanaman dan mahasiswa Fakultas Pertanian yang
peduli terhadap pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan hidup merasa ikut
bertanggung jawab dalam upaya sosialisasi dan penyadaran kepada masyarakat tentang
pentingnya lingkungan hidup yang lestari.
Peran serta masyarakat, khususnya mahasiswa sebagai warga kota untuk mendukung
program pemanfaatan lahan pekarangan agar menjadi produktif, serta Ruang Terbuka Hijau
merupakan barometer kepedulian terhadap peningkatan kualitas lingkungan hidup kota dalam
upaya mengurangi polusi udara. Peningkatan volume oksigen dan pemahaman tentang manfaat
yang dihasilkan oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota harus selalu
digalakkan dengan inovasi-inovasi baru seperti pembuatan Plate-Gardens.

Plate-Gardens adalah sebuah replika taman kecil dengan tema tertentu dalam wadah
(nampan) tipis dengan berbagai bentuk dan ukuran. Tanaman yang ditanam, disusun atau diatur
dalam plate gardens disesuaikan dengan ukuran wadahnya sehingga memberikan kesan

12
mungil, estetik, unik dan mempunyai daya tarik tersendiri, serta kemudahan dalam
memeliharanya.

Jenis tanaman yang dapat digunakan untuk membuat plate garden adalah tanaman
hias daun atau bunga yang mempunyai karakter tahan lama dalam kekeringan maupun
tidak kena sinar matahari, seperti: Sansievera, Puring, Lidah buaya, Sukulen,
Pochypodium, Nanas dan tanaman lain yang berdaun tebal.

1.2. Tujuan :

1. Mengenalkan kepada mahasiswa inovasi meningkatkan pencitraan tanaman dan


peluang bisnis tanaman hias dengan Membuat taman kecil dalam Plate gardens.
2. Mahasiswa dapat langsung praktek membuat beberapa bentuk dan ukuran plate
gardens

II. Bahan dan Metode

A. Bahan: Beberapa jenis tanaman berdaun lebar (sansivera mini, puring, lidah buaya,
Nanas-nanasan, dll.), rumput-rumputan, pasir malang, kompos atau
pupuk kandang, tanah taman, batu warna kecil, dll.
B. Alat: Nampan, pot ceper, cetok, gunting pangkas, dll.
C. Metode:
-. Persiapan wadah plate garden, dengan membuat atau mempersiapkan berragam
bentuk dan ukuran wadah (nampan, pot ceper, dll.), diupayakan bentuknya
unik dan estetik

-. Persiapan tanaman, dengan menseleksi beberapa tanaman hias mini berdaun


tebal dari berbagai jenis dan ukuran

-. Persiapan media tanam, dengan mencampur media tanam tanah, kompos dan
pasir malang dengan perbandingan 1:1:1.

-. Persiapan rumput atau batu (kerikil) berbagai warna untuk permukaan atas
media tanam

13
-. Pot ceper yang telah disiapkan (dipermukaan bawah terdapat lubang) diisi
dengan media tanam yang telah disediakan sebanyak separoh bagian penuh dan
diratakan

-. Selanjutnya media tanamnya sedikit-demi sedikit ditambahkan dan


permukaannya diatur sesuai dengan tema plate garden nya, sebagai contoh:
apabila temanya bukit, maka ada bagian tinggi dan ada bagian rendah.

-. Kemudian tanaman ditanam dan diatur seperti taman dengan menyesuaikan


tema dari plate gardennya.

-. Setelah penanaman selesai taman disiram dengan air sampai dengan jenuh dan
dibiarkan untuk beberapa saat sampai air tidak menetes dari pot atau nampan

-. Hiasi dengan pasir, batu, kerikil warna atau rumput yang telah disediakan,
sehingga menimbulkan nilai seni dan keunikan

-. Ditaruh ditempat teduh (halaman atau ruangan) dan setiap 5 - 7 hari dijemur
dibawah sinar matahari selama 1 (satu) hari untuk kemudian dimasukkan
kembali ke dalam ruangan

-. Pemeliharaan dilakukan dengan cara menyemprot air dengan hand sprayer


secara berkala 3 - 5 hari dan disemprot air secukupnya. Bila jenis tanaman
yang ditanam dalam plate garden tersebut tidak suka telalu banyak air, maka
upayakan media tanam tidak becek.

Gambar 5. Salah satu contoh Plate Gardens

14
III.Tugas Praktikum

1. Setiap kelompok membuat 1 plate gardens sesuai dengan kreatifitas masing-masing


tim
2. Melaporkan hasil kegiatan praktikum
3. Divideokan mulai awal pelaksanaan sampai akhir (dengan menggunakan missal kine
master untuk menyambung video satu sama lain), sewaktu pengambilan video jangan
lupa kamera di lansekap/mendatar.( durasi maksimal 10 menit)

15
IV. PERBANYAKAN TANAMAN HORTIKULTURA SECARA
GRAFTING (SAMBUNG) DAN OKULASI (TEMPEL)
UNTUK MODEL TANAMAN DIMENSI

I. Pendahuluan

1.2. Latar Belakang

Berdasarkan cara perbanyakan, bibit dibagi menjadi dua yaitu bibit generatif dan
bibit vegetatif. Bibit generatif diperoleh dari hasil perbanyakan secara kawin (sexual).
Bibit generatif lebih pad umumnya dikenal konsumen dengan bibit dari biji sebab bibit
ini dikembangkan dari biji, sebagai hasil perkawinan antara bunga jantan dan bunga
betina. Mekanisme perkawinan terjadi pada saat penyerbukan, yaitu kepala putik
diserbuki dengan serbuk sari yang berlanjut sampai pembentukan biji.
Bibit vegetatif diperoleh dari pembiakan secara tak kawin (asexual). Alasan yang
utama sehingga bibit yang diperbanyak secara asexual ialah mendapatkan bibit yang
memiliki sifat-sifat yang serupa dengan induknya. Pada perkembangan selanjutnya,
sistem pembiakan vegetatif memungkinkan penggabungan dua atau lebih induk yang
masing-masing memiliki sifat-sifat baik tertentu. Sebagai contoh pada bibit sambung atau
okulasi, bibit yang dihasilkan dapat memiliki sifat yang baik dari batang atas dan sifat
yang baik dari batang bawah.

II. Bahan dan Metode


2.1. Bahan
Bahan : Bahan tanam yang akan di perbanyak ( tanaman buah : mangga, tanaman
hias : mawar, kamboja yang mempunyai beda warna)
Alat : pisau, cuter, tali rafia, plastik
2.2. Metode :
1. Okulasi
Penempelan atau okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian tanaman
yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan
tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka
sambungan atau tautannya. Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima

16
sambungan disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock.
Bagian tanaman yang ditempelkan atau disebut batang atas, entres (scion) dan merupakan
potongan satu mata tunas (entres). Gambar 7 dibawah ini Cara Okulasi

(1) (2) (3) (4)

(5)

(6) (7) (8) (9) (10)

1. Okulasi denganmenggunakan bibit


berdiameter 3-5 mm, berumur 3-4
bulan
2. Pembuatan 2-3 sayatan di batang
bawah
3. Pengambilan mata entres dari batang
atas
4. Mata entres terpisah dengan batang
atas
5. Mata entres terlepas dengan kayunya
(11) 6. Mata entres terlepas tanpa kayunya
dan siap ditempel
7. Menempelkan mata entres ke sayatan
batang bawah
8. Pengikatan dengan tali plastik
9. Arah ikatan dari bawah ke atas
10. Setelah 2-3 minggu okulasi sudah
dapat dibuka
11. Mata tunas tumbuh hasil okulasi 17
Tutorial :
https://www.youtube.com/watch?v=i7-YjcAfA9E
https://www.youtube.com/watch?v=MpXVYN5KFZc
https://www.youtube.com/watch?v=Oh02TV2mP30

2. Penyusuan
Istilah penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan di mana
batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan dengan
perakarannya.
- Keuntungan dari tehnik ini adalah tingkat keberhasilan tinggi, tetapi pengerjaannya
agak merepotkan, karena batang bawah harus selalu didekatkan kepada cabang
pohon induk yang kebanyakan berbatang tinggi.
- Kerugian lainnya bahwa penyusuan hanya dapat dilakukan dalam jumlah sedikit atau
terbatas, tidak sebanyak sambungan atau menempel dan akibat dari penyusuan bisa
merusak tajuk pohon induk.
Oleh karena itu penyusuan hanya dianjurkan terutama untuk perbanyakan tanaman yang
sulit dengan cara sambungan dan okulasi. Gambar 8 dibawah ini cara approach grafting

1.Pengupasan batang atas dan 2. Penyatuan batang atas dan


batang bawah batang bawah

18
3. Pengikatan batang atas dan 4. Pengikatan telah selesai dan perlu diberi
batang bawah satu ikatan lagi untuk menguatkan

5. Hasil tehnik penyusuan duduk 6. Hasil tehnik penyusuan


gantung

Tutorial:
https://www.youtube.com/watch?v=N0MClPjMLC8

II. Tugas Praktikum


1. Untuk perbanyakan secara okulasi atau approach grafting (pilih salah satu)
dilakukan bisa pada tanaman hias atau buah. Dan dilakukan pemeliharaan setiap
hari. Diupayakan perbanyakan berhasil.
2. Melaporkan hasil kegiatan praktikum
3. Divideokan mulai awal pelaksanaan sampai akhir (dengan menggunakan missal
kine master untuk menyambung video satu sama lain), sewaktu pengambilan
video jangan lupa kamera di lansekap/mendatar.( durasi maksimal 10 menit)

III. Pustaka
- Astuti, P. 2000. Pengaruh Lama Pengeratan Bahan Setek dan Konsentrasi Rootone F
Terhadap Pertumbuhan Setek Kopi Robusta (Coffea caphora). Journal Frontir
31(2):1-46.

19
-Moenarni. 1991. Pengaruh Berbagai Media Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Okulasi
Dua Varietas Tanaman Mawar (Rosa hybrida L.) Kelompok Studi Hortikultura.
Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
-Wudianto, R. 1995. Membuat Cangkok, Setek dan Okulasi. Penebar Swadaya Jakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai