Anda di halaman 1dari 8

NAMA : DIAN NICOLA

NIM : 1810312735

KELAS : AGROTEKNOLOGI A

MAKUL : BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA I

DOSEN : IR. HJ. SRI ANDAYANI, M.MA

SOAL !

1. Jelaskan perbanyakan secara generatif pada tanaman manggis (uraikan syaratnya, tahapannya
sampai bibit tanaman tersebut siap ditanam) (bobot nilai 25)

2. Jelaskan perbanyakan secara vegetatif (kultur jaringan) pada tanaman manggis (bobot nilai 10)

3. Jelaskan tahapan yang dilakukan untuk perbanyakan secara kultur jaringan pada tanaman
manggis, lengkapi dengan gambar (bobot nilai 30)

4. Jelaskan 8 syarat yang harus dipenuhi untuk keberhasilan perbanyakan secara kultur jaringan
pada tanaman manggis (bobot nilai 15)

5. Uraikan 10 cara yang dapat dilakukan untuk memodifikasi iklim mikro pada bibit tanaman
manggis hasil perbanyakan secara kultur jaringan (bobot nilai 20)
JAWABAN

1. Memilih dan Menyiapakan Biji Manggis

Benih yang digunakan adalah berupa biji tanaman. Untuk mendapatkan tanaman yang
tumbuh optimal tentu persyaratan awal yang harus dipenuhi adalah bibit biji tanaman yang
berkualitas. Karenanya untuk mendapatkan biji yang berkualitas ada baiknya perhatikan
kriteria dibawah ini.

a. Belilah biji buah manggis dari seller yang terpercaya.


b. Kemudian pastikan bahwa biji tetsebut jelas varietas dan jenisnya.
c. Benih biji harus berasal dari benih yang terpercaya dan tersertifikasi.
d. Biji buah berasal dari tanaman yang telah berumur minimal 15-17 tahun.
e. Pastikan biji dapat langsung di semai tanpa harus di stratifikasi telebih dahulu.
f. Simpan biji di tempat yang teduh dan tidak terkena cahaya matahari langsung.

B. Setelah biji siap, maka tahap selanjutnya adalah melakukan persemaian benih seperti juga cara
menanam anggur di daerah tropis . Hal ini dilakukan agar tanaman dapat lebih mudah beradaptasi
saat dipindahkan ke lapangan. Anda dapat menyemai biji dengam cara di bawah ini:

a. Siapkan media tanam berupa tanah, dan pupuk kandang atau humus.
b. Gunakan rasio perbandingan media tanam 1:1:1.
c. Kemudian campurkan media hingga merata dan ambil bagian media yang halus saja.
d. Setelah itu masukkan media tanam kedalam polibag tanam berukuran sedang.
e. Isikan media kedalam polibag hingga media padat dan rata.
f. Kemudian tanamkan biji kedalam media tanam.
g. Siram media tanam menggunakan air, hingga jenuh.
h. Legakkan polibag pada tempat yang teduh.
i. Lakukan pemeliharaan dan penyiraman hingga benih berkecambah, dan tumbuh.
j. Tambahkan juga pupuk kandang jika volume media di dalam polibag mulai berkurang.
k. Lakukan pemeliharaan tutin hingga tanaman siap dipindahkan ke lahan tanam.
2. perbanyakan secara vegetative
1. Pemilihan sumber eksplan Eksplan terbaik untuk perbanyakan manggis secara in vit r o
adalah biji dari buah masak. Namun demikian, biji dari buah muda, daun dan batang muda
juga dapat digunakan sebagai bahan eksplan.

2. Sterilisasi eksplan Untuk eksplan yang berasal dari buah, biji manggis dibersihkan dari
daging buahnya.
Selanjutnya, tahapan umum dari sterilisasi eksplan manggis adalah sebagai berikut:
· Rendam eksplan dalam alkohol 70% selama 10 menit, kemudian dibilas dengan akuades
steril 1 (satu) kali.
· Rendam eksplan ke dalam larutan klorox (NaOCl) 20% selama 15 menit, kemudian
dibilas dengan akuades steril 3 kali masingmasing selama 5 menit.
· Letakkan eksplan dalam cawan petri steril di dalam laminar, kemudian potong
berdasarkan jenis eksplannya. Untuk biji dipotong secara melintang menjadi 3-4 bagian,
sedangkan daun muda dipotong dengan ukuran 1 x 1 cm dan batang muda 1 cm.
· Tanam eksplan pada media kultur

3. Induksi dan multiplikasi tunas


Untuk menginduksi tunas manggis, tanam eksplan pada media WPM ( W oo d y Pl an t
M ed iu m ) + 5 mg/l BAP. Penggunaan media ini dapat menghasilkan tunas sebanyak ±20
tunas/biji pada umur tiga bulan setelah kultur dengan panjang tunas 2-3 cm.

4. Induksi perakaran
Induksi perakaran manggis dapat dilakukan secara in vi tro dan ex vi tr o . Pengakaran
secara in vi tr o tingkat keberhasilannya masih beragam dan kadangkala masih menghadapi
hambatan dalam aklimatisasi. Metode terbaik untuk pengakaran manggis adalah secara ex
vi tro . Tingkat keberhasilan metode ini mencapai 90%.
Buah manggis masak sebagai sumber eksplan
Tunas manggis pada umur ± 2 bulan setelah kultur ,Biji dikulturkan pada media WPM + 5
mg/l BAP Biji manggis yang telah disterilisasi.

3. perbanyakan kultur jaringan pada manggis


Manggis merupakan salah satu buah tropika yang sangat digemari. Buah manggis
memiliki rasa lezat dan manis, sehingga mendapat julukan Queen of tropical fruit (Pedraza-
Chaverri et al., 2008). Buah manggis mengandung karbohidrat (5,1 %), protein (0,4 %),
vitamin C (10%) dan serat (10,8%), sedangkan kulit buahnya mengandung antioksidan.
Antioksidan yang terkandung dalam kulit manggis seperti xanthone berpotensi sebagai
agen antikanker (Rineksane et al., 2012). Tanaman ini merupakan komoditas ekspor yang
terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2006 ekspor manggis adalah sebesar 5,6 juta
ton dengan nilai 3,6 juta US$ dan pada tahun 2012 mencapai 20,1 juta ton dengan nilai
17,4 juta US$ (http://database.deptan.go.id).

Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) umumnya diperbanyak dengan biji.


Perbanyakan melalui biji memiliki beberapa kendala yaitu pertumbuhannya lambat dan
berbuah setelah tanaman berumur 15 tahun. Perbanyakan tanaman tidak dapat dilakukan
sepanjang tahun karena biji hanya tersedia pada musim berbuah yaitu 1-2 kali setahun dan
setiap buah hanya menghasilkan 1-2 biji yang layak dijadikan benih (Winarno et al., 1990).
Biji manggis bersifat rekalsitran sehingga tidak dapat disimpan lama. Perbanyakan
manggis secara vegetatif belum berhasil karena tanaman yang dihasilkan tumbuh sangat
lambat, lemah, dan tidak seragam (Normah et al., 1995). Salah satu teknologi
perbanyakan yang dapat memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah banyak, seragam dan
tidak tergantung musim adalah teknik kultur in vitro atau kultur jaringan (Nugrahani et al.,
2011). Kultur jaringan adalah suatu upaya mengisolasi bagian-bagian tanaman (protoplas,
sel, jaringan, dan organ) kemudian mengkulturkannya pada nutrisi buatan yang steril di
bawah kondisi lingkungan terkendali sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat
beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali. Saat ini teknik kultur jaringan tanaman
telah berkembang menjadi alat yang ampuh, tidak saja untuk perbanyakan klonal, tetapi
juga untuk pemuliaan berbagai tanaman yang memiliki nilai ekonomi. Dengan demikian
teknik kultur in vitro merupakan cara yang paling tepat untuk memperbanyak benih
manggis.

Pada prinsipnya budidaya jaringan adalah menumbuhkan atau membiakkan atau


membudidayakan eksplan pada media buatan dan dipelihara dalam suatu ruangan yang
terkontrol lingkungannya secara steril/aseptik. Keberhasilan dari kultur jaringan
dipengaruhi oleh sumber eksplan, media dan lingkungan (suhu dan lama penyinaran).

Keberhasilan kultur jaringan atau biak sel ini diawali dengan pemeliharaan material
tanaman yang tepat materi atau bagian tanaman yang akan di biakkan atau diregenerasikan
mempunyai karakter pertumbuhan yang tidak sama. Media yang digunakan untuk
budidaya jaringan atau kultur jaringan terdiri atas beberapa komponen yaitu: nutrisi,
sumber besi, vitamin, amino asit, zat pengatur tumbuh, sumber karbon, pemadat atau agar
dan akuades. Formulasi nutrisi media yang tepat merupakan faktor yang mendukung
keberhasilan teknik tersebut. Komponen tersebut memenuhi satu atau lebih fungsi di dalam
pertumbuhan tanaman secara invitro. Vitamin paling penting untuk berbagai reaksi bio
kimia. Level zat pengatur tumbuh (ZPT) biasanya merupakan fakta pembatas untuk
keberhasilan diferensiasi pertumbuhan dari kultur sel tanaman, ZPT yang sering di
gunakan dalam kultur jaringan adalah auksin dan sitokinin.

Kultur in vitro manggis telah banyak dilakukan. Media Murashige and Skoog (MS)
(Murashige and Skoog, 1962) ditambah dengan Benzil Amino Purin (BAP) menghasilkan
multiplikasi tunas terbaik (Normah et al., 1992; Teo, 1992). Penelitian lain menyebutkan
bahwa multiplikasi tunas manggis terbaik diperoleh dari media Woody Plant Medium
(WPM) dengan penambahan BAP sebanyak 5 mg/l (Goh, 1991). Kultur in vitro manggis
menggunakan eksplan biji manggis yang disubkuturkan pada media WPM dengan
penambahan 2 ppm BAP dan 0.2 ppm NAA dapat menghasilkan 5.6 tunas per eksplan
(Triatminingsih et al., 1995).
4.

a. Pengaturan udara dan pH yang baik.


b. Penggunaan medium dengan komposisi nutrisi yang cocok. Media yang cocok
memengaruhi pertumbuhan eksplan (bagian tanaman yang dikultur) yang telah ditanam
untuk menjadi plantlet (tanaman kecil).
c. Pemilihan eksplan, yaitu bagian tanaman yang akan dikultur memiliki kondisi baik,
misalnya jaringan meristem pada tunas muda di bagian pucuk atau di ketiak daun dan di
ujung akar. Strilisasi eksplan dilakukan di dalam sebuah alat aseptik yang disebut laminar
air flow cabinet.
d. Semua dilakukan dalam lingkungan yang steril. Hal ini untuk mencegah terjadinya
kontaminasi oleh jamur, virus, atau bakteri.
e. Dengan kultur jaringan, sebagian kecil jaringan tanaman diambil. Kemudian, jaringan
tersebut ditumbuhkan di dalam media buatan sampai tumbuh menjadi tumbuhan baru yang
sempurna.

f. Kultur jaringan memerlukan media tumbuh berupa campuran garam mineral, asam amino,
gula, vitamin, hormon auksin dan sitokinin ditambahkan dalam suatu media tumbuh
tanaman yang cukup nutrien maka sel atau seluruh bagian tanaman akan dapat tumbuh
dalam kultur demikian.

5. Modifikasi Iklim Mikro

Modifikasi iklim mikro adalah upaya untuk menciptakan lingkungan yang optimal atau
paling tidak lebih baik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam
kegiatan pertanian. Pendekatan lain untuk memodifikasi iklim mikro yang dilakukan manusia
diantaranya adalah dengan merubah kelembaban udara, dan temperatur. Untuk itu perlu
dilakukannya pengukuran unsur iklim mikro agar dapat emngetahui kondisi iklim mikro terbaik
bagi tiap jenis tanaman. Selain dengan mengamati secara langsung, iklim mikro dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan empiris. Metode dalam perhitungan ini ada berbagai macam,
akan tetapi metode yang paling sederhana adalah metode Thornthwaite dan metode Blanney-
Criddle. Perbedaan antara kedua metode tersebut adalah metode Blaney-Criddle selain
menggunakan temperatur untuk perhitungan, juga menggunakan ketetapan tanaman (Kc).
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Pengukuran
kelembaban udara dapat menggunakan berbagai metode antara lain Metode termodinamik,
Metode perubahan ukuran (panjang) benda higroskopik, Metode perubahan nilai suatu tahanan
listrik, dan Metode kondensasi. Evaporasi adalah proses perubahan fase cair menjadi uap.
Evaporasi juga menentukan iklim mikro karena tumbuhan juga melakukan penguapan
(evapotranspirasi).

Dalam metode Thornthwaite, iklim mikro dihitung menggunakan

persamaan. T bulan =1 ,6210TmIa dimana I=Tm51,514 dan, a=675×10- 9.I3- 771×10-


7.I+179×10- 4.I+149×10- 3. Sedangkan dalam metode Blaney-Criddle, selain menggunakan
temperatur, juga menggunakan ketetapan tanaman. Persamaan perhitungannya adalah,

ETc=Kc.ETo, dimana ETo=a+b.f, Dengan f=P0,46.t+8,13.

Data Cuaca dan Iklim dapat bersifat kontinu (terus-menerus/ berkesinambungan), biasanya
disajikan dalam bentuk rata-rata, nilai maksimal dan nilai minimal. Contoh USUR IKLIM: Suhu
Udara; Kelembaban Udara, Tekanan Udara; Kecepatan dan Arah Angin. Data CUACA/IKLIM
yang bersifat diskontinu (tidak berkesinambungan) disajikan dalam bentuk data total sehari;
sebulan; semusim; setahun. Contoh UNSUR IKLIM : Radiasi; Lama Penyinaran; Presipitasi dan
Penguapan.

Komponen iklim diantaranya yaitu:

1. Angin (Air Movement)

Adalah pergerakan udara atau udara yang bergerak. Gerakan mempunyai arah dan kecepatan (v)
serta percepatan (a). Angin merupakan gerak akibat/penyeimbang di dalam kumpulan partikel-
partikel udara. Apabila sebagian partikel-partikel tersebut mendapat/menerima energi sehingga
geraknya semakin cepat - keregangan meningkat dan berat jenis berkurang yang menyebabkan
pergolakan volume udara tersebut terhadap partikel yang lain

2. Kelembaban

Adalah Jumlah kandungan uap air dalam satuan volume udara. Iklim laut ditandai dengan
kelembaban tinggi sedangkan iklim kontinental ditandai dengan kelembaban rendah
3. Curah Hujan

Adalah frekuensi dan banyaknya hujan yang terjadi di suatu daerah.

Anda mungkin juga menyukai