Anda di halaman 1dari 32

TEKNIK PEMBIBITAN

SECARA GENERATIF
OLEH KELOMPOK A:
1. Amabel Nola Dwi Asmara (H1019005)
2. Annindhitya Pradhini Intan K S P (H1019008)
3. Annisa Alfiana Damayanti (H1019009)
DEFINISI

Perbanyakan tanaman secara generatif merupakan perbanyakan


yang melalui proses perkawinan antara dua tanaman induk yang terpilih
melalui organ bunga pada salah satu induk, kemudian terjadi
penyerbukan dan menghasilkan buah dengan kandungan biji
didalamnya. Biji ini dapat ditanam untuk menumbuhkan tanaman yang
baru yang memungkinkan terjadinya variasi karakter, mulai dari sistem
perakaran, batang, bunga, dan daun yang tergantung dari indukan yang
terpilih. Perbanyakan secara generatif melalui biji membutuhkan waktu
yang relatif lama (Muswita, 2011).
Benih Bermutu

Benih bermutu dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu :

1. Benih bermutu secara genetis, merupakan benih yang berasal dari benih
murini dari spesies/varietas yang dapat menunjukkan identitas secara genetis
dari tanaman induknya.
2. Benih bermutu secara fisiologis, merupakan benih yang mempunyai daya
tumbuh tinggi, percepatan perkecambahan dan viabilitas tinggi.
3. Benih bermutu secara fisik, merupakan benih berkualitas yang ditunjukkan
berdasarkan kualitas fisiknya.
Syarat Benih Bermutu :

1. Benih Bersih dari Kotoran

Benih berstandar menghendaki tingkat kebersihan yang tinggi terhadap benih


tanaman lain, gulma, kotoran/sisa-sisa bagian tanaman lain, butiran tanah,
pasir dan kerikil.

1. Benih Berisi atau Bernas

Benih bernas adalah benih yang berisi atau tidak hampa. Untuk mengetahui
secara pasti, dapat dilakukan dengan penimbangan dan perendaman pada
air.
Syarat Benih Bermutu :

3. Warna Benih Cerah

Warna benih dapat mengidentifikasi kualitas suatu benih, terutama untuk


mengetahui lamanya benih disimpan dan tingkat kesehatan benih.

4. Ukuran Benih Normal dan Seragam

Ukuran benih yang dimaksud adalah besar kecilnya volume setiap butir benih.
Benih yang baik adalah benih yang memiliki ukuran normal, tidak terlalu besar
dan tidak terlalu kecil.
Syarat Bibit Berkualitas

Bibit berkualitas dapat disediakan jika serangkaian kegiatan pembibitan dipenuhi dengan baik dan benar, mulai
dari:

(i) Pengadaan benih (bagaimana asal usul genetik benih, cara pengumpulan benih, penyimpanan benih,
perlakuan benih hingga teknik penyemaian benih);

(ii) Penyiapan media tumbuh bibit (komposisi media tumbuh, perbaikan sifat kimia dan fisik media tumbuh,
pemanfaatan pupuk organik dan hayati);

(iii) Terpenuhinya persyaratan persemaian (ketersediaan air, lokasi, tenaga kerja dan keamanan);

(iv) Teknik pembibitan baik secara generatif maupun vegetative (penyapihan, pemeliharaan dan seleksi bibit).

Oleh karenanya dibutuhkan sebuah manual yang setidaknya dapat menyajikan materi secara utuh untuk
memberikan pengetahuan tentang teknik pembibitan tanaman yang berkualitas dan mudah dipraktikkan di
lapangan.
Syarat Bibit Berkualitas

Bibit berkualitas dicirikan oleh kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan baru, dapat
tumbuh dengan baik jika ditanam di lapangan, sehat dan seragam. Oleh sebab itu bibit yang akan
ditanam harus memenuhi mutu genetik benih dan mutu fisik fisiologis bibit.

Menurut Irawan et al. (2020), bibit yang layak ditanam harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Pangkal batang telah berkayu dan memenuhi tinggi minimal 30 cm


2. Bibt sehat dan seragam
3. Media perakaran kompak
4. Batang bibit lurus dan tidak bercabang
5. Bagian pucuk bibit tidak patah atau mati
Syarat Media

● Media pada bedeng tabur adalah kerikil atau bahan lain yang dapat mengalirkan secara baik dan media
perkecambahan seringkali terdiri dari bahan yang relatif gembur, contohnya pasir yang membuat lebih
mudah untuk memindahkan bibit tanpa merusak sistem akar.

● Media bedeng sapih harus mempunyai drainase yang bagus untuk mencegah penggenangan air dalam
pot. Jika bibit ditempatkan secara langsung di atas tanah, maka bagian dasar bedeng sapih sebaiknya
harus memiliki lapisan kerikil atau pasir untuk menjamin drainase yang bagus. Selain itu, selokan drainase
pada tiap sisi bedeng sapih harus dibuat untuk mengalirkan air ketika hujan lebat. Agar media bedeng
semai menjadi remah dan subur campurkan tanah dengan pupuk organik seperti pupuk kandang atau
kompos sebanyak satu kaleng minyak per meter persegi bedengan. Tambahkan juga pasir atau sekam
padi dengan jumlah yang sama. Tanah bedeng semai yang remah dan subur membuat akar-akar tanaman
muda tumbuh lurus dan rimbun, serta memudahkan pemindahan bibit ke media penyapihan atau ke lahan
tanam yang sesungguhnya. Untuk menjaga agar kelembabannya tetap tinggi, permukaan bedeng semai
ditutup dengan jerami atau serbuk gergaji.
Syarat Media

● Berikut perbandingan media yang dapat digunakan :


a) Campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir atau sekam dengan perbandingan 1:1:1
b) Campuran spagnum moss dan pasir dengan perbandingan 3:2
c) Campuran pasir, pupuk kandang, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1
d) Untuk menambah kesuburan, tiap 1 m3 campuran media tambahkan 2-3 kg TSP
atau NPK yang telah dihaluskan, lalu disterilisasikan dengan menjemurnya selama 3-4
hari. Cara lain untuk mensterilkan media adalah dengan mengukusnya selama 30
menit pada suhu 75°C atau bisa juga dengan menamburkan insektisida atau
nematisida berbahan aktif carbofuran seperti Furadan, Curater, atau Petrofur dengan
dosis sesuai dengan aturan yang tertera di label kemasan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembibitan
1. Faktor Dalam

Mutu genetik menginformasikan tentang asal sumber benih, dengan demikian, mutu genetik
akan berhubungan dengan kualitas pohon yang dijadikan sebagai penghasil benih untuk
pembibitan. Jika pohon induk yang digunakan berkualitas baik, maka akan lebih berpeluang
menghasilkan anakan yang baik, demikian juga sebaliknya.

1. Faktor Luar
- Air : Jumlah air yang diperlukan serta jumlah air yang tersedia pada medium sekitarnya.
- Temperatur : temperatur yang paling cocok dan menguntungkan untuk pembibitan
(minimum/maksimum).
- Oksigen : Ketersediaan oksigen untuk mendukung proses respirasi.
- Cahaya : Kebutuhan cahaya untuk berlangsungnya fotosintesis bagi benih.
Langkah-Langkah Teknik Pembibitan
Ada hal yang harus dilakukan sebelum melakukan pembibitan, maka harus disiapkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Melakukan pengadaan benih
merupakan kunci penting bagi keberhasilan pembuatan bibit. Benih-benih tertentu tidak bisa tersedia
setiap saat, namun harus disesuaikan dengan musim benih. Ada berbagai macam cara pengadaan
benih antara lain

a. Pengadaan benih dari luar


dikumpulkan khususnya untuk jenis-jenis yang bukan merupakan tanaman asli setempat
ataupun unggulan lokal.

a. Pengadaan Benih dari Pohon Induk Desa


misalnya benih durian diambil dari pohon durian yang telah diketahui memiliki sifat unggul: buah
manis, daging tebal, buah besar, buah banyak.
2. Melakukan penyiapan media semai

Media semai/kecambah/tabur adalah beberapa istilah yang sama yang pada


intinya merupakan media yang digunakan oleh benih untuk memulai proses
pertumbuhan dan perkembangannya hingga terjadi proses perkecambahan
benih yang ditandai oleh keluarnya akar dan bagian vegetatif tanaman
lainnya.

3. Melakukan penyemaian benih

Melakukan penyemaian benih di perlukan beberapa tahapan yang


merupakan serangkaian teknik persemaian.
Penyemaian Benih

Peralakuan benih sebelum penyemaian

Beberapa benih meskipun telah ditabur di media kecambah, terkadang


menunjukkan proses perkecambahan yang lama.Agar benih dapat segera
berkecambah, maka perlu dilakukan perlakuan awal yang disebut dengan
”pematahan dormansi”. Pematahan dormansi tersebut dimaksudkan agar
benih sehat yang awalnya sulit berkecambah menjadi cepat berkecambah
dengan terlebih dahulu dilakukan perlakuan-perlakuan pendahuluan. Berikut
ini adalah contoh teknik mempercepat perkecambahan benih ortodoks:
Perlakuan benih sebelum penyemaian
a. Sengon
- Rebus air hingga mendidih
- Masukkan benih sengon ke dalam wadah/bak berisi air mendidih selama 1 menit
- Buang rendaman air panas lalu rendam dengan air dingin selama 24 jam
- Taburkan benih sengon ke media kecambah dan tutup kembali dengan media tipis (± 1 cm) di atas benih-benih
yang ditabur tersebut
- Umumnya benih akan berkecambah mulai hari ke-3 setelah penaburan
a. Jati
- Masukkan benih jati ke dalam karung, lalu diikat
- Rendam benih jati dalam karung tersebut di dalam air (kolam, bak, dll.) selama 1 hari
- Angkat rendaman benih jati lalu dijemur selama 1 hari
- Masukkan kembali benih jati yang telah dijemur ke dalam karung lalu direndam lagi dalam air selama 1 hari
- Angkat rendaman benih jati lalu keluarkan dari karung dan taburkan benih ke media kecambah dan tutup
kembali dengan media tipis (± 1 cm) di atas benih-benih yang ditabur tersebut
- Umumnya benih akan berkecambah mulai hari ke-7 setelah penaburan
a. Sirsak
- Ambil benih sirsak dan siapkan alat catut/tang
- Secara perlahan bagian ujung benih dipecah dengan menggunakan tang sehingga kulit benih membuka
- Semai benih sirsak dengan posisi bagian yang telah dipecah di bagian bawah dan dipendamkan di media
kecambah sedalam ¾ bagian
- Umumnya benih akan berkecambah setelah 1 minggu dan benih dapat disapih setelah 1 bulan.
Penyiapan Media Kecambah
Prinsip media kecambah adalah memberikan lingkungan yang sesuai untuk
terjadinya perkecambahan benih, untuk itu media kecambah harus bersifat:
(1) porous, sehingga memudahkan semai untuk disapih dan meminimalkan
kerusakan akar saat penyapihan,
(2) selalu lembab,
(3) tidak tergenang air, dan
(4) tidak kering,
(5) steril dari kemungkinan penyakit.
Langkah-Langkah Teknik Pembibitan
Tahapan penyemaian benih antara lain dilakukan sebagai berikut :
- Siapkan media semai kemudian masukkan ke dalam bak tabur
- Basahkan media dengan air, tetapi tidak sampai menggenang
- Untuk benih kecil dan halus, penyemaian dilakukan dengan cara menabur benih secara
merata pada media kecambah, kemudian benih yang telah ditabur ditutup media secara tipis
- Untuk benih ukuran sedang, maka penyemaian dilakukan dengan cara menanam benih
hingga kedalaman ½ - ¾ bagian benih. Bagian yang dipendam adalah bagian tempat
keluarnya akar. Jika posisi ini terbalik, maka saat akar keluar tidak mengenai media
kecambah sehingga bisa menyebabkan semai mati akibat akar tidak menyerap air dari
media.
- Selanjutnya media semai dijaga kelembabannya. Agar proses perkecambahan tetap dapat
berjalan dengan baik, maka pemberian air pada media kecambah jangan sampai
menyebabkan kondisi media becek, namun hanya sebatas untuk melembabkan kondisi
lingkungan media. Media yang becek akan menyebabkan pembusukan benih, sebaliknya
media yang kering akan mematikan benih yang telah berkecambah karena kekurangan air.
Kelebihan dan Kekurangan Perbanyakan Generatif
Kelebihan :

1) Sistem perakaran yang kuat,

2) Masa produktif lebih lama,

3) Lebih mudah diperbanyak,

4) Lebih tahan terhadap penyakit yang berasal dari tanah,

5) Memiliki keragaman genetik yang lebih tinggi.

Kekurangan :

1) Waktu berbunga lebih lama,

2) Anakan berbeda dengan induknya.


Contoh Kegiatan
1. Contoh kegiatan pembibitan secara generatif ialah persemaian permanen milik BPDASHL
Bengawan Solo.
Sumber: http://bpdashl-solo.pdashl.menlhk.go.id/

1. PembIbitan tanaman kakao (Theobroma cacao) secara generatif di Balitri Sukabumi, Jawa Barat.

Sitasi: Annisa, N., 2020. Pembibitan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Secara Generatif di
Balittri Sukabumi Jawa Barat.

1. Pembibitan durian yang dilakukan secara generatif di kebun benih hortikultura Ranukitri, Pendem,
Mojogedang, Jawa Tengah.
Sitasi: Herlina, V., 2012. Pembibitan durian Di kebun benih hortikultura ranukitri pendem,
mojogedang, karanganyar Jawa tengah.
TEKNIK PEMBIBITAN
SECARA VEGETATIF
OLEH KELOMPOK B:
Elmi Makrifah (H1019016)
Septianing Hayu Sekar Lintang (H1019037)
Tulus Widodo (H1019043)
Definisi
Teknik pembibitan secara vegetatif merupakan salah satu cara pembibitan yang
menggunakan bagian vegetatif tanaman meliputi daun, akar, tunas, batang, jaringan,
maupun organ. Teknik ini dinilai dapat menjadi alternatif bagi industri bibit karena tidak
bergantung pada musim buah.

Pada pembiakan vegetatif atau aseksual, diperoleh turunan yang memiliki sifat
identik dengan induknya. Hal ini disebabkan organ pembiakan atau bahan
perbanyakan merupakan organ vegetatif tanaman. Pembiakan vegetatif dapat
mengabadikan individu tanaman tanpa mengalami perubahan bahan genetik pada
generasinya hingga sampai beberapa tahun ke depan, sehingga turunan (Progeny
atau offspring) akan identik dengan tanaman induknya atau dikenal sebagai klon.
Tumbuh dan berkembangnya tanaman baru ini dikarenakan pada organ vegetatif
tersebut mampu tumbuh dan berkembang akar serta tunas melalui serangkaian proses
metabolisme yang komplek.
Syarat Media dan Bibit
Media memiliki fungsi untuk menopang bibit, menyimpan dan menyediakan
air, serta memberikan unsur hara bagi bibit. Media tanam yang baik antara lain
adalah:
● Gembur
● Memiliki aerasi yang baik
● Porositas tinggi
● Mampu menahan air dan menyediakannya bagi tanaman
● Mampu menyediakan unsur hara
Bahan organik adalah bahan yang memenuhi syarat sebagai media
pembibitan karena dapat memperbaiki struktur tanah, menyimpan air dalam
waktu lama, meningkatkan aktivitas organisme tanah, menambah unsur hara,
dan menurunkan daya jerap partikel tanah terhadap kation. Penggunaan media
tumbuh yang tepat akan menentukan pertumbuhan optimum bibit.
Syarat Media dan Bibit

Syarat bibit :

1. Bibit berbatang tunggal dan lurus


2. Bibit sehat : terbebas dari serangan hama penyakit dan warna daun normal
(tidak menunjukkan kekurangan nutrisi dan tidak mati pucuk)
3. Batang berkayu, diukur dari pangkal batang sampai dengan setinggi 50% dari
tinggi bibit.
Faktor-Faktor Pendukung Regenerasi Organ Khusus

1. Faktor Dalam

Keadaan bahan tanaman itu sendiri berupa tuber, bulb ataupun corm. Jenis
atau varietas juga memberikan dukungan terhadap kemudahan organ khusus
untuk beregenerasi membentuk suatu turunan baru karena berhubungan
langsung dengan sifat gen yang terkandung atau yang dimiliki. Keberadaan
mata tunas yang sehat merupakan keberhasilan pertumbuhan awal bahan
bibit.
Faktor-Faktor Pendukung Regenerasi Organ Khusus

2. Faktor luar

- Suhu optimum berperan penting dalam proses perombakan karbohidrat


menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana dalam organ penyimpanan
cadangan makanan tersebut.
- Kelembaban udara memberikan keadaan lingkungan yang relatif nyaman
bagi keberlangsungan perombakan tersebut dan mendukung pertumbuhan
awal dari pada bahan bibit.
- Cahaya memberikan fasilitas bagi berlangsungnya fotosintesis bagi tanaman
muda setelah lembaran daun berkembang sempurna.
Faktor-Faktor Pendukung Regenerasi Organ Khusus

3. Faktor Pelaksanaan

Kegiatan yang termasuk di dalam faktor pelaksanaan meliputi saat


pengambilan bahan perbanyakan, pemisahan atau pemotongan bahan
perbanyakan, perlakuan pohon induk, perlakuan bahan perbanyakan/bibit, dan
kelengkapan peralatan.
Teknik Pembiakan Vegetatif
1. Pembiakan Vegetatif Alami

a. Melalui penggunaan biji apomiktis


b. Melalui penggunaan organ khusus tanaman

2. Pembiakan Vegetatif Buatan

a. Perangsangan pembentukan akar dan tunas adventif


b. Penyambungan dua bagian vegetatif tanaman.
c. Perbanyakan vegetatif mikro dengan menggunakan teknik kultur jaringan.

Pembibitan tanaman secara vegetatif diterapkan dengan berbagai teknik


praktis untuk menyetek, mencangkok, mengokulasi, menempel dan menyambung
tunas, sampai memelihara bibit hasil perkembangbiakan secara vegetatif siap
untuk ditanam.
Kelebihan Teknik Pembibitan Secara Vegetatif

● Tanaman hasil perbanyakan akan seragam dan identik dengan tanaman


induknya
● Penyediaan tanaman akan cepat, umumnya tanaman akan lebih cepat
mencapai maturity sehingga lebih cepat menghasilkan organ generatif
● Hasil perbanyakan cenderung lebih terhindar dari penyakit tanah saat
pembibitan
● Untuk beberapa jenis tanaman pembiakan vegetatif lebih murah
● Kemungkinan tanaman yang heterozigot diperoleh dengan tanpa adanya
perubahan genetik
Kekurangan Teknik Pembibitan Secara Vegetatif

● Keturunan yang identik dan seragam, akan memudahkan bagi terserangnya


hama maupun penyakit secara serentak
● Penyakit virus yang bersifat sistematik akan tetap tersebar pada tanaman
hasil perbanyakan. Hal ini terjadi apabila tanaman induk yang digunakan
sebagai bahan perbanyakan sudah terinfeksi penyakit sejak di lapang
● Bahan perbanyakan sulit disimpan, namun apabila masih dapat disimpan
akan memiliki masa simpan yang sangat singkat
● Kebutuhan bahan perbanyakan sangat banyak dan relatif mempersulit
pengangkutan
Perbanyakan bibit jati dengan teknik vegetatif stek pucuk

Stek pucuk jati adalah metode perbanyakan vegetatif secara konvensional dengan menumbuhkan terlebih
dahulu tunas-tunas axilar pada media tumbuh sampai berakar sebelum dipindahkan ke lapangan.

Langkah-langkah pembuatan stek pucuk jati :

1. Memilih dan menyiapkan bahan tanaman untuk stek dengan ciri batang masih berbulu, agak
silindris, warna hijau , memiliki tiga pasang daun.
2. Pangkal stek dipotong miring dengan pisau tajam, lalu dicelupkan pada larutan hormon IBA selama
10 menit
3. Stek ditanam pada polybag, sebelum ditanam polybag dilubangi dengan menggunakan ranting
4. Menyesuaikan kondisi lingkungan dengan kelembaban diatas 80%, perlakuan yang dilakukan yaitu
dengan pemberian sungkup plastik di atas bedeng
5. Melakukan pemeliharaan yaitu penyiraman selama dua kali sehari dan penanganan hama penyakit
serta penyiangan gulma
6. Stek yang berakar dipisahkan dan dikumpulkan dalam satu bedeng tersendiri
7. Bibit hasil biakan stek dipindahkan di area terbuka hingga siap tanam
Perbanyakan bibit mangga dengan teknik vegetatif grafting

Grafting tanaman mangga yaitu penyambungan 2 jaringan tanaman mangga hidup sedemikian
rupa sehingga kedua jaringan tersebut bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu
tanaman gabungan
Langkah-langkah :
1. Mencari tumbuhan yang subur, batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas
2. Mencari tumbuhan kedua yang siap diambil tunasnya
3. Batang bawah dipotong setinggi 20-25 cm di atas permukaan tanah
4. Batang bawah dibelah membujur sedalam 2-2,5 cm
5. Memotong pula tanaman tunas yang akan ditempel dengan huruf V
6. Mengikat tempelan dengan tali rafia secara seksama
7. Membungkus sambungan tadi dengan plastik transparan untuk menghindari sinar matahari
langsung
Perbanyakan bibit jambu air dengan teknik vegetatif
cangkok
Cangkok jambu air merupakan teknik yang dilakukan untuk mendapatkan anakan
jambu air dengan cara menumbuhkan akar pada batang tanaman
Langkah-langkah :
1. Memilih cabang yang sehat dan baik
2. Cabang dikuliti melingkar dengan jarak 5-10 cm
3. Membersihkan lapisan kambium yang menempel pada kayu
4. Melapisi bagian tersebut dengan tanah gembur dan dibalut dengan plastik atau
sabut kelapa, memberikan lubang pada plastik agar air bisa masuk
5. Mengikat balutan dengan menggunakan tali plastik di bagian ujung atas dan
ujung bawah
6. Menyirami bagian yang dicangkok secara teratur
7. Setelah kurang lebih satu bulan akar mulai tumbuh
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai