Anda di halaman 1dari 24

PRINSIP DASAR

PENGELOLAAN
KONSERVASI EX-SITU
SATWA LIAR
Kategori Kepunahan
Kepunahan (Extinction) à punah (Extinct): keadaan
dimana suatu spesies tidak ditemukan lagi satu anggotanya
yang masih hidup di dunia.
1. Kepunahan Global
2. Kepunahan Lokal
3. Kepunahan Ekologi
Fenomena Kepunahan
Terjadi akibat:
◦Kepunahan masal
◦Faktor alami
◦Aktivitas manusia
Penyebab Kepunahan
1. Akibat Aktivitas Manusia:
a. Perusakan habitat
b. Fragmentasi Habitat
c. Gangguan pada habitat (termasuk polusi)
d. Pemanfaatan berlebihan
e. Introduksi spesies eksotik à invasive species
f. Penyebaran penyakit
2. Alami:
a. Perubahan iklim global
b. Bencana Alam (banjir, gunung meletus, dll)
c. Wabah Penyakit
Faktor penyebab Krisis Keanekaragaman Hayati
◦ 1. Faktor Teknis
a. Kesadaran, pemahaman & kepedulian yang rendah
b. Pemanfaatan berlebih
c. Pemungutan & perdagangan ilegal
d. Konversi habitat
e. Monokulturisme dalam budidaya dan pemanfaatan
f. Pembagian manfaat yang tidak adil
g. Introduksi spesies dan varietas eksotik
h. Penggunaan teknologi/teknik yang merusak
i. Pencemaran
j. kekeliruan dalam menilai sumber daya alam
k.Tekanan penduduk, kemiskinan dan keserakahan
l. Perubahan iklim
2. Faktor Struktural
a. Kebijakan eksploitasi, sentralisasi, sektoral
dan tidak partisipatif
b. Sistem kelembagaan yang lemah
c. Sistem dan penegakan hukum yang lemah
d. Riset, Ssistem informasi dan SDM tidak
memadai
Kategori Spesies Terancam Kepunahan yang menjadi
prioritas konservasi
(Primack et al. 1998)
1. Sebaran geografis sempit,
2. Terdiri dari satu atau beberapa populasi;
3. Ukuran populsi kecil;
4. Ukuran populasi menurun;
5. Densitas rendah;
6. Memerlukan wilayah jelajah luas;
7. Ukuran tubuh besar;
8. Tidak memiliki kemampuan menyebar yang baik;
9. Bermigrasi musiman;
10. Keanekaragaman genetik rendah;
11. Memiliki relung (niche) tertentu;
12. Hanya dijumpai pada lingkungan yang stabil;
13. Membentuk kelompok secara tetap atau sementara;
14. Diburu atau dipanen oleh manusia.
Mengapa diperlukan konservasi ex-
situ?
FUNGSI KONSERVASI EKSITU
A. FUNGSI EKOLOGIS: Membantu Melindungi Spesies Liar
dengan cara:
1. Keperluan pemulihan ke alam utk memelihara jumlah & variabilitas
genetik populasi di alam (insitu) melalui release, rehabilitasi,
restocking dan/atau reintroduksi.
2. Hasil penelitian di eksitu bermanfaat sebagai dasar biologis utk
strategi konservasi baru di in situ
3. Populasi eksitu dpt digunakan untuk berbagai keperluan shg dpt
mengurangi pengambilan dari alam (insitu)
4. Berfungsi sebagai media pendidikan bagi masyarakat
B. FUNGSI SOSIO EKONOMI dan SOSIO-BUDAYA:
◦ untuk memenuhi aspek pemanfaatannya bagi kesejahteraan
manusiaà menyedian aneka barang & jasa bagi berbagai kebutuhan
hidup manusia.
MANFAAT KONSERVASI EXSITU

1. Cadangan plasma nutfah jangka panjang & back up jenis


di alam
2. Alternatif sumber bibit penangkaran untuk manfaat
ekonomi komersial
3. Bahan analisis dan litbang perkembangbiakan,
persilangan, pemuliaan (breeding)
4. Sumber bahan release, rehabilitasi, restocking &
reintroduksi – in situ-ex situ link conservation program
5. Pengganti populasi liar untuk riset biologi populasi dan
sosio-biologi
6. Media pendidikan masyarakat
7. Media wahana Obyek rekreasi/wisata/ekowisata
PRINSIP2 TERKAIT
KONSERVASI EX SITU
10 PRINSIP KONSERVASI
(WRI, IUCN & UNEP, 1994)
1. Semua bentuk kehidupan adalah unik dan perlu
penghargaan sebagai bagian dari nilai2 kemanusiaan.
2. Konservasi SDAH merupakan investasi yg memberikan
manfaat baik lokal, nasional maupun internasional.
3. Biaya dan manfaat konservasi harus dibagi secara
seimbang diantara negara maupun masyarakat.
4. Konservasi memerlukan perubahan mendasar pola &
praktek pembangunan ekonomi dunia.
5. Diperlukan reformasi kebijakan dan kelembagaan agar
peningkatan dana konservasi menjadi efektif.
6. Dibenarkan perbedaan konservasi biodiversitas di tingkat
lokal, nasional dan global; setiap negara, masyarakat
memiliki pamrih dan interes tersendiri.
7. Sukses konservasi jika perhatian dan kesadaran masyarakat
ditingkatkan serta pengambil keputusan punya akses
informasi yg dpt dipercaya sebagai dasar pilihan
kebijakannya.
8. Aksi konservasi harus direncanakan & diimplementasikan
pd skala prioritas berdasarkan kriteria ekologis & sosial.
9. Keanekaragaman budaya terkait erat dg ragam hayati
sehingga harus saling memperkuat.
10. Peningkatan partisipasi masyarakat, menghargai HAM,
memperbaiki akses umum terhdp pendidikan & informasi
serta memperbesar tanggungjawab kelembagaan sebagai
unsur esensial.
Prinsip Pemilihan Jenis untuk Program
Konservasi Ex Situ
a. Kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan & teknologi.
b. Kepentingan ekonomi (komersial)
c. Kepentingan sosial-budaya, estetika
d. Kepentingan perlindungan & pengawetan
spesies/populasi liar; ekologis
2.5. Prinsip Pengaturan Reproduksi/breeding di
Exsitu utk mendukung peningkatan Populasi di
Alam (Release Program):
a. Meminimalkan perubahan genetik & fenotipik
b. Meminimalkan inbreeding (silang dalam,
silang antar kerabat / keluarga dekat)
c. Meminimal kehilangan variasi genetik
d. Meminimalkan perubahan perilaku
Prinsip pertimbangan pencegahan perubahan perilaku non-genetik dikaitkan
dg kepentingan pemulihan populasi ke alam (restocking/release):
◦ Mencegah timbulnya ketidakmampuan kawin &
menghasilkan anak – jaga kemampuan/perilaku kawin
◦ Mencegah timbulnya ketidakmampuan berburu atau
merumput dan mencari makan sendiri
◦ Mencegah kemungkinan timbulnya ketidakmampuan
menghindari predator
◦ Mencegah kehilangan rasa takut pada manusia
Animal Welfare:
Five of Freedom
1. Freedom from thirst and hunger (Bebas dari rasa lapar dan
haus)
2. Freedom from discomfort (Bebas dari rasa tidak nyaman
secara fisik)
3. Freedom from pain, injury and disease (Bebas dari luka
sakit dan penyakit )
4. Freedom to express normal behavior (Bebas
mengekspresikan perilaku normal )
5. Freedom from fear and distress (Bebas dari rasa takut dan
tidak stress)
Prinsip Implementasi Aspek Teknis Pengelolaan
Satwa di Eksitu
A. Lingkup Aspek Teknis
1. Manajemen Habitat buatan à perkandangan
2. Manajemen Pakan
3. Manajemen Kesehatan Satwa
4. Manajemen Reproduksi & Breeding
5. Manajemen Pemanfaatan Hasil
B. Prinsip Manajemen :
1. harus sealami mungkin,
2. tidak merubah kemurnian genetik, dan
3. disesuaikan dg tujuan pemanfaatannya (sosekbud atau release/restocking)
Persyaratan Program Breeding di Ex
situ
1. Memahami tentang riwayat hidup alami satwa (habit) :
makanan, kondisi perilaku sosial, kondisi habitat breeding
seperti cahaya, suhu & kelembaban yang tepat
2. Pengetahuan tentang variabilitas toleransi – kemampuan
adaptasi
3. Higenitas yang setepat-tepatnya: pastikan makanan &
minuman tdk terkontaminasi feses
4. Karantina : untuk memastikan individu2 yang baru masuk
tidak terinfeksi penyakit
5. Screening & pemahaman mengenai parasit
6. Monitor reguler ttg kesehatan, kondisi lingkungan dan
teknik pemeliharaannya
7. Perubahan eksperimental terhadap manajemen :
perlakuan dan kontrol dengan replikasi
8. Tentukan penyebab dari setiap kejadian sakit ataupun
kematian satwa
Keterbatasan Dasar
Konservasi Exsitu Vs Insitu
1. Ukuran populasi terbatas; daya tampung,
tempat/lahan sebagai habitat terbatas
2. Kemampuan adaptasi terbatas; daya tahan
terbatas; keterampilan belajar untuk survive
rendah
2. Variabilitas genetik terbatas
3. Keterlanjutan; butuh dana besar & usaha
berkelanjutan
4. Konsentrasi terbatas hanya di tempat
tertentu, shg lebih peka & mudah terancam
penyakit & kematian
Upaya Program Konservasi Spesies Satwa Exsitu
1) Dokumentasi penyebaran spesies
2) Pantau perkembangan populasi spesies
3) Bina pengembangan populasi spesies
4) Kendalikan peredaran dan perdagangan spesies; bangun dan
implementasi peraturan perundangan/kebijakan nasional, konvensi
internasional – law enforcement
5) Kaji potensi dan prospek pengembangan pemanfaatannya
6) Dorong prakarsa dan peran masyarakat dalam melakukan konservasi
eksitu
7) Pelepasliaran (release) spesies hasil eksitu untuk pemulihan dan/atau
perbaikan populasi in situ (ex situ – in situ link conservation)
Pemetaan Karakteristik Genetik Satwaliar di Ex Situ:

◦ Kepentingannya terkait prinsip menjaga kemurnian


genetik satwaliar, terutama untuk spesies endemik &
dilindungi
◦ Pemetaan informasi (data base) keragaman/karakteristik
genetik satwa
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai