id
Skripsi
Oleh :
INDAH SURYANI
H 0106068
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat
Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Oleh :
INDAH SURYANI
H 0106068
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Dr. Ir. Djati Waluyo Djoar, MS Dr. Ir. Pardono, MS Dr. Ir. Parjanto, MP
NIP. 19510202.198003.1.003 NIP. 19550806.198303.1.003 NIP. 19620323.198803.1.001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Perkecambahan
dan Pertumbuhan Awal Beberapa Aksesi Tanaman Srikaya (Annona squamosa
Linn.)”. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian UNS.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidaklah lepas
dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Ir. Wartoyo S.P., MS selaku Ketua Jurusan Program Studi Agronomi FP UNS.
3. Dr. Ir. Djati Waluyo Djoar, MS selaku Dosen Pembimbing Utama Skripsi dan
selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memfasilitasi penelitian ini,
atas segala bimbingan, memberikan saran, masukan, dan ilmu yang telah
ditularkan serta pengarahan demi lebih baiknya skripsi ini.
4. Dr. Ir. Pardono, MS selaku Dosen Pembimbing Pendamping Skripsi, yang
telah memberikan masukan maupun koreksinya pada skipsi ini.
5. Dr. Ir. Parjanto, MP selaku dosen pembahas yang telah memberikan masukan
dan saran pada skripsi ini.
6. Bapak Ibu dosen serta karyawan-karyawan Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
7. Keluargaku tersayang : Ibu, Bapak, Kakak, dan Adik yang selalu mendukung
dan mendoakan penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
8. Inox Norrin, Irma D’Jaya, Echa Aphe dan Moelya CHa yang selalu
memberikan semangat, masukan, bantuan, dan dukungan selama penelitian.
9. Rekan-rekan angkatan 2006 Fakultas Pertanian UNS (IMAGO ‘06) dan
segenap pihak yang telah membantu demi kelancaraan penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Demikian, semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
RINGKASAN .................................................................................................... x
SUMMARY ....................................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Hipotesis.................................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5
A. Srikaya (Annona squamosa Linn.) ............................................................ 5
B. Perbanyakan Tanaman Srikaya ................................................................. 7
C. Media Tanam ............................................................................................ 8
D. Perkecambahan dan Pertumbuhan ............................................................ 9
III. METODE PENELITIAN ............................................................................. 14
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 14
B. Bahan dan Alat Penelitian ........................................................................ 14
C. Rancangan Penelitian ................................................................................ 14
D. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 16
E. Variabel Pengamatan ............................................................................... 19
F. Analisis Data ............................................................................................ 21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
5 Purata jumlah daun perlakuan media tanam pada bibit srikaya umur
12 MST .............................................................................................. 33
6 Purata luas daun perlakuan aksesi pada bibit srikaya umur 12 MST 34
7 Purata luas daun perlakuan media tanam pada bibit srikaya umur 12
MST ................................................................................................... 35
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
2 Purata dan hasil analisis ragam pada variabel Saat awal benih
berkecambah, Kecepatan perkecambahan, Daya perkecambahan,
Tinggi tanaman, Jumlah daun, Luas daun, Diameter batang ............. 45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Indah Suryani
H 0106068
RINGKASAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Indah Suryani
H 0106068
SUMMARY
2 treatment factors and 3 replications. The first factor was accession with 3 stages:
accessions 1, 2 and 3. The second factor was planting medium with 4 stages: soil
(control), soil + cow manure (1:1), soil + sand + cow manure (1:1:1), and soil +
sand + cow manure (1:1:2). The data obtained was then analyzed using F-t at
significance level of 5% and when there is significant difference, it was followed
by Duncan Multiple Range Test (DMRT) at significance level of 5%.
The result of research shows that the sugar apple seed begins to germinate
in 7-21 Day After Planting. Accession 3 exerts the best effect on the germination
ability (6.51%). Accession 3 with dormancy breakdown treatment with a little part
of seed shell opened exerts the best effect on the beginning of germination (7 Day
After Planting and the mean germinating seed is 19.5) and germination rate
(8.43%/etmal). Accession 1 exerts the best effect on plant height, leave width and
stem diameter. The appropriate medium for sugar apple plant first growth is soil +
sand + cow manure (1:1:1).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Srikaya merupakan tanaman buah tropis, termasuk keluarga Annona.
Berasal dari Amerika Latin, keberadaannya di Indonesia sudah dikenal
masyarakat sejak zaman dahulu. Rasa buah manis dan baunya harum kalau
sudah masak, banyak mengandung gizi dan vitamin A & C, semua orang
menyebut buah meja. Keberadaan buah masih terbatas maka buah jarang
dibuat olahan melainkan sudah dikomsumsi segar. Srikaya di Jawa Tengah
dan Jawa Timur disukai banyak orang bahkan bisa termasuk salah satu buah
primadona di Indonesia, namun masih dianggap sebagai buah minor (masih
sulit ditemukan di pasar). Pohon srikaya dapat tumbuh pada semua jenis tanah,
tetapi bisa lebih maksimal kalau tanah tersebut berpasir dan mengandung
kapur. Ketinggian yang dikehendaki antara 100-1000 m dpl, tetapi yang
terbaik pada ketinggian sedang 100-300 m dpl (Anonim, 2009a).
Tanaman srikaya dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif.
Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan biji dan perbanyakan vegetatif
menggunakan bagian tanaman yang produktif selain biji, antara lain dilakukan
dengan okulasi dan sambung pucuk. Persyaratan yang harus diperhatikan
dalam melakukan perbanyakan secara generatif, yakni harus menentukan
pohon induk, menentukan buah untuk benih, perlakuan buah untuk dibijikan,
dan perlakuan terhadap benihnya. Pertumbuhan tanaman srikaya akan bagus
apabila bibit yang dipakai berasal dari tanaman unggul terpilih. Oleh karena
itu, pohon induk srikaya yang dipilih harus memiliki sifat-sifat unggul antara
lain, cepat berbuah, daging buah tebal, rasanya manis, ukuran buah besar, biji
kecil serta sedikit, produksi tinggi, dan jika mungkin berbuah sepanjang tahun.
Buah yang diambil benihnya harus dipilih buah yang sudah matang cukup
umur (matang aktual), buah dalam keadaaan normal, sehat, dan berukuran
besar. Ukuran buah akan menentukan jumlah biji tiap buah dan ukuran bijinya
(Radi, 1997).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang dihadapi yaitu saat ini belum ada yang
mengusahakan dan mengembangkan tanaman srikaya secara khusus. Karena
tanaman srikaya masih diusahakan secara tradisional oleh masyarakat dalam
jumlah yang terbatas dan saat ini belum ada varietas srikaya unggul yang
dirilis oleh pemerintah. Tanaman srikaya yang ada adalah jenis lokal yang
produksinya tidak menentu. Selain itu perbanyakan tanaman srikaya secara
generatif juga memerlukan waktu yang relatif lama, karena biji srikaya
berkulit keras dan mengalami dormansi. Sehingga pemenuhan kebutuhan bibit
dalam jumlah yang banyak mengalami kesulitan. Salah satu cara untuk
memenuhi kebutuhan itu dengan cara mempercepat dan meningkatkan
perkecambahan biji.
Untuk memperbanyak tanaman srikaya secara generatif diperlukan
pengenalan tentang karakteristik perkecambahan dan pertumbuhan awal dari
biji. Dengan mengetahui karakteristik perkecambahan dan pertumbuhan awal
dari biji, maka dapat dengan mudah memperbanyak tanaman srikaya secara
generatif. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang studi
perkecambahan dan pertumbuhan awal beberapa aksesi tanaman srikaya.
Aksesi tanaman srikaya merupakan kumpulan bahan genetik (plasma nutfah)
tanaman srikaya yang belum teridentifikasi sususan genotipnya.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Manakah perlakuan pematahan dormansi yang baik untuk benih srikaya,
dan bagaimana karakteristik perkecambahan benih srikaya yang meliputi
saat awal benih berkecambah, kecepatan perkecambahan dan daya
perkecambahan?
2. Jenis media tanam apa yang baik untuk pertumbuhan awal beberapa aksesi
tanaman srikaya?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari perlakuan pematahan dormansi dan karakteristik
perkecambahan benih srikaya.
2. Mempelajari pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan awal beberapa
aksesi tanaman srikaya.
3. Mendapatkan kombinasi perlakuan pematahan dormansi dan media tanam
yang tepat untuk pertumbuhan awal beberapa aksesi tanaman srikaya.
D. Hipotesis
Diduga kombinasi perlakuan aksesi 1 dan pematahan dormansi benih
dengan cara dikupas semua kulitnya dapat mempercepat perkecambahan benih
srikaya. Sedangkan kombinasi perlakuan aksesi 1 dan media tanam tanah +
pasir + pupuk kandang sapi dengan perbandingan 1:1:2 akan memberikan
pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan awal tanaman srikaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
Kulit buah srikaya berwarna hijau keputih-putihan dan tertutup lapisan lilin
sehingga terlihat agak mengkilap. Daging buah berwarna putih, bertekstur
lembut, dan agak berpasir. Rasa buah manis dan beraroma harum. Biji srikaya
kecil pipih, berkulit keras, dan berwarna hitam. Buah srikaya yang tua ditandai
oleh kotak-kotak atau mata pada buahnya yang merenggang
(Widyastuti dan Paimin, 1993). Buah srikaya merupakan obat kuat (tonik)
yang baik, memperkaya darah, meningkatkan kekuatan otot, mengurangi
sensasi terbakar, dan meredakan muntah. Buah yang matang merupakan obat
pencahar ringan dan antihelmintik (Muhammad et al., 2002).
Tanaman srikaya umumnya berbunga antara bulan Oktober-Desember
dan berbuah antara bulan Januari-Maret. Rasa buah srikaya tidak dipengaruhi
oleh musim (Radi,1997). Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000
m dpl, terutama pada tanah berpasir sampai tanah lempung berpasir dan
dengan sistem drainase yang baik pada pH 5,5-7,4. Tanaman srikaya
menyukai iklim panas, tidak terlalu dingin atau banyak hujan. Tumbuh baik
pada berbagai kondisi tanah yang tergenang dan beradaptasi baik terhadap
iklim lembab dan panas. Tanaman srikaya tahan kekeringan dan dapat tumbuh
subur apabila mendapatkan pengairan yang cukup. Di Jawa ditanam sebagai
tanaman buah. Ditanam dengan jarak tanam 4x3 meter. Kelebatan
pertumbuhan dan hasil buah dapat dijaga dengan pengaturan pengairan,
pemupukan dan pemangkasan yang baik. Tanaman mulai berbuah pada umur
1-2 tahun dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidak dilakukan
pemangkasan. Buah lebat dicapai setelah tanaman berumur 3-4 tahun.
Pemanenan dilakukan pada saat buah berwarna kekuningan atau sekitar 110-
120 hari setelah berbunga (Anonim, 2009b).
Pohon srikaya sudah dapat mendatangkan hasil setelah umur lebih
kurang satu sampai satu setengah tahun. Produksi tiap pohon/ tiap tahunnya
rata-rata 24 buah. Buah srikaya harus dipetik pada saat buah belum masak
benar, sebab buah yang sudah masak biasanya mudah pecah-pecah
(Tohir, 1984).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
harus ditanam lebih dalam sedikit. Makin kecil bijinya semakin dangkal
penanamannya, bila tanaman terlalu dalam ada kemungkinan biji tidak
tumbuh karena kurang bisa mengangkat tanahnya; sebaliknya yang tumbuh
biasanya cepat kehilangan cadangan makanan. Maka sebaiknya menanam biji
perlu memperhatikan jenis biji dan keadaan tanahnya (Anonim, 1989).
C. Media tanam
Secara umum media tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah
sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur
hara. Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk
menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai
jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit
tanaman dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan
memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup
umur untuk dipindahkan ke media lain. Keunggulan media tanam pasir adalah
kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta
drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan jenis pasir
yang sering digunakan sebagai media tanam. Oleh karena memiliki pori-pori
berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat
kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap
proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air. Dengan
demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang
lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai
media tanam secara tunggal (Anonim, 2008).
Biji srikaya berkecambah setelah berumur 2-3 minggu sejak semai.
Jika telah memiliki 2-5 daun, bibit segera dipindahtanamkan ke polibag agar
tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Biji disemaikan dalam media
yang terdiri atas campuran pasir, tanah, dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1:2. Media tersebut dapat ditempatkan pada bak
perkecambahan yang terbuat dari kayu plastik, polibag, atau langsung pada
persemaian di kebun. Penanaman biji sebaiknya dalam larikan dengan jarak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
Dormansi yang penyebabnya terletak pada kulit benih lazim pula disebut
dormansi struktural, dapat disebabkan oleh:
1. Kedapnya kulit benih terhadap air atau O2
2. Adanya zat penghambat
3. Adanya resistensi mekanis
Kedapnya kulit benih terhadap air atau O2 karena kulit benih tersebut terlalu
keras, terliputi gabus atau lilin. Tentang zat penghambat dapat berada sekitar
kulit serta dibagian-bagian dalam benih itu, atau menempel pada kulit (semula
zat ini berada dalam daging buah). Kerasnya kulit benih menyebabkan
resistensi mekanis, dan menyebabkan embrio yang memiliki daya untuk
berkecambah tidak dapat menyobek kulit yang berarti pula tidak dapat keluar
untuk tumbuh sebagaimana mestinya (Kartasapoetra, 1989).
Bewley dan Black (1983 cit. Ardian 2008) menyatakan bahwa benih
yang mempunyai struktur kulit yang keras dapat mengganggu penyerapan air
dan pertukaran gas, selain adanya zat penghambat perkecambahan di dalam
kulit benih itu sendiri dan menghalangi lepasnya penghambat yang terdapat
dalam endosperm.
Perbanyakan tanaman srikaya berkulit biji memerlukan waktu yang
lama, salah satu cara untuk mempercepat dan meningkatkan perkecambahan
biji, misalnya dengan cara meninggalkan kulit biji, perendaman biji dalam air
panas dengan suhu 900C dan perendaman asam cuka 5% terhadap
perkecambahan. Hasil analis data dengan taraf signifikasi 5% menunjukkan
bahwa perlakuan biji memberikan pengaruh yang nyata terhadap prosentase
perkecambahan. Berdasarkan uji BNT dari berbagai perlakuan yang dilakukan
yang memberikan pengaruh paling baik terhadap waktu berkecambahnya biji
srikaya adalah perlakuan biji dengan pengupasan kulit biji (Anonim, 2009c).
Biji akan berkecambah setelah mengalami masa dorman yang dapat
disebabkan berbagai faktor internal, seperti embrio masih berbentuk rudiment
atau belum masak (dari segi fisiologi), kulit biji yang tahan atau impermeabel,
atau adanya penghambat tumbuh. Perkecambahan sesungguhnya adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
C. Rancangan Penelitian
Penelitian dibagi menjadi 2 percobaan yaitu pertama percobaan
terhadap perkecambahan benih dan kedua percobaan terhadap pertumbuhan
awal tanaman srikaya. Percobaan terhadap perkecambahan benih
menggunakan rancangan lingkungan berupa Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Sedangkan pada percobaan pertumbuhan awal tanaman srikaya
menggunakan rancangan lingkungan berupa Rancangan Acak Kelompok
Lengkap (RAKL).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Perkecambahan benih
a. Persiapan bak perkecambahan
Mempersiapkan bak perkecambahan yang akan digunakan untuk
perlakuan perkecambahan benih. Bak perkecambahan yang digunakan
berjumlah 24.
b. Persiapan media
Media yang digunakan untuk perkecambahan adalah media
pasir yang sebelumnya sudah diayak agar bersih dari kotoran kemudian
media pasir diletakkan pada bak perkecambahan yang sudah disiapkan.
c. Persiapan buah srikaya aksesi 1, aksesi 2 dan aksesi 3
Buah yang digunakan dipilih dari buah srikaya yang sudah
masak aktual (dengan biji masak fisiologis), sehat dan besar buah
hampir seragam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
E. Variabel Pengamatan
1. Perkecambahan benih
a. Saat awal benih berkecambah
Perhitungan saat berkecambah dimulai saat radikula muncul dan
hipokotil sudah muncul semua ke permukaan media pasir.
b. Kecepatan perkecambahan
Perhitungan kecepatan perkecambahan dihitung berdasarkan
jumlah biji yang berkecambah. Pengamatan dilakukan setiap hari dan
dihentikan pada umur 21 HST. Kecepatan tumbuh benih (KCT) dihitung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
F. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F taraf 5% dan apabila ada
hasil yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range
Test (DMRT) taraf 5%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
A. Perkecambahan Benih
1. Saat Awal Benih Berkecambah
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa perkecambahan
benih dari 50 biji yang dikecambahkan setiap perlakuan memberikan hasil
yang berbeda terhadap saat awal benih berkecambah sampai 21 HST. Saat
awal benih berkecambah diamati pada saat radikula dan hipokotil muncul
ke permukaan media pasir. Media pasir mempunyai porositas tinggi
meskipun tidak mengandung unsur hara, sehingga biji yang disemai pada
media pasir akarnya mudah menembus media tersebut
(Sumiasri dan Setyowati, 2006).
Keterangan:
A1P0 : Aksesi 1 tanpa perlakuan (kontrol)
A1P1 : Aksesi 1 benih dibuka sedikit kulit bagian ujungnya
A1P2 : Aksesi 1 benih dikupas semua kulitnya
A2P0 : Aksesi 2 tanpa perlakuan (kontrol)
A2P1 : Aksesi 2 benih dibuka sedikit kulit bagian ujungnya
A2P2 : Aksesi 2 benih dikupas semua kulitnya
A3P0 : Aksesi 3 tanpa perlakuan (kontrol)
A3P1 : Aksesi 3 benih dibuka sedikit kulit bagian ujungnya
A3P2 : Aksesi 3 benih dikupas semua kulitnya
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
2. Kecepatan Perkecambahan
Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi
antara perlakuan macam aksesi dan pematahan dormansi benih
berpengaruh nyata terhadap kecepatan perkecambahan. Macam aksesi
berpengaruh sangat nyata terhadap kecepatan perkecambahan. Pematahan
dormansi benih berpengaruh nyata terhadap kecepatan perkecambahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
3. Daya Perkecambahan
Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak
terdapat interaksi antara perlakuan macam aksesi dan pematahan dormansi
benih terhadap daya perkecambahan. Macam aksesi berpengaruh sangat
nyata terhadap daya perkecambahan. Pematahan dormansi benih tidak
berpengaruh nyata terhadap daya perkecambahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
B. Pertumbuhan
1. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati
baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang
digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang
diterapkan (Sitompul dan Guritno, 1995). Hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan macam
aksesi dan media tanam terhadap pertumbuhan tinggi bibit srikaya. Macam
aksesi dan media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan
tinggi bibit srikaya.
Keterangan:
A1M0 : Aksesi 1 media tanah (kontrol)
A1M1 : Aksesi 1 media tanah + pupuk kandang sapi (1:1)
A1M2 : Aksesi 1 media tanah + pasir + pupuk kandang sapi (1:1:1)
A1M3 : Aksesi 1 media tanah + pasir + pupuk kandang sapi (1:1:2)
A2M0 : Aksesi 2 media tanah (kontrol)
A2M1 : Aksesi 2 media tanah + pupuk kandang sapi (1:1)
A2M2 : Aksesi 2 media tanah + pasir + pupuk kandang sapi (1:1:1)
A2M3 : Aksesi 2 media tanah + pasir + pupuk kandang sapi (1:1:2)
A3M0 : Aksesi 3 media tanah (kontrol)
A3M1 : Aksesi 3 media tanah + pupuk kandang sapi (1:1)
A3M2 : Aksesi 3 media tanah + pasir + pupuk kandang sapi (1:1:1)
A3M3 : Aksesi 3 media tanah + pasir + pupuk kandang sapi (1:1:2)
Gambar 4. Grafik tinggi bibit srikaya tiap minggu pada semua perlakuan
hingga umur 12 MST
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
Tabel 3. Purata tinggi tanaman perlakuan aksesi pada bibit srikaya umur
12 MST
Macam aksesi Purata
A1 : Aksesi 1 33.81a
A2 : Aksesi 2 31.81ab
A3 : Aksesi 3 29.55b
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
tidak beda nyata pada uji jarak berganda (DMRT) 5%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
Tabel 4. Purata tinggi tanaman perlakuan media tanam pada bibit srikaya
umur 12 MST
Media tanam Purata
M0 : tanah (kontrol) 25,02c
M1 : tanah+pupuk kandang sapi (1:1) 30,38b
M2 : tanah+pasir+pupuk kandang sapi (1:1:1) 36,07a
M3 : tanah+pasir+pupuk kandang sapi (1:1:2) 35,41a
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
tidak beda nyata pada uji jarak berganda (DMRT) 5%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
2. Jumlah Daun
Daun secara umum dipandang sebagai organ produsen fotosintat
utama, maka pengamatan daun sangat diperlukan selain sebagai indikator
pertumbuhan juga sebagai data penunjang untuk menjelaskan proses
pertumbuhan yang terjadi seperti pada pembentukan biomassa tanaman.
Pengamatan daun dapat didasarkan atas fungsinya sebagai penerima
cahaya dan alat fotosintesis (Sitompul dan Guritno, 1995). Hasil analisis
ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan
macam aksesi dan media tanam terhadap jumlah daun bibit srikaya.
Macam aksesi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun bibit srikaya.
Media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun bibit srikaya,
sebab unsur hara yang ada dalam media tanam sudah tersedia bagi
tanaman sehingga dapat meningkatkan jumlah daun bibit srikaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
Keterangan:
A1M0 : Aksesi 1 media tanah (kontrol)
A1M1 : Aksesi 1 media tanah + pupuk kandang sapi (1:1)
A1M2 : Aksesi 1 media tanah + pasir + pupuk kandang sapi (1:1:1)
A1M3 : Aksesi 1 media tanah + pasir + pupuk kandang sapi (1:1:2)
A2M0 : Aksesi 2 media tanah (kontrol)
A2M1 : Aksesi 2 media tanah + pupuk kandang sapi (1:1)
A2M2 : Aksesi 2 media tanah + pasir + pupuk kandang sapi (1:1:1)
A2M3 : Aksesi 2 media tanah + pasir + pupuk kandang sapi (1:1:2)
A3M0 : Aksesi 3 media tanah (kontrol)
A3M1 : Aksesi 3 media tanah + pupuk kandang sapi (1:1)
A3M2 : Aksesi 3 media tanah + pasir + pupuk kandang sapi (1:1:1)
A3M3 : Aksesi 3 media tanah + pasir + pupuk kandang sapi (1:1:2)
Gambar 7. Grafik jumlah daun bibit srikaya tiap minggu pada semua
perlakuan hingga umur 12 MST
Tabel 5. Purata jumlah daun perlakuan media tanam pada bibit srikaya
umur 12 MST
Media tanam Purata
M0 : tanah (kontrol) 17,18b
M1 : tanah+pupuk kandang sapi (1:1) 18,25b
M2 : tanah+pasir+pupuk kandang sapi (1:1:1) 21,92a
M3 : tanah+pasir+pupuk kandang sapi (1:1:2) 22,03a
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
tidak beda nyata pada uji jarak berganda (DMRT) 5%
3. Luas Daun
Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak
terdapat interaksi antara perlakuan macam aksesi dan media tanam
terhadap luas daun bibit srikaya. Macam aksesi berpengaruh nyata
terhadap luas daun bibit srikaya. Media tanam berpengaruh sangat nyata
terhadap luas daun bibit srikaya.
Tabel 6. Purata luas daun perlakuan aksesi pada bibit srikaya umur 12
MST
Macam aksesi Purata
A1 : Aksesi 1 4,10a
A2 : Aksesi 2 3,77ab
A3 : Aksesi 3 3,28b
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
tidak beda nyata pada uji jarak berganda (DMRT) 5%
Gambar 9. Histogram luas daun perlakuan aksesi pada bibit srikaya umur
12 MST
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
Tabel 7. Purata luas daun perlakuan media tanam pada bibit srikaya umur
12 MST
Media tanam Purata
M0 : tanah (kontrol) 2,45c
M1 : tanah+pupuk kandang sapi (1:1) 3,29b
M2 : tanah+pasir+pupuk kandang sapi (1:1:1) 4,50a
M3 : tanah+pasir+pupuk kandang sapi (1:1:2) 4,64a
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
tidak beda nyata pada uji jarak berganda (DMRT) 5%
Gambar 10. Histogram luas daun perlakuan media tanam pada bibit
srikaya umur 12 MST
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
4. Diameter Batang
Batang adalah bagian tanaman yang mendukung daun, bunga dan
buah tanaman. Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak
terdapat interaksi antara perlakuan macam aksesi dan media tanam
terhadap diameter batang bibit srikaya. Macam aksesi dan media tanam
berpengaruh sangat nyata terhadap diameter batang bibit srikaya.
Tabel 8. Purata diameter batang perlakuan aksesi pada bibit srikaya umur
12 MST
Macam aksesi Purata
A1 : Aksesi 1 0,44a
A2 : Aksesi 2 0,39b
A3 : Aksesi 3 0,38b
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
tidak beda nyata pada uji jarak berganda (DMRT) 5%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Gambar 11. Histogram diameter batang perlakuan aksesi pada bibit srikaya
umur 12 MST
Tabel 9. Purata diameter batang perlakuan macam media pada bibit srikaya
umur 12 MST
Media tanam Purata
M0 : tanah (kontrol) 0,36b
M1 : tanah+pupuk kandang sapi (1:1) 0,38b
M2 : tanah+pasir+pupuk kandang sapi (1:1:1) 0,43a
M3 : tanah+pasir+pupuk kandang sapi (1:1:2) 0,43a
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
tidak beda nyata pada uji jarak berganda (DMRT) 5%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Gambar 12. Histogram diameter batang perlakuan media tanam pada bibit
srikaya umur 12 MST
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut :
1. Saat awal benih srikaya berkecambah dimulai pada 7-21 HST.
2. Aksesi 3 memberikan pengaruh yang paling baik terhadap daya
perkecambahan (6,51 %).
3. Aksesi 3 dengan perlakuan pematahan dormansi benih dibuka sedikit kulit
bagian ujungnya memberikan pengaruh yang paling baik terhadap saat
awal benih berkecambah (7 HST dan rata-rata benih berkecambah 19,5
biji) dan kecepatan perkecambahan (8,43 %/ etmal).
4. Aksesi 1 memberikan pengaruh yang paling baik terhadap tinggi tanaman,
luas daun dan diameter batang.
5. Media yang tepat untuk pertumbuhan awal tanaman srikaya adalah media
tanah + pasir + pupuk kandang sapi (1:1:1), karena lebih efisien terhadap
penggunaan pupuk dan komposisi media tanam lebih berimbang.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah
1. Untuk penelitian selanjutnya bisa dilakukan penambahan zat pengatur
tumbuh untuk mempercepat perkecambahan biji srikaya atau dapat
dilakukan cara yang lebih efisien lagi untuk mematahkan dormansi benih
srikaya.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penggunaan komposisi
media yang lain pada perkecambahan maupun pertumbuhan awal tanaman
srikaya.
commit to user
40