Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRATIKUM

AGROSTOLOGI
IDENTIFIKASI DAN PENANAMAN HIJAUAN PAKAN TERNAK SERTA
PENGAWETAN BAHAN PAKAN TERNAK

Nama Kelompok :

Zaenal Robidin (202410002)

Frida Septi Natalia (202410014)

Hamam Al Rasid (202410018)

Fuad Fredyawan (202410022)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan Laporan Praktikum Agrostologi yaitu tentang
“Penanaman Hijaun dan Fermentasi Limbah Kulit Pisang Sebagai Pakan Ternak”
tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua
kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami
selanjutnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Aamiin.

Purworejo, 25 April 2021

Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hijauan makanan ternak merupakan salah satu bahan makanan ternak
yang sangat diperelukan dan besar manfaatnya bagi kehidupan dan
kelangsungan populasi ternak. Hijauan makanan ternak dijadikan sebagai
salah satu bahan makanan dasar dan utama untuk mendukung hewan
ruminansia yang setiap harinya membutuhkan hijauan. Kebutuhan hijauan
akan semakin banyak sesuai dengan bertambahnya jumlah populasi ternak
yang dimiliki.
Kendala utama dalam penyediaan hijauan pakan untuk ternak
terutama produksinya tidak dapat tetap sepanjang tahun. Pada saat musim
penghujan, produksi hijauan makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada
saat musim kemarau tingkat produksinya akan rendah, atau bahkan dapat
berkurang sama sekali. Ketersediaan hijauan makanan ternak yang tidak tetap
sepanjang tahun, maka diperlukan budidaya hijauan pakan, baik dengan usaha
perbaikan manajemen tanaman keras atau penggalakan cara pengelolaan
penanamna rumput unggul sehingga mutu setiap jenis hijauan yang
diwariskan oleh sifat genetik bisa dipertahankan atau ditingkatkan. Makanan
hijauan merupakan semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam
bentuk daun-daunan.
Kelompok tanaman ini adalah rumput atau graminae, leguminosa, dan
tumbuh-tumbuhan lainnya. Kelompok hijauan biasanya disebut makanan
kasar. Hijauan yang diberikan ke ternak ada dalam bentuk hijauan segar dan
hijauan kering. Hijauan segar adalah makanan yang berasal dari hijauan dan
diberikan ke ternak dalam bentuk segar. Sedangkan hijauan kering adalah
hijauan yang diberikan ke ternak dalam bentuk kering (hay) atau disebut juga
jerami kering .
Hijauan segar dan hijauan kering dapat dibudidayakan dengan
memperhatikan mutu hijauan tersebut yaitu sifat genetik dan lingkungan
(keadaan tanah daerah, iklim dan perlakuan manusia) agar dapat memenuhi
kebutuhan gizi makanan setiap ternak dan membantu peternak mengatasi
kesulitan dalam pengadaan makanan ternak. Dalam mengusahakan tanaman
makanan ternak untuk mandapatkan hijauan yang produktivitasnya tinggi
maka perlulah tanaman makanan ternak diusahakan secara maksimal mulai
dari pemilihan lokasi, pemetaan wilayah, pengelolaan tanah, pemilihan bibit,
penanaman, pemupukan, pemeliharaan, panen dan usaha–usaha untuk
mempertahankan dan meningkatkan mutu (pascapanen) sampai dengan
penanganan hijauan sebelum dikonsumsi ternak.
Laporan ini di buat untuk melengkapi pelaksanaan pratikum dari mata
kuliah Agrostologi yang diambil semester 2 Program Studi Peternakan,
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo pada tanggal 26
Maret 2021. Kami melakukan penelitian Penanaman Hijauan dan Fermentasi
Limbah Kulit Pisang sebagai Pakan Ternak berdasarkan panduan pratikum
dari pembimbing.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang diangkat pada praktikum agrostologi adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana mahasiswa mengetahui perbedaan antara hijauan rumput
dengan legum?
2. Bagaimana proses persiapan media tanam hijauan pakan ternak?
3. Bagaimana proses pemilihan benih hijauan pakan ternak?
4. Bagaimana proses melakukan penanaman, perawatan, dan pemanenan
pada hijauan pakan ternak?
5. Bagaimana cara melakukan pengawetan hijauan dan limbah pertanian
sebagai pakan ternak.
1.3 Tujuan
1. Identifikasi rumput dan legume
Tujuan dari praktikum identifikasi rumput dan legume yaitu agar
mahasiswa mengetahui perbedaan antara rumput dan legum, rumput yang
satu dengan yang lain, dan legum yang satu dengan legum yang lain.
2. Persiapan media tanam
Tujuan dari praktikum persiapan media tanam yaitu agar mahasiswa
mengetahui bagaimana persiapan dan pengolahan lahan yang akan
digunakan sebagai media tanam
3. Pemilihan benih
Pemilihan benih bertujuan agar mahasiswa mengerti bagaimana
melakukan pemilihan benih melalui uji fisik fisiologi dan menghitung
kebutuhan benih per satuan luas .
4. Penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan
Tujuan dari praktikum penanaman,pemeliharaan, pemanenan adalah
untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa agar memiliki pengalaman
dalam budidaya tanaman sehingga terampil mengelola tanaman sejak
penanaman, pemeliharaan, hingga masa pemanenan.
5. Pengawetan bahan pakan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa memiliki pengalaman dalam
proses pengawetan hijauan rumput dengan hay dan pengawetan limbah
makanan dengan fermentasi.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mampu membedakan antara rumput dengan legum, rumput
satu dengan yang lainnya, dan legum satu dengan legum lainnya.
2.
BAB II
BAHAN & METODE
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan praktikum agrostologi dilakukan secara
bertahap. Dimulai dari kegiatan identifikasi rumput dan legum, persiapan
media tanam, pemilihan benih, penanaman, dan pengawetan bahan pakan.
Berikut ini rentetan waktu dan tempat pada kegiatan-kegiatan praktikum
agrostologi.
Tabel 1 Kegiatan Selama Praktikum Agrostologi.
no Nama kegiatan waktu tempat
1 Identifikasi rumput dan Sabtu, 10 april Kandang prodi peternakan, Desa Mranti,
legum dan Persiapan 2021 Kecamatan Purworejo
media tanam
2 Pemilihan benih dan Selasa, 13 april Kandang prodi peternakan, Desa Mranti,
Penanaman 2021 Kecamatan Purworejo
3 Pengawetan bahan pakan Selasa, 20 april Kandang prodi peternakan, Desa Mranti,
(hay dan fermentasi) 2021 Kecamatan Purworejo

B. Alat dan Bahan


Praktikum agrostologi dalam pelaksanaannya memerlukan
beberapa alat dan bahan sebagai fasilitas penunjang dalam menyelesaikan
praktikum. Di bawah ini telah disebutkan beberapa alat dan bahan pada setiap
kegiatan praktikum.
Tabel 2 Kebutuhan Alat Dan Bahan Pada Kegiatan Praktikum
No Kegiatan Alat Bahan
1 Identifikasi rumput dan - Buku. rumput dan legum yang
legum. - kamera. dibawa oleh masih-masing
- alat tulis. mahasiswa.
2 Persiapan media tanam - polybag - Tanah
- sekop - kompos.
- cangkul
- sabit
- terpal
- alat tulis.
3 Pemilihan benih - petridish benih.
- kertas buram
- timbangan
- digital
- kalkulator.

4 Penanaman - parang - Kolonjono


- cangkul - biji kaliandra
- meteran.

5 Pengawetan bahan - pisau rumput kolonjono yang


pakan - parang sudah dipanen dari
- timbangan praktikum sebelumnya.
- gunting
- koran
- tali rafia
- alat tulis.

C. Cara kerja
1. Identifikasi rumput dan legum
Melakukan identifikasi pada berbagai macam rumput dan
legum dengan cara mengamati ciri spesifik dari tanaman-tanaman
tersebut yaitu berupa tipe tumbuh, tipe daun, tipe bunga. Hasil
yang diperoleh dicatat pada kertas kerja praktikum da setiap
tanaman didokumentasikan dengan menggunakan kamera untuk
dilampirkn pada laporan praktikum

2. Persiapan Media Tanam


a. Persiapan Lahan Lapang :
 Membersihkan areal terhadap pepohonan, semak-semak dan alang-
alang atau tumbuhan lainnya.
 Pembacakan untuk menjadi bongkahan-bongkahan besar.
 Penggaruan atau penggemburan tanah.
 Membuat gundukan tanah.
 Pemberian pupuk kandang.
b. Persiapan Media Tanam Polybag
 Menyiapkan tanah dan kompos sebagai campuran media
 Menyiapkan terpal untuk alas pencampuran
 Campurkan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1
 memasukkan dalam pot plastik, menyiram sampai kapasitas lapang.

3. Pemilihan benih
a. Sortasi Benih
 Siapkan benih yang akan di uji kemurniannya
 Kemudian timbang benih
 Pisahkan antara benih kotor dan benih bersih, timbang secara
terpisah dan hitung presentasinya

b. Uji daya kecambah


 Benih yang sudah dipilih dan ditimbang, ditata baik pada lembaran
kertas buram di masing-masing petridish lalu basahi dengan air
secukupnya.
 Benih diamati setiap hari jika terjadi kekurangan air dan dicatat pada
logbook jumlah yang berkecambah setiap hari sampai hari ke-7.
 Mengukur daya kecambah

Daya Kecambah :

4. Penanaman
a. Membuat lubang tanam rumput sedalam 15 cm, jarak tanam 60cm x 50
cm
b. Menanam 1 stek batang setiap lubang dengan posisi tegak atau miring
c. Membuat lubang tanam sedalam 1 cm dipolybag kemudian menanam
benih 2 butir dalam satu lubang tanam, kemudian ditutup kembali
dengan tanah
d. Menyiram sampai lembab
e. Tinggi tanaman diukur tiap minggu mulai umur 1 MST sampai panen.
Tinggi diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun teratas.
f. Penyiraman dilakukan setiap dua kali seminggu , setelah 1 minggu bila
tanaman telah hidup penyiraman dilakukan bila tanah dalam keadaan
kering atau seminggu sekali
g. Pengendalian pengganggu tanaman secara mekanik bila diperlukan.
h. Memberi pupuk daun pada hari ke-14
i. Memanen setelah rumput berumur 40 hari
5. Pembuatan Bahan Pakan
a. Pembuatan Hay
Memotong HPT setinggi ± 20 cm dari permukaan tanah.
Menimbang hijauan sebanyak 2 kg. Lalu memisahkan rumput benggala
atas bagian daun, ujung batang (masih berdaun) dan batang (tanpa
daun) menggunakan gunting. Menjajarkan rumput diatas kertas Koran
yang berada dipermukaan atas tanah dan menyimpannya ditepat yang
terkena sinar matahari selama 5 hari. Pada waktu malam, masukkan
hiajaun kedalam ruangan yang terlindungi dari hujan. Setelah 5 hari
pengeringan, mengambil masing-masing sampel 100 gram untuk
menentukan kadar bahan kering dan memasukkan masing-masing
sampel kedalam oven pada temperature 100oC selama 24 jam lalu
menimbang berat keringnya
b. Fermentasi
 Siapkan tempat yang besar digunakan untuk mencampur bahan dan
memproses fermentasi
 Cacah atau potong semua dalam bahan pakan menjadi ukuran yang
lebih kecil, agar cepet & ukurannya seragam bisa menggunakan
mesin cacah
 Larutan tetes tebu atau air gula dan probiotik em4 (sesuai takaran)
dengan air
 Siapkan terpal untuk mengaduk semua bahan kemudian larutkan
cairan prebiotik tersebut, agar mudah campur diatas tempat
 Masukkan semua bahan kedalam wadah sedikit demi sedikit,
kemudian tekan atau injak supaya padat
 Tutup rapat semua bahan dengan plastik agar proses fermentasi lebih
sempurna
 Pakan fermentasi ini dapat dibuka setelah 1 minggu dan siap di
berikan kepada ternak.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Identifikasi Rumput Dan Legum
Setelah melakukan pengamatan fisik dari masing-masing tanaman
maka diperoleh data-data sebagai berikut:
Tabel 3 Hasil Identifikasi Rumput Dan Legum
No Nama tanaman Ciri-ciri daun
1 singkong Tipe daun: Daun pada tanaman singkong termasuk daun majemuk
dengan anak daun yang berbentuk elips dengan ujungnya yang
runcing. Daun singkong memiliki warna hijau muda, hijau
kekuningan, bahkan sampai hijau keunguan.  Mempunyai tangkai
daun yang panjang dengan warna hijau, merah, kuning sampai
bisa kombinasi dari ketiganya
Tipe bunga: Bunga tanaman singkong muncul pada tiap ketiak
cabang. Untuk bunga betina dapat berkembang lebih dulu dan
matang pada saat tumbuhan berumur 3 sampai 4 minggu. Jika
definisi bunga tidak dibuahi dalam jangka waktu 24 jam maka
bunga akan layu serta gugur. Untuk bunga jantan tanaman ubi
kayu akan matang dalam jangka waktu sebulan kemudian,
sehingga penyerbukannya terjadi secara menyilang
2 Lamtoro Tipe tumbuh : Pohon atau perdu memiliki tinggi hingga 20 m,
meski kebanyakan hanya sekitar 2-10 m. Percabangannya rendah
dan banyak, dengan pepagan berwarna kecokelatan atau keabu-
abuan, berbintil-bintil dan berlentisel. Ranting-rantingnya
berbentuk bulat torak, dengan ujung yang berambut rapat
Tipe daun : Daunnya majemuk dan berbentuk menyirip rangkap,
siripnya berjumlah 3-10 pasang, kebanyakan dengan kelenjar
pada poros daun tepat sebelum pangkal sirip terbawah; daun
penumpu kecil, bentuk segitiga. Anak daun tiap sirip 5-20 pasang,
berhadapan, bentuk garis memanjang, 6-16 (-21) mm × 1-2 (-5)
mm, dengan ujung runcing dan pangkal miring (tidak sama),
permukaannya berambut halus dan tepinya berjumbai
Tipe bunga : Bunganya majemuk berupa bongkol bertangkai
panjang yang berkumpul dalam malai berisi 2-6 bongkol; tiap-
tiap bongkol tersusun dari 100-180 kuntum bunga, membentuk
bola berwarna putih atau kekuningan berdiameter 12–21 mm, di
atas tangkai sepanjang 2-5 cm. Bunga kecil-kecil, berbilangan-5;
tabung kelopak bentuk lonceng bergigi pendek, lk 3 mm;
mahkota bentuk solet, lk. 5 mm, lepas-lepas. Benangsari 10 helai,
lk 1 cm, lepas-lepas
3 Albasiah Tipe tumbuh : Pohon yang menggugurkan daun; berukuran
sedang hingga tinggi, 30–45 m, dan gemang batangnya 70–140
cm. Pepagan agak halus, di luarnya abu-abu gelap, dengan gigir-
gigir melintang, berlentisel, tipis; pepagan bagian dalam setebal 5
mm, merah jambon. Ranting-ranting muda bersegi dan berambut.
Tipe daun : Berbentuk majemuk menyirip berganda, dengan 4–14
pasang sirip; tulang daun utama 10–25 cm, berambut, dengan
kelenjar dekat pangkal tangkai daun dan pada pertemuan tulang
sirip. Daun penumpu besar, bundar telur miring dengan pangkal
yang setengah berbentuk jantung, seperti membran, dengan ekor
di ujungnya; lekas rontok. Sirip-sirip 4–14 cm panjangnya,
dengan 10–45 anak daun per sirip, duduk, berhadapan. Anak daun
memanjang sampai bentuk garis, dengan ujung runcing, miring,
sisi bawah hijau biru, 6–13 × 1,5–4 mm, tulang daun tengah
sangat dekat dengan tepi atas.
Tipe bunga : berbentuk majemuk berbentuk bongkol yang
bertangkai, yang terkumpul lagi menjadi malai yang panjangnya
15–30 cm. Bongkol berisi 10–20 kuntum bunga. Bunga
berbilangan-5; dengan kelopak bergigi, tinggi lk 4 mm, berambut;
tabung mahkota bentuk corong, kuning hijau, tinggi lk 7 mm,
berambut. Benang sari 10 atau lebih, panjang lk 3 cm, putih, di
atas hijau, pangkalnya menyatu membentuk tabung, yang kurang
lebih setinggi mahkota. Buah polong panjang 10–18 cm × 2–
3,5 cm, tidak membuka, patah-patah tidak teratur. Biji pipih,
jorong, 7 × 4–5 mm.
4 Gamal Tipe tumbuh : Perdu atau pohon kecil, biasanya bercabang
banyak, tinggi 2–15m dan gemang (besar batang) 15–30 cm.
Pepagan coklat keabu-abuan hingga keputih-putihan, kadang kala
beralur dalam pada batang yang tua. Menggugurkan daun di
musim kemarau.
Tipe daun : Daun majemuk menyirip ganjil, panjang 15–30 cm;
ketika muda dengan rambut-rambut halus seperti beledu. Anak
daun 7–17 pasang yang terletak berhadapan atau hampir
berhadapan, bentuk jorong atau lanset, 3–6 cm × 1.5–3 cm,
dengan ujung runcing dan pangkal membulat.
Tipe bunga : Karangan bunga berupa malai berisi 25-50 kuntum,
5–12 cm panjangnya. Bunga berkelopak 5, hijau terang, dengan
mahkota bunga putih ungu dan 10 helai benangsari yang
berwarna putih. Umumnya bunga muncul di akhir musim
kemarau, tatkala pohon tak berdaun. Buah polong berbiji 3-8
butir, pipih memanjang, 10–15 cm × 1.5–2 cm, hijau kuning dan
akhirnya coklat kehitaman, memecah ketika masak dan kering,
melontarkan biji-bijinya hingga sejauh 25 m dari pohon induknya.
5 Kacang tanah Tipe daun : majemuk, terdapat empat helai anak daun dalam satu
tangkai. Bentuknya agak lonjong dengan tipe tulang daun yang
menyirip. Warna daun pada saat masih muda adalah hijau muda
dan agak kekuningan, namun warnanya akan semakin gelap jika
daun sudah mulai tua.
Tipe bunga : Bentuk bunga tanaman kacang tanah mirip dengan
sayap kupu-kupu, semua ordo Leguminales atau kacang-kacangan
memiliki bentuk bunga yang agak mirip. Warna bunga tanaman
kacang tanah adalah kuning terang dan tumbuh dari ketiak daun.
Bunganya seperti memiliki tangkai panjang yang sebenarnya
bukanlah tangkai bunga melainkan tabung kelopak.
6 Turi Tipe daun : bentuk daun majemuk, memiliki daun penumpu
sepanjang 1/2-1 cm. Anak daunnya bentuknya jorong
memanjang, rata, dan menyirip genap. Panjang tangkai daun 20–
30 cm. Tangkainya pendek, dan setiap tangkai berisi 20-40
pasang anak daun.
Tipe bunga : Warna bunganya ada yang merah dan ada juga yang
putih. Buahnya berbentuk polong, menggantung, bersekat,
dengan panjang 20-55 cm, sewaktu muda berwarna hijau, dan
sudah tua berwarna kuning keputih-putihan. Sedangkan bijinya
berbentuk bulat panjang, dan berwarna cokelat muda.
7 Centro Tipe daun : Daun bercabang tiga; tiap anak daun berbentuk elips,
bulat telur-memanjang atau bulat telur-lanset, panjang 1-7 cm dan
lebar 0,5-4,5 cm, dasar daun membulat, ujung daun meruncing
tajam, daun berwarna hijau tua, berambut; panjang tangkai daun
5,5 cm.
Tipe bunga : Bunga dapat melakukan fertilisasi sendiri walau
belum mekar (cleistogamous), besar, muncul dari tandan aksiler,
tiap tandan mendukung 3 - 5 bunga, terdapat 2 daun tangkai; daun
kelopak berbentuk lonceng, berukuran 1,5-3 mm

2. Persiapan Media Tanam


Beberapa perlakuan pada lahan yang telah dijalankan dalam
persiapan media tanam antara lain:
Tabel 4. Persiapan, MediaTanam
No Perlakuan Foto
1 Lahan telah dibersihkan lahan dari tanaman
gulma/pengganggu

2 Lahan telah dicangkuli

3 Lahan telah dicampur dengan pupuk kandang

4 Lahan sudah dibentuk gundukan/bedengan

3. Pemilihan Benih
Pada proses pemilihan benih telah dilakukan penimbangan biji
kaliandra seberat 30 gram yang diambil sampel sejumlah 20 biji kaliandra.
Dan terdapat 2 biji yang tumbuh menjadi benih dalam 7 hari. kemudian
dihitung daya kecambahnya menggunakan rumus:

Maka didapat daya perkecambahan pada kaliandra sebesar: 10%.


4. Penanaman, Perawatan Dan Pemanenan Hijauan.
a. Hasil pertumbuhan Kaliandra
Dari praktikum penanaman kaliandra yang telah kami lakukan
dapat diambil data tinggi tanaman sebagai berikut:
Tabel 5 tinggi pertumbuhan kaliandra pada hari ke-7
no Polybag Kaliandra
1 Polybag ke-1 3cm
2 Polybag ke-2 Belum tumbuh
3 Polybag ke-3 Belum tumbuh
4 Polybag ke-4 Belum tumbuh
5 Polybag ke-5 Belum tumbuh
gambar 1. pertumbuhan kaliandra hari
ke-7

Tabel 6 tinggi pertumbuhan kaliandra hari ke-14


No Polybag Kaliandra
1 Polybag ke-1 3,5cm
2 Polybag ke-2 Belum tumbuh
3 Polybag ke-3 Belum tumbuh
4 Polybag ke-4 Belom tumbuh
5 Polybag ke-5 3 cm
gambar 2. pertumbuhan kaliandra hari
ke-14
Tabel 7 tinggi pertumbuhan kaliandra hari ke-21
No Polybag Kaliandra
1 Polybag ke-1 6cm
2 Polybag ke-2 Belum tumbuh
3 Polybag ke-3 1,5cm
4 Polybag ke-4 Belum tumbuh
5 Polybag ke-5 7cm gambar 3. pertumbuhan kaliandra hari
ke 21

b. Hasil pertumbuhan rumput kolonjono


Penanaman rumput yang telah dilakukan pada praktikum telah
diambil data tinggi rumput, yaitu sebagai berikut:
Tabel 8 tinggi pertumbuhan rumput pada hari ke-7
no Sampel rumput Tinggi
1 Sampel rumput ke-1 44 cm
2 Sampel rumput ke-2 49 cm
3 Sampel rumput ke-3 41 cm
4 Sampel rumput ke-4 49 cm
5 Sampel rumput ke-5 49 cm
gambar 4.pertumbuhan rumput
jum .tinggi tanaman kolonjono hari ke-7
rata−rata=
jum. yang ditanam
232
¿ =46,4 cm
5
Tabel 9 tinggi pertumbuhan rumput pada hari
ke-14
no Sampel rumput Tinggi
1 Sampel rumput ke-1 76cm
2 Sampel rumput ke-2 86 cm
3 Sampel rumput ke-3 70 cm
4 Sampel rumput ke-4 78 cm
gambar 5. pertumbuhan rumput kolonjono
5 Sampel rumput ke-5 81 cm hari ke-14
jum .tinggi tanaman
rata−rata=
jum. yang ditanam
391
¿ =78,2 cm
5
Tabel 10 tinggi pertumbuhan rumput pada
hari ke-21
no Sampel rumput Tinggi
1 Sampel rumput ke-1 94 cm
2 Sampel rumput ke-2 96 cm
3 Sampel rumput ke-3 98 cm
4 Sampel rumput ke-4 93 cm
5 Sampel rumput ke-5 104 cm gambar 6. pertumbuhan rumput kolonjono
hari ke-21
jum .tinggi tanaman
rata−rata=
jum. yang ditanam
485
¿ =97 cm
5
5. Hasil Pengawetan Bahan Pakan Hijuan Dan Limbah
a. fermentasi kulit pisang
ciri-ciri yang kami dapat dari hasil fermentasi kulit pisang sebagai
berikut:
- bagian atas sedikit berjamur
- Tekstur lembab
- Bau seperti tape
- Berwarna kecoklat-coklatan
b. Pembuatan Hay rumput kolonjono
Setelah praktikum pembuatan hay kami lakukan, Kami mendapatkan

data bahwa dari rumput kolonjono segar habis panen seberat 3600
gram, yang kemudian di keringkan selama 7 hari maka menghasilkan
berat kering sebesar 610 gram

B. Pembahasan
1. Identifikasi rumput dan legum
Dari identifikasi rumput dan legum yang telah di lakukan didapat pada
antara rumput dan legum terdapat berbagai macam perbedaan, mulai dari
perakaran, batang hingga tulang daun. Dari legum sendiri terdapat juga
perebadaan antara satu dengan lainnya, yaitu seperti tulang daun, susunan
daun, dll. Daru rumput sendiri juga terdapat perbedaan dari tulang daunnya
2. Persiapan media tanam
Dalam menanam hijauan pakan sangat diperlukan pengolahan lahan.
Mulai dari membersihkan dari tanaman pengganggu, mencangkuli,
memberi pupuk, dan dibuat bedengan/gundukan. Setiap proses tersebut
memiliki manfaat tersendiri pada penanaman bibit nantinya, yaitu
membersihkan tanaman pengganggu untuk memudahkan dalam
pencangkulan dan pemastian bahwa tanaman pengganggu tidak tumbuh
kembali. Terus manfaat mencangkuli tanah yaitu untuk menggemburkan
tanah, menambah kandungan oksigen dalam tanah dan merotasi tanah agar
tanah yang dalam mendapat zat hara baru
3. Pemilihan benih
Pemilihan benih yang bagus untuk di tanam bisa di lihat dari segi kualitas
benih tersebut. Parameter kualitas benih yang perlu diamati atau diukur
meliputi, kemurnian benih, bahan padat lain yang ada dalam sampel benih,
maksimum benih varietas/tanaman lain dalam sampel benih, biji gulma,
minimum persentase daya kecambah, kadar air dalam benih dan kesehatan
benih (Lattimore et al. 2010). Untuk menguji kualitas benih ada tiga
kriteria yaitu kualitas genetik (kemurnian benih), kualitas fisiologi (daya
kecambah, daya tumbuh, vigor) dan kualitas fisik (bahan padat lain yang
ada dalam sampel benih, maksimum benih varietas/tanaman lain dalam
sampel benih, biji gulma). Salah satu faktor yang mempengaruhi daya
kecambah benih leguminosa tanaman pakan ternak adalah temperatur
(Butler et al.2014)
4. Penanaman dan Pemeliharaan HPT
Setelah melakukan pemilihan benih untuk ditanam, kini penulis mencoba
menanam rumput kolonjono dan kaliandra. Penulis menanam dan
mencatat tinggi pertumbuhan dari keduanya, dari data-data tersebut dapat
di lihat vigor dan rata-rata pertumbuhannya perminggu.
Vigor dari kaliandra pada hari ke-7
kecambah hari ke−7
vigor= ×100 %
jumlah benih yang di tanam
1
¿ ×100 %=0,33 %
3
Rata-rata tinggi pertumbuhan rumput kolonjono pada hari ke-7
jum .tinggi tanaman
rata−rata=
jum. yang ditanam
232
¿ =46,4 cm
5

5. Pengawetan pakan ternak


Mengawetkan pakan ternak dapat bermanfaat untuk peternak
karena dapat menyimpan pakan ternak yang kelebihan hasil produksi dan
digunakan saat hasil produksi pakan ternak sedikit. Teknologi pengawetan
yang dapat dilakukan antara lain dengan pembuatan hay, silase, dan
amoniasi. Namun, pengawetan yang digunakan untuk praktik penulis
hanya silase dan hay
Menurut Hanafi (2008), hay adalah tanaman hijauan pakan ternak
berupa rumut-rumputan atau leguminosa yang disimpan dalam bentuk
kering dengan kadar air 20-30%. Kartasujana (2001) menyatakan prinsip
dasar daripengawetan dengan cara dibuat hay adalah dengan cara
mengeringkanhijauan, baik secara alami (menggunakan sinar matahari)
maupunmenggunakan mesin pengering (dryer). Adapun kandungan air
hayditentukan sebesar 12-20%, hal ini dimaksud agar hijauan saat
disimpansebagai hay tidak ditumbuhi jamur.
Silase berasal dari hijauan makanan ternak atau limbah pertanian
yang diawetkan dalam keadaan segar (dengan kandungan air 60-70%)
melalui proses fermentasi dalam silo (tempat pembuatan silase),
sedangkan ensilase adalah proses pembuatan silase. Tujuan utama
pembuatan silase adalah untuk memaksimumkan pengawetan kandungan
nutrisi yang terdapat pada hijauan atau bahan pakan ternak lainnya, agar
bisa disimpan dalam kurun waktu yang lama, untuk kemudian diberikan
sebagai pakan bagi ternak.Pengawetan hijauan dengan pembuatan silase
bertujuan agar pemberian hijauan sebagai pakan ternak dapat berlangsung
secara merata sepanjang tahun, untuk mengatasi kekurangan pakan di
musim paceklik (Kartasujana, 2001)

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pratikum dari mengidentifikasi rumput dan legum
hingga mengawetkan pakan ternak, penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Mengidentifikasi rumput dan legum dapat mengetahui manfaat dari
rumpput dan legum untuk hewan ternak
2. Pengolahan lahan, untuk mendapatkan hasil atau kulitas dari
penanaman hijauan pakan ternak tanah harus subur dan mendapatkan
pupuk yang organik secara tepat (tidak kelebihan atau kekurangan
pupuk)
3. Pemilihan benih, untuk mendapatkan tanaman yang berkualitas
berawal dari benih yang memiliki kualitas bagus juga dan mensortir
benih sebelum penanaman sangatlah penting
4. Penanaman dan pemeliharaan HPT, untuk penanaman HPT perlu di
perhatikan ternik penanamannya, untuk teknik stek menanam tanaman
dengan jarak 60×60 atau 50×50, sedangkan di polybag untuk benih
jangan terlalu banyak minimal dalam satu polibag 2 atau 3 benih saja.
Pemeliharaan HPT dengan cara memberi pupuk sebelum HPT di
tanam dan saat HPT berumur 20-30 hari, pupuk yang di berikan
dengan menggunakan pupuk organik
5. Pengawetan bahan pakan
Berdasarkan hasil pratikum penulis, pengawetan bahan pakan dapat
bermanfaat untuk peternak karena dapat menyimpan pakan ternak
yang kelebihan hasil produksi dan digunakan saat hasil produksi pakan
ternak sedikit.
B. Saran
Saran dari penulis saat penanaman HPT juga perlu di perhatikan hama apa
yang menyerang tanaman dan bagaimana cara mengatasinya supaya
hijauan pakan tidak habis di makan hama.

DAFTAR PUSTAKA
Butler TJ, Celen AE, Webb SL, Krstic D, Interrante SM. 2014.
Temperature affects the germination of forage legume seeds. Crop Sci.
54:2846-2853.
Hanafi, N. D.(2008). Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. Medan:
USU Repository. Diakses 8 Pebruari 2014.
Kartasudjana, R. (2001). Modul Program Keahlian Budidaya Ternak,
Mengawetkan HijauanPakan Ternak. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan
SMK Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
Lattimore MA, Christie J, McCormic L. 2010. Pasture varieties used
in New South Wales 2010–2011. New South Wales (AUS): I&I NSW
and the Grassland Society of NSW Inc.

Anda mungkin juga menyukai