Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

GULA NON REDUKSI


Mata Kuliah : KIMIA DASAR
Dosen Pengampu : Jeki M W Wibawanti,S.Pt,M.Eng,M.P

Oleh :

Fuad Fredyawan (202410022)

KELAS A
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat meneyelesaikan makalah yang “Gula Non Reduksi”
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Jeki M W Wibawanti,S.Pt,M.Eng,M.P
selaku dosen Kimia Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan sesuai bidang studi yang kami tekuni.
Saya juga mnegucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang dapat membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... I

DAFTAR ISI.............................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2

D. Definisi Gula non Reduksi...................................................................... 2


E. Jenis gula non reduksi............................................................................. 2
F. Perbedaan glukosa, sukrosa, dan fruktosa............................................... 2

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 4

A. Kesimpulan.............................................................................................. 4
B. Daftar Pustaka......................................................................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton,
atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat
mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil.
Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai
rumus (CH2O)N, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n
molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian
dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi gula non reduksi ?
2. Apa saja jenis-jenis gula non reduksi ?
3. Apa perbedaan antara glukosa, sukrosa, dan fruktosa ?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi gula non reduksi
2. Mengetahui jenis-jenis gula non reduksi
3. Mengetahui perbedaan antara glukosa, sukrosa, dan laktosa

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi pembaca, bermanfaat dalam menambah informasi atau wawasan mengenai gula
non reduksi
2. Bagi penulis, bermanfaat dalam menambah refernsi mengenai gula non reduksi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Gula Non Reduksi
Gula non reduksi adalah karbohidrat yang tidak dapat bertindak sebagai agen
pereduksi karena tidak adanya kelompok aldehida bebas atau kelompok keton bebas.
Beberapa disakarida dan semua polisakarida mengurangi gula. Dalam media berair dasar,
gula tidak mengurangi tidak menghasilkan senyawa yang mengandung gugus aldehida.
Karbohidrat apa saja yang mampu dioksidasi dan menyebabkan pengurangan zat lain
tanpa harus dihidrolisis terlebih dahulu dikenal sebagai gula reduksi, tetapi yang tidak dapat
dioksidasi dan tidak mengurangi zat lain dikenal sebagai gula non reduksi. Secara umum,
semua monosakarida bebas yang memiliki gugus aldehida atau hidroksil ketonik bebas
mampu teroksidasi. Setelah dioksidasi mereka menyebabkan pengurangan zat lain dan
dikenal sebagai gula pereduksi.

2. Jenis Gula Non Reduksi


Sukrosa, bukan merupakan gula reduksi karena sukrosa tidak mempunyai atom
karbon hemiasetal dan hemiacetal. Sukrosa tidak memiliki atom karbon monomer bebas
karena karbon anomer glukosa dan fruktosa beerikatan satu dengan lainnya.
Sukrosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari monomer-monomernya yang
berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul C 12H22O11. Senyawa ini dikenal
sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh organisme lain seperti hewan
Penambahan sukrosa dalam media berfungsi sebagai sumber karbon. Sukrosa atau gula dapur
diperoleh dari gula tebu atau gula beet. Unit glukosa dan fruktosa diikat oleh jembatan asetal
oksigen dengan orientasi alpha. Struktur ini mudah dikenali karena mengandung enam cincin
glukosa dan lima cincin fruktosa. Proses fermentasi sukrosa melibatkan mikroorganisme
yang dapat memperoleh energi dari substrat sukrosa dengan melepaskan karbondioksida dan
produk samping berupa senyawaan alkohol. Penggunaan ragi (yeast) ini dalam proses
fermentasi diduga merupakan proses tertua dalam bioteknologi dan sering disebut dengan
zymotechnology. Sukrosa diproduksi sekitar 150 juta ton setiap tahunnya.

3. Perbedaan Glukosa, Sukrosa,Dan Fruktosa

Kamu mungkin tak asing dengan sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Ya, ketiganya kerap
ditemukan pada deretan bahan (komposisi) makanan kemasan. Ketiganya juga berperan
sebagai pemanis makanan sehingga rasanya lebih menggugah selera.
Karena sering ditemukan dalam makanan kemasan, pernahkah kamu bertanya, apakah
pemanis ini baik untuk kesehatan? Apalagi jika dikonsumsi terlalu sering. Nah, untuk
mengetahuinya lebih lanjut, mari simak ulasan mengenai perbedaan sukrosa, glukosa, dan
fruktosa berikut ini. Dari ketiganya mungkin sukrosa paling asing untukmu. Sebenarnya,
sukrosa adalah nama ilmiah dari gula meja (pasir) yang sering kita konsumsi. Pada dasarnya,
sukrosa terdiri dari dua molekul; yakni glukosa dan fruktosa. Dalam penyerapannya, sukrosa
dipecah oleh tubuh menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa disimpan jadi energi (glikogen),
sementara fruktosa jadi lemak.

2
3

a. Sukrosa
Sukrosa alami bisa ditemukan dalam banyak jenis buah-buahan, sayuran, dan biji-
bijian. Namun pemanis ini juga kerap ditambahkan pada makanan kemasan; seperti permen,
es krim, sereal, makanan kaleng, soda, dan minuman manis lainnya.
Sukrosa dalam makanan kemasan biasanya menggunakan manis dari tebu atau bit. Rasanya
tak terlalu manis dari fruktosa, namun lebih manis dari glukosa.
b. Glukosa
Pondasi utama karbohidrat yang sering ditemukan pada; jagung, kentang, gandum,
dan singkong. Pada makanan kemasan biasanya glukosa sudah diekstrak menjadi tepung
jagung. Selain itu, ada juga yang dibuat menjadi sirup. Sayangnya menurut data US
Department of Agriculture, sirup glukosa tidak mengandung vitamin dan mineral sehingga
manfaat kesehatannya lebih sedikit dibandingkan glukosa alami.
Bahkan mengonsumsi terlalu banyak sirup glukosa dapat berakibat; kegemukan,
naiknya gula darah, kesehatan gigi memburuk, tekanan darah tinggi, hingga penyakit jantung.
Jadi, sebaiknya pastikan bahwa glukosa yang terserap tubuhmu adalah yang alami.
c. Fruktosa
Pemanis yang terakhir ini sering ditemukan dalam buah, madu, dan sebagian dari
sayuran akar. Fruktosa juga hanya memiliki satu molekul, namun rasanya lebih manis dari
glukosa. Bahkan dari ketiganya, fruktosa punya rasa paling manis.
Beberapa yang juga termasuk sumber alami fruktosa adalah tebu, bit, dan jagung.
Maka tak heran, jika kamu juga akan menemukan fruktosa berupa sirup jagung. Pemanis ini
kini cukup sering dipakai pada makanan atau minuman kemasan.
Tapi, kamu perlu berhati-hati terhadap lonjakan gula darah jika terlalu sering
mengonsumsi fruktosa. Menurut beberapa penelitian, kelebihan fruktosa dapat
mengakibatkan resistensi insulin, diabetes tipe 2, obesitas, penyakit hati berlemak dan
sindrom metabolik. Bahkan mengutip jurnal PubMed tahun 2015, fruktosa diklaim sebagai
pemanis yang paling berbahaya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari ketiga gula yang bernama glukosa, sukrosa, dan fruktosa, Sukrosa termasuk
kedalam gula non reduksi yang disebabkan sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer
bebas, karena karbon anomer kedua komponen unit monosakarida pada sukrosa berikatan
satu dengan yang lainnya.

4
B. Daftar Pustaka

https://id.bccrwp.org/solution/reducing-vs-nonreducing-sugars/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sukrosa

https://oktavianipratama.wordpress.com/2013/04/21/struktur-karbohidrat/

Anda mungkin juga menyukai