Anda di halaman 1dari 59

1

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG


ANALISIS PROGRAM PENINGKATAN SDM PETANI
MELALUI KEGIATAN SEKOLAH LAPANG
(Studi Kasus BPP Di Kab. Soppeng Kec. Ganra)

Dwi Ariesta Putri (08320190084)


Jusmadi (08320190022)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA MAKASSAR
2022
2

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Program Peningkatan SDM Petani

Melalui Kegiatan Sekolah Lapang (Studi Kasus

Balai Pernyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan

Ganra, Kabupaten Soppeng).

Nama : 1. Dwi Ariesta Putri

2. Jusmadi

No. Stambuk : 1. 08320190084

2. 08320190222

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

No. SK Pembimbing PKL : 103/H.22/FP-UMI/VII/2022

Disetujui Oleh:

Pembimbing PKL Penguji PKL

Dr.Ir. Iskandar Hasan, M.Sc

NIDN 0912106202 NIDN

Mengetahui
Ketua Program Studi
Agribisnis Universitas Muslim
Indonesia

Ir. Rasmeidah Rasyid, M


3

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Syukur alhamdulillah penulis ucapan terlebih dahulu ke hadirat Allah

Subahanahu wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan rahmat dan

hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja

lapangan ini dengan judul “Analisis Program Peningkatan SDM Petani Melalui

Kegiatan Sekolah Lapang.“ yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia.

Semua ini tidak terlepas dari dukungan rekan-rekan kerja dan dosen

pembimbing yang selama ini membantu dan mengarahkan sehingga PKL ini dapat

terlaksana dengan baik.

Demikian laporan kegiatan PKL ini, penulis menyadari bahwa dalam

penulisan laporan ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritikan dan saran

yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya, semoga laporan ini

dapat bermanfaat bagi penulis serta pembaca sekalian

Makassar, 04 September 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Sasaran
Belajar
1.2.1. Aspek Pengetahuan
1.2.2. Aspek Keterampilan
1.2.3. Aspek Sikap
1.3.Kegunaan Praktik Kerja
Lapang
1.3.1. Bagi Mitra Belajar
1.3.2. Bagi Mahasiswa
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kerangka Teoritis
2.1.1. Tanaman Selada
2.2.Syarat Tumbuh Selada
2.3.Budidaya Selada Secara Hidroponik
2.4.Produksi
2.5. Pemasaran
2.5.1. Tujuan Pemasaran
2.5.2. Fungsi-fungsi Pemasaran
2.5.3. Marketing Mix
III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG
3.1.Pendekatan Kasus Agrosistem
3.1.2. Metode Pendekatan Partisipatif
3.2. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
3.3. Penentuan Posisi Penilaian
5

IV. DESKRIPSI AGROSISTEM KASUS


4.1.Visi dan Misi Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra
4.2.Sejarah Singkat Balai Penyuluhan Pertanian Kec.
Ganra 4.3.Identitas Sumberdaya
4.3.1. Sumberdaya Lahan dan Bangunan
4.3.2. Sumberdaya Peralatan
4.3.3. Sumberdaya Manusia
4.3.4. Sumberdaya
Finansial 4.4.Analisis Kinerja
Produksi
4.4.1. Kinerja Proses
4.4.2. Kinerja Hasil
4.5.Analisis Kinerja
Pemasaran
4.5.1. Kinerja Proses
4.5.2. Kinerja Hasil
4.6.Peta Kinerja Agrosistem Kasus
V. PROBLEMATISASI
5.1. Analisis Masalah Pengembangan Agrosistem (AMPA)
5.1.1. Identifikasi Masalah
5.1.2. Penentuan Masalah Utama
5.1.3. Struktur Pohon Masalah
5.2. Analisis Sasaran Pengembangan Agrosistem (ASPA)
5.2.1. Penetapan Sasaran
5.2.2. Penetapan Sasaran Utama
5.2.3. Struktur Pohon Sasaran
VI. DESAIN TINDAKAN
6.1. Analisis Alternatif Tindakan Pengembangan Agrosistem
6.1.1. Alternatif Tindakan
6.1.2. Alternatif Keputusan
6.1.3. Tindakan Terpilih
6.2. Matriks Perencanaan dan Pengembangan Agrosistem
6.3. Rencana Tindakan
6

6.4. Analisis Perencanaan Potensial


VII. REFLEKSI
7.1. Aspek Pengetahuan
7.2. Aspek Keterampilan
7.3. Aspek Sikap
LAMPIRAN
7

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang mendapat sebutan dengan negara

agraris (Warsani, 2013 dalam Prabaningrum, R. W., & Oktariyanda, T. A.

(2021)). Hal ini karena, kontribusi sektor pertanian sangat vital dalam mendukung

perekonomian nasional, terutama sebagai penyedia bahan pangan, sandang dan

papan bagi sebagian besar penduduk, dan juga sebagai penghasil komoditas

ekspor non migas untuk menarik devisa. Selain itu, mata pencaharian sebagian

besar rakyat Indonesia adalah sebagai petani. Petani adalah orang yang profesinya

bercocok tanam dalam lahan pertanian. Pertanian adalah aktivitas manusia untuk

berusaha terus dengan maksud akan mendapatkanhasil-hasil tanaman ataupun

hasil hewan, tanpa menimbulkan kerusakan alam.

Pertanian (agriculture) tidak hanya sekedar sebagai suatu kegiatan

ekonomi untuk menghasilkan pendapatan bagi para petani saja. Lebih dari itu,

pertanian dapat juga menjadi sebuah cara hidup atau way of life mayoritas petani.

Oleh karena itu, sistem serta sektor pertanian harus menempatkan subjek petani

sebagai aktor dalam sektor pertanian secara utuh, tidak hanya petani sebagai homo

economicus, akan tetapi juga sebagai homo socius dan homo religius.

Konsekuensi dari pandangan ini adalah, dikaitkannya unsur-unsur nilai sosial

budaya lokal, yang berisi aturan dan pola hubungan sosial, politik, ekonomi, dan

budaya ke dalam kerangka paradigma pembangunan sistem pertanian secara utuh

(Sulistiyono dkk, 2015).


8

Dalam hal upaya peningkatan SDM pelaku utama dan pelaku usaha agar

lebih kreatif, inovatif dan kredibel, dibutuhkan suatu strategi penyelenggaraan

penyuluhan pertanian, yang sistematis dan terencana yang mampu

mengakomodasi aspirasi dari pelaku utama dan pelaku usaha serta mampu

memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha.

Penyuluh pertanian sebagai aparat terdepan yang bersentuhan langsung

pelaku utama dan pelaku usaha dalam melaksanakan tanggung jawabnya

membina dan membimbing pelaku utama/usaha,karena itu dalam melaksanakan

tugasnya harus memiliki perencanaan yang tersusun secara sistematis dan terukur

yang dapat dinilai hasil akhirnya. Perencanaan kegiatan pembinaan dan

bimbingan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dituangkan dalam bentuk

Programa Penyuluhan Pertanian.

Program Sekolah Lapang Pertanian ini, dihadiri oleh PPL selaku

koordinator program tersebut. Program ini dilakukan setiap minggu. Materi yang

diajarkan adalah praktek, pengamatan, diskusi dan tukar menukar pengalaman dan

juga informasi. Materi pelajaran yang diberikan benar-benar sesuai dengan

kebutuhan petani dan telah disepakati bersama petani. Sekolah Lapang Pertanian

prinsipnya adalah tidak menggunakan bahan kimia untuk membunuh pengganggu

tanaman tetapi pengendalian pengganggu tanaman. Namun dalam menjalankan

program ini masih ada masalah yang dihadapi yaitu kurangnya Tim Penyuluh

Pertanian dari Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng.

Berdasarkan Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian (SP3K) pada bab VII Pasal 23 menyebutkan bahwa


9

Programa Penyuluhan dimaksudkan untuk memberikan arah,pedoman dan alat

pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan.

Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra ( BPP ) Kecamatan Ganra

sebagai unit pelaksana teknis dari Dinas Tanaman Pangan Hortkultura Perkebunan

dan Ketahanan Pangan Kabupaten Soppeng, dalam penyusunan Programa

Penyuluhan dengan memperhatikan keterpaduan dan sinergitas dari semua

Programa Penyuluhan setiap tingkatan,karena sebagaimana diketahui bahwa

programa penyuluhan pada tiap tingkatan mempunyai hubungan yang bersifat

saling mendukung sehingga semua programa penyuluhan pertanian selaras dan

tidak bertentangan antara programa penyuluhan dalam berbagai tingkatan.

1.2. Sasaran Belajar

Sasaran belajar yang ingin dicapai dalam Praktik Kerja Lapang ini yaitu :

1.2.1 Aspek Pengetahuan

a. Mengetahui proses administrasi kegiatan pelaksanaan sekolah lapang

b. Mengetahui proses kegiatan sekolah lapang.

c. Mengetahui masalah yang dihadapi oleh Balai Penyuluhan Pertanian

Kec. Ganra dalam hal penyuluhan.

1.2.2 Aspek Keterampilan

a. Mendapatkan keterampilan dan pengalaman dalam bidang pertanian

khususnya dalam kegiatan sekolah lapang.

b. Terampil dalam bersosialiasasi, berkomunikasi dan menggali informasi

dengan sesama masyarakat, petani dan penyuluh pertanian.


1

1.2.3. Aspek Sikap

a. Menghargai dan mematuhi jam kerja yang berlaku di Balai Penyuluhan

Pertanian Kec. Ganra .

b. Saling menghormati dan menghargai sesama tenaga kerja.

c. Menghargai keputusan-keputusan yang diambil oleh Balai Penyuluhan

Pertanian Kec. Ganra .

1.3. Kegunaan Praktek Lapang

Sasaran belajar yang ingin dicapai dalam Praktik Kerja Lapang ini yaitu :

1.3.1. Bagi Mitra Belajar

a. Memperoleh masukan dan saran-saran untuk kemajuan Balai Penyuluhan

Pertanian Kec. Ganra kedepannya khususnya dalam teknis kegiatan

sekolah lapang.

b. Memberikan kesempatan kepada pihak mahasiswa untuk berpartisipasi

langsung dalam kegiatan sekolah lapang.

1.3.2. Bagi Mahasiswa

a. Memperluas pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pertanian.

b. Meningkatkan daya kritis serta kepekaan mahasiswa terhadap masalah-

masalah yang ada di tempat PKL.

c. Memberikan pengalaman belajar yang mendukung kesiapan dalam

memasuki pilihan rencana karier masa depan.


11

II. TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Petani

Petani adalah perorangan warga negara Indonesia perseorangan dan/atau

berserta keluarganya yang melakukan usaha di bidang tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan dan/atau peternakan. Profesi petani sangat dikenal dalam

masyarakat kita. Kita bisa makan nasi, sayur, lauk, minum teh, susu, jahe, kopi,

cokelat juga atas jasa petani secara umum. Mari kita baca pengertian petani

berikut ini. Menurut KBBI, petani berasal dari kata tani. Tani artinya mata

pencaharian dalam bentuk bercocok tanam; mata pencarian dalam bentuk

mengusahakan tanah dengan tanam-menanam. Bertani yaitu bercocok tanam;

mengusahakan tanah dengan tanam-menanam. Pertanian adalah 1 perihal bertani

(mengusahakan tanah dengan tanam-menanam); 2 segala yang bertalian dengan

tanam-menanam (pengusahaan tanah dsb). Petani ialah orang yang pekerjaannya

bercocok tanam. Ada beberapa sebutan petani yang dapat dikemukakan. Di

antaranya; Petani berdasi yaitu pemilik sawah (kebun dsb) yang tidak pernah

mengerjakan sendiri tanahnya. Petani gurem ialah petani kecil (biasa memiliki

lahan kurang dari 0,25 ha). Petani monokultur adalah petani yang hanya menanam

satu jenis tanaman. Petani penggarap artinya petani yang menggarap tanah orang

lain dengan sistem bagi hasil.

1.2. Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi Pelaku Utama serta

Pelaku Usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan dirinya dalam

mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya,


1

sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup. Penyuluh pertanian adalah sebutan bagi pelaku penyuluhan

atau dia yang melakukan penyuluhan pertanian, bertugas untuk memberikan

penyuluhan untuk membantu pekerjaan petani dalam memahami apa yang mereka

kerjakan dilapangan.

1.3. Sekolah Lapang (SL)

Program Sekolah Lapang Pertanian adalah serangkaian kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaandan penilaian serta mendorong,

mengendalikan dan mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan

memakai sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang lebih efektif dan

efisien untuk memperoleh suatu tujuan yang telah ditetapkan organisasi berupa

warga belajar mengenai pertanian, yang nantinya dapat menghasilkan sumber

daya manusia khusunya petani yang berkualitas (Edeng & Wardhono, 2019).

Adapun pengertian lain dari Sekolah Lapang Pertanian yaitu proses

meyakinkan petani dengan cara dan contohyang tidak merugikan petani dan

ramah lingkungan (Ningrum, 2020)

1.4. Administrasi Program

Administrasi adalah suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani,

mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan.

Program adalah rencana/kegiatan yang direncanakan dengan seksama.

Pembelajaran menurut Kunandar (2008) dalam Zendrato, J. (2016) adalah proses


1

interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perbahan

perilaku ke arah yang lebih baik.

Administrasi program pembelajaran adalah kegiatan yang meliputi

pengaturan seperangkat program pengalaman belajar yang disusun untuk

mengembangkan kemampuan pelajar sesuai dengan tujuan sekolah dalam rangka

terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

1.5. Peningkatan SDM Petani

Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian berpengaruh terhadap

pembangunan pertanian. Untuk memacu pembangunan pertanian maka diawali

dengan peningkatan SDM Petani sebagai pelaku utama. SDM pertanian yang

andal dapat meningkatkan bobot pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya

kesejahteraan masyarakat, salah satunya dengan meningkatkan kapasitas dan

kualitas petani dan penyuluh sebagai ujung tombak kegiatan pertanian.


14

III. METODE PELAKSANAAN PKL

3.1. Pendekatan Kasus Agrosistem

3.1.1. Penentuan Mitra Belajar

Penentuan mitra belajar dalam penelitian ini dilakukan secara purposive

yaitu secara langsung. Alasan lain memilih Balai Penyuluhan Pertanian Kec.

Ganra (BPP) dimana peneliti ditempatkan pada bidang penyuluhan yang

membuat peneliti mampu melihat bagaimana cara pelaksanaan sekolah lapangan

secara langsung serta peneliti pun mampu untuk meneliti bagaimana

meningkatkan SDM petani.

3.1.2 Metode Pendekatan Partisipatif

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapang ini

adalah metode partisipatif dimana penulis ikut dan bekerja di Balai Penyuluhan

Pertanian Kec. Ganra . Pengambilan data dilakukan melalui observasi dan

wawancara langsung penyuluh pertanian dan petani. Metode observasi dilakukan

dengan cara mengamati dan mengikuti langsung proses pembibitan hingga panen

dan pemasarani. Sedangkan metode wawancara dilakukan dengan cara bertanya

langsung kepada kepala dan pegawai pada Balai Penyuluhan Pertanian Kec.

Ganra .

3.2. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di Balai

Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra , Kecamatan Ganra, Kabupaten Soppeng.

Kegiatan ini dilaksanakan mulai pada tanggal 16 Agustus – 16 September 2022.


15

3.3. Penentuan Posisi Penilaian

Penentuan posisi penilian merupakan proses penentuan sudut pandang

dalam menilai berbagai kegiatan input untuk menghasilkan output suatu instansi.

Penentuan posisi penilaian terbagi atas dua yaitu:

a. Sebagai manajer di dalam lembaga pertanian merupakan penilaian yang

dilakukan antara atasan dengan bawahan dan melihat hasil kerja karyawan

dalam setahun terakhir. Namun, yang paling penting penilaian kinerja

karyawan yang bagus adalah dapat berpikir secara rasional bukan dengan

perasaan.

b. Sebagai pengamat merupakan penilaian kinerja karyawan tidak hanya dilihat

dari hasil yang dikerjakannya, namun juga dilihat dari proses karyawan

tersebut dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kinerja merupakan hasil dari

keseluruhan proses seseorang dalam mengerjakan tugasnya.

Dalam kegiatan Praktik Kerja Lapang kali ini saya bertindak selaku

pengamat, bukan bertindak sebagai manajer karena saya turun langsung dalam

kegiatan sekolah lapang.


16

IV. DESKRIPSI AGROSISTEM KASUS

4.1. Visi dan Misi Agrosistem Kasus

4.1.1. Visi

Mewujudkan BPP Ganra sebagai penyelenggaraan penyuluhan terdepan

dalam menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kapabilitas dan

kompetensi untuk mendukung visi Pemerintah Kabupaten Soppeng.

4.1.2 Misi

1) Mengkombinasikan seluruh metode penyelenggaraan penyuluhan bersifat

partisipasif, dinamis, progresif dan bertanggung jawab.

2) Berkomitmen terhadap upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan

perubahan sikap pelaku utama dan pelaku usaha.

3) Bekerjasama dengan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi

pelaku utama dan pelaku usaha.

4) Selalu tanggap terhadap perubahan lingkungan internal dan eksternal.

5) Berusaha terus menerus memperbaiki kualitas pelayanan penyuluhan kepada

pelaku utama dan pelaku usaha bersama keluarganya.

4.2. Sejarah Singkat Agrosistem Kasus (Perusahaan)

Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra Ganra berdiri pada tahun 1978 di

Desa Ganra, Kecamatan Ganra, Kabupaten Soppeng., Balai Penyuluhan Pertanian

Kec. Ganra ini berdiri di lahan seluas 100 x 100 m 2. Balai Penyuluhan Pertanian

Kec. Ganra ( BPP ) Kecamatan Ganra sebagai unit pelaksana teknis dari Dinas

Tanaman Pangan Hortkultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten

Soppeng, dalam penyusunan Programa Penyuluhan dengan memperhatikan


1

keterpaduan dan sinergitas dari semua Programa Penyuluhan setiap tingkatan,

karena sebagaimana diketahui bahwa programa penyuluhan pada tiap tingkatan

mempunyai hubungan yang bersifat saling mendukung sehingga semua programa

penyuluhan pertanian selaras dan tidak bertentangan antara programa penyuluhan

dalam berbagai tingkatan.

4.3. Identifikasi Sumberdaya

4.3.1. Sumberdaya Lahan dan Bangunan

Sumberdaya lahan adalah segala sesuatu yang bisa memberikan manfaat dari

bentang alam (landscape) yang fisik yang meliputi pengerti lingkungan fisik

seperti tanah, iklim, topografi/relief dari vegetasi alami (natural vegetation)

dimana secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.

Sumberdaya lahan dan bangunan merupakan sumberdaya yang penting dalam

suatu perusahaan mengingat lahan dan bangunan merupakan tempat dilakukannya

kegiatan dalam perusahaan. Selain itu, sumberdaya lahan dan bangunan juga

merupakan harta tetap yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.

Sumberdaya lahan yang dimiliki oleh balai penyuluhan sebagai berikut:

Tabel 1. Sumberdaya lahan dan bangunan di Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra
No. Uraian Deskripsi
1 Status bangunan Pemerintah
2 Luas lahan 100 x 100 m2
3 Harga lahan Rp. 800.000.000

5 Lokasi lahan Desa Ganra, Kecamatan


Ganra, Kabupaten Soppeng.
6 Jenis bangunan Permanen

Sumber: Data sekunder yang telah diolah, 2022.


1

Berdasarkan Tabel l menunjukkan bahwa Balai Penyuluhan Pertanian Kec.

Ganra merupakan kantor milik pemerintah. Berada di Desa Ganra, Kecamatan

Ganra, Kabupaten Soppeng dengan luas lahan 100 x 100 m / Persegi. Harga lahan

dan bangunan senilai Rp 800.000.000.

Layout adalah proses penentuan dan penempatan fasilitas-fasilitas yang

menjadi penentu terjadinya efisiensi dalam proses produksi. Adapun layout Balai

Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra sebagai berikut:

a d

Area Pertemuan

b e

Pintu

Keterangan:

# = Panggung

a = Ruangan

Programer b = Area

Dapur

c = Ruangan Penyuluh

d = Ruangan Koordinator Penyuluh

e = Ruangan Penyuluh
1

4.3.2. Sumberdaya Peralatan

Peralatan adalah segala keperluan yang digunakan manusia untuk mengubah

alam sekitarnya, termasuk dirinya sendiri dan orang lain dengan menciptakan alat-

alat sebagai sarana dan prasarana. Oleh karena itu, peralatan merupakan hasil dari

teknologi yang diciptakan manusia untuk membuat sesuatu, memakai dan

memeliharanya untuk menopang kebutuhan hidup manusia tersebut (Riniwatri

2018).

Setiap peralatan yang digunakan pasti akan mengalami penyusutan sepanjang

tahun dan nilainya akan berkurang sesuai dengan umur alat tersebut. Menghitung

nilai penyusutan dapat dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu

besarnya nilai penyusutan sama dengan nilai atau harga barang dikali

dengan persentase penyusutan (Amortisasi), sedangkan persentase penyusutan

(Amortisasi) dapat dihitung dengan membagi 100% dengan perkiraan masa

produktif suatu barang.

Untuk menghitung penyusutan alat untuk setiap tahunnya dapat dihitung

dengan menggunakan rumus penyusutan alat, dengan rumus sebagai berikut:

NB − NS
NPA = × Jumlah Alat
LP (tahun)
Keterangan :

NPA : Nilai Penyusutan Alat (Rp/Tahun)


NB : Nilai Baru (Rp) adalah nilai alat saat pertama dibeli
NS : Nilai Sekarang (Rp) adalah nilai sisa alat setelah
dipakai. LP : Lama Pemakaian (Tahun)

Nilai penyusutan alat produksi dan pemasaran yang diamati pada


praktik kerja lapang sebagai berikut:
2

NO JENIS JUMLAH NILAI NILAI LAMA NILAI


(UNIT) BARU SEKARANG PEMAKAIA PENYUSUTAN
(RP) (RP) N
(TAHUN)
1. Traktor 1 12.550.00 7.923.000 10 462.700
0
2. Sabit 2 40.000 10.000 5 12.000
3. Timbanga 1 250.000 150.000 1 100.000
n
4. Selang Air 1 80.000 10.000 1 70.000
5. Drone 1 20.000.00 21.699.000 0,5 3.398.000
0
6. Combine 1 25.000.00 27.000.000 5 222.222
0
TOTAL 4.420.478
Sumber : Data primer Setelah Diolah, 2022.

Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa peralatan produksi dan pemasaran

yang dimiliki oleh Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra berupa traktor, sabit,

cangkul, timbangan, selang air, parang. Adapun nilai penyusutan alat yang

dimiliki oleh Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra yaitu senilai Rp 4.420.478.

1. Traktor

Traktor berjumlah 1 dengan penyusutan Rp. 462.700. Merupakan alat

yang digunakan dalam demonstrasi pada penyuluhan dengan materi

“Pengolahan Tanah Sempurna”, demonstrasi alat uji tanah Jinawi dan

pemetaan lahan.

2. Sabit

Sabit berjumlah 2 dengan penyusutan Rp. 12.000. Merupakan alat yang

digunakan dalam demonstrasi pada penyuluhan dengan materi “Pengendalian

Hama/Penyakit”, “Pemanfaatan Pekarangan” dan “Pemangkasan Kakao”.

3. Timbangan
2

Timbangan berjumlah 1 dengan penyusutan Rp. 100.000. Merupakan alat

yang digunakan dalam demonstrasi pada penyuluhan dengan materi “

4. Selang Air

Selang air berjumlah 1 dengan penyusutan Rp. 70.000. Merupakan alat

yang digunakan dalam demonstrasi pada penyuluhan dengan materi “Teknik

Pengelolaan Air” dan juga guna mengairi lahan pertanian disekitar Balai

Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra .

5. Drone

Drone berjumlah 1 dengan penyusutan Rp. 3.398.000. Merupakan alat yang

digunakan dalam kegiataan pemetaan lahan dan dapat juga digunakan untuk

penyemprotan pupuk pestisida dan pemupukan.

6. Combine

Combine berjumlah 1 dengan penyusutan Rp.222.222. Merupakan alat yang

digunakan dalam kegiatan panen.

4.3.3. Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting

bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun

perusahaan. Sumberdaya manusia juga merupakan kunci yang menentukan

perkembangan perusahaan pada hakikatnya, sumberdaya manusia berupa manusia

yang dipekerjakan di sebuah organisasi itu. Dewasa ini, perkembangan terbaru

memandang karyawan bukan sebagai sumberdaya belaka, melainkan lebih berupa

modal atau aset bagi institusi atau organisasi Di sini sumberdaya manusia dilihat

bukan sekadar aset sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat
2

dilipatgandakan, dikembangkan dan juga sebaliknya sebagai liability (Hariandja,

2002).

Tabel 3. Sumberdaya Manusia Pada Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra


No Nama Pendidikan Jabatan Lama Gaji
. terakhir bekerja (Rp/bulan)
1. Tajuddin, S,Pt S1 Kepala BPP 14 tahun 6.000.000

2. Normah, SP. M,Si S2 Programer 14 tahun 3.000.000

3. Alimuddin M, SP. Penyuluh 10 tahun 2.500.000

4. Raodah, S.P S1 Penyuluh 6 tahun 2.500.000

5. Abidah, Spt S1 Penyuluh 6 tahun 2.500.000

6. Hasnawati, A.Md S1 Penyuluh 3 tahun 2.500.000

7. Muhammad S1 Penyuluh 2 tahun 2.500.000


Ashar
Jumlah 21.500.000
Sumber:Data Primer Setelah Diolah, 2022.

Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh

Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra berjumlah 7 orang dengan keahlian

bidang masing-masing.

4.3.4. Sumberdaya Finansial

Pembiayaan penyelenggara Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra (BPP)

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah, serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai

peraturan perundamg-undangan.

4.4. Analisis Kinerja Usaha (Administrasi Program)

4.4.1. Kinerja Proses


2

Sebuah agrosistem tidak pernah lepas dengan suatu analisis kinerja yang

dapat menjadi pengarah pengarah perusahaan itu sendiri. Analisis kinerja adalah

suatu proses yang ada dalam lingkup perusahaan dan diluarnya serta hubungannya

dengan proses yang lainnya. Analisis kinerja biasanya digunakan untuk melihat

kondisi dari agrosistem atau perusahaan serta yang diperoleh dari agrosistem itu.

Administrasi program sekolah lapang yang dilaksanakan oleh Balai

Penyuluhan Pertanian Ganra adalah kegiatan yang dilakukan sebelum

dilaksanakannya sekolah lapang. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu

penyusunan program kegiatan sekolah lapang dan pengembangannya, agar sejalan

dengan yang diinginkan oleh Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra Ganra.

Dalam kegiatan ini penyuluh pertanian mempersiapkan segala hal yang

dibutuhkan dalam kegiatan sekolah lapang, mulai dari menentukan jadwal, materi

yang akan dibawakan, alat-alat penunjang seperti kertas koran, spidol, pulpen, dan

baju seragam yang dibagikan untuk masing-masing peserta sekolah lapang. Proses

Administrasi Program yang dilakukan di Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra

Ganra dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Proses Persiapan Sekolah Lapang (Administrasi Program) Balai


Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra
2

Waktu
No. Program Pelaksana Masalah Ket
Pelaksanaan
1. Rembuk Awal Juni Penyuluh - -

2. Penentuan Jadwal Juni Penyuluh - -

Penyaluran
Dana yang
3. Pengadaan Alat Juli Penyuluh dana tidak
terbatas
terlaksana
Rapat Pemantapan
4. Juli Penyuluh - -
Program

Persiapan sekolah lapang dilakukan kurang lebih 2 bulan untuk

merampungkan segala kebutuhannya.

4.4.2. Kinerja Hasil

Adapun hasil dari kinerja proses dari program kegiatan administrasi

program yang dilakukan oleh Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra Ganra

adalah yang dilakukan adalah melakukan rembuk awal ditingkat kelompok tani

mengenai kesiapannya untuk turut serta dalam kegiatan sekolah lapang. Petani

dimintai untuk mempersiapkan pesertanya dengan jumlah maksimal 25 orang

untuk ikut dalam kegiatan sekolah lapang.

Selanjutnya yang dilakukan setelah rembuk awal adalah menentukan jadwal

sekolah lapang. Jadwal yang disetujui untuk melakukan sekolah lapang yaitu

setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis. Selebihnya digunakan untuk melakukan

kegiatan lain seperti hari senin biasanya diadakan hari temu lapang atau

anjangsana. Sementara hari Jum’at diadakan kerja bakti dan aktivitas menanam

mengisi greenhouse di balai benih pertanian. Kegiatan persiapan lainnya seperti

pengadaan alat-alat yang akan digunakan selama sekolah lapang (pulpen, kertas
2

koran, dan baju) dibeli seminggu sebelum kegiatan sekolah lapang dilaksanakan,

dengan pertimbangan semua kebutuhan sekolah lapang dapat terpenuhi.

4.5. Analisis Kinerja Usaha (Sekolah Lapang)

4.5.1. Kinerja Proses

Sekolah lapang adalah kegiatan yang di laksanakan oleh Balai Penyuluhan

Pertanian Kec. Ganra Ganra, kegiatan ini bertujan untuk memberikan

pengetahuan kepada petani agar hasil produksi padinya dapat meningkat, kegiatan

ini sendiri mendapatkan suntikan dana dari APBN, salah satu tujuan dari kegiatan

ini adalah untuk memandirikan kelompok tani agar petani dapat mengelola

usahataninya tanpa mengharapkan bantuan dari pemerintah, keuntungan yang di

dapatkan oleh petani yang mengikuti kegiatan ini yaitu, petani mendapat bantuan

bibit, pupuk dan bantuan lain yang menunjang keberhasilan kegiatan ini. Dalam

kegiatan ini petani di dampingi dari saat pengolahan lahan, penanaman padi,

perawatan sampai dengan panen.

Tabel 5. Proses Kegiatan Sekolah Lapang Balai Penyuluhan Pertanian Kec.

Ganra Ganra

Waktu Pelaksa
No. Program Masalah Ket
Pelaksanaan na
Pembukaan
sekolah
1. Juli Penyuluh - -
lapang/pertemuan
pertama
Pertemuan kedua: Kurangnya
2. materi Juli Penyuluh pemahaman -
“Pengendalian petani dalam
2

Hama Terpadu bidang IT


(PHT)”
Pertemuan ketiga:
materi
3. “Pengendalian Oktober Penyuluh - -
Hama / Penyakit
terpadu”
Pertemuan
keempat: Kurangnya
Penyuluhan
demonstrasi plot dana untuk
4. Oktober Penyuluh tidak
tentang ‘Teknologi melakukan
maksimal.
jarak tanam penyuluhan
jagung’
Pertemuan kelima: Kurangnya
materi pupuk
5. Oktober Penyuluh -
“Pemupukan bersubsidi
spesifik lokasi” yang tersedia
Pertemuan keenam:
6. materi “Pengolahan Oktober Penyuluh - -
tanah sempurna”
Pertemuan ketujuh:
7. materi “Panen dan September Penyuluh - -
pasca panen”
Evaluasi/penutupan
8. September Penyuluh - -
sekolah lapang

Dalam pelaksanaannya sekolah lapang untuk petani dilaksanakan kurang

lebih 3 bulan mulai dari proses tanam sampai dengan panen. Adapun proses

kegiatan adalah, pada pertemuan awal petani di kumpulkan untuk melakukan

pembukaan kegiatan sekolah lapang dengan membagikan berupa alat tulis serta
2

baju seragam sekolah lapang, kemudian pada minggu berikutnya materi yang

dibawakan adalah ‘Pengendalian Hama Terpadu (PHT)’, pertemuan ke tiga petani

mulai mendapatkan materi ‘Pengendalian Hama / Penyakit terpadu’, di pertemuan

selanjutnya diadakan demonstrasi plot tentang ‘Teknologi jarak tanam jagung’,

kemudian di pertemuan selanjutnya petani di beri pengetahuan ‘Pemupukan

spesifik lokasi’, pertemuan berikutnya materi tentang “Pengolahan Tanah

Sempurna”, selanjutnya materi tentang “panen dan pasca panen”.

Diakhir dari jalannya sekolah lapang ini, para peserta akan melewati

kegiatan evaluasi yang menjadi penentu apakah peserta dianggap berhasil

menyelesaikan sekolah lapang ini. Soal evaluasi berupa soal pilihan ganda,

dimana masing-masing peserta menerima kertas soal ujiannya sendiri dan

diharuskan mengerjakannya secara individu. Setelah sekolah lapang selesai,

dilakukan penutupan kegiatan oleh penyuluh pertanian dan dirangkaikan dengan

acara santap siang bersama.

4.5.2. Kinerja Hasil

Hasil dari kinerja proses kegiatan sekolah lapang yaitu petani mulai

menerapkan jarak tanam sesuai anjuran, meski belum maksimal namun sudah ada

petani yang menerapkan jarak tanam sesuai anjuran. Pengendalian hama terbilang

masih rendah pada komoditas padi dan jagung diakibatkan karena petani kurang

menerapkan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) pada tanaman mereka sehingga

masih terdapat hama. Jumlah petani yang menerapkan teknologi pemupukan

berimbang pada jagung masih rendah.

Dalam proses dilakukannya sekolah lapang, para petani mengikuti dengan


2

baik dan serius meski dalam pelaksanaannya masih terdapat peserta yang sudah

lanjut usia dan ada pula yang kemampuan membacanya masih kurang namun

dengan mereka mengimplementasikan apa yang mereka dapatkan dalam sekolah

lapang dengan baik sesuai dengan ajaran penyuluh pada sekolah lapang. Hasil dari

pelaksanaan sekolah lapang dapat dilihat pada tabel penilaian kelas kemampuan

(terlampir).

Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa ada 4 desa dengan total 79

kelompok tani, yaitu kelompok tani dari desa Belo berjumlah 17 poktan dengan

peningkatan nilai yang signifikan, kelompok tani yang kelasnya tetap berjumlah

16 poktan dan yang kelasnya naik berjumlah 1 poktan. Kelompok tani dari desa

Ganra berjumlah 19 poktam namun kurang menunjukan peningkatan dalam nilai,

kelompok tani yang kelasnya tetap berjumlah 17 poktan dan yang naik berjumlah

2 poktan. Kelompok tani dari desa Enrekeng berjumlah 14 poktan dengan

peningkatan nilai yang signifikan, kelompok tani yang kelasnya tetap berjumlah

12 poktan dan yang kelasnya naik berjumlah 2 poktan. Kelompok dani dari desa

Lompulle berjumlah 29 poktan dengan peningkatan nilai yang signifikan,

kelompok tani yang kelasnya tetap berjumlah 26 poktan dan yang kelasnya naik

berjumlah 3 poktan.

4.6. Peta Kinerja Agrosistem Kasus


2

Berikut adalah gambaran deskripsi peta kinerja agrosistem pada Balai

Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra sebagai berikut


Pasar Input
Pasar Benda Modal

3
2 4

1
Investasi Pengadaan Bahan
Investasi

5
12
Sumberdaya Poktan

Proses SL

Penjualan Produk 8 Proses Pemasaran 11


9

10
Lingkungan Sosial
Pasar Output Instansi Pemerintah

Gambar 2. Deskripsi peta kinerja agrosistem pada Balai Penyuluh Pertanian

Berdasarkan gambar dapat dijelaskan bahwa:

1. Sumberdaya berupa finansial dialokasikan untuk pengadaan bahan baku dan

penyewaan peralatan. Dalam pengadaan bahan baku diperlukan modal untuk

membeli.

2. Pengadaan investasi untuk digunakan dalam kegiatan-kegiatan BPP Ganra.

3. Sumberdaya digunakan untuk membeli peralatan di pasar input

4. Bahan baku yang di peroleh di gunakan untuk keberhasilan proses sekolah

lapang untuk petani

5. Kelompok tani yang terdiri dari beberapa petani kemudian mengikuti

kegiatan sekolah lapang.


3

6. Proses sekolah lapang dilakukan sebagai edukasi kepada petani agar produksi

cabai mendapat hasil yang maksimal.

7. Proses pemasaran atau penentuan keberhasilan dari kegiatan sekolah lapang

diukur dari pengetahuan petani.

8. Penjualan produk yang dihasilkan dari proses pemasaran.

9. Lingkungan sosial yang dapat menunjang kegiatan penjualan produk.

10. Investasi kembali dilarikan ke sumber daya finansial untuk digunakan dalam

kegiatan sekolah lapang.

11. Instansi pemerintah menjadi pihak yang memantau jalannya sekolah lapang.

12. Penerimaan dari proses penjualan kemudian dialirkan kembali ke sumberdaya

finansial
31

V. PROBLEMATISASI

5.1 Analisis Masalah Pengembangan Agrosistem

Analisis masalah merupakan analisis yang mengidentifikasi berbagai

masalah yang dihadapi perusahaan kemudian menganalisisnya dengan cara

menghubungkan setiap masalah dalam rangkaian hubungan sebab akibat sehingga

membentuk suatu diagram pohon masalah. Analisis ini bertujuan untuk menilai

kekurangan, kelemahan dan ketidak puasan pada komponen-komponen posisi dan

kinerja agrosistem dan kemudian dirumuskan sebagai suatu persoalan atau

masalah.

5.1.1. Identifikasi Masalah

Masalah adalah situasi yang memerlukan seseorang bertindak sepenuhnya

atau sebagian sebagai tanggung jawab. Persoalan yaitu masalah atau aspek

tertentu yang di temukan pada agrosistem kasus dan memerlukan suatu tindakan

perbaikan. Kendala yaitu suatu masalah yang tidak dapat melihat situasi dalam

agrosistem kasus yang memerlukan adanya suatu tindakan.

Problematisasi merupakan upaya untuk mencari dan menemukan berbagai

persoalan yang menghambat kegiatan usaha yang di jalani selama ini.

Problematisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam

pengusaha yang bertujuan untuk mengenai masalah itu yang di temukan melalui

pengumpulan data, kemudian masalah itu di buat dalam struktur untuk mencari

hubungan sebab akibat antara masalah yang satu dengan masalah yang lain.

Sedangkan strukturisasi bertujuan untuk lebih memudahkan tindakan mengatasi

masalah tersebut.
3

Adapun masalah-masalah yang di temukan dalam Program Peningkatan SDM

Petani Melalui Kegiatan Sekolah Lapang yaitu:

A. Administrasi Program

1. Dana yang terbatas

B. Sekolah Lapang.

1. Keterbatasan Pemahaman Petani Dalam Hal IT

Masalah keterbatasan pemahaman petani dalam hal IT sudah menjadi alasan

mengapa petani kurang turut berpartisipasi dalam pelaksanaan sekolah

lapang. Bukan dalam hal IT saja, bahkan ada petani yang belum mahir

membaca dan sudah berusia lanjut yang membuatnya kesulitan membaca

materi yang dijelaskan dan sulit untuk menjawab soal evaluasi yang

diberikan.

2. Kurangnya Dana Penyuluh Untuk Melakukan Penyuluhan

Kurangnya dana yang tersalurkan membuat penyuluh kesulitan dalam

melaksakan pengkajian teknologi spisifik lokasi, misalnya dalam pelaksanaan

petak percontohan terkait pemupukan, teknologi jarak tanam dll.

3. Kurangnya Ketersediaan Pupuk Bersubsidi

Masalah ini disebabkan oleh persyaratan administrasi yang sangat rumit yang

mengakibatkan petani sulit untuk memperoleh pupuk bersubsidi.


3

Tabel 4. Identifikasi Masalah yang dihadapi Oleh BPP Kec. Ganra


No Masalah SD lahan SD SD SD
dan Finansial Peralatan Manusia
Bangunan
A. Administrasi Program
1. Dana yang terbatas 
B. Sekolah Lapang
1. Keterbatasan Pemahaman 
Petani Dalam Hal IT
2. Kurangnya Dana Untuk  
Melakukan Penyuluhan
3. Kurangnya Ketersediaan 
Pupuk Bersubidi
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022.

Tabel 5. Daftar Fakta, Masalah dan Sasaran BPP Kec.Ganra


No. Fakta Masalah Sasaran
A.Administrasi Program
1 Dana yang terbatas Persiapan sekolah Dana dapat
lapang menjadi tersalurkan dengan
kurang maksimal baik agar dapat
dikarenakan ada melengkapi
beberapa pertalatan peralatan di Balai
yang tidak tersedia. Penyuluhan
Pertanian Kec.
Ganra.
B.Sekolah Lapang
1. Keterbatasan Pemahaman Peserta sekolah lapang Memaksimalkan
Petani Dalam Hal IT tidak tahu membaca penyuluhan dengan
dan kurang menggunakan teknik
memahami materi demonstrasi dan
yang melibatkan menjelaskan lebih
teknologi. detail materi yang
melibatkan
teknologi modern
agar mudah
dipahami oleh
petani.
2. Kurangnya Ketersediaan Persyaratan Petani dapat
Pupuk Bersubidi administrasi yang mengakses pupuk
rumit. bersubsidi dengan
mudah tanpa syarat
yang sulit.
3

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022.

5.1.2 Penentuan Masalah Utama

Masalah utama berada pada posisi batang pohon, apa masalahnya dan

bagaimana cara pemecahannya. Kunci pemecahannya perlu dicari pada rangkaian

perakaran pohon, atau mungkin hanya jalur tertentu. Diantara semua masalah

yang ada telah ditentukan, ada masalah utama yang memiliki beberapa masalah

sebab dan masalah akibat.

Diantara semua masalah yang ada, ada salah satu masalahnya yang

ditentukan sebagai masalah utama. Untuk menentukan masalah utama, tentukanya

harus menganalisis semua masalah yang terdapat disetiap bagian-bagian yang ada

dalam usaha.

Masalah utama yang dialami ialah Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra

adalah “Proses Penyuluhan yang Belum Maksimal” masalah ini terjadi karena

dalam proses administrasi progtam terdapat masalah “dana yang terbatas” yang

menyebabkan peralatan yang dapat digunakan dalam demostrasi saat pelaksanaan

sekolah lapang tidak tersedia lengkap. Adapun masalah yang dihadapi dalam

pelaksanaan sekolah lapang yaitu ” Keterbatasan Pemahaman Petani Dalam Hal

IT“ keterbatasan petani dalam memahami materi sekolah lapang karena kurang

dalam proses membaca dan hanya mengerti melalui proses demonstrasi. Selain itu

“Kurangnya Ketersediaan Pupuk Bersubidis“ kurangnya dana juga menjadi sebab

kurangnya ketersediaan pupuk bersubsidi sehingga penyuluhan masih belum

terlaksana dengan maksimal.


3

5.1.3. Struktur Pohon Masalah

Pohon masalah adalah suatu tekhnik untuk mengidentifikasi semua

masalah dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai

rangkaian hubungan sebab akibat. Pohon masalah dimulai dengan masalah utama.

Sebagai hasil analisis situasi di unit kerja, dianalisis penyebab masalah tersebut,

mulailah dengan rumusan pernyataan masalah yang dihadapi unit kerja, pikiran

apa akibat yang mungkin timbul dari masalah tersebut, diskusikan dan tuliskan

sebagai alternative penyebab masalah tersebut secara bertahap, lukiskanlah dalam

sebuah bagan pohon.

a. Struktur Pohon Masalah pada Administrasi Program

Proses Sekolah Lapang yang


kurang maksimal

Akibat

Peralatan yang digunakan kurang dan pelaksanaan sekolah lapang kurang


Sebab

Dana yang terbatas


Keterangan :

Masalah Akibat

Masalah Utama

Masalah Antara
3

Gambar 3. Struktur Pohon Masalah pada Administrasi Program

b. Struktur Pohon Masalah pada Pelaksanaan Sekolah Lapang

Proses Sekolah Lapang yang


kurang maksimal

Akibat

Kurang
Peserta sekolah lapangpertani yangmembaca
tidak tahu dapat mengakses pupuk
dan kurang bersubsidi
memahami sehingga
materi yang berdampak
melibatkan pa
te

Sebab

Keterbatasan Pemahaman Petani DalamKurangnya


Hal IT Ketersediaan Pupuk Bersubidi

Keterangan :

Masalah Akibat

Masalah Utama

Masalah Antara

Gambar 3. Struktur Pohon Masalah pada Sekolah Lapang

5.2 Analisis Sasaran Pengembangan Agrosistem

5.2.1. Penetapan Sasaran

Sasaran adalah kriteria bagi keputusan yakni perincian khusus yang harus

dicapai oleh perusahaan. Sasaran yang diterapkan setelah menerapkan tujuan dari

keputusan dan menyetujui tindakan yang akan dicapai. Hal ini dilakukan sebelum

membahas alternatif, terkadang bahkan sebelum mengidentifikasi alterntif.


3

Sasaran merupakan ukuran yang jelas mengenai tujuan yang ingin dicapai sebab

dengan adanya ukuran yang jelas kita dapat mengambil pilihan beralasan.

Berdasrakan analisis masalah yang telah dipaparkan sebelumnya maka

langkah selanjutnya ialah menetapkan sasaran yang perlu dicapai sehubungan

dengan masalah yang dihadapi :

1. Dana dapat tersalurkan agar dapat melengkapi peralatan yang digunakan

dalam sekolah lapang.

2. Memaksimalkan penyuluhan dengan menggunakan teknik demonstrasi dan

menjelaskan lebih detail materi yang melibatkan teknologi modern agar

mudah dipahami oleh petani.

3. Petani dapat mengakses pupuk bersubsidi dengan mudah tanpa syarat yang

sulit.

5.2.2. Penentuan Sasaran Utama

Sasaran utama yang ingin di capai oleh Balai Penyuluhan Pertanian Kec.

Ganra adalah “Mengajukan Proposal Permohonan Penyaluran Dana.” untuk

meningkatkan serta memaksimalkan proses penyuluhan.

5.2.3. Struktur Pohon Sasaran

Strukturisasi sasaran merupakan bentuk positif dari diagram masalah

pengembangan agrosistem. Tujuannya untuk mengetahui sasaran yang ingin

dicapai jika persoalan-persoalan yang menjadi penyebab masalah telah dapat

dipecahkan.
3

1. Struktur Pohon Sasaran Administrasi Program

Sebab
Proses Sekolah Lapang
yang Maksimal

Akibat

Mengajukan proposal
permohonan penyaluran dana.

Dana yang tercukupi

Keterangan :

Sasaran

Akibat

Sasaran Utama

Sasaran Antara

Gambar 4. Struktur Pohon Sasaran Administrasi Program


3

2. Struktur Pohon Sasaran Pelaksanaan Sekolah Lapang

Sebab
Proses Sekolah lapang yang Maksimal

Akibat

Petani memahami materi sekolah lapang serta materi yang melibatkan


PetaniIT
dapat
sekalipun
mengakses pupuk
bersubsidi dengan mudah

Petani mengetahui pengetahuan dasar (membaca) dan IT Tersedianya pupuk


bersubsidi

Keterangan :

Sasaran

Akibat

Sasaran Utama

Sasaran Antara

Gambar 4. Struktur Pohon Sasaran Sekolah Lapang


40

VI. DESAIN TINDAKAN

6.1 Analisis Tindakan dan Pengembangan Agrosistem

Analisis alternatif adalah suatu usaha untuk melihat berbagai kemungkinan

pilihan (alternatif-alternatif) dan hubungan tindakan hasil dari analisis sasaran

yang mengarah pada suatu keadaan tertentu yang diinginkan. Analisis alternatif

digunakan untuk menilai masing-masing alternatif sehingga dapat mengetahui

rangkaian hubungan tindakan hasil tersebut dan akhirnya akan mengarah pada

salah satu rangkaian tujuan.

6.1.1 Alternatif Tindakan

Alternatif tindakan alternatif tindakan merupakan hasil yang diperoleh dari

evaluasi setiap alternatif yang tersedia terhadap kriteria-kriteria yang telah

ditetapkan.

Selanjutnya akan dipilih alternatif yang paling baik memenuhi sasaran

dengan resiko yang paling kecil dan dapat diterima melalui proses analisis

keputusan untuk menentukan alternatif terpilih dan analisis persoalan potensial

untuk menentukan proses pelaksanaan setelah menemukan berbagai sasaran.

Setelah melalui evaluasi, maka tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai

sasaran agar sampai pada sasaran utama. Setelah melalui beberapa evaluasi, maka

tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai sasaran agar sampai pada sasaran

utama, yaitu “Mengajukan Proposal Permohonan Penyaluran Dana.” adalah:

1. Untuk mencapai sasaran antara: Dana yang tercukupi.

2. Untuk mencapai sasaran antara: Petani mengetahui pengetahuan

dasar (membaca) dan IT.


4

Untuk Mencapai sasaran antara: Tersedianya pupuk bersubsidi.

1. Struktur Pohon Tindakan Sasaran Administrasi Program

Sebab
Proses Sekolah Lapang
yang Maksimal
Akibat

Mengajukan proposal
permohonan penyaluran dana.

Dana yang tercukupi

Pegawai BPP Kec. Ganra membuat proposal berisikan kebutuhan peralatan yang

Keterangan :

Sasaran

Akibat

Sasaran Utama

Sasaran Antara

Alternatif Tindakan

Gambar 4. Struktur Pohon Tindakan Sasaran Administrasi Program


4

2. Struktur Pohon Sasaran Pelaksanaan Sekolah Lapang

Sebab
Proses Sekolah lapang yang Maksimal

Akibat

Petani memahami materi sekolah lapang serta materi yang melibatkan


PetaniIT
dapat
sekalipun
mengakses pupuk
bersubsidi dengan mudah

Petani mengetahui pengetahuan dasar (membaca) dan IT Tersedianya pupuk


bersubsidi

Pelatihan khusus untuk petani tentang pengetahuan dasar (membaca)Membuat


dan juga SOP
IT penerimaan
pupuk bersubsidi untuk petani

Keterangan :

Sasaran

Akibat

Sasaran Utama

Sasaran Antara

Alternatif Tindakan

Gambar 4. Struktur Pohon Tindakan Sasaran Sekolah Lapang

6.1.2 Analisis Keputusan

Analisis keputusan adalah suatu prosedur sistematis yang didasarkan pada

pola berpikir yang digunakan dalam mengambil pilihan. Tujuan analisis


4

keputusan adalah mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan,

mengembangkan kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu pilihan, mengevaluasi

alternatif yang tersedia yang akan berhubungan dengan kriteria. Alternatif terpilih

merupakan alternatif terbaik dari alternatif keputusan yang telah diseleksi pada

evaluasi alternatif kriteria keputusan. Adapun tahapan-tahapan analisis keputusan

berdasarkan alternatif tindakan pada Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra

Ganra:

a. Analisis Keputusan pada Administrasi Program

1. Analisi keputusan untuk tindakan “Dana yang tercukupi”

a. Pernyataan keputusan “Mengajukan proposal permohonan penyaluran dana.”

b. Kriteria Keputusan : Bobot

K1 : Dana untuk melengkapi peralatan di BPP 0,70

K2 : Dana untuk dimasukkan kedalam kas BPP 0,30

1,00

Bobot tertinggi diberikan kepada kriteria 1 (K1) dengan bobot 0,70 karena

dengan tersalurnya dana yang digunakan untuk melengkapi peralatan akan

menguntungkan ketika dilakukan penyuluhan/sekolah lapang agar memudahkan

demonstrasi, sedangkan pada kriteria 2 (K2) diberi bobot 0,30 karena dana untuk

kas dapat disisihkan dari dana yang sebelumnya digunakan untuk membeli

peralatan.
4

c. Alternatif Keputusan Bobot

A1 : Pihak BPP mengajukan proposal permohonan penyaluran 0,75

dana pada dinas pertanian.

A2 : Pihak BPP menunggu adanya penyaluran dana dalam 0,25

waktu yang tidak diketahui . 1,00

Bobot tertinggi diberikan kepada alternative 1 (A1) yaitu 0,75 karena

apabila dilakukan pengajuan proposal permohonan penyaluran dana akan besar

kemungkinan untuk dinas pertanian lebih cepat melakukan pencairan dana,

sedangkan pada alternative 2 (A2) yaitu 0,25 dimana hanya menunggu penyaluran

dana maka akan timbul ketidak pastian.

Tabel 7. Analisi Keputusan “Penyaluran Dana untuk Penyuluhan” Pada Balai


Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra
Tindakan Pernyataan Kriteria Keputusan Alternatif
Keputusan Keputusan
Pegawai Dana untuk Dana Dana Pihak BPP Pihak BPP
bpp kec. penyuluhan untuk untuk mengajuka menunggu
Ganra yang melengk dimasuk n proposal adanya
membuat memerlukan api kan permohon penyaluran
proposal peralatan/tek peralatan kedalam an dana dalam
berisikan nologi mesin di BPP kas BPP penyalura waktu yang
kebutuhan (0,70) (0,30) n dana tidak
pada dinas diketahui
pertanianl (0,25)
(0,75)
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022.

Berdasarkan Tabel 7, Tindakan melakukan permintaan penyaluran dana

untuk menyuluhan, memerlukan pernyataan dana tersalur untuk melengkapi

peralatan di BPP (K1) diberi bobot 0,70 dan dana tersalur untuk dimasukkan

kedalam kas BPP (K2) diberi bobot 0,30. Pemberian bobot pada K1 sebesar 0,70
4

karena apabila dana digunakan untuk melengkapi peralatan akan jauh lebih

efisien. K2 diberi bobot sebesar 0,30 karena dana kas masih bisa dikumpulkan

dengan sisa dana pembelian peralatan.

Analisis keputusan yang diperoleh berdasarkan kriteria keputusan dengan bobot

yang paling besar yaitu pihak BPP mengajukan proposal permohonan penyaluran

dana pada dinas pertanianl (A1) yaitu 0,75. Pemberian bobot pada A2 yaitu 0,25

karena jika hanya menunggu penyaluran dana dari dinas maka penyuluhan akan

tidak efisien.

Tabel 8. Evaluasi Alternatif “Penyaluran Dana untuk Penyuluhan” Pada Balai


Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra Ganra
ALTERNATIF K1 K2 JUMLAH
(0,70) (0,30)
A1 (0,75) 0,50 0,25 0,75
A2 (0,25) 0,15 0,10 0,25
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022.
Berdasarkan evaluasi alternatif diatas maka dapat diketahui bahwa A1

lebih tinggi dengan jumlah bobot 0,75 sedangkan A2 dengan jumlah bobot 0,25

maka yang terpilih yaitu alternatif keputusan “Pihak BPP mengajukan proposal

permohonan penyaluran dana pada dinas pertanian.”

b. Analisis Keputusan pada Pelaksanaan Sekolah Lapang

1. Analisis keputusan untuk tindakan “Petani mengetahui pengetahuan dasar

(membaca) dan IT.”

a. Pernyataan Keputusan “Pelatihan khusus untuk petani tentang

pengetahuan dasar (membaca) dan juga IT”

b. Kriteria Keputusan : Bobot

K1 : Pelaksanaan pelatihan pengetahuan dasar (membaca) petani 0,60

K2 : Pelatihan IT untuk petani 0,40


4

1,00

Bobot tertinggi diberikan kepada kriteria 1 (K1) dengan bobot 0,60 karena

dengan mengutamakan pelaksanaan pelatihan pengetahuan dasar (membaca)

untuk petani agar petani dapat lebih memahami setiap materi sekolah lapang dan

dapat menyelesaikan SL sampai akhir dengan lancar dan juga sedangkan pada

kriteria 2 (K2) diberi bobot 0,40 agar penyuluh juga dapat meimplementasikan

pelatihan IT untuk petani agar memudahkan dalam pemahaman ketika

dilaksanakan penyuluhan dengan melibatkan teknologi modern.

c. Alternatif Keputusan Bobot

A1 : Dilaksanakannya pelatihan pemahaman dasar 0,80

(membaca) petani dan IT.

A2 : Tidak dilaksanakannya pelatihan 0,20

1,00

Bobot tertinggi diberikan kepada alternative 1 (A1) yaitu 0,80 karena

dengan pelaksanaan pelatihan pemahaman dasar (membaca) petani dan IT

membuat pelaksanaan penyuluhan/sekolah lapang akan menjadi sangat efisien,

sedangkan pada alternative 2 (A2) yaitu 0,20 karena tidak adanya pelaksanaan

pelatihan pemahaman dasar (membaca) petani dan IT membuat pelaksanaan

penyuluhan/sekolah lapang akan menjadi kurang efisien.


4

Tabel 5. Analisis Keputusan “Pelatihan khusus untuk petani tentang pengetahuan


dasar (membaca) dan juga IT.”
Tindakan Pernyataan Kriteria Keputusan Alternatif
Keputusan Keputusan
Pelatihan Pelatihan Pelaksanaan Pelatih Dilaksanaka Tidak
khusus untuk khusus untuk pelatihan an IT nnya dilaksana
petani petani pengetahuan untuk pelatihan kan
tentang tentang dasar petani pemahaman pelatihan
pengetahuan pengetahuan (membaca) (0,40) dasar (0,20)
dasar dasar (0,60) (membaca)
(membaca) (membaca) petani dan
dan juga it dan juga IT IT (0,80)
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022.s

Berdasarkan Tabel 5, tindakan pelaksanaan sekolah lapang memerlukan

pernyataan keputusan yaitu pelaksanaan pelatihan pengetahuan dasar (membaca)

(K1) diberi bobot 0,60 dan pelatihan IT untuk petani (K2) diberi bobot 0,40.

Pemberian bobot pada K1 sebesar 0,60 karena dengan pelaksanaan pelatihan

pengetahuan dasar (membaca) dapat membuat petani lebih mudah memahami isi

dari materi sekolah lapang . K2 diberi bobot sebesar 0,40 karena masih banyak

petani yang kurang memahami IT dan sehingga penyuluhan dengan menggunakan

teknologi modern belum terlaksana dengan efisien.

Analisis keputusan yang diperoleh berdasarkan kriteria keputusan dengan

bobot yang paling besar yaitu dengan dilaksanakannya pelaksanaan pelatihan

pengetahuan dasar (membaca) (A1) yaitu 0,80. Pemberian bobot pada A2 yaitu

0,20 karena tidak dilaksanakannya pelatihan sehingga penyuluhan/sekolah lapang

kurang efisien
4

Tabel 6. Evaluasi Alternatif “Pelatihan khusus untuk petani tentang pengetahuan


dasar (membaca) dan juga IT.” Pada Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra
Ganra Kabupaten Soppeng
ALTERNATIF K1 K2 JUMLAH
(0,60) (0,40)
A1 (0,80) 0,52 0,28 0,80
A2 (0,20) 0,18 0,2 0,20

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022.


Berdasarkan evaluasi alternatif diatas maka dapat diketahui bahwa A1

lebih tinggi dengan jumlah bobot 0,80 sedangkan A2 dengan jumlah bobot 0,20

maka yang terpilih yaitu alternatif keputusan “Dilaksanaan pelatihan

pengetahuan dasar (membaca) untuk petani”.

2. Analisis keputusan untuk tindakan: “Tersedianya pupuk bersubsidi.”

Pernyataan Keputusan : “Membuat SOP administrasi penerimaan

pupuk bersubsidi untuk petani.”

d. Kriteria Keputusan : Bobot

K1 : Adanya pembuatan SOP administrasi 0,60

K2 : Tidak ada pembuatan SOP administrasi 0,40

1,00

Bobot tertinggi diberikan kepada kriteria 1 (K1) dengan bobot 0,60 karena

dengan membuat SOP untuk penerimaan pupuk bersubsidi lalu di sosialisasikan

akan lebih memudahkan petani untuk mengakses pupuk bersubsidi tanpa

kesusahan pada persyaratan yang rumit sedangkan pada kriteria 2 (K2) diberi

bobot 0,40 karena jika tidak dibuatkan SOP administrasi akan menyulitkan petani

untuk mengakses pupuk bersubsidi.


4

e. Alternatif Keputusan Bobot

A1 : Membuat SOP administrasi penerimaan pupuk 0,80

A2 : Tidak dibuatnya SOP administrasi pupuk 0,20

1,00

Bobot tertinggi diberikan kepada alternative 1 (A1) yaitu 0,80 karena

dengan SOP administrasi petani akan mudah mengakses pupuk bersubsidi maka

dari itu penyuluh harus melakukan sosialisasi terkait SOP baru tersebut,

sedangkan pada alternative 2 (A2) yaitu 0,20 karena tidak adanya pembuatan SOP

petani kesulitan mengakses pupuk bersubsidi.

Tabel 5. Analisis Keputusan “Membuat SOP administrasi penerimaan pupuk


bersubsidi untuk petani.”
Tindakan Pernyataan Kriteria Keputusan Alternatif
Keputusan Keputusan
Tersediany Membuat Adanya Tidak ada Membuat Tidak
a pupuk SOP pembuatan pembuatan SOP dibuatnya
bersubsidi administrasi SOP SOP administra SOP
penerimaan administrasi administrasi si administra
pupuk (0,60) (0,40) penerimaa si pupuk
bersubsidi n pupuk
untuk petani (0,80) (0,20)
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022.

Berdasarkan Tabel 5, tindakan tersedianya pupuk bersubsidi memerlukan

pernyataan keputusan yaitu membuat SOP administrasi (K1) diberi bobot 0,60

dan (K2) diberi bobot 0,40. Pemberian bobot pada K1 sebesar 0,60 karena dengan

membuat SOP administrasi dapat memudahkan petani dalam mengakses pupuk

bersubsidi. K2 diberi bobot sebesar 0,40 karena masih banyak petani belum bisa
5

mengakses pupuk bersubsidi karena persyaratan administrasi yang rumit dan

susah dimengerti.

Analisis keputusan yang diperoleh berdasarkan kriteria keputusan dengan

bobot yang paling besar yaitu membuat SOP administrasi penerimaan pupuk

dengan) (A1) yaitu 0,80 membuat SOP administrasi penerimaan pupuk .

Pemberian bobot pada A2 yaitu 0,20 karena dibuat SOP administrasi.

Tabel 6. Evaluasi Alternatif “Membuat SOP administrasi penerimaan pupuk


bersubsidi untuk petani.” Pada Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra
Ganra Kabupaten Soppeng.
ALTERNATIF K1 K2 JUMLAH
(0,60) (0,40)
A1 (0,80) 0,52 0,28 0,80
A2 (0,20) 0,18 0,2 0,20

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022.


Berdasarkan evaluasi alternatif diatas maka dapat diketahui bahwa A1

lebih tinggi dengan jumlah bobot 0,80 sedangkan A2 dengan jumlah bobot 0,20

maka yang terpilih yaitu alternatif keputusan “Membuat SOP administrasi

penerimaan pupuk bersubsidi untuk petani.”

6.1.3 Tindakan Terpilih

Tindakan terpilih merupakan keputusan akhir yang dipilih dari beberapa

alternatif keptusan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tindakan terpilih diperoleh

melalui penentuan skor terhadap alternatif-alternatif keputusan. Keputusan

tindakan terpilih ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam

pengembangan usaha.

Alternatif tindakan terpilih tersebut adalah dilaksanaan pelatihan

pengetahuan dasar (membaca) untuk petani, Pihak BPP mengajukan proposal


5

permohonan penyaluran dana pada dinas pertanianl. Alternatif tindakan yang

terpilih tersebut sebagai berikut:

a. Alternatif Tindakan Terpilih pada Administrasi Program

1. Pihak BPP mengajukan proposal permohonan penyaluran dana pada dinas

pertanian.

b. Alternatif Tindakan Terpilih pada Pelaksanaan Sekolah Lapang

1. Dilaksanaan pelatihan pengetahuan dasar (membaca) untuk petani.

2. Membuat SOP administrasi penerimaan pupuk bersubsidi untuk petani.

6.2 Matriks Perencanaan dan Pengembangan Agrosistem

Matriks perencanaan proyek pengembangan usaha adalah alat untuk

mengembangkan rancangan proyek. Matriks perencanaan ini menggambarkan,

bagaimana tindakan yang akan dilakukan untuk memenuhi sasaran antara dan

sasaran utama serta sarana biaya yang dilakukan untuk mewujudkan tindakan

tersebut.

Matriks perencanaan proyek pengembangan perusahaan, struktur alternatif

tindakan terpilih dijabarkan dalam matriks perencanaan. Pada matriks ini yang

dilakukan adalah mengidentifikasi masing-masing tindakan tujuan dalam

menentukan system informasi pengendalian manajerial, menentukan sarana yang

diperlukan dan menentukan besarnya biaya yang digunakan untuk mendukung

tindakan pelaksanaan proyek.


5

Tabel 11. Matriks Perencanaan dan Pengembangan Pada Balai Penyuluhan


Pertanian Kec. Ganra Ganra
Uraian tujuan sesuai Ukuran pencapaian Sistem informasi
tingkatan tindakan pengendalian
Sasaran dampak Penyuuhan yang
Laporan Programa
Sekolah lapang yang berkualitas dan
Penyuluhan Tahun 2023
maksimal maksimal bagi petani
Sasaran utama Mengfasilitasi sarana
Mengajukan proposal dan Prasana Laporan Programa
permohonan penyaluran Penyuluhan Tahun 2023
dana
Sasaran tindakan Pengajuan
1. Pihak bpp permohonan Laporan Programa
mengajukan proposal penyaluran dana agar Penyuluhan Tahun 2023
permohonan penyaluran peralatan untuk
dana pada dinas digunakan dalam
pertanian. sekolah lapang dapat
terpenuhi denga
maksimal.

2. Dilaksanaan Pelatihan pengetahuan Laporan Programa


pelatihan pengetahuan dijalankan dengan Penyuluhan Tahun 2023
dasar (membaca) untuk tujuan memberi
petani pengetahuan dasar
untuk petani
khususnya dalam hal
membaca, agar mudah
menerima materi
sekolah
lapang/penyuluhan.
3. Membuat sop Pembuatan SOP Laporan Programa
administrasi dilakukan untuk Penyuluhan Tahun 2023
penerimaan pupuk memudahkan petani
bersubsidi untuk petani. dalam hal mengakses
pupuk bersubsidi.
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022.

Berdasarkan tabel 11, menunjukan data bahwa matriks perancangan dan

pengembangan pada Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra Ganra yaitu bagian

penyuluhan yaitu maksimalnya pemahaman petani mengenai materi sekolah

lapang seharusnya diberikan fasilitas sarana dan prasana yang memadai.


5

Adapun tindakan sasaran dan biaya pengembangan Balai Penyuluhan

Pertanian Kec. Ganra Ganra dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12. Tindakan, sasaran yang diperlukan dan biaya pada Balai Penyuluhan
Pertanian Kec. Ganra
Tindakan Sasaran yang Biaya (rp)
diperlukan
1. Pihak bpp mengajukan Sumberdaya Finansial -
proposal permohonan
penyaluran dana pada
dinas pertanian.
2. Dilaksanaan pelatihan Sumberdaya Manusia 250.000
pengetahuan dasar dan Sumberdaya
(membaca) untuk petani Finansial
3. Membuat SOP Sumberdaya Manusa 100.000
administrasi penerimaan dan Sumberdaya
pupuk bersubsidi untuk finansial
petani.
Sumber: Data Primer setelah diolah, 2022.

Berdasarkan tabel 12, menunjukkan bahwa untuk tindakan pertama yaitu

pihak bpp mengajukan proposal permohonan penyaluran dana pada dinas

pertanianl tidak membutuhkan biaya., tindakan kedua yaitu dilaksanaan pelatihan

pengetahuan dasar (membaca) untuk petani memerlukan biaya Rp.250.000, dan

tindakan terakhir adalah membuat SOP administrasi penerimaan pupuk bersubsidi

untuk petani memerlukan biaya Rp. 100.000.

6.3 Rencana Tindakan

Rencana tindakan merupakan kumpulan skema perincian lebih lanjut dari

informasi yang didapatkan dalam matriks rencana kerja tindakan yang digunakan

untuk mencapai tujuan. Rencana tindakan ini merupakan aplikasi dari

tindakantindakan yang telah dirumuskan mengenai pelaksanaan setiap tindakan

dalam format yang memuat siapa penanggung jawab kegiatan, apa yang
5

diharapkan dari kegiatan serta kapan mulai dan berakhirnya kegiatan yang

dilaksanakan.

Pelaksanaan rencana kerja harus di daftar dalam suatu daftar kerja agar

usaha dapat berkembang dengan pesat. Penjadwalan rencana kerja proyek

berguna untuk menghimpun kegiatan yang susun berdasarkan unit kerja yang

telah di terapkan sebelumnya agar lebih mudah pelaksanaanya. Dengan mengacu

pada matriks yang telah ada berikut merupakan rencana tabel tindakan pada Balai

Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra.

Tabel 13. Rencana Kerja Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra.


Jadwal Bulan
No Tindakan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
0 1 2
Pengajuan Proposal 
1 Permohonan penyaluran
dana pada dinas pertanian
2 Pelatihan pengetahuan            
dasar (membaca) untuk
petani
3 Membuat sop administrasi  
penerimaan pupuk
bersubsidi untuk petani.
Sumber: Data Primer setelah diolah, 2022.

Berdasarkan tabel 13, Secara keseluruhan rencana kerja proyek

dijadwalkan selama 1 tahun, yang memiliki tujuan untuk menyesuaikan dengan

jadwal sekolah lapang pada tahun 2023 yang telah dijadwalkan. Kegiatan ini

diharapkan dapat memberikan suatu kemajuan untuk perkembangan instansi.

Sementara hasil yang diharapkan adalah maksimalnya pemahaman petani

mengenai materi sekolah lapang agar terlaksana sekolah lapang yang maksimal.

6.4 Analisis Perencanaan Potensial


5

Analisis perencanaan potensial adalah merupakan suatu prosedur kerja

yang memungkinkan kita memasuki masa depan dengan melihat apa yang

terkandung di dalamnya untuk kemudian kembali ke masa kini dan mengambil

tindakan selagi masih memungkinkan. Analisis persoalan potensial merupakan

suatu proses yang ditempati untuk memecahkan persoalan dalam pencapaian

tujuan pada agrosistem dengan melihat masa depan berdasarkan apa yang saat ini

untuk kemudian mencoba menentukan atau merumuskan tindakan-tindakan yang

perlu diambil dan memikirkan suatu tindakan pencegahan dan penanggulangan

terhadap persoalan yang ada.

Identifikasi persoalan potensial khusus adalah salah satu kegiatan yang

dapat dilakukan terhadap sebab yang mungkin timbul dari setiap persoalan

potensial khusus. Stuktur tindakan sebagai upaya untuk menyusun kegiatan yang

juga merupakan rangkuman dari skenario kegiatan, identifikasi tahap-tahap

rawan, persoalan potensial khusus, sebab-sebab persoalan potensial khusus,

tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan.

A. Rencana Kegiatan 1

1. Skenario Pelaksanaan kegiatan : Pengajuan permohonan penyaluran dana.

2. Identifikasi tahap rawan : Dana tidak tersalurkan.

3. Persoalan potensial khusus : Memerlukan catatan mengenai kondisi

peralatan di Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra.

4. Tindakan Pencegahan : Menyiapkan kas apabila dana tidak tersalurkan.

B. Rencana Kegiatan 2
5

1. Skenario Pelaksanaan kegiatan : Pengadaan Pelatihan Pengetahuan Dasar

Petani.

2. Identifikasi tahap rawan : Kurangnya minat petani.

3. Persoalan potensial khusus : Memerlukan tenaga kerja yang kompeten

4. Tindakan pencegahan : Mengadakan penyuluhan mengenai kegiatan dengan

baik agar minat petani untuk bergabung tinggi.

C. Rencana Kegiatan 3

1. Skenario Pelaksanaan kegiatan : Pembuatan SOP administrasi penerimaan

pupuk bersubsidi untuk petani.

2. Identifikasi tahap rawan : Masih ada petani yang kurang paham.

3. Persoalan potensial khusus : Memerlukan penyuluh yang mengerti SOP.

4. Tindakan pencegahan : Mengadakan sosialisasi mengenai SOP yang baru.

.
57

VII. REFLEKSI

7.1 Aspek Pengetahuan

Setelah menganalisis dan mempelajari persoalan yang timbul pada Balai

Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra, dalam hal ini menemukan beberapa

pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran dalam mengelola suatu usaha.

Beberapa pelajaran penting tersebut adalah:

1. Aspek Pengetahuan pada administrasi program sekolah lapang

a. Mengetahui proses administrasi program sekolah lapang pada Balai

Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra:

- Melakukan rembuk awal, diadakan oleh penyuluh dan dihadiri oleh para

petani untuk membahas bahwa akan diadakannya sekolah lapang.

- Dilanjutkan rapat yang diadakan penyuluh untuk membahas jadwal yang

tepat untuk memulai jalannya sekolah lapang disesuaikan dengan jadwal

kegiatan para pegawai Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra.

- Setelah diadakan rapat, mulai dilakukan pengadaan perlengkapan yang

akan digunakan dalam pelaksanaan sekolah lapang.

- Terakhir adalah melakukan rapat pemantapan keseluruhan persiapan

pengadaan kegiatan sekolah lapang.

b. Mengetahui bahwa di Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra masih kurang

peralatan karena terbatas dalam hal dana.

2. Aspek Pengetahuan pada pelaksanaan sekolah lapang

a. Mengetahui bahwa masih terdapat petani yang kurang pintar membaca,

sehingga kesulitan dalam hal memahami materi sekolah lapang.


5

b. Mengetahui bahwa cara evaluasi terhadap petani setelah dilakukan sekolah

lapang itu masih kurang efektif, karena masih ada petani yang kurang dalam

pengetahuan membaca sehingga dianggap tidak memahami materi hanya

karena tidak mengerjakan evaluasi dengan benar.

c. Mengetahui bahwa masih kurang petani yang mendapatkan pupuk bersubsidi

karena proses administrasinya yang rumit dan menyulitkan petani.

7.2 Aspek Keterampilan

1. Aspek Keterampilan pada administrasi program

a. Membuat absesnsi (digunakan setiap rapat)

2. Aspek Keterampilan pada sekolah lapang.

1. Terampil dalam mengawasi peserta (pertani) saat sekolah lapang berlangsung.

2. Terampil dalam memahami materi yang disampaikan dalam sekolah lapang

3. Terampil dalam mengawasi peserta saat dilakukan evaluasi saat proses

sekolah lapang.

7.3 Aspek Sikap

a. Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang telah praktikan lakukan, segala

usaha praktikan lakukan agar dapat diterima oleh pihak Balai Penyuluhan

Pertanian Kec. Ganra Seperti menghargai waktu yang telah disepakati dengan

pihak kordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra mengutamakan sikap

ingin tahu terhadap segala proses kegiatan, senantiasa ramah dan rendah hati

terhadap tenaga kerja, petani, dan lainnya.

b. Mengoptimalkan panca indra seperti memperhatikan tanaman yang kekurangan

nutrisi, hama pada tanaman dan lingkungan yang kotor.


5

c. Sikap praktikan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang ini, yaitu senantiasa taat

dan patuh terhadap setiap keputusan yang ditetapkan oleh pihak Balai

Penyuluhan Pertanian Kec. Ganra

d. Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang berjalan dengan baik. Hal ini

didukung oleh sikap tenaga kerja yang menghargai dan menghormati satu sama

lain dan saling memberi masukan serta saran untuk pengembangan usaha.

Anda mungkin juga menyukai