PENDAHULUAN
yang positif maupun menuju arah yang negatif. Perubahan dapat membuat lebih
baik, namun juga sebaliknya. Tentunya perubahan sosial yang terjadi dipengaruhi
oleh berbagai faktor dan mempunyai berbagai dampak bagi kehidupan
masyarakat.
Desa Serut merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Panti
Kabupaten Jember. Penduduk yang mendiami wilayah tersebut sebagian besar
bermata pencaharian sebagai petani, hal ini dikarenakan lahan yang tersedia
banyak dimanfaatkan masyarakat dalam kegiatan pertanian. Lahan yang
digunakan masyarakat terbagi atas lahan persawahan, ladang, dan pekarangan.
Penduduk memanfaatkan lahan persawahan dengan menanam komoditas pangan
diantaranya yaitu padi, jagung, dan kacang tanah. Penanaman tersebut dilakukan
secara bergantian dan disesuaikan dengan pergantian musim. Komoditas lainnya
yang dibudidayakan oleh masyarakat di Desa Serut yaitu hortikultura buah,
holtikultura sayuran, dan perkebunan. Tanaman holtikultura buah yang
dikembangkan antara lain tanaman pepaya dan buah naga, tanaman holtikultura
sayur yang dikembangkan antara lain brokoli dan kubis, sedangkan pada sektor
perkebunan antara lain kopi dan kakao.
Dusun Krajan merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Serut,
Kecamatan Panti. Desa Serut berada yang berada di ketinggian 161 mdpl dengan
suhu rata-rata 35 derajat Celsius menyebabkan kondisi tanah yang subur sehingga
sebagian syarakat memanfaatkan lahan sebagai kegiatan usahatani. Para petani
Dusun Krajan, Desa Serut, Kecamatan Panti melakukan berbagai kegiatan
pertanian. Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani Dusun Krajan yaitu
menanam berbagai komoditas pangan diantaranya padi dan jagung, kemudian
pada komoditas hortikultura yaitu jambu dan pepaya. Dominasi dari kegiatan
usahatani oleh petani yaitu membudidayakan hortikultura buah pepaya. Buah
pepaya yang dibudidayakan di Dusun Krajan Desa Serut Kecamatan Panti
merupakan jenis buah Pepaya California. Pepaya California memang tampak
sama dengan pepaya jenis lainnya, perbedaan Pepaya California dengan pepaya
lain terletak dalam hal rasa, warna dan daging buahnya yang lebih tebal.
Keunggulan lain dari Pepaya California yaitu unggul dalam hal panen yang
4
cenderung lebih banyak. Buah pepaya dinilai memiliki keuntungan yang besar
dibandingkan mengusahakan dengan komoditas lain, seperti pada tanaman
pangan yaitu padi dan jagung, akan tetapi dalam melaksanakan kegiatan budidaya
tanaman pepaya memiliki kendala yaitu berupa penurunan kuantitas dan kualitas
pada pepaya. Penurunan kuantitas dan kualitas tersebut menyebabkan adanya
perubahan sosial pada masyarakat di Dusun Krajan Desa Serut Kecamatan Panti
Kabupaten Jember.
Pengaruh dari turunnya kuantitas dan kualitas pepaya dapat terlihat dalam
segi perekonomian masyarakat Dusun Krajan, Desa Serut. Fenomena yang terjadi
salah satunya adalah masyarakat pasrah terhadap turunnya penghasilan mereka
karena belum ada solusi yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas pepaya. Fenomena yang diakibatkan juga berpengaruh terhadap hubungan
petani dengan pihak pengairan dan petani lainnya karena adanya perebutan untuk
memperoleh jatah air. Fenomena yang terjadi akibat dari penurunan kuantitas dan
kualitas pepaya disebabkan oleh beberapa faktor, faktor-faktor tersebut yaitu
kurangnya air terhadap lahan pertanian, selain itu dipengaruhi oleh kurangnya
sarana produksi seperti pupuk dan adanya serangan hama seperti kutu loncat,
bakteri dan jamur yang menyerang bagian tanaman. Berdasarkan fenomena
tersebut, maka kelompok kami ingin mengetahui dampak penurunan kuantitas dan
kualitas pepaya pada perubahan sosial masyarakat di Dusun Krajan Desa Serut
Kecamatan Panti Kabupaten Jember.
1.3.2 Manfaat
1. Bagi mahasiswa, sebagai referensi untuk kegiatan penelitian, menambah
wawasan pengetahuan tentang perubahan sosial terhadap masyarakat di Dusun
Krajan Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember
2. Bagi masyarakat, sebagai referensi supaya dapat memperbaiki pola kehidupan
untuk diterapkan di masa yang akan datang di Dusun Krajan Desa Serut
Kecamatan Panti Kabupaten Jember
3. Bagi pemerintah, sebagai referensi untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi masyarakat Dusun Krajan Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten
Jember.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
dampak yang positif terhadap pendapatan petani dimana semakin banyak tingkat
konsumsi buah pepaya akan meningkatkan pendapatan yang membudidayakan
usahatani pepaya (Rahayu dan Tjitraresmi, 2016).
Menurut Susanti et al (2014), Indonesia termasuk dalam lima besar negara
produsen utama buah pepaya di dunia. Besarnya produksi tersebut disebakan
karena lahan dan iklim tropika yang sangat cocok untuk papaya tumbuh dan
berbuah secara optimal. Besarnya potensi pepaya dapat tumbuh dengan baik di
Indonesia serta banyaknya tingkat konsumsi pepaya karena kandungan gizinya
yang banyak menyebabkan banyak petani yang melakukan kegiatan usahtani
komoditas pepaya. Usahatani pepaya merupakan usahatani yang dilakukan dengan
komoditas pepaya sebagai komoditas utama yang diusahakannya. Usahatani
pepaya yang baik adalah usahatani pepaya secara efisien, yaitu dengan
menggunakan input yang minimal tetapi menghasilkan output yang maksimal.
Budidaya pepaya juga tidak terlalu sulit seperti budidaya padi, kebutuhan pupuk
dan kebutuhan airnya juga tidak sebanyak kebutuhan tanaman padi namun dapat
menghasilkan produktivitas yang baik, hal ini lah yang menyebabkan petani
banyak membudidayakan dan mengusahatanikan buah pepaya.
Usahatani pepaya harus memperhatikan kebutuhan air serta nutrisi lain
untuk buah pepaya agar produktivitas buah dapat maksimal. Penyemprotan untuk
menghilangkan hama dan penyakit juga harus diperhatikan dengan baik agar
pepaya terhindar dari serangan hama dan penyakit. Usahatani pepaya yang baik
yaitu usahatani yang memperhatikan nutrisi untuk pertumbuhan pepaya dengan
baik. Pemberian nutrisi yang berlebihan justru akan menyebabkan pepaya tidak
dapat tumbuh dengan baik, sehingga menyebabkan penurunan kualitas dan
kuantitas buah pepaya. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan dalam
pembudidayaan pepaya dapat menyebabkan penurunan kualitas pepaya karena
tingginya kontaminasi residu pestisida dan logam berat dalam tanah, oleh sebab
itu penggunaan pupuk dan pestisida harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman
pepaya (Natawijaya et al, 2015).
9
dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif maupun negatif akan
dirasakan oleh individu terlibat secara perlahan dan tidak terlalu menonjol
(Nawawi et al., 2015).
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
12
13
tepat untuk menganalisa masalah yang ada terutama dalam penurunan kuantitas
dan kualitas pada tanaman pepaya. Penurunan kuantitas dan kualitas yang dialami
Kelompok Tani Randu 1 disebabkan oleh hama dan penyakit terutama serangan
kutu loncat, pengaturan irigasi yang kurang memadai, dan pupuk yang langka
(Devi et al, 2015).
mengetahui informasi lebih dalam dari informan secara partisipatif. FGD yang
dilakukan peneliti di Dusun Krajan Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten
Jember yaitu dengan diskusi bersama kelompok tani Randu I yang beranggotakan
dari petani pepaya. Tujuan dari dilakukannya FGD yaitu mendapatkan informasi
mengenai permasalahan dan solusi mengenai penurunan kuantitas dan kualitas
pepaya.
Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan rekam
dokumen. Dokumentasi yang didapatkan dari peneliti yaitu saat berlangsungnya
kegiatan focus group discussion (FGD) yang bertempat di salah satu rumah
anggota kelompok tani Randu I di Dusun Krajan Desa Serut Kecamatan Panti
Kabupaten Jember. Dokumentasi juga dilakukan pada lahan petani dengan
komoditas pepaya.
Masalah
Utama
Masalah
Utama
Masalah Masalah
Primer Primer
Masalah Masalah
Primer Primer
Masalah
Sekunder Masalah
Utama
Masalah Masalah
Primer Primer
Masalah
Primer
Masalah
Sekunder Masalah
Utama
Masalah Masalah
Primer Primer
17
18
Pembagian dusun-dusun pada wilayah Desa Serut dapat dilihat pada gambar peta
Desa Serut. Berikut merupakan peta Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten
Jember :
Jarak yang dapat ditempuh dari kota menuju Desa Serut yaitu sekitar 13 km
dengan waktu tempuh sekitar 20 menit. Jarak dari Desa Serut ke kantor
Kecamatan Panti yaitu sekitar 5 km yang dapat ditempuh dengan waktu ± 10
menit. Desa Serut terletak pada ketinggian 161 meter di atas permukaan air laut.
Luas wilayah Desa Serut yaitu 1.064 ha. Luas wilayah tersebut terbagi menjadi
sawah, tegalan, tambak atau kolam, perkebunan dan bangunan serta lain-lain
seperti pekarangan dan halaman rumah penduduk. Luas lahan sawah 452 ha,
tegalan 288,40 ha, tambak atau kolam 0,09 ha, perkebunan 120 ha, bangunan 149
ha, serta lain-lain 54,51 ha. Desa Serut memiliki batasan wilayah antara lain :
Sebelah utara : Desa Suci
Sebelah timur : Desa Sukorambi
Sebelah selatan : Desa Dukuh Mencek
Sebelah barat : Desa Panti
19
KEPALA DESA
SEKRETARIS
DESA
Maksud dan tujuan pembuatan struktur pemerintahan Desa Serut adalah agar
masyarakat dapat mengetahui bentuk susunan aparatur pemerintahan Desa Serut,
sehingga masyarakat yang berkunjung mengetahui bentuk pemerintahan, dan
identitas desa menjadi lebih dikenal, baik masyarakat luar maupun masyarakat
desa itu sendiri. Berikut adalah bagan struktur organisasi Desa Serut Kecamatan
Panti.
Kepala desa Serut adalah Bapak Abdul Asis, sedangkan Sekretaris Desa
Serut adalah Bapak Kholikin Nur. Kepala desa bertugas menyelenggarakan
pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD,
membina kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa, mengkoordinasikan
pembangunan desa, memimpin desa dan bertanggung jawab penuh atas desa
tersebut. Tugas sekretaris desa adalah membantu Kepala Desa dalam
mempersiapkan dan melaksanakan pengelolaan administrasi Desa,
sertamempersiapkan bahan penyusunan laporan penyelenggaraan Pemerintah
Desa. Kepala Urusan Pemerintahan adalah Ibu Irma Yulandari yang bertugas
membantu Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan administrasi
kependudukan, administrasi pertanahan, pembinaan, ketentraman dan ketertiban
masyarakat Desa, mempersiapkan bahan perumusan kebijakan penataan, serta
kebijakan dalam Penyusunan produk hukum Desa. Jabatan Kepala Urusan
Keuangan adalah Bapak Ahmad Rahman yang bertugas membantu Sekretaris
Desa dalam melaksanakan pengelolaan sumber pendapatan Desa, pengelolaan
administrasi keuangan desa dan mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa,
sedangkan Kepala Urusan Umum adalah Bapak Selamet Hariyadi yang bertugas
membantu sekretaris desa dalam melaksanakan administrasi umum, tata usaha dan
kearsipan, pengelolaan inventaris kekayaan desa.
Pamong Tani adalah Bapak Bambang Hariyanto. Tugas pokok pamong tani
yaitu sebagai pengumpul, pengolah, dan pengevaluasi data di bidang pertanian,
pembimbing dan pembina bidang pertanian, serta pembina dalam kegiatan
kelompok-kelompok tani di Desa. Pamong Keamanan adalah BapakAmsori.
PamongKeamananbertugasmenjagakeamanan dan ketertiban danmengolah
dataadministrasi petugas keamanan dan pos keamanan di desa, serta membina
21
masyarakat Desa Serut dengan adanya kelompok tani ini. Peran lainnya yaitu
memberikan segala informasi tentang pertanian kepada para petani di Desa Serut.
Petani-petani yang ada di Desa Serut menjadi lebih mengetahui informasi-
informasi tentang pertanian melalui kelompok tani ini. Masalah-masalah yang
dihadapi petani atau masyarakat dalam kegiatan pertaniannya juga dapat
dipecahkan melalui diskusi-diskusi dengan bersama kelompok tani ini.
Tabel 4.1 Data Produksi Padi dan Jagung di Desa Serut Tahun 2016 Berdasarkan
Luas Lahan
Luas Lahan Luas Panen
Komoditas Pangan Produksi (Kg)
(Ha) (Ha)
Padi 829 1.045 6.252
Jagung 442 442 3.274
Total 1.271 1.487 9.526
Sumber : Kecamatan Panti dalam Angka 2017.
hama tersebut. Gangguan hama dan penyakit pepaya ini lebih mudah untuk
dikendalikan serta pestisida yang diperlukan tidak terlalu banyak.
Luas lahan yang dimiliki oleh petani pepaya rata-rata adalah seluas 1 Ha.
Jumlah populasi pepaya yang dapat ditanam 1.200 tanaman per hektarnya. Buah
pepaya yang tumbuh bisa mencapai 6-10 buah per pohon. Jumlah panen yang
dihasilkan 1-3 ton per panen. Pepaya akan menghasilkan panen setiap 6-7 bulan
sekali, hasil panen ini selanjutnya akan langsung dijual kepada tengkulak oleh
petani. Alasan petani lebih memilih langsung menjual hasil panen pepayanya
karena, jika pepaya harus diolah menjadi makanan olahan terlebih dahulu
membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang lebih banyak, sehingga petani
lebih memilih langsung menjual hasil panennya. Hasil panen pepaya ini biasanya
dijual di pasar-pasar hingga di toko-toko buah luar kota.
Usahatani pepaya yang dijalani oleh petani Desa Serut ini tidak selalu
mengalami kenaikan produktivitas, seperti halnya saaat ini dimana pepaya
mengalami penurunan kualitas dan kuantisnya. Penurunan ini disebabkan oleh
kurangnya ketersediaan air akibat kemarau serta jatah air yang tidak mencukupi
untuk seluruh lahan pepaya sehingga pepaya kekurangan nutrisi air dan
kekeringan. Faktor lainnya yaitu ketersediaan pupuk pepaya yang sulit didapatkan
di Desa Serut, tidak adanya bantuan subsidi pupuk pepaya dari pemerintah
sehingga petani kekurangan pupuk untuk pepayanya. Petani yang ingin
mendapatkan pupuk untuk pepayanya harus pergi keluar daerah untuk membeli
pupuk tersebut serta harus mengeluarkan biaya yang lebih besar karena harga
pupuk yang mahal.
BAB 5. PEMBAHASAN
27
28
5.2 Upaya Petani dengan Adanya Penurunan Kuantitas dan Kualitas Pepaya
di Dusun Krajan Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember
Upaya petani terhadap penurunan kuantitas dan kualitas pepaya di Dusun
Krajan Desa Serut perlu dilakukan agar kegiatan usahatani pepaya tetap berjalan
walaupun terdapat beberapa kendala maupun faktor yang mempengaruhi adanya
penurunan kuantitas dan kualitas pada tanaman pepaya. Bentuk upaya yang bisa
dilakukan oleh petani terkait dengan adanya hama yang menyerang tanaman
pepaya sehingga pertumbuhan tanaman dan bagian dari tanaman tidak tumbuh
dengan sempurna yaitu yang pertama dengan cara metode lima jari, yang artinya
ketika ada hama cukup dengan dibunuh menggunakan tangan dengan ketentuan
29
bahwa hama yang menyerang masih bisa dijangkau oleh tangan dan jumlah tidak
terlalu banyak. Cara kedua juga dapat dilakukan dengan menggunakan sabun
“sunlight” dengan dicampurkan larutan air. Sabun tersebut yang umumnya
banyak digunakan sebagai sabun cuci ternyata memiliki fungsi yang sangat
membantu petani khususnya dalam mengatasi serangan hama kutu loncat pada
tanaman pepaya.
Penemuan petani dalam memakai sabun “sunlight” dapat memberikan
pengaruh yang cepat karena kutu loncat dengan mudahnya mati dan waktu yang
dibutuhkan petani tidak terlalu lama. Alasan petani dalam memilih sabun
“sunlight” karena harga ekonomis dan mudah untuk diperoleh sehingga efisiensi
biaya dapat diminimalisir. Cara petani dalam melakukan penanganan untuk
mengusir hama kutu loncat yaitu sangat mudah dimana petani hanya perlu
menyemprotkan sabun “sunlight” ke bagian tanaman yang diserang kutu loncat
dan reaksi dari sabun tidak terlalu lama karena setelah dilakukan penyemprotan
dan menunggu kurang lebih 10 menit kutu loncat dapat mati. Penanganan hama
kutu loncat untuk petani di Dusun Krajan Desa Serut dirasa tidak menyulitkan
karena dengan memberikan “sunlight” dapat menyelesaikan masalah yang ada.
Permasalahan yang terjadi yang sangat memberikan dampak yang besar
terhadap penurunan kuantitas dan kualitas pepaya yaitu kondisi irigasi yang
terbatas. Kondisi irigasi yang kritis menyebabkan produksi dan mutu buah yang
dihasilkan kurang baik dimana menyebabkan resiko petani dalam menerima
pendapatan dan kerugian yang diperoleh oleh petani sangat besar. Hasil yang
diperoleh petani akan tidak sesuai dengan pendapatan yang diterima saat tanaman
pepaya tumbuh dengan normal dan jumlah buah yang dihasilkan lebih banyak.
Upaya yang dilakukan oleh petani pada permasalahan irigasi yang ada di Dusun
Krajan Desa Serut masih belum ditemukan, dimana petani hanya bisa pasrah
untuk menunggu giliran yang sudah ditetapkan oleh pihak pengairan. Letak dari
irigasi atau sumber air yang mengairi lahan tanam pepaya saling berjauhan
dimana kondisi tersebut menyebabkan petani mau tidak mau harus bersabar untuk
memperoleh giliran air karena sistem pemberian air yaitu dimulai dari lahan yang
dekat dengan sumber air atau yang letaknya diatas kemudian menuju lahan yang
30
berada di bawah sendiri. Penetapan jadwal yang sudah diatur oleh pihak pengairan
seringkali tidak sesuai karena seharusnya petani pada saat itu bisa mendapatkan
jatah air akan tertunda dalam dua minggu berikutnya dikarenakan persediaan ari
tidak cukup untuk dialirkan ke lahan tanam pepaya, sehingga petani mau tidak
mau harus menunggu untuk mendapatkan air.
Petani yang membudidayakan tanaman pepaya sebenarnya sudah saling
berdiskusi melalui rapat rutin yang diadakan oleh kelompok tani. Diskusi tersebut
membahas mengenai rencana pengeboran di Dusun Krajan Desa Serut, akan tetapi
dalam hasil diskusi diperoleh pertimbangan bahwa upaya tersebut dirasa tidak
akan berhasil dan hasilnya tidak akan berjalan dengan maksimal dikarenakan
kondisi pada wilayah Dusun Krajan Desa Serut tidak bisa dilakukan pengeboran
untuk mendapatkan sumber air. Pengeboran sekalipun dilaksanakan juga tidak
akan berhasil karena berapapun kedalaman yang akan dibuat dan digali sangat
sulit untuk mengeluarkan sumber air. Pihak pemerintah mengenai permasalahan
irigasi yang terjadi di Dusun Krajan Desa Serut sampai saat ini belum
memberikan bantuan. Pemerintah belum sepenuhnya memperhatikan kondisi
pengairan yang terbatas dimana menimbulkan penurunan kuantitas dan kualitas
pada tanaman pepaya. Harapan dari petani sendiri untuk pemerintah maupun dari
instansi lainnya bahwa harus ada upaya atau program dari pemerintah untuk
membuat bendungan. Bendungan yang dimaksud agar dapat memudahkan petani
dalam memperoleh saluran irigasi di Dusun Krajan Desa Serut Kecamatan Panti
Kabupaten Jember. Bentuk bantuan lainnya yang bisa diberikan kepada petani
yaitu dengan memberikan fasilitas berupa bak penampungan air atau tandon
sebagai tempat penyimpanan air.
Ketersediaan pupuk yang terbatas juga memberikan pengaruh terhadap
penurunan kuantitas dan kualitas pepaya di Dusun Krajan Desa Serut.
Ketersediaan Pupuk yang terbatas diakibatkan karena belum adanya kios
pertanian yang ada di Desa sehingga pupuk yang harus dibeli dan dibutuhkan oleh
petani sulit didapatkan. Upaya dari petani sendiri untuk menghindari dari
terbatasnya pupuk yaitu petani rela membeli pupuk dengan harga yang mahal dan
membutuhkan waktu yang lama karena petani mau tidak mau harus membeli
31
pupuk walaupun jarak tempuh jauh. Petani pada umumnya akan membeli pupuk
di luar desa yang tersedia penjualan pupuk. Hal tersebut dilakukan guna
mencukupi proses budidaya tanaman pepaya.
tanaman padi dan jagung. Petani yang beralih kekomoditas lain beranggapan
bahwa tanaman pepaya sudah tidak potensial lagi untuk dibudidayakan dan tidak
lagi menguntungkan, sehingga dengan beralih komoditas seperti padi dan jagung
dinilai akan lebih menguntungkan bagi para petani.
Penurunan kuantitas dan kualitas pada tanaman pepaya juga memberikan
pengaruh ataupun perubahan terhadap kehidupan ekonomi petani. Perubahan
ekonomi yang dapat dilihat adalah perubahan pendapatan dan pengeluaran petani.
Pendapatan adalah semua penerimaan, dalam bentuk tunai maupun bukan tunai
yang merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa dalam jangka waktu
tertentu. Terjadinya penurunan kuantitas dan kualitas pepaya, menyebabkan
pendapatan petani mengalami penurunan. Pendapatan petani yang menurun
menyebabkan petani kesulitan dalam memenuhi modal awal untuk budidaya
tanaman pepaya karena pendapatan petani tersebut hanya cukup untuk mencukupi
kebutuhan hidup sehari-hari. Pendapatan petani tersebut berkaitan dengan
kesehjateraan petani, jika pendapatan petani bertambah, maka petani akan mudah
dalam memenuhi modal usahatani serta mencukupi kebutuhan hidup mereka
sehari-hari, dan jika ada kelebihan dari pendapatan dapat ditabungkan, hal ini
menunjukan bahwa kehidupan petani telah mencapai kesehjateraan.
Dampak berikutnya akibat adanya penurunan kuantitas dan kualitas
tanaman papaya terhadap kehidupan ekonomi petani adalah kaitannya dengan
pengeluaran petani. Pengeluaran petani secara otomatis akan menyesuaikan
dengan pendapatan yang diperoleh petani. Perbedaan yang terjadi terhadap
pengeluaran petani sebelum dan sesudah terjadinya penurunan kuantitas dan
kualitas pada tanaman pepaya dimana pengeluaran petani semakin menurun
karena penurunan pendapatan petani dari sebelumnya. Pengeluaran yang semakin
sedikit pada petani setelah terjadinya penurunan kuantitas dan kualitas papaya
karena menyesuaikan kebutuhan hidup keluarga seperti pendidikan, konsumsi dan
gaya hidup yang berubah. Pengeluaran yang semakin sedikit juga terlihat ketika
petani membeli input untuk usahatani pepaya seperti benih, pupuk dan pestisida.
Sulitnya petani dalam membeli input budidaya pepaya tersebut akan menghambat
petani dalam melakukan budidaya tanaman pepaya, yang mengakibatkan hasil
33
2.3 Kesimpulan
1. Faktor-faktor penyebab penurunan kualitas dan kuantitas pepaya di Desa Serut
Kecamatan Panti Kabupaten Jember antara lain faktor kurangnya air terhadap
lahan pertanian, kurangnya sarana produksi seperti pupuk, dan adanya
serangan hama seperti kutu loncat, bakteri, dan jamur, serta penyakit yang
menyerang bagian tanaman yang dapat berpengaruh pada produktivitas
tanaman pepaya.
2. Upaya petani dengan adanya penurunan kualitas dan kuantitas pepaya di Desa
Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember diantaranya adalah terkait dengan
adanya hama yang menyerang tanaman pepaya, yaitu dengan cara metode lima
jari dan dengan menggunakan sabun “sunlight” dengan dicampurkan larutan
air. Upaya yang dilakukan oleh petani pada permasalahan irigasi yang ada di
Dusun Krajan Desa Serut masih belum ditemukan. Upaya petani untuk
menghindari dari terbatasnya pupuk yaitu petani rela membeli pupuk dengan
harga yang mahal dan membutuhkan waktu yang lama karena petani mau tidak
mau harus membeli pupuk walaupun jarak tempuh jauh.
3. Dampak penurunan kuantitas dan kualitas pepaya pada perubahan sosial
masyarakat di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember adalah
perubahan hubungan atau interaksi antar petani, perubahan mata pencaharian
petani, serta motivasi mereka dalam meningkatkan kesejahteraan ataupun
motivasi dalam memperbaiki kehidupan menjadi lebih baik.
2.3 Saran
1. Bagi pemerintah sebaiknya lebih meningkatkan bantuan kepada para petani
pepaya di Desa Serut seperti bantuan pupuk subsidi serta memberikan solusi
yang tepat terhadap masalah irigasi pada lahan budidaya tanaman pepaya di
Desa Serut sehingga kegiatan budidaya tanaman pepaya dapat meningkat baik
dari segi kualitas dan kuatitas pepaya juga akan meningkat.
34
35
Devi, P., Harsoyo, dan Subejo. 2015. Keefektifan Lembaga Pasar Lelang Cabai
Merah di Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo. Agro Ekonomi,
26(2): 139-149.
Efendi, 2016. Konsep pemikiran Edward L thorndike behavioristik & imam al-
ghazali akhlaq. Jakarta: cv. Rajawali.
Granit. 2007. Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Yogyakarta :Keras Kepala
Menjaga Peradaban.
Irwan. 2015. Dinamika dan Perubahan Sosial pada Komunitas Lokal. Yogyakarta:
Deepublish.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian. 2013. Buletin
PDB Sektor Pertanian, 12(1): 1-7.
Rahayu, S., dan A. Tjitraresmi. 2016. Review Artikel: Tanaman Pepaya (Carica
Papaya L.) Dan Manfaatnya dalam Pengobatan. Farmaka, 14(1): 1-17.
Susanti, T., R. Ratini, dan Mariyah. 2014. Analisis Pendapatan dan Pemasaran
Usahatani Pepaya Mini (Carica Papaya L.) di Kelurahan Teritip
Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan. Jurnal AGRIFOR, 13(1):
113-124.
Wafa, A. K., B. Purwanggono. 2017. Perhitungan Oee (Overall Equipment
Effectiveness) Pada Mesin Komuri 2 Lithrone S40 Dan Heidelberg 4we
Dalam Rangka Penerapan Total Productive Maintenance (Tpm). Industrial
Engineering. 6(2) : 1-12.
Wicaksono, H., Eka T.S.P., dan Sri M. 2015. Kesesuaian Tanaman Ganyong
(Canna indica L.), Suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.)
Nicolson), dan Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) pada Agroforestri
Perbukitan Menoreh. Vegetalika, 4(1): 87-101.
DOKUMENTASI