PENDAHULUAN
manusia, terdapat suasana saling mempengaruhi satu sama lain. Jadi, sangat
dalamnya adalah dampak positif dan produktif, yang teraktualisasi dalam perilaku
kota, di lahan terbuka, atau di atas atap rumah sekalipun (Hartus, 2018).
Hidroponik adalah sebuah strategi budidaya tanaman nihil media tanah, tetapi
menggunakan media air. Sebagai ganti media tanah, biasanya digunakan suspense
cairan yang mengandung nutrisi, termasuk pula penggunaan seperti pasir, koral,
serbuk kayu hasil gergaji, serabut buah kelapa, dan sebagainya untuk
menyediakan dukungan fisik. Jadi, metode penanaman atau budidaya dengan pola
hidroponik memiliki prinsip sangat penting dalam hal menjaga unsur hara di
Sebenarnya masyarakat telah mengenal cara bertani seperti ini dari dulu.
Hanya saja, kini menjadi populis seiring minimnya lahan pertanian terutama di
1
kota. Kelebihan yang utama dari pola bertanaman secara secara hidroponik ini
adalah tidak memerlukan lahan luas. Dengan demikian, bertani secara hidroponik
dilakukan di pekarangan rumah. Luas tanah yang tidak luas, zat hara yang dalam
tanah yang nihil, merebaknya penyakit dan berbagai gangguan pada tanaman,
keterbatasan lini pengairan, cuaca yang kurang menentu dan bahkan cenderung
ekstrem, dan mutu panenan yang kadang amat rendah ; bisa ditanggulangi dengan
pola hidroponik.
Keuntungan hidroponik adalah: (a) hanya butuh lahan sempit / sedikit, (b)
relative murah dan mudah dalam perawatan (c) memiliki nilai ekonomi yang
cukup besar. Sedangkan kelemahan hidroponik adalah: (a) perlu cost yang cukup,
sangat beragam yaitu sistem irigasi tetes, sistem wick, sistem Nutrient Film
Tehnique (NFT). Jenis hidroponik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pesat. Akan tetapi, hal ini tidak diimbangin dengan pertumbuhan lahan pertanian,
baik di kota besar maupun di perdesaan, tersebab alih fungsi lahan yang semakin
meggurita. Karena itu, sistem hidroponik dianggap sebagai salah satu solusi yang
2
biasa ditanam dengan media tersebut, meliputi: tanaman sayur, tanaman buah,
tanaman hias, dan tanaman obat–obatan. Sedangkan jenis tanaman yang dapat
ditanam dengan sistem hydroponic antara lain bung (misal: krisan, gerberra,
anggrek, kaktus), sayur – sayuran (misal: selada, sawi, tomat, wortel, asparagus,
benar-benar terlindung dari pengaruh unsur luar seperti hujan, hama penyakit,
sistem hydroponic antara lain: Kepadatan tanaman per satuan luas dapat dapat
dilipat gandakan sehingga menghemat penggunaan lahan. (2) Mutu produk seperti
bentuk, ukuran, rasa, warna, kebersihan dapat dijamin karena kebutuhan nutrient
musim/waktu anam dan panen, sehingga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
pasar.
paralon, setiap paralon dibuat lobang tanam sebanyak 15 lobang. Dalam satu
pekarangan dapat memuat lobang tanan sebanyak 180 lobang tanam. Setiap dua
3
Badan Pusat Statistik (2021) mencatat bahwa di Kabupaten Lombok Timur,
dilihat dari kacamata ekonomi, hanya sektor pertanian dan perdagangan yang
masih bertahan di masa pandemi ini. Pertanian memberikan kontribusi yang nyata
bagi pertumbuhan ekonomi di masa yang sangat sulit ini. Terutama peranan
kesehatan).
Lombok Timur. Namun, pertanian tidak bisa berdiri sendiri. Ada sektor lain yang
dan jasa restoran. Jika hal ini mengalami kontradiksi, maka akan berpengaruh pula
kepada sektor pertanian ini. Pada kondisi keadaan apapun, manusia akan tetap
Hasil dari produk sektor pertanian adalah sayuran dan buah-buahan, yang
mana kedua produk tersebut terus mengalami permintaan yang sangat signifikan
4
pencegahan penyebaran COVID-19 turut berimplikasi pada kebijakan pangan
langkah utama yang perlu dilakukan adalah meningkatkan produksi petani melalui
kebijakan input dan memberikan insentif bagi harga komoditi andalan daerah.
jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lombok Timur mencapai 170
ribu atau mencapai 567 ribu jumlah anggota rumah tangga. Oleh karena itu,
dari 31,790 kg pada tahun 2016 menjadi 44,408 kg per kapita per tahun pada
tahun 2018. Hasil survai tersebut juga menyatakan bahwa semakin tinggi
dan semakin mahal harga rata-rata sayuran per kilogramnya yang mampu dibeli
meningkat secara kualitas. Hal ini membuka peluang pasar terhadap peningkatan
produksi sayuran, baik secara kuantitas maupun kualitas. Namun di lain pihak,
semakin sempitnya lahan pertanian yang subur. Sampai saat ini, kebutuhan
5
konsumen terhadap sayuran yang berkualitas tinggi belum dapat dipenuhi dari
dengan pola hidroponik, baik pada skala rumahan maupun industri pertanian.
Timur.”
adalah:
6
1. Mengetahui pemahaman masyarakat terhadap tanaman hidroponik di
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
hidroponik.
3) Bagi pemerintah Daerah agar dapat dijadikan salah satu rujukan regulasi di
sektor terkait.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Hidroponik
2.1.1.1 Pengertian
Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada
budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi
cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas
(Kebunpintar, 2022).
Kata Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu "hydro" yang berarti air
dan "ponics" yang artinya daya atau tenaga atau tenaga kerja. Jadi menanam
dengan sistem hidroponik artinya menanam menggunakan media air atau tenaga
kerja air.Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman
tanpa menggunakan media tanah. Jadi, hidroponik berarti budidaya tanaman yang
memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau
soilless.
8
masyarakat sudah menyadari pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.Di mana
pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila
nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini peranan
tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut
tanaman yang sangat efektif. Sistem ini dikembangkan berdasarkan alasan bahwa
jika tanaman diberi kondisi pertumbuhan yang optimal, maka potensi maksimum
optimum akan menghasilkan pertumbuhan tunas atau bagian atas yang sangat
Rosario dan Santos 1990; Chow 1990). Kelebihan sistem hidroponik antara lain
sepanjang tahun, 4) kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih bersih,
5) penggunaan pupuk dan air lebih efisien, 6) periode tanam lebih pendek, dan 7)
9
antara lain adalah: 1) membutuhkan modal yang besar; 2) pada “Close System”
(nutrisi disirkulasi), jika ada tanaman yang terserang patogen maka dalam waktu
yang sangat singkat seluruh tanaman akan terkena serangan tersebut; dan 3) pada
kultur substrat, kapasitas memegang air media substrat lebih kecil daripada media
tanah; sedangkan pada kultur air volume air dan jumlah nutrisi sangat terbatas
sehingga akan menyebabkan pelayuan tanaman yang cepat dan stres yang serius.
tanaman dengan sistem hidroponik yang perlu diperhatikan dibahas pada sub bab
berikut ini.
berasal dari udara, air dan pupuk. Unsur-unsur tersebut adalah karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S),
kalsium (Ca), besi (Fe), magnesium (Mg), boron (B), mangan (Mn), tembaga
(Cu), seng (Zn), molibdenum (Mo) dan khlorin (Cl). Unsurunsur C, H dan O
biasanya disuplai dari udara dan air dalam jumlah yang cukup. Unsur hara lainnya
10
dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan kecepatan hilangnya dari
Kelompok pertama adalah unsur-unsur yang secara aktif diserap oleh akar
dan hilang dari larutan dalam beberapa jam yaitu N, P, K dan Mn. Kelompok
biasanya hilang dari larutan agak lebih cepat daripada air yang hilang (Mg, S, Fe,
Zn, Cu, Mo, Cl). Kelompok ketiga adalah unsur-unsur yang secara pasif diserap
dari larutan dan sering bertumpuk dalam larutan (Ca dan B). N, P, K, dan Mn
harus tetap dijaga pada konsentrasi rendah dalam larutan untuk mencegah
akumulasi yang bersifat racun bagi tanaman Konsentrasi yang tinggi dalam
terhadap pertumbuhan, hasil, dan kualitas tanaman sayuran (Kim 1990). N untuk
larutan hidroponik disuplai dalam bentuk nitrat. N dalam bentuk ammonium nitrat
mengurangi serapan K, Ca, Mg, dan unsur mikro. Kandungan amonium nitrat
harus di bawah 10 % dari total kandungan nitrogen pada larutan nutrisi untuk
yang tinggi dapat mengganggu serapan Ca dan Mg. Unsur mikro dibutuhkan
tanaman. Selain itu juga penting untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
11
Menurut Bugbee (2003), kekurangan Mn menyebabkan tanaman mudah
terinfeksi oleh cendawan Pythium. Tembaga (Cu) dan seng (Zn) dapat menekan
pertumbuhan mikrobia, tetapi pada konsentrasi agak tinggi menjadi racun bagi
dikenal sebagai unsur esensial, yaitu dapat melindungi dari serangan hama dan
penyakit (Cherif et al., 1994; Winslow, 1992) dan melindungi dari keracunan
penting untuk diperhatikan. Dua faktor penting dalam formula larutan nutrisi,
terutama jika larutan yang digunakan akan disirkulasi (“closed system”) adalah
komposisi larutan nutrisi yang berbeda. Menurut Marvel (1974), tidak ada satu
(Hochmuth dan Hochmuth, 2003 ) adalah : 1) garam yang mudah larut dalam air;
komposisi digunakan bahan yang bersifat tidak antagonis satu dengan yang
12
Tabel 1 menampilkan garam pupuk yang direkomendasikan untuk larutan
Dari beberapa pustaka banyak dijumpai berbagai macam formula larutan nutrisi
Menurut Chong dan Ito (1982), suhu larutan pada sistem NFT (“Nutrient Film
tomat. Dalam keadaan suhu kamar di musim panas, pemberian larutan nutrisi
sebanyak 2 liter per tanaman per hari pada fase reproduktif cukup memadai untuk
tanaman tomat.
juga tergantung pada metode yang akan diterapkan. Beberapa metode tersebut
antara lain adalah sebagai yang tertera pada uraian berikut ini (Jensen 1990).
a. Kultur pot atau polybag. Dengan metode ini sistem pemberian larutan
nutrisi dapat dilakukan secara manual atau irigasi tetes (“drip irrigation”)
dengan frekuensi 3-5 kali per hari, tergantung pada kebutuhan tanaman,
b. Kultur bedeng dengan sistem NFT. Sistem pemberian larutan nutrisi yang
13
oleh pompa mesin atau dapat pula menggunakan cara yang lebih
3. EC dan PH Larutan
Kunci utama dalam pemberian larutan nutrisi atau pupuk pada sistem
(EC) atau aliran listrik di dalam air dengan menggunakan alat EC meter. EC ini
untuk mengetahui cocok tidaknya larutan nutrisi untuk tanaman, karena kualitas
larutan nutrisi atau pupuk tergantung pada konsentrasinya. Semakin tinggi garam
14
Konsentrasi garam yang tinggi dapat merusak akar tanaman dan mengganggu
serapan nutrisi dan air (Hochmuth dan Hochmuth 2003). Setiap jenis dan umur
disesuaikan dengan fase pertumbuhan, yaitu ketika tanaman masih kecil, EC yang
dibutuhkan juga kecil. Semakin meningkat umur tanaman semakin besar EC-nya.
Tanaman tomat tahan terhadap garam yang agak tinggi di daerah perakaran,
sedangkan mentimun sedikit tahan. Untuk mendapatkan hasil yang baik, larutan
nutrisi untuk tomat perlu dipertahankan pada keadaan EC antara 2,0 –3,0
mhos/cm (van Pol 1984). Konsentrasi garam yang tinggi pada fase akhir
1990).
rendah. Selain EC, pH juga merupakan faktor yang penting untuk dikontrol.
pupuk mempunyai tingkat kemasaman yang berbeda jika dilarutkan dalam air.
untuk tanaman sayuran pada kultur hidroponik adalah antara 5,5 sampai 6,5
(Marvel 1974). Ketersediaan Mn, Cu, Zn, dan Fe berkurang pada pH yang lebih
15
tinggi, dan sedikit ada penurunan untuk ketersediaan P, K , Ca dan Mg pada pH
tanaman sayuran.
4. Media Pertumbuhan
teknologi penanaman dalam larutan nutrisi (air dan pupuk) dengan atau tanpa
Media hidroponik dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu kultur air yang
tidak menggunakan media pendukung lain untuk perakaran tanaman dan kultur
substrat atau agregat yang menggunakan media padat untuk mendukung perakaran
tanaman.
a. Kultur air
mana akar tanaman terekspos larutan nutrisi tanpa media tanaman dan larutan
16
disirkulasi. Ada beberapa macam sistem hidroponik cair atau kultur air, yaitu
Nutrient Film Technique (NFT), Dynamic Root Floating (DRF), the Deep Flow
Technique (DFT) dan Aeroponic (Jensen 1990; Jensen dan Collins 1985; Kao
1990). Namun kultur air yang paling mudah untuk diadopsi oleh para pengguna
adalah NFT (Raffar 1990; Chow 1990). Kultur tersebut juga banyak digunakan
Dr. Allen Cooper pada tahun 1970 di Inggris, yang bertujuan untuk meningkatkan
Pada sistem ini, lapisan tipis larutan nutrisi mengalir melalui bedengan atau
talang yang berisi akar-akar tanaman. Larutan bersirkulasi secara terus menerus
selama 24 jam atau diatur pada waktu-waktu tertentu dengan pengatur waktu.
Sebagian akar tanaman terendam dalam larutan nutrisi tersebut, sebagian lagi
berada di atas permukaan larutan. Lingkungan akar yang ideal merupakan faktor
Menurut Chow (1990) dan Jensen (1990), keuntungan NFT antara lain
adalah volume larutan hara yang dibutuhkan lebih rendah dibandingkan kultur air
atau menurunkan suhu), lebih mudah mengontrol hama dan penyakit, kepadatan
tanaman per unit area lebih tinggi, dan hasil tanaman lebih bersih karena tidak ada
sisa tanah atau media lainnya. Namun, ada juga kerugian dari sistem ini, yakni
patogen dengan mudah menyebar pada seluruh larutan, sehingga dalam waktu
yang singkat tanaman akan mati, modal awal relatif lebih mahal, pemilihan
komoditas yang bernilai tinggi, dan tingkat keahlian dan pengetahuan tentang
17
ilmu kimia sangat penting. Di daerah tropis, panjang maksimum bak penanaman
yang digunakan pada NFT tidak lebih dari 15-20 m, sepanjang saluran tersebut
dibuat 2-3 tempat untuk memasukkan larutan hara, dan suhu larutan tidak lebih
dari 30 °C. Hal ini untuk menjaga aerasi larutan yang baik (Jensen 1990). Hasil
penanaman tidak cocok untuk daerah tropis, karena menyebabkan suhu perakaran
mencapai lebih dari 40 °C pada tengah hari (Chow 1990). Bahan yang paling baik
media tumbuh yang bukan tanah sebagai pegangan tumbuh akar tanaman dan
sistem terbuka (“open system”), artinya larutan yang diberikan ke tanaman tidak
Kultur ini merupakan sistem yang paling mudah diadopsi selain sistem NFT
(Raffar 1990) dan tampaknya merupakan salah satu sistem yang banyak
gergaji, peat moss atau vermikulit (Douglas 1985; Jensen 1990; Resh 1985).
Beberapa persyaratan penting bagi media pertumbuhan ini antara lain adalah
18
bertekstur seragam dengan ukuran butir sedang, bersih dari kotoran, dan steril
kualitas serta terhadap kebutuhan larutan hara tanaman. Oleh karena itu pemilihan
Di Indonesia, media agregat yang baik dan murah adalah arang sekam.
Media ini sudah banyak digunakan oleh para petani hidroponik maupun
pengusaha hidroponik yang besar. Selain arang sekam, pasir juga sangat baik
untuk media hidroponik. Harga pasir lebih mahal tetapi umur penggunaannya
lebih lama. Menurut Jensen (1975), hasil penelitian pada tomat media pasir juga
dengan “peat moss”, vermikulit, arang sekam, dan perlite juga menghasilkan
2.1.2. Persepsi
2.1.2.1 Pengertian
proses yang didahului stimulus dari rseptor indra, kemudian direspon secara
motoris maupun sintaksis. Akan tetapi, proses itu tidak berhenti begitu saja,
proses persepsi.
19
Asrori (2009:214) menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses yang
menyikapi suatu stimulus yang berasal dari lingkungan di mana individu itu
berada yang merupakan hasil dari proses belajar dan pengalaman.” Dalam
pengertian persepsi tersebut terdapat dua unsur penting yakni interprestasi dan
Pendapat lain dari Leavitt Harold J (1978: 3), persepsi dapat dilihat dalam
sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana
makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu dan stimulus
20
Persepsi dapat disimpulkan sebagai suatu proses penginderaan, stimulus
yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan
biasanya dipengaruhi oleh pengalaman dan proses belajar individu. Manusia tidak
lepas dari kegiatan berpersepsi, hampir setiap hari manusia berpersepsi seperti
terhadap orang menaggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan,
dan sebagainya). Orang akan mempersepsi anda pada saat anda mempersepsi
pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang di artikan, atau dalam
21
a. Personal Effect
jelas akan melibatkan beberapa faktor antara lain kemampuan perseptual dan
lain yang dihadapi, pada umumnya mempunyai orientasi pada kondisi lingkungan
lain yang telah dikenal sebelumnya dan secara otomatis akan menghasilkan proses
b. Cultural Effect
berhubungan dengan tempat asal atau tempat tinggal seseorang. Budaya yang
dibawa dari tempat asal dan tinggal seseorang akan membentuk cara yang berbeda
bagi setiap orang tersebut dalam “melihat dunia”. Selain itu, Gifford menyebutkan
c. Physical Effect
22
Lingkungan dengan atribut dan elemen pembentuknya yang menghasilkan
karakter atau tipikal tertentu akan menciptakan identitas bagi lingkungan tersebut.
Misalnya ruang kelas secara otomatis akan dikenal bila dalam ruang tersebut
terdapat meja yang diatur berderet, dan terdapat podium atau mimbar dan papan
rangsangan dari lingkungan eksternal yang di tangkap oleh suatu individu, juga di
Oleh karna itu, persepsi yang terbentuk dari masing masing individu dapat
diperlukan oleh perencana dalam menentukan apa saja yang dibutuhkan oleh
sebagai salah satu bentuk respon yang keluar secara personal setelah menangkap,
yang cukup penting. Respon tersebut mencerminkan sesuatu yang diinginkan oleh
individu pengguna dan penikmat hasil karya yang ada. Respon yang keluar
23
Istilah yang digunakan oleh Laurens bagi pengalaman ruang, pengetahuan
akan bentuk dan simbolisasi adalah peta mental (mental image), dan sekali lagi
menurut Laurens bahwa peta mental tersebut akan berbeda-beda antara individu
yang satu dengan yang lain. Bebrapa pendapat ahli yang dirangkum oleh Laurens
sebagai berikut:
a. Gaya Hidup
mental. Hal tersebut erat kaitanya dengan tempat (jenis, kondisi, jumlah, dan lain
sebagainya) yang pernah dikunjungi sesuai dengan gaya hidup yang dimiliki.
b. Keakraban
c. Keakraban Sosial
semakin ia tahu akan kondisi wilayah tertentu maka semakin baik peta mentalnya.
d. Kelas Sosial
e. Perbedaan Seksual
Laki-laki biasanya mempunyai peta mental yang lebih baik dan terinci dari
pada perempuan karena kesempatan pergaulan dan ruang geraknya juga lebih
24
luas. Terlebih lagi, dalam kondisi masyarakat yang ada pada umumnya akan lebih
memberi peluang pada kaum pria untuk bergerak dengan berbagai aktivitas. Hal-
masyarakat sekitar, dalam hal ini adalah masyarakat yang tinggal dekat dengan
sistem pertanian hidroponik atau masyatakat yang menjadi konsumen dari hasil
produksi hidroponik.
Rangsangan dari proses persepsi dimulai dari penangkapan indera terhadap objek
persepsi. Walgito (2005:17) menyatakan bahwa ada dua jenis proses persepsi,
yaitu :
a. Proses fisik
reseptor yang dilanjutkan dengan pengolahan data pada syaraf sensorik otak atau
dalam pusat kesadaran. Proses ini disebut juga dengan proses fisiologis.
b. Proses psikologis
reseptor menyadari apa yang dilihat, didengar, atau apa yang diraba.
25
Terbentuknya persepsi individu maupun suatu komunitas juga sangat tergantung
Terdapat cukup banyak riset terkait hidroponik. Namun, peneliti hanya akan
adalah yang mengkaji hidroponik dari sudut pandang sosial, bukan dari sudut
sayuran hidroponik.
Jika dikaitkan dengan penelitian ini, hasil riset Darmawan tersebut perlu
berpengaruh terhadap persepsi masyarakat. Pun pada fase berikutnya, dapat pula
26
dikatakan bahwa simpulan dari hasil riset Darmawan merupakan akhir dari
pembelian.
penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel
pendidikan, atribut produk, gaya hidup, jenis sayuran hidroponik dan jenis
27
2.3 Kerangka Berpikir
berikut.
dan sikap masyakat. Persepsi itu juga dipengatuhi oleh personal, sosial dan
28
III. Metode Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kualitatif. Desain
mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan
karena data yang hendak dikumpulkan dan dianalisis berupa kata-kata dan
memperoleh data dan pemahaman makna tentang fenomena yang diteliti. Karena
dengan desain ini peneliti akan mampu mengungkapkan makna dan interpretasi
perilaku manusia itu sendiri, mencari apa yang tersirat dan mendapatkan
membuat data menjadi terang dan jelas. Adapun data yang dibutuhkan dalam
29
Data primer adalah pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti
(Riduwan, 2018). Data primer dapat diartikan sebagai data utama yang diperoleh
langsung dari informan peneliti. Data primer ini peneliti peroleh dengan
2018. Data sekunder dapat diartikan sebagai data yang diperoleh dari pihak lain
yang memahami dan dapat memberikan informasi mengenai masalah yang diteliti,
data sekunder ini dapat berupa dokumen-dokumen dari instansi terkait, misalnya:
data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur, juga data
memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2018: 211). Teknik yang digunakan
untuk mengumpulkan data penelitian ini disesuaikan dengan jenis data yang
3.3.1. Observasi
30
dengan melakukan serangkaian pengamatan dengan menggunakan alat indera
lembar yang berisi indikator atau hal-hal yang harus diamati sesuai dengan
untuk checklist item yang diamati, kondisi, serta kesesuaian dengan tujuan
penelitian. Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa ada tiga fokus
program dan hasil yang dicapai. Dengan demikian, lembar observasi yang
3.3.2. Wawancara
program dan hasil yang dicapai. Secara umum, peneliti menyiapkan daftar
31
pertanyaan yang sama untuk semua informan, tanpa membedakan posisi atau
3.3.3. Dokumentasi
penelitian sosial. Pada intinya studi dokumen adalah Desain yang digunakan
untuk menelusuri data historis. Oleh karena itu sebenarnya sejumlah besar fakta
dan sosial tersimpan dalam bentuk dokumen dan lain sebagainya (Silalahi, 2017).
yang ada di buku-buku, jurnal, koran dan lain sebagainya yang disimpan oleh
institusi tertentu maupun yang ada pada masyarakat, sehingga data-data yang
peneliti kumpulkan valid dan mendalam. Dalam hal ini peneliti menggunakan
32
Dalam pengabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda melalui: 1)
apa yang dikatakan seseorang didepan umum dengan apa yang diucapkan secara
pribadi. 3) Perbandingan apa yang dikatakan tentang situasi penelitian dengan apa
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta Penarikan
33
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kelurahan ini memiliki kodepos 83619. Di kelurahan ini ditanami hasil pertanian
utamanya ialah padi dan palawija. Penduduknya berjumlah 6.550 jiwa. Kelurahan
ini merupakan keluraharan terbaik dari 12 kelurahan dan desa yang berada di
kecamatan Selong.
1. Faktor internal
2. Faktor Eksternal
34
Persepsi masyarakat terhadap Hidroponik dalam penelitian ini adalah
menyangkut penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh anggota masyarakat
dalam dua faktor yaitu menurut Faktor Internal dan Faktor Eksternal. Faktor
untuk Agrowisata.
1. Lahan
apakah budidaya pertanian Hidroponik dapat menghemat lahan atau ruang atau
(40,00%) yang setuju bahwa Hidroponik merupakan teknik pertanian yang hemat
lahan/ruang. Dalam indikator ini, total skor persepsi masyarakat sebesar 134/150
x 100% = 89, 33%, sehingga interpretasi nilainya tergolong sangat setuju. Sesuai
dengan hasil wawancara pada anggota masyarakat yang berpendapat sangat setuju
menggunakan tanah sebagai media tanam, dapat ditanam di mana saja, bisa dibuat
dalam sistim yang bertingkat serta lahannya lebih hemat dibandingkan pertanian
konvensional.
35
2. Higienitas
yang mengatakan sangat setuju bahwa Hasil tanaman Hidroponik sangat Higienis.
Dalam indikator ini, total skor persepsi masyarakat sebesar 131/150 x 100% = 87,
Alasan dari anggota masyarakat yang menyatakan sangat setuju dan setuju
kimia dan tidak bersentuhan langsung dengan tanah sehingga tanaman bisa
terkontrol dengan baik dan sangat higienis dan sangat berguna untuk kesehatan.
36
3. Bebas Hama
setuju , terdapat juga 9 (30,00%) yang ragu-ragu dan 4 (13,33%) yang tidak
setuju.. Dalam indikator ini, total skor persepsi masyarakat sebesar 108/150 x
perawatan yang cukup baik nutrisi dan kelembaban suhu, ada juga yang
teknik Hidroponik tidak pernah menemukan tanaman diserang hama. Tapi ada
juga responden yang mengatakan ragu-ragu dan tidak setuju bahwa Hidroponik
bebas hama dan parasit, hal itu dikarenakan sesuai dengan pengalaman mereka
37
menanam dengan teknik Hidroponik, kadang tanaman tersebut diserang hama
yang sangat setuju, terdapat juga 2 (6,67%) yang ragu-ragu dan 1 (3,33%) yang
tidak setuju bahwa perawatan Hidroponik praktis. Dalam indikator ini, total skor
nilainya tergolong sangat setuju. Sesuai dengan hasil wawancara pada responden
yang menjawab sangat setuju dan setuju terhadap perawatan Hidroponik yang
yang lama, dan pemberian pupuk lebih praktis dibandingkan dengan perawatan
yang memberikan jawaban ragu-ragu dan tidak adalah karena nutrisi Hidroponik
38
5. Memberikan lebih banyak Nutrisi
sangat setuju, dan juga terdapat 6 (20,00%) raguragu dan 3 (10,00%) tidak setuju
indikator ini, total skor persepsi masyarakat sebesar 113/150 x 100% = 75,33%,
menyatakan sangat setuju dan setuju bahwa Hidroponik memberikan lebih banyak
dengan cara kerja air yang telah terukur dan mendapat pasokan nutrisi yang telah
diukur pula dan nutrisinya terkontrol dengan baik serta pertanian Hidroponik
berpendapat ragu-ragu dan tidak setuju adalah tergantung dari seberapa banyak
nutrisi yang diberikan kepada tanaman, karena nutrisi hidroponik sangat sulit
39
pemberian nutrisi kepada tanaman Hidroponik karena sulitnya mendapat nutrisi
Hidroponik di daerah tempat tinggal sendiri (Kota Manado) karena mereka harus
6. Kualitas Sempurna
sangat setuju, dan juga terdapat 4 (13,33%) raguragu dan 1 (3,33%) tidak setuju
bahwa kualitas tanaman Hidroponik sempurna. Dalam indikator ini, total skor
40
pengalaman mereka sebagai pelaku Hidroponik ketika menanam sayur dengan
teknik Hidroponik hasilnya tidak pahit dan sayurannya sangat segar contohnya
tidak setuju, alasannya karena kadang daun dari tanaman Hidroponik diserang
hama jika tidak terkontrol dengan baik, jika air tidak diganti maka daunnya akan
cepat rusak.
7. Daur Ulang
(43,33%) setuju, dan juga terdapat 1 (13,33%) ragu-ragu bahwa Hidroponik dapat
41
Alasan yang dikemukakan oleh responden yang menyatakan sangat setuju
barang-barang bekas seperti botol Aqua, gelas Aqua dan Jerigen, sedangkan
dengan tipe Hidroponik, karena tipe Hidroponik ada bermacam-macam, ada yang
menggunakan paralon.
sangat setuju, dan juga terdapat 6 (20,00%) ragu-ragu dan 2 (6,66%) tidak setuju
42
ini, total skor persepsi masyarakat sebesar 115/150 x 100% = 76,67%, sehingga
dan jika perawatannya sangat terkontrol dengan baik maka dapat mempercepat
setuju, alasannya adalah tergantung jenis tanaman yang akan ditanam ada yang
bisa dipanen sampai dua bulan dan ada juga yang bisa dipanen lebih cepat.
9. Kreatifitas
43
indikator ini, total skor persepsi masyarakat sebesar 136/150 x 100% = 90,67%,
dan setuju bahwa Hidroponik dapat menumbuhkan kreatifitas adalah karena saat
ini tipe Hidroponik sudah sangat banyak dan juga sudah muncul kreasi-kreasi
baru sehingga orang akan tertarik untuk mencoba bercocok tanam dengan
menggunakan teknik Hidroponik, dan hanya orang kreatif dan orang sabarlah
sangat setuju, dan juga terdapat 6 (20,00%) raguragu dan 3 (6,67%) tidak setuju
bahwa Hidroponik bebas bencana alam. Dalam indikator ini, total skor persepsi
tergolong setuju.
44
Hal yang melatarbelakangi persepsi masyarakat sangat setuju dan setuju
menggunakan tanah dan sangat mudah untuk dipindahkan jika terjadi bencana
alam seperti banjir, sedangkan menurut responden yang ragu-ragu dan tidak
setuju, alasannya bila tidak dikontrol dengan baik airnya, akan terjadi kekeringan
sehingga akan berdampak buruk pada Hidroponik, jika Hidroponik dibuat tanpa
menggunakan green house maka jika cuaca hujan akan juga sangat berdampak
setuju. Dalam indikator ini, total skor persepsi masyarakat sebesar 144/150x100%
45
12. Agrowisata
sangat setuju ,terdapat juga 3 (10,00%) yang ragu-ragu. Dalam indikator ini, total
sangat setuju dan setuju bahwa Hidroponik baik dikembangkan untuk kawasan
perkotaan karena Hidroponik adalah salah satu bentuk urban farming atau teknik
bercocok tanam yang memanfaatkan lahan kota, sehingga kota akan menjadi lebih
46
Hal yang melatarbelakangi persepsi masyarakat menyatakan sangat setuju
dan setuju bahwa Hidroponik dapat dijadikan agrowisata karena keragaman jenis
serta keindahan yang dimiliki oleh setiap tipe Hidroponik berbeda sehingga
mencoba untuk membuatnya. Sejalan dengan itu, saat ini Hidroponik di Kota
Manado mulai diminati. Hal ini nampak dalam pameran-pameran di Kota Manado
tanamannya tidak tertata dengan rapi dan baik maka tidak akan menarik minat
wisatawan.
47
4.3 Pembahasan
Majidi Kota Selong terhadap Hidroponik secara keseluruhan dapat dilihat pada
Tabel 21.
adalah Sangat Setuju dengan total bobot 1.515. Penilaian dari variabel Faktor
Internal dengan sub variabel yang meliputi lahan dengan bobot 134, Higienitas
48
dengan bobot 131, Bebas hama dengan bobot 108, Kepraktisan dengan bobot 126,
Banyak nutrisi dengan bobot 113, Kualitas sempurna dengan bobot 126, Daur
ulang dengan bobot 135, Pertumbuhan tanaman cepat dengan bobot 115,
Kreativitas dengan bobot 136, dan Bebas bencana alam dengan bobot 119.
Dengan jumlah pada variabel Fakto Internal yaitu 1.243 yang berkategorikan
Sangat Setuju. Penilaian pada Faktor Eksternal dengan sub-variabel yang meliputi
Baik untuk kawasan perkotaan dengan bobot 144, dan Agrowisata dengan bobot
128. Dengan jumlah pada variabel Faktor Eksternal yaitu 272 yang
Responden x Jumlah
sedangkan jumlah skor terendah adalah 360 (Sangat Tidak Setuju) berdasarkan
hasil pengolahan data, maka diperoleh total skor 1515. Untuk mendapatkan
skor (1080- 1800) yang berkategorikan Sangat Setuju. Hal ini menyatakan
49
Hidroponik sangat bermanfaat serta membawa dampak yang baik bagi masyarakat
Riduwan (2008) dalam buku rumus dan data analisis statistika sebagai
berikut :
di Kelurahan Majidi Kota Selong adalah sebesar 84,16 % dan tergolong dalam
Hidroponik sangat baik. Masyarakat sangat setuju dengan adanya teknik pertanian
dapat mengkonsumsi buah dan sayur yang sehat tanpa menggunakan bahan-bahan
Kota Selong manfaat Hidroponik menurut masyarakat yaitu tidak perlu bersusah
bekas dirumah, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk berhidroponik, dan
50
informasi lewat penyuluhan-penyuluhan tentang keuntungan Hidroponik kepada
Hidroponik.
51
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Majidi Kota Selong dapat dikategorikan Sangat Setuju. Hal ini menunjukkan
bahwa Hidroponik sangat bermanfaat dan membawa dampak yang sangat baik
bagi masyarakat.
5.2 Saran
52
DAFTAR PUSTAKA
Allen, P.G. 1981. The use of plastics in protected cropping. Scientific Horticulture
32: 78-85
Chong, P. C. and T. Ito. 1982. Growth, fruit yield and nutrient absorption of
tomato plants as influenced by solution temperature in nutrient film
technique. J. Japan Soc. Hort. Sci. 51 (1): 44-50
Del Rosario, A. Dafrosa, and P.J.A. Santos. 1990. Hydroponic culture of crops in
the Philippines: Problems and prospect. International Seminar on
Hydroponic Culture of High Value Crops in the Tropics in Malaysia,
November 25-27, 1990.
53
Dixon, G.R. 1988. Growing hydroponic crops using perlite. Department of
Horticulture, West of Scotland College.
Jensen, M.H. 1990. Hydroponic culture for the tropics : Opportunities and
alternatives. International Seminar on Hydroponic Culture of High Value
Crops in the Tropics in Malaysia, November 25-27, 1990.
Kao, Te-Chen. 1990. The dynamic root floating hydroponic technique: Prospect
in development of the year round vegetable production technology in
Taiwan, RDC. International Seminar on Hydroponic Culture of High Value
Crops in the Tropics in Malaysia, November 25-27, 1990.
Rault, P.A. 1990. A tunnel greenhouse adapted to the tropical lowland climate.
Acta Horticulturae 281: 95-103. Resh, H.M. 1985. Hydroponic food
production. Woodbridge Press Publishing Co., California.
Robinson, D.W. 1990. Development with plastic structure and materials for
horticultural crops. International Seminar on Hydroponic Culture of High
Value Crops in the Tropics in Malaysia, November 25-27, 1990.
Schipper, P.A. 1979. The nutrient flow technique. Cornell University. Ithaca, New
York.
Subur, Suwandi, dan A.A. Asandhi. 1983. Pengaruh media tumbuh dalam kultur
hidroponik pada pertumbuhan dan hasil tomat. Bul. Penel. Hort. 10 (2): 7-16
54
Subur dan Suwandi. 1985. Formula larutan nutrisi bagi tanaman brocoli pada
kultur pasir. BPH Lembang
Sumarni, N dan R. Rosliani. 2001. Media tumbuh dan waktu aplikasi larutan hara
untuk penanaman cabai merah secara hidroponik. J. Hort 11 (4):237 – 243
Monografi No. 27, Tahun 2005 R. Rosliani dan N. Sumarni : Budidaya
Tanaman Sayuran dengan Sistem Hidroponik Balai Penelitian Tanaman
Sayuran
Sumarni, N., R. Rosliani dan Suwandi. 2001. Pengaruh kerapatan tanaman dan
jenis larutan hara terhadap produksi umbi mini bawang merah asal biji
dalam kultur agregat hidroponik. J. Hort. 11 (3): 163 - 169
Suwandi. 1993. Pengaruh media dan hara dalam kultur agregat hidroponik
tanaman cabai paprika. Bul. Penel. Hort. 25 (3):8-13
Suwandi, A. Hidayat, dan Rini Rosliani. 1995. Kultur agregat dalam sistem
hidroponik tanaman tomat. Bul. Penel. Hort. 27. (3): 28- 37
Suwandi dan R. Rosliani. 1994. Efisiensi formula larutan nutrisi dalam kultur
agregat tomat. Lap. Hasil Penel. Balithor. Suwandi dan Subur. 1986.
Pengaruh macam formula larutan hara dalam kultur hidroponik pada
tanaman paprika. Bull. Penel. Hort. 14 (2): 8-14.
Tajudin, A. and M.R. Ismail. 1990. Growth and yield of NFT-grown tomatoes as
influenced by different solution concentration. International Seminar on
Hydroponic Culture of High Value Crops in the Tropics in Malaysia,
November 25-27, 1990.
Winslow, M. 1992. Silicon, disease resistance and yield of rice genotypes under
upland cultural conditions. Crop Sci 32 :1208- 1213. Monografi No. 27,
Tahun 2005 R. Rosliani dan N. Sumarni : Budidaya Tanaman Sayuran
dengan Sistem Hidroponik Balai Penelitian Tanaman Sayuran
Winsor, G.W., R.G. Hurd and D. Price. 1979. Nutrient Film Technique. Grower
Bulletin 5. Glasshouse Crops Research Institute, Littlehampton, England.
von Zabeltitz, C. 1988. Greenhouse design for warmer climates. Plasticulture 80:
39-50
55
Lampiran
Intrumen Penelitian
a. Pedoman Wawancara
konsumen?
sudah maksimal?
rumah tangga?
milik anda?
hidroponik?
hidroponik?
56
l) Menurut anda apa kelebihan atau keunggulan sistem hidroponik/
tetangga?
57