DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2023 MATERI PERTANIAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Tujuan dari pembangunan pertanian adalah untuk memenuhi kebutuhan
penduduk terhadap produk pangan, sandang, dan papan. Seperti yang diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih tinggi yaitu sekitar 2 persen per tahun. Dimana laju tersebut memiliki kemampuan produksi pertanian. Adapun strategi untuk meningkatkan produksi, diantaranya intensifikasi, yaitu maksimasi pemanfaatan input dan teknologi. Ekstensifikasii, yaitu melakukan perluasan areal pertanian. Diversifikasi, yaitu adanya keanekaragaman usahatani seperti memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan. Rehabilitasi, yaitu mengembalikan kondisi sumber daya pertanian agar daya dukungnya bisa meningkatkan dan berkelanjutan. Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, diharapkan hasil produksi pertanian dapat meningkat dan berkelanjutan.
Adapun masalah lingkungan agroekosistem diantaranya ialah tingginya
tuntutan produktivitas sheingga cenderung menggunakan sumber daya gentik yang terbatas “narrow genetic base” bukan pada “wide genetic narrow”. Dampak yang ditimbulkan dalam hal ini yaitu kerawanan pada ekosistem pertanian, terutama terhadap serangan OPT. Masalah lainnya ialah adanya simplifikasi sistem perluasan, dimana perluasan areal pertanian dilakukan dengan mengeksploitasi sumber daya terutama kawasan hutan dan menyebabkan lahan pertanian memiliki diversitas yang rendah sehingga ekosistem tidak stabil.
Tingginya ketergantungan ekosistem pertanian terhadap sumber daya yang
berasal dari luar pertanian juga menjadi masalah lingkungan agroekosistem. Contohnya penggunaan pupuk anorganik seperti urea yang menghasilkan gas NH3 dan NH4 yang tidak terbarukan, langka dan mahal. Sehingga menyebabkan usahatani menjadi tidak efisien. Selain itu, stabilisasi sistem cenderung menggunakan “chemical stabilizing factor” bkan pada “natural stabilizing factor” yang menyebabkan mikro-organisme dan predator alami punah sehingga siklus alami akan terganggu dan hara tidak terbentuk, akibatnya tanah menjadi miskin hara. Selain itu, punahnya predator menyebabkan peletupan hama sekunder yang berdampak terhadap kerusakan yang semakin besar. Masalah lingkungan selanjutnya ialah tingginya laju erosi lahan yang disebabkan oleh pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya, praktidk pertanian yang tidak konservatif, HPH dan pengelolaan hutan yang dilakukans secara ilegal, serta perladangan tradisional dan berpindah-pindah
Untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan agroekosistem di atas,
alternatif yang dapat digunakan yaitu pertama, dengan memanfaatkan sumber daya genetik yang berasal dari “wide genetic base” menuju kepada keseimbangan alami. Kedua, diversifikasi pertanian yang beraneka raga jenis sehingga menyerupai ekosistem alami. Ketiga, menerapkan prinsip”Leisa” atau low external input sustainable agriculture. Keempat, dengan melakukan penstabilan ekosistem menggunakan “ natural stabilizing factor” dengan IPM atau IPC (Pengendalian HamaTerpadu/PHT. Penggunaan pestisida bukan acuan utama, tetapi sebagai langkah terakhir, jika cara pengendalian lainnya tdk mampu menekan OPT hingga pada ambang batas ekonomi. Kelima, untuk mencegah erosi yang tinggi dapat dilakukan dengan pemanfaatan lahan sesuai dengan peruntukannya, pengelolaan pertanian yang mengindahkan kaidah konservasi, pengendalian pengelolaan hutan dan illegal logging, dan pengendalian perladangan yang berpindah. MATERI REVITALISASI PERTANIAN SEBAGAI MOMENTUM BARU KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA
Sejak awal, Indonesia menempatkan sektor pertanian sebagai “penggerak”
dalam pembangunan nasional. Tujuan dari pembangunan pertanian adalah untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan sandang, pangan, dan papan. Selama PJPT I (1970-1994), Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi lebih dari 5%, menurunkan jumlah penduduk miskin, dan meningkatkan taraf hidup rakyat(HMI). Salah satu agenda pembangunan nasional di bidnag pertanina ialah dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat yang salah satu program prioritas di dalamnya adalah “Revitalisasi Pertanian dan Perdesaan”. Revitalisasi Pertanian (dalam arti luas) merupakan strategi umum untuk meningkatkan kesejahteraan petani, meningkatkan daya saing produk pertanian, serta menjaga kelestarian sumberdaya pertanian. Revitalisasi pertanian diartikan sebagai kesadaran, pemahaman, sekaligus komitmen dan gerak langkah untuk menempatkan kembali arti penting pertanian secara proporsional dan kontekstual. Pembangunan pertanian di Indonesia dihadapkan pada berbagai permasalahan, diantaranya yaitu: Kemiskinan & ketidak-tahanan pangan skala usaha terbatas (kegureman) keterbatasan kesempatan kerja dan berusaha degradasi kualitas sda dan lingkungan daya saing, produktivitas, efisiensi,dan persaingan yang tidak adil keterbatasan kesempatan kerja degradasi kualitas sda dan lingkungan daya saing, produktivitas, efisiensi,dan persaingan yang tidak adil Kebijakan proteksi terhadap barang yang diimpor ke Indonesia, dan pengaturan ekspor yang sangat ketat terhadap produk Indonesia
Adapun tantangan-tantangan yang dihadapi dalam keberlangungan
pembangunan pertanian diantaranya, yaitu: Jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan sekitar 1,45% per tahun 2025 >> 315 juta jiwa Kebutuhan pangan meningkat 78% Tuntutan akan kualitas pangan yang tinggi Tekanan penduduk terhadap SDA seperti pemukiman, fasilitas umum,infrastruktur dan air bersih
Tantangan perubahan lingkungan strategi eksternal, meliputi:
Liberalisasi pasar global dan ketidakadilan perdagangan internasional Perubahan sistem dan manajemen produksi Perhatian pada perwujudan ketahanan pangan dan pengentasankemiskinan (SDGs) Kemajuan pesat dalam penemuan dan pemanfaatan teknologi tinggi
Tantangan perubahan lingkungan strategis internal, meliputi:
Dinamika permintaan pangan dan bahan baku Kelangkaan dan degradasi kualitas sumberdaya (lahan dan air) Manajemen pembangunan: otonomi daerah dan partisipasi masyarakat
Untuk menghadapi tantangan dalam pembangunan pertanian, strategi yang
dapat digunakan, antara lain peningkatan SDM pertanian yang tangguh, peningkatan kapasitas petani ke arah kemandirian, eningkatan peran petani dalam sistem agribisnis, peningkatan akses petani terhadap sumber informasi dan permodalan, peningkatan teknologi produksi yang berwawasan lingkungan, peningkatan peran multi-pihak dalam mendukung pembangunan pertanian, termasuk kebijakan pendukungnya. Selanjutnya yakni prospek-prosepek dalam pembangunan pertanian, diantaranya, kemajuan bangsa, SDA, SD. Modal sumber daya pengetahuan, jika SDM berkualitas akan menjadi kekuatan, kendudukan yang besar merupakan pasar perdagangan nasional, regional dan internasional, sumber energi alternatif dari sektor PPK sangat potensial (Biofuel, Bio Farma, dan lain-lain), banyak potensi agribisnis belum dijamah oleh petani (hanya menguasai 30% dari agribisnis) Adapun kebijakan dan strategi umum yang dapat diterapkan dalam hal ini, yaitu, pengurangan kemiskinan dan kegureman, pengurangan kemiskinan serta pencapaian skala keekonomian usaha pertanian, peningkatan daya saing, produktivitas nilai tambah dan kemandirian produksi dan distribusi, pelestarian dan pemanfaatan lingkungan hidup dan sumber daya alam secara berkelanjutan Kebijakan dan strategi operasional, meliputi, pengembangan investasi dan finansial, perbaikan manajemen pertanahan dan tata ruang, pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam, pengembangan sdm dan pemberdayaan petani, pengembangan riset dan pengembangan teknologi, kebijakan perdagangan, peningkatan promosi dan pemasaran, perpajakan dan retribusi, dukungan langsung bagi petani dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, kesehatan, pendidikan, rumah yang layak huni, dan air bersih, kebijakan pangan,serta agroindustrialisasi pedesaan. Harapan- harapan terhadap kondisi pertanian dalam hal ini adalah aspek sumber dayanya yaitu pertama, terkelola dengan sistem yang memungkinkan terjadinya kelestarian manfaat untuk saat ini dan dimasa yang akan datang. Kedua, tersedia dan termanfaatkannya produk-produk jasa lingkungan seperti emisi karbon, tata-air, lansekap, keanekaragaman hayati, berbagai sumber energi, dan sebagainya. Ketiga, tersedianya lahan pertanian abadi yang dipertahankan hanya untuk pertanian. Kempat, terjadinya komposisi lahan hutan dan daerah tangkapan air minimal seluas 30 persen dari luas wilayah. MATERI KONVERSI LAHAN Metode konversi lahan terbagi dalam tiga bagian, yaitu metode vegetatif, metode mekanik, dan metode kimia. Menurut Sitanala Arsyad (1989), Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman dan sisa-sisa tanaman untuk mengurangi daya penghancuran butiran hujan yang jatuh, mengurangi jumlah dan daya perusak aliran permukaan. Fungsi dari metode vegetatif adalah untuk melindungi tanah dari daya perusak butiran-butiran air hujan, melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air di atas permukaan tanah, dan memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan penahanan air yang langsung mempengaruhi besarnya aliran permukaan. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk konservasi secara vegetatif, diantaranya adalah , penanaman tanaman penutup secara terus-menerus, penanaman dalam strip (strip cropping), pergiliran tanaman (croop rotasion), sistem pertanian hutan (Agroforestry), penggunaan seresah , dan penanaman tanaman penguat teras dan saluran pembuangan .
Sitanala Arsyad (1989) mengemukakan pendapatnya mengenai metode
mekanik yang dimana ialah ssemua perlakuan fisik mekanis yang diberikan terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, meningkatkan kemampuan penggunaan tanah. Fungsi metode mekanik yakni untuk memperlambat aliran permukaan, menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak, memperbaiki atau memperbesar infiltrasi air kedalam tanah dan memperbaiki aerasi tanah, dan penyediaan air bagi tanaman.
Terdapat beberapa macam metode mekanik yang dapat dilakukan, pertama
pengolahan tanah menurut kontur. Pada pengolahan tanah menurut kontur pembajakan dilakukan menurut kontur atau memotong lereng, sehingga terbentuk jalur-jalur tumpukan tanah dan alur yang menurut kontur atau melintang lereng. Kedua, pembuatan teras. Pembuatan teras dimaksudkan untuk mengubah permukaan-permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampung agar lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah. Ketiga pembuatan Saluran Pembuangan Air (SPA). SPA merupakan saluran terbuka yang dibuat pada permukaan tanah yang sudah diteras dengan arah tegak lurus dengan arah garis kontur yang dimaksudkan untuk menampung sisa aliran permukaan untuk disalurkan ke tempat yang aman dari bahaya erosi dan longsornya tanah. Keempat, pembuatan dam panahan. Dam penahan adalah bendungan kecil dan sederhana yang dibuat pada alur/parit alam, dengan urugan tanah diperkuat dengan maksud untuk mengendapkan lumpur hasil erosi dari lahan bagian atasnya.
Metode kimia, dengan membuat soil conditioner yang berfungsi
memperbaiki struktur tanah. Namun harganya mahal dan tidak banyak digunakan untuk usaha konservasi lahan.