Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

REVIEW MATERI PEKAN 13-15


Dosen Pengampu: Ir. Anwar Sulili, M.Si.

OLEH :
FATMA

G021211006
AGRIBISNIS BERKELANJUTAN (B)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
MATERI PERTANIAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Tujuan dari pembangunan pertanian adalah untuk memenuhi kebutuhan


penduduk terhadap produk pangan, sandang, dan papan. Seperti yang diketahui
bahwa laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih tinggi yaitu sekitar 2
persen per tahun. Dimana laju tersebut memiliki kemampuan produksi pertanian.
Adapun strategi untuk meningkatkan produksi, diantaranya intensifikasi, yaitu
maksimasi pemanfaatan input dan teknologi. Ekstensifikasii, yaitu melakukan
perluasan areal pertanian. Diversifikasi, yaitu adanya keanekaragaman usahatani
seperti memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan. Rehabilitasi, yaitu
mengembalikan kondisi sumber daya pertanian agar daya dukungnya bisa
meningkatkan dan berkelanjutan. Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut,
diharapkan hasil produksi pertanian dapat meningkat dan berkelanjutan.

Adapun masalah lingkungan agroekosistem diantaranya ialah tingginya


tuntutan produktivitas sheingga cenderung menggunakan sumber daya gentik
yang terbatas “narrow genetic base” bukan pada “wide genetic narrow”. Dampak
yang ditimbulkan dalam hal ini yaitu kerawanan pada ekosistem pertanian,
terutama terhadap serangan OPT. Masalah lainnya ialah adanya simplifikasi
sistem perluasan, dimana perluasan areal pertanian dilakukan dengan
mengeksploitasi sumber daya terutama kawasan hutan dan menyebabkan lahan
pertanian memiliki diversitas yang rendah sehingga ekosistem tidak stabil.

Tingginya ketergantungan ekosistem pertanian terhadap sumber daya yang


berasal dari luar pertanian juga menjadi masalah lingkungan agroekosistem.
Contohnya penggunaan pupuk anorganik seperti urea yang menghasilkan gas
NH3 dan NH4 yang tidak terbarukan, langka dan mahal. Sehingga menyebabkan
usahatani menjadi tidak efisien. Selain itu, stabilisasi sistem cenderung
menggunakan “chemical stabilizing factor” bkan pada “natural stabilizing factor”
yang menyebabkan mikro-organisme dan predator alami punah sehingga siklus
alami akan terganggu dan hara tidak terbentuk, akibatnya tanah menjadi miskin
hara. Selain itu, punahnya predator menyebabkan peletupan hama sekunder yang
berdampak terhadap kerusakan yang semakin besar. Masalah lingkungan
selanjutnya ialah tingginya laju erosi lahan yang disebabkan oleh pemanfaatan
lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya, praktidk pertanian yang tidak
konservatif, HPH dan pengelolaan hutan yang dilakukans secara ilegal, serta
perladangan tradisional dan berpindah-pindah

Untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan agroekosistem di atas,


alternatif yang dapat digunakan yaitu pertama, dengan memanfaatkan sumber
daya genetik yang berasal dari “wide genetic base” menuju kepada keseimbangan
alami. Kedua, diversifikasi pertanian yang beraneka raga jenis sehingga
menyerupai ekosistem alami. Ketiga, menerapkan prinsip”Leisa” atau low
external input sustainable agriculture. Keempat, dengan melakukan penstabilan
ekosistem menggunakan “ natural stabilizing factor” dengan IPM atau IPC
(Pengendalian HamaTerpadu/PHT. Penggunaan pestisida bukan acuan utama,
tetapi sebagai langkah terakhir, jika cara pengendalian lainnya tdk mampu
menekan OPT hingga pada ambang batas ekonomi. Kelima, untuk mencegah erosi
yang tinggi dapat dilakukan dengan pemanfaatan lahan sesuai dengan
peruntukannya, pengelolaan pertanian yang mengindahkan kaidah konservasi,
pengendalian pengelolaan hutan dan illegal logging, dan pengendalian
perladangan yang berpindah.
MATERI REVITALISASI PERTANIAN SEBAGAI MOMENTUM
BARU KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
PERTANIAN DI INDONESIA

Sejak awal, Indonesia menempatkan sektor pertanian sebagai “penggerak”


dalam pembangunan nasional. Tujuan dari pembangunan pertanian adalah untuk
memenuhi kebutuhan penduduk akan sandang, pangan, dan papan. Selama PJPT I
(1970-1994), Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi lebih dari 5%,
menurunkan jumlah penduduk miskin, dan meningkatkan taraf hidup
rakyat(HMI). Salah satu agenda pembangunan nasional di bidnag pertanina ialah
dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat yang salah satu program prioritas di
dalamnya adalah “Revitalisasi Pertanian dan Perdesaan”.
Revitalisasi Pertanian (dalam arti luas) merupakan strategi umum untuk
meningkatkan kesejahteraan petani, meningkatkan daya saing produk pertanian,
serta menjaga kelestarian sumberdaya pertanian. Revitalisasi pertanian diartikan
sebagai kesadaran, pemahaman, sekaligus komitmen dan gerak langkah untuk
menempatkan kembali arti penting pertanian secara proporsional dan kontekstual.
Pembangunan pertanian di Indonesia dihadapkan pada berbagai
permasalahan, diantaranya yaitu:
 Kemiskinan & ketidak-tahanan pangan
 skala usaha terbatas (kegureman)
 keterbatasan kesempatan kerja dan berusaha
 degradasi kualitas sda dan lingkungan
 daya saing, produktivitas, efisiensi,dan persaingan yang tidak adil
 keterbatasan kesempatan kerja
 degradasi kualitas sda dan lingkungan
 daya saing, produktivitas, efisiensi,dan persaingan yang tidak adil
 Kebijakan proteksi terhadap barang yang diimpor ke Indonesia, dan
pengaturan ekspor yang sangat ketat terhadap produk Indonesia

Adapun tantangan-tantangan yang dihadapi dalam keberlangungan


pembangunan pertanian diantaranya, yaitu:
 Jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan sekitar 1,45% per
tahun
 2025 >> 315 juta jiwa
 Kebutuhan pangan meningkat 78%
 Tuntutan akan kualitas pangan yang tinggi
 Tekanan penduduk terhadap SDA seperti pemukiman, fasilitas
umum,infrastruktur dan air bersih

Tantangan perubahan lingkungan strategi eksternal, meliputi:


 Liberalisasi pasar global dan ketidakadilan perdagangan internasional
 Perubahan sistem dan manajemen produksi
 Perhatian pada perwujudan ketahanan pangan dan pengentasankemiskinan
(SDGs)
 Kemajuan pesat dalam penemuan dan pemanfaatan teknologi tinggi

Tantangan perubahan lingkungan strategis internal, meliputi:


 Dinamika permintaan pangan dan bahan baku
 Kelangkaan dan degradasi kualitas sumberdaya (lahan dan air)
 Manajemen pembangunan: otonomi daerah dan partisipasi masyarakat

Untuk menghadapi tantangan dalam pembangunan pertanian, strategi yang


dapat digunakan, antara lain peningkatan SDM pertanian yang tangguh,
peningkatan kapasitas petani ke arah kemandirian, eningkatan peran petani dalam
sistem agribisnis, peningkatan akses petani terhadap sumber informasi dan
permodalan, peningkatan teknologi produksi yang berwawasan lingkungan,
peningkatan peran multi-pihak dalam mendukung pembangunan pertanian,
termasuk kebijakan pendukungnya.
Selanjutnya yakni prospek-prosepek dalam pembangunan pertanian,
diantaranya, kemajuan bangsa, SDA, SD. Modal sumber daya pengetahuan, jika
SDM berkualitas akan menjadi kekuatan, kendudukan yang besar merupakan
pasar perdagangan nasional, regional dan internasional, sumber energi alternatif
dari sektor PPK sangat potensial (Biofuel, Bio Farma, dan lain-lain), banyak
potensi agribisnis belum dijamah oleh petani (hanya menguasai 30% dari
agribisnis)
Adapun kebijakan dan strategi umum yang dapat diterapkan dalam hal ini,
yaitu, pengurangan kemiskinan dan kegureman, pengurangan kemiskinan serta
pencapaian skala keekonomian usaha pertanian, peningkatan daya saing,
produktivitas nilai tambah dan kemandirian produksi dan distribusi, pelestarian
dan pemanfaatan lingkungan hidup dan sumber daya alam secara berkelanjutan
Kebijakan dan strategi operasional, meliputi, pengembangan investasi dan
finansial, perbaikan manajemen pertanahan dan tata ruang, pengelolaan
lingkungan dan sumber daya alam, pengembangan sdm dan pemberdayaan petani,
pengembangan riset dan pengembangan teknologi, kebijakan perdagangan,
peningkatan promosi dan pemasaran, perpajakan dan retribusi, dukungan
langsung bagi petani dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, kesehatan,
pendidikan, rumah yang layak huni, dan air bersih, kebijakan pangan,serta
agroindustrialisasi pedesaan.
Harapan- harapan terhadap kondisi pertanian dalam hal ini adalah aspek
sumber dayanya yaitu pertama, terkelola dengan sistem yang memungkinkan
terjadinya kelestarian manfaat untuk saat ini dan dimasa yang akan datang. Kedua,
tersedia dan termanfaatkannya produk-produk jasa lingkungan seperti emisi
karbon, tata-air, lansekap, keanekaragaman hayati, berbagai sumber energi, dan
sebagainya. Ketiga, tersedianya lahan pertanian abadi yang dipertahankan hanya
untuk pertanian. Kempat, terjadinya komposisi lahan hutan dan daerah tangkapan
air minimal seluas 30 persen dari luas wilayah.
MATERI KONVERSI LAHAN
Metode konversi lahan terbagi dalam tiga bagian, yaitu metode vegetatif,
metode mekanik, dan metode kimia. Menurut Sitanala Arsyad (1989), Metode
vegetatif adalah penggunaan tanaman dan sisa-sisa tanaman untuk mengurangi
daya penghancuran butiran hujan yang jatuh, mengurangi jumlah dan daya
perusak aliran permukaan. Fungsi dari metode vegetatif adalah untuk melindungi
tanah dari daya perusak butiran-butiran air hujan, melindungi tanah terhadap daya
perusak aliran air di atas permukaan tanah, dan memperbaiki kapasitas infiltrasi
tanah dan penahanan air yang langsung mempengaruhi besarnya aliran
permukaan. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk konservasi secara
vegetatif, diantaranya adalah , penanaman tanaman penutup secara terus-menerus,
penanaman dalam strip (strip cropping), pergiliran tanaman (croop rotasion),
sistem pertanian hutan (Agroforestry), penggunaan seresah , dan penanaman
tanaman penguat teras dan saluran pembuangan .

Sitanala Arsyad (1989) mengemukakan pendapatnya mengenai metode


mekanik yang dimana ialah ssemua perlakuan fisik mekanis yang diberikan
terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan
erosi, meningkatkan kemampuan penggunaan tanah. Fungsi metode mekanik
yakni untuk memperlambat aliran permukaan, menampung dan menyalurkan
aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak, memperbaiki atau
memperbesar infiltrasi air kedalam tanah dan memperbaiki aerasi tanah, dan
penyediaan air bagi tanaman.

Terdapat beberapa macam metode mekanik yang dapat dilakukan, pertama


pengolahan tanah menurut kontur. Pada pengolahan tanah menurut kontur
pembajakan dilakukan menurut kontur atau memotong lereng, sehingga terbentuk
jalur-jalur tumpukan tanah dan alur yang menurut kontur atau melintang lereng.
Kedua, pembuatan teras. Pembuatan teras dimaksudkan untuk mengubah
permukaan-permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat untuk mengurangi
kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampung agar lebih banyak air
yang meresap ke dalam tanah. Ketiga pembuatan Saluran Pembuangan Air (SPA).
SPA merupakan saluran terbuka yang dibuat pada permukaan tanah yang sudah
diteras dengan arah tegak lurus dengan arah garis kontur yang dimaksudkan untuk
menampung sisa aliran permukaan untuk disalurkan ke tempat yang aman dari
bahaya erosi dan longsornya tanah. Keempat, pembuatan dam panahan. Dam
penahan adalah bendungan kecil dan sederhana yang dibuat pada alur/parit alam,
dengan urugan tanah diperkuat dengan maksud untuk mengendapkan lumpur hasil
erosi dari lahan bagian atasnya.

Metode kimia, dengan membuat soil conditioner yang berfungsi


memperbaiki struktur tanah. Namun harganya mahal dan tidak banyak digunakan
untuk usaha konservasi lahan.

Anda mungkin juga menyukai