Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN

MAGANG PENYULUHAN

PEMANFAATAN LIMBAH BATANG PISANG SEBAGAI PUPUK


ORGANIK CAIR (POC) DI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN
TANGSIL KABUPATEN BONDOWOSO

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

ROSALIANA DEWI OKTAVIANTI


04.01.18.034

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL MAGANG

Judul : Pemanfaatan Limbah Batang Pisang Sebagai Pupuk


Organik Cair (POC) Di Balai Penyuluhan Pertanian Tangsil
Kabupaten Bondowoso
Nama : Rosaliana Dewi Oktavianti
NIRM : 04.01.18.034
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Jurusan : Penyuluhan Pertanian

Malang,......Agustus 2021

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Achmad Nizar , SST , M.Sc Dr. Acep Hariri, SST , M.Si


NIP.19631228 198803 1 001 NIP.19841007 200604 1 002

Mengetahui :

Ketua Jurusan Dan Ketua Program Studi,

Dr. Eny wahyuning P., SP, MP


NIP.1977 0828 200604 2 001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang Penyuluhan
dengan judul “Pemanfaatan Limbah Batang Pisang Sebagai Pupuk Organik
Cair (POC) Di Balai Penyuluhan Pertanian Tangsil Kabupaten Bondowoso”
ini dengan baik.
Laporan ini disusun sebagai syarat awal pelaksanaan praktek kerja
lapang. Dalam penyusunan proposal ini kami juga mengucapkan terimakasih
kepada :

1. Achmad Nizar , SST , M.Sc selaku Dosen Pembimbing I;


2. Dr. Acep Hariri, SST , M.Si selaku Dosen Pembimbing II;
3. Dr. Eny wahyuning P., SP, MP selaku Ketua Jurusan Penyuluhan
Pertanian Berkelanjutan
4. Dr. Setya Budhi Udrayana, S.Pt, M.Si. selaku Direktur Politeknik
Pembangunan Pertanian Malang
5. Orangtua kami yang selalu mendukung yang telah memberikan doa,
restu, kasih sayang, dan pengorbanan serta dukungan demi
terselesaikannya proposal ini
6. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tangsil sebagi tempat magang
penyuluhan
7. semua pihak yang membantu dalam menyusun proposal ini

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak


kekurangan dan jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu, diharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Malang, …… Agustus 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... 5
BAB I ................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN.................................................................................................. 6
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 6
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 7
1.3 Manfaat ...................................................................................................... 7
BAB II .................................................................................................................. 7
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 7
2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian .............................................................. 7
2.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian .................................................................... 8
2.3 Identifikasi Potensi Wilayah ........................................................................ 8
2.4 Fungsi Penyuluhan Pertanian..................................................................... 9
2.5 Sasaran Penyuluhan Pertanian ................................................................ 10
2.6 Materi Penyuluhan Pertanian ................................................................... 10
2.7 Media Penyuluhan Pertanian ................................................................... 10
2.8 Metode Penyuluhan Pertanian ................................................................. 12
2.9 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian .......................................... 13
2.10 Hasil Kegiatan Penyuluhan Pertanian .................................................... 14
2.11 Evaluasi Penyuluhan Pertanian .............................................................. 14
BAB III ............................................................................................................... 14
METODE PELAKSANAAN PKL......................................................................... 14
3.1 Waktu Pelaksanaan Magang .................................................................... 15
3.2 Lokasi Magang ......................................................................................... 15
3.3 Metode Pelaksanaan PKL ........................................................................ 15
3.2.1 Melakukan Identifikasi Potensi Wilayah ............................................ 15
3.2.2 Menganalisa Masalah dan Menetapkan Tujuan Penyuluhan ............. 15
3.2.3 Menetapkan Materi Penyuluhan......................................................... 16
3.2.5 Menetapkan dan Menerapkan metode penyuluhan............................ 16
3.2.6 Melaksanakan Penyuluhan Pertanian ................................................ 17

iii
3.2.7 Mengevaluasi Kegiatan Penyuluhan Pertanian .................................. 17
3.4 Matrik Rencana Kegiatan ......................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 37

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Format Catatan Kegiatan Harian (Logbook)


Kegiatan Magang............................................................................................... 21

Lampiran 2. Format Lembar Konsultasi ............................................................. 22

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang sebagian besar rakyatnya
berpencaharian sebagai petani dan sebagian besar wilayahnya bergerak pada sektor
pertanian. Namun sistem pertanian di Indonesia masih tergolong tradisional. Hal tersebut
menyebabkan para petani tidak dapat mengolah hasil pertanian mereka dengan baik.
Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari sistem pembangunan pertanian mempunyai
peranan yang sangat penting bagi petani dan keluarganya untuk mengembangkan
kemampuannya, keswadayaannya dan kemandiriannya agar mereka dapat mengelola
usaha taninya secara produktif, efektif dan efisien sehingga mempunyai daya saing tinggi
dan dapat meningkatkan mutu hidup.
Selain penyuluhan pertanian keberhasilan pembangunan pertanian sangat
ditentukan oleh kemampuan kapasitas sumber daya manusia pertanian sebagai pelaku
pembangunan khususnya petani. Sebagai pelaku pembangunan, petani diharapkan
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha tani (Departemen
Pertanian, 2008). Oleh karena itu tuntutan peningkatan kualitas sumber daya manusia
pertanian perlu ditingkatkan, untuk mendukung hal tersebut kami melakukan magang
penyuluhan di bawah bimbingan para penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
untuk memberikan pengetahuan dan arahan agar dapat mengubah pola pikir petani untuk
lebih efektif dalam pengelolaan usaha taninya.
Pelaksanaan kegiatan magang penyuluhan pertanian akan dilaksanakan di
wilayah kecamatan tenggarang kabupaten bondowoso. kecamatan tersebut mempunyai
potensi pertanian dan peternakan yang cukup maju. Kecamatan tenggarang memiliki 12
desa, di antaranya yaitu Desa Bataan, Desa Dawuhan, Desa Gebang, Desa Kajar, Desa
Kesemek, Desa Koncer Darul Alam, Desa Koncer Kidul, Desa Lojajar, Desa Pekalangan,
Desa Sumbersalam, Desa Tangsil Kulon, Desa Tenggarang, dengan populasi total 7.463
jiwa. Penduduk di kecamatan tenggarang mayoritas penduduknya sebagai petani,dan
peternak sapi.
Menurut data sekunder yang diperoleh dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
Tangsil komoditas utama yang dibudidayakan oleh petani adalah tanaman padi dan
pisang emas. Kebiasaan petani selama ini, pohon pisang yang sudah ditebang dibiarkan
sampai melapuk di rumpun pisang. Sehingga banyak limbah dari tanaman pisang ( batang
dan tongkol ) yang banyak ditemukan, dari permasalahan tersebut maka akan

6
dilaksanakan magang penyuluhan “pemanfaatan limbah batang pisang sebagai pupuk
organik cair” .

1.2 Tujuan
1. Mampu mengidentifikasi potensi wilayah
2. Mampu menganalisis dan menemukan solusi permasalahan pada kelompok
tani/gabungan kelompok tani.
3. Mampu menetapkan materi penyuluhan pertanian berdasarkan hasil identifikasi
wilayah dan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP)
4. Mampu Menyusun materi dan media penyuluhan pertanian
5. Mampu memilih, menetapkan, dan menggunakan metode penyuluhan pertanian
6. Melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian
7. Mengevaluasi kegiatan penyuluhan pertanian

1.3 Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menetapkan prioritas
permasalahan pada kelompok tani/gabungan kelompok tani;
2. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan penyuluhan pertanian bagi pelaku utama dan pelaku usaha, serta
menyusun instrumen penyuluhan
3. Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta,
pelaku utama dan pelaku usaha serta stakeholder lain.
4. Meningkatkan pengetahuan petani dan membantu mengembangkan
kemampuannya agar dapat mengelola usaha taninya secara mandiri, dan efektif.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian


Penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mempu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai
upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Sistem
penyuluhan pertanian selanjutnya disebut sistem penyuluhan yang mengembangkan

7
kemampuan, pengetahuan, ketrmpilan serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha (UU
SP3K, 2006)
Penyuluhan pertanian merupakan bagian dari sistem pembangunan pertanian
yang merupakan sistem pendidikan di luar sekolah (pendidikan non formal) bagi petani
beserta keluarganya dan anggota masyarakat lainnya yang terlibat dalam pembangunan
pertanian, dengan demikian penyuluhan pertanian adalah suatu upaya untuk terciptanya
iklim yang kondusif guna membantu petani beserta keluarga agar dapat berkembang
menjadi dinamis serta mampu untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya
dengan kekuatan sendiri dan pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri (Soeharto,
2005). Dalam proses penyuluhan terdapat beberapa unsur antara lain: penyuluh, materi
penyuluhan, media penyuluhan, metode penyuluhan, sasaran penyuluhan dan tujuan
penyuluhan.
Penyuluhan Pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah perilaku
petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemapuan serta
mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam kegiatan usaha tani, untuk meningkatkan
mutu hidupnya dan keluarganya.

2.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian


Wahjuti (2005) menjelaskan bahwa tujuan penyuluhan pertanian adalah sebagai
berikut :
(1) Mendorong terjadinya efek yang sebanyak-banyaknya pada
sasaran/petani dan keluarganya serta pelaku agribisnis laki-laki dan perempuan,
(2) Meningkatkan ketelitian komunikasi dalam proses penyuluhan sehingga
mengurangi gangguan komunikasi yang mungkin terjadi,
(3) Meningkatkan pemahaman dan daya anut sasaran atau petani serta pelaku
agribisnis laki-laki dan perempuan.
Penetapan tujuan penyuluhan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Menetapkan tujuan dengan merumuskan perubahan keadaan yang hendak
dicapai dalam jangka waktu yang ditentukan.
b. Menyusun tujuan berdasarkan kaidah SMART
(Spesifik,Measurable,Acrionary,Realis

2.3 Identifikasi Potensi Wilayah


Identifikasi wilayah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
topografi, jenis tanah, vegetasi, tata guna lahan dan informasi mengenai gambaran umum
kondisi desa (kehidupan, kebiasaan, kecenderungan, kebutuhan aspirasi, potensi dan

8
masalah yang ada dimasyarakat) yang dilakukan secara partisipatif. Tujuan dari
identifikasi potensi wilayah ini adalah untuk mengetahui permasalahan dan potensi-
potensi yang dimiliki oleh wilayah tersebut sehingga akan diperoleh data primer dan data
sekunder yang akurat sebagai acuan untuk penyusunan progama penyuluhan tingkat
desa.

a. Data Primer merupakan data yang diperoleh dengan cara melakukan pendekatan
secara partisipatif dan wawancara semi terstruktur yang menggunakan teknik
PRA.
b. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan
seluruh data potensi wilayah dan agroekosistem yang berasal dari data monografi
desa, kacamatan dan lain-lain.

Manfaat Identifikasi Potensi Wilayah :

1. Tersedianya data dan informasi yang memberikan gambaran yang akurat


mengenai potensi wilayah.
2. Tersedianya data dan informasi yang akan pergunakan dalam pengambilan
keputusan baik bagi perencanaan usahatani maupun pelaksanaan penyuluhan
pertanian.

2.4 Fungsi Penyuluhan Pertanian


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006, yang
tertuang dalam BAB II Pasal 4, fungsi sistem penyuluhan pertanian meliputi:
1. memfasilitasi proses pembelajaran dari penyuluh kepada sasaran
2. Mengupayakan kemudahan akses bagi penyuluh dan sasaran terhadap sumber
informasi, teknologi dan sumber daya yang ada, agar sasaran dapat
mengembangkan usahanya
3. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, organisasi dan
kewirausahaan bagi para penyuluh dan sasaran
4. Membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan
tantangan yang dihadapi pelaku penyuluhan
Mardikanto (1993) menyatakan bahwa, secara garis besar fungsi penyuluhan
pertanian merupakan suatu kegiatan untuk menambah kesanggupan bagi para petani
dalam usaha memperoleh hasil-hasil yang dapat memenuhi kebutuhan, menambah
pengetahuan dan ketrampilan, memperbaiki cara hidup, perilaku dan sikap yang lebih baik
demi meningkatkan penghasilan dan taraf hidup mereka.

9
2.5 Sasaran Penyuluhan Pertanian
Berdasarkan Undang-Undang SP3K Bab III Pasal 5 sasaran penyuluhan pertanian
adalah : (1) Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran
utaman dan sasaran antara, (2) Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan
pelaku usaha, (3) Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang
meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan, dan kehutanan serta
generasi muda dan tokoh masyarakat.
Penetapan sasaran penyuluhan dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
a. Menentukan sasaran penyuluhan berdasarkan kelompok tani.
b. Menentukan karakteristik sasaran dan kondisi keragaman.
c. ABCD (Audience,Behavior,Condition,Degree).

Sasaran penyuluhan pertanian adalah pihak yang paling berhak menerima


manfaat penyuluhan agar sikap, keterampilan dan pengetahuannya meningkat.

2.6 Materi Penyuluhan Pertanian


Menurut Setiana (2005) materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang
disampaikan dalam kegiatan penyuluhan, baik yang menyangkut ilmu atau teknologi baru
yang sesuai dengan kebutuhan sasaran, dapat meningkatkan pendapatan, memperbaiki
produksi dan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran
penyuluhan. Materi atau pesan yang ingin disampaikan dalam proses penyuluhan harus
bersifat informatif, inovatif, persuasuf dan entertainment agar mampu mendorong
terjadinya perubahan ke arah pembaharuan dalam segala aspek kehidupan masyarakat
sasaran dan mewujudkan perbaikan mutu hidup setiap individu warga yang bersangkutan
(Mardikanto, 1993).

2.7 Media Penyuluhan Pertanian


Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang memiliki arti “tengah,
perantara atau pengantar”. Media jika dipahami secara garis besar yaitu manusia, materi,
atau kejadian-kejadian yang mampu membuat sasaran memperoleh sebuah ilmu,
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap (Nuraeni, TT). Pengertian media penyuluhan adalah
alat bantu dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan sehingga mampu meningkatkan
rangsangan bagi sasaran untuk mudah menerima materi-materi yang telah disuluhkan
(Nuraeni, TT).
Media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas untuk memudahkan
dalam penyampaian materi penyuluh terhadap sasaran, agar sasaran mudah dalam
menerima pesan penyuluhan melalui media cetak, media visual, media terproyeksi.
Namun penggunaan media harus tepat dan terampil. Media penyuluhan dapat
10
dikelompokkan menjadi tiga yaitu , berdasarkan respon panca indera, berdasarkan jumlah
sasaran dan berdasarkan bentuk fisik serta karakteristiknya (Widyaswara Balai Besar
Pelatihan Peternakan Batu. 2015).
Langkah-langkah dalam menyusun materi penyuluhan pertanian adalah sebagai
berikut :
1. Mempersiapkan bahan penyusunan materi penyuluhan.
2. Memilih dan menetapkan materi penyuluhan.
3. Menyusun dan menyajikan materi penyuluhan .
4. Pembuatan lembar pengesahan (bukti fisik) pembuatan materi penyuluhan
pertanian

Langkah-langkah dalam mebuat sinopsis adalah sebagai berikut :

1. Melakukan fast reading untuk memperoleh gambaran umum tentang materi yang
di pelajari.
2. Melakukan pemetaan materi yang akan disampaikan.
3. Membuat ringkasan untuk mempermudah alur penyampaian gagasan.
4. Merevisi ataupun merombak apabila dianggap perlu.
5. Mempertimbangkan segi ekonomi dalam penyusunan sinopsis.

Langkah-langkah dalam mebuat Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) adalah


sebagai berikut :

1. Menetapakan judul materi dan tujuan penyuluhan yang berkaitan erat dengan
materi yang telah ditetapkan.
2. Memperhatikan segala aspek secara detail yang perlu diperhatikan dalam upaya
pencapaian tujuan.
3. Melakukan pengisisn LPM sesuai dnegan format.

Langkah –langkah dalam menetapkan dan menyusun media penyuluhan pertanian


adalahs ebagai berikut :

1. Menetapkan pesan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran.


2. Merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
3. Melakukan identifikasi media yang tersedia termasuk petani dilingkungan petani
yang dapat dimanfaatkan.
4. Menetapkan media penyuluhan sesuai metode penyuluhan yang akan
dilkasanakan.
5. Membuat media yang telah ditetapkan sebaik mungkin.
11
Media penyuluhan adalah alat atau perantara yang digunakan untuk
menyampaikan materi penyuluhan agar mudah di pahami dan diterima oleh sasaran.
Media penyuluhan harus dipilih secara tepat agar efektif dan efisien dalam mencapai
tujuan penyuluhan itu sendiri.

2.8 Metode Penyuluhan Pertanian


Metode penyuluhan adalah cara dan teknik penyampaian informasi yang didapat
kepada komunikan baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka mau dan
mampu menyerap dan menerapkan informasi yang telah disampaikan oleh komunikan
kepada komunikator (Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, 2015).
Menurut Pakpahan (2017) metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai
cara atau teknik penyampaian materi oleh komunikator terhadap komunikan untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta
meningkatkan kelestarian hidup. Terdapat berbagai macam metode penyuluhan
pertanian, berbagai metode tersebut antara lain (Alim, 2010) :
1. Metode berdasarkan teknik komunikasi
Berdasarkan metode penyuluhan teknik komunikasi dibagi menjadi dua yaitu,
komunikasi secara langsung (face to face communication) dan tidak secara langsung
(Indirect communication) komunikasi secara langsung yaitu komunikasi yang dilakukan
secara bertatap muka langsung antara komunikator dan komunikan, dengan waktu yang
relatif singkat. Sedangkan komunikasi secara tidak langsung adalah teknik komunikator
menyampaikan kepada komunikan dengan tidak berhadap langsung namun cara
melakukan penyuluhan melalui perantara seperti media.
2. Metode berdasarkan jumlah dan sasaran proses adopsi
Berdasarkan jumlah dan sasaran proses adopsi maka penyuluhan dibedakan
menjadi hubungan peroragan, hubungan kelompok dan hubungan massal. Metode
perorangan digunakan penyuluh untuk melakukan penyuluhan secara langsung maupun
tidak langsung terhadap sasaran yang dituju. Metode kelompok ada metode penyuluhan
yang dilaksanakan secara berkelompok. Metode ini berkaitan dengan kehidupan
bermasyarakat, gotong royong dan berjiwa musyawarah. Sedangkan metode hubungan
massal adalah metode penyuluhan yang disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung yang akan disampaikan oleh banyak orang dalam waktu yang hampir
bersamaan. Contohnya adalah pidato dalam pertemuan besar, radio atau televisi,
pembentangan spanduk dan lain sebainya
3. Metode berdasarkan indera penerima

12
Berdasarkan indera penerima dapat dibedakan menjadi media yang dapat dilihat,
media yang dapat didengar dan media yang dapat dilihat dan didengar. Metode yang
dapat dilihat diterima oleh indera penglihatan, metode yang dapat didengar diterima oleh
indera pendengaran. Sedangkan metode yang dapat dilihat dan dapat didengar yaitu
mengggunakan indera penglihatan dan indera pendengaran secara sekaligus.
4. Metode penyuluhan yang efektif dan efisien
Metode penyuluhan dikatakan efektif adalah suatu tujuan penyuluhan pertanian
dapat tercapai dan metode penyuluan dikatakan efisien adalah hemat dalam artian lain
pengeluaran dari segi sumber daya (tenaga, waktu, pikiran, dan biaya) sekecil mungkin
untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin.
Langkah-langkah dalam memilih,menetapkan dan menggunakan metode
penyuluhan adalah sebagai berikut :
1. Menuliskan hasil identifikasi lapangan secara ringkas dalam form kontekstualisasi
keadaan lapangan.
2. Mencermati tujuan penyuluhan yang akan di capai atau yang telah ditetapkan.
3. Mencermati latar belakang dan karakteristik sasaran, serta lingkungan internal dan
eksternanya.
4. Menetapkan jenis,bentuk dan sifat materi penyuluhan yang akan disampaikan.
5. Memilih dan menetapkan metode penyuluhan sesuai dengan tujuan,
karakteristik,latar belakang dan lingkungan sasaran,serta jenis,bentuk dan sifat
materi.
6. Memperhatikan aspek-aspek metode dan teknik yang telah ditetapkan atau akan
digunakan dan kemampuan yang harus dikuasau penyuluh dalam menggunakan
metode atau teknik tersebut.
7. Menggabungkan semua sumberdaya yang dimiliki secara optimal untuk
melaksankaan kegiatan penyuluhan demi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.

2.9 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian


Pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah tindakan-tindakan nyata dari apa-apa
yang telah ditetapkan atau dituliskan dalam programa penyuluhan yang telah disusun.
Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian perlu ditentukan materi apa yang perlu
disampaikan, dimana penyuluhan pertanian akan dilaksanakan, kapan penyuluhan
pertanian dilaksanakan, siapa yang melakukan penyuluhan dan bagaimana cara
melakukan (Ibrahim et al., 2003).
Kegiatan penyuluhan pertanian melibatkan dua kelompok yang aktif. Di satu pihak
adalah kelompok penyuluh dan kedua adalah kelompok yang disuluh. Penyuluh adalah
13
kelompok yang diharapkan mampu membawa sasaran penyuluhan pertanian kepada cita-
cita yang telah digariskan. Sedangkan yang disuluh adalah kelompok yang diharapkan
mampu menerima paket penyuluhan pertanian (Sastraatmadja, 1993).

2.10 Hasil Kegiatan Penyuluhan Pertanian


Penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
Pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan
yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Ketrampilan dikatakan meningkat bila terjadi
perubahan dari yang tidak mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan yang
bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, apabila terjadi perubahan yang tidak mau
menjadi mau, memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan (Ibrahim et al.,
2003).

2.11 Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Evaluasi penyuluhan pertanian merupakan alat untuk mengambil keputusan dan
menyusun pertimbangan-pertimbangan. Dari hasil evaluasi pertanian dapat diketahui
sejauh mana perubahan perilaku petani, hambatan yang dihadapi petani, efektivitas
program penyuluhan pertanian serta seberapa jauh pemahaman masalah dan
penyempurnaan kegiatan. Dalam evaluasi sendiri dikenal beberapa klasifikasi evaluasi
diantaranya adalah (a) evaluasi formatif dan sumatif, (b) evaluasi formal dan informal, (c)
evaluasi internal dan eksternal, (d) evaluasi deskriptif dan inferensial, (e) evaluasi holistic
(misal CIPP) dan analitik, (f) evaluasi on going, terminal dan ex post evaluasi, (g) evaluasi
teknis dan ekonomis, (h) evaluasi program, monitoring dan (i) evaluasi dampak
(Padmowihardjo, 2002).
Evaluasi dalam kehidupan sehari-hari dapat diartikan sebagai penilaian yaitu
tindakan pengambilan keputusan untuk menilai suatu objek, keadaan peristiwa atau
kegiatan tertentu yang sedang diamati (Pakpahan, 2017).

BAB III

METODE PELAKSANAAN MAGANG

14
3.1 Waktu Pelaksanaan Magang
Kegiatan pelaksanaan magang penyuluhan pertanian dilaksanakan pada tanggal 14
Juni 2021 sampai dengan 6 Agustus 2021.

3.2 Lokasi Magang


Kegiatan magang penyuluhan pemanfaatn limbah batang pisang dilaksanakan di
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tangsil, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten
Bondowoso–Jawa Timur. Pemilihan lokasi di BPP Tangsil karena wilayah binaannya
cukup luas dan mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah petani dan peternak.
Petani di wilayah tersebut selain bercocok tanam padi juga membudidayakan pisang
emas yang akan dijadikan sebagai icon atau produk unggulan desa, sehingga banyak
ditemukan limbah dari bagian tanaman pisang ( batang dan tongkol ) yang belum
dimanfaatkan secara optimal.

3.3 Metode Pelaksanaan Magang


Metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada Magang Penyuluhan adalah
sebagai berikut:

3.3.1 Melakukan Identifikasi Potensi Wilayah


Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) Identifikasi Potensi Wilayah dilakukan dengan
metode Rapid Rural Appricial (RRA). Langkah-langkah RRA sebagai berikut :
1. Mengumpulkan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menggali data tertulis dari kantor
pemerintahan, atau Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Jenis data yang dikumpulkan yaitu
:

a. Data agroklimat

b. Batas Wilayah

c. Kependudukan

d. Kelembagaan

e. Tata guna lahan

f. Jenis usaha masyarakat

g. Tingkat pendidikan

h. Sarana dan prasarana wilayah

i. Teknologi yang diterapkan

j. Data produksi wilayah

15
k. Programa dan Rencana Kegiatan Tahunan Penyuluh

2. Mengumpulkan Data Primer


Pengumpulan data primer dilakukan dengan mewawancarai masyarakat secara
acak dan menempatkan responden secara aktif dalam wawancara semi terstruktur.
Wawancara dilakukan dengan tidak melibatkan pejabat lokal atau tokoh masyarakat yang
berpengaruh untuk memaksimalkan kebenaran informasi yang didapatkan.
Sasaran/responden berasal dari :
a. Informan Kunci
Informan kunci adalah seseorang yang dianggap berpengalaman luas mengenai sesuatu
yang terkait dengan keadaan di masyarakat tersebut baik sosial, ekonomi, budaya dan
lain-lain. Informan kunci bisa berasal dari Penyuluh Pertanian, Mantri Tani, Kepala Desa
atau Ketua Kelompok Tani.

b. Keluarga Petani
Wawancara keluarga petani dilakukan untuk mengkaji berbagai aspek kehidupan keluarga
petani. Yang disebut keluarga yaitu ayah, ibu dan anak.

3.3.2 Menganalisa Masalah dan Menetapkan Tujuan Penyuluhan


Penyuluhan yang ditetapkan adalah mengetahui tingkat pengetahuan dan
sikap petani terhadap Pemanfaatan Limbah Btang Pisang Sebagai Pupuk Organik
Cair (POC) di Kelompok Tani Hidup Makmur III Desa Tangsil Kulon Kecamatan
Tenggarang Kabupaten Bondowoso

3.3.3 Menetapkan Materi Penyuluhan


Penetapan materi didapatkan dari hasil identifikasi potensi wilayah.
Kegiatan yang dilakukan yaitu menentukan skala prioritas permasalahan (impact
point) di desa tersebut dan hasil dari kegiatan ini akan dijadikan sebagai materi
yang akan disuluhkan kepada sasaran.
3.3.4 Menyusun Materi dan Media Penyuluhan
Melakukan koordinasi dengan pembimbing eksternal, dalam membuat
sinopsis materi penyuluhan, Lembar Persiapan Penyuluhan (LPM) dan memilih
media penyuluhan yang sesuai materi dan sarana biaya.

3.3.5 Menetapkan dan Menerapkan metode penyuluhan


Koordinasi dengan pembimbing eskternal dalam menetapkan metode
berdasarkan materi, tujuan penyuluhan dan kondisi sasaran. Sedangkan untuk
menerapkan metode penyuluhan di laksanakan ketika proses penyuluhan
berlangsung.
16
3.3.6 Melaksanakan Penyuluhan Pertanian
Langkah-langkah dalam melaksanakan penyuluhan pertanian adalah
sebagai berikut :
1. Menyiapkan seluruh sumberdaya yang telah dimiliki
(materi,media,lokasi,penetapan lokasi,waktu,indangan,berita acara,daftar hadir
dan form-form lain yang dibutuhkan ) untuk melakukan kegiatan penyuluhan.
2. Mengkonsultasikan segala persiapan yang telah dilakukan kepada pembimbing
eksternal.
3. Melakukan pendekatan personal sebelum kegiatan penyuluhan dimulai.
4. Melakukan penyuluhan sesuai dengan format yang tertera dalam LPM.

3.3.7 Mengevaluasi Kegiatan Penyuluhan Pertanian


Teknik Pengumpulan data evaluasi menggunakan teknik wawancara dan
menggunakan angket/kuisioner yang telah dibuat yang akan diisi oleh petani
sampel. Hasil data evaluasi akan di analisa menggunakan analisis deskriptif
yaitu suatu analisis yang bertujuan menganalisa, mengolah dan
menginterpretasi data mentah menjadi data yang mudah di pahami dan
disajikan secara lebih praktis.

3.4 Matrik Rencana Kegiatan


Matriks rencana kegiatan yang dilakukan pada magang penyuluhan adalah
sebagai berikut:
Tabel 1. Matrik Rencana Kegiatan
Bulan Bulan
Bulan Juli
Juni Agustus
No. Judul Kegiatan Minggu Minggu ke
Minggu ke -
ke - -
2 3 4 1 2 3 4 1
1 Pertemuan
dengan
Penyuluh
Wilayah Binaan
2 Kunjungan Ke
balai desa dan
poktan/gapoktan
3 Pelaksanaan
IPW
4 Penetapan dan
penyusunan
Materi
Penyuluhan
5 Penyusunan
Sinopsis dan
LPM
17
6 Pembuatan
Media
Penyuluhan
7 Memilih Metode
Penyuluhan
8 Melakukan
Penyuluhan
9 Melakukan
Evaluasi
Penyuluhan
10 Penutupan
Magang
11 Penyusunan
Laporan Magang
II

18
BAB IV

IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH

4.1 Keadaan Umum Lokasi Magang


Luas Desa Tangsil Kulon 2,74 km². Sedangkan data orbitasi atau jarak

dengan pusat pemerintahan yaitu jarak kantor desa ke kantor kecamatan adalah 1km.

dengan jumlah penduduk 3172 jiwa, di antaranya jumlah laki laki sebanyak 1538 dan

perempuan 1634 jiwa. (Ahmad fausun, programa tangsil kulon 2020).

4.1.1Batas Wilayah :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bondowoso
- Sebelah Selatan berbatasan Kecamatan Pujer
- Sebelah Timur Berbatasan Kecamatan Wonosari dan Kecamatan Pujer
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gebang,Dawuhan Kecamatan
Bondowoso

4.1.2 Topografi
a. Kondisi Lahan

 Ketinggian tempat dari permukaan laut 360 m dpl

 Keadaan dataran 100% rendah

 Tingkat kesuburan tanah 75% subur dan 25% sedang

 Jarak kantor kecamatan ke pedesaan terdekat 1 km.

b. Keadaan Air Tanah

 Permukaan air tanah 5 – 10 m dpl

c. Musim

 Musim basah rata - rata 8 bulan

 Musim kering rata - rata 4 bulan

 Curah hujan 1255 mm, rata-rata 139,44

 Hari hujan 74 hari, rata-rata 8,22

d. Penggunaan Lahan

Tabel 3. Penggunaan lahan desa tangsil wetan

19
Luas (Ha)
No Keluran/Desa
Desa Jumlah
Sawah Tegal Tambak/Kol Bangunan& Lainnya
am Halaman

1 Tangsil 233 - 0,02 32,15 8,53 273,70


Kulon

Jumlah 233 - 32,15 8,53 273,70

Sumber data : Kecamatan Dalam Angka tahun 2020

e. Kesuburan Tanah

Secara umum terdapat empat kategori tingkat kesuburan tanah yaitu sangat

subur, subur, sedang dan kritis. Berdasarkan data sekunder identifikasi potensi

wilayah (IPW) BPP Tangsil tahun 2020, Kelurahan tenggarang memiliki Tingkat

kesuburan tanah 75% subur dan 25% sedang.

f. Musim

Berdasarkan data sekunder identifikasi pontensi wilayah (IPW) BPP Tangsil

tahun 2020 kelurahan tenggarang memiliki Musim basah rata – rata 8 bulan,

Musim kering rata – rata 4 bulan.

g. Curah Hujan

Berdasarkan data sekunder identifikasi potensi wilayah (IPW) BP Tangsil tahun

2019, Kelurahan Tenggarang memiliki curah hujan 1208 mm, rata – rata 100,67

dengan Hari hujan 96 hari, rata – rata 8.

4.2 Potensi Wilayah

4.2.1. Sumber Daya Manusia


Data Kependudukan Kelurahan Tenggarang Tahun 2020 menunjukkan bahwa

memiliki 3172 Jiwa dengan latar belakang yang berbeda-beda. Penggolongan Penduduk

menurut jenis kelamin, jumlah penduduk menurut pekerjaan, jumlah penduduk di jenis

pekerjaan pertaniandan jumlah rumah tangga sebagai berikut Berikut :

20
Tabel 4. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin

Jenis Kelamin
No Desa Sex Ratio
Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Tangsil Kulon 1.538 1.634 3.172 94,12

Sumber : identifikasi potensi wilayah desa tangsil 2020

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Bidang Pertanian

Pekerjaan
Desa
Perkebuna
Tabama Peternakan Perikanan Buruh Tani
n

Tangsil
347 179 21 13 812
Kulon

Sumber : identifikasi potensi wilayah desa tangsil 2020

Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, dan rata-rata Penduduk / Rumah Tangga

Jumlah Rumah Rata-rata Jiwa /


No Desa Jumlah Penduduk
Tangga Rumah Tangga

1 Tangsil Kulon 1.098 3.172 3

Sumber : identifikasi potensi wilayah desa tangsil 2020

Tabel 7. Jumlah penduduk menurut pekerjaan

% Penduduk
No Desa Pekerjaan Jumlah
yang bekerja

1 Tangsil Kulon Pertanian 445 33,25

Industri/kerajinan 145 11,36

Perdagangan 320 23,25

Jasa 213 15,88

Lainnya 218 16,26

JUMLAH 1341 100

Sumber : identifikasi potensi wilayah desa tangsil 2020

21
4.2.2 Sumber Daya Alam
 Luas Pertanian Sawah : 89,22 Ha

 Luas Pertanian Non Sawah : 9,7 Ha

 Luas Non Pertanian : 44,69 Ha

 Tanah Negara : 13,55 Ha

 Tanah Milik/Pajak : 120 Ha

 Tanah HGB/HGU/HPL : 0,02 Ha

 Potensi Irigasi :

Sumber irigasi / pengairan di Kelurahan Tenggarang seluruhnya berasal dari

Sungai. Sungai tersebut berasal dari sumber sehingga air sangat mudah didapatkan.

Sehingga air mampu ke seluruh area persawahan di Kelurahan Tenggarang. Setiap RT

memiliki saluran air tersendiri karena setiap tahunnya melakukan pembangunan saluran

air dengan dana Japes Kabupaten.

22
BAB V

RANCANGAN PENYULUHAN

5.1 Identifikasi Permasalahan


Identifikasi masalah terebut di peroleh dengan cara mencari data sekunder

dan data primer, identifikasi masalah bertujuan untuk mengetahui masalah-

masalah yang dihadapi para petani, baik secara individu maupun secara

berkelompok dan merupakan faktor penentu dalam upaya meningkatkan

produksi. disimpulkan bahwa masalah-masalah yang ada dikelompok tani

tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Kelangkaan serta mahalnya pupuk karena peredaran pupuk yang dibatasi di wilayah
desa tangsil wetan yang berdampak pada pertaniannya.
2. Beberapa lahan pertanian di desa tersebut memiliki struktur tanah yang kurang baik
karena residu yang di hasilkan dari pupuk kimia yang di pakai dalam jangka waktu
yang panjang.
3. Kurangnya pemanfaatan limbah ternak / organik sehingga berdampak pada keadaan
lingkungan sekitar.
4. Kurangnya pemanfaatan sumber daya lahan dengan pemanfaatan limbah pertanian
5. Kurangnya pemakaian pupuk organik sehingga berdampak pada struktur tanah dan
keadaan lingkungan pertanian dalam jangka waktu panjang.
6. Terdapat hama wereng serta hawar daun bakteri (HDB) pada tanaman padi yang
meluas sehingga mengurangi produktifitas pertanian.

5.2 Sasaran Penyuluhan


Sasaran serangkaian kegiatan penyuluhan adalah Kelompok Tani Hidup

Makmur III. Sasaran ditetapkan berdasarkan hasil rekomendasi penyuluh.

Kelompok Tani Hidup Makmur III aktif dalam pertemuan. Dikarenakan saat ini

dalam masa pandemi covid 19 sasaran penyuluhan dibatasi.

Karakteristik sasaran sangat mempengaruhi pemilihan media dan metode

evaluasi, proses adopsi inovasi teknologi, serta proses pelaksanaan evaluasi.

Untuk mengetahui keadaan karakteristik sasaran maka dilakukan pengisian

biodata petani pada saat mengisi kuesioner evaluasi. Karakeristik sasaran


23
penyuluhan dan evaluasi dapat dilihat pada Tabel 01.

Tabel 01. Karakteristik sasaran


Jenis Umur Pendidikan Status Dalam

No Nama Responden Kelamin (Tahun) Terakhir Kelompok

1 Ida Royani P 37 SD Anggota

2 Pak In/Arip L 57 SD Ketua

3 P.sipol L 50 SD Anggota

4 Suhartono L 48 SMA Anggota

5 Misro L 40 SD Anggota

6 Nayati P 40 SD Anggota

7 Sulas P 38 SD Anggota

8 Hosna P 45 SMP Anggota

9 Abdul Manaf L 51 SMP Anggota

10 Latifah P 49 SMA Anggota


Jumlah 455

Rata-Rata 45.5

Sumber: Hasil Pengisian Biodata Kuesioner Evaluasi, 2020

24
Tabel 01 menunjukkan bahwa Jumlah sasaran dalam pelaksanaan

penyuluhan dan evaluasi penyuluhan tentang pemanfaatan limbah batang pisang

sebagai POC 10 orang yang seluruhnya berasal dari Kelompok Tani Hidup

Makmur III desa tangsil kulon. Bahwa rerata usia sasaran adalah 45 tahun yang

didominasi oleh umur 40-50 tahun sebanyak 45,45% dengan pendidikan terakhir

rata-rata adalah lulusan SD.

Usia dan tingkat pendidikan sasaran akan mempengaruhi kemampuan

fisik dan respon terhadap hal-hal baru yang dipelajari dalam menjalankan

usahataninya serta cara berfikir yang diterapkan dalam usahanya yaitu dalam hal

rasionalisasi usaha dan kemampuan memanfaatkan kesempatan dan keadaan

yang ada.

Menurut Kartasapoetra (1991), petani yang berusia lanjut akan sulit untuk

diberikan pengertian-pengertian yang dapat mengubah cara berfikir, cara kerja

dan cara hidup. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon

terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya. Dari uraian

tersebut dapat disimpulkan bahwa umur dan tingkat pendidikan sasaran akan

mempengaruhi pemilihan media dan metode penyuluhan maupun evaluasi,

25
proses adopsi inovasi teknologi, serta dalam proses pelaksanaan evaluasi. Maka

karakteristik sasaran sangat penting diketahui sebelum melakukan kegiatan

penyuluhan pertanian maupun evaluasi penyuluhan pertaian.

5.3 Tujuan Penyuluhan


Tujuan dari serangkaian penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan

pengetahuan dan sikap sasaran terhadap materi pemanfaatan limbah batang

pisang sebagai POC yang disampaikan. Selain itu tujuan pengiring dilakukannya

kegiatan ini adalah sebagai bahan evaluasi penyuluhan pertanian.

5.4 Materi Penyuluhan


Materi penyuluhan kami sesuaikan dengan keadaan atau permasalah yang ada di
wilayah desa tangsil Kulon kecamatan tenggarang kabupaten bondowoso, dalam
penentuan materi di awal kami melakukan survey lahan dan mendatangi rumah warga
serta turun ke lahan pertanian para anggota kelompok tani untuk mewawancarai
mengenai kendala serta permasalahan di lapangan, di tarik kesimpulan kami memiliki
materi yang sesuai dengan keadaan serta permasalahn petani di mana permasalahan
tersebut mengacu pada kelangkaan pupuk, kurangnya pemanfaatan limbah pertanian/
organik, serta struktur tanah yang kurang baik.
Dari hal tersebut kami memilih materi mengenai pembuatan pemanfaatan limbah
batang pisang sebagai POC memiliki kandungan utama N (nitrogen) yang tinggi di mana
bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah dan mempercepat pengomposan dalam
pembuatan pupuk organik.
Sehingga materi tersebut sangat relevan dalam mengangkat permasalahan yang ada,
Selanjutnya, materi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber dalam bentuk narasi
disusun menjadi sinopsis sesuai dengan format sinopsis yang baik dan benar.

5.5 Media Penyuluhan


Media penyuluhan di sini kami ambil dengan menyesuaikan dengan keadaan
sumber daya yang tersedia. Pemilihan media penyuluhan juga berdasarkan dengan
karakteristik para petani dalam ifisiensi serta keefektifan media penyuluhan tersebut.
Dalam media kami memilih proyeksi layar atau LCD dalam memberikan materi karena
media ini menyajikan gambar serta tulisan yang menarik, dalam penyajian materi tersebut
kami tuangkan dalam bentuk power point, selain media LCD kami juga memberikan
leafleat yang berisi materi serta tutorial pembuatan POC Dari Batang Pisang dan cara

26
pengaplikasian yang tertuang dalam leafleat tersebut, selain itu kami membawa alat dan
bahan demonstrasi cara pembuatan serta bahan bahan pembuatan POC.

5.6 Metode Penyuluhan


Berdasarkan hasil perumusan dengan memperhatikan karakteristik

sasaran, tujuan penyuluhan, materi penyuluhan, media yang digunakan,

pendekatan dan tingkat adopsi, maka ditetapkan metode Ceramah dan Diskusi

kelompok, serta demonstrasi cara sebagai metode dan teknik penyuluhan.

Lembar persiapan menyuluh disusun sebelum penyuluhan dilakukan

bersamaan dengan disusunnya sinopsis. Lembar persiapan menyuluh yang telah

disusun sesuai format yang telah ditentukan kemudian di konsultasikan dengan

penyuluh dan pembimbing ekstern. Jika telah dianggap sesuai kemudian

disahkan dengan tanda tangan penyuluh.

5.7 Pelaksanaan Penyuluhan


Pelaksanaan penyuluhan di laksanakan di kediaman ketua kelompok tani
Hidup Makmur III yaitu di desa tangsil Kulon kecamatan tenggarang
kabupaten bondowoso, pelaksanaan penyuluhan di lakukan pada hari kamis
tanggal 08 juli 2021 pada jam 15:00 sampai 16:30. Kegiatan dimulai dengan
pengambilan kuisioner pre test kepada anggota yang hadir. Kemudian
dilanjutkan dengan sambutan PPL ( Penyuluh ) selama 10 menit.
Selanjutnya, Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian Materi Pemanfaatan
limbah Batang Pisang Sebagai Pupuk Organik Cair (POC) selama 15 menit
serta menampilkan PPT dan Mendemosntrasika cara pembuatan POC
Limabah Batang Pisang Secara langsung, serta melakukan diskusi atau
tanya jawab. Pembagian beserta pengisian Kuisioner Post Test. Kegiatan
ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh Penyuluh

27
BAB VI

EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN


4.1 Evaluasi

Evaluasi dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama adalah evaluasi sebelum

penyuluhan dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pengetahuan dan sikap

sasaran mengenai Pemanfaatn limbah Batang Pisang Sebagai Pupuk Organik Cair

(POC) yang menjadi materi penyuluhan. Tahap kedua adalah penyebaran kuisioner

yang sama setelah dilakukan penyuluhan untuk mengetahui tingkat perubahan yang

terjadi. Pengumpulan data evaluasi dilakukan dengan penarikan sampel terhadap

populasi sasaran sebanyak 10 orang peserta penyuluhan yaitu anggota Poktan Hiudp

Makmur III. Sampel ditarik berdasarkan observasi yang dilakukan oleh evaluator di

lokasi. Penarikan sampel didasarkan atas usia, tingkat pendidikan, jumlah anggota

keluarga, pendapatan sasaran serta saran dari pembimbing. Kuisioner yang telah

dibuat selanjutnya disebar kepada responden. Penyebaran kuisioner pertama (pre test)

dilakukan sebelum serangkaian penyuluhan dilakukan. Data yang diperoleh dari pre

test sekaligus digunakan sebagai bahan uji validitas dan realibilitas kuisioner.

Penyebaran kuisioner kedua (post test) dilakukan ketika serangkaian kegiatan

penyuluhan telah dilaksanakan. Sebelum dilakukan pengisian kuisioner oleh sasaran,

terlebih dahulu diberikan pengarahan bagaimana cara pengisian kuisioner. Adanya

pengarahan ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahpahaman yang dapat

menghambatjalannya kegiatan evaluasi.

Kuisioner evaluasi hasil penyuluhan pertanian dengan judul Pemanfaatan limbah

Batang Pisang Sebagai Pupuk Organik Cair (POC) tertutup yang jawabannya telah

disediakan. Kuisioner terdiri dari 2 variabel yang diukur yaitu variabel pengetahuan dan

sikap. Pernyataan untuk mengukur variabel pengetahuan

28
berjumlah 12 butir pernyataan. Sedangkan pernyataan untuk mengukur

peningkatan sikap, berjumlah 13 butir Pernyataan.

4.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Hasil uji validitas menggunakan korelasi Pearson Product Moment terhadap 12 butir

pernyataan untuk mengukur pengetahuan menunjukkan bahwa

12 butir penyataan valid dalam signifikansi 5%. Hasil analisis validitas untuk mengukur

sikap dengan total pernyataan sebanyak 13 butir menunjukkan bahwa 13 butir

pernyataan valid dalam signifikansi 5%. Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 9.

Hasil uji validitas menggunakan Cronbach Alpha. Kuisioner dikatakan reliable jika nilai

cronbach alpha >0,6. Jika nilai cronbach alpha < 0,6 maka kuisioner dikatakan tidak

reliable. Berdasarkan hasil dari uji reliabilitas didapatkan hasil Variabel Pengetahuan

koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,777 dan Variabel Sikap sebesar 0,889

yang artinya seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal

karena memiliki reliabilitas yang tinggi. Hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada

lampiran 10.

4.1.2 Analisis Data

1. Analisis Data ( Pre Test )

A. Analisis Aspek Pengetahuan

Berdasarkan analisis data jawaban responden sebelum penyuluhan dilakukan pada

aspek pengetahuan, maka interpretasi data dengan garis kontinum menggunakan

analisa perhitungan rata-rata jawaban adalah sebagai berikut :

 Skor Maksimum = 1 x 12 x 11 =132

 Skor Minimum = 0 x 12 x 11 =0

29
 Skor yang didapat = 93

 Median = ( 132 – 0 ) / 2 + 0 = 66

 Kuadran 1 = ( 0 + 66 ) / 2 = 33

 Kuadran 2 = ( 132 + 66 ) / 2 = 99

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden pada lampiran 10, diperoleh total

skor 93 maka untuk mengetahui persentase total skor dapatdihitung sebagai berikut:

Skor yang Didapat / Skor maks x 100% = 93 : 132 x 100% = 70,45%

20% 40% 60% 80% 100%

SR R C T ST
74,45%

Keterangan :

SR : Sangat Rendah = 0% - 20%

R : Sangat Tinggi = 20% - 40%

C : Cukup = 40% - 60%

T : Tinggi = 60% - 80%

ST : Sangat Tinggi = 80% - 100%

Berdasarkan hasil perhitungan persentase skor yang diinterpretasikan ke dalam garis

kontinum maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan sasaran sebelum

penyuluhan tergolong tinggi yaitu sekitar 93 atau 70%.

B. Analisis Aspek Sikap

Berdasarkan analisis data jawaban responden sebelum penyuluhan dilakukan pada

aspek sikap, maka interpretasi data dengan garis kontinum menggunakan analisa

perhitungan rata-rata jawaban adalah sebagai berikut :

30
 Skor Maksimum = 5 x 13 x 11 =715

 Skor Minimum = 1 x 13 x 11 = 143

 Skor yang didapat = 451

 Median = ( 715 – 143 ) / 2 + 143 = 429

 Kuadran 1 = ( 143 + 429 ) / 2 = 286

 Kuadran 2 = ( 715 + 429 ) / 2 = 572

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden pada lampiran 10, diperoleh total

skor 511 maka untuk mengetahui persentase total skor dapat dihitung sebagai berikut:

Skor yang Didapat / Skor maks x 100% = 451 : 715 x 100% = 63,07%

20% 40% 60% 80% 100%

STS TS RG S SS

63,07%

Keterangan :

STS : Sangat Tidak Setuju = 0% - 20%

TS : Tidak Setuju = 20% - 40%

RG : Ragu – ragu = 40% - 60%

S : Setuju = 60% - 80%

SS : Sangat Setuju = 80% - 100%

Berdasarkan hasil perhitungan persentase skor yang diinterpretasikan ke dalam garis

kontinum maka dapat disimpulkan bahwa tingkat sikap sasaran sebelum penyuluhan

tergolong tinggi yaitu sekitar 451 atau 71%.

2. Analisis Data ( Post Test )

A. Analisis Aspek Pengetahuan

31
Berdasarkan analisis data jawaban responden setelah penyuluhan dilakukan pada

aspek pengetahuan, maka interpretasi data dengan garis kontinum menggunakan

analisa perhitungan rata-rata jawaban adalah sebagai berikut :

 Skor Maksimum = 1 x 12 x 11 =132

 Skor Minimum = 0 x 12 x 11 =0

 Skor yang didapat = 110

 Median = ( 132 – 0 ) / 2 + 0 = 66

 Kuadran 1 = ( 0 + 66 ) / 2 = 33

 Kuadran 2 = ( 132 + 66 ) / 2 = 99

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden pada lampiran 11, diperoleh total

skor 122 maka untuk mengetahui persentase total skor dapat dihitung sebagai berikut:

Skor yang Didapat / Skor maks x 100% = 110 : 132 x 100% =83,33%

20% 40% 60% 80% 100%

SR R C T ST

83,33%

Keterangan :

SR : Sangat Rendah = 0% - 20%

R : Sangat Tinggi = 20% - 40%

C : Cukup = 40% - 60%

T : Tinggi = 60% - 80%

ST : Sangat Tinggi = 80% - 100%

Berdasarkan hasil perhitungan persentase skor yang diinterpretasikan kedalam garis

kontinum maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan

32
sasaran naik sebesar 12,88% jika dibandingkan dengan sebelum penyuluhan

dilakukan.

B. Analisis Aspek Sikap

Berdasarkan analisis data jawaban responden setelah penyuluhan dilakukan pada

aspek sikap, maka interpretasi data dengan garis kontinum menggunakan analisa

perhitungan rata-rata jawaban adalah sebagai berikut :

 Skor Maksimum = 5 x 13 x 11 =715

 Skor Minimum = 1 x 13 x 11 = 143

 Skor yang didapat =561

 Median = ( 715 – 143 ) / 2 + 143 = 429

 Kuadran 1 = ( 143 + 429 ) / 2 = 286

 Kuadran 2 = ( 715 + 429 ) / 2 = 572

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden pada lampiran 12, diperoleh total

skor 601 maka untuk mengetahui persentase total skor dapat dihitung sebagai berikut:

Skor yang Didapat / Skor maks x 100% = 561 : 715 x 100% = 78,46%

20% 40% 60% 80% 100%

STS ST RG S SS

78,46%

Keterangan :

STS : Sangat Tidak Setuju = 0% - 20%

TS : Tidak Setuju = 20% - 40%

RG : Ragu – ragu = 40% - 60%

S : Setuju = 60% - 80%

SS : Sangat Setuju = 80% - 100%

33
Berdasarkan hasil perhitungan persentase skor yang diinterpretasikan ke dalam garis

kontinum maka dapat disimpulkan bahwa tingkat sikap sasaran naik sebesar 15,39%

jika dibandingkan dengan sebelum penyuluhan dilakukan.

34
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari kegiatan pelaksanaan penyuluhan pertanian tentang

Pemanfaatan limbah Batang Pisang Sebagai Pupuk Organik Cair (POC) di

Kelompok Tani Hidup Makmur III Desa Tangsil Kulon Kecamaatan Tenggarang

Kabupaten Bondowoso adalah sebagai berikut :

1. Desa tangsil kulon termasuk salah satu desa yang berada di Kecamatan
Tenggarang Kabupaten Bondowoso yang memiliki potensi sumberdaya alam
yang sangat memadai dengan tersedianya sumber aliran sungai sehingga
mampu mendukung kegiatan pertanian dengan baik.

2. Sasaran dalam penyuluhan adalah Kelompok Tani Sumber Hidup 1D dengan

materi yang disampaikan Pemanfaatan limbah Batang Pisang Sebagai Pupuk

Organik Cair (POC).

3. Materi penyuluhan yang ditetapkan berdasarkan dari masalah petani

dilapangan dengan melakukan wawancara terhadap petani di Kelompok Tani

Hidup Makmur III.

4. Metode penyuluhan pertanian ditetapkan sesuai dengan memperhatikan

karakteristik sasaran, tujuan penyuluhan, materi penyuluhan, media yang

digunakan, pendekatan dan tingkat adopsi, maka ditetapkan metode

Ceramah dan Diskusi Kelompok serta demosntrasi cara sebagai metode dan

teknik penyuluhan

5. Media yang digunakan, Slide/PPT dan Leatfet yang disesuaikan dengan

karakteristik dan lingkungan petani di Kelompok Tani Hidup Makmur III.

35
6. Kegiatan pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik dan petani antusias dalam

melakukan diskusi untuk mau menerima Pemanfaatan limbah Batang Pisang Sebagai

Pupuk Organik Cair (POC).

7. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa penyuluhan dapat meningkatan pengetahuan sasaran

yaitu dari 74,45% menjadi 83,33%, sedangakan dari aspek sikap meningkat mulai dari

63,07% menjadi 78,46%.

5.1 Saran

1. Perlunya Data Programa dan Identifikasi Potensi Wilayah yang lebih lengkap dan spesifik
agar tiap tahunnya memiliki data Peningkatan atau Penurunan Produktivitas dari
Sumberdaya, serta dapat memaksimalkan Potensi yang ada di Kelurahan Tenggarang.

2. Saran dari kegiatan pelaksanaan penyuluhan pertanian Di Kelompok Tani Hidup Makmur

III Desa Tangsil Kulon Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso berupa

penguasaan materi penyuluhan yang lebih maksimal agar dalam menghadapi petani bisa

lebih leluasa dalam menjawab pertanyaan dan dapat meyakinkan petani dalam

penyampaian materi Pemanfaatan limbah Batang Pisang Sebagai Pupuk Organik Cair

(POC)..

3. Dalam melakukan penyuluhan kurangnya waktu untuk melakukan Magang Penyuluhan

sehingga penyuluhan yang dilakanakan kurang maksimal dan alangkah baiknya jika

dilakukan dengan praktik supaya sasaran dapat percaya dengan materi yang disampaikan

dan sasaran dapat meneruskan materi yang disampaikan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Alim, Syahrul. 2010. Bahan Ajar Penyuluhan Pertanian (Peternakan). Laboratorium Sosiologi Dan
Penyuluhan Fakultas Peternakan. Universitas Padjajaran.

Azwar, S. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Bina Putra. Jakarta

Departemen Pertanian. 2006. Undang-Undang No 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan


Pertanian, Perikanan dan Kehutananan. Jakarta: Departemen Pertanian RI.

Ibrahim, J.T., A. Sudiyono, dan Harpowo. 2003. Komunikasi dan penyuluhan Pertanian. Banyumedia
Publishing dan UMM Press, Malang.

Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar pada Pengertian
dan Beberapa Pokok Bahasan. Jakarta : UI-Press

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press. Surakarta

Mardikanto, Totok. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. UNS Press. Surakarta

Murnita, Afrida. 2020. Pemanfaatan Batang Pisang Untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair. Universitas
Padang. Jurnal vol 1

Pakpahan, Helena Tacher. 2017. Penyuluhan Pertanian. Plantaxia. Jakarta

Rejeki, M.C.N.S dan F.A. Herawati. 1999. Dasar-Dasar Komunikasi untuk Penyuluhan. Penerbitan
Universitas Atma Jaya Yogjakarta. Yogyakarta

Republik Indonesia. 2006. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4660. Sekretariat Negara. Jakarta

Sastratmadja, E. 1993. Penyuluhan Petanian : Falsafah, Masalah dan Strategi. Penerbit Alumni,
Bandung

Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor. Ghalia Indonesia

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.

Suhardiyono. 1992. Penyuluhan: Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. Jakarta: Erlangga

Trimo.2006. Evaluasi Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: UNS Press.

Nuraeni, Ida. TT. Modul Pengertian Media Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka.

37
Van den Ban dan Hawkins. 1990. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta

Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu. 2015. Buku Pintar Peternakan (Jilid I). Media
Nusa Creative. Malang

38
LAMPIRAN
lampiran 1. Pemetaan potensi wilayah

39
Lampiran 2. Sinopsis Penyuluhan

40
41
Lampiran 3. Lembar Persiapan Menyuluh

42
Lampiran 4. Berita Acara

43
Lampiran 5. Media Penyuluhan PPT dan Leatfet

44
Lampiran 6. Daftar hadir responden penyuluhan

45
Lampiran 7. Kuisoner

KUESIONER PENGETAHUAN PETANI


TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH BATANG PISANG SEBGAI
PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DI DESA TANGSIL KULON
KECAMATAN TENGGARANG KABUPATEN
BONDOWOSOPROVINSI JAWA TIMUR

I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :.............................................................................
2. Umur : ............................................................................
3. Jenis Kelamin : ............................................................................
4. Pendidikan Terakhir :.............................................................................
5. Status Perkawinan : ............................................................................
6. Status dalam Kelompok : ..............................................................................
7. Lama Menjadi Anggota : .............................................................................

I. PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon memberi tanda silang (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap
paling sesuai dan mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban
tertulis.
2. Setelah mengisi kuesioner ini mohon Bapak/Ibu dapat memberikan
kembali kepada yang menyerahkan kuesioner ini pertama kali.
3. Keterangan Alternatif Jawaban dan Skor.
a. Benar
b. Salah

4. *) Coret yang tidak perlu

46
Peryataan Tertutup (PENGETAHUAN : SKALA GUTTMAN)

Alternatif Jawaban
NO PERNYATAAN
Benar Salah

1. Pupuk organik cair adalah larutan hasil dari pembusukan


bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, dan
kotoran hewan

2. Bahan baku pembuatan pupuk organik cair sangat mudah


ditemukan di lingkungan sekitar tempat tinggal

3. Kelebihan pupuk organik cair (POC) limbah batang pisang


lebih mudah diserap tanaman

4. Pupuk organik cair dapat membantu memperbaiki struktur


tanah yang rusak.
Bahan organik basah seperti sisa buah dan sayuran
merupakan bahan baku pupuk cair yang sangat bagus
5.
karena kaya akan hara yang dibutuhkan tanaman.

Pupuk organik cair limbah batang pisang dapat menjadi solusi


dalam kelangkaan pupuk kimia
6.

7. Proses pembuatan pupuk organik cair (POC) limbah batang


pisang dengan difermentasi menggunakan molase/EM4
Pupuk Organik cair limbah batang pisang memiliki kandungan
utama Nitrogen
8.

9. Pemberian poc limbah batang pisang dapat merangsang


fotosintesis penghijauan daun

10. Pupuk organik cair limbah batang pisang efektif apabila di


aplikasikan pada tanaman sayuran
11. Indikasi keberhasilan pembuatan pupuk organik cair limbah
batang pisang yaitu menghasilkan bau seperti tape dan larutan
berwarna coklat
Pupuk Organik cair adalah salah satu jenis pupuk yang dapat
12.
dimanfaatkan sebagai alternatif untuk memupuk lahan sawah
TOTAL

47
KUESIONER SIKAP PETANI
TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH BATANG PISANG SEBGAI
PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DI DESA TANGSIL KULON
KECAMATAN TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO
PROVINSI JAWA TIMUR

II. IDENTITAS RESPONDEN


1. Nama :.............................................................................
2. Umur : ............................................................................
3. Jenis Kelamin : ............................................................................
4. Pendidikan Terakhir :.............................................................................
5. Status Perkawinan : ............................................................................
6. Status dalam Kelompok : ..............................................................................
7. Lama Menjadi Anggota : .............................................................................

III. PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon memberi tanda silang (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap
paling sesuai dan mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban
tertulis.
2. Setelah mengisi kuesioner ini mohon Bapak/Ibu dapat memberikan kembali
kepada yang menyerahkan kuesioner ini pertama kali.
3. Keterangan Alternatif Jawaban dan Skor.
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
RG = Ragu-Ragu
S = Setuju
SS = Sangat Setuju

4. *) Coret yang tidak perlu

48
Pernyataan Tertutup (SIKAP : SKALA LINKERT)
Alternatif Jawaban
PERNYATAAN
NO STS TS RG S SS

1. Saya mau mengurangi penggunaan pupuk kimia dan


menggantinya dengan pupuk organik

2. Saya ingin mengaplikasikasikan pupuk organik cair


limbah batang pisang ke lahan sawah

3. Pupuk organik cair limbah batang pisang dapat menjadi


alternatif pengganti pupuk kima

4. Membuat pupuk organik cair sendiri sangat menghemat


biaya karna bahan – bahan dapat didapat sekitar
lingkungan sendiri
5. Pembuatan pupuk organik cair (POC) limbah batang
pisang sangat mudah untuk dilakukan
Penggunaan pupuk organik cair (POC) pada kegiatan
6.
budidaya pertanian bisa menghasilkan kualitas produk
yang baik, sehingga meningkatkan nilai jual

Penggunaan pupuk organik cair (POC) dapat


7.
meningkatkan kualitas biokimia tanah sehingga
keberlangsungan kesuburan lahan petanian di masa
depan dapat terjaga dengan baik
Kegiatan pembuatan POC batang pisang dapat
8.
mengurangi limbah pertanian di sekitar lingkungan tempat
tinggal
49
Saya akan menerapkan perlakuan invigorasi pada
9.
benih padi
Saya akan menggunakan larutan garam untuk seleksi
10.
benih
Saya akan memanfaatkan benih yang sudah
11.
kadaluarsa untuk disemai kembali
Saya ingin menyebarkan informasi tentang pembuatan
12. pupuk organik cair dari limbah batang pisang

Saya akan menerapkan pembuatan pupuk organik cair


13.
dari limbah batang pisang dengan mengikuti sesuai
langkah-langkahnya
TOTAL

50
LAMPIRAN 8. HASIL UJI VALIDITAS

Uji Validitas Pengetahuan


X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 Jml
** *
X1 Pearson Correlation 1 -.089 .681 -.071 -.089 .169 .288 -.105 .239 .288 .327 .169 .421
Sig. (2-tailed) .640 .000 .708 .640 .373 .122 .581 .203 .122 .077 .373 .021
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* **
X2 Pearson Correlation -.089 1 .196 .356 .259 .342 .196 .196 .149 .196 .408 .342 .549
Sig. (2-tailed) .640 .299 .053 .167 .065 .299 .299 .432 .299 .025 .065 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
X3 Pearson Correlation .681 .196 1 .288 .523 .247 .135 .135 .088 .712 .480 .015 .661
Sig. (2-tailed) .000 .299 .122 .003 .188 .478 .478 .645 .000 .007 .935 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**
X4 Pearson Correlation -.071 .356 .288 1 .356 .169 .288 -.105 .239 .288 .327 .169 .479
Sig. (2-tailed) .708 .053 .122 .053 .373 .122 .581 .203 .122 .077 .373 .007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
X5 Pearson Correlation -.089 .259 .523 .356 1 .342 -.131 .523 -.149 .523 .181 .079 .501
Sig. (2-tailed) .640 .167 .003 .053 .065 .491 .003 .432 .003 .337 .679 .005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
X6 Pearson Correlation .169 .342 .247 .169 .342 1 .247 .479 .599 .247 .515 .068 .714
Sig. (2-tailed) .373 .065 .188 .373 .065 .188 .007 .000 .188 .004 .720 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
X7 Pearson Correlation .288 .196 .135 .288 -.131 .247 1 .135 .088 .135 .280 .247 .446
Sig. (2-tailed) .122 .299 .478 .122 .491 .188 .478 .645 .478 .134 .188 .013
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** *
X8 Pearson Correlation -.105 .196 .135 -.105 .523 .479 .135 1 -.175 .135 .280 .247 .446

51
Sig. (2-tailed) .581 .299 .478 .581 .003 .007 .478 .354 .478 .134 .188 .013

52
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * *
X9 Pearson Correlation .239 .149 .088 .239 -.149 .599 .088 -.175 1 .088 .365 -.035 .411
Sig. (2-tailed) .203 .432 .645 .203 .432 .000 .645 .354 .645 .047 .853 .024
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** **
X10 Pearson Correlation .288 .196 .712 .288 .523 .247 .135 .135 .088 1 .280 -.216 .532
Sig. (2-tailed) .122 .299 .000 .122 .003 .188 .478 .478 .645 .134 .251 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** ** * ** **
X11 Pearson Correlation .327 .408 .480 .327 .181 .515 .280 .280 .365 .280 1 .515 .810
Sig. (2-tailed) .077 .025 .007 .077 .337 .004 .134 .134 .047 .134 .004 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** *
X12 Pearson Correlation .169 .342 .015 .169 .079 .068 .247 .247 -.035 -.216 .515 1 .438
Sig. (2-tailed) .373 .065 .935 .373 .679 .720 .188 .188 .853 .251 .004 .016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** ** ** ** ** * * * ** ** *
Jml Pearson Correlation .421 .549 .661 .479 .501 .714 .446 .446 .411 .532 .810 .438 1
Sig. (2-tailed) .021 .002 .000 .007 .005 .000 .013 .013 .024 .002 .000 .016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

53
Uji Validitas Sikap
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 Jml
* * ** * * ** ** ** * * **
X1 Pearson Correlation 1 .388 .402 .484 .383 .431 .670 .474 .769 .097 .398 .280 .409 .718
Sig. (2-tailed) .034 .028 .007 .037 .017 .000 .008 .000 .608 .029 .134 .025 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * ** ** * ** ** ** ** * **
X2 Pearson Correlation .388 1 .190 .408 .611 .522 .392 .499 .551 .467 .343 .469 .426 .709
Sig. (2-tailed) .034 .316 .025 .000 .003 .032 .005 .002 .009 .063 .009 .019 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** * * ** ** * **
X3 Pearson Correlation .402 .190 1 .509 .417 .422 .559 .486 .392 .333 -.116 -.123 -.030 .553
Sig. (2-tailed) .028 .316 .004 .022 .020 .001 .006 .032 .072 .543 .516 .877 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * ** ** ** * * ** * * **
X4 Pearson Correlation .484 .408 .509 1 .555 .582 .391 .384 .501 .458 .230 .225 .456 .726
Sig. (2-tailed) .007 .025 .004 .001 .001 .033 .036 .005 .011 .222 .232 .011 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** * ** ** * ** ** * **
X5 Pearson Correlation .383 .611 .417 .555 1 .645 .454 .354 .600 .600 .088 .290 .435 .743
Sig. (2-tailed) .037 .000 .022 .001 .000 .012 .055 .000 .000 .643 .121 .016 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** * ** ** ** ** ** ** **
X6 Pearson Correlation .431 .522 .422 .582 .645 1 .485 .526 .473 .618 .154 .278 .359 .747
Sig. (2-tailed) .017 .003 .020 .001 .000 .007 .003 .008 .000 .418 .137 .051 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * ** * * ** ** ** * **
X7 Pearson Correlation .670 .392 .559 .391 .454 .485 1 .759 .644 .146 .220 .207 .371 .741
Sig. (2-tailed) .000 .032 .001 .033 .012 .007 .000 .000 .443 .244 .273 .044 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** * ** ** ** **
X8 Pearson Correlation .474 .499 .486 .384 .354 .526 .759 1 .586 .270 .254 .242 .276 .710
Sig. (2-tailed) .008 .005 .006 .036 .055 .003 .000 .001 .148 .176 .197 .140 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

54
** ** * ** ** ** ** ** ** * ** **
X9 Pearson Correlation .769 .551 .392 .501 .600 .473 .644 .586 1 .179 .467 .382 .567 .822
*.
Sig. (2-tailed) .000 .002 .032 .005 .000 .008 .000 .001 .343 .009 .037 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * ** ** **
X10 Pearson Correlation .097 .467 .333 .458 .600 .618 .146 .270 .179 1 .188 .205 .177 .534
Sig. (2-tailed) .608 .009 .072 .011 .000 .000 .443 .148 .343 .320 .276 .349 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** ** ** **
X11 Pearson Correlation .398 .343 -.116 .230 .088 .154 .220 .254 .467 .188 1 .602 .644 .493
Sig. (2-tailed) .029 .063 .543 .222 .643 .418 .244 .176 .009 .320 .000 .000 .006
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * ** ** **
X12 Pearson Correlation .280 .469 -.123 .225 .290 .278 .207 .242 .382 .205 .602 1 .603 .508
Sig. (2-tailed) .134 .009 .516 .232 .121 .137 .273 .197 .037 .276 .000 .000 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * * * * ** ** ** **
X13 Pearson Correlation .409 .426 -.030 .456 .435 .359 .371 .276 .567 .177 .644 .603 1 .647
Sig. (2-tailed) .025 .019 .877 .011 .016 .051 .044 .140 .001 .349 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
Jml Pearson Correlation .718 .709 .553 .726 .743 .747 .741 .710 .822 .534 .493 .508 .647 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .006 .004 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


LAMPIRAN 9. HASIL UJI RELIABILITAS

Uji Reliabilitas PengetahuanCase Processing Summary

Cases Valid 30 100.0


a
Excluded .0
a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.
Total 30 100.0

Reliability

Cronbach’s Alpha N of Items Kriteria


0.777 12 Reable

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
X1 9.17 4.971 .325 .770
X2 9.20 4.717 .447 .759
X3 9.23 4.461 .564 .746
X4 9.17 4.902 .389 .765
X5 9.20 4.786 .393 .764
X6 9.33 4.161 .603 .738
X7 9.23 4.806 .315 .771
X8 9.23 4.806 .315 .771
X9 9.27 4.823 .262 .778
X10 9.23 4.668 .412 .762
X11 9.50 3.776 .712 .719
X12 9.33 4.713 .271 .780
Uji Reliabilitas Sikap

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0


a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha N of Items Kriteria


0.889 13 Reable

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
X1 42.93 116.547 .659 .878
X2 43.50 115.845 .643 .878
X3 43.17 114.557 .417 .896
X4 43.10 114.507 .661 .877
X5 43.13 113.913 .682 .876
X6 43.23 114.875 .690 .876
X7 43.27 115.099 .682 .876
X8 43.20 116.786 .648 .878
X9 42.83 114.833 .784 .872
X10 42.90 124.921 .469 .886
X11 43.33 122.851 .400 .890
X12 42.77 124.392 .432 .888
X13 43.03 115.206 .558 .883

58
LAMPIRAN 10. TABULASI DATA PRE TEST

TABULASI JAWABAN RESPONDEN (VARIABEL PENGETAHUAN) SEBELUM PENYULUHAN

No. Indikator 1 Indikator 2


Res Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 Jml
Ida Royani 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
2 Pak In/Arip
1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 5
3 P.sipol
1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 6
Suhartono
4
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9
Misro
5
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
6 Nayati
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Sulas
7
1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 8
8 Hosna
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 Abdul Manaf
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10
Latifah
10
Total 93

59
TABULASI JAWABAN RESPONDEN (VARIABEL SIKAP) SEBELUM PENYULUHAN

No. Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3


Res Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 jml
Ida Royani 1 3 2 3 5 4 2 4 2 5 2 4 4 41
1
4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 50
2 Pak In/Arip
4 3 4 3 2 1 4 4 3 2 4 2 3 39
P.sipol
3
3 4 1 4 4 5 2 3 4 4 4 4 5 47
Suhartono
4
2 3 2 2 4 4 3 4 3 3 2 3 3 38
5 Misro
5 5 3 5 5 5 5 1 4 4 1 4 5 52
Nayati
6
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
7 Sulas
4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 45
Hosna
8
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
9 Abdul Manaf
4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 48
10 Latifah
Total 451

60
Lampiran 11. TABULASI DATA POST TEST

TABULASI JAWABAN RESPONDEN (VARIABEL PENGETAHUAN) SETELAH PENYULUHAN

No. Indikator 1 Indikator 2


Res Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 Jml
Ida Royani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10
1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 9
Pak In/Arip
2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
P.sipol
3
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11
4 Suhartono
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
5 Misro
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
6 Nayati
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 8
7 Sulas
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
Hosna
8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
9 Abdul Manaf
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
Latifah
10
Total 110

61
TABULASI JAWABAN RESPONDEN (VARIABEL SIKAP) SETELAH PENYULUHAN

No. Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3


Res Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 jml
Ida Royani 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 55
1
Pak In/Arip 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 50
2
P.sipol 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 62
3
Suhartono 5 5 5 5 5 5 1 2 5 5 1 5 5 54
4
Misro 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 55
5
Nayati 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 59
6
Sulas 2 1 3 2 1 4 3 4 4 4 4 4 3 39
7
Hosna 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
8
Abdul Manaf 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 55
9
Latifah 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 2 5 5 60
10
Total 541

62
Lampiran 12. Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 13. Format Catatan Kegiatan Harian (Logbook) Kegiatan Magang
Lampiran 14. Format Lembar Konsultasi

LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN MAGANG
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
TAHUN 2021

Nama : Rosaliana Dewi Oktavianti

NIRM : 04.01.18.034

Nama DU/DI/Perusahaan/

Kelembagaan Penyuluhan : Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tangsil

Alamat : Desa Tangsil, Kecamatan Tenggarang, Bondowoso

Pembimbing Internal : I. Achmad Nizar, SST, M.Sc

II. Dr. Acep Hariri S.ST, M. Si

Pembimbing Eksternal : Ahmad Fauzun

No Hari / Tanggal Materi Saran Tanda


Bimbingan Pembimbing Tangan
Pembimbing

Bondowoso, maret 2021

Mengetahui,
Pembimbing Eksternal Mahasiswa,

( Ahmad Fauzun ) ( Rosaliana D.O)

Anda mungkin juga menyukai