ACC BENDEL
Asisten Pembimbing
Beta Rianul Setiawati
Oleh
Golongan D / Kelompok 4
LABORATORIUM SOSIOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FA K U LTA S P E RTA N I A N
UNIVERSITAS JEMBER
2018
diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas praktikum
Pemberdayaan Masyarakat pada Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jember
Asisten Pembimbing
Beta Rianul Setiawati
Oleh
Golongan D / Kelompok 4
LABORATORIUM SOSIOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FA K U LTA S P E RTA N I A N
UNIVERSITAS JEMBER
2018
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
Diterima oleh :
Laboratorium Sosiologi Pertanian
Sebagai :
Laporan Prakek Lapang
Dipertahankan pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat : Fakultas Pertanian
Universitas Jember
Mengetahui :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan
Rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek
lapang yang berjudul “Program Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) dalam
Pemberdayaan Masyarakat Desa Sukorejo Kecamatan Sukowono
Kabupaten Jember”.
Penyusunan laporan praktek lapang ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. Sigit Soeparjono, MS., Ph.D selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Jember.
2. Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji, M. Rur. M. selaku Ketua Jurusan Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3. Dyah Puspaningrum, SP., M.Si selaku Ketua Laboratorium Sosiologi Pertanian
4. Seluruh dosen pengampu mata Pembedayaan Masyarakat di Fakultas Pertanian
Universitas Jember.
5. Tim asisten mata Pemberdayaan Masyarakat Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Program Sudi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember
6. Seluruh warga masyarakat desa Sukorejo Kecamatan Sukowono.
7. Teman-teman kelompok golongan D/kelompok 4 mata praktikum
Pemberdayaan Masyarakat.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
terselesaikannya penulisan laporan praktek lapang ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan praktek lapang ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Jember, Mei 2018
i
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK.............................................................. ii
PENGESAHAN................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat..................................................................... 4
1.3.1 Tujuan................................................................................... 4
1.3.2 Manfaat................................................................................. 4
ii
3.4 Metode Pengumpulan Data.......................................................... 14
3.5 Metode Analisis Data.................................................................... 15
BAB 4. PEMBAHASAN................................................................................... 17
4.1......Penyebab Adanya Pengembangan Program BUMDES
Penyewaan Alat Pesta oleh Pemerintah Desa
SukorejoKecamatan Sukowono Kabupaten Jember................ 17
Dampak Pengembangan Program BUMDES Penyewaan Alat
Pesta oleh Pemerintah Desa Sukorejo KecamatanSukowono
Kabupaten Jember...................................................................... 19
Upaya Peningkatan Program BUMDES Penyewaan Alat Pesta oleh
Pemerintah Desa Sukorejo Kecamatan Sukowon
oKabupaten Jember.................................................................... 21
BAB 5. PENUTUP............................................................................................. 23
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 23
5.2 Saran.............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. DOKUMENTASI
B. DIAGRAM FISHBONE
C. SURAT PRAKTEK LAPANG
D. DAFTAR HADIR FGD
E. KARTU KONSULTASI
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Daftar Informan FGD......................................................................... 14
i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Tahapan Membangun Pemberdayaan Masyarakat................................ 7
3.1 Bagan Analisis Fishbone Secara Umum............................................... 16
4.1 Bagan Hasil Analisis Fishbone............................................................. 17
BAB 1. PENDAHULUAN
1
dalam hal ini wilayah pedesaan. Program pemberdayaan yang berhasil akan
memajukan desanya baik dari segi ekonomi maupun sosial. Langkah pertama
dalam pemberdayaan masyarakat yang harus dilakukan adalah memberikan akses
dimana potensi masyarakat yang ada dapat berkembang dengan baik dan
memberikan manfaat serta dampak yang dirasakan langsung pada masyarakat.
Masyarakat desa yang berdaya dibidang ekonomi akan mampu membayar pajak
yang tentunya juga akan menambah pendapatan daerah (Sari, 2016).
2
3
lalu dimana hingga saat ini program pemberdayaan masyarakat masih dilakukan.
Program pemberdayaan masyarakat di desa Sukorejo sudah ada yang berhasil dan
hasil program tersebut dapat dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat desa
seperti BUMDES atau Badan Usaha Milik Desa. Program BUMDES yang
dilakukan tersbut adalah penyewaan alat dalam kegiatan pesta dimana peralatan
disediakan oleh pemerintah desa akan tetapi pengolahnya adalah masyarakat desa.
Program ini dibentuk karena masyarakat desa sering melakukan kegiatan rutinitas
mingguan berupa kegiatan pengajian sehingga untuk mempermudah dalam
memfasilitasi kegiatan masyarakat desa maka dibentuklah program ini. Melalui
program tersebut banyak masyarakat yang turut berpartisipasi terutama kalangan
pemuda yang belum mendapatkan pekerjaan tetap. Program BUMDES tersebut
kami angkat sebagai permasalahan utama yang akan kami cari informasinya
terkait terbentuknya program pemberdayaan masyarakat tersebut. Informasi yang
kami butuhkan nantinya merupakan informasi tentang penyebab munculnya
program, dampak yang diakibatkan serta upaya pengembangan dari program
BUMDES yang dilakukan di Desa Sukorejo Kecamatan Sukowono Kabupaten
Jember.
1.3.2 Manfaat
1. Bagi pemerintah, agar dapat mengetahui pelaksanaan program di lapang
sebagai bahan evaluasi dan perencanaan program yang akan datang di desa
Desa Sukorejo Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember.
2. Bagi masyarakat, agar mengetahui program pemberdayaan yang ada pada desa
Sukorejo Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember sehingga dapat ikut terlibat
dalam membangun perekonomian dan sarana prasarana desa.
3. Bagi mahasiswa, sebagai bahan tambahan informasi atau wawasan mengenai
program BUMDES yang dilakukan di Desa Sukorejo Kecamatan Sukowono
Kabupaten Jember.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
6
7
antara satu dengan yang lainnya. Sejalan dengan itu, dampak merupakan keadaan
dimana ada hubungan timbal balik antara satu dengan yang lain akibat dari pada
apa yang dipengaruhi dan apa yang mempengaruhi. Penggunaan kata dampak
biasanya diartikan dengan imbas akhir apa yang disampaikan (Irwan, 2018).
Dampak merupakan suatu pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, baik
dalam hal yang positif maupun hal yang negatif. Pengaruh adalah suatu keadaan
dimana terdapat hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat yang
mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. Dampak yang bersifat positif
merupakan akibat baik atau pengaruh menguntungkan yang diperoleh dari
berbagai hal atau kejadian yang terjadi. Dampak negatif merupakan akibat atau
pengaruh yang dihasilkan dari kata dampak dan bersifat merugikan serta lebih
cenderung memperburuk keadaan (Hidayani, 2015).
Dampak sosial secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu akibat yang
timbul akibat pengambilan kepurusan yang bersifat timbal balik antara satu dan
lainnya, timbal balik ini juga menyangkut masyarakat dari aspek aspek kehidupan
atau perilaku orang lain (Irwan, 2018). Dapat dipahami bahwa dampak sosial
yaitu pengaruh sosial atau perilaku masyarakat yang terjadi akibat adanya suatu
program yang sedang dilaksanakan pada suatu daerah. Dampak sosial pada
umumnya akan tampak pada perilaku keseharian masyarakat.
Dampak ekonomi merupakan suatu pengaruh dari program yang
terlaksana dalam bidang ekonomi, salah satu dampak ekonomi yang sering terjadi
yaitu perubahan terhadap pendapatan masyarakat, meningkatkan kemitraan dalam
pembangunan ekonomi, serta terjadinya pengembangan usaha (kewirausahaan)
dalam ruang lingkup masyarakat (Ramadhoan, 2015). Dampak ekonomi ini
merupakan salah satu dampak yang mudah terlihat apabila dilakukannya sebuah
program pemberdayaan masyarakat.
Dampak budaya dalam pemberdayaan masyarakat yaitu transformasi
budaya nilai estetik yang teraga dapat diamati sebagai proses memberdayakan diri
dalam dinamaka budaya yang tengah berlangsung (Sachari, 2007). Budaya
merupakan suatu tradisi dengan nilai estetik di dalamnya. Dampak budaya yang
terjadi pada umumnya diharapkan sebuah dampak positif, namun terkadang
11
adanya kemajuan teknologi serta perkembangan budaya luar yang cukup besar,
sehingga membuat perubahan budaya yang terkadang tidak sama dengan latar
belakang sosial masyarakat.
Kegiatan implementasi dari sebuah birokrasi pemerintah yaitu denggan
suatu kebijakan menjadi suatu program. Pemberdayaan masyarakat juga dapat
dikategorikan sebagai kebijakan publik. Kebijakan dalam pemberdayaan
masyarakat ini dilaksanakan untuk dapat memperoleh perubahan ekonomi, sosial,
maupun budaya pada masyarakat. Perubahan-perubahan terebut merupakan tujuan
dilaksanakannya pemberdayaan masyarakat, sehingga tujuan tersebut dapat
dikatakan sebagai dampak yang akan dihasilkan dalam sebuah program
pemberdayaan masyarakat (Wrihatnolo dan Dwidjowijoto, 2007). Berdasarkan
penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pemberdayaan masyarakat memiliki
beberapa dampak yaitu dampak sosial, ekonomi, dan budaya.
tujuan yang sama, serta memiliki hubungan kerja yan rasional. Beberapa contoh
dari kelembagaan formal adalah perusahaan seperti PT (Perseroan Terbatas),
sekolah, dan lainnya. Kelembagaan informal yaitu suatu jenis kelembagaan yang
biasayan hanya memiliki satu pemimpin atau ketua. Umumnya jenis kelembagaan
ini tidak memiliki datu tujauan atau pencapaian yang terarah. Contoh dari
kelembagaan tersebut adalah arisan ibu rumah tangga, kelompok tahlil dan
lainnya.
Kelembagaan akan berjalan dengan baik dan dapat di terima oleh
masyarakat atau anggotanya jika kelembagaan tersebut dinilai efektif dalam
kinerjanya. Konsep efektivitas kelembagaan adalah upaya pencapaian tujuan
berdasarkan sumberdaya yang tergantung pada kelembagaan itu sendiri (memuat
tentang peraturan), kinerja dari anggota kelembagaan, sarana atau fasilitas yang
mendukung, serta lingkungan dimana kelembagaan tersebut tumbuh yakni
meliputi sifat masyarakat yang hidup di sekitar dan juga kebudayaan yang ada di
masyarakat (Ariyanti dan Sofyan, 2014).
Menurut Aini dan Zafira (2016), kelembagaan didefinisikan sebagai pola-
pola ideal, organisasi, dan aktivitas yang berpusat di sekeliling kebutuhan dasar
seperti kehidupan keluarga, agama dan mendapatkan makanan, pakaian, dan
kenikmatan serta tempat perlindungan. Keberadaan kelembagaan dalam
masyarakat terasa sangat di perlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
baik kebutuhan finansial maupun non finansial. Peran penting kelembagaan
tersebut membuat fungsi kelembagaan dalam masyarakat harus ada. Hal tersebut
di karenakan tanpa adanya lembaga, tidak ada unsur keharmonisasian antar
masyarakat dan dampaknya adalah munculnya sifat individualisme dalam
masyarakat.
Perkembangan sumberdaya manusia saat ini berkembang begitu pesat,
13
digunakan dalam kegiatan penentuan lapang yaitu menggunakan purposive
method dan berdasarkan kriteria-kriteria yang menjadi syarat dalam metode
tersebut (Wicaksono, 2015).
Penentuan daerah tersebut juga dilakukan dengan adanya informasi dari
Kepala Desa bahwa akan diadakannya program BUMDES yang mengangkat
tentang persewaan alat-alat pernikahan untuk usaha masyarakat desa sehingga
juga menjadi pertimbangan kami. Adanya program persewaan alat-alat pernikan
di Desa tersbebutdapat dikatakan sebagai program dalam pemberdayaan
masyarakat karena adanya program memiliki berbagai manfaat dan dapat
memberikan jalan keluar untuk masyarakat dalam mengatasi dan mengurangi
adanya peengangguran. Oleh karena itu kelompok kami melaksanakan praktek
lapang di Desa Sukorejo Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember.
14
15
3. Membuat tulang ikan sedang dengan isian penyebab sekunder yaitu penyebab
terjadinya permasalahan utama, penyebab sekunder merupakan penyebab yang
mempengaruhi munculnya penyebab utama.
4. Membuat tulang ikan kecil yaitu dengan mengisi penyebab tersier. Penyebab
tersesier merupakan penyebab akhir yang dapat mempengaruhi penyebab
seknuder. Pada umumnya penyebab tersier merupakan penyebab terkecil dari
analisis fishbone.
BAB 4. PEMBAHASAN
Jember.
Harga Sewa
Pengajian
Mencapai Rp 325.000 BUMDES
Bergilir
Persewaan
Dana Desa Alat Pesta
Pengangkutan Penyimpanan
Alat Sulit
Kesulitan Menyewa
Alat
20
21
22
Gambar 4.1 Bagan Hasil Analisis Fishbone Penyebab utama di adakan BUMDes
persewaan alat pesta ini adalah mahalnya harga sewa alat tersebut. Mahalnya
harga sewa tersebut menyebabkan penambahan biaya pengeluaran ketika
melakukan suatu acara atau kegiatan. Harga sewa saat ini mencapai Rp 325.000,-
yang mana harga tersebut tergolong mahal di daerah Sukorejo menurut kondisi
perekonomian masyarakat desa untuk satu kali penyewaannya. Adanya BUMDes
ini di harapkan mampu mengurangi pengeluaran akan persewaan alat, karena ada
perbedaan antara penyewaan oleh masyarakat luar dan masyarakat Desa Sukorejo
serta akan meminimalisir biaya transportasi, sehingga program tersebut akan lebih
efisien ketika telah terealisasi.
Salah satu penyebab utama adanya program pemberdayaan BUMDES
penyewaan alat-alat pesta berdasarkan hasil FGD yang telah dilakukan adalah
karena persewaan alat-alat pesta dari luar Desa Sukorejo harganya mahal.Warga
atau lembaga-lembaga di Desa Sukorejo tidak ada yang memiliki atau
mengusahakan jasa sewa alat-alat pesta baik untuk kebutuhan dalam Desa
maupunluar Desa sehingga warga selalu menyewa alat-alat pesta ke luar Desa.
Kegiatan di Desa Sukorejo sama halnya dengan di Desa lain yaitu melaksanakan
kegiatan rutin baik yang merupakan program Desa maupun di luar program Desa.
Penyewaan alat-alat pesta ke luar Desa menjadi sangat tidak efektif dan efisien
apalagi jika acara-acara yang membutuhkan alat-alat pesta tersebut berlangsung
bersamaan atau berurutan. Kegiatan yang membutuhkan alat-alat pesta ini jika
belangsung bersamaan akan menyebabkan penyewaan alat semakin meluas ke
luar Desa yang jaraknya akan semakin jauh.
Masalah sekunder yang menyebabkan adanya masalah utama mahalnya
harga sewa alat-alat pesta ini yaitu biaya yang dikeluarkan warga Desa Sukorejo
untuk menyewa alat-alat pesta tersebut ke luar Desa menjadi lebih besar
dikarenakan penambahan biaya angkut yang lebih mahalakibat jarak
pengangkutan alat yang lebih jauh apalagi jika masuk wilayah yang
infrastukturnya kurang memadai. Persewaan ini juga terkadang masih terpisah-
pisah sehingga penambahan biaya sewa tidak dapat dihindari seperti penyewaan
23
terop yang terkadang masih terpisah atau tidak menyediakan sewa peralatan lain
seperti pec ah belah, sound system, serta kursi dan meja.
Acara-acara tertentu seperti acara pernikahan memerlukan alat-alat
tambahan seperti pelaminan sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi bertambah.
Berdasarkan pernyataan salah satu peserta FGD disebutkan bahwa persewaan alat-
alat pesta ini dalam sekali sewa dapat mencapai harga Rp. 325.000,- per
terop/tenda, belum lagi jika ada tambahan alat lain akan semakin mahal harga
sewanya sehingga dirasa cukup berat bagi masyarakat dalam menyewa alat-alat
tersebut. Hal tersebut sangat menjadi beban warga Desa Sukorejo untuk
penyewaan alat pesta di daerah lain.
Penyebab terakhir adalah persewaan alat-alat untuk pengajian di Desa
Sukorejo. Desa Sukorejo memiliki kegiatan rutin yaitu tentang pengajian setiap
Jum’at Kliwon. Pengajian tersebut diadakan bergilir tempat setiap bulannya.
Pengajian yang dilaksanakan di desa ini dibuka untuk umum, jadi warga manapun
bisa mengikuti pengajian ini. Masyarakat yang mengadakan pengajian ini
biasanya mempersiapkan kebutuhan yang digunakan dalam pengajian salah
satunya alat-alat seperti terop, sound, panggung, dan lain-lain. Adanya kebutuhan
tersebut masyarakat melakukan persewaan alat terlebih dahulu. Namun,
masyarakat perlu penyewaan alat dii desa lain dan terkadang tidak lengkap jika
tidak di pesan jauh-jauh hari. Hal tersebut yang menggugah perangkat desa dalam
merencanakan dan akan menjalankan program BUMDES yang programnya
adalah persewaan alat-alat pernikahan. Persewaan alat-alat pernikahan tersebut
diharapkan agar mempermudah masyarakat dalam menyewa dan memenuhi
kegiatan yang akan diselenggarakan oleh masyarakat. Harapan kedepannya
pengajian yang dilaksanakan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat
setempat.
kebutuhan masyarakat Desa Sukerejo. Program ini telah terencana dari tahun
2017, akan tetapi pada saat ini program ini masih belum berjalan. Hal tersebut
dikarenakan kekurangan perlengkapan alat persewaan. Rencana untuk tahun ini
yaitu menganggarkan alat transportasi seperti mobil pengangkut barang, truk, dan
lainnya. Persiapan dalam menjalankan program ini sudah hampir lengkap, hanya
menunggu anggaran transportasi turun dari pemerintah. Program ini tidak akan
berjalan apabila perlengkapan yang disediakan belum mencapai 100%. Penyebab
selanjutnya adalah kegiatan pengajian di desa tersebut.
Masyarakat desa Sukorejo ini rutin setiap bulannya mengadakan pengajian
setiap Jum’at Kliwon. Pelaksanaan kegiatan tersebutlah yang perlu dadakannya
alat-alat seperti terop, panggung, piring, sendok, dan lain-lain. Kebutuhan akan
alat tersebutlah yang mendukung adanya program BUMDES. Kegiatan pengajian
itu tidak hanya dilakukan oleh masyarakat setempat saja, namun juga dibuka
untuk kalayak umum ataupun warga lainnya. Maka dari itu, perlu adanya
pemenuhan alat-alat sendiri agar tidak jauh-jauh dalam menyewa ataupun
mengeluarkan biaya yang terlalu mahal juga. Dampak dari adanya penyebab
tersebut adalah bisa membantu pihak perangkat desa dalam mengembangkan
program kerjanya tersebut. Selain itu juga mempermudah masyarakat dalam
memperoleh persewaan yang lebih dekat dan bahkan kepemilikan juga di desa itu
sendiri.
5.1 Kesimpulan
1. Penyebab utama di adakan program BUMDES penyewaan alat pesta di Desa
Sukorejo adalah harga sewa alat pesta yang tergolong mahal, sering di
adakannya kegiatan rutinan di masyarakat, serta untuk mempermudah
masyarakat terkait penyewaan alat pesta.
2. Dampak dari adanya BUMDES tersebut adalah membantu mengurangi
pengeluaran masyarakat ketika mengadakan pesta atau kegiatan, membantu
membermudah program kerja desa serta memangkas alokasi biaya properti
untuk acara di Desa, dan membantu mempermudah masyarakat dalam
penyewaan alat pesta terkait transportasi, biaya dan lainnya, serta memperat
interaksi sosial antar masayarakat.
3. Upaya pengembangan BUMDES penyewaan alat pesta di Desa Sukorejo ini
yaitu dengan memberikan harga sewa yang lebih murah kepada warga desa
serta melayani semaksimal mungkin kepada masyarakat yang akan melakukan
penyewaan.
5.2 Saran
1. Untuk Pemerintah Desa Sukorejo diharapkan mampu memaksimalkan
program BUMDES tersebut dengan cara melibatkan masyarakat untuk ikut
serta dalam pengelolaannya.
2. Untuk masyarakat, di harapkan dapat berperan aktif dalam menjalankan
program BUMDES tersebut dengan cara mengikuti kegiatan perkumpulan rutin
serta berperan aktif dalam setiap acara agar mengetahui informasi-informasi
terbaru terkait program persewaan alat pesta tersebut.
27
DAFTAR PUSTAKA
Kashi, A.M. dan A. Zuber. 2016. Upaya Pengentasan Kemiskinan Buruh Genteng
melalui Kegiatan Pemberdayaan Berbasis Partisipasi Masyarakat. Dilema,
31(1) : 1-11.
Luthfia, A.R. 2013. Menilik Urgensi Desa di Era Otonomi Daerah. Rural and
Development, 4(2) : 135-144.
Nurdin, M., S. Nurmaeta, dan M. Tahir. 2014. Peran Pemerintah Daerah dalam
Pemberdayaan Masyarakat Petani Jagung di Kecamatan Biringbulu
Kabupaten Gowa. Ilmu Pemerintah, 4(1): 66-78.
A. DOKUMENTASI
32
Gambar 5. Foto Bersama Peserta FGD di Desa Sukorejo
Kecamatan Sukowono
33
B. DIAGRAM FISHBONE
Harga Sewa
Pengajian
Mencapai Rp 325.000 BUMDES
Bergilir
Persewaan
Dana Desa Alat Pesta
Pengangkutan Penyimpanan
Alat Sulit
Kesulitan Menyewa
Alat
34
C. SURAT PRAKTEK LAPANG
35
D. DAFTAR HADIR FGD
36
E. KARTU KONSULTASI
37