Disusun Oleh :
Kelompok 4
Muhammad Shiamus Shihab (201610210311004)
Muhammad Herwan (201610210311008)
Yoga Indin Septianing Yungga (201610210311012)
Erfina Anggraini Firunika (201610210311018)
Wini Elfianita (201610210311022)
LABORATURIUM AGRIBISNIS
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum lapang Sosiologi Pertanian disusun guna melengkapi
tugas akhir praktikum Sosiologi Pertanian dan telah diketahui serta disahkan oleh
assisten dan instruktur maupun dosen Sosiologi Pertanian yang telah dilakukan
pada tanggal 18 Oktober 2017 di Desa Pucangsongo, oleh:
Nama / NIM :
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kami panjatkan kepada Alla SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan
Praktikum Sosiologi Pertanian Rapid Rural Apraisal System Dusun Kletak Desa
Pucangsongo Kecamatan Pakis ”. Penyusunan Laporan ini untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Sosiologi Pertanian. Kami berharap dapat menambah
wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang pertanian. Pembaca dapat
mengetahui tentang bagaimana dan apa pertanian itu.
Adapun penyusunan laporan ini tidak lepas dari semua pihak yang
mendukung, baik secara moril maupun materil. Pada kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada:
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR DIAGRAM............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Lokasi dan Aksebilitas...............................................................................1
1.2. Sejarah Lokasi...........................................................................................1
1.3. Tujuan RRA (Rapid Rural Apraisal).........................................................2
BAB II SITUASI KONDISI DI DESA PUCANGSONGO................................4
2.1. Latar Belakang Lokasi...............................................................................4
2.1.1 Kondisi Biofisik...............................................................................4
2.1.2 Kondisi Phisiografik ........................................................................5
2.1.3 Kondisi Tanah ..................................................................................5
2.1.4 Kondisi Iklim....................................................................................6
2.1.5 Kondisi Biologis ..............................................................................6
2.1.6 Pertimbangan lain yang dianggap penting ......................................7
2.2. Keadaan Sosial..........................................................................................8
2.2.1 Karakteristik Demografi...................................................................8
2.2.2 Sumber-Sumber Pendapatan di luar Pertanian.................................8
2.2.3 Ketersediaan dan Distribusi Tenaga Kerja.......................................9
2.2.4 Fasilitas Transportasi........................................................................9
2.2.5 Ketersediaan Fasilitas Pemasaran dan Kredit..................................9
2.2.6 Jaringan Informasi Pasar................................................................10
2.2.7 Koperasi, Gapoktan, dan Organisasi Lainnya................................10
2.2.8 Ukuran Pemilikan Tanah dan Pola Pewarisan, Pola Pemilikan atau
Penguasa Tanah...........................................................................10
2.3. Keadaan Budaya......................................................................................11
2.3.1 Migrasi dan Pengelompokan Etnis.................................................11
2.3.2 Kesukaan pada Tanaman dan Hewan Peliharaan...........................11
2.3.3 Pola Kepemimpinan.......................................................................11
2.3.4 Struktur Sosial yang Berkaitan dengan Penyeleseian Konflik dan
Pengambilan Keputuan...................................................................12
2.3.5 Adat dan Tradisi yang Berhubungan dengan Wanatani..................12
..................2.3.6 Hak dan Kewajiban yang Berhubungan dengan Seks, Umur dan
Kelompok...........................................................................................................................
2.3.7 Situasi Keamanan dan Ketentraman...............................................13
2.3.8 Sikap dan Kepercayaan yang Dianut..............................................13
2.3.9 Pengetahuan dan Keterampilan dalam Wanatani dan Konservasi
Tanah……………………………………………………………13
2.3.10 Persepsi Terhadap Pembangunan.................................................14
2.4. Analisis dan Diagnosis Masalah serta Peluang.......................................14
2.4.1 Pola Ruang Pemukiman (Spatial Patterns)....................................14
2.4.2 Pola Temporal (Temporal Patterns)...............................................14
2.4.3 Pola Aliran (Flow Patterns)...........................................................15
2.4.4 Pola Keputusan (Decision Patterns)..............................................15
2.5. Analisis Jaringan.....................................................................................15
2.6. Formulasi Strategi...................................................................................16
2.7. Prioritas Masalah, Peluang, dan Strategi.................................................16
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
3.1. Kesimpulan..............................................................................................18
3.2. Saran........................................................................................................18
Lampiran...........................................................................................................19
DAFTAR TABEL
Tabel 1..................................................................................................................9
DAFTAR DIAGRAM
Bagan 1..................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengungsi ke tempat lain. Penduduk yang mengungsi akhirnya kembali ke Desa
Pucangsongo pada saat Jepang menjajah Indonesia dan mengusir Belanda dari
tanah air. Dampak negatif yang dirasakan warga saat adanya penjajahan dari
Jepang yaitu aturan yang menyiksa penduduk oleh penjajah Jepang. Warga desa
dipaksa untuk menyetorkan sebagian besar hasil pertanian kepada pemerintah
Jepang. Penjajahan membuat warga desa sengsara dan mengalami keterbatasan
dari sandang, pangan maupun papan. Keadaan mulai membaik ketika Indonesia
telah merdeka dan penduduk mulai merasa bebas dari aturan yang ada dahulu.
Asal usul Desa Pucangsongo yaitu dari nama mbah Pucangsari sebagai
pendiri desa. Pucangsosngo berasal dari kata pucang yang artinya pohon jambe/
pohon pinang dan kata songo berarti Sembilan, jadi desa Pucangsongo berarti ada
sembilan pohon pinang yang berdiri besar disekitar kramat mbah pucang sari yang
biasanya disebut dengan punden. Desa Pucangsongo ini terdiri 4 dusun yakni
Dusun Krajan 1, Krajan 2, Kletak dan Karangnongko. Beberapa kepala desa
Pucangsongo yang pernah menjabat yaitu:
1. Pak Darmo adalah kepala desa Pucangsongo pertama yang menjabat pada
tahun 1930-1945.
2. Pak Dulkapur adalah kepala desa Pucangsongo yang kedua dan menggantikan
kepala desa sebelumnya yakni pada tahun 1945. Pada masa penjajahan
Belanda, semua waga Desa Pucangsongo mengungsi ketempat lain dan aparat-
aparat desa digantikan oleh kolonial Belanda.
3. Pak Rasiman adalah kepala desa Pucangsongo pada tahun 1946-1949. Beliau
adalah orang suruhan Belanda untuk menggantikan aparat desa sebelumnya.
4. Pak Tukang menjadi kepala desa Pucangsongo mulai tahun 1951. Beliau
manjebat selama 28 tahun dan dipercaya oleh masyarakat Desa Pucangsongo
sebagai lurah atau pejabat desa untuk menggantikan kepala desa yang
sebelumnya.
5. Pak Aspali menjabat sebagai kepala Desa Pucangsongo selama 8 tahun untuk
menggantikan kepala desa sebelumnya.
6. Pak Nurali menjabat sebagai kepala Desa Pucangsongo selama 5 tahun pada
tahun 1992 untuk menggantikan kepala desa sebelumnya.
7. Pak Jamil menjabat selama 4 tahun pada tahun 1996 dan menggantikan kepala
desa yang sebelumnya.
8. Pak Sulkan adalah kepala desa Pucangsongo yang menjabat selama 2 periode
mulai dari tahun 2002-2008 dan periode kedua mulai tahun 2009- sekarang.
Harga Jual
Produksi Rendah
Bergantung Pada Tidak Mengetahui
Tengkulak Harga Pasar
2.6 Formulasi Strategi
Memanfaatkan lahan yang belum terkonvesi dengan baik karena potensi
tanah di Dusun kletak cukup baik untuk ditanami tanaman hortikultura seperti
tomat, sawi, bayam,kubis kangkung dan lain-lain. Serta harus diadakan
penyuluhan dan pembenahan agar sistem dan pola pertaniannya semakin
berkembang dan maju. Dengan penyuluh harus mengetahui bagaimana keadaan
desa tersebut Caser, Lewis A. (1977).
2.7 Prioritas Masalah, Peluang dan Strategi
Kegiatan untuk meningkatkan produktivitas petani di Dusun kletak
dilakukan dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
akan dihadapi oleh para petani dalam mengahadapi naik turunnya produktivitas
hasil panen. Masalah utama yang dihadapi Dusun kletak, dusun Kletak adalah
tidak adanya jaringan pemasaran untuk mendistribusikan hasil panennya. Petani
yang menggantungkan hasil panennya pada tengkulak tidak memperoleh
kepastian keuntungan. Hama dan kurangnya tenaga kerja, sehingga membuat para
petani lebih banyak pengeluarannya daripada pendapatannya. penghasilan dari
hasil panen yang tidak sesuai tersebut, maka akan sulit bagi petani
mengembangkan kegiatan usaha pertanian mereka (Suparlan,P.1985).Peluang
yang dimiliki oleh Dusun kletak adalah memiliki lahan yang luas. Mempunyai
tanah yang subur dan sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan,
karena kondisi alam demikian dapat mengantarkan sektor pertanian menjadi
penyumbang Produk Domestik Desa Bruto (PDDB). Selain itu, diperlukan juga
penyuluhan agar para petani tidak salah langkah dan mampu tercapai hasil yang
maksimal (Soerjono Soekanto.2000).
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Berdasrkan uruaian pembahasan diatas makan dapat disimpulkan bahwa dusun
Kletak merupakan salah satu dusun yang berada di desa Pucangsongo 75% warga dusun
berprofesi sebagai petani sayur mayur atau komoditas jangka pendek berguna
mempercepat rotasi tenaman, memperbaiki kondisi tanah dan memperbanyak hasil yang
didapatkan dari pertanian. Berprofesi sebagai petani, sebagian dari warga dusun Kletak
berprofesi sebagai peternak, pekerja kasar proyek, produksi homeindustri dan kedinasan.
Perkembangnya para petani di dusun Kletak mulai dirasakan sejak diterapkan sistem
pertanian yang berjangka pendek. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan alat-alat yang
sudah dapat dikatagorikan sebagai alat moderen, sistem pertanian yang sudah beralih dari
sistem pertanian tradisional ke sistem pertanian modern meskipun hal ini tidak dilakukan
oleh keseluruhan warga dusun Kletak. Keberadaan organisasi-organisasi seperti
kelompok tani atau gabungan kelompok tani, meningkatkan hasil pertanian warga melalui
bantuan yang diberikan oleh pemerintah secara langsung ke poktan maupun gapoktan,
dan meningkatnya pengetahuan mengenai pertanian melalui diskusi-diskusi dan
penyuluhan yang dilakukan secara rutin.
3.1 SARAN
1. Berdasarkan pendapat dari salah satu dosen, bahwa fieldtrip yang dilakukan
masih menggunkan kendaran roda dua secara rame-rame atau satu kelas dapat
membahayakan para mahasiswa, sehingga akan lebih baik jika pihan
laboratorium untuk memfasilitasi kendaraan bersama yang dapat digunakan demi
terjaminnya keselamatan para peraktikan.
2. Berdasarkan observasi serta wawancara yang telah dilakukan, seluruh warga
dusun Kletak perlu untuk lebih aktif untuk mengembangkan pertanian ke arah
pertanian moderen dan berkelanjutan dengan meninggalkan bahan-bahan yang
tidak organik demi kepentingan pertanian jangka panjang.
LAMPIRAN
REVISI :
1. Mulai bab 2 dari kondisi biofisik itu menggunakan nama dusun bukan desa.
2. Ditambah literatur yang meguatka untuk daftar pustaka.