Anda di halaman 1dari 25

iii

LAPORAN PRAKTIK LAPANG KOMUNIKASI DAN


PERUBAHAN SOSIAL
(Studi Kasus Di Desa Bontominasa, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten
Bulukumba, Sulawesi Selatan)

AULIYAH AZZAHRA R (08320210085)


AFIFAH AZZAHRA (08320210094)
ANDI HILAL EL FATHI (08320210075)
MUH. RESKI RAMADHAN (08320210105)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
ii

HALAMAN PENGESAHAN
Mata Kuliah : Komunikasi dan Perubahan Sosial
Pelaksanan Praktikum
a. Nama : Kelompok 6
1. Auliyah Azzahra R. (08320210085)
2. Afifah Azzahra (08320210085)
3. Andi Hilal El Fathi (08320210075)
4. Muh. Reski Ramadhan (08320210105)
b. Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agribisnis
c. Kelas : C1
Tempat Praktikum : Desa Bontominasa dan Desa Tibona,
Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten
Bulukumba, ProvinsiSulawesi Selatan.
Waktu Praktikum : Sabtu, 6 Mei 2023, pada pukul 08.00
WITAsampai selesai.

Menyetujui,
Koordinator Praktik Lapang Asisten Praktik
Lapang

Dr. Ir. Iskandar Hasan, M.Si FAISAL, S.P., M.Si

Mengetahui;

Ketua Prodi Agribisnis

Ir. Rasmaeidah Rasyid, M.M


iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala atas


berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga kita diberikan kesehatan dalam
menjalankan aktifitas sehari-hari., sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan lengkap praktik lapang Komunikasi dan Perubahan Sosial ini dengan tepat
waktu. Dalam penyusunan laporan ini, penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada Dosen dan Asisten Praktik yang telah memberikan banyak bantuan
serta bimbingan kepada penyusun dalam menyusun laporan ini.
Meskipun penyusun berharap bahwa laporan yang dibuat ini jauh dari
kekurangan dan kesalahan, namun pasti akan ada kekurangan serta kesalahannya.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
tugas laporan praktikum ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata, semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, Mei 2023

Penyusun
iv

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................ iv

DAFTAR TABEL.................................................................................... v

I. PENDAHULUAN……………………………………………………... 1

1.1. Latar Belakang……………………………………………………. 1


1.2. Tujuan Praktik Lapang…………………………………………… 2
1.3. Kegunaan Praktik lapang…………………………………. ……... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………..... 3
2.1. Pengertian Komunikasi…………………………………………… 3
2.2. Inovasi Teknologi…………………………………………………. 3
2.3. Proses Adopsi Inovasi…………………………………………….. 4
2.4. Peranan Key Informan dan Jaringan Informasi…………………… 5
III. METODE PRAKTIK LAPANG…………………………………… 6
3.1. Tempat dan Waktu Praktik Lapang……………………………….. 6
3.2. Penentuan Responden……………………………………………... 6
3.3. Jenis dan Sumber Data……………………………………………. 6
3.4. Analisis Data……………………………………………………… 7
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK LAPANG…………….... 8
4.1. Letak Georgafi dan Administrasi…………………………………. 8
4.2. Keadaan Penduduk………………………………………............... 8
4.3. Keadaan Pertanian…………………………………………………. 9
4.4 Keadaan Sarana dan Prasarana……………………………………. 9
V. PEMBAHASAN PRAKTIK LAPANG…………………………..….. 13
5.1. Identitas Responden……………………………………….............. 13
5.2. Jenis Inovasi Yang Diadopsi Petani……………………….............. 13
5.3. Proses Adopsi Inovasi……………………………………………... 14
v

5.4. Hubungan Key Informan dengan Petani…………………………... 15


VI. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………….......... 16
6.1. Kesimpulan……………………………………………………….. 16
6.2. Saran……………………………………………………………… 16
DAFTAR PUSTAKA
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunikasi sebagai hasil interaksi hubungan individu dengan
individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
Sehingga hal ini tidak terlepas dari kehidupan masyarakat dalam membentuk
kelompok, baik itu disengaja maupun tidak disengaja, yang terbentuk tanpa
disadari secara langsung oleh masyarakat, pada dasarnya manusia adalah
sebagai makhluk sosial yang hidup saling ketergantungan satu sama lainnya.
Komunikasi dari waktu ke waktu memang selalu ada dalam aspek
kehidupan manusia atau sebaliknya semua aspek kehidupan manusia
bersentuhan dengan komunikasi. Pada perkembangan zaman, dunia ilmu dan
teknologi juga terus berkembang. Begitupun dengan revolusi industri dan
masyaraknya, ditambahan lagi pada Desember akhir tahun 2019 dunia
digemparkan dengan terdeteksinya suatu virus yang menyebabkan dunia
semakin mendigital. Seperti orang yang bekerja mulai menerapkan Work
From Home, siswa dan mahasiswa menerapkan pembelajaran secara daring,
dan lain sebagainya, yang dimana masyarakat lebih ekstra menggunakan
teknologi. Sehingga hal tersebut lebih mendorong dengan perubahan
masyakarakat yang tadinya 4.0 menjadi masyarakat 5.0.
Masyarakat 5.0 merupakan masyarakat yang berpusat pada manusia
yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah
sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan dunia maya dan ruang
fisik. Contohnya menggunakan robot untuk memberikan dukungan hidup
dan mitra percakapan, dan ragam contoh lainnya. Masyarakat mengambil
suatu inisiatif un tuk mengembangkan potensi Sumber daya alam yang ada,
dengan mengelola dan memanfaatkannya, salah satunya berupa lahan
kosong yang dijadikan tempat berusaha tani sebagai salah satu ide atau
gagasan yang murni datang dari masyarakat tersebut itu sendiri yang
dijalankan oleh masyarakat. Hal ini dapat memajukan sosial ekonomi untuk
masyarakat yang mandiri, guna mencegah bertambahnya jumlah
2

kemiskinan dan jumlah pengangguran pun tidak mau ketinggalan dalam


menambah masalah sosial atau beban yang ada di desa tersebut (Mansyur,
2019).
Partisipasi masyarakat dalam mendukung program pembangunan
yang berupa pembudidayaan tani ini dapat meningkatkan sebuah
pemahaman maupun mendorong peningkatan pendapatan ekonomi
masyarakat yang ada di desa. Maka masyarakat diharapkan untuk lebih
proaktif pada pembudidayaan pertanian ini sehingga masyarakat dapat
termotivasi melakukan suatu perubahan sosialekonomi dan berdampak pada
aktivitas masyarakat untuk menjalankan program pembangunan (Mansyur,
2019).
Peran kelompok tani inilah menjadi sebuah wadah bagi masyarakat
sebagai saluran komunikasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang pembudidayan padi yang ada di Bontominsa. Sebelum melangkah
lebih jauh ke latar belakang, perlu disampaikan bahwa semua inspirasi
penulis berawal dari keberhsilan salah satu kelompok tani pembudidayaan
padi yang berhasil memenuhi kebutuhan keluarganya. Kelompok tani
tersebut mampu memberikan peluang pekerjaan kepada masyarakat
setempat dan sudah banyak msyarakat minati dalam mengembangkan
potensi pembudidayaan padi sehingga hal ini menjadi alasan penulis untuk
tertarik melakukan praktik lapang dan lokasinya pun tidak memakan biaya
(Syamsuddin, 2015)
Masyarakat yang ada di Desa Bontominasa sehari-harinya
melakukan pekerjaan yang didominasi bekerja sebagai petani dengan sistem
yang sangat tradisional (manual) yang sangat sederhana, serta bergantung
pada kondisi alat untuk bertani. Oleh karena itu, hasil pertaniannya sangat
minimum dan tidak sepenuhnya mampu untuk menopang perekonomian
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagian masyarakat
ada bergantung pada pemberian bantuan pemerintah berupa (beras raskin),
Sehingga program pembangunan dalam masyarakat sangat lambat, maka
pemerintah pun berbagai jenis bantuan diluncurkan terhadap masyarakat
3

miskin tersebut tanpa mencari solusi yang lain berupa pemberdayaan


kelompok masyarakat dari persoalan yang dihadapi. Akan tetapi, dengan
keterbatasan anggaran dan bantuan terhadap kebutuhan masyarakat secara
ekonomis (Nurjannah, 2020).
1.2. Tujuan Praktik Lapang
Adapun tujuan dari praktik lapang ialah :
1. Mengetahui inovasi-inovasi atau teknologi yang telah diadopsi.
2. Menganalisis proses adopsi dari salah satu inovasi teknologi mulai dari
tahap kesadaran sampai tahap menerapkan inovasi tersebut.
3. Menganalisis hubungan antara sumber informasi (key informan) dengan
petani sebagai penerima inovasi.
1.3. Kegunaan Praktik Lapang
Adapun kegunaan praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah
Kegunaan praktek lapang bagi pemerintah yaitu untuk merealisasi
dari misi sebagai fungsi dan tanggung jawab sosial kelembagaan,
terjalinnya hubungan yang teratur, sehat dan dinamis dengan Lembaga
perguruan tinggi, serta meningkatkan Kerjasama yang saling
menguntungkan dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang terlibat.
2. Masyarakat
Untuk meningkatkan pemahaman, wawasan dan keterampilan
dalam melakukan pekerjaan dan kemampuan bekerjasama sesama
masyarakat lainnya.
3. Mahasiswa
Praktik kerja lapang adalah salah satu bentuk kegiatan
pembelajaran akademik bagi mahasiswa untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan tenaga kerja dan pengetahuan yang
berkualitas. Dengan adanya kegiatan praktik lapang tersebut, mahasiswa
dapat meningkatkan keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam
memasuki dunia kerja.
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Komunikasi


Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh
setiap manusia. Oleh sebab itu sebagai makhluk sosial, manusia
dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan manusia
lainnya dengan berkomunikasi. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, communicatus, artinya berbagi
atau menjadi milik bersama mengacu pada upaya yang bertujuan untuk
mencapai kebersamaan (Mulachela, 2022).
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. dengan
berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik
dalam kehiduapan sehari- hari di rumah tangga, ditempat pekerjaan, dipasar,
dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. tidak ada manusia yang
tidak akan terlibat dalam komunikasi. Komunikasi sangatlah penting bagi
manusia. berkembangnya pengetahuan manusia dari hari ke hari karena
komunikasi. Komunikasi juga membentuk sistem sosial yang saling
membutuhkan satu sama lain, maka dari itu komunikasi dan masyarakat
tidak dapat dipisahkan (roudhonah, 2017).
2.2. Inovasi Teknologi
Inovasi adalah sesuatu yang baru atau perbaikan penting. Merupakan
hasil dari kreasi atau transformasi dari inventions, discoveries, ide, analisa,
pengetahuan maupun data/informasi. Inovasi pada dasarnya bukan fenomena
yang berdiri sendiri (autonomous). Inovasi dalam sehari-hari diartikan dalam
dua pengertian. yang pertama, diartikan sesuatu ide, atau objek-objek baru
yang dimanfaatkan oleh seseorang atau masyarakat. Pengertian yang kedua
adalah bukan produk atau ide, tetapi bagaimana sesuatu yang baru tersebut
dapat terbentuk dan dimanfaatkan dalam masyarakat, jadi prosesnya. Daya
inovasi adalah kemampuan individu atau masyarakat memanipulasi atau
6

mengintervensi lingkungan menurut kepentingan individu atau masyarakat


tersebut (Nugroho,2015).

Penyebaran inovasi teknologi disemua negara dan khususnya dinegara


industri maju sangat tergantung dari beberapa faktor ekonomi, sosial dan
politik dari sistem lingkungan sosial-budaya masyarakatnya. Penyebaran
tergantung dari kemampuan pemasaran, distribusi, penjualan, pelayanan
purna jual dan cara pendanaan. Penyebaran dimulai dengan riset pasar dan
prilaku pasar. Didalam budaya kontemporer barat, yang sangat
mempengaruhi penyebaran inovasi teknologi, ialah pandangan ingin yang
baru, lebih besar atau lebih bagus. Oleh karenanya perusahaan menerapkan
strategi planned obsolescence kedalam poduknya. Strategi new atau
improved dilakukan. Selain itu penyebaran teknologi juga dipengaruhi oleh
situasi politik didalam dan diluar negeri. Berbagai cara proteksi telah
dilakukan. Beberapa Negara The Rest telah melakukan konsep cost
innovation, untuk bisa mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju,
serta memberikan keleluasaan kepada manajemen untuk mengambil
keputusan (Nugroho, 2015).
2.3. Proses Adopsi Inovasi
Pengertian adopsi dan adaptasi terkadang membuat kita keliru,
keduanya terkadang diartikan sebagai “penyesuaian”. Di dalam proses
adaptasi, dapat juga berlangsung proses penyesuaian tetapi adaptasi itu
sendiri lebih merupakan proses yang berlangsung secara alami untuk
melakukan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan. Sedangkan adopsi
benar–benar merupakan proses penerimaan sesuatu yang baru ditawarkan
dan diupayakan oleh pihak lain penyuluh (Triasni, 2018)

Adopsi dalam proses penyuluhan pertanian pada hakekatnya dapat


diartikan sebagai proses penerimaan inovasi dan atau perubahan perilaku,
baik berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective) maupun keterampilan
(psycho– motoric) pada diri seseorang setelah menerima “inovasi” yang
disampaikan penyuluh pada masayarakat sasaran (petani). Penerimaan disini
7

mengandung arti tidak sekedar “tahu” tetapi sampai benar–benar dapat


melaksanakan atau menerapkan dengan benar serta menghayatinya dalam
kehidupan dan usahataninya. Penerimaan inovasi tersebut biasanya dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung oleh orang lain sebagai
cerminan dan adanya perubahan sikap, pengetahuan dan atau
keterampilannya (Turindra, 2019).

Proses kebutuhan inovasi merupakan suatu proses mental sejak


seseorang mulai pertama kali mengetahui adanya suatu inovasi, membentuk
sikap terhadap inovasi tersebut, mengambil keputusan untuk mengadopsi
atau menolak mengimplementasikan ide baru dan membuat konfirmasi atas
keputusan tersebut. Proses ini terdiri atas rangkaian pilihan dan tindakan
individu dari waktu ke waktu atau suatu sistem evaluasi ide baru dan
memutuskan mempraktekkan inovasi atau menolaknya. Perilaku dalam
memutuskan tentang suatu alternatif baru ini terkait dengan ide yang telah
ada sebelumnya. Sifat suatu inovasi dan ketidakpastian berhubungan dengan
sifat tersebut yang merupakan aspek khusus dari pengambilan keputusan
inovasi (Rogers, 2013).
2.4. Peranan key informan dan jaringan informasi
Informan adalah orang yang menjadi sumber data dalam penelitian
atau narasumber. Sementara key informan merupakan seseorang yang paling
bisa menguatkan sumber data dalam penelitian. Subjek penelitian ini
menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang
diperlukan dalam proses penelitian. Informan adalah seseorang yang benar-
benar mengetahui suatu persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya
dapat diperolehin forman yang jelas, akurat, dan terpercaya baik berupa
pernyataan, keterangan, atau data-data yang dapat membantu dalam
memahami persoalan atau permasalahan- permasalahan tersebut.
8

III. METODE PRAKTIK LAPANG


3.1. Tempat dan Waktu Praktik Lapang
Praktik Lapang yang dilaksanakan pada tanggal 5-7 Mei 2023, yang
berlokasi di Desa Bontominasa dan Desa Tibona, Kecamatan Bulukumpa,
Kabupaten Bulukumba.
3.2. Penentuan Responden
Penentuan responden adalah proses pemilihan orang atau kelompok
yang akan dijadikan sampel dalam suatu penelitian atau survei. Adapun
responden di Desa Bontominasa dan Desa Tibona, Kecamatan Bulukumpa,
Kabupaten Bulukumba, yang di laksanakan dengan cara wawancara
langsung ke pada masyarakat di Desa Bontominasa.

Pengambilan sampel responden di Desa Bontominasa dan Desa


Tibona, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba,
1. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap berbagai kegiatan dan
keadaan di lokasi yang terkait dengan tujuan praktik.
2. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi
secara langsung kepada pihak terkait dan masyarakat yang berkaitan
dengan praktik lapang.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah tempat atau sumber informasi yang digunakan
untuk memperoleh data dalam suatu penelitian atau analisis. Dalam
melakukan penelitian atau analisis, pemilihan sumber data yang tepat sangat
penting untuk memperoleh informasi yang akurat dan relevan Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai (Edi Riadi, 2016).
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab secara lisan, dimana
dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik. Wawancara dapat
dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui keadaan seseorang, wawancara
dapat dilakukan secara individu atau kelompok guna mendapatkan
informasi yang tepat. Peneliti melakukan wawancara kepada petani
9

padi di Desa Bontominasa dan Tibona, Kecamatan Bulukumpa,


Kabupaten Bulukumba.

2. Observasi
Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan
mengamati secara langsung, melihat dan mengambil suatu data yang
dibutuhkan di tempat penelitian itu dilakukan. Peneliti melakukan
pengamatan secara langsung terhadap kegiatan petani padi di Desa
Bontominasa dan Desa Tibona, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten
Bulukumba.
3.4. Analisis Data
Analisis deskriptif adalah teknik analisis data statistik yang digunakan
dengan mendeskripsikan, menyederhanakan serta menyajikan data sampel
ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Cara kerja analisis deskriptif
yaitu menggambarkan distribusi data yang meliputi beberapa hal. Distribusi
frekuensi yaitu menyusun data mentah berdasarkan kategori-kategori
tertentu agar lebih mudah dipahami. Pengukuran variabilitas untuk
mengetahui kesamaan dan perbedaan data dalam suatu data. Pengukuran
tendensi pusat untuk menentukan dimana letak paling besar dalam distribusi
data. Macam- macam ukurannya antara lain mean, median, dan modus.
10
9

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK LAPANG

4.1. Kondisi Geografis.


Kabupaten Bulukumba adalah salah satu kabupaten yang terletak di
bagian selatan, Provinsi Sulawesi Selatan. Jarak kurang lebih 153 km dari
ibu kota provinsi sulawesi selatan dan terletak di antara 05° 20-05° 40
lintang selatan (LS) dan 119°58’ - 120° 20’ bujur timur (BT)
Tabel 1, Batas Wilayah Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi
Selatan.
Letak batas Kabupaten
Sebelah utara Kabupaten sinjai
Sebelah selatan Laut flores
Sebelah barat Kabupaten bantaeng
Sebelah timur Teluk bone
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2023
Luas wilayah Kabupaten Bulukumba sekitar 1.154,67 km atau sekitar
1,85% dari luas wilayah Sulawesi Selatan, terbagi dalam 10 kecamatan yang
meliputi 126 desa/kelurahan yang terdiri dari 24 kelurahan dan 102 desa.
Ditinjau dari 10 kecamatan terdapat 2 kecamatan yang luas yaitu
Kecamatan Gantarang dan Kecamatan Bulukumpa, masing-masing
173,51km dan 171,33km, sekitar 29,87% dari luas Kabupaten Bulukumba,
kemudian kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Ujung Bulu yang
berlokasi di Ibu Kota Kabupaten.
4.2. Keadaan Penduduk
Penduduk Desa Bontominasa berjumlah kurang lebih 402 jumlah
kepala rumah tangga struktur penduduk umur di Kecamatan Bulukumpa dan
sebagian besar tergolong dalam kelompok usia produktif (15-64 tahun)
sedangkan untuk jumlah penduduk yang tergolong yang tidak produktif (0-
15 tahun).

Rumah penduduk kebanyakan rumah beton berlantai sat. Berdasarkan


agama, penduduk Desa Bontominasa 100% menganut agama islam.
Kerapatan rumah penduduk dengan penduduk lain sangat renggang dengan
penduduk lain. Struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian sangat
11

bervariasi terdiri atas pertanian, perkebunan, pedagang dan terdapat pasar


umum yang berada di Desa Bontominasa. sumber daya manusia yang
dimiliki di Desa Bontominasa yaitu sebagai berikut :

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa


Bontominasa Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten
Bulukumba, Provinsi Selatan.
No. Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Laki-laki 964 47,02
2. Perempuan 1.086 52,98
Total 2.050 100%
Sumber; BPS Kabupaten Bulukumba 2023.
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa di Desa Bontominasa
penduduknya lebih banyak perempuan. Dimana penduduk laki-laki
964orang (47,02%) dan penduduk perempuan sebanyak 1.086 orang
(52,98%).
Tabel 3. Penduduk Berdasarkan Strata Pendidikan di Desa
Bontominasa Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten
Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
No. Strata pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Sarjana ( S1, S2, S3) 112 5,46
2 Diploma (D1, D2, D3) 50 2,43
3 SLTA/sederajat 256 12,48
4 SMP/ sederajat 350 17,07
5 SD/ sederajat 387 18,87
6 TK/sede 126 6,14
7 Madrasah Aliyah 102 4,97
8 Tidak Sekolah 667 32,58
Total 2.050 100%
Sumber : BPS Kabupaten Bulukumba, 2023.
Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa pendidikan yang paling
dominan Desa Bontóminasa yaitu SD/sederajat (18,87%) dan jumlah orang
yang tidak sekolah ada pada angka tertinggi yang berdomisili di Desa
Bontominasa (32,58%). Jumlah penduduk menurut usia meliputi usia dan
jumlah (orang) yang ada di Desa Bontominasa Kecamatan Bulukumpa,
Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
12

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Usia di Desa Bontominasa


Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Provinsi
Sulawesi Selatan.
No. Usia (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 15 702 34,24
2 16 – 45 568 27,72
3 > 45 780 38,04
Total 2.050 100%
Sumber. BPS Kabupaten Bulukumba, 2023.
Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa penduduk yang paling
dominan di desa tersebut yaitu berumur di atas 45 tahun (38,04%) dan
terendah ada pada umur 16-45 tahun (27.72%).
4.3. Keadaan Pertanian
Sebagian besar lahan yang ada, dipergunakan untuk lahan perkebunan
dan pertanian (sawah dan lahan sanaman karet). Hasil dari sumberdaya alam
subsektor pertanian meliputi padi, kacang-kacangan, ubi kayu, ubi jular,
cabai, tomat dan tanaman hortikultura lainnya.

Terdapat sekitar 760 orang jiwa yang bekerja sebagai petani ataupun
perkebunan. Tanaman pokok yang diusahakan di Desa Bontominasa yaitu
tanaman karet dan padi. Sedangkan sistem pengelolaannya meliputi pemilik
tanah pertanian, penyewa, penggarap dan buruh tani. Secara garis besar
sektor peternakan di Desa Bontominasa ciri-ciri peternakan meliputi ayam,
kambing. bebek dan sapi. Terdapat Koperasi Unit Desa (KUD) sebanyak 1
unit, PKK sebanyak 1 unit dan agen penyaluran pupuk. Prasarana pertanian
terdapat sebagai berikut:
Tabel 5. Prasarana Pertanian di Desa Bontóminasa Kecamatan
Bulukumpa, Kabupaten Bulukamba, Provinsi Sulawesi
Selatan.
No. Prasarana Pertanian Jumlah (Unit)
1 Penggilingan Padi 1
2 Irigasi 1
3 Pompanisasi 2
4 Penyaluran Pupuk 2
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2023.
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa prasarana pertanian yang
terdapat di Desa Bontominusa masih tergolong kurang atau sedikit seperti
13

pompanisasi.

Potensi sumberdaya alam di Desa Bontominasa meliputi sumberdaya


alam non hayati yaitu air, lahan dan udara, sedangkan sumber daya alam
hayati yaitu perkebunan, flora dan fauna. Adapun luar area yaitu:

Tabel 6. Luas Area di Desa Bantominasa Kecamatan Bulukumpa,


Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
No. Area Jumlah (Ha)
1 Pemukiman 1
2 Perkebunan 1
3 Persawahan 2
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2023.
Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa luas area yang digunakan
untuk perkebunan dengan luas kurang lebih 350,60 ha dan persawahan
dengan luas kurang lebih 250,50 ha sedangkan luas area pemukiman 21.00
ha
4.4. Keadaan Sarana dan Prasaran
Sarana dan prasarana di Desa Bontominasa Kecamatan Bulukumpa,
Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu sebagai berikut:
1. Prasarana Pendidikan
Prasarana pendidikan meliputi prasarana dan jumlah prasarana yang
ada di Desa Bontominasa yaitu:
Tabel 7. Prasarana Umum di Desa Bontominasa Kecamatan
Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi
Selatan.
No. Prasaran Pendidikan Jumlah (orang)
1 Gedung TK 2
2 Gedung SD 2
3 Gedung Sekolah SMP/SMA 1
4 Lapangansepak bola 1
5 Panti Asuhan -
6 Taman Bacaan 1
7 Kantor Kelurahan -
8 Gedung Posyandu 1
9 Baruga 1
10 Pertamina -
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2023.
14

Berdasarkan Tabel 7, menunjukkan bahwa di Desa Bontominasa


terdapat beberapa prasaranan pendidikan. Di desa tersebut juga terdapat
pos kesehatan desa untuk melayani warga dalam konsultasi kesehatan
tetapi tidak terdapat gedung perguruan tinggi Prasarana transportasi
meliputi prasarana, jumlah prasarana transportasi yang ada di Desa
Bontominasa Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Provinsi
Sulawesi Selatan

Tabel 8. Prasarana Transportasi di Desa Bontominasa Kecamatan


Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi
Selatan.
No. Prasarana Transportasi Status Jalan
1 Jalan Kecamatan Aspal
2 Jalan Desa Rabat beton dan Aspal
3 Jalan Dusun Pengerasan
4 Jalan Usahatani Pengerasan
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2023.
Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan bahwa prasarana transportasi di
Desa Bontominasa terdiri atas aspal untuk jalan kecamatan, rabat beton
dan aspal untuk jalan desa, pengerasan untuk jalan dusun dan usahatani.
2. Sarana Ibadah
Sarana Ibadah meliputi jenis sarana dan jumlah sarana yang ada di
Desa Bontominasa Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba,
Provinsi Sulawesi Selatan.
Tabel 9. Sarana Ibadah di Desa Bontominasa Kecamatan Bulukumpa,
Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
No. Sarana Ibadah Jumlah (Unit)
1 Mesjid 6
2 Mushollah 1
3 Gereja -
Sumber BPS Kabupaten Bulukumba, 2023.
Berdasarkan Tabel 9, menunjukkan bahwa sarana ibadah yang
terdapat di desa tersebut terdapat yaitu Masjid, Mushollah dan Gereja yang
digunakan warga untuk kegiatan Ibadah.
14

V. PEMBAHASAN PRAKTEK LAPANG

5.1 Identitas Responden

Tabel 11. Identitas Responden Yang Ada di Desa Bontominasa,


Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Provinsi
Sulawesi Selatan.
Umur Jenis Pend. Pekerjaan
No. Nama
(Tahun) Kelamin Terakhir
1. Saharuddin 43 L SMP Petani
2. Andi Ivan 32 L SMA Petani
Eka Punra
3. Andi 30 L SMA Petani
Sumber: Data Primer, 2023
Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat identitas responden untuk pegawai
dinas terkait. Untuk responden pertama atas nama Saharuddin umur 43 thn,
jenis kelamin laki-laki dengan Pendidikan terakhir yaitu SMP dengan
pekerjaan tetapnya yaitu sebagai Petani di Desa Bontominasa, Kecamatan
Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Responden
kedua yaitu bernama bapak Andi Ivan Eka Punra umur 32 tahun, Jenis
kelamin laki-laki, dengan Pendidikan terakhir yaitu tingkat SMA serta
pekerjaan utamanya yaitu sebagai petani dengan pengalaman bertani 10
tahun di Desa Bontominasa, Kecamatan Bulukumpa, KabupatenBulukumba,
Provinsi Sulawesi Selatan. Responden ketiga yaitu bernama bapak Andi
berumur 30 tahun dengan pendidikan terakhir SMA serta pekerjaan
utamanya adalah yaitu sebagai petani.

a. Responden 1
Adapun inovasi – inovasi yang di adopsi petani ialah:
a. Meninggalkan penggunaan bahan kimia dengan beralih kebahan
organik.
b. Menggunakan metode bisnis plan
c. Kemasan produk yang lebih kreatif
d. Menggunakan sosial media dalam metode pemasaran
b. Responden 2
Adapun inovasi – inovasi yang di adopsi petani ialah:
a. Mengubah proses penggarapan manual menjadi penggunaan mesin
b. Mengubah proses panen manual menjadi penggunaan mesin
c. Mengubah sistem usaha tani dengan penggunaan pupuk kimia ke proses
alami.
c. Responden 3
Adapun inovasi-inovasi yang di adopsi petani ialah:
a. Mengubah proses penggarapan manual menjadi penggunaan mesin
b. Mengubah proses panen manual menjadi penggunaan mes
5.2 Proses Adopsi Inovasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari kedua responden, maka dapat
disimpulkan bahwa proses pelaksanaan kebijakan pertanian di Desa
Bontominasa, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Provinsi
Sulawesi Selatan itu dilaksanakan rutin setiap musim tanam atau 2 kali
setahun. Adapun adopsi yang dilakukan ialah Meninggalkan penggunaan
bahan kimia dengan beralih kebahan organik dan Proses adopsi ini berlaku
kepada semua petani yang ada desa tersebut. Adopsi ini disalurkan melalui
kelompok tani dari kantor desa yang kemudian menyalurkan kembali
kepada petani langsung untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Perencanaan yang ada di desa tesebut yaitu ingin mengembangkan inovasi
berupa bantuan pestisida yang belum memadai untuk disalurkan kepada
semua petani yang ada di Desa Bontominasa, Kecamaan Bulukumpa,
Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
5.3 Hubungan Key Informan dengan Petani
Dapat kita ketahu bahwa key informan ialah mereka yang mengetahui
dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti. Adapun hubungan key informan dengan petani ialah
yang peneliti jadikan sebagai Key Informan adalah Subjek ataupun individu,
masyarakat yang peneliti anggap mampu dan mengetahui permasalahan ini.
dimana responden atau orang yang akan diwawancarai yaitu seorang petani
yang berada di daerah setempat.
16

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktek lapang yang telah dilaksanakan di Desa
Bontominasa, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba yaitu sebagai
berikut :
Sistem perencanaan pembangunan pertanian oleh pemerintah dan
masyarakat tani yang ada di Desa Bontominasa, Kecamaan Bulukumpa,
Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan data yang
diperoleh yaitu ingin mengembangkan inovasi berupa bantuan pestisida yang
belum memadai untuk disalurkan kepada semua petani yang ada di desa tersebut.
6.2 Saran
Saran untuk kegiatan praktek lapang selanjutnya agar dilakukan persiapan
jauh hari agar kegiatan berjalan lancar tanpa terjadi hal-hal yang akan
menghambat berlangsungnya kegiatan praktek lapang.
1. Pemerintah
Pemerintah agar memperhatikan kebijakan yang sesuai kepada petani
agar bisa mengembangkan usahataninya secara maksimal.
2. Masyarakat
Masyarakat agar lebih aktif dalam kelompok tani agar dapat mengetahui
inovasi-inovasi terbaru yang bermanfaat bagi petani dan masyarakat.
3. Mahasiswa
Mahasiswa dalam menjalankan praktek lapang agar kiranya
melakukannya dengan maksimal dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari
kegiatan ini.
17

DAFTAR PUSTAKA

Mulachela, 2022. KomunikasiAdalah Definisi Unsur Dan Tujuannya


https://katadata.co.id/safrezi/berita/61de8d9d4a987/komunikasi-adalah-
definisi-unsur-dan-tujuannya. Diakses pada 17 Mei2023.

Mansyur S, 2019. faktor input produksi Pertanian Subsektor Tanaman di


Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 14 Nomor 1 diakses
tanggal 13 Mei 2023.

Nugroho,2015.https://www.kompasiana.com/hari121287/55003e4fa333115b735
102f4/konsep-inovasi-teknologi. Diakses pada 17 Mei 2023

Nurjannah, 2020. "Kebijakan Pertanian.


http://anakekp.blogspot.com//10/makalah-makalah-kebijakan
pertanian.html. diakses tanggal 13Mei 2023.

Turindra, 2019. Pengertian Komunikasi


https://repository.radenfatah.ac.id/5121/3/ BAB II.pdf/pengertian-
komunikasi. Di akses pada 17 Mei 2023

Syamsuddin, 2015. "Ruang Lingkup Kebijakan Pembangunan


".http://blogams alocmt.blogspot.com//ll/ruang lingkup kebiiakan
pembanguna html.Diakses tanggal 13 Mei 2023.

Suryanto, 2017. ”Kebijkaan pertanian Faktor


Pentin.https://groups.google.co m/my. diakses tanggal 13 Mei 2023.
17

LAMPIRAN

Responden 1 Responden 2

Anda mungkin juga menyukai