Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PRAKTEK PENGENALAN LAPANGAN


“USAHA PETANI MANGGIS DALAM MENUMBUHAN NILAI
EKONOMI MASYARAKAT DAERAH DI DESA TAMARENJA”

Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Matakuliah Antropologi


Ekonomi Dan Bisnis
Dosen Penganggung Jawab : Dr. Rosmawaty M,Si
Siti Hajar N. Aepu, S. Sos., M.Si
Dr. Rismawati, M. A

Di Susun Oleh:
KELAS C

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI


JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Puji syukur atas kehadirat allah swt karena
limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis bisa menyusun serta
menyelesaikan laporan kegiatan ppl.
Laporan ini merupakan hasil kegiatan yang telah dilakukan selama
melaksanakan ppl di desa Tamarenja kecamatan Sindue Tobata Kabupaten
Donggala. Pada pelaksanaan kegiatan ppl, semua bisa berjalan dengan lancar
karena bantuan serta dukungan berbagai pihak. Di kesempatan ini, penulis
memberikan ucapan terimakasih pada:
1. Kedua orangtua tercinta yang sudah memberikan dukungan moral dan
materil.
2. Ibu Dr. Rosmawaty, M.Si, ibu Siti Hajar N. Aepu, S. Sos., M.Si, dan
ibu Dr. Rismawati, M. A selaku dosen pengajar matakuliah
Antropologi Ekonomi dan Bisnis
3. Seluruh teman-teman seperjuangan dalam kegiatan PPL
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang sudah
membantu dalam pelaksanaan kegiatan ppl
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, sebagai akibatnya penyusun mengharapkan masukan berupa kritik
juga saran yang membangun sehingga laporan ini bermanfaat bagi seluruh pihak.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Palu, 5 Juni 2023

Penulis

i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK PENGENALAN LAPANGAN (PPL)
ANTROPOLOGI EKONOMI DAN BISNIS
Laporan praktek pengenalan lapangan mata kuliah Antropologi Ekonomi
Dan Bisnis dengan judul “Usaha Petani Manggis Dalam Menumbuhkann Nilai
Ekonomi Masyarakat Daerah Di Desa Tamarenja” disusun sebagai persyaratan
kelulusan mata kuliah Antropologi Ekonomi Dan Bisnis, oleh:
Nama kelompok : Kelompok 3 kelas C (Daftar nama anggota terlampir)
Tim Pengajar : 1. Dr. Rosmawaty, M.Si
2. Siti Hajar N. Aepu, S. Sos., M.Si
3. Dr. Rismawati, M. A
Semester : IV (Empat)
Program Studi : S1 Antropologi
Demikian laporan ini dibuat dengan sebenar-benarnnya.

Mengetahui
Ketua Kelompok, Dosen Penanggung Jawab

Muhammad Nirwan Dr. Rosmawaty, M.Si.


NIM: B 301 21 069 NIP. 195904241986032001

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Metode Penelitian 3
1.4 Teknik Pengumpulan Data 3
1.4.1 Observasi 3
1.4.2 Wawancara 3
BAB II KERANGKA KONSEPTUAL DAN TEORI.............................................5
2.1 Kerangka Konseptual 5
2.1.1 Petani 5
2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi 5
2.1.3 Masyarakat 6
2.2 Kajian Teori 7
2.2.1 Teori Sistem Pertanian (Agricultural Systems Theory) -
Marvin Harris 8
2.2.2 Teori Ekologi Budaya (Cultural Ecology Theory) - Julian
Steward 8
2.2.3 Teori Pertukaran Reciprocity (Reciprocity Theory) - Marcel
Mauss 9
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PPL.....................................................10
3.1 Geografi Penelitian 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................11
4.1 Analisis Data dan Temuan Penelitian 11
4.2 Hubungan Antara Usaha Petani Manggis dan Nilai Ekonomi
Masyarakat Daerah 12

iii
4.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Petani
Manggis Penelitian 13
BAB V PENUTUP.................................................................................................16
5.1 Kesimpulan 16
5.2 Saran 17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
LAMPIRAN .........................................................................................................19
Daftar Nama Kelas C 19
Pedoman Wawancara 21
Data Informan 23
Dokumentasi 24

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Tamarenja .....................................................................................10
Gambar 2 Dokumentasi Wawancara Pak Zhulkifli ...............................................24
Gambar 3 Dokumentasi Wawancara Ka Alwin.....................................................24
Gambar 4 Dokumentasi Wawancara Ibu Nursam dan Pak Piter...........................25
Gambar 5 Dokumentasi Kebun Manggis Ibu Nursam.................................25
Gambar 6 Dokumentasi Buah Manggis Yang Rusak............................................26
Gambar 7 Dokumentasi Buah Manggis Yang bisa di peram dan daun buah
manggis yang terkena hama ulat api............................................26
Gambar 8 Dokumentasi Kondisi Buah Manggis dan Pemanen.............................27

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian jangka
panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang
dialami dunia belakangan ini. Proses pertumbuhan ekonomi tersebut
dinamakan sebagai Modern Economic Growt. Pada dasarnya, pertumbuhan
ekonomi diartikan sebagai suuatu proses pertumbuhan output perkapita
dalam jangka panjang. Hal ini berarti dalam jangka panjang, kesejahteraan
tercermin pada peningkatan output perkapita yang sekaligus memberikan
banyak artenatif dalam mengkonsumsi barang dan jasa, serta diikuti oleh
daya beli masyarakat yang semakin meningkat.
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari produksi, distribusi, dan
konsumsi barang dan jasa dalam suatu masyarakat. Ini mencakup analisis
tentang bagaimana sumber daya langka digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia. Ekonomi melibatkan studi tentang
perilaku individu, bisnis, dan pemerintah dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Bisnis adalah kegiatan ekonomi yang melibatkan produksi, distribusi,
dan penjualan barang atau jasa dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Bisnis dapat berupa perusahaan individu, perusahaan berskala kecil atau
besar, atau organisasi nirlaba.
Bisnis berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara
atau daerah. Ini menciptakan lapangan kerja, menghasilkan pendapatan, dan
menyumbang pada pembangunan ekonomi melalui produksi dan investasi.
Hubungan antara ekonomi dan bisnis sangat erat. Bisnis dipengaruhi
oleh faktor-faktor ekonomi seperti permintaan pasar, kebijakan moneter,
dan kondisi ekonomi secara keseluruhan.
Antropologi ekonomi adalah cabang antropologi yang mempelajari
hubungan antara budaya, masyarakat, dan ekonomi. Dalam konteks petani
manggis di Desa Tamarenja, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, latar

1
belakang antropologi ekonomi dapat digunakan untuk memahami cara
hidup, pola kegiatan ekonomi, serta sistem nilai yang ada dalam komunitas
petani tersebut.
Desa Tamarenja terletak di Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala,
yang terletak di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Masyarakat di desa
tersebut mayoritas mengandalkan mata pencaharian sebagai petani, dengan
komoditas unggulan berupa manggis. Manggis adalah buah tropis yang
biasa digunakan sebagai bahan makanan dan memiliki nilai ekonomi yang
signifikan.
Dalam konteks antropologi ekonomi, para antropolog akan melakukan
penelitian dan observasi untuk memahami sistem ekonomi petani manggis
di Desa Tamarenja. Mereka akan mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan ekonomi, seperti pola tanam, teknik budidaya,
sistem pemasaran, serta pola distribusi hasil panen.
Antropolog juga akan mempelajari hubungan sosial dan budaya yang
ada di dalam komunitas petani manggis. Mereka akan melihat bagaimana
sistem nilai, tradisi, dan norma sosial mempengaruhi pengambilan
keputusan ekonomi, interaksi antar petani, serta peran gender dalam
kegiatan ekonomi tersebut.
Selain itu, antropologi ekonomi juga akan melihat bagaimana petani
manggis di Desa Tamarenja berinteraksi dengan lingkungan alam sekitar.
Mereka akan mempelajari pengetahuan lokal tentang pengelolaan tanah,
sumber daya alam, serta praktik-praktik berkelanjutan yang dilakukan oleh
petani dalam rangka mempertahankan keberlanjutan ekonomi dan
lingkungan.
Dengan memahami latar belakang antropologi ekonomi petani
manggis di Desa Tamarenja, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, kita
dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang kehidupan dan
kegiatan ekonomi mereka. Penelitian antropologi ekonomi ini dapat
membantu dalam merancang kebijakan yang lebih tepat guna untuk

2
mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, pelestarian lingkungan, serta
kesejahteraan masyarakat petani manggis di wilayah tersebut..

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas kami merumuskan masalah:
1. Bagaimana sistem ekonomi petani manggis di Desa Tamarenja?
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kegiatan ekonomi mereka,
seperti pola tanam, teknik budidaya, sistem pemasaran, dan pola
distribusi hasil panen?

1.3 Metode Penelitian


Dalam melakukan penelitian selama tiga hari dalam pelaksanaan PPL,
menggunakan metode penelitian Kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau menguraikan
suatu fenomena atau keadaan dengan menggunakan data yang tidak bisa di
ukur secara numerik, seperti wawancara, observasi, partisipan, dan analisis
dokumen.

1.4 Teknik Pengumpulan data


Ada beberapa teknik pengambilan data yang digunakan dalam
pelaksanaan PPL Di Desa Tamarenja, di antaranya:
1.4.1 Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data menggunakan
cara mengamati suatu kenyataan atau kejadian yang terjadi. Observasi,
dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Observasi
langsung merupakan observasi yang dilakukan secara langsung oleh
peneliti, sedangkan observasi tidak langsung artinya observasi yang
dilakukan oleh orang lain atau melalui media seperti foto dan video.
1.4.2 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengambilan data dengan cara
menanyakan pertanyaan secara langsung kepada responden atau

3
seseorang yang diklaim mempunya informasi yang dibutuhkan.
Wawancara dapat dilakukan secara individu atau kelompok.
Wawancara individu ialah wawancara yang dilakukan secara terpisah
kepada setiap responden, sedangkan wawancara kelompok merupakan
wawancara yang dilakukan pada sekolompok responden secara
bersama-sama.

4
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL DAN TEORI
2.1 Kerangka Konseptual
2.1.1 Petani
Pertanian memiliki arti penting dalam pembangunan
perekonomian. Sektor pertanian tidak saja sebagai penyediaan
kebutuhan pangan melainkan sumber kehidupan. Pertanian juga
merupakan sumber pendapatan ekspor serta pendorong dan penarik
tumbuhnya sektor-sektor ekonomi, dapat meningkatkan pertumbuhan
dan pemerataan ekonomi, mengatasi kemiskinan dan pengangguran
serta dapat mensejahterakan masyarakat.
Petani adalah masyarakat yang tinggal di pedesaan dan
hidupnya dengan bercocok tanam, terutama menggunakan alat
tradisional. Adiwilangga (1992) mengemukakan bahwa petani adalah
orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau
memelihara ternak dan hasilnya dijual guna untuk mencukupi
kebutuhan hidup.
Menurut Faizah (2005) petani adalah setiap orang yang
melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan
kehidupannya dibidang Sutomo (2004) petani adalah orang yang
menggarap, mengelola tanah milik sendiri bukan milik orang lain.
Menurut Van Aarsten (1953), pertanian adalah digunakannya
kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan atau hewan yang pada mulanya dicapai dengan jalan
sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan
oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan
tersebut.
2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang
menandakan berhasilnya pembangunan dalam suatu perekonomian

5
sebuah negara. Kemajuan suatu perekonomian ditentukan oleh
besarnya pertumbuhan output nasional.
Pertumbuhan ekonomi merupakan upaya peningkatan kapasitas
produksi untuk mencapai penambahan output, yang diukur
menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) maupun menggunakan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam suatu wilayah.
(Rahardjo, 2013).
Simon Kuznets (dalam Arsyad, 2010) menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas jangka panjang
dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang
ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas tersebut
dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian – penyesuaian
teknologi, institusional dan ideologi terhadap berbagai keadaan yang
ada.
Kuznets (dalam Todaro 2003) mengemukakan enam
karakteristik atau ciri proses pertumbuhan ekonomi yang bisa ditemui
di hampir semua negara yang sekarang maju sebagai berikut..

2.1.3 Masyarakat
Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang
berasal dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat
berasal dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan
berpartisipasi). Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling
bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu
kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-
warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain, masyarakat adalah
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu
rasa identitas bersama.
Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki
keempat ciri yaitu: 1) Interaksi antar warga-warganya, 2). Adat

6
istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas kuat yang mengikat
semua warga (Koentjaraningrat, 2009: 115-118).
Semua warga masyarakat merupakan manusia yang hidup
bersama, hidup bersama dapat diartikan sama dengan hidup dalam
suatu tatanan pergaulan dan keadaan ini akan tercipta apabila manusia
melakukan hubungan, Mac lver dan Page (dalam Soerjono Soekanto
2006: 22), memaparkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari
kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai
kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta
kebiasaan-kebiasaan manusia.
Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama untuk
jangka waktu yang cukup lama sehingga menghasilkan suatu adat
istiadat, menurut Ralph Linton (dalam Soerjono Soekanto, 2006: 22)
masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan
bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas sedangkan
masyarakat menurut Selo Soemardjan (dalam Soerjono Soekanto,
2006: 22) adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas,
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang
diikat oleh kesamaan.
Menurut Emile Durkheim (dalam Soleman B. Taneko, 1984: 11)
bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara
mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-
anggotanya.

2.2 Kajian Teori


Terdapat beberapa teori antropologi yang relevan dan tokohnya
yang dapat dihubungkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan usaha petani manggis di daerah Tamarenja.

7
2.2.1 Teori Sistem Pertanian (Agricultural Systems Theory) - Marvin
Harris
Teori Sistem Pertanian mempelajari hubungan antara manusia
dan sistem pertanian dalam konteks budaya, ekonomi, dan ekologi.
Teori ini menganggap pertanian sebagai sistem kompleks yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, ekonomi, politik, dan
lingkungan. Dalam konteks pembahasan, teori ini dapat digunakan
untuk memahami hubungan antara petani, pertumbuhan manggis, dan
faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhinya. Teori ini melibatkan
analisis tentang bagaimana petani memilih tanaman yang diusahakan
berdasarkan kebutuhan dan kondisi sosial, serta bagaimana faktor
ekonomi seperti harga dan akses pasar mempengaruhi keputusan
petani dalam budidaya manggis. Marvin Harris adalah seorang
antropolog terkenal yang mengembangkan teori Sistem Pertanian.

2.2.2 Teori Ekologi Budaya (Cultural Ecology Theory) - Julian Steward


Teori Ekologi Budaya mengkaji hubungan antara masyarakat
dan lingkungan alam mereka. Teori ini menekankan pentingnya
interaksi antara faktor-faktor ekologi dengan budaya manusia. Dalam
konteks pembahasan di atas, teori ini relevan karena menghubungkan
pertumbuhan manggis di Tamarenja dengan faktor-faktor lingkungan,
seperti penanaman, pemupukan, dan kecocokan tanah dengan tanaman
manggis. Pemilihan metode penanaman dan pemupukan yang tepat
juga dapat dikaitkan dengan pemahaman petani tentang lingkungan
alam di sekitar mereka. Teori ini juga mengakui perubahan budaya
yang dilakukan oleh petani sebagai respons terhadap tantangan
lingkungan, seperti ketidakberhasilan pertumbuhan manggis pertama
kali dan perubahan ke tanaman salak. Julian Steward adalah tokoh
utama dalam teori Ekologi Budaya.

8
2.2.3 Teori Pertukaran Reciprocity (Reciprocity Theory) - Marcel
Mauss
Teori Pertukaran Reciprocity mengkaji praktik pertukaran di
dalam masyarakat, dengan fokus pada pertukaran yang didasarkan
pada prinsip saling memberi dan menerima. Teori ini menekankan
pentingnya pertukaran sosial dan ekonomi dalam membangun dan
mempertahankan hubungan sosial. Dalam konteks pembahasan, teori
ini dapat diterapkan untuk memahami praktik pertukaran dalam
budidaya manggis di Tamarenja, seperti pertukaran benih atau
pemupukan yang melibatkan petani salak dan manggis. Teori ini juga
dapat membantu menjelaskan mengapa masyarakat setempat
menanam manggis untuk konsumsi pribadi, menunjukkan adanya
praktik pertukaran dalam lingkup keluarga atau komunitas.

9
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PPL
3.1 Geografi Penelitian
Desa Tamarenja merupakan salah satu desa yang berada dipedalaman
Kecamatan Sindue Tobata Kabupaten Donggala dengan luas 41,37 Km²
yang dikelilingi oleh gunung dan diapit oleh 2 buah sungai besar dan
didiami oleh 391 KK, sebanyak dengan 1.385 Jiwa (Laki-laki-711 Jiwa dan
Perempuan 674 Jiwa) penduduk yang tersebar di 3 (Tiga) Dusun.
Adapun mata pencaharian masyarakat Desa Tamarenja adalah
mayoritas sebagai petani ± 93 % dan selebihnya adalah Pedagang, tukang,
supir dan PNS.
Adapun Batas-batas Desa Tamarenja adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sindosa Kec. Sindue Tobata
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kaliburu Kecamatan Sindue
Tombusabora
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Parigi Mautong
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Batusuya Go’o
Kecamatan Sindue Tombusabora Desa Tamarenja berada diketinggian
antara 100-300 mdpl dengan suhu rata-rata 28°C dengan kelembaban dan
curah hujan yang cukup tinggi namun dengan kondisi demikian tidak
menyebabkan genangan air bila terjadi hujan. Dengan kondisi geografis
demikian, tingkat kesuburan tanah yang ada di desa tersebut cukup tinggi
sehingga sangat memungkinkan beberapa komoditi pertanian maupun
perkebunan tumbuh diatasnya.

Gambar 1 Peta Desa Tamarenja

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data dan Temuan Penelitian
Pertumbuhan manggis di Tamarenja dikatakan sangat baik. Faktor
penanaman dan pemupukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pertumbuhan manggis. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk
kandang seperti kotoran kambing dan sapi yang dicampur-campur. Hal ini
menunjukkan bahwa pemupukan secara organik dengan bahan alami telah
menjadi praktik umum di daerah tersebut.
Manggis pertama kali dibawa ke Tamarenja oleh orang tua dari
Selatan (Sengkang) yang juga merupakan asal-usul salak di daerah tersebut.
Namun, manggis tersebut berwarna coklat dan kemudian gugur setelah
diserang oleh hama. Akibatnya, petani di Tamarenja beralih menanam salak
yang dibawa oleh petani dari Selatan. Hal ini menunjukkan adanya
perubahan tanaman yang diusahakan oleh petani berdasarkan kondisi dan
tantangan yang dihadapi.
Metode penanaman manggis di Tamarenja dilakukan melalui
pembibitan dengan menanam biji. Proses pembibitan membutuhkan waktu
sekitar 1 bulan sebelum muncul tunas sekitar 2 cm. Pemupukan
menggunakan pupuk kandang menjadi pilihan utama karena dianggap
paling efektif, sementara penggunaan pupuk lainya seperti urea atau jenis
pupuk lainnya tidak seefektif pupuk kandang. Hal ini menunjukkan
pentingnya pemilihan metode penanaman dan jenis pupuk yang tepat dalam
budidaya manggis.
Manggis sangat cocok tumbuh di Tamarenja. Sebagian masyarakat di
sana telah beralih menanam manggis sebagai tanaman tambahan selain
salak. Beberapa petani bahkan menyisihkan sebagian kebun mereka, sekitar
satu hektar, untuk menanam manggis. Jumlah petani manggis diperkirakan
sekitar 20-30 orang di Tamarenja. Selain petani, banyak juga masyarakat
yang menanam beberapa pohon manggis di depan rumah mereka untuk

11
konsumsi pribadi. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran masyarakat akan
potensi dan manfaat ekonomi serta konsumsi dari tanaman manggis.
Produksi dan penjualan manggis dilakukan secara eceran atau melalui
pengepul dari Gorontalo. Harga manggis biasanya adalah 25 ribu rupiah per
kilogram. Manggis di Tamarenja berbuah secara musiman dengan periode
satu tahunan. Data ini menunjukkan bahwa manggis masih memiliki potensi
ekonomi yang cukup baik di daerah tersebut, dengan adanya pasar lokal dan
akses pengepul dari daerah sekitarnya.
Dalam keseluruhan, analisis data dan temuan penelitian menunjukkan
bahwa pertumbuhan manggis di Tamarenja sangat baik, metode penanaman
dan pemupukan berperan penting dalam keberhasilan budidaya manggis,
dan terdapat potensi ekonomi yang signifikan dari tanaman manggis di
daerah tersebut. Penelitian ini memberikan wawasan yang berharga
mengenai praktik budidaya manggis di Tamarenja serta memberikan dasar
pengetahuan yang dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut dalam
pengelolaan dan pemanfaatan potensi tanaman manggis di daerah tersebut.

4.2 Hubungan Antara Usaha Petani Manggis dan Nilai Ekonomi


Masyarakat Daerah
Hubungan yang erat antara usaha petani manggis dan nilai ekonomi
masyarakat di daerah Tamarenja. Beberapa aspek yang dapat menjelaskan
hubungan ini adalah sebagai berikut:
1) Diversifikasi Tanaman: Sebagian masyarakat di Tamarenja telah
beralih menanam manggis sebagai tanaman tambahan selain salak.
Hal ini menunjukkan adanya upaya diversifikasi pertanian yang
dilakukan oleh petani untuk meningkatkan penghasilan dan
keberagaman produksi. Dengan menanam manggis, petani dapat
menghasilkan dan menjual dua jenis buah yang berbeda, yaitu
manggis dan salak, yang dapat meningkatkan nilai ekonomi mereka.
2) Penambahan Luas Tanaman: Beberapa petani di Tamarenja
menyisihkan sebagian satu hektar kebun mereka untuk menanam

12
manggis. Tindakan ini menunjukkan bahwa petani melihat potensi
ekonomi yang cukup besar dalam budidaya manggis. Dengan
menambah luas tanaman manggis, mereka dapat meningkatkan
volume produksi dan penjualan, yang berdampak positif pada nilai
ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
3) Jumlah Petani Manggis: Jumlah petani manggis di Tamarenja
diperkirakan sekitar 20-30 orang. Jumlah ini menunjukkan bahwa
usaha budidaya manggis telah melibatkan sejumlah petani di daerah
tersebut. Dengan adanya lebih banyak petani yang terlibat, potensi
ekonomi masyarakat di Tamarenja dapat meningkat melalui
peningkatan produksi dan penjualan manggis.
4) Konsumsi Pribadi: Selain penjualan, banyak juga masyarakat yang
menanam beberapa pohon manggis di depan rumah mereka untuk
konsumsi pribadi. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat setempat
mengakui nilai ekonomi dan kualitas gizi manggis sebagai buah yang
dikonsumsi langsung. Konsumsi pribadi ini dapat memberikan
manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat, dengan mengurangi
biaya pembelian manggis dari pasar dan meningkatkan keberagaman
makanan yang tersedia
Dengan demikian, usaha petani manggis di Tamarenja memiliki
dampak yang signifikan terhadap nilai ekonomi masyarakat setempat.
Dengan meningkatnya produksi dan penjualan manggis, diversifikasi
tanaman, penambahan luas tanaman, serta konsumsi pribadi, usaha petani
manggis berpotensi meningkatkan pendapatan petani dan secara luas
berkontribusi pada ekonomi lokal di daerah tersebut.

4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Petani


Manggis
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha petani
manggis di daerah Tamarenja. Berikut adalah faktor-faktor tersebut:

13
1) Pemupukan yang Tepat: Pemupukan yang tepat menggunakan pupuk
kandang, seperti kotoran kambing dan sapi yang dicampur-campur,
menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan usaha petani
manggis. Pupuk kandang dianggap paling efektif dalam memperkaya
nutrisi tanah dan memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan
manggis. Sebaliknya, penggunaan pupuk urea atau jenis pupuk
lainnya yang tidak cocok dapat menyebabkan kematian pohon
manggis. Oleh karena itu, pemahaman tentang pemupukan yang tepat
sangat penting bagi petani dalam mencapai keberhasilan usaha
manggis.
2) Metode Penanaman yang Efektif: Metode penanaman manggis
melalui pembibitan dengan menanam biji telah digunakan di
Tamarenja. Proses pembibitan membutuhkan waktu sekitar 1 bulan
sebelum muncul tunas sekitar 2 cm. Penting bagi petani untuk
memahami dan menerapkan metode penanaman yang efektif untuk
memastikan pertumbuhan optimal dan produktivitas pohon manggis.
Penggunaan metode pembibitan yang benar dan pemilihan bibit
berkualitas dapat mempengaruhi keberhasilan usaha petani manggis.
3) Penanganan Hama dan Penyakit: Penanganan hama dan penyakit
menjadi faktor penting dalam keberhasilan usaha petani manggis.
Dalam penelitian tersebut, disebutkan bahwa manggis pertama kali di
Tamarenja gugur setelah diserang oleh hama. Untuk menghindari
kerugian yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit, petani
perlu mengenali jenis hama dan penyakit yang umum menyerang
manggis dan menerapkan tindakan pengendalian yang tepat, seperti
penggunaan pestisida alami atau metode pengendalian organik.
4) Pengelolaan Usaha dan Pemasaran: Keberhasilan usaha petani
manggis juga dipengaruhi oleh pengelolaan usaha yang baik dan
strategi pemasaran yang efektif. Petani perlu memiliki pengetahuan
tentang manajemen kebun manggis, termasuk pemilihan varietas yang
tepat, perencanaan penanaman yang matang, pemantauan

14
pertumbuhan tanaman, dan pemeliharaan yang baik. Selain itu, petani
juga perlu mempertimbangkan strategi pemasaran yang tepat untuk
menjual buah manggis mereka dengan harga yang menguntungkan,
baik melalui pengepul maupun penjualan langsung kepada konsumen.
Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, petani manggis di
Tamarenja memiliki peluang yang lebih besar untuk mencapai keberhasilan
usaha mereka. Memiliki pemahaman yang baik tentang pemupukan, metode
penanaman, penanganan hama dan penyakit, serta pengelolaan usaha dan
pemasaran yang efektif dapat memberikan keuntungan kompetitif dan
meningkatkan keberhasilan usaha petani manggis di daerah tersebut.

15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penenelitian dan pembahasan maka di Tarik suatu
kesimpulan bahwa masyarakat yang menjadi petani manggis di desa
Tamarenja kecamatan Sindue kabupaten Donggala diperkirakan sekitar 20-
30 orang, yang di mana Sebagian sudah di tanam oleh orang tua mereka
dahulu dan ada beberapa masyarakat yang baru memulai menanam buah
manggis karena harganya yang cukup tinggi. Dalam penelitian ini kita
melihat dari tiga focus peneltian yaitu, produksi, komsumsi dan distribusi,
yang dimana focus ini menjadi tujuan utama dalam penelitian kita tentang
buah manggis.
Pada tahap produksi, metode penanaman manggis di Tamarenja
dilakukan melalui pembibitan dengan menanam biji. Pemupukan
menggunakan pupuk kandang dianggap efektif, sementara penggunaan
pupuk urea membutuhkan biaya lebih. Pemilihan metode penanaman dan
jenis pupuk serta perawatan yang tepat menjadi kunci dalam budidaya
manggis.
Tahap distribusi, pada tahap ini penjualan buah manggis dilakukan
secara eceran atau melalui pengepul dari Gorontalo. Harga manggis
biasanya sekitar 25 ribu rupiah per kilogram. Manggis berbuah secara
musiman dengan periode satu tahunan, menunjukkan potensi ekonomi yang
baik di daerah tersebut.
Tahap komsumsi di mana Sebagian hasil panen yang mereka dapatkan
itu di komsumsi oleh mereka sendiri dan juga di jadikan sebagai obat, yang
di mana kulit buah manggis sangat bermanfaat dan dapat di jadikan obat
Kesehatan. Adapun sisa dari hasil penjualan yang tidak habis akan di
bagikan ke tetangga atau keluarga.
Analisis data dan temuan penelitian menunjukkan bahwa
pertumbuhan manggis di Tamarenja sangat baik, metode penanaman dan
pemupukan berperan penting dalam keberhasilan budidaya manggis, dan

16
terdapat potensi ekonomi yang baik dari tanaman manggis di daerah
tersebut. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha
petani manggis di Tamarenja meliputi pemupukan yang tepat, metode
penanaman yang efektif, penanganan hama dan penyakit, serta pengelolaan
usaha dan pemasaran yang baik. Dengan memperhatikan faktor-faktor
tersebut, petani manggis di Tamarenja memiliki peluang yang lebih besar
untuk mencapai keberhasilan usaha mereka.

5.2 Saran
Saran dari kami yaitu sebaiknya pemerintah desa lebih memperhatikan
petani manggis untuk pembudidayaan buah manggis dengan mengadakan
sosialisasi ataupun kegiatan pelatihan tentang budidaya buah manggis
kepada masyarakat, agar buah manggis dapat menjadi sumber mata
pencaharian masyarakat setempat bukan hanya buah saalak dan kelapa yang
menjadi komuditi utama yang ada di desa tamarenja.

17
DAFTAR PUSTAKA
Steward, J. H. (1955). Theory of Culture Change: The Methodology of
Multilinear Evolution. University of Illinois Press.
Harris, M. (1985). Good to eat: Riddles of food and culture. Simon and Schuster.
Mauss, M. (1990). The gift: The form and reason for exchange in archaic
societies. Routledge
.

18
LAMPIRAN
DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK
Daftar Nama Mahasiswa Kelas C PPL di Desa Tamarenja kecamatan
Sindue Tobata Kabupaten Donggala
No Nama Stambuk
1 Muhammad Nirwan B301 21 096
2 Astasya Azahra B301 21 135
3 Aqsal B301 21 078
4 Faturrahman B301 21 069
5 Muslimah A. Kidu B301 21 138
6 Ina Merisna Yanti B301 21 048
7 Lutfia B301 21 039
8 Ega Fadhilah B301 21 123
9 Nur Ifansyah B301 21 045
10 Moh. Riski Safaat B301 21 024
11 Ahmat Randika B301 21 132
12 Susianti B301 21 075
13 Afril Kadoi B301 21 111
14 I Kd Dwi Putra Nakula B301 21 057
15 Merni Baduge B301 21 090
16 Michelle Dey Natalie B301 21 102
17 Riska Alfiani B301 21 030
18 Haerul Yakin B301 21 084
19 Alfa Aran Dagolemba Kambodji B301 21 093
20 Restu Mulya Rahmawati B301 21 033
21 Jurana Isa B301 21 003
22 Siti Adira B301 21 105
23 Ahmad Riandi B301 21 141
24 Rifkiadi B301 21 042

19
25 Icha Refiana B301 21 117
26 Moh. Reza Mahendra B301 21 063
27 Husain Fitta B301 21 161
28 Mutifa Ramadhani B301 21 129
29 Aderia Pangati B301 21 108
30 Fakhirah Amalia Pratiwi B301 21 006
31 Faisal B301 19 131
32 Marni B301 21 018
33 Fitri A Butudoka B301 21 009
34 Hasmal B301 21 158
35 Abd. Salam Iwantira B301 21 051
36 Muh. Rahmat B301 21 036
37 Zahra Sagita R B301 21 015

20
PEDOMAN WAWANCARA
A. Aspek Tekno and Veromental System
1. Kapan bapak/ibu memasarkan hasil usahanya?
2. Mengapa bapak/ibu memilih waktu tersebut untuk pemasaran?
3. Tempat mana yang digunakan bapak/ibu untuk pemasaran?
4. Mengapa memilih tempat itu untuk pemasaran?
5. Berapa hasil yang diperoleh setiap kali melakukan pemasaran?
6. Peralatan apa saja yang digunakan untuk melakukan aktifitas?
7. Dari mana bapak/ibu memperoleh peralatan tersebut?
8. Berapa modal yang digunakan untuk melakukan pemasaran?
9. Dari mana memperoleh modal tersebuut?
10. Untuk apa saja modal tersebuut digunakan?

B. Aspek sociological system


1. Selama ke pasar siapa yang bertugas di rumah?
2. Apa saja yang dilakukan anggota keluarga selama bapak/ibu ke pasar?
3. Bagaimana cara agar bapak/ibu dapat berangkat ke pasar?
4. Apa saja bapak/ibu lakukan agar dapat transportasi ke tempat
pemasaran?
5. Dengan pedagang siapa saja bapak/ibu sering berdagang?
6. Mengapa bapak/ibu memilih pedagang sedaerah untuk bersaama?
7. Mengapa bapak/ibu bersikap baik kepada pembeli?
8. Bagaimana bapak/ibu melayani pembeli?
9. Bagaimana hasil pemasaran yang tersisa, di mana bapak/ibu
menyimpannya?

C. Aspek Ideological system


1. Hasil ladang apa saja yang dipasarkan?
2. Berapa banyak hasil ladang yang dipasarkan?
3. Mengapa memasarkan hasil ladang dalam jumlah tersebut?

21
4. Dari mana saja anda memperoleh informasi tentang perkembangan
usaha dari hari ke hari?
5. Hasil pemasaran yang digunakan untuk apa saja
6. Bagaimana resiko penjualan?

22
DATA INFORMAN

1. Nama : Nursam
Umur : 37
Pendidikan Terakhir : S1 PGSD
Pekerjaan : Petani Cengkeh, salak, Manggis

2. Nama : Piter
Umur : 69
Pendidikan Terakhir :-
Pekerjaan : Petani Cengkeh, salak, Manggis

3. Nama : Alwin
Umur : 30
Pendidikan Terakhir :-
Pekerjaan : Kaur

4. Nama : Zulkifli
Umur : 47
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Pengepulm Pedagang

23
DOKUMENTASI

Gambar 2 Dokumentasi Wawancara Pak Zhulkifli

Gambar 3 Dokumentasi Wawancara Ka Alwin

24
Gambar 4 Dokumentasi Wawancara Ibu Nursam & Pak Piter

Gambar 5 Dokumentasi Kebun Manggis Ibu Nursam

25
Gambar 6 Dokumentasi Buah Manggis Yang Rusak (nantanasi : keras )

Gambar 7 Dokumentasi buah manggis yang bisa di peram dan daun buah
manggis yang terkena hama ulat api

26
Gambar 8 Dokumentasi Kondisi Buah Manggis dan Pemanenan

27

Anda mungkin juga menyukai