Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN INDIVIDU KERJA SOSOAL

INDIKATOR-INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI

KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI DESA MARGA TABANAN

Penyususn :

Nama : Ida Bagus Putu Darma Sena

Nim : 19.0123.0.04.331

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAHENDRADATTA

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kerja Sosial Desa : Marga, Tabanan

Judul Penelitian : Indikator-Indikator yang Mempengaruhi

Kesejahteraan Petani di Desa Marga Tabanan

Penyusun : Ida Bagus Putu Darma Sena

Disetujui pada tanggal : … September 2022

Oleh :

Ketua Prodi Dosen Pembimbing

(I Nyoman Wahyu Widiana, S.E., M.Si) (Dr.Ni Made Yudhaningsih, S.E., M.M.)
NIK. … NIK. …

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang

Hyang Widhi Wasa yang sudah melimpahkan rahmat-Nya, kepada kami sehingga

kami mampu merampungkan pembuatan tugas individu dalam kegiatan kerja

sosial yang dilaksanakan oleh Universitas Mahendradatta di Desa Marga, Tabanan

dengan judul “Indikator-Indikator yang Mempengaruhi Kesejahteraan Petani di

Desa Marga Tabanan “. Tugas ini ditulis dalam upaya memenuhi salah satu tugas

Laporan Kerja Sosial prodi Manajemen Sumber Daya Manusia, Fakultas

Ekonomi, Universitas Mahendradatta.

Tidak sedikit kendala yang dihadapi penulis didalam proses

penyelesaiainnya, namun karena bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai

pihak baik moril atau material, sehingga kendala itu menjadi tidak terlalu berarti.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada

pihak-pihak berikut:

1. Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra

Suyasa III,S.E.,(M.Tru)M.Si, selaku Pembina Universitas Mahendradatta

2. Dr. Shri I Gusti Ngurah Wira Wedawitry Wedastera Suyasa, S.Sos., S.H.,

M.H., selaku Ketua Yayasan Universitas Mahendradatta

3. Dr. Ni Ketut Wiratny, S.H.,M.H., Rektor Universitas Mahendradatta.

4. Dr. Ni Made Yudhaningsih,S.E.,M.M, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Mahendradatta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing, yang telah

mengorbankan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam proses bimbingan.

iii
5. I Nyoman Wahyu Widiana, S.E., M.Si, Ketua Program Studi Manajemen

Sumber Daya Manusia Universitas Mahendradatta

6. Dr. A.A. Ngr. Ag. Wira Bima Wikrama,ST.,M.Si, Ketua LPPM Universitas

Mahendradatta.

7. Ni Luh Kardini,S.E., M.M., Ketua Panitia Kerja Sosial 2022 Universitas

Mahendradatta.

8. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Universitas Mahendradatta, atas ilmu

yang di berikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat bermanfaat.

9. I Wayan Wiryanata, selaku Kepala Desa Desa Marga Dauh Puri.

10. Para petani dan semua masyarakat Desa Marga Dauh Puri, terima kasih sudah

mengijinkan melakukan penelitian dan meluangkan waktunya kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.

11. Kedua orang Tua tercinta, bapak Ida Bagus Alit Manuaba dan ibu Gusti Ayu

Suartini Ariani, yang telah memberikan motivasi, yang selalu mendoakan saya

serta memberikan dukungan berupa moril dan material sehingga penulisan

tugas ini dapat berjalan dengan lancar.

12. Semua pihak yang berjasa dan banyak membantu baik dalam perjalanan,

pendidikan maupun dalam penyususnan tugas individu ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan

individu ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapakan kritik dan saran.

Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkepentingan.

Gianyar, 3 September 2022

iv
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indikator apa saja yang


mempengaruhi kesejahteraan petani padi di Desa Marga, Tabanan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yang
bersifat deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
observasi, wawancara dan dokumentasi secara langsung dengan narasumber yang
terkait. Data yang didapat kemudian diolah dalam bentuk kata-kata atau teks serta
tabel lalu yang dijelaskan dalam bentuk deskripsi. Hasil Penelitian ini
menunjukkan bahwa kinerja kesejahteraan petani padi dalam penelitian ini
digambarkan oleh beberapa indikator yaitu luas lahan, pengalaman usaha tani
padi, harga jual padi, permintaan padi, persaingan penjualan padi, penggunaan
tenaga kerja (buruh tani), kontribusi pendapatan usahatani terhadap pendapatan
keluarga, tingkat ketahanan pangan rumah tangga, dan kemampuan daya beli.
Dari indikator tersebut menunjukkan hasil bahwa kesejahteraan petani padi di
Desa Marga relatif tergolong masih baik. Sampai saat ini sektor pertanian
terutama usahatani padi masih menjadi komoditas utama pencaharian masyarakat
di Desa Marga meskipun harga jual padi mengalami penurunan tapi masyarakat
setempat masih menggarap lahan sawahnya dengan ditanami padi.

Kata kunci : Kesejahteraan, Petani, Padi

v
DAFTAR ISI

(halaman)

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................. v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4

1.3 Tujuan ............................................................................................ 4

1.4 Manfaat .......................................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Teori Kesejahteraan Masyarakat .................................................... 6

2.2 Indikator Kesejahteraan ................................................................. 7

2.3 Penetapan Harga Jual Padi ............................................................. 8

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ..................................................................... 11

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 13

3.3 Objek Penelitian ............................................................................. 14

vi
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 14

3.5 Metode Analisis Data ..................................................................... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 16

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 22

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ........................................................................................ 25

5.2 Saran ............................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Luas Lahan Petani Padi Desa Marga ..................................... 17

Tabel 4.2 Pengalaman usahatani Petani Padi Desa Marga ................... 17

Tabel 4.3 Rata-rata Penggunaan Buruh Tani Per Hektar Dalam 1 Musim

Tanama ................................................................................... 20

Tabel 4.4 Pendapatan Rata-rataUsahatani Padi Desa Marga ................. 20

Tabel 4.5 Pendapatan Petani Non Usahatani Padi ................................. 21

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian ................................................................. 13

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Dokumentasi Penelitian

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini dunia tengah dihadapkan pada permasalahan dibidang

kesehatan yaitu menyebarnya wabah virus covid-19. Salah satu dampak dari

penyebaran covid-19 ini yaitu berdampak pada sektor pertanian di Indonesia

baik dari sisi perdagangan, harga, serta menurunnya tingkat pendapatan

petani. Seperti diketahui bahwa Indonesia merupakan negara agraris, artinya

sektor pertanian dalam pembangunan nasional memegang peranan penting

yaitu menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk. Selain tanaman

pangan, perkebunan juga memiliki peran penting dalam menunjang

pendapatan negara, salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai nilai

ekonomis yang tinggi adalah padi. Padi merupakan salah satu komoditas

tanaman penting di Indonesia. Peran padi bagi masyarakat cukup besar

karena aktifitas produksi dan pemasarannya melibatkan sejumlah penduduk

untuk mendapatkan penghasilan dan pekerjaan. Jadi petani padi merupakan

sumber daya manusia yang menjadi tulang punggung pembangunan

ekonomi, khususnya disektor pertanian. Untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas produksi padi agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen, sumber

daya manusia sebagai pelaku utama didalam pembudidayaan perlu

dioptimalkan.

Salah satu unsur kesejahteraan petani adalah kemampuan daya beli

dari pendapatan petani untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran rumah

tangga petani. Peningkatan kesejahteraan dapat diukur dari peningkatan

1
daya beli pendapatan untuk memenuhi pengeluaran tersebut. Semakin tinggi

daya beli pendapatan petani terhadap kebutuhan konsumsi maka semakin

tinggi nilai tukar petani dan berarti secara relatif lebih sejahtera. Nilai tukar

petani berkaitan dengan kekuatan relatif daya beli komoditas hasil pertanian

yang dihasilkan atau dijual petani dengan barang dan jasa yang dibeli

maupun dikonsumsi petani.

Kabupaten Tabanan merupakan salah satu dari tiga kabupaten sentra

produksi padi sawah yang ada di Provinsi Bali, dimana dua diantaranya

yaitu Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Gianyar. Salah satu Desa yang

menjadikan pertanian sebagai sumber matapercaharian masyarakatnya

adalah Desa Marga Dauh Puri yang terletak di Kecamatan Marga Kabupaten

Tabanan. Berdasarkan keterangan dari Bapak I Wayan Wiryanata selaku

Kepala Desa Marga Dauh Puri, desa ini memiliki kurang lebih 154 hektar

lahan persawahan dari 190 hektar luas total wilayah Desa Marga Dauh Puri,

yang akan memberikan peluang penyerapan tenaga kerja disaat tergarapnya

semua lahan persawahan tersebut. Dari keterangan yang disampaikan oleh

Bapak Kepala Desa pada saat pemaparan materi Kerja Sosial yang

diselenggarakan di Wantilan Taman Pujaan Bangsa Margarana, beliau

menyebutkan bahwa kebanyakan 70% warga Desa Marga merupakan petani

dan saat ini banyak warga desa yang masih berusia muda yang dahulu

bekerja di sektor pariwisata beralih menjadi petani karena dampak covid-19

yang menyebabkan penyempitan lapangan pekerjaan.

Masyarakat di Desa Marga lebih banyak menanam lahan sawahnya

dengan tanaman padi. Petani padi di desa ini secara turun-temurun telah

2
menjalankan usahatani padi dan lebih banyak memberikan kontribusi

sumbangan terhadap pendapatan keluarga petani dalam memenuhi

kebutuhan dan menjaga kelangsungan hidup mereka dibandingkan dengan

kegiatannya dibidang selain pertanian padi. Usahatani padi dapat

memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatn keluarga. Hasil

observasi di lapangan yang telah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa

harga jual padi saat ini di masa pandemi covid-19 telah mengalami

penurunan. Adanya fenomena penurunan harga jual padi tersebut tentu saja

akan berdampak pada kesejahteraan petani padi itu sendiri.

Dengan melihat fenomena yang dialami oleh petani padi di Desa

Marga, menarik bahwa selama masa pandemi covid-19 terjadi perubahan

harga jual padi dari petani ke tengkulak dan harga jual padi ini diketahui

cenderung menurun karena pendapatan pembeli di masa covid-19 juga

menurun dan cenderung berhemat. Fenomena inilah yang menjadi

ketertarikan peneliti untuk mengungkap turunnya harga padi dimasa

pandemi covid-19 yang tentunya akan berdampak terhadap kesejahteraan

petani padi di Desa Marga. Dengan mengacu pada latar belakang yang

peneliti uraikan diatas, maka dalam penelitian ini peneliti menentukan topik

penelitan dengan judul “Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Kesejahteraan

Petani Padi di Desa Marga, Tabanan”

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Indikator apa saja yang mempengaruhi kesejahteraan petani padi di Desa

Marga, Tabanan ?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang telah

dijabarkan adalah sebagai berikut :

Mengetahui Indikator apa saja yang mempengaruhi kesejahteraan petani

padi di Desa Marga, Tabanan.

1.4 Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam berbagai

aspek serta bagi berbagai pihak, yaitu sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan bagi mahasiswa

tentang indikator-indikator kesejahteraan dalam pertanian, sehingga

dapat diperoleh gambaran mengenai kesesuaian antara fakta di lapangan

dengan permasalahan yang di teliti. Hasil penelitian ini juga diharapkan

bermanfaat sebagai bahan referensi dalam penelitian-penelitian lebih

lanjut bagi yang membutuhkan serta menambah pembendaharaan

perpustakaan bagi universitas.

4
2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

serta bahan pertimbangan bagi petani padi di Desa Marga secara khusus

dan petani di seluruh Bali secara umum dalam pengelolaan sumber daya

pertanian serta mengetahui indikator yang perlu diperhatikan dalam

mewujudkan kesejahteraan.

5
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Teori Kesejahteraan Masyarakat

Menurut Undang-undang No.11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan

Masyarakat, dikatakan bahwa kesejahteraan masyarakat adalah kondisi

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar

dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat

melaksanakan fungsi sosialnya. Kesejahteraan social dapat didefinisikan

sebagai suatu kondisi kehidupan individu dan masyarakat yang sesuai

dengan standar kelayakan hidup yang dipersepsi masyarakat. Tingkat

kelayakan hidup dipahami secara relatif oleh berbagai kalangan dan latar

belakang budaya, mengingat tingkat kelayakan ditentukan oleh persepsi

normatif suatu masyarakat atas kondisi sosial, material, dan psikologis

tertentu. Kesejahteraan pada intinya mencakup tiga hal yaitu (Damayanti,

2015) :

1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya

kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial.

2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga

kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang

menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.

3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir

untuk mencapai sejahtera.

6
2.2 Indikator Kesejahteraan

Indikator kesejahteraan dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu sebagai

berikut :

1. Penduduk, menjadi salah satu faktor yang paling penting karena dengan

kemampuan yang dimiliki mereka dapat mengelola sumber daya alam

yang ada sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara

berkelanjutan.

2. Pendidikan, majunya suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi tingkat

pendidikan masyarakatnya. Di mana semakin tinggi pendidikan maka

bangsa tersebut juga semakin maju, sehingga diharapkan tingginya

pendidikan tersebut dapat memberikan dampak yang baik terhadap

kesejahteraan masyarakat.

3. Kesehatan, salah satu indikator kesejahteraan masyarakat dalam hal

kualitas fisik adalah kesehatan dan gizi, di mana hal ini dapat digunakan

untuk melihat peningkatan kesehatan berdasarkan ketersediaan saran

prasarana kesehatan, jenis pengobatan, dan pertolongan lainnya.

4. Ketenagakerjaan, aspek ini menjadi salah satu aspek terpenting untuk

melihat tingkat kesejahteraan masyarakat yang ada, dengan indikator

keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan di antaranya Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK).

5. Konsumsi dan Pengeluaran Rumah Tangga, aspek ini juga termasuk

salah satu aspek yang penting karena semakin tinggi pendapatan maka

pengeluaran rumah tangganya akan ikut meningkat. Di mana yang

7
tadinya pengeluaran hanya digunakan untuk makan tetapi ketika

pendapatan meningkat maka akan ada juga pengeluaran bukan untuk

makanan.

6. Tempat Tinggal dan Lingkungan, kualitas rumah sebagai tempat tinggal

umumya dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga,

di mana kualitas tersebut ditentukan dari fisik rumah tersebut. Fasilitas

lainnya dapat mencerminkan kesejahteraan rumah tangga tersebut

antaranya luas rumah, sumber air minum yang digunakan, saluran

sanitasi, dan lain- lain.

7. Sosial, indikator sosial lainnya untuk melihat kesejahteraan suatu

masyarakat dapat juga dilihat dari seberapa sering orang tersebut

melakukan perjalanan wisata atau menikmati hiburan, cara orang

tersebut mendapatkan informasi misalnya mengakses internet, menonton

televisi, mendengarkan radio ataupun membaca surat kabar.

2.3 Penetapan Harga Jual Padi

Penetapan harga merupakan salah satu keputusan terpenting dalam

pemasaran. Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang

mendatangkan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan

ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan

timbulnya biaya (pengeluaran). Disamping itu, harga merupakan unsur

bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat.

Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau

ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar

8
memperoleh hak kepemilikan atau pengguna suatu barang atau jasa. Tingkat

harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa indikator, antara lain :

1. Kondisi perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang

berlaku. Pada periode resesi misalnya, merupakan suatu periode dimana

harga berada pada suatu tingkat yang lebih rendah.

2. Penawaran dan permintaan; permintaan adalah sejumlah barang yang

dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya tingkat

harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta akan

semakin besar. Sedangkan penawaran adalah merupakan kebalikan dari

permintaan, yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu

tingkat harga tertentu. Pada umumnya, harga yang lebih tinggi medorong

jumlah yang ditawarkan sebelumnya.

3. Elastisitas permintaan; sebenarnya sifat permintaan pasar ini tidak hanya

mempengaruhi penentuan harganya tetapi juga mempengaruhi volume

yang dapat dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume

penjualan ini berbanding terbalik, artinya jika terjadi kenaikan harga

maka penjualan akan menurun dan sebaliknya.

4. Persaingan; harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh

keadaan persaingan yang ada. Barang-barang dari hasil pertanian padi

misalnya, dijual dalam keadaan persaingan murni (pure competition).

5. Biaya; biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu

tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan

kerugian, begitupun sebaliknya.

9
6. Tujuan perusahaan; tujuan-tujuan yang hendak dicapai antara lain : laba

maksimum, volume penjualan tertentu, penguasaan pasar, kembalinya

modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.

7. Pengawasan pemerintah; juga merupakan faktor penting dalam

penentuan harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat berbentuk

seperti penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga,

serta praktik-praktik lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha

kearah monopoli.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian yang bertujuan

untuk mengungkap semua fenomena yang berkaitan dengan indikator-

indikator yang mempengaruhi kesejahteraan petani di Desa Marga Tabanan.

Dengan melihat fenomena yang telah diuraikan sebelumnya pada latar

belakang, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

“kualitatif fenomenologi”. Pendekatan “kualitatif fenomenologi” dilakukan

dengan mengungkap semua proses etik yang ada dalam suatu fenomena

sosial dan mendeskripsikan kejadian proses sosial apa adanya, dengan

menguraikan interpretasi atas suatu pengalaman dan memberikan arti dari

pengalaman yang dirasakan oleh orang-orang.

Pendekatan “kualitatif fenomenologi” dilakukan dengan mengungkap

semua proses etik yang ada dalam suatu fenomena sosial dan

mendeskripsikan kejadian proses sosial apa adanya, dengan menguraikan

interpretasi atas suatu pengalaman dan memberikan arti dari pengalaman

yang dirasakan oleh orang-orang. Tentunya lebih ditekankan pada kondisi

alami, kerja lapangan dengan instrument utamanya peneliti itu sendiri dan

lebih banyak pengungkapan yang bersifat deskriptif, dimana yang menjadi

perhatian adalah fenomena-fenomena yang nampak maupun gejala-gejala

yang melatar belakangi suatu keadaan berdasarkan pemahaman subjektif

dari peneliti sendiri. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan memahami respon

akan keberadaan manusia atau masyarakat serta pengalaman yang dipahami

11
dalam berinteraksi. Dalam melakukan penelitian ini, tentunya peneliti harus

memperhatikan hal-hal seperti sikap, karakteristik, cara pandang petani padi

di Desa Marga. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan tujuan supaya tidak

terjadi kesalahpahaman pada saat melakukan penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, keberadaan seorang peneliti untuk hadir

dan terlibat langsung di lapangan dalam mengumpulkan berbagai informasi

yang dijadikan sebagai bahan penelitian merupakan sebuah keharusan dan

mutlak dilakukan. Hal ini dikarenakan seorang peneliti bertindak sebagai

instrumen dan sekaligus sebagai pengumpul data. Kedudukan seorang

peneliti dalam penelitian kualitatif diasumsikan sebagai perencana,

pelaksana pengumpul data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi

pelapor hasil penelitian. Oleh karena itu kehadiran seorang peneliti di lokasi

penelitian sangatlah penting untuk diperhatikan karena berkaitan erat dengan

aktivitas peneliti sendiri di lapangan. Sehingga untuk kepentingan dalam

penelitian ini maka peneliti harus berupaya dapat menciptakan hubungan

dan komunikasi yang baik serta harmonis dengan subyek yang diteliti.

Disamping itu dalam penelitian kualitatif factor kesungguhan, ketekunan,

ketelitian, kesabaran dalam mengumpulkan informasi sangatlah dibutuhkan.

Kehadiran peneliti sendiri di lapangan dalam konteks penelitian ini

dimaksudkan supaya peneliti bisa lebih memahami secara lebih detail hal-

hal yang terkait dengan realitas atau fenomena yang terjadi di lapangan

terutama fenomena di Desa Marga yang berkaitan dengan kehidupan para

petani padi di desa tersebut.

12
Dalam penelitian ini ada tiga tahapan yang peneliti gunakan untuk

menganalisis data penelitian yaitu (1) Reduksi Data (data reduction); (2)

Paparan Data (data display); (3) Penarikan Simpulan dan Verifikasi

(conclusion drawing/verifying). Berikut gambar dari tahapan analisis data

penelitian.

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

Data collection Data collection

Data reduction

Conclusions;
drawing/verifying

Sumber : Hasil Pemikiran Peneliti (2022)

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak kegiatan kerja sosial diadakan yaitu pada

tanggal 19 Agustus 2022 sampai dengan 21 Agustus 2022 . adapun tempat

dilaksanakannya penelitian ini yaitu pada kawasan Desa Marga Dauh Puri,

Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali. Dasar dari pemilihan tempat

penelitian ini yaitu dari keterangan Kepala Desa, Desa Marga Dauh Puri

pada saat pemaparan materi yang menyebutkan bahwa banyak petani padi

yang ada di Desa Marga Dauh Puri Tabanan mengalami penurunan

pendapatan pada masa pandemi covid-19.

13
3.3 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2014:20). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil obyek penelitian pada

masyarakat Desa Marga karena di desa ini merupakan salah satu desa

sebagai penghasil padi di Kabupaten Tabanan dan mayoritas masyarakat

bercocok tanam padi. Narasumber (infroman) dalam penelitian adalah petani

padi (pemilik lahan dan buruh tani) dan Kepala Desa Marga Tabanan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara

pengamatan langsung terhadap petani padi Desa Marga Tabanan, dimana

peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas sehari-hari

kegiatan pertanian padi.

2. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara

berkomunikasi langsung dengan cara melakukan tanya jawab langsung

baik dengan kepala desa, pemilik lahan pertanian padi, buruh tani dan

semua pihak masyarakat terkait yang dapat membantu penelitian untuk

mendapatkan informasi awal tentang indikator-indikator yang

mempengaruhi kesejahteraan petani di Desa Marga Tabanan.

14
3. Studi Kepustakaan

Peneliti berusaha untuk memperoleh berbagai informasi sebanyak-

banyaknya untuk dijadikan sebagai dasar teori dan acuan dalam

mengolah data, dengan cara membaca, mempelajari, menelaah dan

mengkaji literatur-literatur berupa buku-buku, jurnal, makalah, dan

penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Peneliti juga berusaha mengumpulkan, mempelajari, dan

menelaah data-data sekunder yang berhubungan dengan objek yang akan

penulis teliti.

3.5 Metode Analisis Data

Kegiatan menganalisa data didalam suatu penelitian merupakan

kegiatan inti, dimana pada akhirnya akan melahirkan hasil dari sebuah

penelitian. Analisis data ialah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap narasumber

terpercaya, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri dan orang

lain (Sugiyono, 2008:244). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dimana menurut I Made

Winartha (2006:155) yaitu: “Teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu

menganalisis, menggambarkan dan meringkas berbagai kondisi situasi dari

berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara atau pengamatan

mengenai masalah yang diteliti yang terjadi dilapangan”

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Desa Marga merupakan desa dimana 70% dari total masyarakatnya

menjadikan pertanian sebagai sumber matapencarian mereka. Dengan

memiliki luas area pertanian sebesar 154 hektar dari 190 hektar luas

wilayahnya, desa memiliki peluang besar menjadi sumber ketahanan pangan

bagi Desa Marga itu sendiri maupun bagi desa-desa sekitar.

Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa

kegiatan usaha tani padi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Marga terdiri

dari pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan, pemberantasan

hama dan penyakit, panen, pasca panen (penjemuran, penyelipan dan

pengemasan). Pengolahan lahan dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan

kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan dan pembentukan hasil.

Dalam menganalisis data yang diperoleh dari wawancara ke petani

padi, ada beberapa indikator yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui

kesejaterahaan petani padi di Desa Marga Tabanan yaitu luas lahan,

pengalaman usahatani padi, harga jual padi, permintaan padi, persaingan

penjualan padi, penggunaan tenaga kerja (buruh tani), kontribusi pendapatan

usahatani terhadap pendapatan keluarga, tingkat ketahanan pangan rumah

tangga, kemampuan daya beli.

1. Luas Lahan

Luas lahan yang dimiliki petani sangat mempengaruhi besarnya jumlah

penerimaan yang akan diterima oleh petani padi. Luas lahan petani padi

16
yang dilakukan dari tahap pengolahan sampai panen terbagi dalam

beberapa kelompok kategori luas lahan yang dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.1. Luas Lahan Petani Padi Desa Marga


No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Prosentase (%)
1. 0,1 - 0,5 30 56,60 %
2. 0,6 - 0,15 15 28,30 %
3. 0,16 - 0,25 5 9, 43 %
4. 0,26 - 0,30 3 5,66 %
Jumlah 53 100 %
Sumber : Kantor Desa Marga (2022)

Berdasarkan dari tabel diatas, diketahui bahwa prosentase luas lahan

terbesar petani padi adalah 56,60 % yaitu pada luas lahan 0,1-0,5 hektar.

Sedangkan pada petani padi yang memiliki luas lahan terkecil adalah

5,66 % yaitu pada luas lahan 0,26-0,30 hektar.

2. Pengalaman Usahatani Padi

Pengalaman usahatani dapat menggambarkan kemampuan petani dengan

banyaknya pengalaman maka petani akan lebih cepat dalam mengambil

keputusan terhadap hal yang terjadi jika selama proses usahatani

mengalami kendala. Tabel berikut akan menjelaskan berapa lama petani

padi untuk menjalankan usahanya.

Tabel 4.2. Pengalaman usahatani Petani Padi Desa Marga


No Pengalaman Usahatani Jumlah (Orang) Prosentase (%)
1. 10 - 20 tahun 20 37,73 %
2. 21 - 30 tahun 14 26,41 %
3. 31 - 40 tahun 8 15,09 %
4. 41 - 50 tahun 6 11,32 %
5. 51 - 60 tahun 5 9,43 %
Jumlah 53 100 %
Sumber : Data Primer (2022)

Berdasarkan dari tabel diatas diketahui bahwa prosentase pengalaman

usahatani terbesar adalah 37,73% yaitu petani dengan memiliki

17
pengalaman usahatani 10-20 tahun. Sedangkan prosentase terkecil dari

pengalaman usahatani adalah 9,43 % yaitu petani dengan memiliki

pengalaman usahatani 51-60 tahun.

3. Harga Jual Padi

Penetapan harga dapat diartikan suatu nilai yang ditetapkan oleh para

tengkulak padi kepada hasil panen para petani padi. Dengan kata lain,

penetapan harga merupakan salah-satunya unsur bauran pemasaran yang

mendatangkan pemasukan atau pendapatan bagi masyarakat dan bersifat

fleksibel artinya dapat diubah dengan cepat. Berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa adanya

penetapan harga padi yang dilakukan oleh petani Desa Marga

mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yaitu (1)

faktor cuaca dimana intensitas hujan yang tinggi menyebabkan padi

menjadi rusak. (2) Faktor hama menyebabkan penurunan terhadap panen

padi

4. Permintaan Padi

Dari hasil wawancara diketahui bahwa adanya kesepakatan penawaran

dan permintaan padi tergantung pada kebutuhan pabrik dan kualitas dari

padi itu sendiri, jika padi tersebut sudah matang atau cukup untuk

dipanen baru para tengkulak bisa menetapkan harga jual kepada petani

padi. Permintaan pasar terhadap padi tidak hanya mempengaruhi

penentuan harga padi tetapi juga mempengaruhi volume penjualan padi.

Pabrik beras pun ikut menentukan kualitas dari padi yang akan dijual di

pasaran contohnya menyarankan para petani padi untuk memakai pupuk

18
yang dianjurkan dari pabrik tersebut dan padi juga ada kualitas grade A,

B dan C yang akan dikirim ke pihak pabrik. Diketahui pula bahwa akhir-

akhir ini permintaan akan padi menurun, hal ini dikarenakan kebijakan

PPKM dari pemerintah yang membatasi aktifitas masyarakat dan

distributor.

5. Persaingan Penjualan Padi

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga jual padi yaitu

persaingan harga dari petani padi sendiri. Harga yang ditawarkan

tengkulak tergantung pada peluang pabrik atau kebutuhan dari pabrik

beras itu sendiri, jika kebutuhan pabrik beras banyak maka para

tengkulak bisa untuk mengirim padi ke pihak pabrik sehingga disinilah

terjadinya persaingan harga padi. Selama masa pandemi covid-19 ini

persaingan penjualan padi juga menurun dikarenakan adanya kebijakan

pemberlakuan PPKM yang berdampak pula pada aktifitas produksi

pabrik beras.

6. Penggunaan Tenaga Kerja (Buruh Tani)

Dalam berusahatani padi, buruh tani sangat dibutuhkan untuk

mengerjakan berbagai macam kegiatan yaitu pengolahan lahan,

penanaman, pemupukan, penyelipan, pemberantasan hama dan penyakit,

panen, penjemuran, penyortiran dan pengemasan. Berikut peneliti

tampilkan penggunaan buruh tani yang digunakan selama proses

usahatani padi.

19
Tabel 4.3. Rata-rata Penggunaan Buruh Tani Per Hektar Dalam 1
Musim Tanam
No Jenis Tahapan Pekerjaan Penggunaan Buruh Tani
(HKO)
1. Pengolahan lahan 8,46
2. Penanaman 7,15
3. Pemupukan 4,51
4. Penyelipan 4,38
5. Pemberantasan Hama dan Penyakit 3,92
6. Panen 4,64
8. Penjemuran 4,30
9. Penyortiran 3,84
10. Pengemasan 4,10
Total Buruh Tani 45,30
Sumber : Kantor Desa Marga (2022)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rataan kebutuhan buruh tani

per hektar dalam 1 musim tanam (3 bulan) sebanyak 45,30 HKO.

Penggunaan buruh tani (HKO) per hektar dalam 1 musim tanam terbesar

adalah pengolahan lahan yaitu 8,46 HKO dan yang terkecil adalah

penyortiran yaitu 3,84 HKO. Besarnya pendapatan rata-rata usahatani

padi di Desa Marga dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4. Pendapatan Rata-rata Usahatani Padi Desa Marga


Nilai Rupiah
No Uraian
Per Tani Per Hektar
1. Total Penerimaan 15.996.153,84 49.917.582,41
2. Total Biaya Produksi 5.795.370,87 23.824.281,51
Pendapatan Bersih Usahatani 10.200.782,97 26.093.300,90
Sumber : Kantor Desa Marga (2022)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pendapatan usahatani

padi selama satu musim tanam adalah sebesar Rp.10.200.782,97/petani

atau Rp.26.093.300,90/Ha di Desa Marga Tabanan.

7. Kontribusi Pendapatan Usahatani Padi terhadap Pendapatan Keluarga

Sumber pendapatan keluarga petani di Desa Mrga selain dari usahatani

padi diperoleh dari non usahatani yaitu berdagang (warung dan toko

20
kelontong) serta berternak. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara

kepada petani bahwa mereka membuka toko atau warung serta ada juga

yang beternak.

Tabel 4.5. Pendapatan Petani Non Usahatani Padi


No Uraian Per Petani (Rupiah)
1. Rata-rata pendapatan petani dari berdagang per 1.750.000,00
bulan
Rata-rata pendapatan penjualan petani dari
2. beternak tiap penjualan 7.250.000,00

Sumber : Data Primer (2022)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa untuk menutupi kebutuhan

rumah tangga, petani padi di Desa Marga mengandalkan dari pendapatan

lain selain padi yang diperoleh yaitu dengan berdagang (warung atau

toko kelontong) rata-rata sebesar Rp.1.750.000,00 setiap bulan dan

menjual hasil ternak dengan rata-rata pendapatan yang diperoleh sebesar

Rp.7.250.000,00 tiap kali penjualan.

8. Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga

Perkembangan tingkat ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dapat

menunjukkan indikator kesejahteraan petani padi. Semakin tinggi tingkat

ketahanan pangan rumah tangga (dari hasil produksi sendiri),

diasumsikan semakin kuatnya pemenuhan kebutuhan pangan keluarga

atau semakin banyak stok persediaan pangan rumah tangga sehingga

menjadi indikator semakin sejahtera rumah tangga petani padi yang

bersangkutan. Hasil wawancara peneliti dengan petani padi

menunjukkan bahwa meskipun harga jual padi turun tetapi para petani

padi ini masih dapat memenuhi kebutuhan pangan rumah tangganya.

21
9. Kemampuan Daya Beli

Daya beli rumah tangga petani padi dapat digunakan sebagai indikator

kesejahteraan. Secara umum daya beli masyarakat petani padi di Desa

Marga tergolong masih relatif baik. Tingkat daya beli petani dengan

sumber pendapatan utama dari sektor pertanian merupakan rasio antara

total pendapatan rumah tangga dengan total pengeluaran rumah tangga

petani yang sudah dikurangi dengan biaya usahatani. Hasil wawancara

peneliti dengan petani padi menunjukkan bahwa pendapatan yang

diperoleh dari hasil menjual padi dengan dikurangi biaya usahatani

masih memiliki kelebihan yang cukup untuk digunakan membeli

kebutuhan pangan rumah tangan.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Desa Marga memiliki luas area pertanian sebesar 154 hektar dari 190

hektar luas wilayahnya, artinya 81% wilayah dari Desa Marga adalah lahan

hijau persawahan, dengan demikian Desa Marga merupakan desa yang

sumber pendapatan utama masyarakatnya adalah petani padi. Kesejahteraan

mereka tentunya sangat dipengaruhi oleh pertanian padi. Pandemi covid-19

menyebabkan penurunan harga padi, namun masih belum membuat

masyarakat di sana menjadi tidak sejahtera. Hal tersebut karena meskipun

harga jual padi turun tetapi para petani padi masih dapat memenuhi

kebutuhan pangan rumah tangganya serta masih memiliki data beli yang

relatif baik.

22
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui

indikator-indikator yang mempengaruhi kesejahteraan petani padi di Desa

Marga, Tabanan adalah sebagai berikut :

1. Luas Lahan

Prosentase luas lahan terbesar petani padi adalah 56,60% yaitu pada luas

lahan 0,1-0,5 hektar. Sedangkan pada petani padi yang memiliki luas

lahan terkecil adalah 5,66% yaitu pada luas lahan 0,26-0,30 hektar.

2. Pengalaman Usahatani Padi

Prosentase pengalaman usahatani terbesar adalah 37,73 % yaitu petani

dengan memiliki pengalaman usahatani 10-20 tahun. Sedangkan

prosentase terkecil dari pengalaman usahatani adalah 9,43 % yaitu petani

dengan memiliki pengalaman usahatani 51-60 tahun.

3. Harga Jual Padi

Adanya penetapan harga padi yang dilakukan oleh petani Desa Marga

pada masa pandemi covid-19 mengalami penurunan.

4. Permintaan Padi

Selama masa pandemi covid-19 ini permintaan akan padi menurun, hal

ini dikarenakan kebijakan PPKM dari pemerintah yang membatasi

aktifitas pabrik beras untuk produksi.

5. Persaingan Penjualan Padi

Selama masa pandemi covid-19 ini persaingan penjualan padi juga

menurun dikarenakan adanya kebijakan pemberlakuan PPKM yang

berdampak pula pada aktifitas produksi pabrik beras.

23
6. Penggunaan Tenaga Kerja (Buruh Tani)

Rataan kebutuhan buruh tani per hektar dalam 1 musim tanam (3 bulan)

sebanyak 45,30 HKO. Penggunaan buruh tani (HKO) per hektar dalam 1

musim tanam terbesar adalah pengolahan lahan yaitu 8,46 HKO dan

yang terkecil adalah penyortiran yaitu 3,84 HKO.

7. Kontribusi Pendapatan Usahatani Padi Terhadap Pendapatan Keluarga

Untuk menutupi kebutuhan rumah tangga, petani padi di Desa Marga

mengandalkan dari pendapatan lain selain padi yang diperoleh yaitu

dengan berdagang (warung atau toko kelontong) rata-rata sebesar

Rp.1.750.000,00 setiap bulan dan menjual hasil ternak dengan rata-rata

pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.7.250.000,00 tiap kali penjualan.

8. Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga

Hasil wawancara peneliti dengan petani padi menunjukkan bahwa

meskipun harga jual padi turun tetapi para petani padi ini masih dapat

memenuhi kebutuhan pangan rumah tangganya

9. Kemampuan Daya Beli

Hasil wawancara peneliti dengan petani padi menunjukkan bahwa

pendapatan yang diperoleh dari hasil menjual padi dengan dikurangi

biaya usahatani masih memiliki kelebihan yang cukup untuk digunakan

membeli kebutuhan pangan rumah tangan.

24
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Padi merupakan salah satu komoditas tanaman penting di Indonesia.

Peran padi bagi masyarakat cukup besar karena aktifitas produksi dan

pemasarannya melibatkan sejumlah penduduk untuk mendapatkan

penghasilan dan pekerjaan. Jadi petani padi merupakan sumber daya

manusia yang menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi, khususnya

disektor pertanian.

Kinerja kesejahteraan petani padi dalam penelitian ini digambarkan

oleh beberapa indikator yaitu luas lahan, pengalaman usaha tani padi, harga

jual padi, permintaan padi, persaingan penjualan padi, penggunaan tenaga

kerja (buruh tani), kontribusi pendapatan usahatani terhadap pendapatan

keluarga, tingkat ketahanan pangan rumah tangga, dan kemampuan daya

beli. Dari indikator tersebut menunjukkan hasil bahwa kesejahteraan petani

padi di Desa Marga relatif tergolong masih baik. Sampai saat ini sektor

pertanian terutama usahatani padi masih menjadi komoditas utama

pencaharian masyarakat di Desa Marga meskipun harga jual padi mengalami

penurunan tapi masyarakat setempat masih menggarap lahan sawahnya

dengan ditanami padi. Untuk menutupi kekurangan dalam memenuhi

kebutuhan pangan maupun kebutuhan lain (biaya pendidikan anak), para

petani padi di Desa Marga ini memiliki usaha sampingan yaitu berdagang

(warung maupun toko kelontong) dan beternak.

25
5.2 Saran

Masyarakat diharapkan semakin meningkatkan efektivitas pengelolaan

pertanian padinya, karena padi merupakan sumber pendapatan utama di

Desa Marga. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemanfaatan lahan

dengan tepat, penggunaan buruh tani yang berkompeten dalam bidang

pertanian padi serta memperkuat jaringan distribusi untuk memenangkan

persaiangan. Pemerintah juga diharapkan memberikan bantuan kepada

masyarakat khusunya petani padi agar dapat mengoptimalkan usahanya.

Generasi muda di Desa Marga juga diharapkan kembali bertani padi,

karena pada masa covid-19 lahan pekerjaan sangat sulit dicari. Selain itu,

padi merupakan komuditas makanan utama di Indonesia, sehingga walaupun

terjadi pandemi, namun usaha pertanian padi relatif tetap akan bisa berjalan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Basrowi , Juhariyah Siti. 2010. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat
Pendidikan Masyarakat Desa Sri Gading,Cecamatan Labuhan
Manggarai,Kabupaten Lampung Timur. Local Vol 7 Nomor 1:Alumni FKIP
Unila . Diambil tanggal 20 April 2021 dari :https://media.neliti.com.

Elizabeth R. 2018. Antisipasi penyerapan dan kelangkaan tenaga kerja muda


pertanian dan pengentasan kemiskinan melalui peningkatan industrialisasi di
perdesaan. UNES Journal Of Agricultural Scienties.

Haerani N. 2018. Alley Cropping Meningkatkankan Resiliensi Produksi Pertanian


pada lahan kering. (A Review) AGROVITAL: Jurnal Ilmu Pertanian
International Labour Organization. 2020. Covid-19 And The Impact On
Agriculture And Food Security. ILO BRIEF.

Persada Rodjak .2006. Usaha Bercocok Tanam petani. BPFE Yogyakarta.

Ratnasari J. 2013. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap


Motivasi Melanjuttkan Pendidikan Keperguruan Tinggi di SMA. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran.

Setyorini.,dkk.. 2019. Analisis Jalur (Path Analysis) Pengaruh Kondisi Sosial


Ekonomi Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa.Jurnal
Akutansi Dan Manajemen.

Sidik R.phinsi Integration Review. 2019. Pengaruh Status Sosial Dan Kondisi
Ekonomi Orangtua Terhadap Prestasi Siswa.

Soekanto, Soerjono. 2000. Hukum Adat Indonesia,. Jakarta:PT.Raja Grafindo.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.

Tyas F.D.A.,dkk 2018. Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Dengan Kualitas


Rumah Tinggal Di Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin.
Jurnal Pendidikan Geografi.

27
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai