Asisten Pembimbing
Dani Widjaya
Oleh :
GOLONGAN B / KELOMPOK 5
i
DAFTAR KELOMPOK
GOLONGAN B / KELOMPOK 5
Koordinator : Rian Ardiansyah (131510601115)
Anggota : 1. Tiyah Annisa Firdaus (131510601109)
2. Koko Riston Nahampun (131510601110)
3. Yoga Wiaji Bahresi (131510601112)
4. Silviana Puteri (131510601114)
5. Anji Nafillatu S (131510601116)
6. Luluk Rofiqoh (131510601117)
7. Reinita Dwi Putri Anggraini (131510601118)
8. Susilo Setiowati (131510601119)
9. Lita Octaviana Efendi (131510601120)
10. Atika Ramadhania (131510601169)
ii
PENGESAHAN
Mengesahkan
Ketua Laboratorium Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayat-Nya, sehingga Laporan Praktek Lapang Praktikum Komunikasi dan
Penyuluhan Pertanian dengan judul “Proses Penyuluhan Uji PH Tanah
Menggunakan (PUTS) Di Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah Kabupaten
Jember” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penyusunan laporan praktek lapang ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Jani Januar, MT., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember.
2. Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji, M.Rur.M selaku Ketua Jurusan Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3. Tim dosen pembina mata kuliah Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian.
4. Sudarko, SP., M.Si selaku Ketua Laboratorium Komunikasi dan Penyuluhan.
5. Tim asisten Laboratorium Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian yang telah
memberikan bimbingan mulai awal hingga akhir.
6. Ibu Yunita Romayanti selaku Penyuluh Pertanian Desa Wonojati Kecamatan
Jenggawah.
7. Kelompok tani serta seluruh warga Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan semangat dari awal
hingga terselesaikannya laporan akhir praktikum ini.
Kami menyadari bahwa manusia tidak ada yang sempurna. Penyusunan
Laporan Praktek Lapang ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik yang sifatnya membangun selalu kami harapkan demi penyempurnaan dan
kebaikan.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
BAB 5. PENUTUP ............................................................................................ 26
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 26
5.2 Saran .......................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Dokumentasi
Blanko/Rencana Kerja Penyuluh Pertanian
Peta Wilayah
Daftar Presensi Lapang
Kartu Konsultasi
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
-program yang ingin dijalankan. Selain itu, dibutuhkan penggunaan bahasa yang
jelas agar pesan yang disampaikan oleh penyuluh dapat diserap dengan baik oleh
komunikan. Setelah mendengar pesan yang disampaikan oleh komunikator,
diharapkan timbul suatu kesadaran oleh komunikan dan kemudian mempunyai
keinginan untuk mencoba menerapkannya (Rasyid, 2012).
Menurut Rasyid (2012), penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial
yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat
agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.
Penyuluhan dengan demikian dapat diartikan sebagai suatu sistem pendidikan
yang bersifat nonformal di luar sistem sekolah yang biasa untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mentalnya menjadi lebih produktif sehingga
mampu meningkatkan pendapatan keluarganya dan pada gilirannya akan
meningkatkan pula kesejahteraan hidupnya. Penyuluhan dilihat dari prosesnya
merupakan komunikasi dua manusia, yang satu sebagai pemberi pesan atau
komunikator (penyuluh) dan satu lagi sebagai penerima pesan atau komunikan
(petani). Tujuan akan tercapai bila terjadi komunikasi yang dapat dipahami. Peran
komunikasi sangat besar dalam kegiatan penyuluhan pertanian, yang akan
mempengaruhi dari perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasinya
(Ermina, 2013).
Komunikasi pertanian adalah suatu pernyataan antar manusia yang
berkaitan dengan kegiatan di bidang pertanian baik secara perorangan maupun
kelompok yang sifatnya umum dengan menggunakan lambang-lambang tertentu
seperti yang sering dijumpai pada metode penyuluhan. Penyuluhan pertanian
adalah sistem pendidikan informal yang diberikan kepada petani dan keluarganya
dengan maksud agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki
kesejahteraan diri dan keluarganya. Komunikasi pertanian dikatakan berhasil jika
masing-masing pihak baik komunikator dan komunikan mampu serta mau
mencari kesamaan pengertian dari pesan atau informasi yang diberikan oleh
komunikator atau diterima oleh komunikan pada sistem sosial yang berlaku dalam
masyarakat dimana mereka berada. Penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat
harus didasarkan pada potensi atau kekuatan yang dapat membantu proses
3
perubahan agar dapat lebih baik, cepat dan terarah karena tanpa adanya kekuatan
yang berasal dari masyarakat itu sendiri maka masyarakat akan sulit bergerak
untuk melakukan perubahan (Rasyid, 2012).
Komunikasi dalam penyuluhan pertanian menjadi faktor penting dalam
menentukan keberhasilan pengembangan pertanian. Kabupaten Jember secara
keseluruhan memiliki sistem penyuluhan yang cukup baik. Salah satu desa dengan
sistem penyuluhan yang kooperatif adalah Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah
Kabupaten Jember. Perbatasan wilayah Desa Wonojati adalah sebelah utara
berbatasan dengan Desa Cangkring, sebelah selatatan berbatasan dengan Desa
Sruni, sebelah timur berbatasan dengan Desa Tempurejo dan sebelah barat
berbatasan dengan Desa Kertonegoro.
Penduduk Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah sebagian besar memiliki
mata pencaharian sebagai petani, sisanya bekerja menjadi buruh perkebunan,
peternak dan beberapa menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mayoritas mata
pencaharaian sebagai petani tersebut terbukti dengan keadaan atau kondisi alam
yang ada di sepanjang desa yaitu banyaknya lahan pertanian seperti sawah.
Organisasi masyarakat di Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah antara lain
kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan), PKK, kelompok ternak dan
karang taruna. Salah satu gabungan kelompok tani yang ada di Desa Wonojati
Kecamatan Jenggawah yaitu Gapoktan Sumber Rejeki yang terdiri dari 4
kelompok tani. Keempat kelompok tani tersebut adalah Kelompok Tani Barokah
yang terletak di Dusun Talang, Kelompok Tani Mandiri yang terletak di Dusun
Bringin Lawang, Kelompok Tani Harapan yang terletak di Dusun Krajan
Wonojati dan Kelompok Tani Makmur yang terletak di Dusun Timur Gunung.
Masyarakat Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah secara keseluruhan
memeluk agama Islam. Tidak ditemui satu pun masyarakat yang beragama lain.
Hal tersebut dapat dilihat dari tempat ibadah yang ada di sepanjang desa memang
hanya ditemui tempat ibadah untuk para muslim. Bahasa sehari-hari yang
digunakan oleh masyarakat adalah bahasa Madura, meskipun sebagian kecil ada
juga yang menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Fasilitas umum yang
ada di Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah meliputi masjid, balai desa dan
4
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui, mempelajari dan memahami perencanaan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian yang ada di Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah
Kabupaten Jember.
2. Untuk mengetahui, mempelajari dan memahami materi dari penyuluhan
pertanian yang ada di Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah Kabupaten
Jember.
3. Untuk mengetahui, mempelajari dan memahami pelaksanaan penyuluhan
pertanian yang ada di Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah Kabupaten
Jember.
4. Untuk mengetahui, mempelajari dan memahami proses evaluasi dari
penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang ada di Desa Wonojati Kecamatan
Jenggawah Kabupaten Jember.
5
1.3 Manfaat
1. Bagi mahasiswa, sebagai referensi untuk penelitian atau tugas selanjutnya.
2. Bagi petani, sebagai sarana untuk mendapatkan informasi tentang teknologi
atau inovasi di bidang pertanian yang ada di Desa Wonojatati Kecamatan
Jenggawah Kabupaten Jember.
3. Bagi pemerintah, sebagai acuan dalam menyediakan sarana dan prasarana
yand diperlukan dalam proses penyuluhan di Desa Wonojati Kecamatan
Jenggawah Kabupaten Jember.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
6
7
pasar. Kegiatan penyuluhan dilakukan oleh PPL dalam rangka untuk mewujudkan
dasar penyuluhan pertanian yaitu membantu petani agar petani mampu menolong
dirinya sendiri. Penyuluh menempati posisi yang penting sebagai agen perubahan
atau “agent of change” di dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian karena
penyuluh yang berhubungan langsung dengan petani di lapangan. Peranan
penyuluh sebagai agen perubahan yaitu mendorong petani untuk melakukan
perubahan-perubahan yang lebih terarah dan modern dalam kegiatan usahatani
melalui perubahan-perubahan pada petani itu sendiri. Kegiatan penyuluhan
pertanian diharapkan pembinaan para petani memiliki kemampuan dalam
memperbaiki hidupnya sehingga akan mampu meningkatkan peran sertanya
dalam pembangunan pertanian agar tercipta pertanian yang maju dan efisien.
Kegiatan penyuluhan dapat meningkatkan perkembangan kelompok tani, baik dari
segi kualitas maupun kuantitas, adanya hubungan baik dengan instansi terkait,
peningkatan produksi, dan akhirnya peningkatan ekonomi bagi petani (Yulida
dkk., 2012).
Pelaksanaan penyuluhan dapat dinilai dari informasi pimpinan dan
penyuluh pada kelembagaan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Kabupaten
dan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan. Arifudin (2013), membagi pelaksanaan
penyuluhan berdasarkan pasal-pasal. Salah satu pasal mengenai penyuluhan yaitu
pada pasal 13 :
a. Mekanisme, tata kerja, dan metode penyuluhan.
Pelaksanaan mekanisme dan tata hubungan kerja penyelenggara
penyuluhan di berbagai tingkatan harus tertata dengan baik sehingga
penyelenggaraan penyuluhan bisa terintegrasi dan sinergis. Mekanisme dan
hubungan tata kerja adalah bagaimana cara kerja atau proses untuk melakukan
suatu kegiatan dalam hal ini penyuluhan pertanian sehingga dengan cara
kerja/proses yang tersusun secara rapi akan menghasilkan output yang cukup
baik. Metode penyuluhan yang telah disusun oleh Badan Pelaksana Penyuluhan
merupakan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh
pelaku utama (petani). Metode penyuluhan yang diberikan kepada para
penyuluh, cukup mempengaruhi kinerja penyuluh di lapangan.
10
harus terdapat dalam proses komunikasi dan merupakan unsur-unsur dalam proses
komunikasi yaitu communicator (komunikator), message (pesan), media, receiver
(komunikan/penerima), dan effect (efek).
Menurut Irwansyah (2014), terdapat beberapa teori komunikasi
diantaranya ada yang disebut sebagai teori linier komunikasi, teori interaksional
komunikasi, dan teori transaksional komunikasi.
1. Teori linier komunikasi
Teori ini sering disebut dengan Teori Shannon dan Weaver yang mana
teori ini merepresentasikan sumber informasi (information source) menghasilkan
sebuah pesan (mesagge) yang ditransmisikan sebagai signal kepada reciever yang
mana pada signal yang berupa kode tersebut dipancarkan melalui saluran yang
mempunyai kapasitas tertentu, yang dimana saluran ini juga dianggap selalu
mengalami noise. Pesan tersebut dapat berupa lisan, tulisan, dan gambar. Teori ini
juga bisa disebut sebagai komunikasi satu arah yaitu dimana reciever sebagai
penerima tidak dapat memberikan umpan balik (feedback).
Pembicara Pendengar
Pembicara Pendengar
Pembicara Pendengar
14
15
dengan penyuluh. Kelembagaan yang terdapat di Desa Wonojati yaitu terdiri dari
Kelompok tani dan Gapoktan. Desa Wonojati memiliki 4 kelompok tani
diantaranya yaitu kelompok tani Barokah yang terletak di Dusun talang,
kelompok tani Mandiri yang terletak di Dusun Beringin Lawang, kelompok tani
Harapan terletak di Dusun Krajan Wonojati, dan yang terakhir yaitu Kelompok
Tani Makmur yang terletak di Dusun Timur Gunung. Jumlah anggota setiap
kelompok berbeda-beda tergantung dari wilayah kepemilikan sawah. Jumlah
anggota setiap kelompok tani berkisar antara 200 sampai 300 orang. Kelompok
tani tersebut termasuk kelompok tani aktif karena setiap sebulan sekali berkumpul
bersama penyuluh membahas mengenai kondisi usahatani mereka. Tanaman yang
sering dibudidayakan oleh anggota kelompok tani atau masyarakat yaitu
tembakau, padi, dan jagung.
Di Desa Wonojati terdapat suatu kelompok tani wanita dimana dari
kelompok tani tersebut anggotanya berasal dari warga Desa Wonojati. Para ibu-
ibu Desa Wonojati selain menjadi ibu rumah tangga juga dapat menjadi kelompok
tani wanita. Kelompok tani wanita dibimbing dan diberikan pelatihan
keterampilan agar dapat menghasilkan suatu produk atau agroindustri. Salah satu
produk atau agroindustri yang telah dihasilkan oleh kelompok tani wanita di Desa
Wonojati yaitu dodol dari buah tomat. Pada waktu harga tomat merosot para
kelompok tani wanita dapat memanfaatkan tomat tersebut untuk dijadikan dodol
tomat sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi dan pendapatan petani
meningkat.
Kelompok tani di Desa Wonojati memiliki struktur organisasi seperti
lembaga-lembaga lain. Gapoktan di Desa Wonojati membawahi empat kelompok
tani yang ada. Pekerja harian Gapoktan terdiri dari Ketua, Bendahara, dan
Sekretari. Setiap kelompok tani memiliki pekerja harian yang sama seperti
Gapoktan. Struktur kelembagaan pada Gapoktan dapat dilihat pada gambar 3.1.
16
Ketua Gapoktan
Bendahara Sekretaris
17
18
mengenai Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) yang diharapkan mampu menjadi
solusi untuk menangani masalah yang ada. Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)
merupakan cara yang dapat mengetahui rendah atau tidaknya pH tanah milik
petani.
Sebuah program pertanian diperlukan seorang penyuluh untuk
mengkomunikasikan program dalam bentuk pesan tertentu dan perkembangan
teknologi di bidang pertanian kepada masyarakat tani. Komunikasi merupakan
proses pengiriman pesan atau informasi oleh komunikator atau penyuluh kepada
komunikan atau petani tetapi dalam proses pengiriman tersebut dibutuhkan suatu
keterampilan dalam memaknai pesan baik oleh komunikator ataupun komunikan
sehingga dapat membuat sukses pertukaran informasi. Komunikasi dan metode
penyuluhan yang dipakai merupakan hal terpenting dalam suatu kegiatan
penyuluhan agar terciptanya kondisi yang diharapkan dari kegiatan penyuluhan
tersebut.
Penyuluh merencanakan metode apa yang akan digunakan dalam
penyuluhan tersebut. Metode dan teknik penyuluhan pertanian merupakan cara
dan prosedur yang dilakukan oleh seorang penyuluh di bidang pertanian, yang
bertujuan untuk membantu mengubah perilaku petani ke arah yang lebih baik.
Metode dan teknik penyuluhan pertanian akan efektif apabila digunakan atau
diterapkan secara tepat. Metode yang digunakan dalam penyuluhan di Desa
Wonojati adalah metode secara kelompok dengan pertemuan. Metode pertemuan
dapat berupa ceramah, diskusi, dan kuliah. Metode pertemuan yang digunakan
yaitu metode diskusi. Metode diskusi adalah cara yang yang digunakan untuk
memberikan penyuluhan yang diikuti oleh peserta yang lebih terbatas, peserta
sangat homogen dan berlangsung komunikasi 2 arah. Penyuluhan dilaksanakan
dengan suasana yang santai.
Sasaran yang akan dituju dalam penyuluhan merupakan sekelompok orang
yang akan menerima materi dan manfaat secara langsung dari adanya program
penyuluhan. Sasaran penyuluhan dengan materi Perangkat Uji Tanah Sawah
(PUTS) adalah anggota Gapoktan Sumber Rejeki di Desa Wonojati Kecamatan
Jenggawah Kabupaten Jember. Lokasi dan waktu penyuluhan pertanian perlu
19
harus disesuaikan dengan kondisi petani. Metode penyuluhan pertanian terdiri dari
metode pameran, metode pertemuan umum, metode sandiwara, metode
penyuluhan melalui radio, metode penyuluhan melalui cassete, metode
penyuluhan melalui televisi, metode penyuluhan melalui pemutaran film, metode
penggunaan media cetak, metode demonstrasi, metode pertemuan, metode
karyawisata, kursus lapang petani, dan kunjungan rumah.
Metode penyuluhan yang digunakan penyuluh saat melakukan penyuluhan
di Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah adalah metode pertemuan. Metode
pertemuan dapat berupa ceramah, kuliah, dan diskusi. Proses penyuluhan yang
terjadi disana yaitu dengan menggunakan diskusi. Pertemuan diskusi bisanya
diikuti oleh jumlah peserta yang terbatas dan komunikasi yang terjadi berlangsung
secara dua arah. Gapoktan yang mengikuti penyuluhan terlihat cukup antusias
dalam menanggapi materi yang diberikan oleh penyuluh. Peserta yang hadir
dalam penyuluhan duduk melingkar sehingga mudah jika ingin menyampaikan
pendapat karena dapat melihat seluruh peserta maupun penyuluhnya. Semua
kelompok anggota diskusi aktif bertukar pendapat.
Penyuluhan dilaksanakan pada hari Jum’at malam tanggal 10 November
2014 yang dimulai sekitar pukul setengah 8 malam sampai selesai. Tempat
diadakannya penyuluhan yaitu di rumah salah satu anggota kelompok tani dekat
rumah Ibu penyuluh. Kendala dalam pelaksanaan penyuluhan di Desa Wonojati
Kecamatan Jenggawah yaitu Gapoktan kurang memperhatikan penjelasan materi
PUTS yang diberikan oleh penyuluh dan waktu penyuluhan yang telah ditentukan
pada pukul 8 malam, kedatangan anggota kelompok tani tidak tepat waktu.
Solusinya yaitu perlu adanya kesadaran dalam diri masing-masing petani agar
mau memperhatikan materi yang disampaikan oleh penyuluh sehingga dapat
dipahami secara baik dan untuk anggota kelompok tani harus disiplin atau datang
tepat waktu agar acara penyuluhan berjalan sesuai dengan yang telah ditentukan.
Jika Gapoktan memperhatikan dengan baik, maka manfaat yang akan diperoleh
untuk keberhasilan usahataninya bisa maksimal.
23
Penyuluh Petani
5.1 Kesimpulan
1. Perencanaan penyuluhan pertanian di Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah
Kabupaten Jember dilakukan untuk menentukan metode penyuluhan yang
akan digunakan dan penyuluh melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada
petani untuk menentukan materi penyuluhan yang akan diberikan.
2. Materi penyuluhan PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) yang diberikan oleh
penyuluh merupakan solusi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi
oleh petani di Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember.
3. Sebelum melaksanakan penyuluhan pertanian, penyuluh mempersiapkan
terlebih dahulu metode penyuluhan yang digunakan yaitu metode pertemuan.
4. Evaluasi penyuluhan di Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah Kabupaten
Jember dilakukan di awal dan di akhir atau setelah penyuluhan dilakukan.
5. Model komunikasi yang terjadi saat penyuluhan berlangsung yaitu model
komunikasi transaksional.
5.2 Saran
1. Petani dalam mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian sebaiknya lebih
memperhatikan materi yang diberikan oleh penyuluh dan berpartisipasi aktif
supaya kegiatan penyuluhan dapat tercapai sesuai dengan tujuan penyuluhan
pertanian.
2. Penyuluh harus mempunyai cara atau metode penyuluhan yang efektif agar
materi penyuluhan yang disampaikan dapat diserap dengan baik oleh petani.
3. Pemerintah seharusnya memberikan bantuan dalam kegiatan penyuluhan di
Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember dengan cara
memberikan pelatihan kepada penyuluh.
26
DAFTAR PUSTAKA
Ban, Van Den, dan Hawskin. 2012. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.
Rasyid, Anuar. 2012. Metode Komunikasi Penyuluhan pada Petani Sawah. Ilmu
Komunikasi, 1(1) : 1-12.
Yulida, Roza., Kausar, dan Lena Marjelita. 2012. Dampak Kegiatan Penyuluhan
Terhadap Perubahan Perilaku Petani Sayuran di Kota Pekanbaru. IJAE,
3(1) : 37-58.