DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI Unit Kramat Jati”
adalah karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana pada
Program Studi Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
Tim Penguji pada Ujian Skripsi:
1 Dr. Ir. Dwi Rachmina, M.Si
2 Eva Yolynda Aviny, SP, MM
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Realisasi Kredit Usaha Rakyat
(KUR) di BRI Unit Kramat Jati
Nama : Diaz Rakaputra Asianto
NIM : H34180123
Disetujui oleh
Pembimbing:
__________________
Rahmat Yanuar SP, M.Si
Diketahui oleh
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan
Maret 2022 dengan judul Faktor-faktor yang Memengaruhi Realisasi Kredit Usaha
Rakyat (KUR) di BRI Unit Kramat Jati. Skripsi ini ditulis dengan tujuan memenuhi
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB University.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rahmat Yanuar SP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
banyak masukan serta bimbingan pada penyusunan skripsi ini.
2. Eva Yolynda Aviny, SP, MM. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberi bimbingan dalam proses perkuliahan.
3. Tursina Andita Putri, SE, M.Si selaku dosen evaluator kolokium yang telah
memberi evaluasi dan saran pada proses penyusunan proposal skripsi.
4. Dr. Yanti N. Muflikh, SP, M.Agribuss selaku dosen moderator seminar hasil
yang telah memberi evaluasi dan saran mengenai penelitian skripsi saya.
5. Dr. Ir. Dwi Rachmina, M.Si. dan Eva Yolynda Aviny, SP, MM. selaku
dosen penguji dalam ujian skripsi saya.
6. Pihak BRI Unit Kramat Jati yang telah membantu proses pengambilan data
penelitian.
7. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada orang tua dan
seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya. Juga kepada teman-
teman Agribisnis angkatan 55 yang telah membantu dan memberikan
dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi
ini, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
I PENDAHULUAN
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memiliki peran dan kontribusi
yang tak kalah penting bagi perekonomian Indonesia. Peranan UMKM tersebut
dalam perekonomian tercermin dari total unit usaha UMKM mencapai 99,9% dari
total unit usaha dan kontribusi penyerapan tenaga kerja di UMKM sebesar 97% dari
total penyerapan tenaga kerja serta kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar
61.97% (BKPM 2020).
Pemberdayaan UMKM di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan
membuat UMKM harus mampu menghadapi tantangan global, seperti
meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan
teknologi, serta perluasan area pemasaran. Berbagai tantangan dan permasalahan
yang sering dialami oleh pelaku UMKM, seperti keterbatasan informasi ataupun
akses terhadap pemerolehan kredit ataupun pembiayaan, keterbatasan dalam
mengakses teknologi, kemampuan manajerial, dan akses terhadap permodalan
sehingga dapat membatasi pertumbuhan dan peluang investasi. Dalam mengatasi
permasalahan tersebut, pemerintah melakukan sebuah kebijakan sesuai dengan UU
No 20 tahun 2008 pasal 7 dan 8 yang berbunyi bahwa pemerintah dan pemerintah
daerah untuk menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan program kredit usaha
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka penelitian
ini dilaksanakan dengan harapan dapat mencapai tujuan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan karakteristik debitur kredit usaha rakyat (KUR) pada
sektor agribisnis di BRI Unit Kramat Jati
2. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi realisasi kredit
usaha rakyat (KUR) pada sektor agribisnis di BRI Unit Kramat Jati.
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi yang
berkepentingan, yaitu:
1. Bagi pihak perbankan secara umum dan BRI Unit Kramat Jati khususnya,
diharapkan dapat memberikan bahan informasi dan bahan pertimbangan
dalam upaya meningkatkan penyaluran realisasi Kredit Usaha Rakyat.
2. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pustaka serta
referensi untuk penelitian yang akan dilakukan.
3. Bagi pelaku usaha diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan faktor yang mempengaruhi besaran nilai realisasi KUR yang
diberikan BRI.
II TINJAUAN PUSTAKA
4. Collateral (Agunan);
Collateral merupakan agunan untuk persetujuan pemberian kredit yang
merupakan sarana pengaman atas risiko yang mungkin terjadi atas
wanprestasinya debitur dikemudian hari. Agunan harus dianalisis apakah
layak dan dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan bank. Apabila
terjadi wanprestasi, agunan diharapkan mampu melunasi sisa utang
kredit baik utang pokok maupun bunganya.
5. Condition of economy (Kondisi ekonomi);
Kondisi ekonomi menjadi pertimbangan dalam pemberian kredit. Dalam
pemberian kredit oleh bank, kondisi ekonomi secara umum dan kondisi
sektor usaha pemohon kredit khususnya perlu memperoleh perhatian
bank. Tujuannya adalah untuk memperkecil risiko yang mungkin terjadi
diakibatkan oleh kondisi ekonomi tersebut.
9
sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima di masa yang
akan datang.
3. Degree of risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai
akibat dari jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi
dan kontraprestasi yang akan diterima di kemudian hari. Semakin lama
kredit diberikan maka tingkat risiko akan semakin tinggi. Dengan adanya
unsur risiko maka timbul agunan dalam pemberian kredit. Prestasi atau
objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat
berbentuk barang dan jasa.
Sependapat dengan Simorangkir (2004), menurut Suyatno et al. (1995)
terdapat tambahan satu unsur kredit yaitu prestasi. Prestasi atau objek kredit
tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat dalam bentuk barang
atau jasa. Menurut Kasmir (2004) unsur-unsur kredit antara lain:
1. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit
yang diberikan berupa uang, barang, atau jasa akan benar diterima kembali
dimasa tertentu dimasa yang akan datang. Kepercayaan diberikan oleh
bank yang sebelumnya sudah dilakukan penelitian tentang nasabah
mengenai kondisi di masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon
kredit.
2. Kesepakatan
Kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit dalam suatu
perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan
kewajiban masing-masing.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu
ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka
waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau
jangka panjang.
4. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian kredit dapat menyebabkan
risiko macet dalam pengembalian kredit. Semakin panjang suatu kredit
maka risiko macet semakin tinggi. Risiko ini menjadi tanggungan bank.
5. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit. Balas jasa dalam
bentuk bunga dan biaya administrasi kredit merupakan keuntungan yang
diperoleh bank. Selain itu bagi bank yang menerapkan prinsip syariah
balas jasa ditentukan dengan bagi hasil.
IV METODE PENELITIAN
Thitung = bi – Bi/S(bi)
Dimana:
bi = koefisien regresi ke-I yang diduga
i = parameter ke-I yang dihipotesiskan
S(bi) = standar deviasi atau simpangan baku dari bi
i = 1,2,3,4
Dimana:
R2 = koefisien determinasi
JKS = Jumlah Kuadrat Sisa
JKT = Jumlah Kuadrat
Total Y = Nilai rataan respon
Y = Nilai dugaan
4.3.4 Hipotesis
Tingkat realisasi KUR pada BRI Unit Kramat Jati diduga dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang terbagi dalam karakteristik individu, karakteristik usaha,
dan karakteristik kredit. Karakteristik individu yaitu usia debitur dan jumlah
tanggungan debitur, karakteristik usaha meliputi lama usaha, laba bersih per
bulan, jumlah karyawan usahanya, karakteristik kredit yaitu nilai agunan.
Berdasarkan literatur review serta kerangka teori yang ada (5C), maka dapat
dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Hubungan pengaruh variabel antara karakteristik individu terhadap tingkat
realisasi KUR.
i. Usia debitur diduga berpengaruh positif terhadap besaran realisasi KUR.
ii. Jumlah tanggungan keluarga diduga berpengaruh negatif terhadap
besaran realisasi KUR.
b. Hubungan pengaruh variabel antara karakteristik usaha terhadap tingkat
realisasi KUR.
i. Lama usaha yang dijalankan debitur diduga berpengaruh positif
terhadap besaran realisasi KUR.
ii. Jumlah karyawan debitur diduga berpengaruh positif terhadap besaran
realisasi KUR.
iii. Laba bersih dalam satu bulan diduga berpengaruh positif terhadap
besaran realisasi KUR.
c. Hubungan pengaruh variabel antara karakteristik kredit terhadap tingkat
realisasi KUR.
i. Besaran nilai agunan diduga berpengaruh positif terhadap besaran
realisasi KUR.
16
V GAMBARAN UMUM
Dalam pencapaian visi serta misi yang dimiliki BRI, pada setiap kantor
cabang BRI memiliki pegawai yang bertugas dalam menjalankan visi dan misi yang
dimiliki, masing-masing bagian memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya adalah sebagai berikut:
a. Usia
Proses realisasi KUR BRI memperhatikan banyak faktor, salah satu
karakteristik yang digunakan adalah usia debitur. Dalam proses pengajuan KUR
21
Tabel 5 Jumlah Tanggungan Keluarga debitur KUR pada BRI Unit Kramat Jati
Jumlah Tanggungan (orang) Jumlah Responden (orang) Persentasi (%)
0 21 32
1 18 28
2 17 26
3 8 12
4 1 1
Total 65 100
22
Tabel 6 Laba bersih per bulan debitur KUR BRI Unit Kramat Jati
Jumlah Presentase
Laba Bersih per Bulan
(orang) (%)
<Rp 3.000.000 8 12
Rp 3.000.001 – Rp.6.000.000 23 35
Rp 6.000.001 – Rp.10.000.000 30 46
>Rp10.000.001 4 6
Jumlah 65 100
b. Lama Usaha
Menurut Wicaksono (2011) lama seseorang menjalankan usahanya dapat
memengaruhi produktivitasnya, sehingga dapat menekan biaya produksi lebih
kecil daripada hasil penjualannya. Dalam hal ini, pihak BRI Unit Kramat Jati
memiliki syarat untuk pengajuan kredit harus memiliki usaha yang telah berjalan
minimal enam bulan. Seluruh debitur yang ada pada penelitian ini sudah
memenuhi ketentuan yang berlaku, sehingga diketahui bahwa debitur KUR BRI
Unit Kramat Jati merupakan kategori nasabah cukup berpengalaman dalam
menjalankan usaha.
Berdasarkan Tabel 7, debitur dengan waktu usaha antara kurang dari 4
tahun memiliki persentase enam persen atau terdapat empat debitur. Debitur
yang memiliki waktu usaha antara 5 sampai 15 tahun berjumlah 49 debitur
dengan persentase 75 persen, yang memiliki usaha 16 sampai 25 tahun terdapat
23
Tabel 7 Lama usaha debitur KUR Mikro pada BRI Unit Kramat Jati
Lama Usaha (tahun) Jumlah (orang) Presentase (%)
<4 4 6
5 – 15 49 75
16 – 25 10 15
26 – 36 2 3
Jumlah 65 100
c. Jumlah Karyawan
Jumlah karyawan merupakan salah satu variabel yang diduga memiliki
pengaruh terhadap nilai realisasi KUR. Banyak atau sedikitnya karyawan yang
dimiliki oleh debitur bergantung pada skala usaha yang dijalankannya. Terdapat
usaha yang memiliki banyak karyawan karena usaha yang dijalankan cukup
besar, sedangkan terdapat usaha yang cukup memiliki satu karyawan saja untuk
melakukan semua aktivitas usahanya. Berdsarkan Tabel 8, debitur pada BRI
Unit Kramat Jati memiliki karyawan rata rata 4 orang dengan satu usaha minimal
memiliki satu karyawan. Jumlah karyawan dengan persentase terbesar memiliki
persentase 75 persen atau 49 usaha yang memiliki satu hingga lima orang
karyawan.
Tabel 8 Jumlah karyawan debitur KUR pada BRI Unit Kramat Jati
Jumlah karyawan (orang) Jumlah Responden (orang) Persentasi (%)
1–5 49 75
6 – 10 16 25
Total 33 100
Tabel 9 Nilai agunan debitur KUR pada BRI Unit Kramat Jati
Nilai Agunan (Rp) Jumlah (orang) Presentase (%)
10.000.000 – 40.000.000 24 37
40.000.001 – 80.000.000 35 54
80.000.001 – 100.000.000 5 8
>100.000.000 1 2
Jumlah 65 100
Nilai VIF yang diperoleh dari data penelitian ini tidak lebih besar dari 10
dan nilai tolerance tidak lebih dari 0.1. sehingga dapat dinyatakan bahwa model
regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik multikolinearitas dan dapat
digunakan dalam penelitian.
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah pada model
regresi terjadi ketidaknyamanan varian dari residual dalam satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Salah satu cara mengetahui ada atau tidaknya
heteroskedastisitas pada suatu model regresi linear berganda, yaitu dengan
melihat grafik scatterplot atau nilai prediksi variabel terikat yaitu SRESID
dengan residual error yaitu ZPRED.
Hasil dari output SPSS pada gambar Scatterplot menunjukkan penyebaran
titik-titik data yang menyebar diatas dan dibawah. Keadaan gambar scatterplot
ini menyatakan bahwa model regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik
heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.
26
a. Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang diduga memengaruhi nilai realisasi
KUR. Pengisian data tanggal lahir dalam formulir pendaftaran merupakan
informasi untuk BRI dalam menganalisis kredit. Selain itu, variabel usia
merupakan salah satu cerminan 5C yang masuk kedalam kategori character
yang diduga usia nasabah yang terlalu muda masih belum matang dalam
mengelola usahanya, sedangkan nasabah yang memiliki usia yang terlalu tua
diduga sudah tidak produktif.
Usia yang masih dalam masa produktif biasanya mempunyai tingkat
produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang sudah berusia
tua sehingga fisik yang dimiliki menjadi lemah dan terbatas (Aprilyanti 2017).
Usia antara 20 hingga 40 tahun merupakan usia yang dianggap sangat produktif,
sedangkan pada usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik
bagi individu (Priyono dan Yasin 2016).
Hasil analisis regresi menunjukkan nilai P-value yang diperoleh sebesar
0.001, nilai p-value yang dihasilkan lebih kecil dari taraf nyata lima persen
sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara usia nasabah dengan besaran
realisasi KUR signifikan, Namun koefisien regresi yang dihasilkan memiliki
nilai negatif terhadap besaran realisasi KUR. Nilai negatif yang dimiliki
koefisien regresi pada variabel usia dapat diartikan jika usia debitur semakin tua
maka besaran nilai realisasi KUR akan menurun. Usia debitur yang semakin tua
dianggap mempunyai banyak tanggungan keluarga jika dibandingkan dengan
debitur dengan usia remaja. Hal ini dapat dikaitkan dengan jumlah tanggungan
keluarga dan laba bersih perbulannya, dalam artian bahwa semakin tua debitur
maka akan semakin banyak jumlah tanggungannya yang kemudian akan
mengurangi jumlah pendapatan yang dihasilkan perbulannya.
b. Laba Bersih
Laba bersih merupakan salah satu faktor yang diduga memengaruhi
besaran realisasi KUR. Laba bersih yang diduga sebagai faktor yang
memengaruhi adalah laba bersih perbulan yang diperoleh dari usaha nasabah.
Laba bersih yang dihasilkan oleh debitur merupakan hasil daripada omset yang
diterima dikurangi dengan seluruh biaya operasional usaha dan jumlah
tanggungan keluarga. Hal tersebut berkaitan dengan capacity debitur dalam
ketepatan waktu pengembalian kredit, maka besaran laba bersih nasabah diduga
dapat memengaruhi besaran realisasi KUR yang akan didapat oleh debitur.
Hasil regresi laba bersih per-bulan memiliki nilai p-value sebesar 0.039
yang memiliki nilai lebih kecil dari taraf nyata lima persen. Nilai p-value lebih
kecil dari taraf nyata menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara laba bersih dengan besaran realisasi yang diterima oleh debitur. Koefisien
28
regresi menunjukkan nilai positif yang dapat diartikan bahwa semakin besar laba
bersih per-bulan debitur maka dapat meningkatkan besaran realisasi KUR.
Dengan kata lain bahwa semakin besar laba bersih nasabah maka BRI akan
memiliki kepercayaan untuk meningkatkan besarnya realisasi KUR yang akan
diberikan
Hasil regresi yang didapatkan memiliki kesamaan terhadap dugaan awal
yang menyatakan bahwa laba bersih memiliki hubungan yang signifikan
terhadap realisasi KUR. Laba bersih merupakan hal yang sangat diperhatikan
dalam pengajuan KUR karena pihak bank harus menghitung besaran
kemampuan debitur dalam melakukan pembayaran atau pelunasan kredit yang
diperoleh dari BRI.
c. Nilai Agunan
Nilai agunan merupakan salah satu faktor yang diduga dapat memengaruhi
besaran nilai realisasi KUR yang dapat diterima oleh debitur. Agunan
merupakan sebuah jaminan yang diberikan debitur untuk memperoleh KUR.
Besaran nilai agunan beragam sesuai dengan besarnya pengajuan KUR.
Hasil regresi linear yang diperoleh terhadap variabel nilai agunan memiliki
hubungan yang signifikan dengan nilai p-value 0.000. Nilai p-value lebih kecil
dari taraf nyata sehingga hubungan antara nilai agunan dengan besaran realisasi
KUR memiliki hubungan signifikan. Koefisien regresi yang dihasilkan memiliki
nilai positif terhadap besaran realisasi KUR yang dapat diartikan bahwa semakin
besar nilai agunan maka debitur dapat memiliki tingkat kepercayaan BRI dalam
memberikan KUR semakin besar juga. Nilai koefisien regresi yang dihasilkan
sebesar 0.898 yang memiliki arti bahwa jika nilai agunan bertambah satu persen
maka tingkat kepercayaan BRI untuk memberikan pinjaman meningkat sebesar
0.898 persen kepada debitur.
Hasil regresi linear berganda yang dihasilkan sesuai dengan dugaan awal
yang menyatakan bahwa variabel nilai agunan berpengaruh signifikan terhadap
besaran nilai realisasi KUR yang didapat oleh calon debitur. Nilai agunan
berpengaruh signifikan terhadap besaran realisasi KUR karena pihak BRI
memberikan syarat sebagai calon debitur KUR. Nilai agunan akan dinilai oleh
pihak BRI berdasarkan harga rata-rata pasar selama periode peminjaman. Nilai
agunan yang diajukan oleh calon debitur harus sama atau lebih dengan besaran
KUR yang diajukan oleh calon debitur.
29
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dalam pembahasan penelitian ini, maka dapat disimpulkan
bahwa karakteristik nasabah mayoritas berumur 30 tahun. Sebagian nasabah BRI
Unit Kramat Jati memiliki laba bersih senilai enam juta rupiah perbulan. Lama
usaha yang dijalankan oleh debitur KUR BRI Unit Kramat Jati rata-rata 12 tahun.
Sedangkan untuk jumlah karyawan dan jumlah tanggungan keluarga mayoritas
memiliki 4 orang karyawan dan 2 orang tanggungan dalam keluarga.
Berdasarkan hasil penelitian, variabel yang menjadi faktor pengaruh besaran
realisasi KUR di BRI Unit Kramat Jati yang memiliki hubungan signifikan
berdasarkan hasil uji yang dijalankan adalah usia, laba bersih per bulan dan besaran
nilai agunan yang dimiliki oleh debitur. Seluruh variabel yang signifikan telah
diperhatikan oleh pihak BRI untuk menyalurkan KUR. Sedangkan lama berdirinya
usaha, jumlah karyawan dan jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh
signifikan terhadap besarnya nilai realisasi KUR yang diberikan BRI. Walaupun
ketiga variabel yang tidak signifikan pada penelitian ini, namun pihak BRI tetap
menganalisa ketiga variabel tersebut.
7.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan, maka diharapkan BRI Unit
Kramat Jati dapat lebih melihat karakteristik calon debitur lainnya, tidak hanya
sebatas faktor-faktor yang berpengaruh signifikan atau tidak, sehingga tujuan KUR
BRI dapat tersalur dengan tepat sasaran dalam membantu pengusaha mikro. Laba
bersih merupakan salah satu variabel yang signifikan dan menjadi variabel yang
penting dalam penentu besarnya realisasi kredit, oleh karna itu pihak BRI perlu
memperhatikan faktor tersebut. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
menemukan solusi serta variabel lain diluar penelitian ini agar calon debitur dapat
menerima realisasi KUR yang optimal, serta mengembalikan kreditnya dengan baik
sehingga akan terjalin kerjasama dan citra yang baik antara BRI dan nasabah.
30
DAFTAR PUSTAKA
Aprilyanti, S. (2017). Pengaruh Usia dan Masa Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
(Studi Kasus: PT. OASIS Water International Cabang Palembang). Jurnal
Sistem Dan Manajemen Industri, 1(2), 68.
https://doi.org/10.30656/jsmi.v1i2.413
Bank Indonesia. 2016. Perkembangan Kredit UMKM dan MKM 2016. [Internet].
(diunduh pada Oktober 2021). Tersedia pada: htpp://www.bi.go.id
[BKPM] Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2020. Upaya Pemerintah Untuk
Memajukan UMKM Indonesia. [Internet]. [diunduh 2022 Okt 10]. Tersedia
pada: https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/detail/berita/upaya-pemerintah-
untuk-memajukan-umkm-indonesia.
Hidayanto E. 2010. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Realisasi Kredit Usaha
Rakyat (KUR) Studi Kasus Usaha Agribisnis di BRI Unit Tongkol, Jakarta
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Hutagaol, EIP. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencairan
Pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sektor Agribisnis (Kasus pada BRI
Unit Cigombong-Bogor) [skripsi]. Bogor (ID): umla Pertanian Bogor.
Irawati R. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi dan Pengembalian
Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit
Cibinong Cabang Bogor-Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi ke-4. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian. 2021. Data Realisasi KUR 2021.
[Internet]. [diunduh 2022 Okt 15]. Tersedia pada:
http://www.kur.ekon.go.id/realisasi_kur/2021/6
Kementerian Koperasi dan UMKM. 2020. Perkembangan Usaha Mikro Kecil
Menengah dan Usaha Besar tahun 2017-2019. Jakarta (ID): Kemenkop UKM.
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 2017. Peningkatan PDB
UMKM di Indonesia. [Internet]. [diunduh 2021 Okt 20]. Tersedia pada:
http://depkop.go.id
Lestari. Wardiyah Puji. 2016. Analisis Faktor faktor yang Mempengaruhi
Konsumsi Rumah Tangga PNS Guru SD di Kecamatan Kota Anyar
Kabupaten Probolinggo. Artikel. Universitas Brawijaya. Malang
Linggau B, Hamidah. 2010. Bisnis Kredit Mikro Panduan Praktis Bankir Mikro dan
Mahasiswa. Jakarta (ID): Penerbit Papas Sinar Sinanti.
Lubis Anna M. 2009. Faktor-Faktor Yang memengaruhi Realisasi Kredit dan
Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (Kasus: BRI Unit Cibungbulang)
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Mulyarto E. 2009 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Realisasi Kredit Usaha Rakyat
(KUR) di Bank Rakyat Indonesia Unit Leuwiliang Kabupaten Bogor [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Priyono, J dan Yasin, M. 2016. Analisis usia, gaji dan beban tanggungan terhadap
produksi home industry sepatu di Sidoarjo (Studi Kasus di Kecamatan Krian).
J. Ekonomi dan Bisnis. 1 (1): 95-120.
31
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Purwokerto pada tanggal 14 Desember 1999 sebagai
anak pertama dari pasangan Bapak Rudy Asianto dan Ibu Dwi Nur Aini. Pendidikan
sekolah menengah atas (SMA) ditempuh di SMA Negeri 106 Jakarta, dan lulus
pada tahun 2018. Pada tahun 2018 juga, penulis diterima sebagai mahasiswa
program sarjana (S-1) di Program Studi Agribisnis IPB.
Selama mengikuti program S-1, penulis aktif dalam kegiatan panita dan
organisasi seperti HIPMA 2020 dan Indonesia Agribusiness Fair 2020. Penulis juga
pernah mengikuti kegiatan magang Career Development & Assessment IPB Bank
Negara Indonesia selama 6 bulan dan ditempatkan pada Divisi Remedial &
Recovery Coorporation