Anda di halaman 1dari 111

Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Studi Pinjaman
Berlebih di Indonesia
Mengapa Nasabah Mikro
Mengambil Banyak Pinjaman?

w w w . p a k i n d o . o r g
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Tentang PAKINDO
Perkumpulan Akses Keuangan Indonesia (PAKINDO) adalah perkumpulan lembaga keuangan
yang inklusif dan beranggotakan lembaga keuangan lintas badan hukum yang fokus pada penye-
diaan akses dan layanan keuangan kepada masyarakat. Didirikan oleh para praktisi industri keuan-
gan mikro, PAKINDO bertujuan untuk menjadi perkumpulan terkemuka dalam mempromosikan
prinsip-prinsip keuangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan di Indonesia, khususnya dalam
pelaksanaan peraturan perlindungan nasabah dan edukasi keuangan, serta pengaturan-sendiri. Untuk
informasi lebih lanjut, kunjungi www.pakindo.org.
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Kata Pengantar
PAKINDO merupakan asosiasi industri keuangan mikro inklusif yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan akses keuangan bertanggung jawab di Indonesia. Salah satu kegiatan utama
PAKINDO adalah membangun kapasitas para anggota asosiasi di dalam menerapkan praktek-
praktek keuangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Kami telah mempelajari bahwa
akibat dari pesatnya pertumbuhan kredit mikro di negara-negara lain, hal tersebut telah
menyebabkan nasabah memiliki beberapa pinjaman yang mengakibatkan terjadinya pinjaman
berlebih. Penetrasi yang tinggi dari kredit mikro telah mendorong terjadinya ketidakmampuan bayar
dan krisis keuangan bagi nasabah.

Penelitian ini dilakukan guna mengetahui kondisi di Indonesia. Hasil dari studi ini dapat dijadikan
referensi bagi lembaga keuangan dalam mengelola risiko dan meminimalisir dampak pinjaman
berlebih. Dari sisi organisasi, PAKINDO bekerjasama dengan IFC, anggota dari Kelompok Bank
Dunia dan didukung oleh SECO saat ini tengah merumuskan pedoman keuangan bertanggung
jawab yang nantinya dapat menjadi acuan bagi industri keuangan mikro di Indonesia.

Penelitian ini dapat terlaksana melalui kerjasama dengan MicroSave dan Biro Kredit KBIJ,
serta melalui dukungan dari Opportunity International Australia dan FMO, Bank Pembangunan
Wirausaha Belanda (Massif Fund). PAKINDO mengucapkan terima kasih atas kontribusi mereka
di dalam mendanai penelitian ini. Kami pun mengucapkan terima kasih kepada manajemen dan
karyawan Mitra Bisnis Keluarga, serta para individu dan organisasi yang telah memberikan
kontribusi aktif pada penelitian ini melalui wawancara dan diskusi, terutama para nasabah
perempuan anggota PAKINDO.

Akhir kata, semoga hasil studi ini dapat memberikan manfaat bagi kemajuan lembaga keuangan di
Indonesia.

5 Oktober 2016
Salam Hormat,

Slamet Riyadi
Ketua, PAKINDO
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Studi Pinjaman Berlebih


di Indonesia
Mengapa Nasabah Mikro Mengambil Banyak
Pinjaman?
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Daftar Isi
1.0 Latar Belakang Tujuan & Metodologi Studi................................................. 12
1.1 Metodologi Penelitian......................................................................................... 15
1.2 Instrumen Riset Pasar yang Digunakan dalam Penelitian.................................. 18
2.0 Temuan Tema................................................................................................... 20
2.1 Profil Nasabah..................................................................................................... 21
2.2 Sumber dan Penggunaan Pinjaman.................................................................... 23
2.3 Bukti Nasabah Memiliki Beberapa Pinjaman.................................................... 26
2.4 Penggunaan Pinjaman......................................................................................... 29
2.5 Analisis Arus Kas Nasabah................................................................................. 31
2.6 Pinjaman Joki yang Berkembang Luas.............................................................. 32
2.7 Pengalaman Nasabah Selama Meminjam dari Lembaga Keuangan.................. 33
2.8 Hal-Hal yang Tidak Disukai dalam Mendapatkan Pinjaman dari LK............... 34
2.9 Hal yang Diingat oleh Nasabah dari LK............................................................ 37
2.10 Pengelolaan Beberapa Pinjaman oleh Nasabah.................................................. 37
2.11 Analisis Nasabah Macet..................................................................................... 40
2.12 Pengalaman Nasabah dalam Aktivitas Penagihan Pinjaman............................. 44
3.0 Rekomendasi...................................................................................................... 46
Lampiran I Jumlah Cabang dari LK Terkemuka di Tiap Provinsi di Pulau Jawa....... 60
Lampiran II Studi Kasus Krisis Keuangan Mikro Andhra Pradesh............................. 64
Lampiran III Ringkasan dari Laporan KBIJ....................................................................... 66
Lampiran IV Kecamatan Lokasi Penelitian.......................................................................... 68
Lampiran V-X Petunjuk Wawancara untuk Penelitian.......................................................... 69

1
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Daftar Tabel
Tabel 1 Jumlah Responden...................................................................................................... 7
Tabel 2 Tingkat Kepadatan Cabang Lembaga Keuangan di Pulau Jawa................................ 14
Tabel 3 Instrumen Riset Pasar yang Digunakan dalam Penelitian.......................................... 18
Tabel 4 Instrumen Riset untuk Mewawancarai Staf MBK dan Anggota PAKINDO............. 19
Tabel 5 Analisis Produk dari Penyedia Produk Pinjaman....................................................... 24
Tabel 6 Jumlah Rekening per Nasabah.................................................................................... 67
Tabel 7 Jumlah LK per Nasabah.............................................................................................. 67

2
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Daftar Gambar
Gambar 1. Pertumbuhan 5 LK Terbesar di Indonesia (2012 - 2015) 13
Gambar 2. Metodologi yang Digunakan 15
Gambar 3. Lokasi Penelitian 17
Gambar 4. Lokasi Responden 21
Gambar 5. Umur Responden 21
Gambar 6. Jenjang Pendidikan Responden 21
Gambar 7. Pekerjaan Responden beserta Pasangannya 21
Gambar 8. Tingkat Pendapatan Rumah Tangga dari Responden 22
Gambar 9. Jumlah Pengeluaran Rumah Tangga dari Responden 22
Gambar 10 Jumlah Angsuran Responden per Bulan 22
Gambar 11 Jumlah Nominal Pinjaman Responden 22
Gambar 12 Sumber Pinjaman yang Ada di Masyarakat 23
Gambar 13 Sumber Pinjaman yang Diakses oleh Responden 23
Gambar 14 Jumlah LK dimana Responden Mengambil Pinjaman 26
Gambar 15 Alasan Nasabah Memiliki Beberapa Pinjaman 27
Gambar 16 Tujuan Mengambil Pinjaman 29
Gambar 17 Penggunaan/Utilisasi Pinjaman sesuai Tujuan 29
Gambar 18 Analisis Arus Kas 31
Gambar 19 Pengguna Pinjaman 32
Gambar 20 Pengalaman Nasabah Selama Meminjam dari LK 34
Gambar 21 Hal-Hal yang Tidak Disukai 35
Gambar 22 Bagaimana Nasabah Mengetahui tentang LK? 36
Gambar 23 Apakah Nasabah Mengetahui Nama LK Dimana Mereka Meminjam? 37
Gambar 24 Apakah Nasabah Mengenal Semua Anggota yang Ada di Dalam 37
Kelompoknya?
Gambar 25 Hal-Hal yang Tidak Disukai Dalam Membayar Beberapa Pinjaman 37
Gambar 26 Bagaimana Responden Mengelola Arus Kas untuk Membayar Angsuran 38
Pinjaman
Gambar 27 Prioritas Pembayaran Angsuran Apabila Nasabah Memiliki Uang yang 40
Terbatas
Gambar 28 Alasan Nasabah Memiliki Pinjaman yang Macet 40

3
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Daftar Gambar

Gambar 29 Pekerjaan Nasabah Macet 41


Gambar 30 Tingkat Pendapatan Rumah Tangga dari Nasabah Macet 41
Gambar 31 Pinjaman LK yang Dimiliki Nasabah Macet 41
Gambar 32 Jumlah Pinjaman dari Nasabah Macet 42
Gambar 33 Berapa Lama Nasabah Macet Telah Mengambil Dari LK 42
Gambar 34 Aktivitas Penagihan Pinjaman yang Dilakukan Staf LK 44
Gambar 35 Respondents Experience of Recovery Practices 44
Gambar 36 Tingkat Konsentrasi Cabank LK di Bangladesh 53
Gambar 37 List LK yang Bersedia Berbagi Informasi dengan KBIJ 66

4
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Daftar Singkatan
BAV : Bina Artha Ventura
BPR : Bank Perkreditan Rakyat
BTPN Syariah : Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
DMS : Dana Mandiri Sejahtera
FGD : Focus Group Discussion/Diskusi kelompok dengan fokus pembahasan
terhadap 1 topik
IDI : In-Depth Interview/Wawancara intensif terhadap Responden secara
perorangan
IFC : International Finance Corporation, suatu bagian dari World Bank Group
PAKINDO : Perkumpulan Akses Keuangan Indonesia
IRT : Ibu Rumah Tangga
KBIJ : Kredit Biro Indonesia Jaya
Komida : Koperasi Mitra Dhuafa
KTP : Kartu Tanda Penduduk
LK : Lembaga Keuangan
LKM : Lembaga Keuangan Mikro/Microfinance Institutions (MFI)
LPG : Liquefied Petroleum Gas
MBK : Mitra Bisnis Keluarga
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat/Non-Government Organisation (NGO)
LUC : Loan Utilisation Check, pemeriksaan yang dilakukan oleh LKM terhadap
penggunaan pinjaman
PNPM : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, sebuah program pemerintah
untuk mempercepat pengentasan kemiskinan dan memperluas kesempatan
bekerja di daerah pedesaan
PPT : Microsoft Power Point
PWK : Persiapan Wajib Kumpulan
Rp : Rupiah
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
TR : Tanggung Renteng, sebuah bentuk bertanggung jawab bersama
TV : Televisi

5
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

RINGKASAN EKSKLUSIF

6
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Latar Belakang: Tujuan:

Akses pinjaman melalui lembaga keuangan IFC bersama-sama dengan PAKINDO


(LK) formal di Indonesia saat ini masih berada memberi tugas kepada MicroSave untuk
pada tahap yang sangat awal. Bank Dunia melakukan studi ini dengan tujuan sebagai
(World Bank) memperkirakan baru 13,1% berikut:
dari penduduk Indonesia yang meminjam di Memperoleh pemahaman yang mendalam
LK formal. LK mengamati kesenjangan ini terhadap alasan nasabah memiliki
dan mengembangkan bisnisnya dengan pesat beberapa pinjaman dan bagaimana kondisi
dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia. ini mempengaruhi pembayaran angsuran
Lima (5) LK terbesar yaitu MBK Ventura, pinjaman nasabah; dan
BAV, DMS, BTPN Syariah dan Komida Memberikan rekomendasi yang konkrit
memiliki tingkat pertumbuhan 143,32% kepada LK yang berpartisipasi untuk
(tahun-ke-tahun) dalam portofolio pinjaman meminimalkan pinjaman berlebih dan
bruto dan 96,96% (tahun-ke-tahun) dalam nasabah macet, yang dapat menyebabkan
jumlah nasabah selama empat (4) tahun nasabah macet secara masal seperti
terakhir. Meskipun demikian, pertumbuhan yang dialami oleh beberapa LK yang
ini secara umum terbatas pada Pulau Jawa dan memberikan pinjaman kelompok di
lebih khusus di Provinsi Jawa Barat. Indonesia dan di negara lain.

Pertumbuhan pesat ini dapat mengarah Metodologi dan Sampel Penelitian:


ke suplai pinjaman yang berlebihan dan Anggota tim berinteraksi dengan 241
mendorong nasabah untuk memiliki pinjaman responden dengan rincian sesi sebagai berikut:
berlebih. Hal ini dialami di negara lain
seperti India, Meksiko, Bosnia, Nikaragua Tabel 1. Jumlah Responden
dan lain-lain, dimana penetrasi pinjaman LK Jml Total
Jenis Sesi Interaksi
sudah terjadi dalam tingkat yang tinggi dan Sesi Responden
menyebabkan nasabah macet secara masal. FGD nasabah yang
memiliki beberapa 6 64
Untuk mencegah hal tersebut, asosiasi LK pinjaman
Indonesia di bawah naungan Indonesian FGD staf cabang
2 16
Financial Inclusion Institutions Forum/ (Account Officer)
PAKINDO (Forum Lembaga Keuangan IDI pemimpin cabang 2 2
Inklusif Indonesia) mengambil kebijakan IDI nasabah yang
untuk melakukan penilaian terhadap situasi memiliki beberapa 137 137
dimana nasabah memiliki pinjaman berlebih di pinjaman
pasar Indonesia dan dapat mengambil tindakan IDI nasabah macet 20 20
intervensi tepat waktu untuk menghindari IDI tokoh masyarakat
situasi yang kritis. 2 2
(ketua RT)
Dilakukan
Studi Kasus 3 bersama
FGD/IDI
Total 169 241

7
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Nasabah dipilih berdasarkan data informasi mudah dan hanya membutuhkan dokumen
pinjaman yang diberikan oleh KBIJ, biro yang minimal atau tanpa dokumen sama
kredit lokal. Kami melakukan wawancara sekali.
kepada nasabah MBK sebagai bagian dari
rencana penelitian ini. Penelitian dilakukan Terdapat Nasabah yang Memiliki Beberapa
di Kabupaten Subang, Sukabumi, Cianjur Pinjaman: Responden yang kami wawancarai
dan Bogor di Provinsi Jawa Barat, dimana adalah nasabah yang memiliki minimal
data KBIJ menyatakan bahwa kabupaten- tiga pinjaman mikro. Hampir 54% dari
kabupaten ini memiliki nasabah LK dalam responden memiliki tiga pinjaman atau lebih
jumlah yang besar. Kami juga mendapatkan dimana 16% di antaranya memiliki empat
masukan dari IFC dan PAKINDO juga dalam pinjaman. Sebagian besar responden enggan
finalisasi lokasi penelitian. mengungkapkan jumlah pinjaman mereka
yang sebenarnya karena mereka khawatir
Profil Responden: bahwa mereka tidak akan mendapatkan
Anggota tim melakukan penelitian dengan pinjaman lagi di masa yang akan datang
komposisi yang berimbang di daerah (MBK memiliki kebijakan internal untuk tidak
perkotaan (29%), pinggiran kota (25%) dan memberikan pinjaman kepada nasabah yang
pedesaan (46%). Sebagian besar responden sudah memiliki lebih dari dua pinjaman).
(43,9%) berada di kelompok usia 41-50 tahun. Selain itu, data kredit biro merupakan data per
Secara khusus, 14% dari responden memiliki November 2015 dan para responden mungkin
usia di atas 50 tahun. Hampir 82% dari total sudah melunasi sebagian pinjaman mereka.
responden memiliki usaha sendiri/wirausaha
seperti menjual makanan, kebutuhan pokok Alasan Nasabah Memiliki Beberapa
sehari-hari, baju dan sebagainya. Namun, Pinjaman: Memerlukan modal usaha (87%),
studi ini juga menemukan bahwa 14% dari pinjaman yang sudah ada tidak lagi mencukupi
responden adalah ibu rumah tangga (IRT) (59%) dan digunakan untuk membayar
atau tidak memiliki aktivitas ekonomi yang kebutuhan rumah tangga sehari-hari (31%)
produktif. muncul sebagai alasan utama para nasabah
ini memiliki beberapa pinjaman, dilihat dari
Temuan Utama perspektif sisi permintaan. Di sisi suplai,
alasan pengajuan pinjaman yang mudah dari
Sumber Pinjaman: LK (99%), Rentenir LK (39%) dan pengaruh dari teman, tetangga
(86%), dan Bank (47%) merupakan penyedia dan anggota kelompok (11%) muncul sebagai
utama pinjaman untuk anggota masyarakat. alasan yang menonjol.
LK memiliki prosentase yang tinggi karena
responden utama kami adalah nasabah
pinjaman LK. Namun, ada yang perlu
diperhatikan yaitu adanya sumber informal
seperti rentenir (86%), teman/keluarga (31%)
dan Arisan (23%). Pinjaman dari sumber
informal ini dapat diperoleh dengan cepat,
1. Indeks Keuangan World Bank, 2014: http://datatopics.worldbank.org/financialinclusion/country/indonesia
2. Untuk tujuan penelitian ini, kami mendefinisikan Lembaga Keuangan sebagai sebuah institusi yang menggunakan
metodologi pinjaman grameen seperti pinjaman kelompok dengan konsep tanggung renteng. Perusahaan pembiayaan
usaha, koperasi, BPR, bank komersial dan bank syariah juga masuk ke dalam kategori ini.
3. Untuk tujuan penelitian ini, kami mendefinisikan nasabah yang memiliki beberapa pinjaman adalah nasabah yang memiliki
tiga pinjaman mikro atau lebih

8
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Penggunaan Pinjaman: Meskipun pinjaman Hal-Hal yang Tidak Disukai dalam


tersebut awalnya akan digunakan untuk Mendapatkan Pinjaman dari LK:
keperluan produktif yaitu sebagai modal Pertemuan kelompok (39%), tanggung
usaha nasabah, hasil penelitian menunjukkan renteng/TR (36%), waktu pemrosesan
sebagian besar dari pinjaman juga digunakan pinjaman (18%) dan perilaku staf (16%)
untuk membayar kebutuhan rumah tangga muncul sebagai hal-hal utama yang tidak
sehari-hari. Secara khusus, 39% dari disukai dalam mendapatkan pinjaman dari
responden menyatakan bahwa mereka LK. Perilaku staf dalam hal datang terlambat
menggunakan pinjamannya untuk kebutuhan ke pertemuan kelompok dan bersikap buruk
konsumtif, 31% untuk biaya pendidikan ketika berhadapan dengan nasabah macet
anak, 18% untuk biaya kesehatan, 10% untuk muncul dalam studi ini! Dengan memiliki
membayar angsuran pinjaman lain dan 19% kontrak terhadap beberapa pinjaman,
untuk kebutuhan lain seperti renovasi rumah, responden merasa kesulitan untuk dapat
acara keluarga dan sebagainya. Kami juga menghadiri pertemuan kelompok di setiap
menemukan adanya kondisi dimana nasabah minggunya.
mengajukan pinjaman untuk kemudian
digunakan oleh orang lain, atau biasa disebut Hal-Hal yang Tidak Disukai Dalam
dengan pinjaman Joki. Mengelola Beberapa Pinjaman: Mayoritas
(59%) dari responden bermasalah dalam
Pinjaman Joki: Keberadaan pinjaman joki mengelola arus kas untuk memenuhi
(pinjaman yang diajukan untuk kemudian kewajiban pembayaran angsuran pinjaman.
diberikan/digunakan oleh orang lain) tidak Selain itu, 46% dari responden merasa
banyak dan sebagian besar pinjaman tersebut kesulitan untuk menghadiri pertemuan
diberikan kepada saudara dekat/teman, bukan kelompok setiap LK karena mengganggu
kepada makelar/agen. Namun, apabila situasi usaha mereka. Hampir 30% dari responden
ini tidak segera dikendalikan, dapat berakibat juga tidak merasa nyaman untuk membayar
negatif dan pinjaman joki akan merajalela TR maupun meminta bantuan anggota
seperti yang terjadi di negara-negara lain yang kelompoknya untuk membayar TR
mengalami krisis keuangan mikro. mereka. Mereka mendapatkan tekanan dan
dipermalukan secara sosial oleh anggota
Pengalaman Nasabah Selama Meminjam kelompok yang lain dan kadang-kadang
dari LK: Mayoritas, yaitu 58% dari oleh staf LK. Untuk menghindari hal ini,
responden menyatakan bahwa pengalaman sebagian nasabah lebih memilih meminjam
mereka selama meminjam dari LK adalah dari teman, keluarga dan terkadang meminjam
Baik dan 36% dari responden menyatakan dari rentenir daripada meminta anggota
bahwa pengalamannya adalah Cukup Baik. kelompoknya membayar TR.
Kenyamanan dalam hal pencairan di dekat
rumah mereka, proses persetujuan pinjaman Mengelola Arus Kas untuk Pembayaran
yang cepat dan tingkat suku bunga yang Angsuran Pinjaman: Mayoritas responden
rendah, muncul sebagai faktor utama yang (79%) menabung secara harian dari hasil
memberikan kontribusi pada pengalaman yang usaha untuk membayar angsuran pinjaman.
positif. Menabung pun tidak selalu cukup, sehingga
nasabah LK juga tergantung pada anggota
keluarga dan terutama suami mereka untuk
membantu mereka membayar angsuran. Hal
ini muncul dalam 57% jawaban para

9
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

responden selama sesi interaksi. Jumlah Kesimpulan dan Rekomendasi


responden yang terjebak dalam lilitan
hutang semakin meningkat, dimana mereka Meski situasi pinjaman berlebih di Provinsi
mengajukan pinjaman baru untuk membayar Jawa Barat tidak se-mengkhawatirkan
pinjaman yang lama. Dari 29% responden seperti yang terjadi di India, hal ini tetap
yang mengajukan/mendapatkan pinjaman membutuhkan tindakan perbaikan sesegera
baru: 21% mendapatkannya dari tetangga/ mungkin. Terdapat banyak lembaga yang
keluarga dekat, 6% dari rentenir dan 2% dari menawarkan pinjaman dan sebagian besar
lembaga keuangan mikro. nasabah memiliki pinjaman dari LK karena
prosesnya yang mudah. Hal ini menyebabkan
Alasan Pinjaman Macet: Tim kami peningkatan tanda-tanda tekanan dari nasabah
melakukan wawancara terhadap 20 orang terkait dengan pembayaran angsuran. LK
nasabah macet dan menemukan bahwa harus belajar dari pengalaman pasar yang
memiliki beberapa pinjaman (atau pinjaman sudah ada dan mencoba untuk menempatkan
berlebih) dan kegagalan/kebangkrutan usaha beberapa sistem dan langkah-langkah
merupakan dua alasan utama mereka macet. perbaikan untuk menghindari macet masal
Banyak usaha nasabah yang tergantung pada akibat pinjaman berlebih. Rekomendasi utama
kegiatan penambangan emas ilegal dan saat berdasarkan penemuan dalam studi ini dan
pemerintah menutupnya, semua usaha yang praktik terbaik secara internasional yaitu:
bergantung pada kegiatan penambangan ini
mengalami kegagalan/kebrangkutan. Ada Mendirikan Biro Kredit untuk LK: LK
temuan menarik yaitu 9 dari 20 nasabah harus ditempatkan dalam sebuah mekanisme
macet hanya memiliki satu atau dua berbagi informasi pinjaman dalam bentuk
pinjaman, namun tetap saja pinjaman mereka sebuah biro kredit, untuk meningkatkan
semuanya macet. Ini menunjukkan adanya kualitas informasi pinjaman nasabah. Hal
penyimpangan dalam hal identifikasi nasabah ini membantu negara-negara seperti India,
dan uji kelayakan nasabah (due diligence). Meksiko, Kenya dan Kamboja untuk
mengurangi kemacetan akibat pinjaman
Pengalaman terhadap Aktivitas Penagihan: berlebih dan memperbaiki kualitas portofolio .
Aktivitas penagihan pinjaman yang dilakukan
oleh LK menjadi suatu hal yang dikritik Memperbaiki Koordinasi antar LK:
di hampir semua negara yang mengalami LK Indonesia harus membangun asosiasi
pinjaman macet secara masal. Penelitian keuangan mikro yang kuat dan membuat
menunjukkan bahwa ada beberapa contoh (jika panduan pelaksanaan usaha untuk memeriksa
tidak semua) penagihan pinjaman dilakukan pinjaman lebih dari satu, sehingga mampu
secara agresif, termasuk di Indonesia. 42% mencegah pinjaman berlebih.Indonesia
dari responden memiliki pengalaman Tidak merupakan negara terbesar keempat di dunia,
Baik dan 32% memiliki pengalaman Sangat namun tidak memiliki sebuah asosiasi yang
Buruk terkait dengan penagihan pinjaman kredibel, fungsional dan terList secara hukum
dari LK. Aktivitas penagihan ini termasuk yang diakui oleh otoritas keuangan. Asosiasi
mendatangi rumah nasabah saat larut malam ini juga dibutuhkan untuk mengelola apabila
untuk menagih, memaksa nasabah untuk terdapat potensi risiko politik dan peraturan,
meminjam uang dari siapapun yang mereka serta dapat menunjukkan peran penting LK
kenal, dan mengambil persediaan usaha dalam keuangan inklusif di Indonesia.
mereka sebagai jaminan.

4. Promoting Credit Bureaus: The Role of Microfinance Associations

10
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Mengurangi Konsentrasi Geografis:


Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi di
Indonesia yang memiliki tingkat konsentrasi
LK yang sangat tinggi. Ada banyak daerah
yang belum terlayani di Pulau Jawa dan luar
Pulau Jawa yang dapat ditargetkan oleh LK
untuk menghindari konsentrasi berlebihan/
terjadinya pinjaman berlebih di Jawa Barat.

Diversifikasi Produk dan Pendapatan:


LK yang khusus memberikan pinjaman
kelompok umumnya fokus pada satu atau
dua produk pinjaman, dimana nasabah justru
memerlukan berbagai jenis pinjaman dan Memperbaiki Fungsi Manajemen Risiko
produk keuangan lainnya seperti pinjaman secara Keseluruhan: Sebagian besar LK
renovasi rumah, pinjaman darurat, pinjaman hanya fokus pada risiko pinjaman dan
perorangan, asuransi, pembayaran tagihan, dan keuangan, namun dengan perkembangan
sebagainya. LK dapat mengeksplorasi pilihan industri maka LK perlu memfokuskan diri
untuk menawarkan produk dan layanan baru, juga pada risiko kompetisi, peraturan dan
baik dilakukan sendiri atau berkolaborasi politik. Ini berarti LK harus membentuk
dengan pihak luar (misalnya menjadi agen tim manajemen risiko khusus yang akan
branchless banking untuk bank dan operator melakukan monitoring secara proaktif
jaringan seluler) untuk memenuhi kebutuhan terhadap berbagai risiko yang dihadapi oleh
yang berbeda dari semua nasabah mereka. LK.
Hal ini dapat mengurangi ketergantungan
LK pada pinjaman dan mampu mengarah ke
pertumbuhan yang berkelanjutan.

11
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

1. Latar Belakang Tujuan dan Metdologi


Studi

12
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

1.0 Latar Belakang, Tujuan dan Gambar 1. Pertumbuhan 5 LK Terbesar di


Metodologi Studi Indonesia (2012 - 2015)

Akses pinjaman melalui lembaga keuangan


(LK) formal di Indonesia saat ini masih berada
pada tahap yang sangat awal. Sebuah survei
terkini dari World Bank menunjukkan bahwa
hanya 13,1% dari penduduk Indonesia yang
meminjam di LK formal. Dan 41,5% pen-
duduk Indonesia meminjam dari keluarga atau
teman untuk memenuhi kebutuhan pinjaman
mereka, ini merupakan prosentase yang cukup
mencengangkan. Penyedia layanan keuangan nasabah selama tiga tahun terakhir. Interaksi
mikro seperti LK modal ventura, koperasi dengan LK tersebut mengindikasikan bahwa
dan BPR yang menawarkan pinjaman metode mereka akan mengalami tingkat pertumbuhan
grameen termodifikasi, mengamati kesenjan- yang sama atau lebih besar di tahun-tahun
gan ini dan mengembangkan bisnisnya dengan berikutnya.
pesat dalam beberapa tahun terakhir di Indo-
nesia. Pasar keuangan mikro untuk pinjaman kelom-
pok di Indonesia ditandai dengan tingginya
Beberapa lembaga yang menawarkan produk tingkat konsentrasi geografis di Provinsi Jawa
ini adalah BTPN Syariah, Mitra Bisnis Ke- Barat. Pemilihan provinsi ini terutama karena
luarga (MBK) Ventura, Bina Artha Ventura kepadatan penduduk dan menjadi daerah aktif
(BAV), Koperasi Mitra Dhuafa (Komida), PT. secara ekonomi untuk sejumlah besar usaha
Dana Mandiri Sejahtera (DMS), dan beberapa mikro. Lokasinya yang berdekatan dengan Ja-
LK lokal/kecil. Dalam lima tahun terakhir, karta tempat sebagian besar LK berada dan
lembaga-lembaga ini telah menunjukkan juga salah satu alasan keberadaan LK yang
pertumbuhan yang sangat signifikan dalam hal tinggi di provinsi ini.
portofolio pinjaman dan jumlah nasabah.
Gambar 1. Pertumbuhan 5 LK Terbesar di Suatu analisis terhadap keberadaan LK besar
Indonesia (2012 - 2015) di Jawa Barat menunjukkan bahwa terdapat
8,87 cabang per 100.000 populasi masyarakat
Lima (5) LK terbesar yaitu BTPN, MBK miskin. Jumlah ini hampir dua kali lipat dari
Ventura, BAV, Komida dan DMS memiliki jumlah cabang di provinsi Jawa Tengah dan
tingkat pertumbuhan 59,1% (tahun-ke-tahun) Jawa Timur. Jumlah ini akan menjadi lebih
dalam portofolio pinjaman bruto dan 48,6% tinggi apabila dibandingkan dengan provinsi
(tahun-ke-tahun) dalam jumlah lain

5. Sumber Data: http://www.mbk-ventura.com; http://www.bina-artha.net; and http://mitradhuafa.com


6. Angka BTPN Syariah dan DMS hanya tersedia dari tahun 2013 sehingga mengakibatkan penrtumbuhan yang luar biasa dari
2012 ke 2013. Untuk pertumbuhan rata-rata, kami menggunakan data sejak tahun 2013 saja untuk 5 LKM
7. Sumber Data: http://www.mbk-ventura.com; http://mitradhuafa.com dan informasi dari LK; Tidak lettngkap
8. Perhitungan ini meliputi cabang-cabang MBK, BAV, KOMIDA, DMS, KSB, BAIK, dan BTPN. Data per provinsi untuk
keberadaan cabang BTPN tidak tersedia, kami menghitung rata-rata cabang per provinsi, contohnya total cabang (1832)
dibagi jumlah provinsi (20). Sumber Data: http://www.btpn.com/assets/InvestorNews/BTPN-Analyst-Meeting-1Q-2016final.
pdf
9. BPS 2015: data populasi masyarakat miskin

13
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

di luar pulau Jawa. Tingkat penetrasi Jawa


Barat sebanding dengan daerah yang sama
di wilayah lain seperti Filipina dan India.
Sebagai contohnya , Kabupaten Calabarzon
di Filipina memiliki 7,01 cabang dan Provinsi
Kanartaka di India memiliki 5,77 cabang.

Tabel 2: Tingkat Kepadatan Cabang Lembaga


Keuangan di Pulau Jawa
Jumlah Populasi
Cabang
Provinsi Cabang dari Masyarakat
LK/100.000
LK Terbesar Miskin
Jawa Barat 393 4.430.100 8,87
Filipina
Jawa Timur 218 4.893.000 4,46 7,01
Jawa Tengah dan Yogyakarta 195 5.353.300 3,64
Banten 128 677.500 18,89 India
Total di Pulau Jawa 934 15.353.900 6,08 5,77

Di beberapa kabupaten di Provinsi Jawa


Barat, jumlah cabang LK lebih dari 10
cabang per 100,000 populasi masyarakat
miskin (Lampiran I). Ini menunjukkan bahwa
konsentrasi keuangan mikro di Jawa Barat
sangat tinggi dan hal ini merupakan salah satu
penyebab adanya pinjaman berlebih di sini.
Provinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan
Jawa Timur relatif belum banyak terlayani
oleh LK. Selain KOMIDA dan BTPN, LK lain
belum ada yang mulai melakukan ekspansi
bisnis keluar pulau Jawa, dimana terdapat
banyak daerah yang belum tersentuh oleh
layanan LK.

Pengalaman internasional menunjukkan


bahwa pertumbuhan pesat dan penetrasi
yang intensif dapat mengarah ke pinjaman
berlebih yang akhirnya dapat menyebabkan
nasabah keuangan mikro mengalami macet
secara masal. Krisis seperti ini telah terjadi
di beberapa negara seperti Bosnia , India/
Andhra Pradesh (Lampiran II detail dari
Studi Kasus untuk Krisis Keuangan Mikro di
India), Meksiko , Nikaragua , Kamboja dan
sebagainya.

14
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Untuk menghindari situasi yang serupa, menggunakan kombinasi wawancara intensif


sebuah konsorsium dari beberapa LK di secara perorangan (in-depth interviews/IDI),
bawah naungan Indonesian Access to Finance diskusi kelompok (focus group discussion/
Forum/PAKINDO (Forum Akses ke Keuangan FGD), dan studi kasus. Anggota tim
Indonesia) ingin melakukan asesmen terhadap berinteraksi dengan nasabah (nasabah aktif
situasi pinjaman berlebih di pasar Indonesia dan macet), staf LK (di kantor pusat dan
dan memperoleh rekomendasi yang praktis. staf lapangan) dan tokoh masyarakat (Ketua
PAKINDO bersama IFC menugaskan RT), untuk mendapatkan suatu informasi
MicroSave untuk melakukan suatu studi menyeluruh mengenai isu utama yaitu alasan
mengenai pinjaman berlebih pada keuangan memiliki beberapa pinjaman, mekanisme
mikro khususnya di Provinsi Jawa Barat, dan nasabah dalam melakukan pembayaran
memberikan rekomendasi untuk memitigasi pinjaman, strategi LK untuk memitigasi
risiko dari pinjaman berlebih. Tujuan dari pinjaman macet, dan sebagainya.
studi ini adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh pemahaman yang Gambar 2. Metodologi yang Digunakan
mendalam terhadap alasan nasabah
memiliki beberapa pinjaman dan
bagaimana kondisi ini mempengaruhi
pembayaran angsuran pinjaman
nasabah; dan
2. Memberikan rekomendasi yang konkrit
kepada LK yang berpartisipasi untuk
meminimalkan pinjaman berlebih dan
nasabah macet, yang dapat
menyebabkan nasabah macet secara
masal seperti yang dialami oleh
beberapa LK yang memberikan
pinjaman kelompok di Indonesia dan di
negara lain.
Diskusi/wawancara di lapangan
1.1 Metodologi Penelitian dilakukan selama tiga (3) minggu.
Kami melakukan analisis secara intensif
Penelitian ini dilakukan oleh tim MicroSave dan menginterpretasikan data untuk
yang terdiri dari para ahli dalam bidang mengidentifikasi pengalaman nasabah
keuangan mikro dan riset pasar, dibantu meminjam dari LK, alasan utama mengajukan
oleh konsultan lokal yang memiliki keahlian pinjaman, hal-hal yang
dalam penelitian dan kecakapan dalam
bahasa Indonesia. Finalisasi untuk alat dan
rencana penelitian dilakukan secara intensif
bersama anggota PAKINDO. Penelitian ini

10. http://finclusionlab.org/country/Philippines/analytics?title=Supply-and-Demand-Ratio
11. http://www.aljazeera.com/focus/2010/01/20101393659573655.html
12. https://www.cgap.org/sites/default/files/CGAP-Focus-Note-Andhra-Pradesh-2010-Global-Implications-of-the-Crisis-
in-Indian-Microfinance-Nov-2010.pdf dan http://www.microsave.net/files/pdf/AP_FI_Crisis_Report_MicroSave_CMF_
Ghiyazuddin_Gupta.pdf
13. http://www.finca.org/files/2014/05/Over-Indebtedness-in-Mexico-Its-Effect-on-Borrowers.pdf
14. http://www.cgap.org/publications/growth-and-vulnerabilities-microfinance

15
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

tidak disukai dalam mengelola arus kas, alasan


pinjaman nasabah mengalami macet, dan 4-5April 18-19 April
sebagainya. Selanjutnya, berdasarkan temuan
penelitian, tim memberikan rekomendasi yang
sesuai untuk memitigasi risiko nasabah LK Fase III: Konsolidasi dan Fase III:III:
Fase Konsolidasi dan
Konsolidasi
Fase III: Konsolidasi
memiliki pinjaman berlebih. Kami melakukan Analisisa Data
dan Analisisa Data
Analisisa Data Data
dan Analisisa
analisis yang mendalam untuk memastikan 1. Konsolidas dan finalisasi
1. Konsolidas dan finalisasi
1. Konsolidas
1. Konsolidasdandan
finalisasi
finalisasi
laporan dari lapangan laporan daridari
laporan lapangan
lapangan
bahwa rekomendasi yang diberikan relevan, laporan dari lapangan
2. Analisis data
2. Analisis data
2. Analisis datadata
2. Analisis
praktis dan dapat diimplementasikan oleh para 3. Analisis komprehensif terhadap
3. Analisis komprehensif
hasil temuan di lapangan
3. Analisis komprehensif
3. Analisis
hasilterhadap
komprehensif
temuanhasil
di lapangan
terhadap
temuan di
terhadap hasil temuan di
LK. lapangan
lapangan

Selama proyek ini berjalan, kami selalu


berdiskusi dengan PAKINDO dan IFC melalui
pertemuan formal dan interaksi informal untuk Hasil:
Finalisasi laporan lapangan
Hasil:
- Laporan
Hasil: interim
meminta masukan dan saran dari mereka. Hasil: - Laporan
temuan
akhir
- Laporan
- Laporan
mengenai hasil
interim
dan rekomendasi
akhir mengenai
Finalisasi laporan lapangan
Untuk hasil akhir, kami memberikan sebuah - Presentasi
hasil hasil temuan
penelitian
temuandidanlapangan kepada
rekomendasi
laporan detail yang menyoroti hasil temuan para pemangkuhasil
- Presentasi kepentingan
temuan
penelitian di lapangan
dari penelitian dan rekomendasi relevan. kepada para pemangku
Laporan ini akan menjadi materi dasar yang kepentingan

bermanfaat untuk lokakarya internal bersama


anggota PAKINDO dan IFC. Strategi Pengambilan Sampel
Penelitian dilakukan di Provinsi Jawa Barat
Rencana Penelitian karena provinsi ini memiliki tingkat penetrasi
Berikut ini merupakan metodologi dan LK yang sangat tinggi. Tim melakukan
pendekatan detail yang dilakukan oleh analisis terhadap data nasabah yang memiliki
MicroSave dalam melakukan penelitian. beberapa pinjaman dari biro kredit KBIJ
dan kabupaten yang cocok menjadi lokasi
14Maret penelitian di Jawa Barat. Tim memilih empat
2-11 Maret - 1 April (4) kabupaten di Jawa Barat sebagai lokasi
final untuk penelitian yaitu Subang, Sukabumi,
Cianjur dan Bogor. Bogor dipilih karena
Fase I: Mengulas Fase II: Penelitian kabupaten ini memiliki jumlah nasabah macet
Literatur dan Desain Lapangan
Penelitian yang besar. Kami juga meminta masukan
1. Mengulas studi kuantitatif dari 1. FGD: nasabah aktif dan staf dari IFC dan PAKINDO sebelum melakukan
KBIJ
2. Wawancara anggota
cabang MBK
2. Wawancara: nasabah aktif,
finalisasi terhadap lokasi penelitian.
PAKINDO pemimpin masyarakat,
3. Mempersiapkan rencana dan nasabah macet, dan Kepala
instrumen penelitian Cabang MBK
4. Memperoleh masukan dari 3. Studi kasus: pinjaman joki
PAKINDO untuk rencana dan dan nasabah macet
instrumen penelitian
5. Finalisasi rencana penelitian

Hasil: Hasil:
- Ulasan dan analisis laporan - Rekaman sesi
penelitian kuantitatif - Foto sesi
- Rencana penelitian: desain
penelitian, metodologi,
sampel, lokasi, dan rencana
kegiatan lapangan
- Instrumen penelitian

16
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Metodologi Pengambilan Sampel

KBIJ memiliki informasi nasabah pinjaman


dari sembilan (9) LK untuk studi pinjaman
berlebih. Data dari enam (6) lembaga akhirnya
digunakan untuk membantu memahami
tingkat pinjaman berlebih (mengacu pada
Lampiran II atas Ringkasan laporan KBIJ).
Sebanyak 733.090 data nasabah diberikan
dari KBIJ, dimana 92.06% dari data tersebut
memiliki pinjaman dari satu (1) LK, 5.94%
memiliki pinjaman dari dua (2) LK dan 0.14%
memiliki pinjaman dari tiga (3) LK.

Untuk studi kualitatif, tim MicroSave


mengidentifikasi semua nasabah MBK yang
memiliki tiga (3) pinjaman. Bersama staf
MBK, kami mengidentifikasi empat (4)
kabupaten dan beberapa kecamatan yang
memiliki tingkat konsentrasi maksimum dari
nasabah yang memiliki tiga (3) pinjaman yaitu
kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur dan
Subang.

Gambar 3. Lokasi Penelitian


internal dengan nasabahnya, dimana nasabah
memperbolehkan perusahaan peneliti eksternal
seperti MicroSave untuk mewawancarai
mereka.
Berdasarkan data yang diberikan oleh MBK,
kami menseleksi nasabah yang memiliki
beberapa pinjaman dengan minimal tiga (3)
pinjaman dan nasabah macet. Tim melakukan
pembagian berimbang untuk memilih lokasi
pengambilan sampel yang mewakili daerah
pedesaan, pinggiran kota dan perkotaan di
Pada akhirnya, seluruh klien dari 12 empat (4) kabupaten tersebut.
kecamatan di Jawa Barat telah diwawancarai
(mengacu pada Lampiran IV untuk rinican
kecamatan yang menjadi lokasi penelitian).
Tim MicroSave berinteraksi hanya dengan
nasabah MBK karena MBK memiliki
perjanjian

17
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

1.2 Instrumen Riset Pasar yang


Digunakan dalam Penelitian
Berikut ini adalah instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data:
Tabel 3: Instrumen Riset Pasar yang
Digunakan dalam Penelitian
Instrumen yang Jumlah Jumlah
No. Obyek Penelitian Tujuan Penggunaan Instrumen
Digunakan Kelompok Responden
1. Focus Group Nasabah Aktif yang 6 64 Untuk memahami tentang:
Discussion (FGD) Memiliki Beberapa Sumber pinjaman saat ini dan
Pinjaman penggunaan pinjaman,
Alasan nasabah memiliki
beberapa pinjaman dari berbagai
sumber
Kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya terkait pinjaman,
2. In-Depth Interviews Nasabah Aktif yang 137 137 Mekanisme nasabah mengatasi
(IDI) Memiliki Beberapa beberapa jadwal pembayaran
Pinjaman angsuran pinjaman,
Keberadaan Pinjaman Joki dan
informasi detail terkait pinjaman
joki,
Hal-hal yang disukai/tidak
disukai dari memiliki pinjaman
dari berbagai lembaga,
Persepsi nasabah mengenai
lembaga yang menawarkan
pinjaman di area tersebut.

3. IDI Nasabah Macet yang 20 20 Untuk memahami tentang:


Memiliki Beberapa Alasan nasabah memiliki
Pinjaman pinjaman macet,
Hubungan antara pinjaman
berlebih dengan pinjaman macet,
Mekanisme nasabah dalam
mengatasi pinjaman macet.

4. IDI Tokoh Masyarakat 2 2 Untuk memahami tentang:


(Ketua RT) Persepsi terhadap LK/penyedia
pinjaman,
Persepsi tentang kegiatan
pencairan /penagihan pinjaman
yang dilakukan oleh penyedia
produk pinjaman,
Rekomendasi untuk
meningkatkan kualitas
operasional.

5. Studi Kasus Nasabah Aktif dan - - Mengulas hasil temuan menarik di


Nasabah Macet lapangan terkait nasabah macet dan
Pinjaman Joki.
Total 165 223

18
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Instrumen Riset untuk Staf MBK


dan Anggota PAKINDO
Tabel 4: Instrumen Riset untuk Mewawancarai
Staf MBK dan Anggota PAKINDO
Instrumen yang Jumlah Jumlah
No. Obyek Penelitian Tujuan Penggunaan Instrumen
Digunakan Kelompok Responden

1. FGD Staf Cabang MBK 2 16 Untuk memahami tentang:


Operasional di lapangan,
Praktik yang ada di pasar,
Tingkat persaingan,
2. IDI Kepala Cabang MBK 2 2 Kegiatan terkait pinjaman lebih
dari satu dari nasabah MBK.

3. IDI Anggota PAKINDO 3 3 Untuk memahami tentang:


Kualitas dan pertumbuhan
portofolio pinjaman,
Strategi untuk mengelola
pertumbuhan,
Strategi pengelolaan nasabah
macet,
Induksi dan pelatihan bagi staf
lapangan,
Kebijakan untuk rotasi staf
lapangan dan pergantian staf.

Total 7 21

Keterangan untuk Hasil Temuan Penelitian

Hasil temuan dari studi kualitatif dan tren yang muncul selama
penelitian telah disajikan dalam bentuk grafik dan diGambarkan
sebagai persentase dari total respon yang diterima. Ini dilakukan
untuk mempresentasikan hasilnya secara visual dengan baik
dan kemudahan memahami tren utama. Untuk studi kualitatif,
fokus utama dari laporan ini adalah untuk memahami alasan
di balik tren yang muncul dan tidak menyimpulkan persentase
tanggapan yang diterima untuk setiap pertanyaan. Kesimpulan
yang diambil didasarkan pada tren kualitatif dan pengalaman
dari tim peneliti di pasar keuangan mikro lainnya. Demikian
pula, karena penelitian ini hanya dilakukan dengan nasabah
dan staf MBK, sebagai hasilnya, mungkin ada beberapa bias
dalam tanggapan yang diterima. Fokus dari penelitian ini adalah
Provinsi Jawa Barat dan temuan mungkin tidak mencerminkan
status keuangan mikro di provinsi lain

19
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

2. Temuan Utama

20
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

2.0 Temuan Utama Gambar 6. Jenjang Pendidikan Responden

2.1 Profil Nasabah


Gambar 4. Lokasi Responden

Jenjang Pendidikan: Tingkat literasi sangat


tinggi yaitu lebih dari 99% responden telah
mengenyam pendidikan formal. Mayoritas
responden lulus dari SD (56%) and 32%
responden lulus dari SMP.
Gambar 7. Pekerjaan Responden beserta
Pasangannya
Lokasi: Tim memastikan bahwa ada
perwakilan yang berimbang dari daerah
pedesaan (46%), perkotaan (29%) dan
pinggiran kota (26%). Kami mendefinisikan
daerah perkotaan sebagai lokasi yang berada
di kota, pinggiran kota sebagai lokasi yang
berada di pinggiran kota, dan pedesaan
sebagai lokasi yang berada jauh dari pinggir
kota.
Gambar 5. Umur Responden
Pekerjaan: Mayoritas responden memiliki
kegiatan produktif. Hampir 82% dari total
responden memiliki usaha sendiri/wirausaha
seperti berjualan makanan, kebutuhan
pokok sehari-hari, baju, peralatan rumah
tangga secara kredit, dan lain-lain. Hal ini
sejalan dengan tujuan penggunaan pinjaman
yaitu untuk kegiatan produktif. Namun,
penelitian ini juga menemukan bahwa 14%
dari responden adalah ibu rumah tangga/IRT
atau tidak memiliki kegiatan ekonomi yang
produktif.
Umur: Semua responden adalah perempuan, Selain itu, 12 dari 20 nasabah macet adalah
dengan mayoritas usia berada di antara 41-50 IRT atau tidak memiliki pekerjaan.
tahun (43,9%) dan 14% responden memiliki
usia di atas 50 tahun.

21
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Gambar 8. Tingkat Pendapatan Rumah Tangga membayar antara Rp. 500.001 750.000 dan
dari Responden 24% responden membayar antara Rp. 750.001
1.000.000.
Gambar 10. Jumlah Angsuran Responden per
Bulan

Tingkat Pendapatan: Mayoritas responden


(lebih dari 86%) memiliki pendapatan di atas
Rp. 2 juta per bulan. Tingkat pendapatan ini
menunjukkan pendapatan usaha bersih dan
hal ini disampaikan sendiri oleh responden.
Jumlah ini berada di atas pendapatan rata-rata
rumah tangga miskin di Provinsi Jawa Barat
yaitu Rp. 1,178 juta per bulan . Gambar 11. Jumlah Nominal Pinjaman
Responden
Gambar 9. Jumlah Pengeluaran Rumah
Tangga dari Responden

Jumlah Nominal Pinjaman: Dari Gambar


Tingkat Pengeluaran: Untuk pengeluaran 11 di bawah ini, kami menemukan bahwa
rumah tangga, 46% dari responden 17,14% dari responden memiliki pinjaman
menghabiskan Rp. 1 2 juta per bulan, antara Rp. 5 6 juta, kemudian 16,19%
31% menghabiskan Rp. 2 3 juta dan 10% memiliki pinjaman antara Rp. 6 7 juta,
menghabiskan kurang dari Rp. 1 juta per dan 15,24% memiliki pinjaman lebih dari
bulan. Rp. 10 juta. Kami mendefinisikan nominal
pinjaman hanya dari pinjaman kelompok dan
berdasarkan jumlah yang dicairkan (bukan
Jumlah Angsuran Responden per Bulan: outstanding). Nominal pinjaman yang besar
Mayoritas responden (78%) membayar mengindikasikan siklus pinjaman yang besar
angsuran sampai dengan Rp. 1 juta per bulan, dari mayoritas responden. Hampir 80%
yang terdiri dari: 3% responden membayar responden telah berhubungan dengan LK lebih
angsuran sampai dengan Rp. 250 ribu per dari tiga (3) tahun.
bulan; 20% responden membayar antara Rp.
250.001 500.000 per bulan; 31% responden

22
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Kami menemukan LK seperti BTPN Syariah dengan rumah dan memiliki jumlah angsuran
juga menawarkan nominal pinjaman yang yang kecil.
relatif besar meskipun calon nasabah adalah
anggota baru, misalnya lebih dari Rp. 10 juta
per siklus untuk anggota kelompok tertentu.

2.2 Sumber dan Penggunaan


Pinjaman
Gambar 12: Sumber Pinjaman yang Ada di
Masyarakat

Gambar 13. Sumber Pinjaman yang Diakses


oleh Responden

Anggota masyarakat memiliki akses terhadap


berbagai sumber pinjaman, baik formal
maupun informal. LK, rentenir, bank dan
sumber informal seperti teman dan keluarga
serta arisan adalah sumber utama dimana
masyarakat umum dapat memperoleh
pinjaman. Gambar 12 menjelaskan jumlah
sesi dimana responden menyebutkan Keberadaan lembaga penyedia produk
jenis sumber pinjaman yang ada. Gambar pinjaman di seluruh lokasi penelitian cukup
13 menampilkan sumber pinjaman yang padat, didominasi oleh LK, diikuti oleh
digunakan oleh responden untuk memenuhi rentenir dan bank. Hampir 75% responden
kebutuhan pinjaman mereka. LK dan Rentenir mengatakan bahwa terdapat minimal 4 LK
adalah respon terbanyak yang disebutkan di lingkungan sekitar mereka. Seperti yang
oleh responden, karena nominal pinjaman dan telah diduga, keberadaan LK sedikit lebih
jenis pinjaman lebih sesuai dengan kebutuhan banyak di daerah pedesaan yaitu sebanyak
masyarakat (dapat dilihat pada Table 6 untuk 43% responden mengatakan bahwa terdapat
fitur produk dan informasi dari responden minimal 4 LK di daerahnya. Dibandingkan
terhadap berbagai jenis sumber pinjaman). dengan jawaban 30% responden di daerah
Namun, responden lebih cenderung untuk perkotaan dan 27% di daerah pinggiran kota.
meminjam dari rentenir dan teman/keluarga Dengan tingkat pasar yang sudah jenuh dan
untuk keadaan darurat karena prosesnya cepat persaingan yang tinggi di daerah tersebut,
dan mudah, dengan dokumen yang minim potensi untuk melakukan ekspansi bisnis ke
atau tanpa dokumen sama sekali. Di sisi lain, geografis lain sangat besar.
pinjaman dari LK disukai karena prosesnya
yang mudah, tingkat suku bunga rendah, dekat

16. Kami mendefinisikan BTPN Syariah sebagai sebuah LK, bukan sebuah Bank dalam analisis kami.

23
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Tabel 5: Analisis Produk dari Penyedia Produk Pinjaman

Penyedia Produk Syarat dan Ketentuan Informasi dari Nasabah untuk Setiap Penyedia Produk

LK Nominal pinjaman: Rp. 1 15 juta Proses dan persyaratannya mudah seperti KTP,
(Termasuk LK Nominal pinjaman per siklus: dan/atau Kartu Keluarga, memiliki usaha,
dan bank yang o Siklus 1: Rp. 1 2,5 juta perempuan, sudah menikah, dan memiliki sebuah
menawarkan o Siklus 2: Rp. 2 3,5 juta rumah di lingkungan setempat.
pinjaman o Siklus 3: Rp. 3 4,5 juta Murah (tingkat suku bunga rendah), tidak ada
kelompok o Siklus 4: Rp. 4 5,5 juta biaya, pembayaran angsuran yang mudah secara
tanggung renteng) o Siklus 5: Rp. 5 6,5 juta mingguan/dua mingguan sehingga nominal
o Dan seterusnya, umumnya sampai dengan angsuran terasa kecil/rendah.
Rp. 10 juta Nasabah yang baru saja memulai usaha
Jangka waktu pinjaman: 1 1,25 tahun (atau 25 diperbolehkan untuk mengajukan pinjaman, dan
52 minggu. 25 minggu umumnya berlaku untuk hal ini adalah salah satu daya tarik bagi nasabah.
pembayaran angsuran secara dua-mingguan) Analisis pinjaman yang sederhana, proses yang
Pembayaran angsuran: mingguan / dua-mingguan cepat, umumnya membutuhkan waktu hanya
Tingkat suku bunga: 1,75% - 2,5% per bulan, 1 2 minggu.
tetap Pertemuan kelompok adalah sarana yang baik
Jaminan: tidak diperlukan untuk para nasabah bersosialisasi dengan teman-
Biaya administrasi/provisi: tidak ada teman mereka, namun juga bisa menyebabkan
Tujuan pinjaman: produktif (utama) mereka kurang nyaman apabila anggota
Dana tanggung jawab: 5 10% dari pinjaman kelompok mereka banyak.
(dapat ditarik setelah nasabah menutup/melunasi Tanggung Renteng (TR) adalah hal yang tidak
pinjaman) disukai, khususnya apabila ini terjadi lebih dari
Penalti: beberapa LK memberlakukan penalti 1 2 kali.
apabila nasabah tidak menghadiri pertemuan Sebagian besar layanan dilakukan di dekat atau
kelompok. di rumah nasabah.
Tidak semua LK menyediakan penambahan (top
up) pinjaman dan/atau menerima pembayaran
angsuran di muka/sebelum jadwalnya.

Rentenir Nominal pinjaman: Rp. 100.000 1,5 juta Prosesnya sangat cepat, hanya 1-2 hari. Ini
Jangka waktu pinjaman: 25 hari 1 bulan adalah jalan keluar tercepat apabila nasabah
Pembayaran angsuran: harian membutuhkan dana untuk keadaan darurat,
Jenis pinjaman: pinjaman perorangan dimana nominal pinjaman pada umumnya tidak
Tingkat suku bunga: umumnya sekitar 10% per besar.
bulan Dokumen yang dibutuhkan dan analisisnya
Jaminan: tidak diperlukan minimal.
Biaya administrasi/provisi: tidak ada Pembayaran angsuran dilakukan secara harian,
Tujuan pinjaman: dapat digunakan untuk semua dimulai pada satu hari setelah pinjaman cair,
kebutuhan nasabah tingkat suku bunga tinggi, dan stafnya tidak
profesional (dan terkadang berperilaku tidak
sopan).
Bank Nominal pinjaman: berdasarkan skala usaha Prosesnya membutuhkan waktu lama, umumnya
(pinjaman nasabah, nilai jaminan, dan kemampuan bayar dua minggu sampai dengan 1 bulan.
selain pinjaman nasabah Persyaratan umumnya lebih kaku, termasuk
kelompok) Jangka waktu pinjaman: 1 3 tahun untuk memerlukan jaminan, dimana banyak nasabah
pinjaman produktif kecil mungkin tidak memilikinya.
Pembayaran angsuran: bulanan Untuk pinjaman produktif, bank menentukan
Jenis pinjaman: pinjaman perorangan standard mengenai berapa lama usaha nasabah
Tingkat suku bunga: 1,5 2,0% per bulan sudah berjalan (misalnya minimal 2 tahun).
Jaminan: diperlukan, seperti tanah/rumah, Nominal pinjaman lebih besar namun angsuran
kendaraan, atau tabungan/uang tunai. Nasabah yang dibayarkan besar/tinggi karena dilakukan
harus memiliki dokumen kepemilikan yang legal. secara bulanan.

24
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Penyedia Produk Syarat dan Ketentuan Informasi dari Nasabah untuk Setiap Penyedia Produk

Biaya administrasi/provisi: ada, umumnya sekitar Meskipun tingkat suku bunga yang diberlakukan
1% dari nominal pinjaman. umumnya lebih rendah daripada LK, namun
Tujuan pinjaman: produktif dan konsumtif provisi/biaya admin dan biaya untuk pengikatan
jaminan menyebabkan total biaya yang harus
dibayar oleh nasabah menjadi terlihat lebih besar/
tinggi.
Pemulihan nasabah macet umumnya lebih ketat
dengan menjual asset/jaminan nasabah.
Pencairan dan pembayaran angsuran pinjaman
harus dilakukan di cabang, yang dapat
menyulitkan nasabah.

Teman/ Keluarga Nominal pinjaman: berdasarkan kebutuhan Prosesnya cepat dan mudah karena berdasarkan
dan/atau ketersediaan uang tunai dari sumber hubungan dekat dan kerelaan untuk membantu.
pinjaman, namun secara umum nominalnya tidak Hal ini sudah menjadi kebiasaan di dalam
besar. masyarakat.
Jangka waktu pinjaman: tidak ditentukan, namun Pilihan pertama apabila ada kebutuhan darurat
umumnya beberapa hari atau 1 2 minggu. dan/atau kebutuhan musiman, di samping
Pembayaran angsuran: langsung dibayar tunai rentenir, seperti untuk biaya kesehatan,
sekaligus pada saat nasabah sudah memiliki uang pendidikan, upacara, acara keluarga, pengeluaran
atau berdasarkan perjanjian antara keduanya. kebutuhan rumah tangga, dan kadang untuk
Jenis pinjaman: pinjaman perorangan pembayaran angsuran LK apabila ada jeda waktu
Tingkat suku bunga: umumnya tidak ada bunga antara pendapatan usaha dan jadwal pembayaran
Jaminan: tidak diperlukan angsuran.
Biaya administrasi/provisi: tidak ada Pembayaran terlambat lebih mudah karena
Tujuan pinjaman: dapat digunakan untuk semua penyedia pinjaman adalah teman/keluarga yang
kebutuhan nasabah umumnya mengerti kondisi keuangan nasabah.

Leasing Nominal pinjaman: berdasarkan pendapatan Proses pinjaman cepat umumnya sekitar 1 2
nasabah dan nilai jaminan minggu.
Jangka waktu pinjaman: 1 3 tahun Analisis pinjaman umumnya tidak sekaku bank,
Pembayaran angsuran: bulanan namun lebih kaku dari LK.
Jenis pinjaman: pinjaman perorangan Jenis pinjaman ini lebih menarik bagi nasabah
Tingkat suku bunga: 1,5 2,0 % per bulan untuk membeli barang seperti kendaraan, dimana
Jaminan: diperlukan, umumnya berupa barang sebagian besar penjual (dealer) kendaraan
yang dibeli, misalnya kendaraan bekerjasama dengan leasing. Penyedia tertentu
Biaya administrasi/provisi: ada menawarkan kredit kendaraan di samping
Tujuan pinjaman: konsumtif leasing.
Pencairan dan pembayaran angsuran: di kantor Proses pinjaman mudah dan dengan tingkat suku
cabang atau transfer bunga tidak tinggi, dan umumnya menawarkan
berbagai program seperti pembayaran angsuran
menurun dan/atau memberikan hadiah. Dalam
kredit kendaraan: kendaraan tersebut yang
menjadi jaminan.
Pembayaran angsuran secara bulanan
menyebabkan nominal angsuran besar, tidak
semua orang mampu mengajukan pinjaman ini.

25
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

2.3 Bukti Nasabah Memiliki atau pekerjaan, antara nasabah yang memiliki
Beberapa Pinjaman minimal tiga (3) pinjaman dengan nasabah
yang hanya memiliki satu (1) atau dua (2)
Responden utama untuk penelitian ini adalah pinjaman.
nasabah yang memiliki minimal tiga (3)
pinjaman dari LK (per November 2015) Belum adanya mekanisme untuk berbagi
sesuai data dari KBIJ. Namun di lapangan, informasi kredit antarLK menyebabkan LK
banyak responden menyebutkan bahwa kesulitan untuk mengidentifikasi jumlah
mereka memiliki pinjaman kurang dari tiga. pinjaman yang sudah dimiliki oleh calon
Hal ini dapat terjadi karena data KBIJ adalah nasabah. Staf LK mendapatkan informasi ini
data November 2015 dan beberapa nasabah melalui wawancara dengan calon nasabah,
mungkin sudah menutup/ melunasi pinjaman dimana kemungkinan data ini tidak akurat dan
mereka. Di samping itu, banyak responden hasilnya sangat tergantung pada kemampuan
yang enggan mengungkapkan jumlah staf yang berbeda-beda. Faktanya, beberapa
pinjaman yang mereka miliki, karena khawatir responden mengkonfirmasi bahwa meskipun
MBK tidak akan memberikan pinjaman lagi staf sudah mengetahui jumlah pinjaman yang
kepada mereka. dimiliki nasabah, staf tetap menawarkan
pinjaman baru kepada nasabah untuk
memenuhi target bisnis mereka.
Gambar 14. Jumlah LK dimana Responden
Mengambil Pinjaman

Staf LK sudah mengetahui bahwa saya


memiliki tiga pinjaman, namun dia tetap
menawarkan pinjaman baru kepada saya.
Dia mengatakan bahwa hal tersebut tidak
menjadi masalah baginya. Ini sudah biasa.
Pernyataan dari Ibu Nenah, Sukabumi}

Kemudian, kami mengetahui bahwa istilah


Meskipun demikian, sekitar 54% responden Ini sudah biasa berarti hal tersebut dilakukan
mengatakan bahwa mereka memiliki atas dasar saling menguntungkan antara kedua
minimal tiga (3) pinjaman dari berbagai LK. belah pihak, dimana nasabah mendapatkan
Faktanya, seperti yang ditampilkan pada pinjaman baru dan staf memenuhi target
Gambar 14 di atas, meskipun responden telah mereka. Penyimpangan ini akan terus terjadi
memiliki pinjaman dari LK, masih terdapat apabila tidak ada metode yang lebih baik
32% responden yang menyatakan bahwa untuk melakukan asesmen terhadap pinjaman
mereka juga meminjam dari rentenir untuk berlebih dari calon nasabah.
kebutuhan darurat atau tambahan modal
usaha. Kami juga menemukan bahwa hampir
80% responden telah berhubungan dengan
LK selama lebih dari tiga tahun. Hal yang
menarik untuk diketahui: bahkan nasabah
baru yang berhubungan dengan LK kurang
dari tiga tahun juga memiliki minimal tiga (3)
pinjaman. Kami tidak menemukan perbedaan
yang signifikan dalam tingkat pendapatan

26
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Gambar 15. Alasan Nasabah Memiliki Dari sisi suplai, kenyataan bahwa kemudahan
Beberapa Pinjaman mendapatkan pinjaman dari LK (39%) muncul
sebagai alasan nasabah memiliki beberapa
pinjaman. Hal yang menarik, 30% dari
responden ini adalah IRT atau tidak bekerja,
dan 45% di antaranya memiliki tingkat
pendapatan kurang dari Rp. 3 juta.

Alasan utama yang disampaikan oleh


responden dalam mengajukan pinjaman adalah
untuk memenuhi kebutuhan usaha/menambah
modal usaha (87%). Banyak nasabah yang
membutuhkan modal usaha lebih sering,
seperti pedagang/pemilik warung yang
harus membeli stok barang dalam interval
waktu tertentu dan sering, sehingga mereka
memerlukan dana tambahan untuk usaha
mereka.
Hal ini juga dialami oleh beberapa rumah
tangga yang memiliki beberapa usaha,
sehingga mereka memerlukan dana untuk Namun 64% dari responden ini memiliki
tambahan modal usaha. pinjaman dari minimal tiga (3) LK. Ini
menunjukkan bahwa banyak nasabah yang
Pinjaman yang sudah ada tidak mencukupi
tidak layak ini mengajukan pinjaman karena
(59%) adalah alasan lain yang sering muncul.
didorong oleh staf LK melalui penawaran
Untuk sebagian responden, nominal pinjaman
yang intensif. Kemudahan mengajukan
yang ditawarkan oleh LK tidak mencukupi
pinjaman juga dapat mengarah terhadap
kebutuhan mereka. Hal ini mungkin benar
penggunaan pinjaman yang tidak tepat guna,
dimana pinjaman di siklus I diberikan dalam
dimana 51% dari responden ini menggunakan
nominal yang kecil. Namun hal ini tidak benar
pinjaman untuk kebutuhan konsumtif.
untuk nasabah yang sudah memiliki siklus
Selain staf LK, hal yang perlu diperhatikan
tinggi, karena usaha responden yang sudah ada
adalah teman/keluarga/anggota kelompok
(menjual makanan, sayur, kebutuhan pokok
juga memainkan peranan penting dalam
sehari-hari dan sebagainya) adalah usaha yang
mempengaruhi nasabah untuk memiliki
tidak padat modal. Menggunakan pinjaman
beberapa pinjaman dari berbagai sumber.
yang ada untuk kebutuhan produktif dan non-
produktif mungkin alasan utama nasabah
merasa bahwa pinjaman yang mereka miliki
tidak mencukupi. Responden juga meminjam
untuk kebutuhan rumah tangga (31%) dan
pengeluaran darurat/musiman (24%). (Bagian
berikutnya akan mengulas penggunaan
pinjaman lebih detail).

27
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Studi Kasus 1. Tokoh Masyarakat:


Informasi dari Sandy Yulyana
Sandy Yulyana, 31 tahun, adalah Ketua
RT 06 / RW 02 di desa Manyeti, Dawuan,
Subang dan bekerja sebagai pegawai di
kantor wilayah Departemen Peternakan.
Dia memahami kondisi masyarakat di
komunitasnya dan bagaimana mereka
mengelola arus kas atau mengatur
pengeluaran rumah tangga.
Dia sepakat bahwa pengelolaan keuangan
rumah tangga terkait erat dengan
kebiasaan budaya masyarakat. Sebagai keadaan darurat/ kebutuhan musiman.
contohnya: keluarga A yang menghadiri Akhir-akhir ini, ia juga mengamati bahwa
acara pernikahan tetangga (keluarga B) ketegangan antar anggota masyarakat
umumnya akan memberikan hadiah/ telah meningkat karena ada anggota
sumbangan. Keluarga B kemudian kelompok yang mengalami keterlambatan
mengirim hadiah/sumbangan dalam pembayaran/macet dan mengakibatkan
jumlah yang sama pada acara keluarga A. tekanan di dalam kelompok. Ia juga
Jadi menghabiskan banyak uang untuk mengungkapkan kekecewaannya ketika
membeli hadiah bagi tetangga adalah dia mengetahui bahwa masyarakatnya
masalah kehormatan dalam komunitasnya. sudah tidak mau lagi membayar angsuran
Hal ini masih dapat dikelola dengan baik pinjaman PNPM, namun masih berusaha
untuk seseorang yang memiliki pekerjaan membayar angsuran pinjamannya di LK.
sebagai pegawai dengan gaji tetap. Namun Akibat dari pinjaman PNPM mereka yang
budaya ini telah menyebabkan rumah macet, pemerintah telah menghentikan
tangga miskin seperti petani, buruh dan program PNPM untuk pembangunan
sebagainya menghabiskan banyak uang infrastruktur di desa mereka.
demi menjaga gengsi di mata masyarakat. Sandy percaya bahwa permasalahan ini
Mereka biasanya meminjam dari LK tidak akan terjadi apabila pinjaman dari
yang telah tersebar luas di lokasi tempat LK murni digunakan untuk kebutuhan
tinggalnya, untuk memenuhi kebutuhan produktif/usaha. Dia menyarankan
pemberian hadiah ini. Kenyataan bahwa LK untuk lebih bijaksana dan selektif
mengajukan pinjaman sangat mudah dalam memberikan pinjaman. LK
menyebabkan kebiasaan masyarakat harus memastikan bahwa mereka
untuk meminjam menjadi lebih buruk. tidak berlebihan dalam memberikan
Dengan pendapatan surplus yang sangat pinjaman kepada anggota masyarakat dan
terbatas, mereka mengalami kesulitan memastikan bahwa pinjaman tersebut
untuk melakukan pembayaran angsuran. digunakan dengan baik.
Sandy kadang melihat ada beberapa orang
yang menjual aset mereka saat mereka
membutuhkan uang untuk

28
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

2.4 Penggunaan Pinjaman sesuai Tujuan

Gambar 16. Tujuan Mengambil Pinjaman

Meskipun pinjaman dimaksudkan untuk


tujuan produktif yaitu memenuhi kebutuhan biaya kesehatan (18%), untuk membayar
usaha/menambah modal usaha nasabah, angsuran pinjaman lain (10%) dan kebutuhan
penelitian menunjukkan bahwa sebagian lain (19%) seperti renovasi rumah, acara
besar dari pinjaman juga digunakan untuk keluarga dan sebagainya. Memiliki beberapa
menutupi beberapa pengeluaran rumah tangga. pinjaman juga menyebabkan nasabah untuk
Mayoritas responden (Gambar 17) mengakui menggunakan pinjaman dalam kebutuhan
bahwa pinjaman tersebut mereka gunakan konsumtif seperti makanan, acara sosial dan
untuk memenuhi kebutuhan produktif dan sebagainya, seperti yang ditunjukkan dalam
konsumtif. Kebutuhan konsumtif meliputi kotak berikut ini.
membeli kebutuhan sehari-hari/ makanan
(39%), biaya pendidikan anak (31%),
Gambar 17. Penggunaan/Utilisasi Pinjaman

Memiliki Beberapa Pinjaman Mengarahkan Penggunaan Pinjaman


untuk Kebutuhan Konsumtif

Seperti yang ditunjukkan sebelumnya bahwa 54% dari total responden memiliki minimal
tiga (3) pinjaman. 47% dari responden tersebut menggunakan pinjaman LK untuk keperluan
konsumtif, dibandingkan dengan 29% dari responden yang memiliki pinjaman LK sebanyak
dua (2) atau kurang. Ini jelas menunjukkan bahwa memiliki beberapa pinjaman dapat
mengarah ke penggunaan pinjaman untuk keperluan konsumtif seperti makanan, acara sosial,
dan sebagainya.

29
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Beberapa kebutuhan konsumtif seperti menyebabkan perilaku boros antar nasabah


pendidikan, kesehatan dan sebagainya yang kemudian mengarah ke perangkap
merupakan penggunaan pinjaman yang dapat hutang.
diterima alasannya. Kebutuhan ini secara tidak
langsung mempengaruhi pendapatan rumah LK harus mempertimbangkan pelatihan/
tangga nasabah, bila tidak maka nasabah akan edukasi nasabah tentang praktik pengelolaan
tergantung pada sumber pinjaman informal keuangan yang baik, terutama tentang aspek
lain yang lebih mahal untuk memenuhi negatif dari pinjaman berlebih.
kebutuhan-kebutuhan ini. Kebutuhan
lain seperti makanan/acara sosial dapat

Utilisasi/Penggunaan Pinjaman dan Analisis Arus Kas

mencapai Rp. 2 2,5 juta per bulan.


Ini termasuk pengeluaran sehari-hari
untuk berbelanja sekitar Rp. 50.000
dan biaya pendidikan anak sekitar Rp.
25.000, dan juga pengeluaran bulanan
seperti membayar tagihan listrik (Rp.
50.000) dan membeli pulsa HP (Rp.
20.000). Dengan mengakumulasi semua
pengeluaran rumah tangga dan kewajiban
pembayaran angsuran pinjaman, Entin
sebenarnya memiliki arus kas negatif
di beberapa bulan. Untuk mengatasi hal
Entin Srirahayu (42 tahun) adalah seorang
ini, kadang-kadang dua meminjam uang
Ibu dengan dua orang anak kecil yang
dari rentenir atau memangkas beberapa
tinggal di Subang Jawa Barat. Dia
pos pengeluaran rumah tangganya. Dia
memiliki usaha berjualan kue keliling
menyesal memiliki beberapa pinjaman
dan suaminya memiliki usaha barang
dan ingin sesegera mungkin untuk
bekas. Mereka baru saja memulai usaha
menutup/melunasi beberapa pinjamannya.
baru yaitu peminjaman kursi untuk
acara-acara. Pendapatan mereka berdua
Arus kas rumah tangga Entin per bulan:
sekitar Rp. 2 2,5 juta per bulan. Saat
Total pendapatan rumah tangga
ini dia memiliki empat pinjaman LK
Rp. 2 2,5 juta
dan satu pinjaman dari rentenir, dengan
Pengeluaran rumah tangga
total pinjaman sebesar Rp. 19,5 juta dan
Rp. 2 2,25 juta
angsuran per bulan sekitar Rp. 1,8 juta.
Total angsuran pinjaman per bulan
Dia mengakui bahwa dia menggunakan
Rp. 1,8 juta
pinjamannya untuk menambah modal
Arus kas net (negatif)
usaha dan menutupi pengeluaran rumah
Rp. 1,8 1,55 juta
tangga, biaya pendidikan anak dan
sebagainya.
Pengeluaran rumah tangga Ibu Entin

30
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

2.5 Analisis Arus Kas Nasabah Gambar 18. menunjukkan bahwa mayoritas
responden (55%) berada di area hijau, ini
Untuk mengetahui beban atas kewajiban berarti angsuran bulanan mereka dapat dibayar
pinjaman, kami melakukan sebuah analisis secara mudah dari aktivitas ekonomi/bisnis
arus kas nasabah untuk memastikan mereka. 21% dari responden berada dalam
kemampuan bayar nasabah. Kami kategori oranye, ini berarti mereka dapat
membandingkan surplus (yaitu perbedaan mengelola pembayaran dengan taraf yang
pendapatan rumah tangga dan pengeluaran) cukup, dan 24% responden masuk dalam
dari rumah tangga responden secara bulanan kategori merah, yang berarti surplus bulanan
dengan nominal angsuran per bulan, dan mereka tidak dapat mencukupi pembayaran
membaginya ke dalam tiga kategori: angsuran bulanannya. Perhitungan di atas
- Hijau: mengacu pada nasabah yang menggunakan informasi yang disampaikan
masih memiliki surplus cukup untuk oleh responden dan kami tidak memverifikasi
memenuhi semua kewajiban pinjaman informasi yang diberikan sehingga kondisi
mereka dengan nyaman dan tidak rumah tangga yang berada di kelompok
memiliki beban keuangan yang berat. hijau mungkin dapat berbeda. Namun,
Untuk para nasabah ini, angsuran analisis tersebut menunjukkan bahwa sebuah
bulanan mereka kurang dari 50% surplus rumah tangga mungkin telah mencapai
rumah tangga bulanan. batas penyerapan kredit mereka dan LK
harus berhati-hati apabila akan memberikan
- Oranye: mengacu pada nasabah yang pinjaman baru/lebih lanjut untuk rumah tangga
dapat memenuhi kewajiban mereka ini.
secara cukup, namun apabila ada
pinjaman baru akan menyebabkan Bagaimana Nasabah Mengatasi Tekanan dari
mereka beban keuangan yang berlebih. Memiliki Beberapa Pinjaman?
Untuk nasabah ini, angsuran bulanan Seperti yang telah disebutkan di atas, 24%
mereka mencapai 50 80% dari surplus dari total rumah tangga mengalami tekanan,
rumah tangga. contohnya lebih dari 80% surplus bulanan
- Merah: mengacu pada nasabah yang rumah tangga mereka digunakan untuk
memiliki beban keuangan yang berat membayar angsuran pinjaman dari LK.
dan para nasabah ini memiliki angsuran Hal yang menarik, 50% dari responden
bulanan lebih dari 80% surplus. Nasabah memiliki pinjaman dari 4 LK atau lebih.
ini akan mengalami kesulitan untuk 54% responden memiliki pinjaman lebih dari
membayar angsuran bulanan mereka. Rp. 6 juta meskipun 72% di antara mereka
memiliki penghasilan kurang dari Rp. 3 juta.
Gambar 18. Analisis Arus Kas Hal ini mengindikasikan bahwa kombinasi dari
pendapatan yang rendah dan memiliki beberapa
pinjaman dapat mengarah pada krisis likuiditas.
Situasi ini menyebabkan 56% dari responden
mengandalkan pinjaman dari pihak lain untuk
membayar pinjaman mereka di LK. Hal yang
memprihatinkan adalah seperlima dari nasabah
yang mendapatkan pinjaman baru ini, telah
mengambil pinjaman dari rentenir atau LK lain
dengan bunga yang lebih tinggi.

31
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

2.6 Pinjaman Joki yang


Berkembang Luas
Seperti yang dialami di pasar negara lain,
pinjaman joki dapat mengarah pada peminjam
palsu dan menyebabkan kemacetan secara
masal. Di India sebagai contohnya, ada
ketua kelompok yang melakukan penelitian
pinjaman LK secara masal, kemudian meminta
sejumlah biaya kepada nasabah untuk setiap
pinjaman yang berhasil dicairkan. Mereka
juga meminjam untuk digunakan oleh orang
Pinjaman joki adalah pinjaman yang
lain yaitu peminjam palsu. Seiring dengan
diajukan untuk kemudian sebagian/
jumlah pinjaman yang meningkat, terjadi
seluruh pinjaman ini diberikan kepada/
pula peningkatan krisis likuiditas dan jumlah
digunakan oleh orang lain. Orang lain
pinjaman yang macet tiba-tiba meledak!
ini: anggota keluarga yang berada di
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah tangga yang berbeda; teman;
pinjaman joki ada di Jawa Barat dan LK perlu tetangga atau makelar. Pada umumnya,
mengambil tindakan sesegera mungkin untuk pinjaman joki diberikan secara gratis
menghentikan penyebarannya. atau untuk mendapatkan keuntungan
berupa komisi.

Gambar 19. Pengguna Pinjaman


sering diungkapkan dari responden saat
mereka mengajukan pinjaman joki. Pinjaman
joki ini dilakukan untuk keluarga laki-laki
yang tidak dapat bergabung dalam pinjaman
kelompok LK, kenalan mereka yang tidak
dapat melakukan pertemuan kelompok karena
ada pekerjaan/ aktivitas lain, diberikan kepada
anggota kelompok yang lain dan makelar
pinjaman joki. Penerima/pengguna pinjaman
joki membayar biaya 10-15% dari jumlah
yang diterima kepada si joki. Beberapa
responden menyampaikan bahwa mereka juga
Hampir 98% responden mengatakan bahwa mendapatkan tambahan Rp. 3,000 5,000
mereka menggunakan pinjaman untuk diri per pembayaran angsuran. Sebagian besar
mereka sendiri. Kemudian, 42% di antaranya responden paham konsekuensi yang harus
menyampaikan bahwa pinjaman tersebut juga mereka hadapi di masa yang akan datang
digunakan oleh suaminya, 33% di antaranya apabila pengguna pinjaman joki mengalami
digunakan bersama anggota keluarga mereka keterlambatan/gagal membayar angsuran.
yang tinggal bersama mereka (anak dan Namun, mereka tetap memberikan pinjaman
sebagainya), dan 12% di antaranya digunakan joki atas dasar kepercayaan dan hubungan
untuk orang lain seperti pinjaman joki. Untuk baik dengan si pengguna.
membantu orang lain adalah alasan yang
17. http://thewire.in/2016/01/15/why-microfinance-is-becoming-a-bad-word-all-over-again-18937/

32
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Studi Kasus 2. Pinjaman Joki: Informasi


dari Astri Ivo Dia biasanya memperoleh uang untuk
pembayaran angsuran (dari bibi dan
Astri Ivo (20 tahun) di Sukabumi makelar) 1-2 hari sebelum jadwal
memiliki 2 pinjaman LK dengan total pertemuan kelompok. Dia berkata si
pinjaman sekitar Rp. 4,5 juta. Setiap makelar sangat professional dan tepat
bulan dia membayar angsuran sebesar waktu dalam memberikan pembayaran
Rp. 408.000. Astri mengatakan bahwa angsuran. Hal ini berbeda dengan bibinya
dia tidak menggunakan pinjaman tersebut yang sering telat memberikan uang
untuk kebutuhan dia sendiri, karena dia pembayaran angsuran dan menyebabkan
tidak membutuhkannya. Sebenarnya dia dia harus meminjam dari tetangganya
memberikan salah satu pinjaman tersebut untuk membayar angsuran kepada LK.
kepada bibinya (Rp. 2,5 juta) dan pinjaman
lainnya kepada seorang makelar (Rp. 2 Di kemudian hari, Astri mengetahui bahwa
juta). Makelar tersebut mengumpulkan bibinya memiliki beberapa pinjaman
uang pencairan pinjaman dari para nasabah yang belum dilunasi, karena ada beberapa
LK, kemudian meminjamkannya kepada penagih hutang yang datang ke rumah
orang lain. bibinya (lokasinya berdekatan dengan
rumah Astri) untuk menagih. Astri
Astri mengatakan bahwa dia memberikan memiliki kekhawatiran bahwa bibinya
pinjaman tersebut hanya untuk membantu yang memiliki pinjaman berlebih akan
orang lain yang membutuhkannya. Dia juga gagal/ macet dalam membayar pinjaman
mengatakan bahwa dia memperoleh komisi kepadanya.
dari bibi dan makelar, dengan jumlah
nominal sekitar 15-20% dari total pinjaman Astri juga menyampaikan bahwa staf LK
yang dicairkan yaitu sekitar Rp. 300.000 mengetahui kondisi pinjaman joki ini,
500.000. Dia senang mendapatkan komisi namun mereka tetap memberikan pinjaman
sebagai joki dan dia menggunakannya kepada para joki!
untuk membeli barang-barang yang dia
perlukan.

2.7 Pengalaman Nasabah


Selama Meminjam dari Lembaga
Keuangan

Definisi pengalaman nasabah ini meliputi Mayoritas (58%) dari responden mengatakan
pengalaman nasabah terhadap seluruh bahwa pengalaman mereka dengan LK adalah
proses, yaitu mulai dari proses pengajuan Baik dan 36% dari responden mengatakan
pinjaman, pencairan dan pembayaran Cukup Baik. Berikut ini adalah beberapa
angsuran. Meskipun pengalaman ini bervariasi pengalaman positif dari LK yang dialami oleh
antara satu LK dengan yang lainnya, secara nasabah.
keseluruhan: pengalaman nasabah tergolong
positif.

33
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Gambar 20. Pengalaman Nasabah Selama LK dibanding dengan penyedia produk


Meminjam dari LK pinjaman lain yang ada di komunitas mereka,
seperti rentenir dan penyedia jasa keuangan
lainnya. LK menawarkan pinjaman dengan
tingkat suku bunga yang rendah yaitu sekitar
1,75%-2,5%, dibandingkan dengan rentenir
yang memberikan suku bunga sampai dengan
20-30% untuk pinjaman jangka pendek 1 2
bulan (tingkat suku bunga efektif sekitar 10%
per bulan).
Tidak Memerlukan Jaminan Fisik:
Kenyamanan: Responden merasa nyaman Responden sangat senang bahwa mereka
dalam seluruh proses pinjaman dengan LK, tidak perlu menyediakan jaminan fisik untuk
dimana proses pengajuan mudah, pencairan mengajukan pinjaman ke LK, dibandingkan
(dari sebagian besar LK) dan pembayaran dengan mereka harus mengajukan pinjaman ke
angsuran dilakukan di dekat rumah mereka. bank dan perusahaan leasing yang umumnya
Sebagian besar dari nasabah memiliki usaha membutuhkan jaminan. Beberapa di antara
sendiri/wirausaha. Nasabah menilai bahwa mereka menyampaikan keluhan mereka
penawaran jasa keuangan oleh LK dilakukan mengenai jumlah dana tanggung jawab yang
dengan cara dan sarana yang nyaman bagi harus mereka sisihkan dari pinjaman yang
mereka. Hal ini membantu nasabah untuk cair dan mayoritas dari mereka mengatakan
dapat mencurahkan sebagian besar waktu dan bahwa tanggung renteng (TR) adalah hal yang
sumber daya mereka terhadap usaha mereka. tidak mereka sukai (akan dibahas di seksi
berikutnya).
Proses yang Lebih Cepat: Salah satu
responden mengajukan pertanyaan Hanya 5% dari responden yang mengalami
retorikal - Apa gunanya jika saya tidak pengalaman buruk dengan LK dan sekitar 1%
dapat memperoleh pinjaman di saat saya memiliki pengalaman yang sangat buruk.
membutuhkannya?. Nasabah membutuhkan 2.8 Hal-Hal yang Tidak Disukai
pinjaman secara cepat dan mudah karena dalam Mendapatkan Pinjaman dari
mereka membutuhkannya untuk menambah LK
modal usaha atau keperluan darurat lainnya.
LK mampu melayani kebutuhan ini dengan Meskipun banyak nasabah yang menyatakan
proses persetujuan yang hanya membutuhkan pengalaman positif dengan LK, ada beberapa
waktu sekitar 5 7 hari. Bahkan untuk hal yang tidak mereka sukai dan hal ini perlu
siklus pinjaman berikutnya, proses ini menjadi perhatian LK. Gambar berikut ini
dilakukan tanpa ada keterlambatan. Praktik menyoroti hal-hal yang tidak disukai oleh
yang umum dilakukan adalah: staf lapangan responden.
mengumpulkan dan memproses pengajuan
pinjaman dalam waktu empat minggu sebelum
jadwal pembayaran angsuran terakhir dan
segera mencairkan pinjaman baru setelah
pinjaman yang sebelumnya selesai dilunasi.
Tingkat Suku Bunga yang Rendah: Kami
mengamati bahwa para responden sangat peka
terhadap tingkat suku bunga. Mereka memilih

34
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Gambar 21. Hal-Hal yang Tidak Disukai

Pertemuan Kelompok: Mayoritas (39%)


dari responden menyampaikan bahwa
mereka kesulitan untuk meluangkan
waktu dari usaha mereka dan kegiatan Beberapa kelompok menjalankan skema
rumah tangga untuk menghadiri kontribusi yang disebut dengan uang
pertemuan kelompok yang diwajibkan. kiwir-kiwir atau uang jaga-jaga. Setiap
Mengatur waktu beberapa pertemuan anggota kelompok membawa Rp. 10,000
lebih menyulitkan untuk responden yang di setiap pertemuan untuk persiapan
memiliki beberapa pinjaman. Informasi apabila mereka harus melakukan TR
tambahan terkait dengan pertemuan untuk anggota kelompok lain.
kelompok, beberapa LK memberlakukan
penalti sebesar Rp. 3.000-5.000 apabila
nasabah tidak menghadiri pertemuan dan
terlambat dalam melakukan pembayaran Waktu untuk Pemrosesan Pinjaman:
angsuran, yang membuat kesulitan 18% dari responden menyatakan bahwa
nasabah menjadi bertambah besar. waktu untuk memproses pinjaman adalah
salah satu hal yang tidak disukai. Ini
adalah sesuatu yang menarik dimana
Jika salah satu anggota kelompok tidak waktu pemrosesan dinyatakan sebagai
hadir dalam pertemuan kelompok, staf sesuatu yang positif dari mengajukan
LK akan segera mendatangi rumah pinjaman ke LK dan sebagai hal yang
mereka untuk memeriksa. Hal ini tidak disukai dari nasabah. Waktu
menakutkan bagi kami Ibu Nuryati, dinyatakan sebagai hal yang tidak
Cianjur. disukai karena waktu pemrosesan yang
dibutuhkan LK ternyata lebih lama
Tanggung Renteng (TR): Hampir 36% dibandingkan dengan waktu pemrosesan
responden mengkritisi TR sebagai dari rentenir, yang mampu menyediakan
kewajiban kelompok yang disyaratkan pinjaman cepat dan dokumen yang
oleh LK. Para responden merasa keberatan minimal. Di samping itu, beberapa
untuk melakukan pembayaran talangan responden merasa bahwa durasi pelatihan
atas angsuran pinjaman anggota kelompok untuk nasabah (pelatihan wajib kumpulan/
yang tidak hadir/terlambat membayar. PWK) selama 4-5 hari terlalu lama.
Dalam beberapa kondisi, nasabah LK Beberapa LK juga mewajibkan pelatihan
banyak yang merasa keberatan apabila ini untuk perpanjangan pinjaman di
talangan ini dilakukan lebih dari 2 kali siklus berikutnya dan ini dirasakan oleh
angsuran. responden membebani mereka.

35
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Perilaku Staf: Responden menghargai hal yang kurang aman dan berisiko bagi
perilaku staf yang professional dan bahkan nasabah.
tidak menerima tawaran air minum saat
pertemuan kumpulan. Namun, dalam Frekuensi Pembayaran Angsuran:
16% sesi wawancara kami, responden Sekitar 9% dari responden merasa
menyampaikan bahwa perilaku staf adalah frekuensi pembayaran angsuran tidak
hal yang tidak disukai. Keluhan responden cocok dengan jadwal kapan mereka
di antaranya ketika staf datang terlambat memiliki uang tunai dari penghasilan
ke pertemuan kelompok dan menyebabkan usaha/rumah tangga mereka. Mereka
jadwal pertemuan menjadi mundur menginginkan adanya pilihan yang
melebihi jadwal seharusnya. Mereka juga fleksibel dimana mereka dapat memiliki
mengkritisi perilaku staf yang berubah pembayaran secara mingguan, dua
menjadi tidak sopan/tidak pantas saat mingguan atau bulanan.
mereka berhadapan dengan nasabah yang
terlambat membayar angsuran/macet.
Gambar 22. Bagaimana Nasabah Mengetahui
tentang LK?
Jika salah satu anggota kelompok
tidak mampu membayar dan anggota
kelompok lainnya tidak dapat melakukan
TR, si staf akan mengambil mesin
penanak nasi (rice cooker) atau peralatan
elektronik lain sebagai jaminan, sampai
anggota kelompok lainnya dapat
mengumpulkan TR Rizika, Cianjur

Di samping hal-hal yang sudah disebutkan


Pencairan dilakukan di Cabang: di atas, hal yang tidak disukai lainnya oleh
Responden merasa tidak nyaman apabila responden adalah: memerlukan persetujuan
mereka harus datang ke cabang LK suami untuk mengajukan pinjaman (8%),
untuk menerima pencairan pinjaman dan pelatihan (7%), suku bunga yang tinggi (7%),
melakukan pelunasan pinjaman. Beberapa jangka waktu pinjaman yang lama (6%),
di antara responden mengeluhkan bahwa nominal pinjaman yang tidak sesuai dengan
terkadang mereka harus menunggu lama kebutuhan di siklus pinjaman berikutnya (5%)
di cabang, terutama apabila di hari yang dan sebagainya. Sebagai catatan positif bagi
sama ada beberapa kelompok yang juga LK, 9% dari responden mengatakan bahwa
akan menerima pencairan pinjaman dari mereka tidak memiliki keluhan terhadap
LK yang sama. Mengunjungi cabang pinjaman LK.
seperti ini bagi responden yang memiliki
Teman, keluarga dan tetangga merupakan
usaha sendiri, menyebabkan mereka sudah
orang-orang yang mempengaruhi preferensi
kehilangan waktu untuk menjalankan
responden dalam memilih LK.
usaha mereka di hari tersebut. Mereka
juga harus mengeluarkan sejumlah biaya
untuk datang ke cabang. Dan membawa
sejumlah uang tunai dari cabang LK ke
rumah mereka juga merupakan suatu

36
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Sering kali mereka juga mengajak calon seperti India, dimana sebagian besar nasabah
nasabah yang prospektif untuk bergabung hanya mampu mengingat nama LK mereka
dengan mereka membentuk kelompok dan berdasarkan hari pembayaran angsuran (LK
mengajukan pinjaman ke LK. Senin, LK Selasa dan seterusnya).
Mereka juga merupakan orang yang berperan
penting dalam mempengaruhi calon nasabah
dalam mengajukan pinjaman ke LK dan yang 2.10 Pengelolaan Beberapa
akhirnya berubah menjadi pinjaman macet. Pinjaman oleh Nasabah
Dalam seksi ini, kami akan menyoroti
2.9 Hal yang Diingat oleh bagaimana memiliki beberapa pinjaman
Nasabah dari LK mempengaruhi nasabah dan persepsi/perilaku
mereka terhadap lembaga keuangan mikro.
Gambar 23. Apakah Nasabah Mengetahui Gambar 25. Hal-Hal yang Tidak Disukai
Nama LK Dimana Mereka Meminjam? Dalam Membayar Beberapa Pinjaman

Mengelola Jadwal Pertemuan Kelompok:


Gambar 24. Apakah Nasabah Mengenal Dengan memiliki beberapa pinjaman, 46%
Semua Anggota yang Ada di Dalam dari responden merasa kesulitan untuk
Kelompoknya? menghadiri pertemuan kelompok. Lebih
lanjut, mereka merasa sulit untuk menutup
usaha/toko/warung demi menghadiri
pertemuan kelompok. Besarnya pinjaman
di siklus berikutnya ditentukan oleh tingkat
kehadiran mereka saat ini, sehingga mereka
merasa tertekan untuk wajib menghadiri
pertemuan. Banyak nasabah yang mengalami
kesulitan menghadiri pertemuan kelompok,
menyarankan agar pembayaran angsuran
sebaiknya diubah dari mingguan menjadi
bulanan. Kami juga mengamati bahwa banyak
Sebagian besar responden mengetahui nama
pinjaman joki diberikan kepada orang-orang
LK dimana mereka meminjam. Mereka juga
yang tidak dapat mengikuti pertemuan
mengenal setiap anggota kelompok di dalam
kelompok.
kelompok mereka. Kondisi dimana hampir
semua responden memiliki tingkat pendidikan
SD mendukung tingkat pengetahuan mereka.
Hal ini jauh lebih baik daripada di negara lain

37
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Mengelola Arus Kas: Dengan arus kas jatuh sakit, selalu menjadi bebank pikiran
yang terbatas dan beban pengeluaran yang mereka.
banyak, 59% dari responden berpendapat
bahwa mengelola likuiditas terbatas untuk 12% dari responden menyatakan bahwa
memenuhi kewajiban pembayaran angsuran mereka tidak memiliki masalah dengan
merupakan suatu tantangan besar bagi mereka. memiliki beberapa pinjaman.
Fenomena ini terjadi khususnya pada nasabah
yang memiliki siklus pinjaman dan nominal Ibu Dasinah (46 tahun) adalah seorang
pinjaman yang besar. Kami akan membahas IRT dan petani paruh waktu di Dawuan,
berbagai cara nasabah mengelola arus kas Subang. Dia memiliki pinjaman dari
mereka dalam seksi berikutnya. 3 LK dengan total pinjaman Rp. 9
juta. Ibu Dasinah memberikan 2 dari
TR: Responden (30%) merisaukan mengenai
3 pinjamannya kepada anaknya yang
TR, baik saat mereka melakukan TR untuk
memiliki usaha menjual baju dan pulsa
anggota kelompok lain maupun sebaliknya.
HP. Ketika kami bertanya mengenai
Mereka mengalami tekanan kelompok dan
alasan anak-anaknya tidak mengajukan
dipermalukan secara sosial oleh anggota
pinjaman sendiri, dia menjawab
kelompok lain dan terkadang oleh staf LK.
Mereka sibuk dengan pekerjaan mereka
Untuk menghindari situasi ini, banyak nasabah
dan tidak dapat menghadiri pertemuan
yang memilih untuk meminjam kepada
kelompok. Jadi saya yang mengajukan
teman, keluarga dan kadang rentenir, daripada
pinjaman, untuk kepentingan mereka
meminta kelompok mereka untuk melakukan
TR. Nasabah yang melakukan pembayaran
tepat waktu juga menderita apabila ada Mengelola Arus Kas untuk Pembayaran
anggota kelompoknya yang tidak melakukan Angsuran
pembayaran angsuran. Salah satu responden
mengungkapkan Saya membayar pinjaman
saya tepat waktu dan membayar TR untuk Gambar 26. Bagaimana Responden Mengelola
orang lain. Meskipun demikian, pinjaman saya Arus Kas untuk Membayar Angsuran
untuk siklus berikutnya ditolak. Pinjaman

Sangat Stres/Mengalami Tekanan: Hampir


21% responden merasa sangat stres memiliki
beberapa pinjaman. Jika mereka terlambat/
tidak dapat membayar angsuran mereka,
ketua kelompok dan staf LK akan datang ke
rumah mereka dan menagih pembayaran.
Dalam beberapa kasus, staf LK datang ke
rumah nasabah di larut malam dan meminta
untuk dapat berbicara dengan suami nasabah Menabung/Menyimpan Uang: Mayoritas
mengenai pembayaran angsuran. Dengan responden (79%) menabung uang dari hasil
pendapatan yang stabil dan pembayaran usaha mereka secara harian untuk membayar
tepat waktu, beberapa responden mengakui angsuran pinjaman.
bahwa mereka sangat stres dalam memikirkan
Dibantu oleh Suami: Menabung tidak selalu
kewajiban pembayaran beberapa pinjaman
cukup, jadi nasabah LK mengandalkan
yang mereka miliki. Kenyataan bahwa mereka
anggota keluarga mereka terutama suami
mungkin tidak dapat membayar angsuran jika
usaha mereka gagal/bangkrut atau mereka

38
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

mereka untuk membayar angsuran pinjaman. secara bijaksana dan memangkas biaya yang
Hal ini muncul di 57% dari sesi. Hasil tidak
Ibu perlu
Nenahsemaksimal
(42 tahun) mungkin. Contohnya,
dari Cisaat,
penelitian menunjukkan bahwa suami ada nasabah yang menjual harta
meminjam uang dari keluarga dan benda
nasabah sangat mempengaruhi keputusan pribadi mereka
temannya seperti
untuk perhiasan
membayar emas, TV,
angsuran
untuk mengajukan, menggunakan dan kompor LPGLK.
pinjaman danSaat
sebagainya untuk membayar
ini dia meminjam
membayar angsuran pinjaman. Sebagian angsuran.
Rp. 200.000 dari rentenir, dimana
besar LK mewajibkan suami nasabah untuk separuh dari pinjaman ini dia gunakan
menandatangani formulir pengajuan pinjaman untuk membayar angsuran LK. Dia
sebagai bentuk persetujuan mereka. Hampir lebih memilih untuk meminjam dari
42% responden menyatakan bahwa pengguna sumber manapun yang memungkinkan
pinjaman sebenarnya adalah suami mereka, untuk membayar angsuran pinjaman
sehingga nasabah sangat bergantung pada LK karena dia tidak ingin anggota
suami mereka untuk membayar komitmen kelompoknya melakukan TR. Dia
angsuran. merasa malu apabila kelompoknya
melakukan TR untuknya.

Ibu Yuhaerah (46 tahun) dari Pagaden


menjual perhiasan emasnya ke toko
emas setempat. Dia berencana untuk
menebusnya kembali jika sudah Mencari Pinjaman Baru: 29% responden
memiliki uang. Meminjam uang dari mencari pinjaman baru untuk membayar
keluarga/tetangga dan/atau menjual angsuran/melunasi kewajiban pinjaman yang
emasnya (asset) untuk mengumpulkan sudah ada. Tetangga/keluarga (21%), rentenir
uang dan membayar angsuran (6%) dan lembaga keuangan mikro (2%)
pinjamannya, merupakan solusi yang adalah sumber mereka untuk mendapatkan
dia ambil ketika menghadapi kesulitan pinjaman baru. Nasabah meminjam kepada
dalam keuangannya. keluarga/tetangga untuk jangka waktu yang
pendek yaitu 3-4 hari untuk digunakan
membayar angsuran pinjaman mereka.
Seringkali pinjaman ini tidak dikenai suku
bunga dan kadang nasabah memberikan
Dibantu oleh Anggota Keluarga (27%): hadiah kepada keluarga/tetangganya sebagai
Responden yang masuk dalam kategori ini bentuk terima kasih. Nasabah juga meminjam
adalah responden yang tergantung pada dari rentenir atau lembaga keuangan harian
keluarga dekat/anggota keluarga (anak, yang umumnya menawarkan pinjaman cepat
kakak, adik dan sebagainya) untuk membantu tanpa dokumentasi, namun mengenakan
pembayaran angsuran atau responden yang tingkat suku bunga yang sangat tinggi. Di sisi
megajukan pinjaman untuk diberikan kepada lain, dengan meningkatnya keberadaan LK
keluarga mereka. Dalam beberapa kasus, di sekitar masyarakat, banyak nasabah yang
responden ada yang meminta bantuan orang menggunakan pinjaman baru dari LK yang
tua mereka untuk membayar angsuran satu untuk melunasi pinjaman mereka di LK
pinjaman. Pembayaran ini dilakukan mereka yang lain.
untuk membantu nasabah dan tidak dikenakan
bunga.
Mengurangi Pengeluaran Rumah Tangga
(25%): Responden merencanakan untuk
mengatur pengeluaran rumah tangga mereka

39
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Gambar 27. Prioritas Pembayaran Angsuran adalah, beberapa responden menyampaikan


Apabila Nasabah Memiliki Uang yang bahwa mereka akan memprioritaskan untuk
Terbatas membayar rentenir dan LK yang memiliki
praktik penagihan agresif, karena mereka
merasa dipermalukan oleh rentenir dan LK ini
di depan tetangga-tetangganya.

2.11 Analisis Nasabah Macet


Tim mewawancarai 20 orang nasabah macet
di Bogor (19) dan Cianjur (1). Bogor memiliki
jumlah nasabah macet yang sangat tinggi
dibandingkan di daerah lain yang memiliki
tingkat penetrasi LK yang tinggi.
Ketika nasabah diberikan pertanyaan: apabila
mereka memiliki uang terbatas dan mereka Alasan Nasabah Memiliki Pinjaman Macet
harus membayar angsuran mereka hanya
Gambar 28. Alasan Nasabah Memiliki
di 1 LK, 39% responden menjawab bahwa
Pinjaman yang Macet
mereka akan membayar LK yang memiliki
jadwal pembayaran paling awal di minggu
tersebut dan membiarkan pembayaran di LK
lain terlambat/macet. Hal ini menunjukkan
kenyataan bahwa nasabah tidak loyal terhadap
satu LK. Dengan kata lain, LK belum
melakukan diferensiasi produk dan layanan
mereka untuk mempertahankan loyalitas
nasabah.
Lebih lanjut, 33% responden menyampaikan
bahwa mereka akan prioritas untuk membayar
angsuran di MBK terlebih dahulu. Tidak Beberapa Pinjaman: Memiliki beberapa
dapat dihindari bahwa ada kemungkinan pinjaman adalah salah satu alasan utama
jawaban yang bias disini karena kami hanya dari pinjaman para nasabah ini macet. Hal
mewawancarai nasabah MBK. Selain itu, ada yang menarik adalah 9 dari 20 nasabah yang
alasan mengapa nasabah memprioritaskan macet hanya memiliki satu atau dua pinjaman
MBK yaitu karena mereka telah lama namun tetap saja pinjaman mereka macet.
berhubungan dengan MBK jauh lebih lama Hal ini menunjukkan adanya penyimpangan
daripada LK lain. Seperti yang disampaikan dalam proses identifikasi dan akuisisi nasabah.
oleh Ibu Nunung (46 tahun) dari Cisaat Dalam analisis kami di Gambar bawah ini,
Sukabumi: Saya mempercayai MBK karena beberapa nasabah teridentifikasi sebagai
mereka telah berada di sini sejak 7 tahun yang nasabah yang tidak layak mendapatkan
lalu, sedangkan LK yang lain masih tergolong pinjaman karena mereka tidak memiliki
baru disini. usaha atau pendapatan rumah tangga mereka
sangat rendah.
Di sisi lain, 20% dari responden menyatakan
bahwa mereka akan membayar semua
kewajiban mereka terhadap semua LK tanpa
memprioritaskan salah satu. Hal yang menarik

40
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Gambar 29. Pekerjaan Nasabah Macet pada usaha penambangan emas ilegal.
Sebagian besar penduduk desa memiliki
usaha seperti berjualan ikan/buah/sayur,
membuka bengkel kendaraan dan sebagainya
untuk melayani kebutuhan para penambang.
Mereka menggunakan pinjaman dari LK
untuk investasi dalam usahanya. Namun
aktivitas penambangan ilegal ini ditutup oleh
pemerintah, menyebabkan bisnis mereka mulai
surut dan akhirnya jumlah nasabah macet
mulai meningkat. Hal tersebut ditunjukkan
12 orang dari 20 nasabah macet adalah IRT, oleh Gambar 30 yang mengGambarkan tingkat
dimana 7 responden memiliki sebuah usaha pendapatan nasabah macet saat diwawancarai.
di saat awal mereka mengajukan pinjaman.
Namun, setelah bisnis mereka gagal/bangkrut,
mereka menjadi IRT. Sedangkan 5 responden Gambar 31: Pinjaman LK yang Dimiliki
memang IRT sejak awal mengajukan pinjaman Nasabah Macet
dan mereka menggunakan pinjaman tersebut
untuk membantu usaha suami mereka.

Gambar 30. Tingkat Pendapatan Rumah


Tangga dari Nasabah Macet

Meskipun 11 dari 20 nasabah macet memiliki


pinjaman dari 3 LK atau lebih, yang
mengindikasikan bahwa memiliki beberapa
pinjaman adalah alasan utama mereka untuk
macet, namun terdapat jumlah yang signifikan
Tampak jelas bahwa rata-rata pendapatan dari dari nasabah macet ini hanya memiliki 1
nasabah macet lebih kecil daripada nasabah atau 2 dari LK. 4 orang nasabah macet hanya
aktif. Lebih dari separuh nasabah macet memiliki 1 pinjaman LK dan 2 dari 4 nasabah
memiliki tingkat pendapatan kurang dari Rp. ini memiliki surplus rumah tangga lebih kecil
2 juta, jika dibandingkan dengan nasabah aktif dari total angsuran per bulan mereka. Hal
yang hanya 11%. ini mengindikasikan adalah proses seleksi
nasabah yang tidak tepat. Salah satu dari
Bisnis Gagal/Bangkrut: Hal menarik yang 2 nasabah ini memiliki nominal pinjaman
perlu diperhatikan adalah dampak dari sebesar Rp. 6,5 juta dengan siklus pinjaman
ekonomi lokal terhadap tingkat pembayaran ke-9, sedangkan 3 nasabah lain adalah nasabah
pinjaman. Tim mengunjungi desa Pasirangin dengan siklus pinjaman pertama. Proses
di kecamatan Cibungbulang Bogor,
dimana 9 dari 19 nasabah macet berada.
Penghidupan dari desa ini sangat bergantung

41
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

seleksi nasabah yang tidak tepat dan analisis


pinjaman yang buruk (terutama untuk kasus
nasabah yang memiliki nominal pinjaman
yang sudah tinggi) merupakan alasan dari
nasabah kategori ini untuk macet.
Gambar 32: Jumlah Pinjaman dari Nasabah
Macet

Gambar 33: Berapa Lama Nasabah Macet


Telah Mengambil dari LK

Hal tersebut diatas juga divalidasi dengan


berapa lama nasabah macet telah berhubungan
dengan LK dan outstanding pinjaman mereka.
Mayoritas nasabah macet telah berhubungan
dengan LK lebih dari 3 tahun dan memiliki
outstanding lebih dari Rp. 6 juta. Ini
menunjukkan bahwa dengan meningkatnya
nominal pinjaman, maka teknik analisis
pinjaman dan teknik asesmen terhadap risiko
pinjaman yang selama ini digunakan, seperti
TR tidak lagi mencukupi.

42
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Studi Kasus 3.Nasabah Macet: Informasi dari Ida Fitria

Ida Fitria (29 tahun) adalah seorang Ibu dari 3 anak yang tinggal di Pongkor Bogor, dekat
dengan pertambangan emas ilegal. Fitria berjualan otak-otak dan suaminya adalah penjual ikan
di pasar tradisional di dekat tambang emas.
Fitria memiliki pinjaman dari 5 LK dengan total pinjaman sebesar Rp. 15 juta dan angsuran
per bulan sebesar Rp. 1,56 juta. Semua pinjaman tersebut digunakan untuk membantu usaha
suaminya dan menutup pengeluaran rumah tangganya seperti sembako, biaya pendidikan anak,
dan sebagainya. Dia mampu memenuhi semua kewajiban dan melakukan pembayaran tepat
waktu saat usaha mereka berjalan dengan lancar.
Namun, setelah usaha penambangan ilegal ditutup, usaha mereka pun ikut surut. Semula
suaminya mampu memperoleh pendapatan Rp. 3 3,5 juta per bulan (atau sekitar US $228
266), namun sekarang penghasilan suaminya turun drastis menjadi hanya Rp. 1,25 1,5 juta
per bulan (atau sekitar US $95115). Dengan memiliki 3 orang anak yang masih kecil-kecil,
pendapatan suaminya ini lebih kecil daripada pengeluaran rumah tangganya yaitu sekitar Rp.
1,51,8 juta per bulan (atau sekitar US $115137).
Akhirnya Fitria mengambil beberapa pinjaman dari LK dan rentenir untuk membayar
pinjamannya yang sudah ada, dan terjebak dalam lilitan hutang yang banyak. Setelah semua
sumber keuangannya tidak lagi mampu membayar angsuran pinjamannya, dia mulai terlambat
membayar dan akhirnya mengalami kemacetan dalam pembayaran pinjaman.

Alasan Lainnya:

1. Anggota Kelompok Lainnya Juga Macet: Responden mengalami macet apabila ketua kelompok
atau anggota kelompok yang menerima pinjaman joki juga macet.

2. Masalah Kesehatan: Jika pencari nafkah utama di dalam keluarga jatuh sakit, hal ini dapat
menyebabkan pinjaman nasabah menjadi macet. Anggota masyarakat mengalami guncangan
likuiditas setiap kali ada masalah kesehatan. Mayoritas dari mereka tidak memiliki asuransi,
sehingga mereka lari harus bergerak cepat untuk mendapatkan dana darurat kesehatan.

3. Dipengaruhi oleh Anggota Kelompok Lain untuk Memacetkan Pinjaman Mereka: Beberapa
responden memacetkan pinjaman mereka karena anggota kelompok yang lain mendorong
mereka untuk melakukan hal tersebut. Pengaruh lokal, lembaga swadaya masyarakat/LSM
(Non Government Organisation/NGO) memainkan peranan kunci dalam menentang LK dan
mendorong anggota masyarakat untuk menolak pembayaran pinjaman kepada LK/macet.
Hal ini terjadi karena beberapa LSM ini merasa bahwa pinjaman dengan mengenakan bunga
bertentangan dengan prinsip agama Islam.

43
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Aktivitas Pemulihan Pinjaman yang


Dilakukan oleh LK Dia menjual rumahnya untuk membayar
angsuran pinjamannya. Setelah dikurangi
Gambar 34. Aktivitas Penagihan Pinjaman
pembayaran beberapa pinjaman ke
yang Dilakukan Staf LK
keluarganya, dia menggunakan sisa uang
yang ada untuk melunasi pinjamannya ke
rentenir, membayar 6 angsuran ke LK A,
membayar 5 angsuran ke LK B, membayar
4 angsuran ke LK C dan beberapa LK
lain. Dia hanya mampu membayar separuh
dari total kewajibannya kepada setiap LK.
Dia mampu melunasi 1 pinjaman ke LK,
rentenir dan koperasi harian setelah dia
menjual rumahnya. Sekarang sisa pinjaman
yang ada di LK-LK yang lain telah
terlambat 2 bulan pembayaran angsuran..
LK melakukan praktik penagihan secara ~Enda, Bogor
intensif untuk memulihkan pinjaman nasabah
yang macet. Praktik-praktik ini umumnya
dilakukan dengan disiplin dan bisa menjadi 2.12 Pengalaman Nasabah dalam
agresif. Aktivitas Penagihan Pinjaman
Salah satu LK menawarkan pekerjaan kepada Gambar 35: Respondents Experience of
sedikitnya 2 orang nasabah yang macet untuk Recovery Practices
melakukan pekerjaan mencuci baju (laundry)
dan pekerjaan membersihkan kantor cabang
mereka kepada salah satu nasabah macet.
Sebagian dari pendapatan mereka dipotong
oleh LK untuk membayar angsuran pinjaman
mereka terhadap LK tersebut.

Praktik penagihan untuk pemulihan pinjaman


yang dilakukan oleh LK sering dikritisi di
negara-negara yang mengalami macet masal.
Di India khususnya, telah terjadi kondisi
dimana banyak nasabah melakukan bunuh diri
yang diakibatkan oleh praktik penagihan yang
agresif dari LK . Sehingga sangat penting
untuk LK berperilaku secara bertanggung
jawab ketika berhadapan dengan nasabah yang
macet.

44
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Mayoritas (53%) dari nasabah macet


menyampaikan bahwa mereka mempunyai Si staf berperilaku tidak sopan, memaksa
pengalaman Baik dan Cukup Baik terkait saya untuk melunasi pinjaman saya dengan
praktik penagihan pinjaman. Dari 20 nasabah meminjam ke orang tua dan tetangga saya.
macet, kami bertemu dengan 3 nasabah yang Suatu ketika mereka menyita inventori
memiliki pengalaman Buruk dengan LK, usaha suami saya sebagai jaminan untuk
terutama dalam hal penagihan pinjaman. angsuran yang belum dilunasi. Suami saya
Meskipun secara keseluruhan tidak ditemukan sangat marah, dia membentak dan memukul
adanya bukti dari praktik penagihan yang muka saya.
koersif, beberapa nasabah mengeluh tentang
beberapa praktik penagihan yang dilakukan Ida Fitria - Bogor
oleh LK. Antara lain datang ke rumah nasabah
di larut malam untuk menagih uang, memaksa
nasabah untuk meminjam uang kepada
siapapun yang mereka kenal, dan menyita
inventori nasabah sebagai jaminan. Berita
tentang penyitaan inventori usaha nasabah Si staf terus memaksa saya untuk
ini menyebar ke seluruh penduduk desa dan mendapatkan uang bagaimanapun caranya.
memicu protes dari mereka. Saya berteriak dan meminta tolong kepada
tetangga saya. Tetangga saya meminta
Lebih jauh lagi, kami juga mengamati bahwa si staf untuk pergi, dan bahkan mereka
beberapa staf LK tidak memberikan bukti melempari para staf ini dengan batu saat
pembayaran saat melakukan penagihan, mereka menolak untuk pergi.
dan ini menimbulkan potensi kecurangan/
penipuan. Siti Aisyah - Bogor

Si staf datang ke rumah saya jam 10


malam, meminta pelunasan dan memaksa
untuk bertemu suami saya. Suami saya
sangat marah dan mengajukan keluhan
ke Kelurahan, meminta Kelurahan untuk
menutup operasi LK di desa mereka. Dia
juga mengeluhkan si staf tidak pernah
memberikan bukti pembayaran kepada
istrinya setiap kali istrinya membayar
angsuran.
Tita - Bogor

45
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

3. Rekomendasi

46
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

3.0 Rekomendasi
Berbagi Informasi Kredit: Pengalaman
LK Mikro di India
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat tanda-tanda peningkatan tekanan Pada Desember 2014, 299 LK Mikro
di LK, baik dari segi operasional (seperti berbagi informasi dengan 2 biro kredit
tetap memberikan pinjaman baru meskipun
Lebih dari 100 juta nasabah tercakup
telah mengetahui pinjaman sebelumnya,
oleh 2 biro kredit terbesar ini dengan
pertumbuhan yang agresif dan terlibat dalam
jangkauan 98% dari total industri.
praktek-praktek kompetisi tidak sehat)
maupun dari segi perilaku para nasabah Industri memperkirakan pinjaman
(meningkatnya ketidaksukaan terhadap sistem bermasalah 50% lebih rendah karena
TR, mengambil pinjaman lebih dari satu aktivitas berbagi informasi kredit ini
dan menggunakan pinjaman untuk tujuan
konsumtif karena mudah diperoleh). Pada Manfaat lainnya termasuk: penurunan
bagian ini, kami memberikan rekomendasi pinjaman berganda, peningkatan
untuk lembaga-lembaga keuangan di keterbukaan nasabah dan pembayaran
Indonesia untuk memastikan sektor keuangan tunggakan yang telah lama karena
mikro yang sehat. penolakan aplikasi pinjaman dari
nasabah.
Berbagi Informasi Kredit melalui Biro
Kredit Biro kredit telah meningkatkan
ketersediaan dan kualitas data di
Berbagi informasi kredit merupakan suatu sektor keuangan mikro yang kemudian
cara yang efektif dalam mengelola pinjaman meningkatkan transparansi
berlebih dan manajemen risiko kredit. Berbagi Sumber: Presentasi IFC, Lokakarya OJK 2015 (http://bit.
informasi kredit membawa berbagai manfaat ly/297mtcJ)
sebagai berikut:
Memahami posisi pinjaman nasabah dan
rumah tangga nasabah, Salah satu contoh yang tepat dari berbagi
informasi adalah di India dimana para LK
Memahami sejarah pinjaman nasabah pasca krisis keuangan mikro di tahun 2010
sebelumnya (identifikasi nasabah baik dan mulai berbagi informasi kredit melalui biro-
kurang baik), biro kredit yang terakreditasi (mengacu pada
Kotak Teks di atas).
Meningkatkan perilaku positif di tingkat
nasabah karena mereka mengetahui bahwa Inisiasi yang hampir sama diambil oleh para
pinjaman macet meskipun hanya sekali LK mikro di tingkat regional. Cambodia
akan menyebabkan tertutupnya akses ke Credit Bureau (Biro Kredit Kamboja),
lembaga-lembaga keuangan yang lain, sebagian dimiliki oleh Cambodia Microfinance
Association (Asosiasi Keuangan Mikro
Biro kredit juga menghasilkan laporan-
Kamboja), menyediakan pemeriksaan
laporan khusus di sektor tersebut misalnya
informasi kredit untuk lebih dari 30 LKM -
penetrasi lembaga keuangan di suatu
sehingga memungkinkan praktek-praktek
wilayah, pertumbuhan industri, pangsa
pinjaman
pasar, dan lain-lain. yang dapat membantu
lembaga-lembaga keuangan dan para
investor membuat keputusan strategis
mereka.

47
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

yang bertanggung jawab. Di Filipina, ada beberapa isu yang perlu dipertimbangkan
tujuh LK Mikro terbesar bekerja sama dalam konteks Indonesia:
untuk Microfinance Data Sharing System
(MiDAS) atau Sistem Berbagi Data Format umum untuk berbagi informasi
Keuangan Mikro suatu database umum dengan biro kredit (LK mungkin harus
dengan akses yang sama terhadap informasi memperkenalkan persyaratan KYC
kredit kepada semua lembaga keuangan yang minimum untuk nasabah dan ini dapat
berpartisipasi. berdampak pada perubahan SOP)
Sangat penting untuk memiliki mekanisme
berbagi data yang tepat waktu dan efektif
(seperti pengumpulan data yang teratur
dan berkala ke biro kredit) namun tidak
semua LK memiliki MIS dan sistem
internal yang diperlukan (terutama
lembaga keuangan yang lebih kecil seperti
koperasi atau BPR) untuk mengirimkan
data dengan frekuensi yang diinginkan
Membawa perubahan yang sistemik
bagi LK di bidang kebijakan operasional
dan SOP yang berkaitan dengan akuisisi
nasabah dan analisis kredit untuk
menggabungkan dan melembagakan
penggunaan informasi kredit sebelum
mengambil keputusan kredit.
Identifikasi dan mengajak LK dengan
skala kecil seperti BPR, koperasi kredit,
koperasi dan BMT yang aktif di tingkat
daerah dapat menjadi suatu tantangan
tersendiri. Tantangan yang sebelumnya
disebutkan sebelumnya terkait dengan
format yang diperlukan dapat menjadi
lebih menantang dengan lembaga-
lembaga tersebut karena hanya memiliki
LK di Indonesia telah menginisiasi proses kemampuan dan infrastruktur teknologi
berbagi informasi kredit dengan biro kredit yang sangat dasar.
swasta PT. Kredit Biro Indonesia Jaya
(KBIJ) dan 9 LK telah menyerahkan data
nasabah mereka dan beberapa LK lainnya
diharapkan untuk bergabung (mengacu pada
Lampiran III untuk rincian Analisis KBIJ).
Meskipun manfaat memiliki biro kredit cukup
substansial sehingga perlu membentuk kredit
biro yang berfungsi dengan baik dan efektif,

19. https://www.cma-network.org/en/news/signing-ceremony-of-FIs-with-credit-bureau-of-cambodia

48
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Isu-isu Strategis dan Rekomendasi yang berinvestasi untuk mendapatkan


Diberikan oleh KBIJ teknologi yang diperlukan sehingga
memungkinkan untuk berbagi
Isu-isu utama dalam menjalankan sistem informasi kredt dengan efisien. LK
berbagi informasi kredit dengan benar harus memiliki sumber daya keuangan
adalah hambatan-hambatan yang terkait dan manusia untuk dapat memiliki
dengan ketersediaan data, pengelolaan teknologi yang tepat dan berjalan
sistem informasi dan berbagai kelemahan dengan baik.
yang disebabkan oleh ketiadaan sistem
perbankan utama (core banking system) LK yang berpartisipasi harus mencatat
yang terpercaya. KBIJ memberikan perkembangan yang diperlukan dalam
rekomendasi-rekomendasi berikut untuk lingkungan bisnisnya, terutama di sisi
mengatasi hambatan-hambatan tersebut: teknis, sehingga manajemen dapat
melakukan kontrol yang berarti.
Berdasarkan pengalaman dari seluruh
anggota, suatu sistem pelaporan data Untuk memungkinan berbagi
kredit yang terstruktur dan terstandar informasi kredit yang efisien, LK
perlu diterapkan. harus merekrut staf khusus yang
perlu ditraining tentang sistem
Mengembangkan input/output pelaporan informasi kredit sehingga
yang terstandar dengan aplikasi IT menyampaikan data dengan benar.
yang tersedia secara umum untuk LK harus menyesuaikan dengan
memfasilitasi interoperabilitas antar standar pelaporan data yang
anggota. berkualitas. Data untuk berbagi
informasi kredit harus selalu tersedia
Penggunaan teknologi dan manajemen tepat waktu. Untuk mencapai hal ini,
sistem informasi yang inovatif harus LK harus memutakhirkan database
dikembangkan pada masing-masing mereka secara berkala dan LK harus
anggota untuk memaksimalkan memiliki sistem internal untuk
kemampuan IT. memastikannya.

LK yang telah memiliki sistem Keterangan: anggota dalam hal ini


perbankan utama (Core Banking mengacu kepada para LK Mikro yang
System) yang berjalan dengan baik berpartisipasi dalam biro kredit KBIJ
hanya perlu sedikit penyesuaian dalam untuk studi ini.
sistem tersebut sehingga dapat berbagi
informasi kredit yang berkualitas. Sumber: Report of KBIJ on Indonesia Over-Indebtedness
Case Study
Meskipun demikian, banyak LK yang
belum memiliki CBS yang handal, dan
mereka perlu

49
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Meningkatkan Koordinasi antar LK Aktivitas Jangka Menengah dan Jangka


Panjang:
Pengalaman dari negara-negara lain
menunjukkan bahwa hanya dengan berbagi Menerbitkan laporan sektor untuk
informasi keuangan mungkin belum cukup menampilkan jangkauan, studi kasus atas
mencegah pinjaman berlebih, kecuali dampak dan kinerja sosial dari anggota
terdapat kebijakan yang jelas tertata dan kepada regulator, lembaga-lembaga
ditegakkan memlaui perjanjian yang saling pemerintah, dan masyarakat umum, untuk
menguntungkan antar LK Mikro. Pada memperoleh dukungan (goodwill) dari
konteks ini, PAKINDO dapat memainkan pemangku kepentingan yang lebih luas.
peran yang signifikan dalam merancang
peraturan dan memastikan bahwa peraturan- Mengembangkan pedoman perlindungan
peraturan tersebut diikuti oleh seluruh pelanggan dan pedoman kode etik
anggota. Asosiasi LK juga memiliki peran (code of conduct) terhadap pelanggan
sebagai organisasi mandiri (self-regulating yang harus diikuti oleh semua anggota.
organisations/SRO)) di pasar keuangan mikro Menyiapkan mekanisme pengaduan
yang telah matang lainnya India, Kamboja dan pelanggan untuk menyoroti keluhan
Filipina untuk secara aktif mengelola risiko pelanggan, implementasi atas prinsip-
kredit, memastikan kompetisi yang sehat prinsip perlindungan pelanggan, seperti
dan praktek-praktek perlindungan pelanggan yang dijelaskan dalam kampanye SMART
serta mengelola risiko-risiko politis melalui (SMART Campaign).
hubungan yang aktif dengan pemerintah dan Mengembangkan pedoman atas praktek-
pemangku kepentingan yang lain. praktek persaingan tak sehat termasuk
menentukan aturan atas pengambilalihan
PAKINDO dapat melakukan aktivitas-aktivitas nasabah dan staff.
tersebut di bawah ini untuk menciptakan Inisiatif pelatihan dan pengembangan
lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan kapasitas untuk staf LK seperti yang
sektor keuangan mikro dengan cara yang berhasil dilakukan oleh Asosiasi Keuangan
berkelanjutan. Hal-hal tersebut termasuk: Mikro Kamboja (Cambodia Microfinance
Aktivitas Jangka Pendek: Association).

Menerbitkan pedoman umum terkait Sejalan dengan Prinsip-prinsip


dengan berbagi informasi kredit dan Perlindungan Pelanggan yang diluncurkan
koordinasi antara LK oleh SMART campaign, asosiasi dapat
membuat kebijakan-kebijakan untuk
Mikro untuk menerapkan biro kredit, mencegah pinjaman berlebih, sebagai
contoh menentukan batas atas jumlah dan
Berbagi informasi terkait dengan nasabah besaran pinjaman yang diberikan kepada
dalam List hitam (blacklist yang nasabah, dan lain-lain. Memastikan
menunggak, penipuan, pinjaman joki)/ kepatuhannya kepada anggota dapat
staff/desa di tingkat pusat maupun menjadi tantangan terutama jika belum
regional, ada tekanan (dalam bentuk peraturan)
Menganalisis penetrasi keuangan mikro di untuk mendukungnya dan asosiasi belum
seluruh Indonesia. cukup kuat untuk menegakkan hukuman
kepada LK yang tidak patuh.

50
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Kasus SRO di India: MFIN (Microfinance Institutions Network)

MFIN merupakan suatu asosiasi IKNB (Institusi Keuangan Non Bank/Non-bank Finance
Companies - NBFC) LKM di India yang bertindak sebagai lembaga mandiri (self-regulating
organisation) untuk sektor keuangan mikro di India. Lembaga ini beranggotakan 48 IKNB
LKM terkemuka yang mencakup lebih dari 90% total nasabah lembaga keuangan komersial di
India. MFIN dibentuk segera pasca krisis keuangan mikro di India dan kemudian berkembang
menjadi asosiasi yang kuat yang telah meningkatkan keuangan yang bertanggung jawab
(responsible finance) di antara anggotanya. Tugas utama MFIN dikelompokkan sebagai berikut:

1. Pengawasan (Surveillance): MFIN telah mengembangkan kode etik usaha untuk


anggotanya. Kode etik ini mengacu pada pedoman peraturan yang diterbitkan oleh
Bank Sentral (regulator untuk LK) dan juga praktek-praktek terbaik atas perlindungan
pelanggan dan praktek-praktek anti persaingan yang diakui oleh LK mikro global.
Lembaga ini mengevaluasi implementasi kode etik dengan merancang Index Usaha yang
Bertanggungjawab (Responsible Business Index)

2. Penyelesaian Sengketa (Dispute Redressal): MFIN melalui komite penegakan berupaya


untuk menyelesaikan sengketa apapun antar anggotanya terutama dalam kasus praktek-
praktek anti persaingan atau ketidak-patuhan terhadap kode etik.

3. Penyelesaian Keluhan Pelanggan (Customer Grievance Redressal): MFIN juga telah


mengembangkan dua lapis metode penyelesaian keluhan pelanggan untuk diikuti oleh
seluruh anggota.

MFIN telah berhasil mencapai sukses besar dalam menegakkan pedoman kode etik antar
anggotanya dan meningkatkan keuangan yang bertanggung jawab (responsible finance) di India.
Pada 2014, MFIN diakui sebagai Organisasi Mandiri (Self- Regulating Organisation) oleh Bank
Sentral India (Reserve Bank of India). MFIN menikmati kredibilitas yang substansial di antara
para pembuat kebijakan dan regulators dan memainkan peran kunci sebagai penghubung antara
sektor dan regulator.

Sumber: Situs web MFIN: http://MFInindia.org/sro/

51
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Keterlibatan/Hubungan Baik dengan Melaksanakan aktivitas-aktivitas yang


Regulator disebutkan diatas diperlukan sumber daya
yang khusus. Asosiasi harus menjadi suatu
Kami menilai meningkatnya visibilitas dan organisasi formal yang mengumpulkan
kredibilitas LK di antara manajemen tertinggi dana sendiri dan dijalankan secara
OJK harus menjadi tujuan utama dalam khusus oleh tim yang professional
berhubungan dengan regulator. Beberapa untuk bekerjasama dengan regulator.
langkah untuk meningkatkan visibilitas dan Nama merek asosiasi harus ditingkatkan
keterlibatan dengan regulator yang telah teruji dan menjadi organisasi tujuan (go
di negara-negara lain antara lain: to organisation) untuk semua isu-isu
Membuat laporan terkait dengan keuangan mikro di Indonesia.
jangkauan LK-LK anggota di antara
masyarakat yang belum berbank (the Tantangan-tantangan Potensial untuk
unbanked) dan kinerja sosial mereka. Menciptakan Forum LK Umum di Indonesia
Menyebarkan laporan-laporan tersebut
secara luas melalui media cetak dan juga Lembaga Keuangan terkemuka di Indonesia
ke OJK dan pemangku kepentingan lain yang menawarkan pinjaman kelompok terbagi
yang terlibat dalam keuangan inklusif. atas tiga (3) badan hukum yang berbeda:
Di India, MFIN menerbitkan berbagai koperasi, perusahaan modal ventura dan bank
laporan seperti Micrometer, Microscape, komersial, dimana masing-masing memiliki
dll. dan telah disebarluaskan. Laporan- peraturan yang berbeda. Dengan demikian,
laporan tersebut juga membantu MFIN penegakan pedoman dapat menjadi sesuatu
menampilkan nilai tambah LK dalam yang sulit dilakukan karena untuk LK dengan
meningkatkan keuangan inklusif. CEO peraturan yang paling lemah/mudah mungkin
MFIN melakukan pertemuan dengan tidak bersedia/tidak memiliki kapasitas
Gubernur RBI minimal dua kali dalam untuk melakukan perubahan-perubahan yang
setahun untuk memberikan update atas diperlukan terkait dengan proses-proses dan
perkembangan sektor dan isu-isu terbaru system internal mereka.
yang dihadapi oleh sektor tersebut.
Mengurangi Konsentrasi Geografis
Menampilkan konvergensi dengan
agenda keuangan inklusif OJK dengan Seperti yang diungkapkan pada Tabel 2, ada
mempresentasikan studi-studi kasus cakupan yang jelas untuk ekspansi di luar
dan pencapaian kepada manajemen Jawa Barat. Sebagai langkah pertama, LK
tertinggi OJK. Hal ini dapat dilakukan dapat mempertimbangkan untuk berekspansi
melalui seminar/loka karya nasional ke wilayah-wilayah lain di Pulau Jawa seperti
yang diorganisir secara berkala (seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selanjutnya, LK
Inclusive Finance India Summit/MFIN dapat berekspansi ke luar Jawa. Pengalaman
event) dimana manajemen puncak MicroSave bekerja di Indonesia menunjukkan
(termasuk Komisioner) OJK wajib bahwa ada beberapa provinsi di luar Jawa
diundang. Acara ini juga harus menyoroti yang berpotensi untuk pinjaman kelompok,
keberhasilan/trend terakhir di keuangan seperti Sumatra Utara, Sulawesi Selatan,
mikro komersial dalam memajukan Lampung, Sumatra Barat, etc. yang memiliki
keuangan inklusif di negara-negara lain. jumlah penduduk yang besar dan berpotensi
menjadi pasar yang bagus untuk pinjaman
kelompok. Sebagai contoh Provinsi

52
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Sumatra Utara memiliki populasi 14 juta Koordinat-koordinat cabang kemudian


dibandingkan dengan Kamboja, 15,3 juta . dikonsolidasikan dan ditampilkan dalam
Sampai saat ini, hanya 2 LK terkemuka di satu peta. Hal ini akan memberikan indikasi
pinjaman kelompok, yaitu BTPN Syariah yang jelas akan wilayah-wilayah dengan
dan KOMIDA yang telah berekspansi ke jumlah LK yang banyak. Informasi ini akan
luar Jawa. Salah satu alasan yang sering bermanfaat bagi LK dalam merencanakan
dikemukakan oleh LK adalah rendahnya strategi ekspansinya tanpa membuat wilayah
kepadatan penduduk di provinsi-provinsi tersebut menjadi jenuh/sesak (overcrowded)
di luar Jawa untuk dapat mengoperasikan yang dapat menimbulkan pinjaman berlebih di
suatu program pinjaman kelompok yang antara nasabah. Lebih lanjut, jika keberadaan
berkesinambungan, namun wilayah-wilayah titik-titik akses tersebut disandingkan dengan
yang disebutkan tadi juga memberikan indikator-indikator utama lainnya seperti
kesempatan untuk membebankan bunga/bagi jumlah dan kepadatan penduduk, ketersediaan
hasil yang lebih tinggi karena suku bunga di titik sentuh keuangan lainnya (cabang bank,
pasaran yang berlaku di wilayah tersebut juga koperasi, ATM, dll.), cakupan selular, dll.
lebih tinggi. akan memberikan arah yang jelas untuk para
pemain pasar maupun pembuat kebijakan
untuk menjangkau masyarakat miskin dan
Gambar 36: Tingkat Konsentrasi Cabank LK yang belum ber-bank (un-banked).
di Bangladesh
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang intensif
di bidang sumber daya dan memerlukan
investasi dari donor maupun pemangku
kepentingan di industri ini. Contoh penting
termasuk: FSP Maps, Finclusion Lab ,MIX
Maps, FinAccess Geospatial Mapping Survey
(Kenya) dll.
Meningkatkan Kelekatan Nasabah melalui
Diversifikasi Produk
Diversifikasi Produk Pinjaman
Penelitian ini menemukan bahwa kakunya
produk pinjaman di pinjaman kelompok
Source: http://fspmaps.org/ ini mendorong beberapa nasabah ke arah
pinjaman lebih dari satu (multiple borrowing).
Pemetaan Geo-spasial Pelanggan LK yang sedang berjalan tidak
Pemetaan geo-spasial memberikan Gambaran dapat memperoleh pinjaman lain di tengah-
yang jelas akan keberadaan titik-titik akses tengah siklus pinjaman dan modal yang
terhadap layanan keuangan formal dalam dibutuhkan pada saat keadaan darurat,
suatu wilayah geografis. Sebagai langkah investasi yang lebih besar (seperti perbaikan
menuju transparansi dan pemahaman pasar, rumah), peristiwa-peristiwa terkait dengan
LK harus membagi rincian cabang mereka siklus kehidupan (seperti pernikahan,
dengan badan industry atau lembaga penyedia pendidikan, dll.) atau tambahan modal kerja
data seperti MIX market. dipenuhi dengan pinjaman-pinjaman dari LK

20. https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1274
21. http://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.TOTL

53
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

lain atau rentenir. Beberapa produk penting berbagai jenis tabungan, asuransi, pembayaran
yang dapat ditawarkan berdasarkan hasil tagihan, pengiriman uang, dll. Meskipun
penelitian kami adalah: peraturan masih melarang perusahaan modal
ventura untuk menawarkan produk tabungan,
Pinjaman darurat/Top-up berpotensi untuk bermitra dengan MNO/bank
Pinjaman perumahan/perbaikan rumah komersial (sebagai agen branchless banking/
laku pandai), menjual produk-produk asuransi
Pinjaman pendidikan untuk biaya sekolah/ dan menawarkan layanan tambahan seperti
pendidikan yang lebih tinggi pembayaran tagihan dan pengiriman uang
dapat dipertimbangkan. Cashpor, suatu LKM
Pinjaman perseorangan untuk modal kerja
besar di India, menjadi koresponden bisnis
yang lebih besar atau modal investasi
(agen branchless banking) untuk suatu bank
Meskipun beberapa produk pinjaman yang swasta komersial dan menawarkan layanan
disebutkan seperti pinjaman top-up atau tabungan berdasar biaya/fee dan pembayaran
perbaikan rumah sederhana (seperti pinjaman tagihan untuk nasabah-nasabahnya. Hal ini
untuk membangun toilet atau perbaikan merupakan solusi saling menang (win-win
sederhana di rumah) dapat dilakukan di bawah solution) untuk seluruh pihak. Untuk Cashpor,
metodologi pinjaman kelompok yang saat produk ini adalah pendapatan non-bunga
ini berjalan, namun untuk beberapa produk tanpa risiko; untuk bank komersial hal ini
lain seperti modal kerja yang lebih besar akan membuka pasar baru untuk memobilisasi
atau modal investasi LK perlu berpindah ke tabungan dan untuk nasabah mereka dapat
pinjaman individual menggunakan teknik memperoleh berbagai layanan keuangan
analisis pinjaman yang lebih kompleks seperti melalui satu lembaga saja
aliran arus kas/agunan fleksibel/skoring
Beberapa LK di India memperoleh 5-10%
berdasar psychometric.
pendapatan mereka dari menjual produk-
Seperti hasil observasi di lapangan, tekanan produk tambahan seperti asuransi, lentera
dalam kelompok meningkat ketika besaran surya, dll. Jenis-jenis produk yang dijual
pinjaman juga meningkat dan ada pinjaman tergantung dari kebutuhan dan permintaan
yang menunggak. Untuk pinjaman di atas setempat dan LK perlu melakukan riset
IDR 10 juta, LK direkomendasikan untuk mendalam terkait dengan produk-produk
melakukan analisis kredit lebih detail. Teknik asuransi dan menawarkan layanan tambahan
analisis kredit modern seperti pinjaman seperti pembayaran tagihan dan pengiriman
berdasar psychometric credit scoring dapat uang dapat dipertimbangkan. Cashpor, suatu
dieksplorasi oleh LK di Indonesia. LKM besar di India, menjadi koresponden
bisnis (agen branchless banking) untuk suatu
Diversifikasi Sumber Pendapatan
bank swasta komersial dan menawarkan
Sebagai tambahan atas diversifikasi produk layanan tabungan berdasar biaya/fee
pinjaman, LK dapat pula mempertimbangkan dan pembayaran tagihan untuk nasabah-
untuk mendiversifikasi sumber-sumber nasabahnya. Hal ini merupakan solusi saling
pendapatan sehingga dapat menurunkan menang (win-win solution) untuk seluruh
ketergantungan terhadap pinjaman untuk pihak. Untuk Cashpor, produk ini adalah
memperoleh pendapatan. Lembaga keuangan pendapatan non-bunga tanpa risiko; untuk
dengan skala yang besar, dengan nasabah bank komersial hal ini akan membuka pasar
lebih dari 100.000 memiliki kesempatan untuk baru untuk memobilisasi tabungan dan untuk
menjual berbagai produk keuangan. Rumah nasabah mereka dapat memperoleh berbagai
tangga berpendapatan rendah memerlukan layanan keuangan melalui satu lembaga saja.
lebih dari sekedar pinjaman untuk mengelola
kebutuhan keuangan mereka, yang mencakup

54
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Beberapa LK di India memperoleh 5-10% membentuk sistem yang relatif kuat untuk
pendapatan mereka dari menjual produk- mengelola risiko keuangan dan operasional
produk tambahan seperti asuransi, lentera (seperti risiko likuiditas, penipuan, risiko
surya, dll. Jenis-jenis produk yang dijual suku bunga dll.). Semua LK terkemuka
tergantung dari kebutuhan dan permintaan telah memperkenalkan sistem audit internal
setempat dan LK perlu melakukan riset dan sistem monitoring untuk memeriksa
mendalam terkait dengan produk-produk kepatuhan dengan sistem dan proses.
potensial yang dapat memberikan pendapatan Tetapi sistem manajemen risiko yang lebih
non-bunga (fee-based income). Pengalaman komprehensif diperlukan untuk menghindari
kami bekerja di keuangan digital di Indonesia risiko kredit dan risiko politik. Di pasar
menunjukkan bahwa pembayaran tagihan keuangan mikro yang lebih matang, LK
dan pengiriman uang merupakan layanan memiliki tim manajemen risiko khusus yang
keuangan yang penting dan paling diminati terus memantau risiko yang muncul baik dari
oleh masyarakat. Demikian pula, penetrasi internal maupun eksternal dan mengambil
asuransi yang rendah membuat produk-produk langkah-langkah pro-aktif dalam mengelola
asuransi berpotensi untuk dijual bagi LK. risiko-risiko ini. Sebagai contoh: tim khusus
Diversifikasi pendapatan dapat memberikan manajemen risiko dapat melihat wilayah-
dampak yang positif pada pinjaman wilayah operasional LK dimana muncul tanda-
berlebih karena LK tidak hanya focus pada tanda peningkatan persaingan
pertumbuhan kredit sebagai sumber satu-
satunya pertumbuhan pendapatan. Langkah-langkah untuk memperlambat bisnis
di wilayah tersebut dan fokus pertumbuhan di
Menanamkan Prinsip-prinsip Keuangan daerah lain. Meskipun contoh yang disebutkan
Bertanggung Jawab pada Proses-proses terkait dengan pengelolaan pinjaman lebih dari
Operasional satu (multiple lending), peran manajer risiko
bisa jauh lebih luas dan juga dapat melihat ke
Menggabungkan prinsip-prinsip keuangan dalam berbagai aspek seperti peraturan, risiko
yang bertanggung jawab seperti prinsip- politik dan keuangan, dll.
prinsip perlindungan nasabah yang dianjurkan
oleh SMART campaign ke dalam proses-
proses operasional utama merupakan cara Pelatihan Pelanggan dan Literasi Keuangan
praktis yang terbukti mencegah pinjaman
berlebih. Progres telah nampak dibuat dalam Kami telah mengobservasi bahwa beberapa
aspek ini oleh beberapa LK di Indonesia. LK tidak menekankan adanya pelatihan
MBK telah mendapatkan sertifikasi dari setelah siklus pertama. Bahkan beberapa
SMART campaign dan dua LK lagi (BAV nasabah merasa tidak perlu melakukan
dan KOMIDA) tengah dalam proses pengulangan pelatihan pelanggan sebelum
memperoleh sertifikasi dalam waktu dekat. mulai siklus pinjaman selanjutnya. Namun
LK lainnya perlu diedukasi dan disadarkan untuk pinjaman siklus yang lebih tinggi, risiko
akan adanya isu-isu tersebut dan insentif perlu penyalahgunaan oleh nasabah atas jumlah
dikembangkan untuk adopsi oleh berbagai pinjaman atau membuat pilihan yang salah
lembaga. untuk bisnis menjadi lebih tinggi. Pelatihan
pelanggan khusus yang ditawarkan oleh LK
Tim Manajemen Risiko Khusus di Kantor sebagian besar berfokus pada pemahaman
Pusat produk seperti persyaratan pinjaman
(besaran pinjaman, suku bunga, dll.), kondisi
LK menghadapi risiko-risiko yang sama pembayaran (jumlah angsuran, jangka waktu
dengan sektor keuangan. LK terkemuka telah pinjaman, aturan pelunasan sebelum jatuh

55
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

tempo, dll.), penjelasan tentang konsep prinsip keuangan yang bertanggung jawab,
tanggung renteng, dll Untuk siklus yang memastikan diversifikasi wilayah dan produk,
lebih tinggi, pelatihan pelanggan dapat lebih dll. Insentif dalam bentuk dana hibah atau
ditekankan pada penggunaan pinjaman yang bantuan teknis mungkin juga diperlukan
efektif dan dapat mencakup topik-topik oleh beberapa LK untuk melaksanakan
seperti: rekomendasi di atas yang dapat disediakan
oleh investor dan donor.
1. Menganalisis arus kas rumah tangga dan
bisnis Meningkatkan Monitoring untuk Melacak
Pinjaman Joki
2. Dampak negatif dari pinjaman berlebih
terhadap arus kas bisnis dan rumah tangga Keberadaan pinjaman joki tidak
mengkhawatirkan tetapi kami mengamati
3. Mengantisipasi risiko-risiko bisnis bahwa staf secara diam-diam mendukung
dan merencanakan mitigasinya tanpa pinjaman tersebut di lapangan untuk
mempengaruhi hutang memastikan pencapaian target. Ini perlu
lebih diawasi sejak awal melalui sistem
LK perlu mempertimbangkan menggunakan
pengendalian internal yang lebih baik
video pendek dengan target pesan untuk (seperti kunjungan lapangan oleh Atasan dan
melatih nasabah. Video sangat efektif dan Auditor Internal) dengan fokus khusus untuk
menarik sebagai alat pendidikan/melek mengidentifikasi dan memberikan disinsentif
keuangan dibandingkan dengan pelatihan di bagi staf untuk terlibat dalam perilaku
kelas yang dapat membosankan dan terlalu tersebut.
bertele-tele. Staf lini depan (front liner) dapat
menggunakan ponsel pintar/Tabelt yang
semakin menyebar (tingkat penetasi pengguna
smartphone 40-45% ) untuk menjalankan
video ini selama pertemuan di kelompok.

Kesempatan Bagi Investor/Donor untuk


Memainkan Peran yang Lebih Aktif
Seperti disebutkan sebelumnya, LK di
Indonesia diatur oleh regulator yang berbeda
yang memiliki standar yang berbeda
berdasarkan struktur hukumnya. Sebagian
besar peraturan ini tidak spesifik untuk
keuangan mikro atau model pinjaman
kelompok. Dengan tidak adanya lingkungan
peraturan yang kuat, investor dan donor
dari lembaga keuangan mikro ini dapat
memainkan peran yang lebih pro-aktif dalam
memastikan LK untuk mengadopsi beberapa
rekomendasi yang disebutkan di atas seperti
berbagi informasi kredit, mengadopsi prinsip-

22. http://sptf.info/images/sp_fund_muktinath_eng.pdf , http://www.arpapress.com/volumes/vol11issue1/ijrras_11_1_16.pdf


kami melihat berbagai organisasi di Nepal, Uganda dan Mexico menggunakan video untuk melakukan pelatihan ke staff
internal dan nasabah.
23. http://www.statista.com/statistics/257046/smartphone-user-penetration-in-indonesia/

56
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Fokus pada Kenyamanan Pelanggan Pertemuan Kelompok/ Fekuensi


Pembayaran
Meningkatnya persaingan antara LK yang
mengarah ke pelanggan yang membedakan Menghadiri pertemuan kelompok dalam
LK satu dan lainnya atas kenyamanan yang penelitian ini dinilai sebagai hal yang paling
ditawarkan kepada mereka seperti layanan tidak disukai. Pertemuan/pembayaran
jemput bola untuk pencairan dan pembayaran mingguan menyebabkan jumlah angsuran yang
angsuran, fleksibilitas dalam menghadiri lebih kecil sehingga memiliki risiko kredit
pertemuan kelompok, serta proses yang lebih yang lebih rendah tetapi terbukti menjadi
cepat dan pendek untuk siklus pinjaman yang tidak nyaman untuk nasabah. Selanjutnya, dari
lebih tinggi. LK mungkin memiliki alasan perspektif LK - pertemuan mingguan berarti
yang tepat untuk melanjutkan beberapa pengawasan lebih dekat atas pembayaran
proses tersebut dan tidak perlu mengubah pinjaman tetapi biaya operasional lebih
proses untuk memenuhi semua permintaan tinggi. Jadi LK dapat mempertimbangkan
pelanggan. Namun, LK dianjurkan untuk pertemuan/pembayaran dua mingguan sebagai
terus-menerus mengevaluasi produk yang keseimbangan yang baik antara frekuensi dan
ditawarkannya dibandingkan dengan yang jumlah angsuran. Namun, seperti yang diamati
ditawarkan oleh pesaing dan memastikan pada LK Indonesia, beralih ke dua mingguan
bahwa LKa menawarkan nilai yang jelas yang mungkin memunculkan beberapa risiko kredit.
membedakannya dengan pesaing. Misalnya, Tingkat PAR pada LK di Indonesia dengan
pengalaman kami menunjukkan bahwa bahkan pembayaran dwi-mingguan lebih tinggi
jika proses dianggap merepotkan tetapi jika dibandingkan dengan LK dengan pembayaran
LK memberikan pinjaman dengan jumlah mingguan.
tertinggi atau memberikan berbagai produk
ramah pelanggan, maka pelanggan masih akan
lebih memilih LK itu.

Memanfaatkan Teknologi untuk


Monitoring Operasional
Kemajuan teknologi memberikan kesempatan
bagi LK untuk membuat operasionalnya lebih
efisien dan tanpa penipuan. Beberapa contoh
termasuk:
Digitalisasi operasi di cabang untuk
meningkatkan efisiensi (mengurangi
administrasi, lebih banyak waktu
dihabiskan untuk monitoring nasabah).
Contoh: Musoni-Kenya, Ujjivan - India
Menggunakan aplikasi GPS untuk
melacak pergerakan staff (identifikasi
waktu kunjungan). Contoh: Janalakshmi
India
Call centre berbasis SMS dan suara untuk
pengelolaan keluhan pelanggan
Monitoring staff lapangan melalui
applikasi pesan media sosial.

57
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

58
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Lampiran

59
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Lampiran I
Jumlah Cabang dari LK Terkemuka di Tiap Provinsi di Pulau Jawa
Jumlah POPULASI
Cabang Cabang/ Cabang/ 100,000
POPULASI SYARAKAT
No Kabupaten 100,000 poor masyarakat
(2014) MISKIN
TOTAL populasi miskin
(2013)
Jawa Barat
1 Kab./Kota Bandung 35 5,941,195 0.59 390,900 8.95
2 Kab. Bandung Barat 7 1,609,512 0.43 209,900 3.33
3 Kab./Kota Bekasi 22 5,765,206 0.38 292,900 7.51
4 Kab./Kota Bogor 48 6,361,869 0.75 535,800 8.96
5 Kab. Ciamis 9 1,162,102 0.77 147,800 6.09
6 Kab. Cianjur 17 2,235,418 0.76 292,200 5.82
7 Kab./Kota Cirebon 8 2,414,172 0.33 344,500 2.32
8 Kab. Garut 26 2,526,186 1.03 315,800 8.23
9 Kab. Indramayu 5 1,682,022 0.30 257,300 1.94
10 Kab. Karawang 29 2,250,120 1.29 245,100 11.83
11 Kab. Kuningan 6 1,049,084 0.57 142,300 4.22
12 Kab. Majalengka 10 1,176,313 0.85 168,600 5.93
13 Kab. Pangandaran - 388,320 - - -
14 Kab. Purwakarta 9 910,007 0.99 85,000 10.59
15 Kab. Subang 15 1,513,093 0.99 185,400 8.09
16 Kab./Kota Sukabumi 26 2,737,114 0.95 260,600 9.98
17 Kab. Sumedang 13 1,131,516 1.15 132,900 9.78
18 Kab./Kota Tasikmalaya 16 2,383,381 0.67 324,500 4.93
19 Kota Banjar 1 180,515 0.55 13,900 7.19
20 Kota Cimahi - 579,015 - 37,700 -
21 Kota Depok - 2,033,508 - 47,000 -
BTPN Syariah 91
Total 393 46,029,668 0.85 4,430,100 8.87

Jawa Timur
1 Kab. Bangkalan - 945,821 - 218,300 -
2 Kab. Banyuwangi 6 1,588,082 0.38 152,200 3.94
3 Kab./Kota Blitar 2 1,277,696 0.16 130,400 1.53
4 Kab. Bojonegoro 8 1,232,386 0.65 196,800 4.07

24. Data collected from MBK, BAV, DMS, Koperasi BAIK, KOMIDA, KSB. For BTPN we do not have Kabupaten wise
distribution of branch offices, so we have just divided the total branches of BTPN (1832) with the total provinces where it
operates (20 provinces). This can be taken as a conservative estimate of the presence of BTPN branches in West java.

60
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Jumlah Cabang/
Cabang Cabang/ POPULASI
POPULASI 100,000 poor
No Kabupaten 100,000 MASYARAKAT
(2014) masyarakat
TOTAL populasi MISKIN (2013)
miskin
5 Kab. Bondowoso 2 756,989 0.26 115,300 1.73
6 Kab. Gresik 5 1,241,613 0.40 171,600 2.91
7 Kab. Jember 9 2,394,608 0.38 278,500 3.23
8 Kab. Jombang 8 1,234,501 0.65 137,500 5.82
9 Kab,/Kota Kediri 9 1,817,001 0.50 225,500 3.99
10 Kab. Lamongan 7 1,187,084 0.59 192,000 3.65
11 Kab. Lumajang 4 1,026,378 0.39 124,400 3.22
12 Kab./Kota Madiun 7 848,361 0.83 92,400 7.58
13 Kab. Magetan 1 626,614 0.16 76,300 1.31
14 Kab./Kota Malang 3 3,373,060 0.09 329,600 0.91
15 Kab./Kota Mojokerto 9 1,195,205 0.75 124,900 7.21
16 Kab. Nganjuk 7 1,037,723 0.67 140,800 4.97
17 Kab. Ngawi 2 827,829 0.24 127,500 1.57
18 Kab. Pacitan - 549,481 - 91,700 -
19 Kab. Pamekasan - 836,224 - 153,700 -
20 Kab./Kota Pasuruan 6 1,762,836 0.34 190,300 3.15
21 Kab. Ponorogo 4 865,809 0.46 103,000 3.88
22 Kab./Kota Probolinggo 5 1,359,467 0.37 257,900 1.94
23 Kab. Sampang - 925,911 - 248,200 -
24 Kab. Sidoarjo 5 2,083,924 0.24 138,200 3.62
25 Kab. Situbondo 4 666,013 0.60 90,300 4.43
26 Kab. Sumenep - 1,067,202 - 225,500 -
27 Kab. Trenggalek 1 686,781 0.15 92,800 1.08
28 Kab. Tuban 7 1,147,097 0.61 196,900 3.56
29 Kab. Tulungagung 6 1,015,974 0.59 91,700 6.54
30 Kota Batu - 198,608 - 9,400 -
31 Kota Surabaya - 2,833,924 - 169,400 -
BTPN Syariah 91
Total 218 38,610,202.0 0.56 4,893,000 4.46

61
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Jumlah Cabang/
Cabang Cabang/ POPULASI
POPULASI 100,000 poor
No Kabupaten 100,000 MASYARAKAT
(2014) masyarakat
TOTAL populasi MISKIN (2013)
miskin
Jawa Tengah dan Yogyakarta
1 Kab. Banjarnegara 1 895,986 0.11 166,800 0.60
2 Kab. Banyumas 7 1,620,918 0.43 296,800 2.36
3 Kab. Batang 4 736,397 0.54 87,500 4.57
4 Kab. Blora 1 848,369 0.12 123,800 0.81
5 Kab. Boyolali 1 957,857 0.10 126,500 0.79
6 Kab. Brebes 6 1,773,379 0.34 367,900 1.63
7 Kab. Cilacap 3 1,685,573 0.18 255,700 1.17
8 Kab. Demak - 1,106,328 - 172,500 -
9 Kab. Grobogan 6 1,343,960 0.45 199,000 3.02
10 Kab. Jepara 2 1,170,797 0.17 106,900 1.87
11 Kab. Karanganyar 2 848,255 0.24 114,400 1.75
12 Kab. Kebumen 10 1,181,006 0.85 251,100 3.98
13 Kab. Kendal 4 934,643 0.43 117,700 3.40
14 Kab. Klaten 5 1,154,040 0.43 179,500 2.79
15 Kab. Kudus 2 821,136 0.24 70,100 2.85
16 Kab./Kota Magelang 7 1,354,068 0.52 182,800 3.83
17 Kab. Pati 1 1,225,594 0.08 157,900 0.63
18 Kab./Kota Pekalongan 4 1,161,277 0.34 140,600 2.84
19 Kab. Pemalang 4 1,284,236 0.31 246,800 1.62
20 Kab. Purbalingga 2 889,214 0.22 181,100 1.10
21 Kab. Purworejo 2 708,038 0.28 109,000 1.83
22 Kab. Rembang 3 614,087 0.49 128,000 2.34
23 Kab./Kota Semarang 2 2,660,556 0.08 169,900 1.18
24 Kab. Sragen 4 875,600 0.46 139,000 2.88
25 Kab. Sukoharjo 4 856,937 0.47 84,100 4.76
26 Kab./Kota Tegal 5 1,665,130 0.30 171,400 2.92
27 Kab. Temanggung 2 738,915 0.27 91,100 2.20
28 Kab. Wonogiri - 945,817 - 132,200 -
29 Kab. Wonosobo - 773,280 - 170,100 -
30 Kota Salatiga 1 181,193 0.55 11,500 8.70
31 Kota Surakarta - 510,077 - 59,700 -

62
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Jumlah Cabang/
Cabang Cabang/ POPULASI
POPULASI 100,000 poor
No Kabupaten 100,000 MASYARAKAT
(2014) masyarakat
TOTAL populasi MISKIN (2013)
miskin
32 Kab. Bantul 4 982,384 0.41 156,600 2.55
33 Kab. Gunungkidul 1 707,158 0.14 152,400 0.66
34 Kab. Kulonprogo 2 407,330 0.49 86,500 2.31
35 Kab. Sleman 2 1,162,412 0.17 110,800 1.81
36 Kota Yogyakarta - 407,249 - 35,600 -
BTPN Syariah 91
Total 195 37,189,196 0.52 5,353,300 3.64

Banten
1 Kab. Lebak - 1,259,305 - 118,600 -
2 Kab. Pandeglang 3 1,188,405 0.25 121,100 2.48
3 Kab./Kota Serang 4 2,094,195 0.19 109,500 3.65
4 Kab./Kota Tangerang 29 5,264,670 0.55 287,000 10.10
5 Kota Cilegon - 405,303 - 15,900 -
6 Kota Tangerang Selatan 1 1,492,999 0.07 25,400 3.94
BTPN Syariah 91
Total 128 11,704,877 1.09 677,500 18.89

TOTAL CABANG 934 133,533,943 0.70 15,353,900 6.09

63
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Lampiran II: Studi Kasus Krisis yang koersif dan mengambil keuntungan dari
Keuangan Mikro Andhra Pradesh orang miskin, dalam rangka mengembangkan
usaha untuk tumbuh pesat . Krisis ini
Negara bagian Andhra Pradesh (AP) adalah sebelumnya terjadi di dalam geografi yang
pusat keuangan mikro di India pada tahun lebih kecil sehingga lebih mudah dikontrol
2000-2010 dan lima LK lembaga keuangan dan pelajaran dari kejadian ini dengan cepat
non bank (LKNB) terbesar di India berbasis dilupakan.
di sana. Pada bulan November 2010, LK
memiliki 9,7 juta orang nasabah dengan Situasi ini mulai memburuk setelah tahun
total pinjaman luar biasa yaitu Rs. 72 miliar 2007, dengan masuknya modal swasta ke
(sekitar Rp. 1,5 miliar). Pertumbuhan yang sektor keuangan mikro. Ambisi LK dan
tidak paralel dari LK, dikombinasi dengan ketersediaan investasi dalam ekuitas besar
upaya gerakan Self-Help Group (SHG) yang menyebabkan pertumbuhan lebih cepat lebih
merupakan program pemerintah memberikan dari 100% per tahun dalam beberapa kasus.
pinjaman kepada orang miskin melalui Para investor swasta juga memiliki ekspektasi
negara dipimpin sistem perbankan, CGAP pertumbuhan yang sangat tinggi (25-30%) dan
memperkirakan pada tahun 2010 bahwa rata- ini memberikan tekanan tambahan pada LK
rata pinjaman rumah tangga di AP adalah Rs. untuk tumbuh dan mempertahankan tingkat
65.000 (sekitar Rp. 20,3 juta) dibandingkan pertumbuhan .
dengan rata-rata nasional Rs. 7.700 (Rp.
Fokus pada pertumbuhan, menyebabkan LK
2,17 juta). Tingginya tingkat pinjaman di
mengabaikan isu-isu penting. Sebagai contoh:
negara bagian tersebut, sebagian besar adalah
ada staf yang diberikan pelatihan formal
hasil dari beberapa pinjaman yang terjadi di
hanya 2 hari dan diminta untuk mengelola
sektor ini. Di saat yang bersamaan, nasabah
1.000 nasabah dengan portofolio jutaan. LK
SHG seringkali menjadi nasabah LK, dan
menawarkan produk pinjaman sederhana,
sebaliknya. Banyak nasabah yang menjadi
yang akan meningkatkan nominal pinjaman
nasabah lebih dari 1 LK.
dalam siklus pinjaman berikutnya, dan
LK memiliki jadwal pembayaran secara mengabaikan arus kas rumah tangga nasabah.
mingguan, lebih disiplin dan sistem Tekanan untuk meminimalkan tingkat
pemantauan lapangan yang terorganisir pinjaman macet dalam rangka menyenangkan
dengan baik. Akibatnya, nasabah lebih investor, justru mendorong praktik penagihan
memilih untuk membayar angsuran pinjaman pinjaman pinjaman yang koersif. Kondisi ini
LK, bukan pinjaman SHG (yang biasanya dikombinasikan dengan persaingan yang ketat
memiliki frekuensi pembayaran bulanan dan dalam LK (internal) dan beberapa pinjaman
pemantauan lapangan yang minimal). Hal ini yang dihasilkan, menyebabkan hubungan
mulai memberikan efek buruk pada disiplin antara LK dengan nasabah mereka memburuk.
pinjaman di SHG, yang mendorong konflik Di tengah semua ini, LK terbesar di India
antara LK (sektor swasta) dengan pemerintah yaitu SKS meluncurkan IPO pada tahun 2010
negara bagian. Konflik ini dipicu di salah satu yang menyebabkan imbalan keuangan besar
distrik di AP pada tahun 2005-06. Pemerintah bagi promotor dan manajemen senior . Hal ini
distrik Krishna menutup 50 cabang dari empat menyebabkan LK kehilangan kredibilitasnya
LK terkemuka di sana karena tuduhan praktik di mata pemerintah dan muncul anggapan
yang tidak etis, seperti pemberian suku bunga bahwa sebagian besar LK hanya ingin
yang tinggi, menggunakan praktik penagihan mengambil keuntungan besar dari orang

25. http://www.microsave.net/files/pdf/IFN_55_The_Andhra_Pradesh_Crisis_3_dress_rehearsals_and_then_the_Full_Drama.pdf
26. http://www.microsave.net/files/pdf/IFN_42_Microfinance_in_India_Built_on_Sales_Targets_or_Loyal_Clients.pdf
27. http://www.cgap.org/blog/sks-ipo-success-and-excess

64
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Hantaman terakhir didorong oleh dugaan


nasabah melakukan bunuh diri karena
pelecehan yang dilakukan oleh staf lapangan
LK saat melakukan penagihan dan pemerintah
AP segera bertindak dengan keras terhadap
semua LK disana. Pemerintah AP membuat
The Microfinance Institution Ordonansi
untuk menekan dugaan praktik ini pada bulan
Oktober 2010. Ordonansi memberlakukan
larangan yang melumpuhkan LK seperti
pengajuan pinjaman wajib didampingi
otoritas yang ditunjuk; penagihan pinjaman
harus dilakukan di dekat kantor pemerintah
daerah, dan memaksa LK untuk bergeser
ke pembayaran secara bulanan. LK, yang
membanggakan tingkat pemulihan pinjaman
lebih dari 95%, kemudian menemukan diri
mereka hanya mampu melakukan tingkat
pengembalian sebesar 10% -15% saja . Sekitar
Rs.450 miliar (sekitar Rp. 1 miliar) dari
portofolio tidak dapat dikembalikan dan LK
harus secara bertahap melakukan hapus buku
(write-off) .

28. Mengacu pada: MIX Microfinance World: India: Post-Crisis Results


29. Mengacu pada:Banks Turn Away from AP FIS

65
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Lampiran III: Ringkasan dari


Laporan KBIJ
IFC menugaskan Kredit Biro Indonesia Jaya
(KBIJ) yaitu sebuah biro kredit swasta untuk
menyusun kerangka layanan untuk berbagi
informasi pinjaman (credit information
sharing) untuk LK di Indonesia. 12 LK telah
diajak bergabung untuk berbagi data, dimana 9
LK telah memberikan data dan hanya data dari
6 LK yang digunakan dalam analisis . List 9
LK tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar 37: List LK yang Bersedia Berbagi


Informasi dengan KBIJ

Sumber: Laporan KBIJ

KBIJ melakukan analisis kuantitatif terhadap


data empiris untuk pinjaman berlebih.
Informasi yang diberikan adalah data untuk
710,825 nasabah yang memiliki rekening
di 6 LK dengan portofolio total outstanding
sebesar Rp. 1,05 triliun. Tabel di bawah ini
adalah ringkasan dari hasil analisis.

66
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Tabel 6: Jumlah Rekening per Nasabah


Jumlah Jumlah
%
Rekening Nasabah
1 666,403 93.75
2 43,434 6.11
3 988 0.14
Total 710,825 100

Tabel 7: Jumlah LK per Nasabah


Jumlah Jumlah
%
LK Nasabah
1 666,626 93.78
2 43,272 6.09
3 927 0.13
Total 710,825 100
Tabel 7 menunjukkan jumlah rekening
pinjaman yang dimiliki tiap nasabah,
sedangkan Tabel 8 menunjukkan jumlah LK
dimana nasabah memiliki rekening pinjaman.
Hampir 6% dari nasabah memiliki rekening di
2 LK, dan o.13% atau 927 nasabah memiliki
rekening di 3 LK. Namun, ada pengecualian
penting dalam analisis ini yaitu Koperasi
Mitra Dhuafa (Komida) dan BTPN Syariah
yang merupakan LK besar. Data KOMIDA
tidak dapat digunakan karena format dan
data yang ada tidak konsisten. Di sisi lain,
BTPN Syariah tidak berbagi data untuk
digunakan dalam analisis ini. Analisis KBIJ
menyimpulkan bahwa terdapat prosentase
yang tinggi untuk nasabah memiliki beberapa
pinjaman di dalam data yang telah diberikan
oleh para LK, yaitu 1 26.6%. Untuk mampu
menghasilkan informasi yang lebih valid,
perlu dilakukan penambahan jumlah data
nasabah dari berbagai LK lainnya.
30. PT. Mitra Bisnis Keluarga, PT. Bina Artha Ventura, PT. Dana Mandiri Sejahtera, PT. BPR Dana Mandiri Bogor, Koperasi
Kasih Indonesia, Koperasi Tudbirul Ummah

67
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Lampiran IV: Kecamatan Lokasi


Penelitian

No Kabupaten Kecamatan
1 Subang Subang
Ciater
Pagaden
Dawuan
2 Sukabumi Cisaat
Kadudampit
Sukabumi
Sukaraja
3 Cianjur Cianjur
Karangtengah
4 Bogor Cibungbulang
Leuwiliang

68
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Lampiran V- X: Petunjuk
Wawancara untuk Penelitian
Lampiran V: Petunjuk IDI Untuk
Nasabah yang Memiliki Beberapa
Pinjaman

Desa/Kota/Semi-Kota *)
Tanggal: Lokasi:
*) coret yang tidak perlu

Moderator: Asisten Moderator: No. HP.:

Instruksi Kepada Responden

Tujuan Riset:
1. Mendapatkan pemahaman yang mendalam akan alasan yang memicu nasabah untuk
mempunyai pinjaman yang banyak (lebih dari satu).
2. Dampak dari pinjaman yang banyak terhadapa kemampuan membayar nasabah.

Moderator:
Terima kasih untuk kesediaanya untuk diwawancarai
Nama Saya ..dan rekan saya .. Kami dari MicroSave Jakarta, saat ini sedang melakukan
riset untuk meningkatkan layanan keuangan kepada masyarakat.
Tujuan dari diskusi ini adalah untuk memahami akan penggunaan pinjaman dari berbagai
kreditur di daerah ini agar nantinya dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada
nasabah/masyarakat di masa yang akan datang.
Informasi yang Ibu sampaikan sangatlah penting buat kami. Tidak ada jawaban salah
ataupun benar dari setiap pertanyaan yang akan diajukan. Jadi silahkan untuk dengan bebas
menyampaikan ide/informasi/pendapat Bapak.
Kami juga mohon kesediaannya untuk merekam pembicaraan ini agar nanti kami dapat
mengingat dan tidak melewatkan ide/informasi yang disampaikan. Detil dari diskusi ini dan
nama dari Ibu akan kami jaga kerahasiaannya jadi jangan khawatir dan silahkan untuk
terbuka menyampaikan informasi/pendapat apapun.
Sebelum kita mulai, apakah Ibu ada pertanyaan?

69
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Profil Responden
Nama

Umur

Pendidikan terakhir

Pekerjaan utama

Pekerjaan Suami/Pasangan

Rata-rata total pendapatan


rumah tangga (RT) per bulan
Rata-rata pengeluaran RT per
bulan
Jumlah tanggungan

Jumlah Lembaga Keuangan


Mikro (LKM) yg diikuti
Total pinjaman dari semua
LKM (catat jumlah pinjaman
dari masing-masing LKM)
Total angsuran per bulan

Siklus pinjaman (catat siklus


tiap pinjaman)

70
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


I. Apa saja sumber pinjaman 1. Catat semua sumber pinjaman (kreditur), baik formal (Bank, LKM,
untuk masyarakat di Koperasi, multifinance, dll) maupun informal (rentenir, arisan,
komunitas ini? pinjaman harian/mingguan).

II. Untuk tujuan apa saja 2. Gali alasan dari banyaknya pinjaman dari sisi:
Anda meminjam dari a. Kebutuhan (investasi bisnis, pinjaman saat ini masih kurang
banyak kreditur? (baik nilainya, kebutuhan keluarga/pengeluaran mendasar/rutin RT,
formal atau informal kebutuhan musiman/keadaan darurat, dll).
kreditur) b. Ketersediaan (kemudahan mendapatkan pinjaman [skala 1-5,
dimana 1 sangat mudah dan 5 sangat sulit], pengaruh dari staff
LKM, pengaruh dari anggota kelompok/teman, adanya promosi/
manfaat tambahan lainnya jika mendapat kredit, dll).
c. Juga observasi apakah pinjaman digunakan untuk kebutuhan
produktif (modal usaha) atau konsumtif (pembelian kendaraan,
elektronik, furniture, dll.).
3. Gali apakah pinjaman digunakan sesuai dengan tujuan awal (cek
tujuan pinjaman awal pada kartu pinjaman jika ada)
4. Gali apakah pengecekan realisasi penggunaan pinjaman dilakukan
oleh LKM (ditanyakan jika proses ini ada dalam kebijakan LKM
tersebut).
5. Gali apakah pinjaman digunakan sendiri oleh nasabah atau oleh
keluarga lainnya atau orang lain? {Tujuan dari pertanyaan ini adalah
untuk mengetahui pengguna dari pinjaman tersebut, missal untuk
mengidentifikasi kemungkinan adanya Joki pinjaman}

III. Bagaiman pengalaman 6. Catat semua kredit dimana responden memperoleh pinjaman. Dalam
Anda dalam mendapat skala 1-5 tanyakan kepada responden untuk memberikan penilaian
pinjaman dari Kreditu? atas pengalaman mereka akan kreditur yang paling buruk (1) dan
How was your experience paling baik (5).
of borrowing money from 7. Apa saja persoalan yang dirasakan dalam mendapatkan pinjaman dari
providers? (List down all LKM? (suku bunga, tingkahlaku staff, limit pinjaman, lamanya proses
the sources the respondent kredit, cara pembayaran angsuran, fleksibilitas angsuran, jaminan,
has taken loan from. On a dll).
scale of 1-5 ask the 8. Gali informasi bagaimana responden mengetahui LKM:
respondent to score each a. Apakah Anda tahu nama LKM dimana Anda meminjam?
of the provider with 1 b. Siapa yang membantu Anda untuk mendapatkan pinjaman
being worst experience tersebut?
and 10 being best c. Siapa yang menghubungi Anda atau yang Anda hubungi untuk
experience) menjadi anggota kelompok (untuk mendapatkan pinjaman).
d. Apakah Anda kenal anggota lain dalam kelompok Anda? (Ya/
Tidak) {Pertanyaan ini untuk mendapatkan masukan tentang
hubungan/perpaduan dalam kelompok}

71
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


9. Berapa jumlah pinjaman yang Anda dapat dari LKm tersebut? Gali
apakah responden mendapatkan semua jumlah pinjaman sesuai
dengan perjanjian atau apakah responden membayar sejumlah uang
atau komisi untuk mendapatkan pinjaman tersebut kepada seseorang.
(Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi jika ada
Joki pinjaman, contoh Staf LKM mungkin mendapatkan nasabah dari
seorang ketua kelompok atau orang berpengaruh di area/komunitas
tersebut dan mungkin mengenakan biaya kepada nasabah atas
bantuan untuk mendapatkan pinjaman tersebut).

IV. Bagaimana Anda mengatur 10. Untuk memahami persoalan yang dirasakan dalam mengatur
pembayaran/ pemenuhan pembayaran kewajiban yang banyak seperti kewajiban menghadiri
semua kewajiban dari pertemuan kelompok, mengatur arus kas, dokumentasi, tekanan
seluruh pinjaman yang kelompok (tanggung renteng), banyaknya biaya-biaya, tingkahlaku
banyak tersebut? staf, konsekuensi dari ketidakhadiran dalam pertemuan kelompok,
dll.
11. Bagaimana/Kepada siapa Anda membayar angsuran setiap waktu
pembayaran? (Gali apakah nasabah membayar langsung kepada staf
atau melalui orang lain).

V. Bagaimana Anda mengatur 12. Gali bagaimana responden mengatur arus kas/keuangan untuk
arus kas/keuangan untuk pembayaran angsuran dan kendala yang dirasakan untuk pemenuhan
pemenuhan pembayaran kewajiban tersebut. Contoh, dengan mengajukan pinjaman lain
angsuran? untuk membayar pinjaman yang ada, menjual aset, dibayarkan
dahulu oleh anggota kelompok, mengurangi pengeluaran RT,
mengatur jadwal pembayaran angsuran tiap pinjaman sedemikian
rupa, atau tidak ada kendala karena pendapatan RT masih cukup
membayar semua kewajiban. Selanjutnya juga gali bagaimana
responden mengatur keuangan dalam hal ada kebutuhan keadaan
darurat.
13. Gali lebih dalam akan adanya praktik pengajuan pinjaman lain
yang bertujuan untuk menutupi kebutuhan pembayaran pinjaman
lain/sebelumnya.
14. Apakah ada keterlambatan dalam pembayaran angsuran? Ya/Tidak.
15. Apa alasan keterlambatan tersebut?
16. Jika Anda mempunyai uang terbatas dan saat itu Anda harus
membayar angsuran kepada semua kreditur, tetapi uang yang ada
hanya cukup untuk membayar satu pinjaman, pinjaman mana yang
Anda prioritaskan? Kenapa? (Bandingkan seluruh formal atau
informal kreditur).
17. Gali jika anggota lain dalam kelompok membayar angsuran yang
tidak dapat/terlambat dibayar oleh responden (sebagai bagian
tanggung renteng).

72
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


VI. Seberapa yakin Anda 18. Gali apakah responden paham atau tidak akan risiko dari memiliki
mampu membayar semua banyak pinjaman? Apakah mereka secara mental tertekan untuk
pinjaman Anda? memenuhi semua kewajiban pinjaman yang banyak tersebut?
19. Gali dengan dalam jika responden percaya diri/yakin untuk mampu
atau tidak mampu membayar seluruh hutangnya. {Gali apakah
jawaban responden logis atau tidak. Bandingkan dengan informasi
atas total pendapatan RT dengan total kewajiban/hutang responden}.

73
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Lampiran VI: Petunjuk FGD untuk


Nasabah yang Memiliki Beberapa
Pinjaman

Desa/Kota/Semi-Kota *)
Tanggal: Lokasi:
*) coret yang tidak perlu

Moderator: Asisten Moderator: No. HP.:

Instruksi Kepada Responden

Tujuan Riset:

1. Mendapatkan pemahaman yang mendalam akan alasan yang memicu nasabah untuk
mempunyai pinjaman yang banyak (lebih dari satu).
2. Dampak dari pinjaman yang banyak terhadapa kemampuan membayar nasabah.

Moderator:

Terima kasih untuk kesediaanya untuk diwawancarai


Nama Saya ..dan rekan saya .. Kami dari MicroSave Jakarta, saat ini sedang
melakukan riset untuk meningkatkan layanan keuangan kepada masyarakat.
Tujuan dari diskusi ini adalah untuk memahami akan penggunaan pinjaman dari berbagai
kreditur di daerah ini agar nantinya dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada
nasabah/masyarakat di masa yang akan datang.
Informasi yang Ibu sampaikan sangatlah penting buat kami. Tidak ada jawaban salah
ataupun benar dari setiap pertanyaan yang akan diajukan. Jadi silahkan untuk dengan bebas
menyampaikan ide/informasi/pendapat Bapak.
Kami juga mohon kesediaannya untuk merekam pembicaraan ini agar nanti kami dapat
mengingat dan tidak melewatkan ide/informasi yang disampaikan. Detil dari diskusi ini dan
nama dari Ibu akan kami jaga kerahasiaannya jadi jangan khawatir dan silahkan untuk
terbuka menyampaikan informasi/pendapat apapun.
Selama diskusi mohon untuk berbicara secara bergantian satu-persatu agar dapat saling
mendengarkan apa yang disampaikan satu-sama lain.
Sebelum kita mulai, apakah Ibu ada pertanyaan?

74
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Respondents Profile

Jumlah Pendapatan Pengeluaran Jumlah Total


No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Pinjaman per Bulan per Bulan Tanggungan Angsuran

10

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


I. Apa saja sumber 1. Catat semua sumber pinjaman (kreditur), baik formal
pinjaman untuk (Bank, LKM, Koperasi, multifinance, dll) maupun
masyarakat di komunitas informal (rentenir, arisan, pinjaman harian/mingguan).
ini?
II. Untuk tujuan apa saja 2. Gali alasan dari banyaknya pinjaman dari sisi:
Anda meminjam dari a. Kebutuhan (investasi bisnis, pinjaman saat ini masih
banyak kreditur? (baik kurang nilainya, kebutuhan keluarga/pengeluaran
formal atau informal mendasar/rutin RT, kebutuhan musiman/keadaan
kreditur) darurat, dll).
b. Ketersediaan (kemudahan mendapatkan pinjaman
[skala 1-5, dimana 1 sangat mudah dan 5 sangat sulit],
pengaruh dari staff LKM, pengaruh dari anggota
kelompok/teman, adanya promosi/manfaat tambahan
lainnya jika mendapat kredit, dll).
c. Juga observasi apakah pinjaman digunakan untuk
kebutuhan produktif (modal usaha) atau konsumtif
(pembelian kendaraan, elektronik, furniture, dll.).

75
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


3. Gali apakah pinjaman digunakan sesuai dengan tujuan
awal (cek tujuan pinjaman awal pada kartu pinjaman jika
ada)
4. Gali apakah pengecekan realisasi penggunaan pinjaman
dilakukan oleh LKM (ditanyakan jika proses ini ada dalam
kebijakan LKM tersebut).
5. Gali apakah pinjaman digunakan sendiri oleh nasabah
atau oleh keluarga lainnya atau orang lain? {Tujuan
dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui pengguna
dari pinjaman tersebut, missal untuk mengidentifikasi
kemungkinan adanya Joki pinjaman}

III. Bagaiman pengalaman 6. Catat semua kredit dimana responden memperoleh


Anda dalam mendapat pinjaman. Dalam skala 1-5 tanyakan kepada responden
pinjaman dari Kreditu? untuk memberikan penilaian atas pengalaman mereka
How was your akan kreditur yang paling buruk (1) dan paling baik (5).
experience of 7. Apa saja persoalan yang dirasakan dalam mendapatkan
borrowing money from pinjaman dari LKM? (suku bunga, tingkahlaku staff,
providers? (List limit pinjaman, lamanya proses kredit, cara pembayaran
down all the sources the angsuran, fleksibilitas angsuran, jaminan, dll).
respondent has taken 8. Gali informasi bagaimana responden mengetahui LKM:
loan from. On a scale a. Apakah Anda tahu nama LKM dimana Anda
of 1-5 ask the meminjam?
respondent to score b. Siapa yang membantu Anda untuk mendapatkan
each of the provider pinjaman tersebut?
with 1 being worst c. Siapa yang menghubungi Anda atau yang Anda hubungi
experience and 10 being untuk menjadi anggota kelompok (untuk mendapatkan
best experience) pinjaman).
d. Apakah Anda kenal anggota lain dalam kelompok
Anda? (Ya/Tidak) {Pertanyaan ini untuk mendapatkan
masukan tentang hubungan/perpaduan dalam
kelompok}
9. Berapa jumlah pinjaman yang Anda dapat dari LKm
tersebut? Gali apakah responden mendapatkan semua
jumlah pinjaman sesuai dengan perjanjian atau apakah
responden membayar sejumlah uang atau komisi untuk
mendapatkan pinjaman tersebut kepada seseorang.
(Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi
jika ada Joki pinjaman, contoh Staf LKM mungkin

76
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


mendapatkan nasabah dari seorang ketua kelompok atau
orang berpengaruh di area/komunitas tersebut dan mungkin
mengenakan biaya kepada nasabah atas bantuan untuk
mendapatkan pinjaman tersebut).
IV. Bagaimana Anda 10. Untuk memahami persoalan yang dirasakan dalam
mengatur pembayaran/ mengatur pembayaran kewajiban yang banyak seperti
pemenuhan semua kewajiban menghadiri pertemuan kelompok,
kewajiban dari seluruh mengatur arus kas, dokumentasi, tekanan kelompok
pinjaman yang banyak (tanggung renteng), banyaknya biaya-biaya, tingkahlaku
tersebut? staf, konsekuensi dari ketidakhadiran dalam pertemuan
kelompok, dll.
11. Bagaimana/Kepada siapa Anda membayar angsuran
setiap waktu pembayaran? (Gali apakah nasabah
membayar langsung kepada staf atau melalui orang lain).

V. Bagaimana Anda 12. Gali bagaimana responden mengatur arus kas/keuangan


mengatur arus untuk pembayaran angsuran dan kendala yang dirasakan
kas/keuangan untuk untuk pemenuhan kewajiban tersebut. Contoh, dengan
pemenuhan mengajukan pinjaman lain untuk membayar pinjaman
pembayaran angsuran? yang ada, menjual aset, dibayarkan dahulu oleh anggota
kelompok, mengurangi pengeluaran RT, mengatur
jadwal pembayaran angsuran tiap pinjaman sedemikian
rupa, atau tidak ada kendala karena pendapatan RT
masih cukup membayar semua kewajiban. Selanjutnya
juga gali bagaimana responden mengatur keuangan
dalam hal ada kebutuhan keadaan darurat.
13. Gali lebih dalam akan adanya praktik pengajuan
pinjaman lain yang bertujuan untuk menutupi kebutuhan
pembayaran pinjaman lain/sebelumnya.
14. Apakah ada keterlambatan dalam pembayaran
angsuran? Ya/Tidak.
15. Apa alasan keterlambatan tersebut?
16. Jika Anda mempunyai uang terbatas dan saat itu
Anda harus membayar angsuran kepada semua kreditur,
tetapi uang yang ada hanya cukup untuk membayar satu
pinjaman, pinjaman mana yang Anda prioritaskan?
Kenapa? (Bandingkan seluruh formal atau informal
kreditur).

77
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


17. Gali jika anggota lain dalam kelompok membayar
angsuran yang tidak dapat/terlambat dibayar oleh
responden (sebagai bagian tanggung renteng).
VI. Seberapa yakin Anda 18. Gali apakah responden paham atau tidak akan risiko
mampu membayar dari memiliki banyak pinjaman? Apakah mereka secara
semua pinjaman Anda? mental tertekan untuk memenuhi semua kewajiban
pinjaman yang banyak tersebut?
19. Gali dengan dalam jika responden percaya diri/yakin
untuk mampu atau tidak mampu membayar seluruh
hutangnya. {Gali apakah jawaban responden logis atau
tidak. Bandingkan dengan informasi atas total
pendapatan RT dengan total kewajiban/hutang
responden}.

78
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Lampiran VII: Petunjuk IDI untuk


Pemimpin Masyarakat

Desa/Kota/Semi-Kota *)
Tanggal: Lokasi:
*) coret yang tidak perlu

Moderator: Asisten Moderator: No. HP.:

Instruksi Kepada Responden

Tujuan Riset:

1. Mendapatkan pemahaman yang mendalam akan alasan yang memicu nasabah untuk
mempunyai pinjaman yang banyak (lebih dari satu).
2. Dampak dari pinjaman yang banyak terhadapa kemampuan membayar nasabah.

Moderator:

Terima kasih untuk kesediaanya untuk diwawancarai


Nama Saya ..dan rekan saya .. Kami dari MicroSave Jakarta, saat ini sedang
melakukan riset untuk meningkatkan layanan keuangan kepada masyarakat.
Tujuan dari diskusi ini adalah untuk memahami akan penggunaan pinjaman dari berbagai
kreditur di daerah ini agar nantinya dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada
nasabah/masyarakat di masa yang akan datang.
Informasi yang Ibu sampaikan sangatlah penting buat kami. Tidak ada jawaban salah
ataupun benar dari setiap pertanyaan yang akan diajukan. Jadi silahkan untuk dengan bebas
menyampaikan ide/informasi/pendapat Bapak.
Kami juga mohon kesediaannya untuk merekam pembicaraan ini agar nanti kami dapat
mengingat dan tidak melewatkan ide/informasi yang disampaikan. Detil dari diskusi ini dan
nama dari Ibu akan kami jaga kerahasiaannya jadi jangan khawatir dan silahkan untuk
terbuka menyampaikan informasi/pendapat apapun.
Selama diskusi mohon untuk berbicara secara bergantian satu-persatu agar dapat saling
mendengarkan apa yang disampaikan satu-sama lain.
Sebelum kita mulai, apakah Ibu ada pertanyaan?

79
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Profil Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Posisi dalam Masyarakat :
Pengenalan akan MFI (punya pinjaman/tidak) : Ya/Tidak
Jika Punya, Jumlah MFI yang terlibat dan sejak kapan :
Nomor Telepon/HP :

Panduan Wawancara

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


1. Untuk keperluan apa saja Gali akan kebutuhan rutin RT dan musiman (yang utama) dari
rata-rata pengeluaran masyarakat. Contoh, regular belanja bulanan, utilitas, biaay
rumah tangga (RT) sekolah, pulsa, dll. Satu kali/musiman pernikahan anak/
masyarakat di wilayah keluarga, kelahiran, kematian, kesehatan, perayaan, dll.
ini?
2. Bagaimana menurut Untuk memahami perilaku masyarakat untuk memenuhi
Anda masyarakat kebutuhan rutin dan tidak rutin (jika ada), untuk
mengatur arus kas/ mengidentifikasi apakah pinjaman (kredit) merupakan
keuangannya? jawaban yang lazim terjadi sebagai sumber dana untuk
Bagaimana kebutuhan ini pemenuhan kebutuhan tersebut.
terpenuhi?
3. Apa saja sumber untuk Catat semua sumber kredit/pinjaman baik formal maupun
memperoleh pinjaman/ informal.
kredit bagi masyarakat
disini?
4. Apa pendapat Anda Pro-Kontra atas peran LKM dalam menyediakan layanan
tentang dampak dari keuangan (pinjaman) kepada masyarakat.
keberadaan Lembaga Gali apakah ada dampak yang mempengaruhi gaya hidup
Keuangan Mikro (LKM) masyarakat akibat mudahnya memperoleh pinjaman dari
disini? LKM.

80
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Panduan Wawancara

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


5. Apa pendapat Anda Untuk memahai bagaimana LKM mendapatkan nasabah dan
akan cara LKM dalam tingkat kemudahan mendapatkan pinjaman bagi nasabah
mendapatkan (skala 1-5 untuk mengetahui tingkat kemudahan mendapatkan
nasabahnya dan dalam pinjaman dimana 1 sangat mudah dan 5 sangat sulit).
pelaksaan proses kredit. Pendapat/yang disukai/tidak disukai dalam proses kredit yang
dilakukan oleh LKM seperti dalam analisis/pencairan kredit,
penagihan, dll.
Pendapat akan perlindungan nasabah yang dilakukan oleh
LKM seperti apakah staf LKM menjelaskan dengan lengkap
akan fitur produk pinjaman kepada nasabah, syarat-syarat,
kewajiban, dll.
Apakah ada contoh-contoh implementasi yang jelek/kurang
baik?

6. Apakah menurut Anda Ya/Tidak, berapa banyak (perkiraan) dan mengapa


masyarakat disini mengatakan seperti itu?
memiliki lebih dari Untuk memahami praktik pinjaman yang banyak oleh
2 pinjaman rata-rata? masyarakat.
Mengapa? Untuk memahami alasan mengapa hal tersebut terjadi, baik
dari sisi permintaan maupun suplai dari LKM.

6. Apakah menurut Anda Ya/Tidak, berapa banyak (perkiraan) dan mengapa


masyarakat disini mengatakan seperti itu?
memiliki lebih dari Untuk memahami praktik pinjaman yang banyak oleh
2 pinjaman rata-rata? masyarakat.
Mengapa? Untuk memahami alasan mengapa hal tersebut terjadi, baik
dari sisi permintaan maupun suplai dari LKM.

7. Apa pendapat Anda Untuk memahami akan tingkat pemahaman masyarakat


akan dampak dari akan risiko dan kemampuan membayar dengan memiliki
memiliki pinjaman yang banyak pinjaman.
banyak?

81
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Panduan Wawancara

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


8. Apakah ada banyak Untuk memahami berapa banyak kasus pinjaman berlebihan
kasus pinjaman dari kemampuan yang terjadi di masyarakat dan untuk
melebih kapasitas/ mendapatkan contohnya.
kemampuan masyarakat
sebagai akibat kesulitan
mengatur pinjaman
dalam masyarakat?
9. Bagaimana menurut Untuk memahami jika ada contoh kasus dimana masyarakat
Anda masyarakat mengambil pinjaman baru untuk menyelesaikan pinjaman
memecahkan persoalan bermasalah, menjual aset, dll.
tunggakan pinjaman? Juga gali pendapatan ybs. atas cara-cara yang dilakukan
oleh LKM dalam menyelesaikan kredit bermasalah [contoh
melakukan penagihan insentif, restrukturisasi, menjual aset/
harta, tanggung renteng, ditawarkan pinjaman lain oleh LKM
tsb, tidak melakukan apa-apa, dll.] {Tujuan dari pertanyaan
ini adlaah untuk memahami jika LKM tsb melakukan
hal-hal yang kurang etis/pantas untuk penyelesaian kredit
bermasalah. Juga untuk memahami jika proses penagihan
kredit bermasalah mempunyai dampak negative kepada
nasabah}.
10. Apa usulan Anda Untuk memahami LKM/operasional LKM yang baik dari sisi/
untuk membuat perspektif masyarakat/nasabah.
operasional LKM
menjadi lebih baik

82
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Lampiran VIII: Petunjuk IDI untuk


Nasabah Macet

Desa/Kota/Semi-Kota *)
Tanggal: Lokasi:
*) coret yang tidak perlu

Moderator: Asisten Moderator: No. HP.:

Instruksi Kepada Responden

Tujuan Riset:

1. Mendapatkan pemahaman yang mendalam akan alasan yang memicu nasabah untuk
mempunyai pinjaman yang banyak (lebih dari satu).
2. Dampak dari pinjaman yang banyak terhadapa kemampuan membayar nasabah.

Moderator:

Terima kasih untuk kesediaanya untuk diwawancarai


Nama Saya ..dan rekan saya .. Kami dari MicroSave Jakarta, saat ini sedang
melakukan riset untuk meningkatkan layanan keuangan kepada masyarakat.
Tujuan dari diskusi ini adalah untuk memahami akan penggunaan pinjaman dari berbagai
kreditur di daerah ini agar nantinya dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada
nasabah/masyarakat di masa yang akan datang.
Informasi yang Ibu sampaikan sangatlah penting buat kami. Tidak ada jawaban salah
ataupun benar dari setiap pertanyaan yang akan diajukan. Jadi silahkan untuk dengan bebas
menyampaikan ide/informasi/pendapat Bapak.
Kami juga mohon kesediaannya untuk merekam pembicaraan ini agar nanti kami dapat
mengingat dan tidak melewatkan ide/informasi yang disampaikan. Detil dari diskusi ini dan
nama dari Ibu akan kami jaga kerahasiaannya jadi jangan khawatir dan silahkan untuk
terbuka menyampaikan informasi/pendapat apapun.
Selama diskusi mohon untuk berbicara secara bergantian satu-persatu agar dapat saling
mendengarkan apa yang disampaikan satu-sama lain.
Sebelum kita mulai, apakah Ibu ada pertanyaan?

83
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Profil Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan utama :
Pekerjaan Suami/Pasangan :
Rata-rata total pendapatan rumah tangga (RT) per bulan :
Rata-rata pengeluaran RT per bulan :
Jumlah tanggungan :
Jumlah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yg diikuti :
Total pinjaman dari semua LKM (catat jumlah pinjaman dari :
masing-masing LKM)
Total angsuran per bulan :
Siklus pinjaman (catat siklus tiap pinjaman) :

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


I. Apa saja sumberpinjaman 1. Catat semua sumber pinjaman (kreditur), baik formal
untuk masyarakat di (Bank, LKM, Koperasi, multifinance, dll) maupun informal
komunitas ini? (rentenir, arisan, pinjaman harian/mingguan).
II. Untuk tujuan apa saja 2. Gali alasan dari banyaknya pinjaman dari sisi:
Anda meminjam dari a. Kebutuhan (investasi bisnis, pinjaman saat ini masih
banyak kreditur? (baik kurang nilainya, kebutuhan keluarga/pengeluaran
formal atau informal mendasar/rutin RT, kebutuhan musiman/keadaan
kreditur) darurat, dll).
b. Ketersediaan (kemudahan mendapatkan pinjaman
[skala 1-5, dimana 1 sangat mudah dan 5 sangat sulit],
pengaruh dari staff LKM, pengaruh dari anggota
kelompok/teman, adanya promosi/manfaat tambahan
lainnya jika mendapat kredit, dll).
c. Juga observasi apakah pinjaman digunakan untuk
kebutuhan produktif (modal usaha) atau konsumtif
(pembelian kendaraan, elektronik, furniture, dll.).
3. Gali apakah pinjaman digunakan sesuai dengan tujuan
awal (cek tujuan pinjaman awal pada kartu pinjaman jika
ada)

84
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


4. Gali apakah pengecekan realisasi penggunaan pinjaman
dilakukan oleh LKM (ditanyak jika proses ini ada dalam
kebijakan LKM tersebut).
5. Gali apakah pinjaman digunakan sendiri oleh nasabah
atau oleh keluarga lainnya atau orang lain? {Tujuan
dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui pengguna
dari pinjaman tersebut, missal untuk mengidentifikasi
kemungkinan adanya Joki pinjaman}

III. Bagaiman pengalaman 6. Catat semua kredit dimana responden memperoleh


Anda dalam mendapat pinjaman. Dalam skala 1-5 tanyakan kepada responden
pinjaman dari Kreditu? untuk memberikan penilaian atas pengalaman mereka
How was your akan kreditur yang paling buruk (1) dan paling baik (5).
experience of borrowing 7. Apa saja persoalan yang dirasakan dalam mendapatkan
money from providers? pinjaman dari LKM? (suku bunga, tingkahlaku staff,
(List down all the sources limit pinjaman, lamanya proses kredit, cara pembayaran
the respondent has taken angsuran, fleksibilitas angsuran, jaminan, dll).
loan from. On a scale 8. Gali informasi bagaimana responden mengetahui LKM:
of 1-5 ask the respondent a. Apakah Anda tahu nama LKM dimana Anda
to score each of the meminjam?
provider with 1 being b. Siapa yang membantu Anda untuk mendapatkan
worst experience and 10 pinjaman tersebut?
being best experience) c. Siapa yang menghubungi Anda atau yang Anda hubungi
untuk menjadi anggota kelompok (untuk mendapatkan
pinjaman).
d. Apakah Anda kenal anggota lain dalam kelompok
Anda? (Ya/Tidak) {Pertanyaan ini untuk mendapatkan
masukan tentang hubungan/perpaduan dalam
kelompok}
9. Berapa jumlah pinjaman yang Anda dapat dari LKm
tersebut? Gali apakah responden mendapatkan semua
jumlah pinjaman sesuai dengan perjanjian atau apakah
responden membayar sejumlah uang atau komisi untuk
mendapatkan pinjaman tersebut kepada seseorang.
(Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi
jika ada Joki pinjaman, contoh Staf LKM mungkin
mendapatkan nasabah dari seorang ketua kelompok atau
orang berpengaruh di area/komunitas tersebut dan

85
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


mungkin mengenakan biaya kepada nasabah atas
bantuan untuk mendapatkan pinjaman tersebut).

IV. Bagaimana Anda 10. Untuk memahami persoalan yang dirasakan dalam
mengatur pembayaran/ mengatur pembayaran kewajiban yang banyak seperti
pemenuhan semua kewajiban menghadiri pertemuan kelompok,
kewajiban dari seluruh mengatur arus kas, dokumentasi, tekanan kelompok (
pinjaman yang banyak tanggung renteng), banyaknya biaya-biaya, tingkahlaku
tersebut? staf, konsekuensi dari ketidakhadiran dalam pertemuan
kelompok, dll.
11. Bagaimana/Kepada siapa Anda membayar angsuran
setiap waktu pembayaran? (Gali apakah nasabah
membayar langsung kepada staf atau melalui orang
lain).

V. Bagaimana Anda 12. Gali bagaimana responden mengatur arus kas/keuangan


mengatur arus kas/ untuk pembayaran angsuran dan kendala yang
keuangan untuk dirasakan untuk pemenuhan kewajiban tersebut.
pemenuhan pembayaran Contoh, dengan mengajukan pinjaman lain untuk
angsuran? membayar pinjaman yang ada, menjual aset, dibayarkan
dahulu oleh anggota kelompok, mengurangi
pengeluaran RT, mengatur jadwal pembayaran
angsuran tiap pinjaman sedemikian rupa, atau tidak
ada kendala karena pendapatan RT masih cukup
membayar semua kewajiban. Selanjutnya juga gali
bagaimana responden mengatur keuangan dalam hal
ada kebutuhan keadaan darurat.
13. Gali lebih dalam akan adanya praktik pengajuan
pinjaman lain yang bertujuan untuk menutupi
kebutuhan pembayaran pinjaman lain/sebelumnya.
14. Apakah ada keterlambatan dalam pembayaran
angsuran? Ya/Tidak.
15. Apa alasan keterlambatan tersebut?
16. Jika Anda mempunyai uang terbatas dan saat itu
Anda harus membayar angsuran kepada semua kreditur,
tetapi uang yang ada hanya cukup untuk membayar
satu pinjaman, pinjaman mana yang Anda prioritaskan?
Kenapa? (Bandingkan seluruh formal atau informal
kreditur).

86
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


17. Gali jika anggota lain dalam kelompok membayar
angsuran yang tidak dapat/terlambat dibayar oleh
responden (sebagai bagian tanggung renteng).
VI. Bagaimana status 18. Apa status seluruh pinjaman responden? Apakah
semua pinjaman Anda ada yang menunggak? Jika ada, gali informasi penyebab
dari berbagai MFI saat tunggakan/macet.
ini? 19. Gali akan alasan mengapa pinjaman pada LKM tertentu
tertunggak tetapi ditempat lain tidak (jika ada seperti
ini).
20. Jika pinjaman Anda sudah menunggak pada sekian
LKM, apakah sumber pinjaman/dana Anda yang lain
saat ini/jika diperlukan?
21. Juga gali praktek penagihan tunggakan yang dilakukan
oleh LKM dan bagaimana pengalaman responden
dalam menghadapi praktik penagihan tunggakan
tersebut [contoh penagihan secara intensif,
restrukturisasi, menjual aset, tanggung renteng
kelompok, ditawarkan pinjaman baru untuk menutupi
pinjaman lama, tidak ada, dll.] {Tujuan dari pertanyaan
ini adalah untuk memahmi apakah operasional yang
dilakukan LKM dalam mengatasi tunggakan
menggunakan praktik yang kurang/tidak etis. Juga
untuk memahami jika praktik penagihan tunggakan
memberikan dampak negative/merugikan nasabah}.

87
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Lampiran IX: Petunjuk IDI untuk


Kepala Cabang MBK

Desa/Kota/Semi-Kota *)
Tanggal: Lokasi:
*) coret yang tidak perlu

Moderator: Asisten Moderator: No. HP.:

Instruksi Kepada Responden

Tujuan Riset:

1. Mendapatkan pemahaman yang mendalam akan alasan yang memicu nasabah untuk
mempunyai pinjaman yang banyak (lebih dari satu).
2. Dampak dari pinjaman yang banyak terhadapa kemampuan membayar nasabah.

Moderator:

Terima kasih untuk kesediaanya untuk diwawancarai


Nama Saya ..dan rekan saya .. Kami dari MicroSave Jakarta, saat ini sedang
melakukan riset untuk meningkatkan layanan keuangan kepada masyarakat.
Tujuan dari diskusi ini adalah untuk memahami akan penggunaan pinjaman dari berbagai
kreditur di daerah ini agar nantinya dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada
nasabah/masyarakat di masa yang akan datang.
Informasi yang Ibu sampaikan sangatlah penting buat kami. Tidak ada jawaban salah
ataupun benar dari setiap pertanyaan yang akan diajukan. Jadi silahkan untuk dengan bebas
menyampaikan ide/informasi/pendapat Bapak.
Kami juga mohon kesediaannya untuk merekam pembicaraan ini agar nanti kami dapat
mengingat dan tidak melewatkan ide/informasi yang disampaikan. Detil dari diskusi ini dan
nama dari Ibu akan kami jaga kerahasiaannya jadi jangan khawatir dan silahkan untuk
terbuka menyampaikan informasi/pendapat apapun.
Selama diskusi mohon untuk berbicara secara bergantian satu-persatu agar dapat saling
mendengarkan apa yang disampaikan satu-sama lain.
Sebelum kita mulai, apakah Ibu ada pertanyaan?

88
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Profil Responden
Nama LKM :
Nama Responden :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan :
Jabatan :
Sejak :
Jabatan Sebelumnya :
Pengalaman di LKM ini : tahun/bulan
Jumlah Bawahan :
No. Telepon/HP :

Informasi Bisnis Cabang


Nama Cabang :
Cakupan Kerja Area :
Total Portofolio Pinjaman : Rp.
Pinjaman Kelompok : Rp.
Pinjaman Individu : Rp.
Target Pertumbuhan Pinjaman (bulan/tahun) :
Informasi Produk : Pinjaman Kelompok / Individu
Limit Pinjaman (per Siklus) :
Tenor/Jangka Waktu :
Jaminan :
Kebijakan (Analisis) Kapasitas untuk Pengembalian : tahun/bulan
Pinjaman
Kewenangan Memutus :
Total NPL : Rp.
(data NPL bisa didapat per kategori jika ada, contoh per
tujuan pinjaman, per jenis produk pinjaman, per limit
pinjaman, pemutus kredit, dll.)

89
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Panduan Wawancara

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


1. Apa target bisnis Anda? Apa saja komponen target bisnis dan bobotnya? Gali/fokus
pada target penambahan nasabah/kredit dan manajemen.
Siapa yang menetapkan target?
Bagaimana proses keputusan pemberian target (angka)
tersebut?

2. Bagaimana pendapat Persepsi Kacab atas target bisnis yang diberikan (bisa dicapai/
Anda terkait terlalu tinggi/terlalu rendah/dll)? Mengapa Anda berkata
pertumbuhan target demikian?
pinjaman di cabang
Anda ini?

3. Bagaimana persaingan Jumlah kompetiror di pasar?


pasar saat ini? Apa yang ditawarkan oleh kompetitor ke nasabah (contoh-
contoh di lapangan)?
Bagaimana Anda membandingkan LKM Anda dengan
kompetitor dalam hal cara mendapatkan nasabah dan
manajemen?
Mengapa Anda berkata demikian?

4. Apa strategi Anda untuk Gali informasi seperti fokus pada segmen/pasar yang baru,
mencapai target Anda? mengakuisisi nasabah LKM lain, menurunkan persyaratan
kredit, dll.

5. Bagaimana Anda Apa kriteria pemilihan nasabah yang ada?


memilih nasabah? Bagaimana Anda melihat/menghitung kemampuan membayar
dari nasabah untuk pinjaman baru/perpanjangan?

6. Bagaimana Anda Apakah ada contoh-contoh praktik kepemilikan pinjaman


mengidentifikasi yang banyak/berlipat oleh nasabah?
kemungkinan adanya Apakah Anda bertanya (secara informal) untuk mendapatkan
pinjaman ganda/berlipat informasi nasabah kepada rekan LKM lain sebelum
dari nasabah? mengakuisisi nasabah?

90
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Panduan Wawancara

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


7. Apakah Anda Kebijakan seperti: penolakan (misal jika sudah punya dua
mempunyai kebijakan/ atau lebih pinjaman), batasan limit pinjaman, tambahan
strategi atas nasabah bunga atau provisi, dll.
yang memiliki pinjaman
yang banyak?

8. Apa pendapat Anda Pendapat Kacab akan risiko dengan banyaknya pinjaman
tentang kepemilikan yang dimiliki?
pinjaman yang berlipat/ Alasan kenapa nasabah punya pinjaman yang banyak
banyak oleh nasabah? diberbagai tempat?
Mengapa Anda berkata demikian?

9. Apa alasan utama dari 3-5 alasan yang umum terjadi dari kredit macet atau
kredit macet (biasanya)? tunggakan oleh nasabah?

10. Apa pendapat Anda Apakah ada contoh-contoh kasus kredit macet karena
tentang pinjaman kelebihan pinjaman?
yang berlebihan/ Risiko dari kelebihan pinjaman?
melebih kapasitas Mengapa Anda berkata demikian?
nasabah?
11. Apa yang Anda Untuk memahami kebijakan penyelesaian tunggakan oleh
lakukan dalam LKM dan implementasi & cara cabang mengatasi kredit
mengatasi tunggakan? bermasalah (untuk mencari tahu jika ada indikasi praktik
(pengaruh dari LKM) pengajuan pinjaman baru untuk
penyelesaian kredit bermasalah anggota dari kreditur lain, dll)

12. Apa kebijakan terkait Frekuensi pertemuan?


pertemuan nasabah/ Konsekuensi kepada anggota yang tidak menghadiri
kelompok? pertemuan?
13. Bagaimana pendapat Untuk memahami bagaimana implementasi sebenarnya
Anda tentang di lapangan? Seberapa tegas/ketat kebijakan dilakukan?
implementasi Mengapa Anda berkata demikian?
pertemuan kelompok?

91
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Panduan Wawancara

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


14. Bagaimana Anda Untuk memahami bagaimana Kacab memonitor semua staf
memonitor staf Anda? dibawahnya.
Monitoring harian?
Evaluasi performa/kinerja staf?
Frekuensi evaluasi kinerja?

15. Bagaimana tingkat Jumlah staf yang keluar per tahun?


perputaran tenaga
kerja?

16. Seberapa sering rotasi/ Alasan rotasi/mutase staf?


mutase staf dilakukan?

17. Bagaiman proses proses Siapa yang meberikan pelatihan?


induksi (pegawai baru) Berapa lama pelatihan diberikan?
dan pelatihan kepada Agenda/materi pelatihan apa saja?
staf dilakukan?
18. Bagaimana skema Untuk memahami apa yang memotivasi staf (Kacab dan staf)
insentif Anda/staf? untuk mencapai target.
Untuk memahami jika ada control risiko dalam skema
insentif, dan juga apakah hal tersebut dipertimbangkan oleh
staf atau tidak.
19. Bagaiman proses audit Untuk memahami control/monitor atas proses pemutusan
(terkait kredit) kredit dilakukan oleh cabang.
dilakukan? Seberapa sering audit dilakukan?
Apa yang biasanya diperiksa oleh Audit dan dampak hasil
temuan Audit seperti apa?

20. Apa pendapat Anda Untuk memahami kualitas MIS dalam menyediakan
akan kualitas sistem/ informasi nasabah seperti untuk analisis kredit, memantau
MIS dan mekanisme kredit & eveluasi, dll.
pelaporan kredit/bisnis?

92
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Lampiran X: Petunjuk FGD untuk


Staf Cabang MBK

Detil Sesi

Desa/Kota/Semi-Kota *)
Tanggal: Lokasi:
*) coret yang tidak perlu

Moderator: Asisten Moderator: No. HP.:

Instruksi Kepada Responden

Tujuan Riset:

1. Mendapatkan pemahaman yang mendalam akan alasan yang memicu nasabah untuk
mempunyai pinjaman yang banyak (lebih dari satu).
2. Dampak dari pinjaman yang banyak terhadapa kemampuan membayar nasabah.

Moderator:

Terima kasih untuk kesediaanya untuk diwawancarai


Nama Saya ..dan rekan saya .. Kami dari MicroSave Jakarta, saat ini sedang
melakukan riset untuk meningkatkan layanan keuangan kepada masyarakat.
Tujuan dari diskusi ini adalah untuk memahami akan penggunaan pinjaman dari berbagai
kreditur di daerah ini agar nantinya dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada
nasabah/masyarakat di masa yang akan datang.
Informasi yang Ibu sampaikan sangatlah penting buat kami. Tidak ada jawaban salah
ataupun benar dari setiap pertanyaan yang akan diajukan. Jadi silahkan untuk dengan bebas
menyampaikan ide/informasi/pendapat Bapak.
Kami juga mohon kesediaannya untuk merekam pembicaraan ini agar nanti kami dapat
mengingat dan tidak melewatkan ide/informasi yang disampaikan. Detil dari diskusi ini dan
nama dari Ibu akan kami jaga kerahasiaannya jadi jangan khawatir dan silahkan untuk
terbuka menyampaikan informasi/pendapat apapun.
Selama diskusi mohon untuk berbicara secara bergantian satu-persatu agar dapat saling
mendengarkan apa yang disampaikan satu-sama lain.
Sebelum kita mulai, apakah Ibu ada pertanyaan?

93
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Profil Responden

Nama LKM / Cabang :


Pengalaman
No Nama Usia P/L Pendidikan Jabatan
Kerja
1
2
3
4
5
6

Panduan Wawancara

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


1. Apa target bisnis Anda? Apa saja komponen target bisnis dan bobotnya? Gali/fokus
pada target penambahan nasabah/kredit dan manajemen.
Siapa yang menetapkan target?
Bagaimana proses keputusan pemberian target (angka)
tersebut?

2. Bagaimana pendapat Persepsi Kacab atas target bisnis yang diberikan (bisa dicapai/
Anda terkait terlalu tinggi/terlalu rendah/dll)? Mengapa Anda berkata
pertumbuhan target demikian?
pinjaman di cabang
Anda ini?

3. Bagaimana persaingan Jumlah kompetiror di pasar?


pasar saat ini? Apa yang ditawarkan oleh kompetitor ke nasabah (contoh-
contoh di lapangan)?
Bagaimana Anda membandingkan LKM Anda dengan
kompetitor dalam hal cara mendapatkan nasabah dan
manajemen?
Mengapa Anda berkata demikian?

94
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Panduan Wawancara

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


4. Apa strategi Anda untuk Gali informasi seperti fokus pada segmen/pasar yang baru,
mencapai target Anda? mengakuisisi nasabah LKM lain, menurunkan persyaratan
kredit, dll.

5. Bagaimana Anda Apa kriteria pemilihan nasabah yang ada?


memilih nasabah? Bagaimana Anda melihat/menghitung kemampuan membayar
dari nasabah untuk pinjaman baru/perpanjangan?

6. Bagaimana Anda Apakah ada contoh-contoh praktik kepemilikan pinjaman


mengidentifikasi yang banyak/berlipat oleh nasabah?
kemungkinan adanya Apakah Anda bertanya (secara informal) untuk mendapatkan
pinjaman ganda/berlipat informasi nasabah kepada rekan LKM lain sebelum
dari nasabah? mengakuisisi nasabah?

7. Apa pendapat Anda Pendapat Kacab akan risiko dengan banyaknya pinjaman
tentang kepemilikan yang dimiliki?
pinjaman yang berlipat/ Alasan kenapa nasabah punya pinjaman yang banyak
banyak oleh nasabah? diberbagai tempat?
Mengapa Anda berkata demikian?
8. Apa alasan utama dari 3-5 alasan yang umum terjadi dari kredit macet atau
kredit macet (biasanya)? tunggakan oleh nasabah?

9. Apa pendapat Anda Apakah ada contoh-contoh kasus kredit macet karena
tentang pinjaman kelebihan pinjaman?
yang berlebihan/melebih Risiko dari kelebihan pinjaman?
kapasitas nasabah? Mengapa Anda berkata demikian?

10. Apa yang Anda Untuk memahami kebijakan penyelesaian tunggakan oleh
lakukan dalam LKM dan implementasi & cara cabang mengatasi kredit
mengatasi tunggakan? bermasalah (untuk mencari tahu jika ada indikasi praktik
(pengaruh dari LKM) pengajuan pinjaman baru untuk
penyelesaian kredit bermasalah anggota dari kreditur lain, dll)

95
Studi Pinjaman Berlebih di Indonesia

Panduan Wawancara

Pertanyaan Inti Penjajakan/Penyelidikan


13. Bagaimana Kacab Untuk memahami bagaimana Kacab memonitor semua staf
memonitor kinerja dibawahnya.
Anda? Monitoring harian?
Evaluasi performa/kinerja staf?
Frekuensi evaluasi kinerja?

14. Bagaimana pendapat Untuk memahami apa yang memotivasi staf untuk mencapai
Anda atas skema target.
insentif Anda? Untuk memahami jika ada control risiko dalam skema
insentif, dan juga apakah hal tersebut dipertimbangkan oleh
staf atau tidak.

15. Apakah Anda Untuk memahami pelatihan yang diberikan kepada mereka
mendapatkan pelatihan (frekuensi, selama awal masuk, topik/materi pelatihan,
saat bergabung dengan kualitas pelatihan, dll.)
LKM ini?

96
Sebuah penilaian terhadap
pinjaman berganda dan
pinjaman di lembaga
keuangan mikro di
Indonesia dengan
menggunakan data biro
kredit.

Studi Kasus
Studi Kasus
Pinjaman Berlebih
di Indonesia
Pinjaman Berlebih di
(Ringkasan)
Indonesia
(Ringkasan)
Dilaporkan kepada Perkumpulan Akses
Keuangan Indonesia (PAKINDO)
Dilaporkan kepada Perkumpulan Akses
Keuangan Indonesia (PAKINDO)

PT. Kredit Biro Indonesia Jaya


PT. Kredit Biro Indonesia Jaya
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ....................................................................................................................................................... 2
METODOLOGI.......................................................................................................................................................... 2
KARAKTERISTIK KESELURUHAN LKM YANG BERPARTISIPASI ........................................................... 3
RINGKASAN PENELITIAN .................................................................................................................................... 4
MANFAAT DARI MEMBAGIKAN INFORMASI KREDIT ................................................................................ 5
REKOMENDASI........................................................................................................................................................ 6
PENDAHULUAN

Industri keuangan mikro telah mengalami pertumbuhan yang baik dalam beberapa tahun
terakhir. Hanya dalam waktu 4 tahun, portofolio pinjaman bruto dari lembaga keuangan
mikro (LKM) papan atas tumbuh pada tingkat rata-rata 57,84% dan jumlah klien meningkat
rata-rata 39,75%. Secara global keuangan mikro meningkat pesat, terutama di pasar yang
sedang tumbuh dan negara-negara berkembang.

Di Indonesia keuangan mikro ditawarkan oleh berbagai lembaga, di antaranya koperasi


simpan pinjam, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), perusahaan penyedia modal, lembaga
keuangan bank desa informal, bank-bank cabang dari bank komersial seperti BRI, BTPN,
Danamon, dan Mandiri. Sebagai sebuah industri yang sedang berkembang di pasar global dan
di Indonesia, kita harus menempuh langkah-langkah yang diperlukan untuk
mempertimbangkan risiko dari pinjaman berlebih untuk melindungi peminjam dan pemberi
pinjaman mikro.

Di seluruh dunia, biro kredit yang dikelola dengan baik telah terbukti berkontribusi langsung
terhadap pembangunan ekonomi melalui kemitraan dengan lembaga keuangan mikro.
Transparansi keuangan dan pengetahuan kredit meningkatkan akses terhadap kredit dan
secara bersamaan menjaga peminjam dan pemberi pinjaman menjaga akuntabilitasnya
masing-masing.

PT. Kredit Biro Indonesia Jaya (KBIJ) percaya dengan kekuatan informasi. Kami berupaya
untuk menggunakan informasi multi dimensi untuk mengidentifikasi masalah-masalah dan
menciptakan peluang bagi para organisasi.Penelitian ini mengeksplorasi pola peminjaman
silang di antara LKM yang turut serta dalam studi ini dengan menggunakan analisis
kuantitatif yang dilakukan oleh sistem pelaporan biro kredit PT. Kredit Biro Indonesia Jaya
(KBIJ).

METODOLOGI

Pada awalnya proyek ini dimulai dengan 12 lembaga keuangan mikro. Sembilan LKM
kemudian memberikan data mereka untuk dianalisis secara kuantitatif. Sayangnya, kami
harus mengeliminasi tiga LKM karena permasalahan data sehingga hanya tersisa enam LKM
yang datanya dimasukkan ke dalam studi.

LKM yang berpartisipasi dalam studi ini adalah berikut (diurutkan menurut jumlah terbanyak
pinjaman konsumen): PT. Mitra Bisnis Keluarga Ventura, PT. Bina Artha Ventura, PT. Dana
Mandiri Sejahtera, PT. BPR Dana Mandiri Bogor, Koperasi Kasih Indonesia, dan Tadbiirul
Ummah.

Data dikumpulkan dalam bentuk tiga berkas dengan menggunakan format standar antarmuka
(interface) yang biasa digunakan dalam pelaporan sistem informasi debitur (SID).

Data dari tiga LKM, yakni Koperasi Sejahtera Bangsaku, Koperasi Mitra Dhuafa, dan
Koperasi Baytul Ikhtiar tidak dapat disertakan ke dalam studi. Beberapa masalah utama
terkait data dari lembaga-lembaga ini:

Informasi yang hilang

2
o Tidak ada fasilitas yang disediakan di antara debitur X referensi - sehingga tidak
bisa menghubungkan fasilitas dengan debitur terkait.
! Tidak ada kredit/x informasi referensi yang tersedia
! Identitas (ID) debitur tidak tersedia
! Identitas (ID) yang tidak unik untuk nomor fasilitas
o Isu-isu struktur berkas/data
! Berkas tidak memiliki kolom bagian atas
! Isu-isu Limiter/delimiter
! Format: kombinasi bulan/tahun yang tidak konsisten
! Kekurangan data standar secara signifikan menyulitkan dilakukannya
analisis kuantitatif

KARAKTERISTIK KESELURUHAN LKM YANG BERPARTISIPASI

(a) Jangkauan

Nama LKM LKM Format yang Status Kredit Debitur Fasilitas


ID tersedia X
Debitur
PT. Bina Artha Ventura 9586 excel file (.xlsx) Selesai. 8.433 8.431 8.433
Selesai 170.642 170.642 170.642
PT. Dana Mandiri 9597 Text file(.txt) Selesai 33.276 44.074 33.204
Sejahtera
BPR Dana Mandiri 9589 excel file (.xlsx) Selesai 32.478 32.478 32.478
Bogor
Koperasi Sejahtera 9591 excel file (.xlsx) Selesai 0 2.701 0
Bangsaku
Koperasi Kasih 9596 excel file (.xlsx) Selesai 7.773 0 0
Indonesia Own fmt (9flds)
Mitra Bisnis Keluarga 9587 excel file (.xlsx) Selesai 512.340 512.340 512.340
Ventura
Koperasi Mitra Dhuafa 9588 CSV file(.csv) Selesai 261.825 251.567 254.261
Koperasi Baytul Ikhtiar 9590 excel file(.xlsx) Selesai 12.745 12.745 0
Koperasi Tudbirul 9594 excel file(.xlsx) Selesai 519 5.760 0
Ummah (519)

(B) Partisipasi dalam Biro Kredit dan Penggunaan Sistem Perbankan Inti

Nama LKM SID (Bank Sistem Perbankan Inti?


Indonesia)Anggota?
PT. Mitra Bisnis Keluarga N Y
Koperasi Mitra Dhuafa N Y
PT. Bina Artha Ventura Y Y
PT. Dana Mandiri Sejahtera N Y
PT. BPR Dana Mandiri Bogor Y Y
Koperasi Baytul Ikhtiar N N
Koperasi Sejahtera Bangsaku N N

3
Koperasi Kasih Indonesia N N
Koperasi Tudbirul Ummah N N

RINGKASAN PENELITIAN

(a) Rintangan

1. Sampel dari partisipan relatif kecil, sehingga diperlukan kehati-hatian dalam


menggunakan hasil penelitian untuk keseluruhan industri LKM.
2. Selain itu, kami tidak bisa membandingkan data dengan data Biro Kredit Bank Indonesia
selaku Bank Sentral dari Indonesia (SID) karena belum disediakan oleh biro di Indonesia.
Dengan demikian, sulit untuk memahami sifat alami dari peminjaman silang potensial
dan risiko potensial dari keterjeratan utang.
3. Data pinjaman berlebih tidak tersedia sehingga seseorang hanya bisa mengambil
kesimpulan dari risiko pinjaman berlebih dari data peminjaman silang dari sampel yang
diinvestigasi.

(b) Keselurahan TingkatBerbagai Pinjaman di antara LKM Partisipan

Kriteria pencocokan berikut digunakan di mana kecocokan terjadi saat:


1. Identitas (ID)/Tanggal lahir (DOB)/Nama (Name)sangat cocok atau
2. Identitas(ID)/Tanggal lahir (DOB)sangat cocok, Nama (Name)hampir cocok atau
3. Identitas(ID)/Nama (Name)sangat cocok, Tanggal lahir(DOB)hampir cocok

Jumlah Akun Jumlah Entitas %


0 13.949 1,90
1 674.616 92,02
2 43.523 5,94
3 1.002 0,14
TOTAL 733.090 100,00
Catatan: Data tidak menyertakan konsumen dari tiga LKM (karena kekurangan data) dan nasabah bank yang
melaporkan kepada Biro Kredit Bank Indonesia (termasuk penyedia terbesar pinjaman berkelompok di
Indonesia, Bank BTPN Syariah dengan sekitar 2 juta klien mikro). Lihat catatan untuk hambatan dan
metodologi.

Tabel di atas menunjukkan ketumpangtindihan berdasarkan akun:


13.949 entitas tidak memiliki satupun akun (2%)
674.616 entitas hanya memiliki satu akun (92%)
43.523 entitas memiliki dua akun (6%)
1.002 entitas memiliki tiga akun (0,1%)

Jumlah LKM Jumlah Entitas %


0 13.949 1,90
1 674.877 92,06
2 43.337 5,91
3 927 0,13
TOTAL 733.090 100,00
Catatan: Data tidak menyertakan konsumen dari tiga LKM (karena kekurangan data) dan nasabah bank yang
melaporkan kepada Biro Kredit Bank Indonesia (termasuk penyedia terbesar pinjaman berkelompok di
Indonesia, Bank BTPN Syariah dengan sekitar 2 juta klien mikro). Lihat catatan untuk hambatan dan
metodologi.

4
Tabel di atas menunjukkan ketumpangtindihan menurut LKM:
13.949 entitas tidak memiliki satupun akun (2%)
674.877 entitas memiliki satu akun dengan satu LKM (92%)
43.337 entitas memiliki akun-akun dengandua LKM (6%)
927 entitas memiliki akun-akun dengantiga LKM (0.1%)

(c) Tingkat Berbagai Pinjaman di antara LKM Partisipan (%)

Total 0 selain LKM 1 selain LKM 2 selain LKM


konsumen (konsumen loyal)
Bina Artha Ventura 170.448 82,7 16,7 0,6
Dana Mandiri Sejahtera 33.197 70,6 26,6 2,8
BPR Dana Mandiri Bogor 32.420 77,0 22,9 0,1
Koperasi Kasih Indonesia 7.096 99,9 0,1 -
Mitra Bisnis Keluarga 512.322 91,7 8,1 0,2
Koperasi Tadbiirul Ummah 468 98,3 1,1 0,6
Catatan: Data tidak menyertakan konsumen dari tiga LKM (karena kekurangan data) dan nasabah bank yang
melaporkan kepada Biro Kredit Bank Indonesia (termasuk penyedia terbesar pinjaman berkelompok di
Indonesia, Bank BTPN Syariah dengan sekitar 2 juta klien mikro). Lihat catatan untuk hambatan dan
metodologi.

Dapat dilihat dari hasil-hasil sebelumnya bahwa ada bukti beberapa persentase yang cukup
tinggi dari pinjaman berganda di antara partisipan studi, dengan nilai kurang dari 1% hingga
26,6% untuk partisipan sekarang.

Jika persentase tersebut direplikasi ke industri yang lebih luas, hal ini dapat memberikan
pemahaman terkait risiko dari peminjaman silang di antara konsumen LKM merujuk
kepada catatan di bawah terkait dampak peminjaman silang dan sugesti untuk mengatasi isu
ini.

Dengan jumlah sampel yang terbatas, direkomendasikan untuk mengadakan investigasi lebih
lanjut untuk mengkonfirmasi penemuan dari laporan ini untuk industri LKM yang lebih luas.

Sebagai tambahan, rekomendasi berikut penting untuk diperhatikan:


Berdasarkan pengalaman dari para peserta, sebuah sistem pelaporan kredit yang
terstruktur dan terstandardisasi harus segera diimplementasikan.
Inovasi pemakaian teknologi dan sistem managemen informasi wajib dikembangkan di
setiap LKM untuk memaksimalkan kemampuan IT.
Ketersediaan sistem perbankan inti yang teruji untuk setiap LKM partisipan harus
dikembangkan.
LKM partisipan harus mencatat pengembangan yang diperlukan di dalam lingkungan
bisnis, khususnya di sisi teknis sehingga managemen bisa melakukan kontrol yang tepat.

MANFAAT DARI MEMBAGIKAN INFORMASI KREDIT

Pelaporan Kredit atau Pembagian Informasi Kredit adalah sebuah proses di mana penyedia
kredit, seperti LKM, menukar informasi tentang jumlah uang muka (advances) dan pinjaman,
termasuk limit pinjaman dan baik pengembalian terkini maupun keterlambatan dari para
peminjam mereka.

5
Secara teoritis, Pelaporan Kredit atau Pembagian Informasi Kredit meningkatkan
pengetahuan LKM terhadap karakteristik peminjaman aplikan dan memberikan prediksi yang
lebih akurat atas peluang pengembalian pinjaman. Pelaporan Kredit atau Pembagian
Informasi Kredit juga menghapuskan insentif (kemampuan?) peminjam untuk terjerat utang
melalui pengajuan pinjaman secara simultan dari banyak LKM tanpa sepengetahuan mereka.

LKM di Indonesia biasanya merupakan bagian dari komunitas dan secara umum memiliki
pengetahuan yang baik atas klien mereka. Mereka tidak menggunakan Pelaporan Kredit atau
Pembagian Informasi Kredit secara formal, tetapi mereka mengumpulkan informasi terkait
sejarah kredit klien melalui jejaring sosial dan hubungan pribadi dengan para peminjam.
Mereka juga menggunakan kode etik tertentu untuk tidak meminjamkan calon peminjam
yang sedang berutang kepada LKM.

Bagaimanapun, dengan pasar menjadi semakin kompetitif, metodologi peminjaman dengan


pendekatan khusus didasari pengetahuan atas konsumen yang biasa dilakukan LKM di
Indonesia tidak cukup untuk mencegah risiko terjadi pinjaman berlebih.

Manfaat dari ikut serta dalam Pelaporan Kredit atau Pembagian Informasi Kredit seringkali
tidak terlihat jelas sampai peminjaman silang di antara konsumen LKM menjadi nyata. Hal
ini telah menjadi bukti di beberapa negara secara global.

Bila LKM di Indonesia tidak belajar dari sejarah di pentas dunia, mereka akan
mengulanginya kembali. Industri keuangan mikro di beberapa negara, seperti di India,
Bosnia, dan Guatemala telah mengalami berbagai masalah utang dan keterjeratan utang.

Krisis Bosnia:

Sebelum terjadinya krisis di Bosnia, tidak ada LKM yang diwajibkan untuk melapor kepada
biro kredit. Bagaimanapun, saat terjadi krisis di tahun 2008, Bank Sentral mewajibkan semua
lembaga kuangan yang diatur, termasuk LKM, untuk mengaplikasikan sistem biro kredit. Di
bulan Desember 2008, terdapat 392.703 pinjaman aktif dan 554,6 juta euro dalam
portofolio.Untuk saat ini, ada 12 LKM di Bosnia dengan 249.000 kliendan kurang lebih 265
juta euro di portofolio. Portofolio 30 hari memiliki risiko 5,8%. Krisis pun berakhir.

Krisis Guatemala:

Di krisis Guatemala ditemukan bahwa setelah LKM mulai menggunakan databasepelaporan


kredit, persentase rata-rata pinjaman individu dengan minimal satu kali pembayaran terlambat
berkurang dari 67,2% untuk pelaporan pinjaman sebelum kredit menjadi 52,8% untuk
pelaporan pinjaman setelah kredit.

REKOMENDASI

Klien dari LKM di Indonesia khususnya terancam terhadap peminjaman silang dan berujung
pada pinjaman berlebih karena latar belakang sosial-ekonomi mereka, dan oleh karena itu
LKM memiliki tanggung jawab untuk melindungi klien tersebut dan menghindari untuk
mendorong mereka ke posisi yang lebih buruk, terutama terhadap peminjaman berganda dan
menghindari pinjaman berlebih.

6
LKM di Indonesia perlu untuk mempertimbangkan pengurangan terjadinya pinjaman
berganda, terutama di pasar yang sudah jenuh. LKM di Indonesia harus memastikan bahwa
implementasi alat-alat manajemen risiko diperlukan untuk menilai risiko kredit perorangan.

Saat ini berkembang sebuah konsensus terkait praktik untuk mengurangi risiko pinjaman
berganda dan/atau pinjaman berlebih melalui praktik Pelaporan Kredit atau Pembagian
Informasi Kredit dengan biro-biro kredit yang berfungsi baik. Biro-biro Kredit Swasta atau
beberapa bentuk lainnya dari Pelaporan Kredit atau Pembagian Informasi Kredit adalah
esensial untuk mencegah terjadinya pinjaman berganda menjadi pinjaman berlebih dengan
cara memberikan sinyal kepada LKM terkait potensi pinjaman berganda dan/atau pinjaman
berlebih dari klien-klien prospektif.

LKM di Indonesia perlu mengubah operasional mereka. Mereka akan memperlukan sistem
baru atau terbarukan yang membuat mereka mampu untuk menukar informasi dengan Biro-
biro Kredit. Staf khusus perlu dipekerjakan ataudiberikan pelatihan menggunakan Sistem
Pelaporan Kredit dan mampu mengkomunikasikan data dengan pantas. LKM perlu untuk
mematuhi standar kualitas, karena menyerahkan data dengan kualitas buruk akan berdampak
besar. Dengan bergantung kepada rencana LKM menggunakan produk dan jasa biro kredit,
mereka mungkin perlu mengganti metodologi pemberian pinjaman dan operasional lainnya.

Data dari Pelaporan Kredit atau Pembagian Informasi Kredit harus disediakan secara runtut
waktu. Keruntutan waktu ini mewajibkan LKM untuk memperbarui database secara teratur
dan sering (misalnya dalam waktu beberapa hari setelah munculnya sebuah peristiwa tertentu
yang relevan, atau pada saat akhir siklus pembukuan). Data yang terbarukan wajib disediakan
secara sistematis, biasanya sesusai dengan jadwal yang disepakati.

Membangun kapasitas dari persyaratan di atas membutuhkan sumber-sumber daya finansial


dan manusia.

LKM-LKM tersebut haruslah cukup besar dan canggih untuk menjalankan program
perbankan inti sekaligus memiliki sistem informasi managemen (SIM) yang diperlukan dan
sumber daya manusia (SDM) terlatih untuk ambil bagian dalam Pelaporan Kredit atau
Pembagian Informasi Kredit. LKM-LKM itu dengan SIM termuktahir dan staf untuk
mengoperasikannya, mungkin membutuhkan sedikit lebih banyak penyesuaian kembali agar
mampu ikut serta dalam Pelaporan Kredit atau Pembagian Informasi Kredit. Akan tetapi,
diperlukan pemeriksaan substansial dari sistem mereka sebelumnya dan pembaruan
mekanisme pemrosesan back-end, hardware dan software agar mereka memiliki kapasitas
dan kecepatan pemrosesan yang dibutuhkan untuk ikut serta di dalam sebuah kredit biro.

Untuk LKM-LKM yang bekerja secara semi otomatis atau masih menggunakan sistem
manual, diperlukan investasi tambahan di dalam SIM dan SDM untuk pengoperasiannya.
Bagaimanapun, hal ini akan menghasilkan peningkatan operasi LKM secara keseluruhan
terkait efisiensi, produktivitas, efektifitas biaya, analisis risiko, dan jangkauan klien.

Hasil observasi membuktikan bahwa LKM-LKM di Indonesia secara berkelanjutan berada di


belakang negara-negara seperti India, Kenya, dan Filipina dalam pemberdayaan teknologi
untuk mengoptimalkan operasi-operasi. Solusi perbankan inti di belakang meja atau sistem
informasi yang digunakan LKM untuk mengelola dan melacak transaksi tingkat klien dan
akuntansi keuangan seringkali bekerja dengan baik, tetapi pelayanan front-end tetap
menggunakan kertas. Sangat sedikit LKM yang menggunakan teknologi front-end.

7
Teknologi front-end menyertakan penggunaan alat yang nyaman digenggam untuk mengubah
arus informasi menjadi bentuk digital dan memperbarui pencatatan langsung kepada solusi
perbankan inti.

Teknologi back-end dan front-end ini telah meningkat menjadi mudah diperoleh akhir-akhir
ini. Beberapa vendor sering menawarkan produk mereka dengan shared-basis untuk
teknologi back-end. LKM tidak harus berinvestasi besar untuk peralatan. Mereka juga
menawarkan klien mereka teknologi front-end dengan basis Pay As You Grow.

Pelepasan tanggung jawab:

Perkumpulan Akses Keuangan Indonesia (PAKINDO) mengajukan studi ini untuk


menginvestigasi skala pinjaman berlebih bagi klien kredit mikro di Indonesia. Laporan
sementara ini telah dikompilasi untuk menyediakan informasi penting mengenai jumlah
entitas yang memiliki peminjaman berlipat antar-LKM. Setiap upaya telah dilakukan untuk
memastikan informasi akurat sesuai data yang diberikan LKM yang berpartisipasi.
Rekomendasi dalam laporan ini sebatas informasi dan tidak dimaksudkan sebagai saran
teknis atau hukum. Tidak ada kewajiban untuk menggunakan studi ini sebagai landasan untuk
mengambil kebijakan hukum, bisnis, atau kebijakan penting lainnya.

8
Publikasi ini disusun oleh:

atas kerjasama dengan:

Anda mungkin juga menyukai