12
Desember 2020: 2326-2338; DOI: 10.20473/vol7iss202012pp2326-2338
deskriptif. Pada penelitian digunakan data primer berupa hasil Open access under Creative
wawancara dengan pemilihan informan menggunakan teknik Commons Attribution-Non
Commercial-Share A like 4.0
purposive sampling dan beberapa dokumen pendukung sebagai International Licence
data sekunder. Penelitian ini menunjukkan bahwa BPRS Bhakti (CC-BY-NC-SA)
Sumekar dan BPR JATIM menerapkan strategi berupa analisa
pembiayaan yang akurat dengan memperhatikan aspek 5C dan
melakukan monitoring berupa pengawasan serta pelatihan untuk
karyawan sebagai bentuk mitigasi risiko. Pembiayaan bermasalah
yang dinilai masih potensial akan dilakukan proses 3R oleh komite
penanganan pembiayaan, tetapi jika pembiayaan bermasalah
dinilai tidak potensial maka akan dilakukan penjualan barang
jaminan secara bersama atau melalui KPKNL.
Kata Kunci: Analisa pembiayaan, monitoring, pembiayaan
bermasalah, penanganan pembiayaan bermasalah.
ABSTRACT
This study aims to determine the comparison of systems
and procedures applied by the BPRS Bhakti Sumekar and BPR
JATIM in providing productive financing to minimize the
occurrence of non-performing financing, monitoring processes in
productive financing, and strategies for handling non-performing
financing. This research uses a descriptive qualitative method with
a descriptive case study approach. The data in this study were
obtained through interviews with 8 informants as primary data and
several supporting documents as secondary data. The results of
this study indicate that in the provision of productive financing,
BPRS Bhakti Sumekar and BPR JATIM have implemented a strategy
in the form of an accurate financing analysis that takes into
aspects of 5C (character, capacity, capital, collateral and
condition) and conducts monitoring in the form of supervision and
provides periodic training for employees as a form of risk
mitigation. Non-performing financing that has the potential to be
restructured will be carried out a 3R (restructure / rescheduling /
reconditioning) process by the committee that handles problem
financing. Non-performing financing that does not have the
potential to be restructured will be sold privately or through the
KPKNL.
Keywords: financing analysis, monitoring, non – performing
2326
Safitri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 12 Desember 2020: 2326-
2338
Berikut data perkembangan dan kinerja tahunnya, dilihat dari pertumbuhan aset
BPRS dan BPR di Indonesia: dan penyaluran kredit pada BPR. Namun
Tabel 1. persentase NPF dari BPR masih melampaui
Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia
(dalam milyar rupiah) batas toleransi NPF yang telah ditentukan
Indikator 2017 2018 2019
oleh OJK pada peraturan Nomor
Aset 10.840 12.362 13.758
Pembiayaan iB 7.764 9.084 9.943 29/POJK.05/2014 tentang penyelenggraan
Lancar 7.012 8.239 9.243
Kurang Lancar 159 148 141 usaha perusahaan pembiayaan yakni
Diragukan 123 146 124
sebesar 5%.
Macet 470 551 135
Non Performing
9,68 9,30 7,04
Risiko atas ketidakpastian
Financing (%)
Sumber: Data OJK Statistik Perbankan Indonesia terhadap apa yang terjadi dikemudian
(diolah)
hari merupakan hal yang wajar bagi
Berdasarkan tabel 1 dapat
setiap makhuk hidup di dunia ini. Tak
disimpulkan bahwa di Indonesia BPRS
terkecuali pada lembaga keuangan
mengalami perkembangan setiap
terutama dalam proses pembiayaan
tahunnya, dilihat dari pertumbuhan aset
pada nasabah. Dalam Islam, risiko sudah
dan pembiayaan yang disalurkan oleh
2327
Safitri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 12 Desember 2020: 2326-
2338
ث َويَ ۡعلَ ُم َما ِِف ۡ إن ٱَّلل عِندهۥ عِ ۡلم ٱلساع ِة وي ن ِزُل ۡٱلغ
َ َ َُ َ َ َّ ُ ُ َ ََّ َّ
ي NPL yang pada akhirnya dapat
ِۖ
ا َوَماٞب غَد سِ َّماذَا تَ ۡكٞۡٱۡل َۡرح ِِۖام وما تَ ۡد ِري نَ ۡفس menurunkan tingkat kesehatan bank dan
ُ ََ َ juga akan berpengaruh pada keamanan
ِ ِ ۡ ِ ۡ ِۡ
يم َخبِ ُي
ٌ ََ ل ع ٱَّلل
َّ َّ
ن إ وت
ُ َت
َُ ٞ ض َر أ ِ
َي ِب س
ُ َتَدري ن
ف dana masyarakat yang ada di bank
Innallāha 'indahụ 'ilmus-sā'ah, wa tersebut. Diperlukan mitigasi berupa
yunazzilul-gaīṡ, wa ya'lamu mā fil-ar-ḥām, strategi yang tepat pada pelaksanaan
wa mā tadrī nafsum māżā taksibu gadā, pembiayaan mulai dari prosedur
wa mā tadrī nafsum bi`ayyi arḍin tamụt, pemberian pembiayaan, proses
innallāha 'alīmun khabīr. monitoring hingga penanganan
Artinya : Sesungguhnya Allah, hanya pada pembiayaan bermasalah.
sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari II. LANDASAN TEORI
Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan Bank memiliki peranan yang
hujan, dan mengetahui apa yang ada sangat penting bagi aktivitas
dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang perekonomian dalam upaya untuk
dapat mengetahui (dengan pasti) apa mencapai tujuan pembangunan dari segi
yang akan diusahakannya besok. Dan kebijakan fiskal dan moneter yang
tiada seorangpun yang dapat dilakukan oleh pemerintah (Andriani &
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Susanto, 2019). Bank Perkreditan Rakyat
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui (BPR) memiliki peran sebagai lembaga
lagi Maha Mengenal. keuangan yang menerima simpanan
Pembiayaan yang disalurkan oleh hanya dalam bentuk deposito berjangka,
bank tidak terlepas dari risiko pembiayaan dan tabungan serta menyalurkan dana
bermasalah/macet yang akan sebagai bentuk operasional usaha BPR.
berpengaruh terhadap kelangsungan Disisi lain industri perbankan Syariah juga
operasional bank. Risiko pembiayaan memiliki Lembaga keuangan yang serupa
dapat berasal dari kedua belah pihak, untuk melayani kebutuhan masyarakat.
baik pihak bank maupun nasabah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagai
pembiayaan. (Nugroho: 2009). Non - perbankan yang hadir untuk mengatasi
Performing Financing (NPF) dan Non - permasalahan masyarakat kecil yang
Performing Loan (NPL) merupakan rasio menginginkan modal dalam jumlah yang
pembiayaan bermasalah terhadap total kecil, karena pembiayaan yang diberikan
pembiayaan. Pembiayaan yang oleh BPR maupun BPRS difokuskan pada
kualitasnya berada dalam golongan pembiayaan kecil dan mikro (Maryati,
kurang lancar, diragukan, dan macet 2014).
tergolong pada kategori NPF/NPL Arti pembiayaan secara luas
(Antonio: 2001). Menurut Chapra (2000) menurut Muhammad (2011: 304) yakni
2328
Safitri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 12 Desember 2020: 2326-
2338
2329
Safitri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 12 Desember 2020: 2326-
2338
2330
Safitri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 12 Desember 2020: 2326-
2338
2331
Safitri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 12 Desember 2020: 2326-
2338
2332
Safitri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 12 Desember 2020: 2326-
2338
Gruening (2008) menjelaskan bahwa risiko Dorian (2011) terkait pengurangan risiko
kredit dikaitkan dengan risiko keuangan dengan mengurangi peluang terjadinya
yang mendorong risiko kepada klien, risiko dan memperkecil atau meminiasi
produk, dan bisnis layanan di tingkat peluang sebelum terjadinya risiko atau
operasional. BPRS Bhakti Sumekar dan BPR yang disebut dengan Pre Loss
JATIM memiliki mitigasi risiko pembiayaan Minimisation. Monitoring yang dilakukan
bermasalah masing-masing, dimana risiko juga sesuai dengan POJK Nomor
pembiayaan adalah beberapa teknik 29/POJK.03/2019 dan POJK Nomor
serta kebijakan dalam mengelola risiko 33/POJK.03/2018. BPRS Bhakti Sumekar
pembiayaan dengan tujuan dan BPR JATIM juga melakukan pelatihan
meminimalkan peluang terjadinya serta secara rutin pada karyawan guna
dampak atau kerugian dari kegiatan meningkatkan kualitas SDM serta
pembiayaan yang sedang berlangsung meningkatkan mitigasi risko yang mungkin
(Rustam, 2013). Menurut Jophie (2007) terjadi pada proses pembiayaan.
setelah proses realisasi bank harus terus Pembiayaan yang disalurkan oleh
melakukan pemantauan atas BPRS Bhakti Sumekar dan BPR JATIM tidak
pembiayaan yang disalurkan dan terlepas dari risiko kredit atau kegagalan
mengikuti pekembangan bisnis nasabah yang mungkin saja terjadi. Islamic
dan berbagai aspek yang mungkin Financial Services Board (2005)
memengaruhi kualitas dari pembiayaan mendefinisikan risiko kredit sebagai
tersebut. kegagalan yang berasal dari kegagalan
BPRS Bhakti Sumekar melakukan debitur untuk memenuhi kewajiban
monitoring sejak proses realisasi mereka terkait dengan perjanjian kredit.
pembiayaan dengan terlibat langsung BPRS Bhakti Sumekar dan BPR JATIM
pada proses transaksi atau memastikan memiliki strategi penanganan khusus yang
penggunaan dana sesuai dengan dilakukan dalam menyelesaikan
pengajuan nasabah melalui nota pembiayaan bermasalah. Penanganan
pembelian. Setelah proses realisasi BPRS pembiayaan bermasalah pada kedua
Bhakti Sumekar dan BPR JATIM akan lembaga dilakukan oleh komite khusus.
melakukan monitoring sebagai langkah Pada BPRS Bhakti Sumekar terdapat divisi
mitigasi risiko pada pembiayaan yang remidal sedangkan pada BPR JATIM
sedang berjalan. Mitigasi atau terdapat divisi RPKB yang akan melakukan
pengurangan risiko yang dilakukan oleh penanganan dan penyelesaian
BPRS Bhakti Sumekar dan BPR JATIM pembiayaan bermasalah. Nasabah BPRS
dengan secara rutin mengunjungi Bhakti Sumekar yang mengalami
nasabah pembiayaan dan mengadakan keterlambatan dalam pembayaran
pelatihan untuk petugas bank, sesuai angsuran tidak dikenakan denda. BPR
dengan konsep yang dijelaskan oleh JATIM menerapkan denda untuk nasabah
2333
Safitri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 12 Desember 2020: 2326-
2338
2334
Safitri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 12 Desember 2020: 2326-
2338
hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar yang kemudian ditakwilkan oleh Nabi
aku kembali kepada orang-orang itu, Yusuf a.s. maka Nabi Yusuf a.s. telah
agar mereka mengetahuinya. Supaya melakukan pengukuran dan
kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) pengendalian atas risiko yang akan terjadi
sebagaimana biasa; maka apa yang pada tujuh tahun kedua tersebut.
kamu tuai hendaklah kamu biarkan Langkah yang dilakukan Nabi Yusuf a.s
dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu yakni dengan cara menyarankan kepada
makan.” (Kementerian Agama Republik rakyat seluruh negeri untuk menyimpan
Indonesia, 2011). sebagian hasil panennya pada tujuh
Dalam tafsir Ibnu Katsir (Abdullah, tahun pertama untuk menghadapi
2003) menafsirkan bahwa si pelayan paceklik pada tujuh tahun berikutnya.
menceritakan tentang apa yang dilihat Dengan demikian maka rakyat dapat
oleh raja dalam mimpinya. Saat itu juga terhindar dari bahaya kelaparan yang
Nabi Yusuf a.s. menceritakan ta’bir mimpi mengancam negeri Nabi Yusuf a.s pada
itu kepada si pelayan raja dan Nabi Yusuf saat itu. Proses manajemen risiko
a.s. berkata yang artinya kelak akan diterapkan Nabi Yusuf a.s melalui tahapan
datang musim subur dan banyak hujan pemahaman risiko, evaluasi dan
kepada kalian selama tujuh tahun pengukuran, dan pengelolaan risiko.
berturut-turut. Sapi dita’birkan dengan Allah SWT telah memberi
tahun karena sapilah yang dipakai untuk peringatan kepada manusia bahwa
membajak tanah dan lahan yang digarap segala sesuatu yang dikerjakan pasti
untuk menghasilkan buah-buahan dan terdapat risiko yang dapat terjadi
tanaman-tanaman yaitu bulir-bulir sewaktu-waktu sehingga manusia harus
gandum yang subur. Kemudian Nabi Yusuf memiliki upaya-upaya dalam mengatasi
a.s. memberikan pengarahan kepada kerugian yang diakibatkan risiko tersebut.
mereka terkait apa yang harus mereka Konsep mitigasi risiko kegagalan
lakukan selama tujuh tahun subur itu yaitu pembiayaan yang diterapkan oleh BPRS
berapapun hasil yang diperoleh dari Bhakti Sumekar dan BPR JATIM berupa
panen dimusim subur itu, kalian harus prosedur pemberian pembiayaan, proses
membiarkan hasilnya pada bulir-buirnya monitoring hingga penanganan
agar dapat disimpan untuk jangka waktu pembiayaan bermasalah telah sesuai
yang lama dan menghindari kebusukan. dengan firman Allah dalam surat Yusuf
Berdasarkan kisah tersebut, bisa ayat 46-47 yaitu memiliki pengelolaan
dikatakan bahwa pada tujuh tahun risiko atau upaya minimalisir risiko dalam
kedua akan timbul kekeringan yang mengurangi probabilitas terjadinya risiko
dahsyat. Ini merupakan suatu risiko yang dan kerugian akibat risiko yang terjadi.
menimpa negeri Nabi Yusuf a.s berupa BPRS Bhakti Sumekar dan BPR
musim paceklik. Melalui mimpi sang raja JATIM memiliki dan menerapkan prosedur
2335
Safitri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 12 Desember 2020: 2326-
2338
2336
Safitri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 12 Desember 2020: 2326-
2338
2337
Safitri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 12 Desember 2020: 2326-
2338
2338