PROPOSAL
ROKI INDRAJAYA
NIM 1922073
JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PONTIANAK
2022
1
BAB II
LANDASAN TEORI
macet.
Tabel 2.1
Penggolongan Kualitas Aktiva Produktif
Lancar 0
Diragukan 181-270
Macet >271
1
2
kategori kredit lancar dan DPK termasuk performing Loan atau kondisi
Performing Loan (gross), dan khusus pada kategori kredit macet sudah
tergolong didalam Non performing Loan (Net). Kredit macet menurut Riva’i
Tabel 2.2
Tabel Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif (PPAP)
No Kolektibilitas PPAP
1 Lancar (1) 1%
dalam Hidayat dan Hujaemah, 2013), “Bank adalah lembaga yang berperan
memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga
tertentu.
hanya didalam provinsi yang sama dengan kantor pusat Bank Perkreditan
1) Tabungan
Tabungan merupakan simpanan yang pada saat pengambilan
tabungan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan syarat dan ketentuan
yang ada dibank tersebut. Namun pada saat pengembilan tidak dapat
menggunakan cek, bilyet giro dan lain sebagainya.
6
2) Deposito
Deposito merupakan simpanan yang dimana penarikan
simpnan tersebut hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu yang
telah ditentukan sesuai perjanjian yang telah disepakati antara pihak
nasabah dan pihak bank.
3) Kredit
Kredit merupakan pinjaman dari orang lain atau bisa disebut
kreditor yang berupa uang atau barang dan untuk pembayarannya
dilakukan pada waktu sesuai dengan kesepakatan diawal.
3.Bank Syariah
lainnya di dalam lalu lintas pembayaran dan juga peredaran uang yang
Selain peran dan fungsi dari bank sebagai lembaga keuangan yang
produktif yang dimilikinya, oleh karena itu manajemen bank dituntut untuk
pokok atau bunga kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterima
kerugian yang diakibatkan oleh adanya kredit yang tidak terbayarkan atau
kredit bermasalah.
mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko kredit yang
diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang
8
diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak
Sumber : www.ojk.go.id
Ada beberapa hal yang mempengaruhi naik turunnya NPL suatu
1. Kemauan atau itikad baik dari debitur. Kemampuan debitur dari sisi
finansial untuk melunasi pokok dan bunga pinjaman tidak akan ada tanpa
kemauan dan itikad baik dari debitur itu sendiri.
2. Kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia. Kebijakan pemerintah dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya NPL suatu perbankan, misalnya
kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM akan menyebabkan
perusahaan yang banyak menggunakan BBM akan membutuhkan dana
tambahan yang diambil dari yang dianggarkan untuk pembayaran cicilan
utang memenuhi biaya produksi yang tinggi,sehingga perusahaan
tersebut akan mengalami kesulitan dalam membayar utang–utangnya
kepada bank. Demikian pula halnya dengan PBI, peraturan-peraturan
Bank Indonesia mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap NPL suatu bank.
3. Kondisi perekonomian mempunyai pengaruh yang besar tehadap
kemampuan debitur dalam melunasi utang–utangnya. Indikator–indikator
ekonomi makro yang mempunyai pengaruh NPL diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan harga secara menyeluruh dan terus
menerus. Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan kemampuan debitur
untuk melunasi utang–utangnya berkurang.
b. Kurs rupiah
Kurs rupiah mempunyai pengaruh juga terhadap NPL suatu
bank karena aktivitas debitur perbankan tidak bersifat nasional tetapi
juga internasional.
Menurut Drs. Thomas Suyatno Tahun 2013 dalam Proses Kredit dan
Integritas Pegawai Bank bisa menyebabkan kenaikan NPL, sebagai berikut :
1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa, akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
9
datang.
2. Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian
prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan
datang. dalam unsur ini terkandung pengertian nilai agio dari uang, yaitu
uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan
diterima di masa mendatang.
3. Degree of risk, yaitu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat
dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima dikemudian hari. dengan
adanya unsur resiko, maka timbullah jaminan dalam pemberian kredit.
4. Prestasi atau objek kredit, pemberian kredit tidak saja diberikan dalam
bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. namun karena
kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkan kepada uang, maka
transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang setiap kali kita
jumpai dalam praktik perkreditan.
NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi
terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk
besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan
Nomor 29 /Pojk.03/2019.
melalui Return On Asset (ROA). Menurut Hanafi dan Halim (2007), “ROA
Laba Bersi h
ROA= x 100 %
Total Aktiva
menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini maka dapat terlihat kurangnya
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang
2.1.5. Profitabilitas
2001). Oleh karena itu, profitabilitas adalah rasio yang bermanfaat untuk
11
kotor yang dipengaruhi oleh laporan arus kas memaparkan besaran laba
terpakai untuk memproduksi produk atau jasa. Margin laba kotor ini
sering disebut juga dengan gross margin ratio. Gross profit margin
Penjualan (HPP) yang lebih rendah dari pada penjualan (sales) yang
Pendapatan−Gross
Margin Kotor=
Pendapatan
12
13
Menurut Joel G Siegel dan Jae K Shim (1999) Margin laba bersih sama
Pendapatan−Biaya
Margin laba bersi h=
Pendapatan
Menurut Pirmatua Sirait (2017 142) Rasio Imbal Hasil Aset (return
sumber daya (aset) yang tersedia. Rumus ROA yaitu (Peraturan Otoritas
modal sendiri atau yang disebut rentabilitas usaha. Menurut Hery (2015)
Sumber : www.peraturan.bpk.go.id
hubungan antara variabel yang akan diteliti. Menurut Uma Sekaran (dalam
16
permasalahan.
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran
2.3 Hipotesis
yang kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga harus diuji
Aset.
17
METODELOGI PENELITIAN
Tbk. Menurut Haddy Suprapto (2017) data kuantitatif adalah data informasi
yang berupa simbol angka atau bilangan. Penelitian asosiatif bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih,
Sugiyono (2015).
dalam penelitian ini adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk, penulis
proses pengajuan judul hingga batas akhir penelitian ini selesai adalah kurang
lebih 4 (empat) bulan dari bulan April sampai dengan bulan Agustus 2021.
1
30
sifat atau nilai orang atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
dalam dimensi dan indikator atau dengan kata lain yaitu penentuan contructs
digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan sosiatif yang terdiri dari
tiga faktor,yaitu :
dengan rumus :
3.3.2 Profitabilitas
laba sebelum pajak terhadap rata-rata total aset yang diberikan bank
51/POJK.03/2017:
Sartono, 2015).
Tabel 3.1
Variabel Penelitian
sumber yang telah ada. Data ini digunakan untuk mendukung informasi
data berupa laporan keuangan yang telah go publik pada PT. Bank
1. Teknik Pustaka
dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai,
budaya dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti,
2. Teknik Dokumenter
untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dan
atau dokumen lainnya dan laporan keuangan pada PT. Bank Rakyat
Teknik Analisis Data adalah proses menyusun secara sistematis data yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
difahami oleh diri sendiri maupun orang lain Sugiyono (2014). Teknik
jumlah diatas dan dibawah rata- rata sama, demikian juga dengan
simpangan bakunya”.
Keterangan:
b = Koefisien regresi
Hipotesisnya :
variabel terikat (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas dan cenderung
R=r2 x 100%
Keterangan :
R = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
DAFTAR PUSTAKA
1
39
Greuning, Hennie Van dan Zamir Iqbal. (2011). Analisis Risiko Perbankan
Syariah, Terjemahan Yulianti Abbas.Jakarta: Salemba Empat
Haifa, dan Wibowo, Dedi. (2015). Pengaruh Faktor Internal Bank Dan Makro
Ekonomi Terhadap Non Performing Financing Perbankan Syariah Di
Indonesia: Periode 2010:01 – 2014:04. Jurnal Nisbah, volume 1 nomor
2.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Laila, Noor, dkk. (2016). Analisis Pengaruh Faktor Ekonomi Makro Terhadap
Risiko Kredit Di Perbankan Konvensional (Pada Januari 2008-
Desember 2015). Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
Martina, Emi dan Prastiwi, Dewi. (2014). Pengaruh Inflasi, Gross Domestic
Product, Suku Bunga Kredit, Loan Asset Ratio, dan Kualitas Aktiva
Produktif Terhadap Non Performing Loan. Jurnal Ilmu Manajemen,
Universitas Negeri Surabaya, Volume 2 Nomor 2.
Matthews, Kent and John Thompson. (2008). The Economics Of Banking, second
edition. Great Britain: CPI Antony Rowe, Chippenham, Wiltshire.
Poetry, Zajiyah Dwi dan Yulizar D Sanrego. (2011). Pengaruh Variabel Makro
Dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional Dan Perbankan
Syariah. Islamic Finance And Bisiness Review, Vol. 6 No. 2.
40
Rini, A. S. (2016). Efisiensi Bank: BOPO Beberapa Bank Besar Naik. Diakses
pada tanggal 2 Desember 2017, dari http://bisnis.com/finansial/efisiensi-
bankbopo-beberapa-bank-besar-naik
Sumber Internet :
www.bri.co.id. Laporan Keuangan, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Periode 2013-2020.
www.idx.co.id. Laporan Keuangan, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Periode 2013-2020.
Idnfinancials.com. Laporan Keuangan, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Periode 2013-2020
Sumber Website:
www. bri.co.id
www.ojk.go.id
www.peraturan.bpk.go.id
www.idx.co.id