TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya
jenjang studi diploma III Program Studi Perbankan dan Keuangan
Disusun oleh:
Tri Aldi
203404001
TUGAS AKHIR
Disusun oleh:
Tri Aldi 203404001
Disahkan oleh,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Disetujui oleh,
Dekan Koordinator Program Studi D3 Perbankan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Keuangan
Universitas Siliwangi
Prof. Dr. H. Dedi Kusmayadi, S.E., M.Si., Ak., Hj. Noneng Masitoh, Ir., M.M.
CA., CPA. NIDN.
NIDN.
i
LEMBAR PERNYATAAN
Tri Aldi
NIM. 203404001
ii
ABSTRACT
Credit is the provision of money or an equivalent claim, based on a loan
agreement or agreement between a bank and another party which requires the
borrower to pay off its debt after a certain period of time with interest.
The purpose of this study was to determine the procedure for granting Guna
Bhakti credit at Regional Development Banks of West Java and Banten. To
achieve clear and directed research objectives, the authors formulate problems
regarding the procedure for granting Guna Bhakti credit, barriers that arise in the
provision of credit for devotion and the steps for its completion.
Based on the results of research and discussion, the procedure for granting
Guna Bhakti credit at the Regional Development Bank of West Java and Banten
KCP Bantarujeg includes credit-giving activities, specifically for providing credit
for service. Credit is divided into two parts, namely productive loans and
consumer loans. Requirements in granting credit for devotional services such as
permanent employee decree and taspen. In this procedure, the parties involved
include: Customers, credit administrators, credit supervisors, branch heads, tellers.
iii
ABSTRAK
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur prosedur
pengajuan kredit guna bhakti di kantor cabang bank bjb Talaga Majalengka
pemberian kredit Guna Bhakti pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten. Untuk mencapai sasaran penelitian yang jelas dan terarah maka
penulis merumuskan permasalahan mengenai prosedur pengajuan kredit Guna
Bhakti, Hambatan yang muncul dalam penyelenggaraan pengajuan kredit
guna bhakti serta langkah penyeleseiannya.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka prosedur pengajuan
kredit Guna Bhakti pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
KCP Talaga meliputi kegiatan pemberian kredit, yakni khusus untuk
pemberian kredit guna bhakti. Kredit dibagi menjadi dua bagian yaitu kredit
produktif dan kredit konsumtif. Persyaratan dalam pengajuan kredit guna
bhakti seperti SK pegawai tetap dan taspen. Dalam prosedur tersebut pihak-
pihak yang terlibat meliputi: Nasabah, administrasi kredit, supervisor kredit,
kepala cabang, teller.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Tinjauan Atas
Prosedur Pengajuan Kredit Guna Bhakti Di Kantor Cabang Bank Bjb Talaga
Majalengka” dengan studi kasus pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan BantenTbk, Kantor Cabang Bantarujeg.
Tujuan penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Keuangan dan
Perbankan di Universitas Siliwangi.
Keberhasilan penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan terwujud dan
terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan
serta yang tak terhingga nilainya dari berbagai pihak baik secara material
maupun spiritual. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penulisan Tugas Akhir ini, diantaranya:
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dorongan, semangat, serta do‟a
yang tiada henti kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. H. Rudi Priyadi, Ir., M.S. selaku Rektor Universitas
Siliwangi.
3. Bapak Prof. Dr. H. Dedi Kusmayadi, S.E., M.Si., Ak., CA., CPA. selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi.
4. Ibu Hj. Noneng Masitoh, Ir., M.M. selaku Ketua Program Studi Keuangan
dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi.
5. Bapak Agi Rosyadi, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir.
6. Ibu Hj. Noneng Masitoh, Ir., M.M. selaku Dosen Pembimbing II Tugas
Akhir.
7. PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk KCP Talaga
sebagai tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan penelitian.
8. Rekan-rekan pegawai PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
v
Banten Tbk. KCP Talaga.
9. Sahabat, rekan, serta teman-teman penulis yang selalu memberikan
semangat dan motivasi selama proses penyusunan Tugas Akhir.
10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu yang juga
telah memberikan dukungan kepada penulis baik moril maupun materil.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan dan
pembahasan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu dengan segala kerendahan
hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
segenap pembaca sebagai tambahan pengetahuan di masa mendatang. Akhir
kata, semoga tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca
pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................. ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
BAB I .................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................. 6
A. Bank ................................................................................................................. 6
1. Pengertian Bank........................................................................................ 6
vii
B. Kredit ............................................................................................................. 12
BAB IV ............................................................................................................... 34
B. Pembahasan.................................................................................................... 34
BAB V ................................................................................................................ 36
A. Kesimpulan .................................................................................................... 36
B. Saran .............................................................................................................. 36
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia perbankan saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat,
sehingga keadaan ini menimbulkan bisnis perbankan yang kompetitif dan ketat.
Kenyataan seperti ini tidak dapat dipungkiri lagi sehingga setiap bank dituntut
untuk menggunakan berbagai cara dalam menarik minat masyarakat. Bank
sebagai lembaga keuangan yang usaha utamanya memberikan jasa
penyimpanan dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif pinjaman
kepada masyarakat juga perlu memfokuskan pada kinerja pelayanan untuk
memuaskan pelanggannya.
Salah satu fasilitas bank yang sangat diminati oleh masyarakat adalah
kredit, kredit adalah salah satu alternatif untuk mendapatkan modal atau dana
yang diperlukan. Dana tersebut digunakan untuk modal usaha, biaya sekolah,
dan lain-lain.
Pemberian Kredit kepada masyarakat dilakukan melalui suatu perjanjian
kredit antara pemberi dengan penerima kredit sehingga terjadi hubungan
hukum antara keduanya. Seringkali yang ditemui di lapangan perjanjian kredit
dibuat oleh pihak kreditur atau dalam hal ini adalah bank, sedangkan debitur
hanya mempelajari dan memahaminya dengan baik.
Bank bjb merupakan salah satu bank umum yang menyediakan fasilitas
kredit bagi masyarakat, salah satunya adalah Kredit Guna Bhakti (KGB).
Kredit Guna Bhakti (KGB) merupakan suatu fasilitas kredit yang diperuntukan
bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dana kredit tersebut dapat dipergunakan
oleh debitur untuk keperluan pribadi, seperti dana pendidikan, renovasi rumah,
dana untuk usaha, dan kepentingan lainnya. Kredit Guna Bhakti (KGB) kurang
begitu dikenal di kalangan masyarakat umum hal ini dikarenakan jenis kredit
ini tidak diberlakukan untuk umum, namun terbatas pada Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang masih aktif dengan pembayaran gaji di bank yang bersangkutan.
Kredit Guna Bhakti (KGB) adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh
bank bjb untuk debitur berpenghasilan tetap yang gajinya telah disalurkan
melalui bank bjb atau tempat debitur bekerja telah memiliki perjanjian
1
kerjasama dengan bank bjb. Syarat-syarat pemberian Kedit Guna Bhakti
(KGB) terdapat perbedaan dalam pembagian jangka waktu bagi setiap
golongannya, yaitu PNS PEMDA dengan jangka waktu 10 tahun, sedangkan
bagi PNS Non PEMDA dengan jangka waktu 7 tahun, bagi pensiunan dengan
jangka waktu 5 tahun, bagi anggota DPRD dengan jangka waktu sesuai masa
pengabdiannya. Syarat lainnya untuk semua golongan diwajibkan untuk
menyimpan tabungan yang diblokir sebesar 1 (satu) kali angsuran kredit
sampai dengan kredit tersebut lunas, dan membayar biaya premi asuransi jiwa.
Adapun fenomena yang berkaitan dengan masalah kredit. Menurut Anto
Prabowo, Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK. Dua
bank BUMN yang tercatat dalam laporan BPK ini adalah PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Dua bank
ini mempunyai masalah terkait pengendalian internal atas pendapatan, biaya
dan investasi. Untuk BRI, BPK mencatat proses pengajuan kredit kepada
debitur tidak sesuai SOP. Ada lima masalah terkait pemberian kredit BRI ke
debitur yang disoroti BPK.
1. Susunan pengurus debitur tidak sesuai dengan tata kelola.
2. Laporan keuangan tidak diaudit oleh akuntan publik rekanan BRI.
3. Akta addendum perjanjian tidak disahkan oleh notaris.
4. Pencairan kredit dilakukan sebelum syarat terpenuhi.
5. Restrukturisasi kredit tidak sesuai ketentuan internal.
Menurut Iswi Hariyani (2012:35) dalam prateknya kemacetan suatu
kredit disebabkan oleh 2 unsur sebagai berikut :
1) Dari pihak perbankan
Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti,
sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya atau
mungkin salah dalam melakukan perhitungan. Dapat pula terjadi akibat
kolusi dari pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam
analisisnya dilakukan secara subjektif.
2) Dari pihak nasabah
Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat 2 hal yaitu:
a) Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak
membayar kewajibanya kepada bank sehingga kredit yang diberikan
macet. Dapat diakatan adanya unsur kemauan untuk membayar.
b) Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si debitur mau membayar akan
tetapi tidak mampu. Contohnya kredit yang dibiayai mengalami
musibah seperti kebakaran, hama, kebanjiran dan sebagainya.
Sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak ada.
Adapun fenomena khusus di bank bjb, Kredit Guna Bhakti (KGB)
terdapat masalah-masalah yang terjadi misalnya, debitur yang pindah tugas
atau mutasi terjadinya perubahaan pada struktur kepegawaian, sehingga
menyebabkan terjadinya proses peralihan dari instansi yang lama ke instansi
yang baru. Dikarenakan bendahara gaji tidak melaksanakan dengan baik tugas
dan tanggungjawabnya, sehingga terjadi adanya kredit macet dalam Kredit
Guna Bhakti (KGB) ini. Debitur yang pensiun dini atau pensiun maju adalah
pengajuan masa pensiun yang dilakukan sebelum masa pensiunnya. Dalam hal
ini macetnya kredit karena pensiun atau yang bersangkutan mengajukan
pensiun dini. Penyelesaian yang dilakukan oleh pihak bank terhadap masalah-
masalah yang terjadi pada pemberian Kredit Guna Bkahti (KGB), debitur yang
pindah tugas atau mutasi pihak bank bjb melakukan konfirmasi kepada
bendahara tempat debitur bekerja yang lama dan tempat debitur yang baru
untuk memberitahukan bahwa pegawai/debitur masih mempunyai tunggakan
kewajiban kepada pihak bank bjb wilayah setempat. Debitur yang pensiun dini
atau pensiun maju pihak bank bjb melakukan konfirmasi ke kantor tempat
debitur bekerja dan PT. TASPEN, bahwa debitur yang bersangkutan masih
mempunyai tunggakan kewajiban kepada bank bjb. Maka dari itu pihak bank
meminta kepada PT. TASPEN untuk menyalurkan gaji pensiun debitur melalui
bank bjb.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan
suatu penelitian lebih jauh tentang Kredit Guna Bhakti, dengan mengambil
judul “Tinjauan Atas Prosedur Pengajuan Kredit Guna Bhakti Di Kantor
Cabang Bank Bjb Talaga Majalengka”.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Adanya masalah terkait proses prosedur kredit tidak sesuai SOP.
2. Rumusan Masalah
a) Bagaimanakah proses pelaksanaan prosedur pengajuan Kredit Guna
Bhakti (KGB) antara bank bjb KCP Talaga Majalengka dengan
debitur.
b) Dokumen apa saja yang terkait dalam prosedur pengajuan Kredit
Guna Bhakti (KGB) di bank bjb KCP Talaga Majalengka.
C. Tujuan Praktek Kerja
Adapun tujuan penelitian pada bank bjb adalah untuk mengetahui :
1. Prosedur pengajuan Kredit Guna Bhakti di bank bjb
2. Dokumen yang terkait dalam prosedur pengajuan Kredit Guna Bhakti di
bank bjb
D. Kegunaan Praktek Kerja
1. Kegunaan Praktis
a. Untuk mengetahui bagaimana praktek di dunia kerja.
b. Memberikan solusi terhadap suatu masalah.
2. Kegunaan Akademis
a. Dapat mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan dengan praktik di lapangan.
b. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh.
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian yaitu di kantor cabang pembantu bank
bjb Bantarujeg Majalengka berlokasi di Kp. Brujul Rt 007/002 Desa,
Talagakulon, Talaga, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat 45463
2. Waktu Penelitian
6
melayani seluruh jasa- jasa perbankan dan melayani segenap
lapisan masyarakat, baik masyarakat (perorangan) maupun
lembaga-lembaga lainnya.
c. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu Bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas
pembayaran seperti kliring, transfer, dan tidak dapat melakukan
transaksi dengan menggunakan mata uang asing.
3. Fungsi Bank
a. Penghimpun dana. Untuk menjalankan fungsinya sebagai
penghimpun dana maka Bank memiliki beberapa sumber yang
secara garis besar ada tiga sumber, yaitu :
Dana yang bersumber dari Bank sendiri yang berupa setoran
modal waktu pendirian.
Dana yang bersumber dari masyarakat luas yang
dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti usaha
simpanan giro, deposito, dan tabanas.
Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang
diperoleh dari pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas
dan Call Money (dana yang sewaktu - waktu dapat ditarik
oleh Bank yang meminjam) dan memenuhi persyaratan.
Mungkin anda pernah mendengar beberapa Bank di likuidasi
atau dibekukan usahanya, salah satu penyebabnya adalah
karena banyak kredit yang bermasalah atau macet.
b. Penyalur dana. Dana yang terkumpul oleh Bank disalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat
berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap.
c. Pelayanan jasa Bank. Dalam mengembangkan tugas sebagai
“pelayanan lalu-lintas pembayaran uang” Bank melakukan
berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman uang, inkaso,
cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya.
4. Kegiatan Bank Umum
Pengertian Bank Umum menurut Peraturan Bank Indonesia No.
9/7/PBI/2007 adalah “Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.
Bank umum juga memiliki berbagai keunggulan jika
dibandingkan dengan BPR, baik dalam bidang ragam pelayanan
maupun jangkauan wilayah operasinya. Artinya Bank umum memiliki
kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap dan dapat beroperasi
diseluruh wilayah Indonesia.
Dalam praktiknya ragam produk tergantung dari status Bank yang
bersangkutan. Menurut status Bank umum dibagi kedalam dua jenis,
yaitu Bank umum devisa dan Bank umum non devisa. Masing –
masing status memberikan pelayanan yang berbeda. Bank umum
devisa misalnya memiliki jumlah layanan jasa yang paling lengkap
seperti dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan jasa luar
Negeri. Sedangkan Bank umum non devisa sebaliknya tidak dapat
melayani jasa yang berhubungan dengan luar Negeri.
Kegiatan Bank umum secara lengkap meliputi kegiatan sebagai
berikut:
a. Menghimpun Dana (Funding)
Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana
dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan
funding. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara
menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan sering disebut
dengan nama rekening atau account. Jenis – Jenis simpanan yang
ada dewasa ini adalah :
Simpanan Giro (Demand Deposit)
Simpanan Giro merupakan simpanan pada Bank yang
penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau
bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan
diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya
jasa giro tergantung dari Bank yang bersangkutan. Rekening
giro biasa digunakan oleh para usahawan, baik untuk
perorangan maupun perusahaannya. Bagi bank simpanan giro
merupakan dana murah karena bunga yang diberikan kepada
nasabah relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya.
Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
Simpanan Tabungan merupakan simpanan pada Bank yang
penarikan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh
Bank. Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku
tabungan, slip penarikan, kuitansi atau kartu anjungan tunai
mandiri (atm). Kepada pemegang rekening tabungan akan
diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa atas
tabungannya. Sama seperti halnya dengan rekening giro,
besarnya bunga tabungan tergantung dari Bank yang
bersangkutan. Dalam praktiknya bunga tabungan lebih besar
dari jasa giro.
Simpanan Deposito
Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu
tertentu (jangka waktu). Penarikannya dilakukan sesuai jangka
waktu tersebut. Namum saat itu sudah ada Bank yang
memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat. Jenis deposito pun beragam sesuai
dengan keinginan nasabah. Dalam praktiknya jenis deposito
terdiri dari deposto berjangka, sertifikat deposito dan deposit
on call.
b. Menyalurkan Dana (Lending)
Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang
berhasil dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan
nama kegiatan lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh Bank
dilakukan melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat
lebih dikenal dengan nama kredit. Kredit yang diberikan oleh Bank
terdiri dari beragam jenis, tergantung dari kemampuan Bank yang
menyalurkannya. Demikian pula dengan jumlah serta tingkat suku
bunga yang ditawarkan. Sebelum kredit dikucurkan Bank terlebih
dahulu menilai kelayakan kredit yang digunakan oleh nasabah.
Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian. Penerima kredit
akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari Bank
yang menyalurkan. Besar kecilnya bunga kredit sangat
mempengaruhi keuntungan Bank, mengingat keuntungan utama
Bank adalah dari selisih bunga kredit dengan bunga simpanan.
Secara umum jenis – jenis kredit yang ditawarkan meliputi :
a. Kredit Investasi
Yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang
melakukan investasi atau penanam modal. Biasanya kredit jenis ini
memliki jangka waktu yang relative panjang yaitu di atas 1 (satu)
tahun.
Contoh jenis kredit ini adalah kredit untuk membangun pabrik atau
membeli peralatan pabrik seperti mesin – mesin.
b. Kredit Modal Kerja
Merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya
kredit jenis ini berjangka waktu pendek yaitu tidak lebih dari 1
(satu) tahun. Contoh kredit ini adalah untuk membeli bahan baku,
membayar gaji karyawan dan modal kerja lainnya.
c. Kredit Perdagangan
Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam
rangka memperlancar atau memperluas atau memperbesar kegiatan
perdagangannya. Contoh jenis kredit ini adalah kredit untuk
membeli barang dagangan yang diberikan kepada para supplier
atau agen.
d. Kredit Produktif
Merupakan kredit yang dapat berupa investasi, modal kerja atau
perdagangan. Dalam arti kredit ini diberikan untuk diusahakan
kembali sehingga pengembalian kredit diharapkan dari hasil usaha
yang dibiayai.
e. Kredit Konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi
misalnya keperluan konsumsi, baik pangan, sandang maupun
papan. Contoh jenis kredit ini adalah kredit perumahan, kredit
kendaraan bermotor yang kesemuanya untuk dipakai sendiri.
f. Kredit Profesi
Merupaka kredit yang diberikan kepada para kalangan professional
seperti dosen, dokter atau pengacara.
5. Sumber Dana Bank
Secara garis besar Sumber Dana Bank berasal dari :
a. Bank itu sendiri atau Dana dari Pihak I
b. Perusahaan atau Lembaga Lainnya atau Dana dari Pihak II
c. Dari Masyarakat Luas atau Dana dari Pihak III
Pengelolaan sumber dana dimulai dari perencanaan akan
kebutuhan dana, kemudian pelaksanaan pencarian sumber dana,
selanjutnya pengendalian terhadap sumber-sumber dana yang tersedia.
Pengelolaan sumber dana ini dikenal dengan istilah Manajemen Dana
Bank. Dengan kata lain Manajemen Dana Bank adalah suatu kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap penghimpunan
dana yang berasal dari masyarakat atau dari sumber lainnya.
a. Bank itu sendiri atau Dana dari Pihak I
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri)
maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dalam bank sendiri.
Dana ini biasanya digunakan apabila bank ingin melakukan
perluasan usaha atau mengganti berbagai sarana dengan yang baru.
Dana yang bersumber dari bank itu sendiri meliputi :
Setoran modal dari pemegang saham, yaitu modal dari
pemegang saham lama atau pemegang saham baru,
Cadangan laba, yaitu laba yang setiap tahun dicadangkan oleh
bank dan untuk sementara belum digunakan,
Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang belum
dibagikan kepada pemegang saham.
Keuntungan dari penggunaan sumber dana ini adalah tidak
perlu membayar bunga dan relatif lebih mudah diperoleh.
b. Dari Perusahaan atau Lembaga Lainnya atau Dana dari Pihak II
Dalam prakteknya sumber dana ini merupakan alternatif
apabilabank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana
yang lain. Sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya
sementara waktu saja. Biasanya digunakan untuk membayar atau
membiayai transaksi- transaksi tertentu saja.
Sumber dana ini dapat diperoleh dari :
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit
yang diberikan BI kepada bank-bank yang mengalami kesulitan
likuiditas,
Pinjaman Antar Bank (Interbank Call Money). Biasanya
pinjaman ini diberikan kepada bank yang mengalami kalah
kliring. Pinjaman ini berjangka pendek dan bunganya relatif
mahal,
Pinjaman dari bank-bank luar negeri,
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Bank menerbitkan SBPU
kemudian dijual kepada pihak yang berminat baik lembaga
keuangan maupun non keuangan.
c. Dari Masyarakat Luas atau Dana Dari Pihak III
Sumber dana ini merupakan sumber dana yang berasal dari
masyarakat luas dalam bentuk simpanan. Sumber dana ini
merupakan sumber dana terpenting bagi operasi bank dan
merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
operasinya dari sumber dana ini.
B. Kredit
1. Pengertian kredit
Dalam arti luas kredit di artikan sebagai kepercayaan. begitu pula
dalam bahasa latin kredit berarti „‟credere‟‟ artinya percaya. Maksud
dari percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si
penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan
dikembalikan sesuai perjanjian.
Menurut undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 dalam
dr.kasmir (2012)
kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Menurut Drs.H.Melayu S.P.Hasibuan (2004)
Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali
bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan peerjanjian yang
telah disepakati.
Menurut veithzal Rival dan Andria permata veithzal (2007)
Kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak
(kreditor/pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak
lain (nasabah atau pengutang
/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit pada
tanggal yang telah di sepakati kedua belah pihak.
21
nomor 1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni 1978, nama PD. Bank Karya
Pembangunan Daerah Jawa Barat diubah menjadi Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat.
3. Perubahan Logo & Call Name Perseroan – 2010
Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPS-LB) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Nomor
26 tanggal 21 April 2010, sesuai dengan Surat Bank Indonesia
No.12/78/APBU/Bd tanggal 30 Juni 2010 perihal Rencana Perubahan
Logo serta Surat Keputusan Direksi Nomor 1337/SK/DIR-PPN/2010
tanggal 5 Juli 2010, maka perseroan telah resmi berubah menjadi Bank
bjb.
4. Visi dan Misi PT. Bank Jabar Banten
Visi Bank Jabar Banten adalah “Menjadi 10 bank terbesar di
Indonesia dan berkinerja baik”. Adapun misi dari PT. Bank Jabar Banten
ini adalah:
a. Penggerak dan pendorong laju perekonomian daerah.
b. Melaksanakan penyimpanan uang daerah.
c. Salah satu sumber pendapatan asli daerah.
B. Struktur Organisasi Pada Bank Jabar Banten
Struktur organisasi pada pada Bank Jabar Banten menunjukan adanya
koordinasi antara atasan dengan bawahannya, yang memungkinan atasan untuk
mendelegasikan tugas dan perintah kepada bawahannya serta koordanisasi dari
bawahan kepada atasan dalam bentuk tanggung jawab atas tugas yang
didelegasikan.
Struktur organisasi Bank bjb tersaji pada gambar 4.1
Sumber : bank bjb
C. Uraian Tugas
Adapun uraian-uraian tugas dari masing-masing jabatan pada PT. Bank
bjb adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan
Tugas, wewenang dan tanggung jawab pimpinan sebagai berikut:
a. Merencanakan, mengendalikan, mengawasi dan menjaga seluruh
ketertiban kegiatan operasional kantor.
b. Memberikan keputusan pinjaman kredit berdasarkan ketentuan dan
peraturan yang berlaku dan berwenang memberi kredit berdasarkan
ketentuan dari Surat Keputusan Direksi.
c. Menyelenggarakan, memelihara hubungan baik dengan instansi lain
dalam menjaga kelancaran pelaksanaan operasional bank.
d. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan terhadap karyawan, guna
meningkatkan pengetahuan kualitas kerja dan disiplin para
karyawan.
e. Menandatangani surat-surat berharga bersama-sama dengan
pejabat yang berwenang.
f. Memegang rahasia nasabah, brankas dan kode keuangan.
g. Mengawasi dan menjaga seluruh kekayaan bank dan persediaan
fasilitas kerja yang diperlukan dalam hal ini termasuk pengadaan
sepanjang batas kewenangan.
Unit-unit yang dibawahi:
1. Wakil Pemimpin.
2. Bagian Pemasaran Dalam Negeri.
3. Bagian Pemasaran Luar Negeri.
4. Bagian Supervisi Kredit.
5. Bagian Pelayanan.
6. Bagian Operasi.
7. Bagian Kontrol Intern.
8. Kantor Cabang Pembantu.
2. Wakil Pimpinan
Tugas, wewenang dan tanggung jawab wakil pimpinan:
a. Membina, mengawasi dan menertibkan untuk terpeliharanya disiplin
kerja para pegawai dalam lingkungannya.
b. Menyusun konsep surat-surat, memo dan laporan-laporan yang akan
ditandatangani oleh pimpinan sepanjang berhubungan dengan
tugasnya.
c. Mewakili pimpinan cabang untuk mengadakan hubungan dengan
pihak luar yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas-tugasnya.
d. Mengatur dan mengawasi kegiatan-kegiatan di dalam lingkungan
kantor cabang.
e. Menandatangani surat-surat tugas untuk petugas yang ada dalam
lingkungan kantor cabang.
3. Bagian Pemasaran Dalam Negeri
Memberikan dukungan kepada pemimpin cabang dalam
merencanakan, mengembangkan serta mengelola Pemasaran Dalam
Negeri, yaitu:
a. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang pemasaran
dalam negeri.
b. Mengelola pemasaran produk dan jasa dalam negeri segmen ritel.
c. Memproses permohonan serta mengelola kredit komersial segmen
ritel.
d. Melakukan penelitian potensi pemasaran produk dan jasa dalam
negeri di daerah kerja cabang.
e. Melakukan penjualan silang (cross selling) produk dan jasa bank
segmen ritel.
f. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan
Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya yang
berlaku.
g. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok,
fungsi dan kegiatannya.
4. Bagian Pemasaran Luar Negeri
Memberikan dukungan kepada pemimpin cabang dalam
merencanakan, mengembangkan serta mengelola Pemasaran Luar
Negeri, yaitu:
a. Memgelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang pemasaran Luar
Negeri.
b. Mengelola Pemasaran dan pelayanan produk dan jasa Luar Negeri
segmen ritel.
c. Memproses serta mengelola transakasi L/C ekspor dan import
segmen ritel.
d. Melakukan penjualan silang (cross selling) produk dan jasa luar
negeri.
e. Melakukan penelitian potensi pemasaran produk dan jasa luar negeri
di daerah kerja cabang.
f. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan
Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya yang
berlaku.
g. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan
kegiatannya.
5. Bagian Supervisi Kredit
Memberikan dukungan kepada Pimpinan Cabang dalam
merencanakan, mengembangkan serta mengelola bagian supervisi kredit,
yaitu:
a. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang supervisi kredit.
b. Mengelola penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah dan
kredit hapus buku segmen ritel.
c. Mengelola pengendalian kredit.
d. Mengelola kolektibilitas kredit segmen ritel.
e. Melakukan pembinaan kepada debitur kredit bermasalah.
f. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan
Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya yang
berlaku.
g. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi
dan kegiatannya.
6. Bagian Pelayanan
Memberikan dukungan kepada pimpinan cabang dalam
merencanakan, mengembangkan serta mengelola Bidang Pelayanan,
yaitu:
a. Mengelola pelayanan sistem dan prosedur bidang pelayanan.
b. Mengelola pelayanan unggul kepada nasabah.
c. Mengelola pelayanan transaksi kas, pemindah bukuan dan kliring.
d. Melayani pembukuan dan penutupan Kartu ATM, Kartu Debet dan
Kartu Kredit.
e. Mengelola Kas ATM dan Mengelola Uang Daerah.
f. Mengelola Pendayagunaan kas dan alat likuid secara optimal.
g. Melaksankan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan
Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya yang
berlaku.
h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi serta
kegiatannya.
Bagian Pelayanan membawahi:
1. Kantor Kas
Memberikan dukungan kepada Pimpinan Seksi Pelayanan Tunai
serta berperan aktif dalam melaksanakan tugas-tugas:
a. Menyusun dan merumuskan usulan rencana kerja dan Anggaran
Tahunan Unit.
b. Mengelola kas besar dan alat likuid.
c. Mengelola Kas ATM, mengkoordinasikakan pelayanan cash
supply/remise ke Bank Indonesia untuk cabang-cabang dibawah
koordinasinya.
d. Melayani kas mobil untuk nasabah inti dan dominan.
e. Melakukan perbaikan/penyelesaian temuan hasil audit unit
bersangkutan.
f. Menyusun laporan unit secara periodik maupun isidentil.
2. Seksi Teller
Memberikan dukungan dari Pemimpin Seksi Pelayanan Tunai serta
berperan aktif dalam:
a. Melayani semua jenis transaksi kas dan pemindah bukuan.
b. Melayani penjualan dan pembelian valuta asing.
c. Mengelola uang daerah.
d. Melayani pemgambilan/penyetoran antar cabang (online).
3. Seksi Pelayanan Nasabah
Memberikan dukungan kepada pimpinan bagian pelayanan serta
berpartispasi aktif dalam kegiatan:
a. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur, merencanakan,
mengembangkan, melaksanakan, mengelola pelayanan produk
dan jasa bank, menyediakan informasi produk dan jasa bank.
b. Melayani permohonan Kartu ATM, Kartu debet dan Kartu
kredit.
c. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur,
peraturan Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan
lainnya yang berlaku.
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi
dan kegiataanya.
7. Bagian Operasional
Memberikan dukungan kepada Pimpinan Cabang dalam merencanakan,
mengembangkan, serta mengelola pengelolaan bidang operasional, yaitu:
a. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang operasional.
b. Mengelola produk dan jasa bank, memberikan pelayanan transaksi
kas, pemindah bukuan dan kliring.
c. Melayani permohonan Kartu ATM dan mengelola uang daerah.
d. Mengelola pendayagunaan kas dan alat likuid secara optimal.
e. Mengelola kas ATM dan mengelola uang daerah.
f. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan
Bank Indonesia serta peraturan perundangan-undangan lainnnya
yang berlaku.
g. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan
kegiataanya.
D. Kegiatan Perusahaan/Instansi
Bank bjb memiliki produk dan layanan yang sangat bervariatif. Beberapa
produk dan pelayanan perbankan yang dimiliki bank bjb diantaranya adalah :
Commercial Banking
Layanan commercial banking terdiri dari beberapa fasilitas, diantaranya
adalah:
1. Deposito Korporasi
Deposito adalah simpanan berjangka dalam mata uang Rupiah yang
aman, dengan bunga menarik, dan beragam keuntungan lainnya. Tingkat
suku bunga dari deposito korporasi sangat kompetitif dengan jangka
waktu sesuai kebutuhan nasabah yaitu satu bulan, tiga bulan, enam bulan
dan 12 bulan.
2. Garansi Bank
Garansi Bank adalah warkat yang diterbitkan bank yang mengakibatkan
bank penerbit mempunyai kewajiban membayar kepada pihak yang
menerima garansi apabila pihak yang dijamin oleh bank cidera janji
(wanprestasi).
3. Giro Korporasi
Giro Bank Jabar Banten memberikan keuntungan dan keleluasaan bagi
nasabah. Beberapa keuntungan tersebut diantaranya adalah:
a. Tersedia dalam pilihan mata uang Rupiah Maupun Valas
b. Suku Bunga yang menarik dan kompetitif
c. Layanan Transaksi Real Time On-Line
4. Kredit Investasi Umum
Kredit investasi adalah kredit jangka menengah atau jangka panjang
untuk pembelian barang-barang modal beserta jasa yang diperlukan
untuk pendirian proyek baru, rehabilitasi, modernisasi, ekspansi atau
relokasi proyek yang sudah ada. Jangka waktu kredit investasi umum
adalah dua belas tahun.
5. Kredit Modal Kerja
Kredit yang diperlukan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang
habis dalam satu siklus usaha dan merupakan kredit jangka pendek
dengan jangka waktu maksimal satu tahun.
6. Kredit Sindikasi
Kredit sindikasi digunakan untuk menunjang perkembangan usaha dan
kebutuhan finansial nasabah yang sangat besar.
7. Pemberian Kredit Kepada Perusahaan Pembiayaan
Bank bjb memberikan kredit kepada perusahaan pembiayaan untuk
diterus pinjamkan kepada konsumennya.
Internasional Banking
Layanan internasional banking terdiri dari beberapa fasilitas :
1. Deposito Valas
Keuntungan dan manfaat dari deposito valas yanga ada pada Bank Jabar
Banten ini tersedia dalam mata uang USDollar, SGDolar, JPY, dan EUR
serta simpanan minimum USD 1,000.00 untuk currency USD dan eq.
USD 100,000.00 untuk currency SGD, JPY, EUR. Tersedia dalam pilihan
jangka waktu satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dan dua belas bulan
menjadikan deposit valas menjadi fleksibel.
2. Remittance
Jasa layanan kiriman uang ( Remittance) dalam valuta asing melalui
sarana teknologi SWIFT sehingga memberikan kemudahan dan
keamanan untuk pengiriman dan penerimaan kiriman uang baik ke dalam
maupun ke luar negeri.
3. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
Bank Jabar Banten menyediakan produk Surat Kredit Berdokumen
Dalam Negeri (SKBDN) yang memberikan kemudahan dalam transaksi
perdagangan dalam negeri.
4. Tandamata Dollar
Merupakan salah satu produk tabungan valuta asing dari Bank Jabar
Banten tersedia dalam mata uang Dollar Amerika Serikat (USD) dan
Dollar Singapura ( SGD ).
5. Trade Finance & Services
Trade finance and service adalah produk Bank Jabar Banten yang
memberikan solusi dalam perdagangan luar negeri baik itu eksportir dan
importir.
Treasurry
Treasurry pada Bank Jabar Banten terdiri dari beberapa fasilitas, diantaranya
adalah:
1. Capital Market Product
Merupakan transaksi jual-beli efek yang meliputi surat pengakuan hutang,
surat berharga komersil, obligasi baik korporasi maupun negara.
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Merupakan penyediaan dana pensiun bagi selururh nasabah Bank Jabar
Banten, tidak hanya terbatas bagi karyawan suatu instansi ataupun ABRI.
3. Dealing Room
Dealing Room Bank Jabar Banten dikelola secara profesional oleh
tenaga- tenaga yang handal.
4. Foreign Exchange Trading
Merupakan transaksi jual-beli antara satu mata uang tertentu dengan mata
uang.
5. Hedging Instrument
Merupakan transaksi jual/beli suatu mata uang terhadap mata uang
lainnya dengan penyerahan dana lebih dari dua hari kerja dan nilai tukar
yang ditentukan pada saat transaksi dilaksanakan.
BAB IV
HASIL PRAKTEK KERJA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktek Kerja
B. Pembahasan
1. Prosedur Pengajuan Kredit Guna Bhakti
Menurut Kasmir (2009:115), prosedur pengajuan kredit meliputi
pengajuan berkas-berkas, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara
Awal, on the spot, wawancara II, keputusan kredit, penandatangan akad
kredit, realisasi kredit.
Pengajuan berkas adalah pengajuan pembiayaan. Pada nasabah
biasaya terdiri dari pengajuan pinjaman, fotocopy identitas, sedangkan
pada nasabah berbadan hukum adalah latar belakang perusahaan, maksud
dan tujuan pembiayaan, besarnya pembiayaan dan jangka waktu, cara
mengembalikan pembiayaan dan jaminan.
Penyelidikan berkas pinjaman adalah untuk meneliti beras yang
diajukan apakah sudah lengkap dan benar.
Wawancara awal adalah penyeledikan langsung berhadapan
dengan calon nasabah peminjam untuk mengetahui keinginan calon
debitur sebenarnya.
On the spot adalah kegiatan pemeriksaan lapangan untuk meninjau
berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan
Wawancara II adalah kegiatan untuk meyakinkan apakah calon
kreditur layak untuk memperoleh pembiayaan atau tidak. Kegiatan ini
juga untuk memperbaiki berkas.
Keputusan Kredit adalah penentuan tentang penerimaan
permohonan pembiayaan atau penolakan. Jika diterima akan diteruskan
ke prosess selanjutnya.
Penandatangan akad kredit adalah kegiatan untuk menyatakan
persetujuan tertulis antara kedua belah pihak tentang suatu hal. Dalam
hal ini biasanya berisi tentang mengikat jaminan dengan hipotek dan
perjanjian lain yang dianggap perlu.
Realiasi kredit adalah pencairan atau pengambilan uang dari
34
rekening sebagai realisasi pembiayaan atau kredit
Menurut bank bjb prosedur pengajuan meliputi surat rekomendasi
pemberian kredit dari dinas, SK asli dan fotocopy, copy struk gaji, pas
foto 4 x 6 berwarna terbaru suami isteri, copy KTP dan kartu keluarga,
copy karpeg, copy buku tabungan di bank bjb, copy tunjangan pegawai,
copy surat nikah atau akte Cerai. Pemohon mengisi formulir
permohonan, lalu menyerahkan persyaratan tersebut kepada petugas,
lalu petugas memproses/menginput data ke komputer sebagai arsip
kemudian di print out yang kemudian diserahkan ke kepala seksi untuk
diproses, setelah di Acc selanjutnya diserahkan kepada pimpinan cabang
perusahaan untuk di Acc dan ditandatangani, kemudian diserahkan
kepada petugas untuk dicatat dalam pembukuan sebagai dokumen lalu
petugas.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian di bank bjb KCP Talaga, maka dari
itu penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. Prosedur pengajuan kredit guna bhakti di bank bjb sudah sesuai dengan
prosedur pengajuan kredit yang dinyatakan oleh Kasmir (2009) yaitu
pengajuan berkas, keputusan kredit, penandatangan akad kredit, realisasi
kredit.
2. Dokumen yang terkait dalam mengajukan Kredit Guna Bhakti di bank bjb
KCP Talaga antara lain surat rekomendasi pemberian kredit dari dinas, SK
asli dan fotocopy, copy struk gaji, pas foto 4 x 6 berwarna terbaru suami
isteri, copy KTP dan kartu keluarga, copy karpeg, copy buku tabungan di
bank bjb, copy tunjangan pegawai, copy surat nikah atau akte Cerai. Sudah
sesuai SOP.
B. Saran
Dalam kesempatan ini, penulis tanpa mengurangi rasa hormat akan
memberikan saran untuk kebaikan semua pihak, penulis meyarankan untuk
lebih meningkatkan pelayanan untuk para debitur/nasabah yang mengajukan
kredit dan fasilitas kerja agar lebih ditingkatkan suapaya tidak menghabiskan
waktu. Selain itu saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk meningkatkan
kinerja bank bjb dimasa yang akan dating adalah sebagai berikut;
1. Meningkatkan sarana dan prasarana yang menunjang dalam pengajuan
Kredit Guna Bhakti (KGB), misalnya dengan menambah tempat duduk
atau antrian.
2. Menambah staff/ karyawan untuk melayani pengajuan Kredit Guna Bhakti
kepada nasabah/ debitur
3. Meningkatkan kualitas pelayanan petugas agar lebih terampil dan cepat
dalam melayani nasabah/debitur, sehingga kepuasan nasabah dapat
tercapai.
36
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. (2009). Bank dan Lembaga keuangan lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Kasmir. (2012). Bank dan Lembaga keuangan lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Puspitasari. (2012). Perilaku Pembelian Produk Pakaian Bermerk. Jurnal Ilmiah
Ranggagading, 12.
Sulistiono. (2012). Strategi pengembangan Pemasaran UKM Pengrajin Sepatu
Sandal. Jurnal Ilmiah Ranggagading, 63.
http://digilib.unpas.ac.id/files./disk1/39/jbptunpas-gdl-malida-1921-2-babiit-a.pdf
http://yuanitadwi.blogspot.com/2010/08/bab-2-tinjauan-pustaka-2.html
37