Anda di halaman 1dari 73

PENYALURAN DANA DENGAN AKAD IJARAH PADA PT.

BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR

KARYA ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ibn Khaldun Bogor.

Oleh :

Raden Bima Restu Wibawa

180104010553

PROGRAM STUDI DIII KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Raden Bima Restu Wibawa

NPM : 180104010553

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis

Program Studi : DIII Keuangan Dan Perbankan

Konsentrasi : Syariah

Judul Karya Ilmiah : “ Penyaluran Dana Dengan Akad Ijarah Pada PT.
BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor”

Telah Disetujui Untuk Disidangkan Oleh Dosen Pembimbing Karya Ilmiah

Pada Tanggal ............................ 2021

Dosen Pembimbing

Widhi Ariyo Bimo, S.E,. M.M


NIK. 410100396

i
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Raden Bima Restu Wibawa

NPM : 180104010553

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis

Program Studi : DIII Keuangan Dan Perbankan

Pembimbing : Widhi Ariyo Bimo, S.E,. M.M


NIK : 410100396
Judul Karya Ilmiah : “ Penyaluran Dana Dengan Akad Ijarah Pada PT.
BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor”

Telah disetujui untuk disidangkan oleh Dosen Penguji Karya Ilmiah


Pada Tanggal : …...........................2021
Susunan Dosen Penguji

Nama Penguji Tanda Tangan

1. Denia Maulani, S.E.,M.M

2. Hendi Maulana, BBA


Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ketua Program Studi DIII


Universitas Ibn Khaldun Bogor Keuangan Dan Perbankan

Hj. Titing Suharti, S.E., M.M. Widhi Ariyo Bimo, S.E., M.M
NIK: 410100067 NIK 410100396

ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Nama : Raden Bima Restu Wibawa

NPM : 180104010553

Fakultas : Ekonomi & Bisnis

Program Studi : DIII Keuangan & Perbankan

Konsentrasi : Syariah

Judul Karya Ilmiah : “ Penyaluran Dana Dengan Akad Ijarah Pada PT.
BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah yang telah saya susun

berdasarkan praktek kerja lapangan (PKL) dengan data yang diperoleh dan saya

tidak meniru atau melakukan plagiat atas hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, apabila

dikemudian hari ditemukan fakta bahwa saya telah menyalahi pernyataan ini,

maka saya bersedia mempertanggung jawabkannya.

Bogor,………..2021
Yang Membuat Pernyataan

Raden Bima Restu Wibawa

iii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah hirabbil’alamin segala puji dan syukur kehadirat Allah swt.


yang telah memberikan nikmat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “ PENYALURAN DANA DENGAN
AKAD IJARAH PADA PT. BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG
BOGOR” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya pada
program studi DIII Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ibn Khaldun Bogor.

Oleh sebab itu penulis bermaksud menyampaikan rasa terimakasih banyak


atas semangat, bantuan dan arahan dari berbagai pihak dalam rangka penulisan
karya imliah ini kepada :

1. Bapak Dr. H.E. Mujahidin. M.Si. selaku Rektor Universitas Ibn Khaldun
Bogor
2. Ibu Hj. Titing Suharti, S.E., M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Ibn Khaldun Bogor.
3. Bapak Widhi Ariyo Bimo, S.E., M.M selaku Ketua Program Studi DIII
Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ibn
Khaldun Bogor.
Ibu Asti Marlina S.E., M.MSI selaku sekertaris Prodi DIII Keuangan dan
Perbankan beserta jajarannya yang telah memberikan motivasi.
4. Bapak Widhi Ariyo Bimo S.E., M.M selaku pembimbing Prakterk Kerja
Lapangan yang telah memberikan bimbingan, arahan agar karya ilmiah ini
menjadi lebih baik.
5. Segenap dosen dan civitas akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ibn Khaldun Bogor.

iv
6. Terimakasih kepada seluruh karyawan/i PT.BPRS Amanah Ummah
Kantor Pusat Leuwiliang Bogor.
7. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua tercinta yang selal u
mendukung dan mendoakan dalam penyusunan karya ilmiah ini.
8. Terimakasih kepada teman-teman DIII Keuangan dan Perbankan
Angkatan 10 yang sudah mendukung dan bekerjasama selama penyusunan
karya ilmiah ini.
9. Terimakasih kepada kaka saya Raden Risma Restu Rahayu yang selalu
mensupport saya dalam penyusunan karya ilmiah ini.
10. Terimakasih kepada sahabat saya Dicky Maulana dan Deril Febriansyah
yang telah mendukung dan menemani saya dalam penyusunan karya
ilmiah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan karya ilmiah ini masih belum


sempurna. Akhir kata saya ucapkan mohon maaf atas penulisan ini dan semoga
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bogor,……………2021

Penulis

Raden Bima Restu Wibawa

v
ABSTRAK

Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui tentang prosedur dan
syarat penyaluran dana dengan akad ijarah. Penelitian ini dilakukan di BPRS
Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
prosedur dan syarat penyaluran dana sewa ruko dengan akad ijarah tidak berbeda
jauh dengan pembiayaan dana yang ada pada lembaga-lembaga lain. Hal yang
membedakan antara lembaga keuangan satu dengan lembaga keuangan lainnya
adalah kebijakan dan ketentuan yang diberlakukan oleh lembaga keuangan. Untuk
prosedur penyaluran dana ini tahapan awalnya nasabah datang langsung ke bank
lalu mendatangi customer service, setelah itu nasabah mengajukan permohonan
penyaluran dana dengan akad ijarah. Setelah selesai, Nasabah dapat mengunakan
asset yang di sewanya dari bank dan membayar angsuran setiap bulannya sesuai
dengan akad yang sudah disepakati.
Syarat-syarat pengajuan permohonan dana dengan akad ijarah adalah Foto Copy
KTP, Kartu Keluarga, Pas foto, Rekening Listrik, Buku Nikah, Pembukuan Usaha
minimal 6 bulan terakhir dan Foto Copy surat jaminan.

Kata Kunci : Penyaluran Dana, BPRS, Amanah Ummah, Ijarah

vi
ABSTRACT

The purpose of this final project is to find out about the procedures and
conditions for distributing funds under an ijarah contract. This research was
conducted at the BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. The results of this
study indicate that the procedures and conditions for the distribution of shop-
house rental funds with an ijarah agreement are not much different from the
financig of funds available at other institutions. The thing that distinguishes one
financial institution from another is the policies and provisions imposed by the
financial institution. For this fund distribution procedur, the customer first comes
directly to the bank and then goes to customer service, after that the customer
submits an application for distribution of funds with an ijarah agreement. After
completion, the customer can use the assets that are leased from the bank and pay
monthly installments according to the agreed contract.
The requirements for submitting an application for funds with an ijarah contract
are photocopy of ID card, family card, passporrt photo, electricity account,
marriage book, businees book keeping for at least the last 6 months and
photocopy of guarantee letter.

Keywords: disbursement of funds, BPRS, Amanah Ummah, Ijarah

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................


HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN........................................................ iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
ABSTRAK......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Ruang Lingkup ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan Dan Manfaat............................................................................. 3
1.3.1. Tujuan....................................................................................... 3
1.3.2. Manfaat..................................................................................... 3
1.4. Sistematika Penulisan........................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 5
2.1. Tinjauan Umum Bank........................................................................... 5
2.1.1 Pengertian Bank........................................................................ 5
2.2. Jenis–Jenis Bank .................................................................................. 6
2.2.1. Bank Sentral ............................................................................. 6
2.2.2. Bank Umum ............................................................................. 6
2.2.3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) .............................................. 7
2.2.4. Bank Syariah ............................................................................ 7
2.2.5. Tujuan Umum Bank Syariah .................................................... 8
2.2.6. Landasan Hukum Bank Syariah................................................ 10
2.2.7. Produk–Produk Bank Syariah .................................................. 11
2.2.8. Akad–Akad Bank Syariah ........................................................ 16
2.3. Tujuan Umum BPRS ........................................................................... 17

viii
2.3.1. Pengertian BPRS....................................................................... 17
2.3.2. Kegiatan Usaha BPRS .............................................................. 18
2.3.3. Perbedaan BPR dan BPRS........................................................ 19
2.4. Kegiatan Penyaluran Dana.................................................................... 20
2.4.1. Pengertian Penyaluran Dana .................................................... 20
2.4.2. Tujuan dan Fungsi Penyaluran Dana ....................................... 21
2.5. Tujuan Umum Mengenai Akad Ijarah ................................................. 22
2.5.1. Pengertian Akad Ijarah ............................................................. 22
2.5.2. Skema Akad Ijarah ................................................................... 22
2.5.3. Rukun dan Syarat Akad Ijarah.................................................. 23
2.5.4. Jenis–Jenis Akad Ijarah............................................................. 27
2.5.5. Fatwa DSN MUI Tentang Pembiayaan Ijarah.......................... 28
2.5.6. Objek–Objek Ijarah .................................................................. 28
BAB III DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN.............................. 29
3.1. Gambaran Umum PT. BPRS Amanah Ummah.................................... 29
3.1.1. Sejarah BPRS Amanah Ummah................................................ 29
3.1.2. Struktur Organisasi PT. BPRS Amanah Ummah ..................... 31
3.1.3. Bidang-Bidang Kerja PT. BPRS Amanah Ummah ................. 32
3.2. Pelaksanaan Magang dan Temuan........................................................ 43
3.2.1. Jenis dan Bentuk Magang......................................................... 43
3.2.2. Prosedur Kerja dan Temuan...................................................... 44
3.2.2.1. Prosedur Kerja ........................................................... 44
3.2.2.2. Temuan ...................................................................... 44
3.2.3. Kendala yang Dihadapi dan Upaya untuk Memecahkannya.... 44
3.3. Pembahasan........................................................................................... 45
3.3.1. Mekanisme Penyaluran Dana ................................................... 45
3.3.2. Persyaratan Penyaluran Dana ................................................... 47
3.3.3. Simulasi Perhitungan Angsuran Sewa Ruko ............................ 47
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 49
4.1. Kesimpulan........................................................................................... 49
4.2. Saran..................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 50

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Pembimbing Bank/Lembaga Keuangan......................... 52


Lampiran 2 Kegiatan Magang......................................................................... 53
Lampiran 3 Form Nilai Magang..................................................................... 55
Lampiran 4 Penilaian Bank Terhadap Mahasiswa Magang............................ 56
Lampiran 5 Kartu Kendali Pembimbingan Laporan Karya Ilmiah................. 57

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam keadaan masa pandemi seperti saat ini sangat berdampak pada
beberapa sektor kehidupan, salah satunya pada sektor ekonomi dalam
bidang usaha masyarakat. Karena adanya kebijakan pembatasan sosial dan
mobilitas dalam upaya pencegahan penularan covid-19 akibat diadakannya
kebijakan tersebut menimbulkan beberapa masalah yang muncul seperti
berkurangnya pendapatan, terganggunya operasional, bahkan sampai
kekurangan modal. Keadaan seperti ini membuat para pelaku usaha
memutar otak agar tetap bertahan di masa pandemi seperti sekarang ini,
selain membuat inovasi baru agar tetap bertahan di masa pandemi,
Masyarakat membutuhkan modal usaha untuk kembali memulai usaha yang
terdampak oleh pandemi. Salah satu nya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat tersebut yaitu dengan cara melakukan pembiayaan yang
menyediakan dana seperti untuk modal usaha pada lembaga keuangan Bank.
Salah satu kegiatan bank selain menghimpun dana dan memberikan
jasa bank lainnya yaitu menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk
pembiayaan pada bank syariah. Dilihat dari keadaan tersebut guna untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat banyak produk produk bank terutama
pada bank syariah sebagai kegiatan umum bank yaitu untuk menyalurkan
dana dalam bentuk pembiayaan yang saat ini cukup mudah untuk
didapatkan oleh masyarakat.
Dalam pelaksanaanya pembiayaan usaha ini menggunakan akad
ijarah yang merupakan suatu bentuk aktifitas antara dua pihak yang berakad
guna meringankan salah satu pihak atau saling meringankan dan merupakan
tolong menolong yang diajarkan agama, ijarah pada prakteknya adalah
melakukan akad untuk mengambil manfaat sesuatu yang diterima dari orang
lain dengan jalan membayar sesuatu dengan perjanjian yang telah
ditentukan dengan syarat-syarat yang sesuai dengan ketentuan syar’i, bentuk
muamlah ijarah ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia dan syariat

1
islam membenarkan. Seseorang kadang dapat memenuhi salah satu
kebutuhan hidupnya tanpa

2
2

melalui peroses pembelian, karna jumlah uang yang terbatas cukup dengan
cara sewa menyewa. Dalam islam terdapat jenis transaksi yang dihalalkan
sehingga kita dapat mengambil manfaat dan ridha allah dalam melakukan
kegiatan ekonomi tersebut.
Transaksi tersebut antara lain adalah ijarah (sewa) dengan berjalan
nya transaksi tersebut dapat menuntaskan kemiskinan. Islam menetapkan
aturan komprensif dalam bidang ekonomi, yaitu tentang keterkaitan antara
dua orang yang melakukan transaksi melalui adanya hukum-hukum agama
tentang masalah itu. Aturan itu merupakan rambu-rambu tentang bagaimana
mencari dan mengembangkan harta sekaligus pengalokasian dan
pembelanjaannya. kegiatan sewa ini telah disepakati. Pada kegiatannya
untuk menyalurkan dana, bank tidak sembarang memberikan fasilitas
pembiayaan, ada beberapa prosedur yang harus dilewati untuk pemberian
pembiyaan. Melalui penilaian terhadap calon nasabah dan persyaratan lain
yang harus dipenuhi, juga disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Penilaian
ini harus dilakukan dengan teliti dan dengan perhitungan yang benar benar
matang untuk mengurangi resiko yang terjadi. Seperti untuk mengurangi
resiko pembiayaan bermasalah.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Amanah Ummah atau yang lebih
dikenal dengan BPRS Amanah Ummah merupakan salah satu BPRS yang
ada di Indonesia khususnya yang berkembang di Kabupaten/Kota bogor
yang beroperasi berdasarkan prinsip prinsip syariah yang tujuannya
membangun kualitas kehidupan umat melalui perbankan syariah. BPRS
amanah ummah menawarkan beberapa produk perbankan yang salah
satunya produk penyaluran dana untuk modal usaha. Berdasarkan uraian
latar belakang dalam penulisan ini, maka penulis akan melakukan penulisan
karya ilmiah dengan judul “ Penyaluran Dana dengan Akad ijarah pada
PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor”.

1.2 Ruang Lingkup


1. Apa saja syarat – syarat untuk mendapatkan penyaluran dana usaha
pada PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor
3

2. Bagaimana mekanisme produk penyaluran dana usaha pada PT. BPRS


Amanah Ummah Leuwiliang Bogor
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat terhadap calon nasabah
penyaluran dana usaha pada PT. BPRS Amanah Ummah
Leuwiliang Bogor
b. Untuk mengetahui mekanisme penyaluran dana usaha pada PT.
BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor
1.3.2 Manfaat
a. Bagi Penulis
Penulisan ini dapat menambah wawasan mengenai mekanisme
penyaluran dana usaha, mendapatkan pengalaman tentang
praktek kerja lapangan di dunia perbankan.
b. Bagi Akademik
Dapat menambah pengetahuan tentang mekanisme penyaluran
dana dengan akad ijarah juga Sebagai wadah untuk
mempromosikan Program Studi D3 Keuangan dan perbankan
yang siap bersaing dan berkualitas dalam dunia kerja.
c. Bagi Instansi
Penulisan ini sebagai sumber referensi dan informasi tentang
mekanisme penyaluran dana dengan akad ijarah pada PT.
BPRS Amanah Ummah.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan karya ilmiah ini terdiri dari empat bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan
manfaat dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi teori yang berkaitan dengan penulisan yang menjadi
landasan untuk penulisan ini yang terdiri dari teori teori mengenai Bank,
fungsi-fungsi Bank, pengertian penyaluran dana, tujuan penyaluran dana,
4

macam- macam akad pembiayaan, penilaian terhadap nasabah pembiayaan


dan teori mengenai penyaluran dana usaha.
BAB III DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang hasil dari program magang, terdiri dari
sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, bidang-bidang
kerja perusahaan, jenis dan bentuk magang, prosedur kerja dan temuan,
kendala yang dihadapi dan upaya untuk memecahkannya, dan pembahasan
mengenai mekanisme penyaluran dana dengan akad ijarah.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya,
saran yang bisa diberikan, dan disertai daftar pustaka dan lampiran-
lampiran.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Bank


2.1.1 Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Selain itu juga
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan. Dalam buku bank dan lembaga
keuangan (2010) karya Irsyad Lubis, bank secara harfiah berasal dari
bahasa Italy, yakni banco artinya bangku. Pada zaman dahulu,
bangku digunakan oleh para banker untuk melakukan kegiatan
operasional melayani masyarakat atau nasabah. Istilah tersebut
berkembang hingga menjadi bank.
Fungsi bank secara umum adalah menghimpun dana
masyarakat dan menyalurkannya kembali pada masyarakat untuk
berbagai tujuan atau dikenal sebagai Financial Intermediary lalu
fungsi bank secara khusus terbagi menjadi tiga, yakni agen of trust
yaitu bank membawa kepercayaan, dinilai sebagai lembaga yang
mengandalkan kepercayaan sebagai kunci dan dasar utama kegiatan
perbankan, Agent of development yaitu bank mampu memberikan
kegiatan yang mengajak masyarakat untuk melakukan investasi,
distribusi, konsumsi, atau jasa yang menggunakan uang sebagai
medianya lalu Agen of service yaitu bank menawarkan berbagai jasa
keuangan, seperti jasa penyimpanan dana, pemberian pinjaman dan
lainnya

5
6
6

2.2 Jenis - Jenis Bank


2.2.1 Bank Sentral
Bank sentral adalah instansi yang bertanggung jawab terhadap
kebijakan moneter suatu negara. Tugas dari bank sentral adalah
menjaga stabilitas harga atau nilai mata uang dalam suatu negara.
Contohnya, rupiah di indonesia. Dengan operasi bank sentral yang
baik, inflasi dapat dikendalikan atau memiliki nilai serendah
mungkin. Hal ini memungkinkan perekonomian yang terkendali dan
sehat juga keseimbangan jumlah barang dan uang terjaga.
Bank sentral berhak membuat dan melaksanakan kebijakan
moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Selain itu bank sentral juga bertugas mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran tunai juga nontunai.
Terakhir bank sentral memiliki tanggung jawab dalam mengatur dan
mengawasi perbankan untuk membatasi risiko dan biaya krisis
sistemik. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan sistem
keuangan negara. Contoh bank sentral yang ada di indonesia adalah
Bank Indonesia.

2.2.2 Bank Umum


Bank umum merupakan bank yang melakukan kegiatan usaha
secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syaraih. Pada
intinya bank umum umum memberikan layanan jasa dalam lalu
lintas pembayaran, badan usaha ini memiliki wewenang
menghimpun dana dari masyarakat. Bentuk dana yang bisa dikelola
sebuah bank umum adalah dalam bentuk simpanan. Simpana ini
disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit maupun bentuk
lainnya. Tujuan dari bank umum adalah meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Menurut ahli perbankan, bank umum merupakan
institusi keuangan yang berorientasi pada laba.
Bank umum sendiri memiliki beberapa jenis berdasarkan
statusnya. Dua kelompok bank umum adalah bank devisa dan bank
nondevisa, bank devisa merupakan jenis bank umum yang
7

memperoleh persetujuan dari bank sentral, yaitu bank indonesia


untuk melakukan kegiatan usaha perbankan menggunakan valuta
asing. Dengan bank devisa kamu bisa transfer uang ke luar negri,
transaksi ekspor dan impor, juga jual beli valuta asing. Sementara
itu bank nondevisa adalah bank yang belum memiliki izin transaksi
sebagai bank devisa. Oleh karena itu kegiatannya terbatas.

2.2.3 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


BPR atau bank perkereditan rakyat adalah salah satu jenis dari
bank yang hanya menerima simpanan dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan, bank
ini menyalurkan dana tersebut sebagai upaya BPR
Biasa nya BPR ditemukan di kota-kota kecil yang dekat
dengan masyarakat yang membutuhkan, BPR biasanya ditemukan
dalam bentuk Bana Desa, Lumbung Desa, Bank Pegawai, Bank
Pasar, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Badan Kredit Desa (BKD), dan
Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Selain itu BPR juga bisa
berbentuk Badan Kredit Kecamatan (BKK), Bank Karya Produksi
Desa (BKPD), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK) dan lain-lain
Semua bentuk tersebut berdasarkan kepada UU Perbankan
Nomor 7 Tahun 1992. Tujuan dari BPR adalah untuk melayani
masyarakat kecil di pelosok yang sulit mendapat akses ke bank
umum.

2.2.4 Bank Syariah


Bank syariah adalah lembaga perbankan yang dijalankan
dengan prinsip syariah. Dalam setiap aktivitas usahanya selalu
menggunakan hukum-hukum islam yang tercantum di dalam AL-
Quran dan Hadist. Menurut UU No. 21 Tahun 2008 menyebutkan
bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya (Reza Sri Rahayu, 2020).
8

Menurut Wibowo (2005) Bank Syariah adalah bank yang


beroprasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam. Bank ini tata
cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an
dan Hadist. Sedangkan menurut Shahdeiny (2007), Bank Syariah
adalah lembaga yang berfungsi sebagai intermediasi yaitu
menyerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-
dana tersebut untuk masyarakat yang membutuhkan untuk
pembiayaan tanpa bunga, melainkan sesuai prinsip Syariah.
Perbankan Syariah adalah suatu sistem yang pelaksanaan nya
berdasarkan prinsip hukum islam ( Syariah ). Terbentuknya sistem
ini adanya larangan dalam agama islam untuk tidak mengambil riba
dalam transaksi ekonomi yang menurut Jumhur ulama direfleksikan
oleh bunga pinjaman. Disamping itu, ada juga larangan untuk tidak
berinvestasi pada usaha-usaha berkatagori terlarang (Haram) seperti
tempat-tempat perjudian atau perternakan babi dan sebagainya
(Khalidin, 2013).

2.2.5 Tujuan Umum Bank Syariah


Bank pada dasarnya adalah entitas yang melakukan
penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau
dengan kata lain melaksanakan fungsi intermediasi keuangan. Dalam
sistem perbankan di Indonesia terdapat dua macam sistem oprasional
perbankan, yaitu bank konvensioanl dan bank syariah. Sesuai
Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah,
Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur
dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan
keseimbangan (‘adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),
universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, masyir,
riba, zalim dan objek yang haram.
Selain itu Undang-undang perbankan syariah juga
mengamanahkan bank syariah untuk menjalankan fungsi sosial
dengan menjalankan fungsi seperti lembaga baitul mal, yaitu
9

menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah atau
dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf
(nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif). Pelaksanan fungsi
pengaturan dan pengawasan perbankan syariah dari aspek
pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik
dilaksanakan oleh OJK sebagaimana halnya pada perbankan
konvensional, namun dengan pengaturan dan sistem pengawasan
yang disesuaikan dengan kekhasan sistem oprasional perbankan
syariah
Masalah pemenuhan prinsip syariah memang hal yang unik,
karena hakikinya bank syariah adalah bank yang menawarkan
produk yang sesuai dengan prinsip syariah. Kepatuahn pada prinsip
syariah menjadi sangat fundamental karena hal inilah yang menjadi
alasan dasar eksistensi bank syariah. Selain itu, kepatuhan pada
prinsip syariah dipandang sebagai sisi kekuatan bank syariah.
Dengan konsisten pada norma dasar dan prinsip syariah maka
kemaslhatan berupa kestabilan sistem, keadilan dalam berkontrak
dan terwujudnya tata kelola yang baik dapat berwujud.
Sistem dan mekanisme untuk menjamin pemenuhan kepatuhan
syariah yang menjadi isu penting dalam pengaturan bank syariah.
Dalam kaitan ini lembaga yang memiliki peran penting adalah
Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI. Undang-undang No. 21
Tahun 2008 tentang perbankan syariah memberikan kewenangan
kepada MUI yang fungsinya dijalankan oleh organ khusus yaitu
DSN-MUI untuk menerbitkan fatwa kesesuaian syariah suatu produk
bank.
Kemudian Peraturan Bank Indonesia (sekarang POJK)
menegaskan bahwa seluruh produk perbankan syariah hanya boleh
ditawarkan kepada masyarakat setelah bank mendapat fatwa dari
DSN-MUI dan memperoleh ijin dari OJK pada tataran operasional
pada setiap bank syariah juga diwajibkan memiliki Dewan Pengawas
Syariah (DPS) yang fungsinya ada dua, pertama fungsi pengawasan
10

syariah dan kedua fungsi advisory (penasehat) ketika bank


dihadapkan pada pertanyaan mengenai apakah suatu aktifitasnya
sesuai syariah apa tidak .
Serta dalam proses melakukan pengembangan produk yang
akan disampaikan kepada DSN untuk memperoleh fatwa. Selain
fungsi-fungsi itu, dalam perbankan syariah juga diarahkan memiliki
fungsi internal audit yang fokus pada pemantauan kepatuhan syariah
untuk membantu DSP, serta dalam pelaksanaan audit eksternal yang
digunakan bank syariah adalah auditor yang memiliki kualifikasi dan
kompetisi di bidang syariah.
Secara umum terdapat bentuk usaha bank syariah terdiri atas
Bank Umum dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dengan
perbedaan pokok BPRS dilarang menerima simpanan berupa giro
dan ikut serta dalam lalu lintas sistem pembayaran. Secara
kelembagaan Bank Umum syariah ada yang berbentuk bank syariah
penuh (full-pledged) dan terdapat pula dalam bentuk unit usaha
syariah (UUS) dari bank umum konvensional. Pembagian tersebut
serupa dengan bank konvesional, dan sebagaimana halnya diatur
dalam UU perbankan, UU perbankan syariah juga mewajibkan setiap
pihak yang melakukan kegiatan penghimpunan dana masyarakat
dalam bentuk simpanan atau investasi berdasarkan prinsip syariah
harus terlebih dahulu mendapat izin OJK

2.2.6 Landasan Hukum Bank Syariah


Dasar hukum mengenai bank syariah mengacu pada undang-
undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana diubah
dengan undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan
atas undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan (“UU
10/1998”) dan Undang –undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah (“UU 21/2008”).
Bank syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
11

usahanya. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan


usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri
atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah,
perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan
prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Yang
dimaksud dengan “demokrasi ekonomi” adalah kegiatan ekonomi
syariah yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan,
dan kemanfaatan.
Sementara yang dimaksud dengan prinsip kehati-hatian adalah
pedoman pengelolaan bank yang wajib dianut guna mewujudkan
perbankan yang sehat, kuat, dan efisien sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Menurut UU 10/1998, Prinsip
Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara
bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan pembiayaan
kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan
syariah.

2.2.7 Produk–Produk Bank Syariah


Beberapa produk yang dikeluarkan oleh bank syariah sebagai
berikut :
1. Produk Pendanaan (Funding)
Produk pendanaan merupakan produk yang dikeluarkan
oleh bank kepada masyarakat, dengan produk ini bank dapat
memperoleh dan mengambil dana, seperti Tabungan, Deposito,
dan Giro.
a. Tabungan
Tabungan adalah bentuk simpanan nasabah yang
produknya dapat diambil apabila nasabah membutuhkan,
dan bagi hasil nya rendah untuk menabung. Akan tetapi
produk ini adalah produk yang menghimpun dana lebih
yang dimana biaya minimal bagi pihak bank tersebut akan
menawarkan bagi hasil yang rendah. Pada masa sekarang
sudah ada produk yang gabungan dari tabungan dan
12

deposito seperti produk tabungan berencana yang sifatnya


itu hampir sama dengan tabungan biasa akan tetapi
nasabah wajib menyetor dana secara rutin sesuai dengan
kemapuan nasabah, kemudian tidak boleh diambil dalam
waktu tertentu. Tabungan berencana ini bagi hasilnya
lebih besar dibandingkan kesulitan dalam mengatur
keuangan mereka, maka nasabah terkadang memilih
tabungan ini sebagai strategi dalam mengatur keuangan
keluarga dan dilengkapi fasilitas asuransi jiwa (Reza Sri
Rahayu, 2020).
Tabungan adalah simpanan uang di bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu. Umumnya bank akan memberikan buku tabungan
yang berisi informasi seluruh transaksi yang anda lakukan
dan kartu ATM lengkap dengan nomor pribadi (PIN).
Dalam perkembangannya saat ini, terdapat beberapa jenis
tabungan yang tidak lagi menggunakan buku tabungan
melainkan internet/mobile banking (OJK, 2019).

b. Deposito
Menerut UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008,
deposito adalah investasi dana berdasarkan akad
mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah, penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad yang
disepakati oleh nasabah dan bank syariah.
Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank
yang bersangkutan. Penarikan yang dimaksud ialah
simpanan yang ditarik oleh si penyimpan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan
dengan bank (Reza Sri Rahayu, 2020).
13

c. Giro
Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
mempergunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya,
atau dengan cara pemindah bukuan. Simpanan giro ini
mempunyai kegunaan bagi si penyimpan yaitu dapat
membayar transaksi jual beli dengan mempergunakan cek,
bilyet giro, atau sarana pemerintah pembayaran lainnya
(Reza Sri Rahayu, 2020).
Simpanan giro merupakan simpanan yang berasal dari
masyarakat atau dana pihak ketiga yang dapat ditarik
setiap saat menggunakan sarana penarikan berupa cek dan
bilyet giro atau sarana lainnya. Memiliki rekening giro
sama dengan memiliki uang tunai, pebisnis dan
masyarakat dapat dengan mudah melakukan transaksi
bisnisnya hanya dengan melakukan pembayaran cek atau
bilyet giro (Ismail, 2014: 28).

2. Produk Penyaluran Dana (Financing)


Produk penyaluran dana adalah produk yang dapat
menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan agar
masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari bank dengan
memenuhi semua persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan
oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan, baik dari lembaga maupun individu.
Dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 yaitu tentang
perbankan menjelaskan bahwa pembiayaan adalah dana yang
tersedia atau berupa tagihan yang dipersamakan seperti (Al-
Arif, 2012):
14

1. Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama antara bank selaku
pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah selaku
(mudharib) yang mempunyai keahlian atau keterampilan
untuk mengelola suatu usaha yang produktif dan halal.
Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi
bersama berdasarkan nisbah yang disepakati.

2. Musyarakah
Musyarakah adalah bentuk pembiayaan dengan skema
bagi hasil (syirkah) dimana bank menempatkan dana
sebagai modal usaha untuk nasabah, dan selanjutnya bank
dan nasabah akan melakukan bagi hasil atas usaha sesuai
nisbah yang disepakati pada jangka waktu tertentu.

3. Ijarah
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang
atau jasa, melalui sewa tanpa diikuti dengan pemindahaan
kepemilikan atas barang itu sendiri. Secara istilah ijarah
berarti suatu perjanjian tentang pemakaian atau
pemungutan hasil suatu benda, binatang atau tenaga
manusia.

4. Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli antara bank dengan
nasabah. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah
kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan
sebesar harga perolehan ditambah dengan margin
keuntungan yang disepakati antara bank dan nasabah.
15

5. Salam
Salam adalah akad pembiayaan suatu barang dengan
cara pemesanan dan pembayaran harga yang dilakukan
terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang telah
disepakati. Bank dalam hal ini berposisi sebagai pemesan
(pembeli) barang yang akan diproduksi oleh nasabah.

6. Istisna
Istisna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli /
mustashni’) dan penjual (pembuat/shani’)

7. Qardh
Qardh adalah akad pinjaman yang wajid dikembalikan
dengan jumlah yang sama pada waktu yang disepakati.
Secara teknis diberikan oleh lembaga keuangan syariah
kepada orang lain yang kemudian digunakan untuk
kebutuhan yang mendesak.

8. Ijarah muntahiya bittamlik


Ijarah Muntahiya Bittamlik merupakan akad perjanjian
sewa-menyewa yang diakhiri pemindahan hak milik
dengan cara hibah di akhir masa sewa.

3. Produk Jasa
Bank Syariah selain mejalankan fungsinya sebagai pihak
yang kelebihan dana dan kekurangan dana, bank syariah juga
melakukan berbagai pelayanan jasa kepada nasabah seperti,
sharf atau jual beli valuta asing penyerahan harus dilakukan
16

pada waktu yang sama. Keuntungan yang didapatkan di bank


yaitu melalui jual beli valuta asing (Al-Arif, 2012).
2.2.8 Akad-akad Bank Syariah
1. Wadiah
Akad penitipan barang atau uang antara pihak yang
mempunyai barang atau uang dan pihak yang diberi
kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan,
keamanan, serta keutuhan barang atau uang.

2. Mudharabah
Akad kerjasama suatu usaha antara pihak pertama (malik,
shahibul mal, atau bank syariah) yang menyediakan seluruh
modal dan pihak kedua (‘amil, mudharib, atau nasabah) yang
bertindak selaku pengelola dana dengan kesepakatan yang
dituangkan dalam akad, sedangakan kerugian ditanggung
sepenuhnya oleh bank syariah kecuali jika pihak kedua
melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi
perjanjian

3. Musyarakah
Akad kerjasama diantar dua pihak atau lebih untuk usaha
tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana
masing-masing

4. Murabahah
Akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga
belinya kepada pembeli dan pembeli membayar nya dengan
harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati

5. Salam
Akad pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan
dan pembayaran harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan
syarat tertentu yang disepakati
17

6. Istisna
Akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu yang disepakati antara pemesan
atau pembeli (mustashni) dan penjual atau pembuat (shani’)

7. Ijarah

Akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak


guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan
transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
barang itu sendiri

8. Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik


Akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak
guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan
transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang

9. Qardh
Akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan
bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya
pada waktu yang telah disepakati

2.3 Tinjauan Umum BPRS


2.3.1 Pengertian BPRS
Dalam rangka mendukung perkembangan perekonomian
nasional, maka diperlukan lembaga perbankan yang mampu
memberikan layanan secara luas kepada masyarakat. Kebutuhan
masyarakat akan adanya lembaga perbankan syariah dirasa cukup
tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut maka dalam
sistem perbankan nasional dimungkinkan adanya pendirian bank
syariah yang salah satu jenisnya adalah Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS).
18

Keberadaan BPRS dimaksudkan untuk dapat memberikan


layanan perbankan secara cepat, mudah dan sederhana kepada
masyarakat khususnya pengusaha menengah, kecil dan mikro baik di
perdesaan maupun perkotaan. BPRS sebagai salah satu lembaga
kepercayaan masyarakat yang kegiatan usaha nya berdasarkan
prinsip syariah, dituntut agar selalu dapat mengemban amanah dari
para pemilik dana dengan cara menyalurkannya untuk usaha
produktif dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dalam menjalankan kegiatan usaha nya, BPRS harus selalu
memegang teguh prinsip kehati-hatian serta mampu menerapkan
prinsip syariah secara konsisten, sehingga tercipta BPRS yang sehat
yang mampu memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.

2.3.2 Kegiatan Usaha BPRS


Pada pasal 21 disebutkan bahwa kegiatan usaha Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah meliputi:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:
a. Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan
itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah
b. Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad
mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
2. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:
a. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau
musyarakah
b. Pembiayaan berdasarkan akad murabahah,salam,atau
istishna
c. Pembiayaan berdasarkan akad qardh
d. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergrak
kepada nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik
19

e. Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah


3. Menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk
titipan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi berdasarkan
akad mudharabah dan /atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah
4. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun
untuk kepentingan nasabah melalui rekening bank pembiayaan
rakyat syariah yang ada di bank umum syariah, bank umum
konvesional, dan uus
5. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank
syariah lainnya yang sesuai dengan prisip syariah berdasarkan
persetujuan bank indonesia.

2.3.3 Perbedaan BPR dengan BPRS


Berikut ini prinsip kegiatan usaha yang dilakukan oleh BPR
menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengatur segala
kegiatan bank dan usaha di Indonesia :
1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan, seperti deposito
berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit kepada nasabah.
3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
4. Menaruh dana dalam bentuk sertifikat deposito, sertifikat BI,
sertifikat deposito, deposito berjangka.
Akan tetapi ada kegiatan yang dilarang BPR, berdasarkan
pasal 14 UU No. 17 Tahun 1992, seperti :
1. BPR dilarang menerima deposito atau simpanan dalam bentuk
giro dan menyertai lalu lintas pembayaran dalam kegiatan
usaha.
2. BPR dilarang melakukan usaha perasuransian.
3. BPR dilarang melakukan kegiatan usaha dalam bentuk valuta
asing.
20

4. BPR dilarang melakukan penyertaan modal.


5. BPR dilarang melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha
BPRS.
Berikut ini kegiatan usaha BPRS menurut OJK :
1. BPRS menjalankan seluruh kegiatan bank dengan prinsip
syariah berdasarkan aturan BI.
2. BPRS menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
dana kepada masyarakat atau nasabah.
3. BPRS menghimpun dana nasabah ke bank syariah lain dalam
berdasarkan semua akad syariah.
4. BPRS Memindahkan uang, dengan tujuan untuk kepentingan
bank sendiri atau untuk kepentingan nasabah melalui rekning
BPRS lain yang ada di Bank Umum Syariah atau Bank Umum
Konvensional.

2.4 Kegiatan Penyaluran Dana


2.4.1 Pengertian Penyaluran Dana
Penyaluran Dana merupakan aktivitas Bank Syariah dalam
menyalurkan dana kepada pihak lain selain Bank berdasarkan prinsip
syariah. Penyaluran Dana dalam bentuk pembiayaan di dasarkan
pada kepercayaan yang di berikan oleh pemilik dana kepada
pengguna dana. Penerima Pembiayaan mendapat kepercayaan dari
pemberi pembiayaan, sehingga penerima pembiayaan berkewajiban
untuk mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya sesuai
dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan dalam akad
pembiayaan.
Pembiayaan yang diberikan kepada Bank Syariah berbeda
dengan kredit yang diberikan oleh Bank Konvensional. Dalam
perbankan syariah, return atas pembiayaan tidak dalam bentuk
bunga, akan tetapi dalam bentuk lain seuai dengan akad–akad yang
disediakan dibank syariah.
Dalam perbankan syariah, istilah kredit tidak dikenal, karena
bank syariah memiliki skema yang berbeda dengan bank
21

konvensional dalam menyalurkan dananya kepada pihak yang


membutuhkan. Bank syariah menyalurkan dananya kepada nasabah
dalam bentuk pembiayaan. Sifat pembiayaan bukan merupakan
utang piutang, tetapi merupakan investasi yang diberikan bank
kepada nasabah dalam melakuan usaha.
Menurut Undang–Undang Perbankan Pasal 1 angka 12,
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyedia uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pada
perbankan syariah, pembiayaan yang diberikan kepada pihak
pengguna dana berdasarkan prinsip syariah dan aturan yang
digunakan yaitu hukum islam.
(Ismail, 2011)

2.4.2 Tujuan Dan Fungsi Penyaluran Dana


Penyaluran dana atau disebut juga dengan pembiayaan.
Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktifa
produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman
dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam
bentuk pembiayaan.
Adapun tujuan dari pembiayaan yaitu:
1. Para pemilik mengharapkan akan memperoleh
penghasilan atas dana yang telah disalurkan dari bank
tersebut.
2. Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran
pembiayaan dana tersebut diharapkan dapat
meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap
survival dan meluas jaringan usahanya.
Adapun fungsi dari penyaluran dana tersebut yaitu:
22

1. Meningkatkan daya guna uang, para penabung di bank


dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Uang
tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan
kegunaanya oleh bank guna untuk usaha produktif.
2. Menimbulkan kegairahan dalam berusaha.
3. Stabilitas ekonomi
4. Meningkatkan peredaran uang.

2.5 Tinjauan Umum Mengenai Akad Ijarah


2.5.1 Pengertian Akad Ijarah
Akad Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas
suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa
(ujroh), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu
sendiri. Akad Ijarah merupakan akad sewa antara mu’jir dengan
mustajir atau antara musta’jir dengan air untuk mempertukarkan
manfa’ah dan ujroh, baik manfaat barang maupun jasa.
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu
aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujroh) tanpa
diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. Sewa yang
dimaksud adalah sewa operasi (operating lease).
Pembiayaan Ijarah adalah penyediaan dana dalam rangka
pemindahan hak guna/manfaat atas suatu aset dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa (ujroh) tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan aset itu sendiri. Pembiayaan Ijarah adalah pembiayaan
untuk memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau
jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan barang itu sendiri.

2.5.2 Sekma Akad Ijarah

1
2
23

Prosedur Pelaksanaan Pembiayaan Ijarah :


1. Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan ijaroh dalam
bentuk penyewaan aset kepada BPRS yang dimiliki oleh
BPRS.
2. BPRS melakukan analisa terhadap kemauan bayar
(Willingness to Pay) dan kemampuan bayar (Abitlity to Pay)
(5–C) nasabah. BPRS menyetujui pembiayaan nasabah (harga
pokok sewa, ujroh dan jangka waktunya), kemudian BPRS dan
nasabah melakukan Akad Pembiayaan Ijaroh.
3. Nasabah menggunakan asset yang disewanya dari BPRS.
4. Nasabah mengangsur kepada BPRS berdasarkan kesepakatan
untuk jumlah dan jangka waktunya, setelah berakhir masa
sewa nasabah mengembalikan aset tersebut kepada BPRS.

2.5.3 Rukun dan Syarat Akad Ijarah


Rukun Ijarah
a. Mu‟jar(orang/barang yang disewa)
b. Musta‟jir (orang yang menyewa)
c. Sighat (ijab dan qabul)
d. Upah dan manfaat

Dasar Hukum Ijarah


a. Al- Qur‟an
Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 233:

ِ ‫سلَّ ْمتُم َّمآ َءاتَ ْيتُم بِا ْل َم ْع ُر‬


َ‫وف َواتَّقُوا هللا‬ َ َ‫ض ُعوا َأ ْوالَ َد ُك ْم فَالَ ُجن‬
َ ‫اح َعلَ ْي ُك ْم ِإ َذا‬ ْ َ‫وَِإنْ َأ َر ْدتُ ْم َأن ت‬
ِ ‫ست َْر‬
}233{ ‫صي ُُر‬ ِ َ‫َوا ْعلَ ُموا َأنَّ هللاَ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬
“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,
Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada
24

Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang


kamu kerjakan”. (QS.al-Baqarah:233)

Surat tentang Larangan Riba


QS. Al-Baqarah Ayat 278
َ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو َذرُوْ ا َما بَقِ َي ِمنَ الر ِّٰب ٓوا اِ ْن ُك ْنتُ ْم ُّمْؤ ِمنِ ْين‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada
Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang beriman.

b. Al-Hadits

‫أعطوااألجيرأجره قبل ان يجف عرقه‬


“Berikanlah upah kepada orang yang kamu pekerjakan
sebelum kering keringat mereka”.(HR. Abu Ya’la, Ibnu Majah,
at-Thabrani dan Tirmidzi)
Macam-Macam Ijarah
Pembagian ijaraħ biasanya dilakukan dengan memperhatikan
objek ijarah tersebut. Ditinjau dari segi objeknya, akad ijarah
menurut ulama fiqih dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Ijarah ‘ala al-manafi’ (Sewa-menyewa)
Sewa menyewa adalah praktik ijarah yang berkutat pada
pemindahan manfaat terhadap barang. Barang yang boleh
disewakan adalah barang-barang mubah seperti sawah untuk
ditanami, mobil untuk dikendarai, rumah untuk ditempati.
Barang yang berada ditangan penyewa dibolehkan untuk
dimanfaatkan sesuai kemauannya sendiri, bahkan boleh
disewakan lagi kepada orang lain. Apabila terjadi kerusakan
pada benda yang disewa, maka yang bertanggung jawab adalah
pemilik barang (mu’jir) dengan syarat kecelakaan tersebut
bukan akibat dari kelalaian penyewa (musta’jir). Apabila
kerusakaan benda yang disewakan itu, akibat dari kelalaian
25

penyewa (musta’jir) maka yang bertanggung jawab atas


kerusakan barang tersebut adalah penyewa itu sendiri.
2. Upah mengupah
Upah mengupah disebut juga dengan jual beli jasa.
Misalnya ongkos kendaraan umum, upah proyek pembangunan,
dan lain-lain. Pada dasanya pembayaran upah harus diberikan
seketika juga, sebagaimana jual beli yang pembayarannya
waktu itu juga. Tetapi sewaktu perjanjian boleh diadakan
dengan mendahulukan upah atau mengakhirkan. Jadi
pembayarannya sesuai dengan perjanjiannya. Tetapi kalau ada
perjanjian, harus segera diberikan manakala pekerjaan sudah
selesai.

Syarat Ijarah
1. Kedua orang yang berakad harus baligh dan berakal.
2. Menyatakan kerelaannya untuk melakukan akad ijarah.
3. Manfaat yang menjadi objek ijarah harus diketahui secara
sempurna.
4. Objek ijarah boleh diserahkan dan dipergunakan secara
langsung dan tidak bercacat.
5. Objek ijarah sesuatu yang dihalalkan oleh syara‟ dan
merupakan sesuatu yang bisa disewakan.
6. Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa.
7. Upah/sewa dalam akad harus jelas, tertentu dan sesuatu yang
bernilai harta.

Fitur dan Mekanisme


a. Hak Perusahaan Pembiayaan sebagai pemberi sewa (muajjir),
yaitu memperoleh pembayaran sewa dan/atau biaya lainnya
dari penyewa (musta‟jir);dan mengakhiri akad Ijarah dan
menarik objek Ijarah apabila penyewa tidak mampu membayar
sewa sebagaimana diperjanjikan.
26

b. Kewajiban perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa


antara lain, yaitu:
1) Menyediakan objek ijarah yang disewakan;
2) Menanggung biaya pemeliharaan objek ijarah;
3) Menjamin objek ijarah yang disewakan tidak terdapat cacat
dan dapat berfungsi dengan baik.

c. Hak penyewa (musta‟jir), antara lain meliputi:


1) Menerima objek ijarah dalam keadaan baik dan siap
dioperasikan;
2) Menggunakan objek ijarah yang disewakan sesuai dengan
Persyaratan-persyaratan yang diperjanjikan.
d. Kewajiban penyewa antara lain meliputi:
1) Membayar sewa dan biaya-biaya lainnya sesuai yang
diperjanjikan;
2) Mengembalikan objek iajrah apabila tidak mampu
membayar sewa;
3) Menjaga dan menggunakan objek ijarah sesuai yang
diperjanjikan;
4) Tidak menyewakan kembali dan/atau memindahtangankan
objek ijarah kepada pihak lain.
e. Objek Ijarah
Objek ijarah adalah berupa barang modal yang memenuhi
ketentuan, antara lain:
1) Objek ijarah merupakan milik dan/atau dalam penguasaan
perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa (muajjir);
2) Manfaat objek ijarah harus dapat dinilai;
3) Manfaat objek ijarah harus dapat diserahkan penyewa
(musta‟jir);
4) Pemanfaatan objek ijarah harus bersifat tidak dilarang
secara syariah (tidak diharamkan);
5) Manfaat objek ijarah harus dapat ditentukan dengan jelas;
27

6) Spesifikasi objek ijarah harus dinyatakan dengan jelas,


antara lain melalui identifikasi fisik, kelayakan, dan jangka
waktu pemanfaatannya.

f. Sifat dan Hukum Akad Ijarah


Para ulama Fiqh berbeda pendapat tentang sifat akad ijarah,
apakah bersifat mengikat kedua belah pihak atau tidak. Ulama
Hanafiah berpendirian bahwa akad ijarah bersifat mengikat,
tetapi boleh dibatalkan secara sepihak apabila terdapat uzur dari
salah satu pihak yang berakad, seperti contohnya salah satu
pihak wafat atau kehilangan kecakapan bertindak hukum.
Apabila salah seorang yang berakad meninggal dunia, akad
ijarah batal karena manfaat tidak boleh diwariskan.
Akan tetapi, jumhur ulama mengatakan bahwa akad ijarah
itu bersifat mengikat, kecuali ada cacat atau barang itu tidak
boleh dimanfaatkan. Apabila seorang yang berakad meninggal
dunia, manfaat dari akad ijarah boleh diwariskan karena
termasuk harta dan kematian salah seorang pihak yang berakad
tidak membatalkan akad ijarah.
g. Berakhirnya Akad Ijarah
1) Objek Hilang atau Musnah,
2) Tenggang waktu yang disepakati dalam akad ijarah telah
berakhir,
3) Menurut Ulama Hanafiyah, wafatnya seorang yang berakad.
4) Menurut Ulama Hanafiyah, apabila ada uzur dari salah satu
pihak seperti rumah yang disewakan disita Negara karena
terkait utang yang banyak, maka akad ijarah batal. Akan
tetapi, menurut jumhur ulama uzur yang boleh
membatalkan akad ijarah hanyalah apabila obyeknya cacat
atau manfaat yang dituju dalam akad itu hilang, seperti
kebakaran dan dilanda banjir.

2.5.4 Jenis–Jenis Akad Ijarah


28

Berdasarkan Objek yang Disewakan, ijarah ini bisa dibedakan


menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat terhadap asset yang tidak bergerak. Misalnya seperti
rumah, mobil dan motor.
2. Manfaat terhadap asset jasa. Misalnya seperti yang berasal dari
hasil karya atau dari pekerjaan seseorang.

Ijarah dibagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut:


1. Ijarah
Adalah kegiatan sewa menyewa objek ijarah tanpa adanya
perpindahan dari hak kepemilikan barang atau asset.

2. Ijarah Muntahiya Bit Tamlik


Adalah ijarah dengan janji atau wa’ad perpindahan
kepemilikan barang yang diijarahkan pada saat tertentu.
Perpindahan kepemilikan bisa dilaksanakan apabila semua
pembayaran sewa terhadap objek ijarah yang dialihkan sudah
diselesaikan dan objek ijarah sudah diserahkan kembali kepada
pemberi sewa.
Selanjutnya, untuk perpindahan kepemilikan akan
dibuatkan akad yang baru, dan terpisah dari akad ijarah
sebelumnya. Perpindahan kepemilikan ini bisa dilakukan
dengan melalui penjualan, hibah, atau penjualan secara
bertahap (angsuran) setiap penyewa melakukan pembayaran
dari harga total sampai dengan dia mempunyai asset atau
barang tersebut secara penuh di akhir akad.

2.5.5 Fatwa DSN MUI Tentang Pembiayaan Ijarah


Fatwa DSN MUI Nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang
pembiayaan ijarah, menjelaskan bahwa objek ijarah adalah
manfaat dari penggunaan barang atau jasa, dalam hal ini objek
29

sewa dari transaksi ijarah dapat berupa sewa manfaat suatu barang
atau manfaat jasa.

2.5.6 Objek–Objek Ijarah


Barang disewakan atau objek ijarah bisa berupa mobil, rumah,
perabot, ruko dan kios. Karena yang ditransfer ini manfaat dari
suatu barang atau jasa, sehingga semuanya yang bisa ditransfer
manfaatnya bisa menjadi objek ijarah.
BAB III
DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum PT. BPRS Amanah Ummah


3.1.1 Sejarah BPRS Amanah Ummah
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Ummah
adalah salah satu Bank Pembiayaan Rakyar Syariah yang tumbuh di
indonesia khususnya wilayah bogor barat yang beroprasi
berdasarkan prinsip-prinsip Syariah islam yang bertujuan
menumbuhkan ekonomi masyarakat atas dasar syariah islam
sebagaimana telah diatur Undang-Undang nomor 10 tahun 1998.
Dan diganti dengan undang-undang no 21 tahun 2008 tentang bank
Syariah dan terakhir berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan :
3/POJK.03/2016 Tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya beragama islam,
maka kehadiran Bank Syariah di Indonesia Yang diyakini prinsip-
prinsip dan oprasionalnya sesuai dengan syariah islamiyah adalah
suatu kebutuhan sekaligus sebuah keharusan. Hal ini didasarkan
pada suatu keyakinan ummat yang kuat bahwa ajaran islam adalah
ajaran yang tidak hanya mengatur masalah aqidah dan akhlak tetapi
juga mengatur ibadah dan muamalah dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk aspek kehidupan sosial ekonomi. Akan tetapi
dilihat dari realita kehidupan masyarakatnya yang serba tertinggal
baik dilihat dari sisi ekonomi maupun yang lainnya tidak
mencerminkan nilai-nilai syariah.
Keadaan ini menimbulkan keprihatinan seorang ulama dan
cendikiawan muslim Bogor, yaitu Bapak KH. Sholeh Iskandar
(Alm.) yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Badan Kerjasama
Pondok Pesantren (BKSPP) wilayah jawa barat, beliau mulai
merintis pembentukan sebuah lembaga keuangan yang mampu
menyentuh sekaligus menolong masyarakat muslim yang hidup
dibawah garis kemiskinan. Dalam berbagai kesempatan beliau
melontarkan

29
30

gagasanya dihadapan sejumlah ulama dan cendikiawan muslim yang


ternyata mendapat sambutan dan dukungan yang positif. Selanjutnya
pada awal januari 1991 secara resmi beliau mengundang sejumlah
ulama, cendikiawan dan pengusaha muslim untuk mendirikan
sebuah lembaga keuangan yang beroperasi dengan landasan syariah
islam.
Dari pertemuan itu, tercapai kesepakatan bahwa sudah saatnya
dibentuk lembaga keuangan yang beroperasi atas dasar syariah islam
yang nantinya dapat membantu masyarakat muslim khususnya
pengusaha muslim yang berekonomi lemah. Mengingat pada saat itu
belum ada peraturan resmi mengenai Lembaga Keuangan Islam,
maka dibentuklah terlebih dahulu Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) yang berupa gerakan simpan pinjam yang diberi nama
Koperasi Ikhwanul Muslimin. Bersamaan dengan hasil evaluasi
tersebut, pada pertengahan januari 1991, pemrakarsa mendapatkan
informasi bahwa di Indonesia khususnya Jawa Barat telah lahir BPR
yang beroperasi berdasarkan syariah islam.
Maka, pada awal Februari 1991 dibentuklah tim untuk
menyusun proposal pendirian Bank Syariah, pada bulan juli 1991
proposal diajukan kepada Departemen Keuangan Republik
Indonesia, dan akhirnya pada tanggal 16 Desember 1991 telah terbit
izin prinsip dari Departemen Keuangan Republik Indonesia, dan
pada tanggal 18 Mei 1992 bertepatan dengan tanggal 2 Muharram
1413 H. Telah terbit izin operasional usaha bank, dan akhirnya pada
tanggal 11 Juli diadakan Soft Opening sekaligus mulai melakukan
kegiatan operasionalnya, sedangkan peresmiannya dilaksanakan
pada tanggal 8 Agustus 1992 oleh Bapak Bupati Kepala Tingkat
Daerah II Kabupaten Bogor. Dengan demikian BPR Syariah
Amanah Ummah lahir dan beroperasi dengan semangat keagamaan
dan keinginan yang kuat untuk memperbaiki kehidupan ekonomi
ummat islam.
31

3.1.2 Struktur Organisasi PT. BPRS Amanah Ummah


Struktur Organisasi PT.BPRS Amanah Ummah Kantor Pusat Leuwiliang

Rapat Umum Pemegang Saham


(R U P S)

Dewan Pengawas Syariah Dewan Komisaris

Direktur Umum Direktur Bisnis Internal Audit


& Personalia

Kepala Cabang Kabid Bisnis

Pembiayaan
Kabid Kabid Umum &
Operasionall Personalia
Pendanaan

Head Teller Administrasi Gadai Emas


& keuangan

Teller Account
Inventaris & officier
Cuatomer Personalia
Service Legal
Bagian Sekretariat
Officier
Deposito

Bagian
Pembukuan

Inventaris &
Pemeliharaan

Sumber : PT.BPRS Amanah Ummah Kantor Pusat Leuwiliang


32

3.1.3 Bidang- Bidang Kerja PT BPRS Amanah Ummah


Dalam setiap lembaga khusunya Bank, perlu bidang–bidang
kerja dalam pengelolaannya agar lebih terarah. Sumber daya
manusia (SDM) disini juga sangat berperan aktif, disesuaikan
dengan tugas–tugas sesuai dengan jabatannya, berikut ini bidang–
bidang kerja yang ada di kantor pusat PT. BPR Syariah Amanah
Ummah :

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


RUPS sebagai organ perusahaan merupakan wadah para
pemegang saham untuk mengambil keputusan penting yang
berkaitan dengan modal yang dianam dalam perusahaa, dengan
memperhatikan ketentuan anggaran Dasar dan peraturan
perundang–undangan. Keputusan yang diambil dalam RUPS
didasari pada kepentiga usaha perseroan dalam jangka
panjang. Kewenangan RUPS antara lain :
a. Mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi.
b. Menyetujui perubahan Anggaran Dasar.
c. Menyetujui laporan tahunan.
d. Menetapkan bentuk dan jumlah remunerasi anggota
Dewan Komisasri dan Direksi.
e. Mengambil keputusan terakit tindakan korporasi atau
keputusan strategi lainnya yang diajukan Direksi.

2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris terdiri dari sekurang–kurangnya 2 orang
dimana salah satu diantaranya bertindak sebagai Presiden
Komisaris dan Komisaris Utama.

3. Direksi
33

Direksi adalah organ perseroan yang mempimpin dan


bertanggung jawab penuh dan tujuan perseroan serta mewakili
perseroan baik didalam maupun diluar perseroran sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Direksi terdiri dari seorang
Direktur Utama dan Direktur. Tugas dan wewenang Direksi
antara lain :
a. Mengadakan pemeriksaan terhadap pembukuan neraca
dan pembukuan administrasi pembiayaan sebelum
diteruskan kepada Direktur Utama untuk kemudian
disetujui.
b. Menandatangani pengeluaran biaya–biaya bank yang
mendesak setelah konfrimasi kepada Direktur Utama baik
secara lisan maupun tertulis.
c. Mengontrol dan mengawasi kedisiplinan, dedikasi, dan
ketekunan karyawan serta memberikan penilaian dalam
pelaksanaan tugas sehari–hari.
d. Memberikan laporan kepada Direktur Utama tentang hasil
pengawasan, pemeriksaan, kontrol dan pekerjaan yang
dilaksanakan.
e. Bertanggung jawab terhadap semua tugas Direktur Utama
apabila yang bersangkutan berhalangan hadir.

4. Interal Audit
Organ organisasi yang melakukan pengawasan atau
kontrol pelaksanaan operasional BPRS yang sesuai dengan
Standar Operasional dan Prosedur yang telah ditetapkan. Tugas
dan wewenangan Internal Audit antara lain :
a. Memberikan laporan hasil pemeriksaan terhadap
kunjungan langsung kekantor kas dan kantor cabang.
b. Melakukan fungsi pengawasan sebagai alat kontrol
mekanisme operasional.
34

5. Kepala Kantor Cabang


Organ organisasi yang bertanggung jawab mengelola
operasional cabang berdasarkan sistem syariah secara efektif
dan efisien. Tugas dan wewennang Kepala Kantor Cabang
antara lain :
a. Merencanakan, mengarahkan, mengontrol, serta
mengevaluasi seluruh aktivitas kantor cabang dibidang
operasional, marketing, serta umum dan personalia..
b. Memeriksa seluruh laporan dalam bidang operasional,
umum dan personalia dan marketing kantor cabang.

6. Kepala Bidang Marketing


Organ organisasi yang bertanggung jawab untuk bidang
marketring untuk penghimpunan dan penyaluran dana serta
pengadministrasiannya. Tugas dan wewenang Kepala Bidang
Marketing antara lain :
a. Menyusun strategi pemasaran produk perbankan kepada
masyarakat dan dunia usaha.
b. Menangani kegiatan pemasaran lainnya, antara lain
permintaan dan atau pemberian informasi antar
bank/instansi/pihak ketiga lainnya.
c. Melakukan supervisi terhadap penghimpunan dana
masyakarat yang dilakukan oleh Funding Officer untuk
memastikan tercapainya pelayanan yang memuaskan
nasabah.
d. Melakukan evaluasi kelayakan terhadap pembiayaan yang
diajukan oleh Account Officer untuk memastikan analisa
pembiayaan yang diajukan tersrbut berkualitas sehingga
dapat mengamankan dan meminimalkan resiko
pembiayaan bank.
e. Melakukan pembinaan terhadap kegiatan usaha nasabah
yang telah memperoleh pembiayaan untuk menjamin
35

keamanan dan kelancaran pengembalian pembiayaan


nasabah kepada bank.
f. Memonitor kelancaran dan ketepatan peengembalian
angsuran pembiayaan nasabah untuk memastikan tingkat
kolektibilitas tetap dalam posisi sehat.
g. Membuat penilaian kinerja stafnya secara berkala.
7. Account Officer
Organ organisasi yang bertanggung jawab terhadap
penyaluran dana. Yaitu memproses pengajuan pembiayaan,
melakukan analisis kelayakan serta memberikan rekomendasi
atas pengajuan pembiayaan sesuai dengan hasil analisis yang
telah dilakukan. Tugas dan wewenang Account Officer antara
lain :
a. Membantu kepala Bidang Marketing dalam menetapkan
Rencana Kerja dan Angaran (RKA) tahunan bidang
pemasaran baik pembiayaan, pendanaan maupun jasa–jasa
bank.
b. Melakukan strategi pemasaran produk bank guna
mencapai volume / sasaran yang telah ditetapkan.
c. Melayani permohonan pembiayaan, baik bagi nasabah
baru maupun perpanjangan.
d. Memberikan informasi kepada nasabah mengenai
persyaratan pembiayaan yang harus dipenuhi sehubungan
dengan permohonan pembiayaan nasabah yang
bersangkutan.
e. Menerima, memeriksa kebenaran dan kelengkapan berkas
permohonan pembiayaan.
f. Melakukan inventigasi survey melalui wawancara,
personal checking, BI checking, pemeriksaan setempat,
trade dan market checking.
g. Membuat surat penolakan atas permohonan pembiayaan
nasabah yang tidak layak diberikan pembiayaan.
36

h. Melakukan pengawasan dan pembinaan kepada nasabah


yang mendapat fasilitas pembiayaan.
i. Melaksanakan penagihan rutin atas kewajiban nasabah
yang sudah masuk jatuh tempo.
j. Menyelesaikan pembiayaan nasabah yang sudah mask
kepada kategori kolektibilitasi kurang lancar, diragukan
dan macet.
k. Melakukan koordinasi kerja dengan bagian ADMP.
l. Secara terus–menerus berupaya meningkatkan
kemampuan atau pemahaman produk–produk bank dan
tata cara pelayanannya termasuk syarat–syarat dari
masing–masing jenis produk.

8. Kepala Bagian ADMP


Organ organisasi yang mengelola administrasi
pembiayaan mulai dari pencairan hingga pelunasan dan
membuat serta mengagendakan surat–surat yang berkaitan
dengan Kegiatan Bidang Marketing. Tugas dan wewenang
Kepala Bagian ADMP antara lain :
a. Mengatur peminjaman arsip dokumen nasabah/debitur dan
menjaga agar tidak terjadi kerusakan dan kehilangan atas
dokumen–dokumen tersebut.
b. Membuat laporan mengenai perkembangan pembiayaan.

9. Legal Officer
Organ organisasi yang bertanggung jawab terhadap proses
pembiayaan dalam rangka mengamankan posisi bank dalam
memberikan pembiayaan sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku. Tugas dan wewenang Legal Officer antara lain :
a. Melakukan survey secara sendiri maupun bersama–sama
dengan Account Officer untuk mengecak data–data
permohonan sesuai dengan kondisi sebenarnya.
37

b. Melakukan transaksi dan pengikatan jaminan pembiayaan


secara indenpendent sesuai dengan SOP.

10. Funding Officer


Organ organisasi yang menghimpun dana dari masyarakat
berupa tabungan maupun deposito. Tugas dan wewenang
Funding Officer antara lain :
a. Memasarkan produk–produk pendanaan bank dan mencari
calon–calon nasabah funding yang potensial untuk
memastikan tercapainnya target bank, serta memberikan
pelayanan yang prima kepada nasabah.
b. Menerima setoran tabungan dan angsuran pembiayaan di
tempat nasabah, membukukan ke dalam buku tabungan
dan meningputkannya ke dalam sistem komputerisasi
bank untuk memastikan keakuratannya jumlah dana yang
telah di funding dan disetorkan.
c. Bertanggungjawab atas semua tugas dabn pekerjaannya
kepada Kepala Bidang Marketing.

11. Kepala Bidang Operasional


Organ organisasi yang merencanakan, mengarahkan,
mengontrol serta mengevaluasi seluruh aktivitas dibidang
operasional baik yang berhubungan dengan Internal maupun
eksternal Bank, melakukan supervise atas Ka. Bag SIM,
Kepala Kantor Kas, Pembukuan Head Teller, Deposito dan
Cusstomer Service. Tugas dan wewenang Kepala Bidang
Operasional antara lain :
a. Membantu melakukan tugas Direksi dan bagian–bagian
lainnya dalam menajalankan operasional bank.
b. Melakukan otoritasi keuangan harian.

12. Head Teller


38

Organ organisasi yang bertanggung jawab atas pemasukan


dan pengeluaran kas khasanaan dan melakukan segala
transaksi yang bersifat tunai. Tugas dan wewenang Head
Teller antara lain :
a. Meneliti setiap uang masuk akan keaslian uang agar
terhindar dari uang palsu.
b. Mengeluarkan transaksi tunai pada batas nominal yang
diberikan atau atas persetujuan yang berwenang.

13. Teller
Organ organisasi yang melaksanakan segala transaksi
bersifat tunai. Tugas dan wewenang Teller antara lain :
a. Melakukan pengeluaran dan penyimpanan uang dari dan
ke dalam vault brankas guna memastikan tersedianya
jumlah dana untuk transaksi nasabah dan kebenaran
jumlah nominal yang tersimpan dalam brankas.
b. Melakukan pencatatan penerimaan setoran dan
pengeambilan uang nasabah ke dalam buku tabungan
nasabah untuk memastikan transaksi nasabah tersebut
ditata secara benar dan akurat.
c. Melakukan pencocokan antar slip transaksi dengan
nominal uang tunai yang ada dan menyerahkannnya
kepada petugas yang lain untuk otorisasi guna memastikan
tidak terjadi selisih penyetoran pengambilan dalam
pencatatan transaksi
d. Menerima dan memeriksa kembali setoran dari pihak
Funding Officer
e. Membuat laporan cash-count uang kepada Head Teller.

14. Customer service


Organ organisasi yang bertugas memberikan informasi
atau pelayanan kepada nasabah atau calon nasabah penabung,
deposan dan pembiayaan serta informasi lainnya yang
39

dibutuhkan nasabah /calon nasabah. Tugas dan Wewenang


Customer Service antara lain :
a. Menawarkan dan memberi penjelasan/informasi kepada
calon nasabah yang memerlukan pelayanan jasa perbankan
baik tabungan, deposito, dan pembiayaan untuk
memastikan calon nasabah memahami karakteristik dan
keunggulan produk dan jasa bank sehingga berminat
menjadi nasabah.
b. Memeriksa kelengkapan administrasi dan melakukan
pencatatan data nasabah dalam rangka proses pembukaan
rekening guna memastikan data/dokumen nasabah terebut
absah/benar dan tercatat pada buku daftar penabung.
c. Melakukan pencatatan angsuran/setoran pembiayaan dalam
daftar kartu angsuran nasabah.
d. Menerima dan menangani keluhan/komplain nasabah
untuk menjamin nasabah merasa puas terhadap mutu
pelayanan bank.
e. Menerima dan menjawab telepon yang masuk dan
menghubungkannya kebagian yang dituju untuk
memastikan keperluan penelpon.

15. Deposito
Organ organisasi yang memberikan informasi dan
pelayanan Deposito. Tugas dan wewenang Deposito antara
lain:
a. Memberikan informasi sejelas-jelasnya mengenai prosedur
pembukuan deposito kepada nasabah.
b. Mengadministrasikan data-data deposito secara lengkap
dan akurat.
c. Mengecek dan menangani pendistribusian bagi hasil
deposito untuk memastikan bahwa bagi hasil deposito telah
sesuai dan cocok dengan data yang ada.
40

d. Mendata dan mengadministrasikan deposito yang sudah


jatuh tempo setiap bulannya guna memastikan deposito
teradministrasi dengan lengkap dan akurat.

16. Sistem Informasi Manajemen


Tugas dan wewenang Sistem Informasi Manajemen antara
lain :
a. Melakukan back-up data dan menggabungkan data.
b. Memantau software/program dan server pada posisi yang
aman.
c. Memantau hardware yang dipergunakan di bagian
oprasional agar berjalan dengan baik dengan berkoordinasi
dengan bagian umum dan personalia.
d. Melakukan kliring antar bank.

17. Pembukuan
Organ organisasi yang melakukan pembukuan dan
pelaporan keuangan BPRS. Tugas dan wewenang pembukuan
antara lain :
a. Melakukan kontrol dan pemeriksaan terhadap slip-slip
transaksi dan tiket yang dibuat bagian lain guna
memastikan bahwa tidak terjadi kesalahan dalam proses
transaksi tersebut.
b. Membukukan semua transaksi harian dalam bentuk neraca
guna memastikan bahwa neraca diterbitkan secara tepat
waktu dan akurat.
c. Membuat rincian pengeluaran dan pendapatan bank setiap
bulan guna menjamin pelaporannya disampaikan secara
akurat dan tepat waktu.
d. Membuat laporan bulanan, triwulan, semester, neraca
publikasi dan arus kas serta laporan tahunan untuk
memastikan pelaporan kepada Bank Indonesia
disampaikan sesuai ketentuan, akurat dan tepat waktu.
41

e. Membuat distribusi profit setiap akhir bulan untuk


memastikan bahwa nasabah penabung maupun deposan
menerima distribusi profit secara akurat.
f. Membuat kinerja operasional perusahaan yang berkaitan
dengan target perusahaan untuk memastikan laporan
diterima oleh pihak manajemen.
18. Umum dan Inventaris
Organ organisasi yang melakukan pemeliharaan dan
pencatatan inventaris kantor serta pengadministrasiannya.
Tugas dan wewenang Umum dan Inventaris antara lain :
a. Mengontrol dan membayar segala biaya pengeluaran
kantor seperti tagihan air, listrik, telpon, serta pengisian
dan pembayaran pajak SSP dan SPT tahunan dan pajak-
pajak lainnya.
b. Menginventarisir semua stok inventaris seperti meja tulis,
kursi, komputer, dan semua hal yang termasuk inventaris.
c. Membuat daftar absensi dan lembur karyawan dalam
rangka perhitungan kehadiran dan upah lembur guna
menjamin perhitungan dan pembayaran dilakukan secara
tepat dan akurat.
d. Mengurus laporan bulanan ke Bank Indonesia dan
Departemen Keuangan.
19. Satpam
Tugas dan wewenang Satpam antara lain :
a. Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan kantor guna
menjamin terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
b. Mengawasi dan memberikan pelayanan yang baik kepada
nasabah maupun calon nasabah untuk memastikan nasabah
ataupun calon nasabah merasa puas dan terlayani dengan
baik.
c. Menyediakan slip setoran dan penarikan pada tempatnya.
42

d. Mengontrol dan mengawasi stop kontak aliran listrik guna


menjamin pengendalian aliran listrik secara baik dan
cermat.
e. Menjaga keamanan di dalam bank maupun di area bank
siang dan malam hari.
f. Menyimpan dan menjaga kunci-kunci pintu bank dan
melaporkan setiap kejadian yang penting kepada Kepala
Bidang Umum dan Personalia.
g. Bertanggung jawab atas semua tugas dan personalianya
kepada Kepala Bidang Umum dan Personalia.

20. Office Boy


Tugas dan wewenang Office Boy antara lain :
a. Mengunci pintu-pintu kantor.
b. Mengontrol bak air dan membersihkan seluruh kamar
mandi.
c. Membersihkan seluruh ruangan beserta perlengkapannya.
d. Mematikan saklar dan stop kontak listrik, kran air bila
sudah tidak dipakai.
e. Membantu dan menyiapkan keperluan pegawai.
f. Membuang sampah.
g. Mengontrol stok air minum dan menyediakan air minum
untuk seluruh pegawai dan tamu.

21. Sopir
Tugas dan wewenang Sopir antara lain :
a. Mempersiapkan kendaraan agar siap dipakai setiap hari
kerja di bank dan mengembalikan ke tempat semula
(garasi) apabila telah selesai dipergunakan.
b. Mengantarkan Direksi maupun karyawan sesuai dengan
kebutuhan guna menjamin instruksi dan pekerjaan dapat
terlaksana dengan baik, cepat, dan tepat waktu.
43

c. Tidak menggunakan dan meminjamkan kendaraan bank


kepada pihak lain tanpa seizin Direksi atau pihak atasan.
d. Mengecek oli, bensin, air kendaraan bank yang menjadi
tanggung jawabnya setiap pagi dan mencucinya ketika
dibutuhkan.

3.2 Pelaksanaan Magang dan Temuan


3.2.1 Jenis dan Bentuk Magang
Penulis melakukan kegiatan magang di BPRS Amanah
Ummah Pusat Leuwiliang Bogor selama 1 bulan terhitung dari
tanggal 30 Maret 2021 – 30 April 2021 dengan 2 hari kerja dalam
satu seminggu. Selama kegiatan magang penulis banyak
mendapatkan ilmu dan pengalaman yang di dapat langsung dari
dunia kerja, hal tersebut sangat bermanfaat dalam meningkatkan
pengetahuan di dunia kerja. Penulis mendapatkan data dari
dokumentasi yang tersedia di BPRS Amanah Ummah dan juga data
yang dapat diperoleh dari wawancara dengan pegawai Bank. Penulis
ditempatkan pada beberapa bagian di setiap hari kerjanya dengan
jadwal yang telah ditentukan seperti dalam bagian Gadai Emas,
Funding Officer, Account officer dan Custumor service. Bentuk
kegiatan magang adalah sebagai berikut:

1. Gadai emas
a. Merapihkan berkas nasabah gadai
b. Merapihkan bukti transaksi gadai baru dan lama

2. Funding Officer
a. Mengikuti kegiatan penarikan dana di pasar
b. Mencatat dan menghitung cash count dan slip penarikan
c. Menginput setoran dan memprint transaksi nasabah
44

3. Account Officer
a. Mengisi berita acara sistem informasi debitur
b. Melengkapi aplikasi permohonan pembiayaan nasabah
c. Mengcopy berkas jaminan nasabah
d. Mencari berkas nasabah pembiayaan
e. Menghitung rata-rata pendapatan nasabah

4. Customer service
a. Melayani pertanyaan yang diajukan nasabah
b. Memberikan informasi kepada nasabah
3.2.2 Prosedur Kerja dan Temuan
3.2.2.1 Prosedur Kerja
Sesuai dengan prosedur kerja yang ada di BPRS
Amanah Ummah Pusat Leuwiliang Bogor, penulis
melakukan kegiatan magang selama 1 bulan terhitung dari
tanggal 30 maret 2021 – 30 april 2021 dengan 2 hari kerja
dalam satu minggu. Dengan jam kerja mulai dari pukul
08:00 sampai pukul 14:00 penulis ditempatkan pada
beberapa bagian disetiap hari kerjanya dengan jadwal
yang sudah ditentukan, seperti bagian Gadai emas,
Funding Officer, Account Officer, Customer service.

3.2.2.2 Temuan
Penulis dalam pelaksanaan kerja di tempat magang tidak
menemukan masalah pada nasabah

3.2.3 Kendala yang dihadapi dan upaya untuk memecahkannya


Penulis dalam pelaksanaan kerja di tempat magang tidak
menemukan kendala pada nasabah
45

3.3 Pembahasan
3.3.1 Mekanisme Penyaluran Dana
Nasabah Customer Service Acount Officer Legal Officer Rapat Komite Teller
46

Datang Informaasi Awal

Aplikasi
Permohonan
Pengajuan
Pembiayaan

Tidak Ya
Pengumpulan
berkas dan
Setuju
Persyaratan

Survei Survei

Penilaian Nasabah
dengan Analisa
1S + 5C

Account Officer
membuat proposal
hasil Penilaian Tidak Ya
Nasabah

Informasi
Penolakan Setuju

Penyerahan
Selesai Dana
Pembiayaan

Berikut adalah Mekanisme Penyaluran Dana


1. Nasabah datang ke bank bertemu dengan customer service untuk
mendapatkan informasi awal mengenai pembiayaan, apa saja
syarat yang harus dilengkapi dan informasi yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan nasabah, jika nasabah dirasa bisa untuk
mengajukan pembiayaan di PT. BPRS Amanah Ummah Pusat
Leuwiliang Bogor maka nasabah tersebut akan bertemu dengan
bagian Account officer.
47

2. Nasabah diminta untuk mengumpulkan berkas dan persyaratan


yang harus dilengkapi. Kemudian Account Officer melakukan
wawancara terhadap nasabah sebagai pendekatan agar lebih
mengenali nasabah.
3. Account officer melakukan survei terhadap nasabah untuk
memeriksa barang jaminan yang telah dijaminkan oleh nasabah
dengan petugas legal officer.
4. Kemudian Account officer melakukan penilaian terhadap calon
nasabah pembiayaan. Penilaian ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi dari calon nasabah yang lakukan melalui
prosedur penilaian yang benar dengan analisis 1 S + 5 C. Setelah
mendapatkan berkas-berkas nasabah seperti foto copy KTP
suami istri, foto copy Kartu Keluarga dan foto suami istri dari
calon nasabah maka dilakukan BI Checking dengan mengisi
SID (sitem informasi debitur) untuk mengetahui kewajiban
angsuran dari mana saja yang harus dipenuhi nasabah. Dan yang
menjadi penilaian juga dari kemampuan nasabah untuk
membayar kewajiban angsurannya.
5. Setelah melakukan penilaian dibuatlah laporan hasil dari analisis
pembiayaan oleh petugas Account Officer yang merupakan hasil
penilaian dari calon nasabah yang akan diajukan kepada pejabat
bank untuk mengetahui pengajuan pembiayaan ini disetujui atau
tidak.
6. Setalah itu ditahap selanjutnya diadakan rapat komite yang
merupakan keputusan pemberian pembiayaan. Jika pengajuan
pembiayaan disetujui maka dilakukan proses selanjutnya untuk
penentuan akad, jika pengajuan pembiayaan ditolak nasabah
akan dihubungi oleh petugas Account Officer.
7. Setelah pengajuan pembiayaan disetujui, pihak bank
menginformasikan terkait dengan pembiayaan yang disetujui,
dan menjadwalkan akad pembiayaan dengan nasabah.
48

8. Setelah itu pihak bank membayar biaya sewa ruko melalui teller
kepada pemilik ruko, kemudian selanjutnya nasabah membayar
biaya sewa ruko setiap bulannya kepada bank dengan harga
yang sudah disepakati disetiap bulannya secara mengangsur.

3.3.2 Persyaratan Penyaluran Dana


Berikut ini adalah beberapa persyaratan penyaluran dana dalam
akad ijarah :
1. 3 lembar foto copy KTP suami istri yang masih berlaku.
2. 1 lembar foto copy Kartu Keluarga.
3. 1 lembar Pas Photo 4 x 6 suami/istri berwarna.
4. Foto copy mutasi rekening bank ( bila ada ).
5. Rekening listrik, telepon, PDAM, gas.
6. Foto copy Buku Nikah.
7. Pembukuan usaha minimal 6 – 12 bulan terakhir.
8. Foto copy surat jaminan.

3.3.3 Simulasi Perhitungan Angsuran Sewa Ruko


Bapak karno adalah seorang pengusaha bakso yang sudah
berjualan selama 3 tahun. Bapak karno ingin menambah cabang
usaha bakso miliknya, pada bulan juni 2021 bapak karno
mengajukan pembiayaan untuk modal sewa ruko sebesar Rp.
150.000.000 setelah negoisasi antara Account Officer dengan Bapak
karno maka ditetapkanlah margin sebesar 1% dengan jangka waktu
selama 36 bulan dan jatuh tempo pada tanggal 28 pada setiap
bulannya. Berikut adalah rincian angsuran perbulannya :

Plafound Pembiayaan : Rp 150.000.000

Jangka Waktu : 36 Bulan

Margin : (150.000.000 x 1% x 36 Bulan )


49

= Rp 54.000.000

Margin / Bulan : Jumlah Margin : Jangka Waktu

= Rp 54.000.000 : 36 Bulan

= Rp 1.500.000 / Bulan

Harga Jual : Jumlah Plafound Pembiayaan + margin selama 36 Bulan

: 150.000.000 + 54.000.000 = Rp 204.000.000

Angsuran : Harga Jual : Jangka Waktu

: Rp 204.000.000 : 36 Bulan = Rp 5.666.667

Jadi jumlah angsuran yang harus dibayar oleh Bapak Karno disetiap bulannya
adalah Rp 5.666.667
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh tentang penyaluran
dana dengan akad ijarah pada PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang
bogor, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Prosedur penyaluran dana dengan akad ijarah diawali dengan mengisi


persyaratan yang sudah disediakan lalu dilengkapi oleh nasabah atau
calon nasabah untuk bisa dilanjutkan ke prosedur selanjutnya yaitu:
pemeriksaan persyaratan, survei, penyerahan berkas kepada pimpinan
Sampai kepada pelaksanaan rapat komite. Yang dimana setelah
diadakan nya rapat komite akan ada hasil keputusan apakah
permohonan itu di setujui atau tidak.
2. Persyaratan yang harus dilengkapi oleh nasabah dalam peroses
penyaluran dana dengan akad ijarah adalah foto copy KTP, Kartu
Keluarga, Pas foto, rekening listruk,telepon, PDAM, foto copy buku
nikah, pembukuan usaha selama 6 bulan terakhir dan foto copy surat
jaminan.

4.2 Saran
Berdasarkan hasil dari kesimpuilan diatas maka penulis memberikan
saran yang sekiranya bisa menjadi masukan yang positif, bagi pihak
bank sebagai berikut:
1. Memberikan fasilitas dan layanan yang memuaskan kepada nasabah
dalam proses penyaluran dana untuk lebih meningkatkan kualitas yang
ada, khusus nya untuk prosedur penyaluran dana.
2. Upaya sosialisasi yang lebih insentif lagi terutama dalam
meningkatkan pemahaman dan persepsi masyarakat terhadap produk
dan sistem perbankan Syari’ah.

50
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, Dr. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
H. Dadang Husen Sobana, M.Ag, 2016. Hukum Perbankan Di Indonesia. Bandung :
Pustaka Setia.
AL-Arif. (2012). Dasar Dasar Pemasaran Bank Syariah. Alfabeta.
OJK. (2019).
Ismail. (2014). Manajemen Perbankan. Prenada Media Group.
Umam Khairul. (2013). Manajemen Perbankan Syariah. CV Pustaka setia.

51
LAMPIRAN-LAMPIRAN

52
BIODATA PEMBIMBING LEMBAGA KEUANGAN

53
KEGIATAN MAGANG

54
55
FORM NILAI MAGANG

56
PENILAIAN LEMBAGA KEUANGAN TERHADAP MAHASISWA
MAGANG

57
KARTU KENDALI PEMBIMBINGAN LAPORAN KARYA ILMIAH
Nama Mahasiswa : Raden Bima Restu Wibawa
NPM : 180104010553
Dosen Pembimbing : Widhi Ariyo Bimo, S,. M. M

Tanda Tangan
Pertemuan Tanggal Kegiatan
Dosen Pembimbing

1 2 Maret 2021 Bimbingan Via WA Call

2 26 Mei 2021 Revisi Bab 1

3 27 Mei 2021 Bimbingan Via WA Call

4 1 Juni 2021 Revisi Bab 1

5 2 Juni 2021 Bimbingan Via WA Call

6 5 Juni 2021 Revisi Bab 2

7 7 Juni 2021 Bimbingan Via WA Call

8 9 Juni 2021 Revisi Bab 2

9 10 Juni 2021 Bimbingan Via WA Call

10 15 Juni 2021 Revisi Bab 2

11 2 Agustus 2021 Bimbingan Bab 4, selesai

12 4 Agustus 2021 Bimbingan PPT

13 6 Agustus 2021 Bimbingan PPT

Ketua Prodi. Keuangan dan Perbankan

Widhi Ariyo Bimo, S.E.,M.M


NIK/NIDN : 410100396/0401057607

58

Anda mungkin juga menyukai