Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS RESIKO PENDANAAN BANK UMUM DI

INDONESIA

(STUDY KASUS PADA 5 BANK UMUM DI INDONESIA)

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :

JAKA ARIF KURNIANSYAH


C1A019035

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
ANALISIS RESIKO PENDANAAN BANK UMUM DI
INDONESIA

(STUDY KASUS PADA 5 BANK UMUM DI INDONESIA)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Bengkulu


Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Ekonomi

OLEH :

JAKA ARIF KURNIANSYAH


C1A019035

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi oleh Jaka Arif Kurniansyah


Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Bengkulu, Februari 2023

Pembimbing,

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat,
Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul
“Analisis Risiko Pendanaan Bank Umum di Indonesia (Study Kasus Pada 5 Bank Umum di
Indonesia”. Proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Strata 1 Sarjana Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Bengkulu.

Dalam penyusunan proposal ini, banyak pihak yang telah membantu saya dengan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih
yang tulus kepada :

1. Orang tua tercinta yang telah mendidik, serta mendoakan saya dengan penuh
kesabaran dan keteladanan yang tidak terhingga. Teman-teman yang saya sayangi
Terima kasih atas diskusi, saran dan semangat yang kalian berikan.
2. Ibu Dr.

Saya menyadari bahwa proposal ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu
saya berharap semoga proposal ini dapat berguna bagi pembaca dan peneliti yang akan
mengkaji lebih lanjut.

Bengkulu, Februari 2023

Jaka Arif Kurniansyah


DAFTAR ISI

HALAMAN COVE

R........................................................................................................................................................i
HALAMAN SAMPUL...................................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL........................................................................................................................viii
BAB I...............................................................................................................................................1

v
DAFTAR GAMBAR

vi
DAFTAR TABEL

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank merupakan lembaga yang memiliki peran sebagai perantara keuangan antara

pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang

memiliki fungsi untuk memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Bank juga berperan dalam

pelaksanan kebijakan moneter dan kestabilitasan sistem keuangan, sehingga diharapkan

perbankan yang sehat, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mewujudkan

perbankan yang sehat, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan tidak lepas dari peran

pemerintah yang mengeluarkan kebijakan sehingga perbankan di Indonesia berkembang secara

pesat seperti saat ini.

Pada masa praderegulasi yaitu pada tahun 1974-1982 perbankan memiliki fungsi untuk

membantu pemerintah menyalurkan dana anggaran demi membiayai program-program

pemerintah. Sedangkan dana-dana yang diperoleh bank pemerintah melalui Badan usaha milik

negara yang pada saat itu diwajibkan untuk menyimpan dananya pada bank pemerintah, selain

itu semua anggaran pemerintah baik pusat maupun daerah dihimpun oleh bank pemerintah.

Akibatnya bank pemerintah dapat dengan mudah memperoleh dana tanpa usaha. Bank sentral

juga memegang penuh menentukan tingkat suku bunga simpanan dan pinjaman, sehingga

membuat lemahnya persaingan perbankan pada masa praderegulasi. Dominasi pemerintah dalam

perbankan di Indonesia menyebabkan sulitnya bank swasta untuk ikut bersaing dan berkembang.

(Susilo, Triandaru, dan santoso, 2000: 40-42)

1
Untuk memperbaiki perbankan Indonesia pemerintah mengeluarkan kebijakan di sektor

moneter yang diawali deregulasi pada juni 1983. Kebijakan tersebut berisikan bahwa Bank

Sentral tidak lagi menentukan suku bunga simpanan dan pinjaman, penghapusan sistem pagu

kredit, mengurangi kredit likuiditas, kebijakan moneter dengan Sertifikat Bank Indonesia,

penyediaan fasilitas diskonto, Penghimpunan dana masyarakat oleh bank, serta bank

diperbolehkan untuk menciptakan produk-produk perbankan. Dengan adanya kebijakan tersebut

bank diharapkan aktif untuk menghimpun dana masyarakat juga menyalurkan dana dalam bentuk

kredit. Terbukti pada tahun 1988 setelah kebijakan deregulasi dikeluarkan terjadi peningkatan

dana deposito dan tabungan masyarakat, serta perbankan mengalami perubahan besar dari asset

management oriented beralih ke liabilities management oriented. (Latumaerisa, 2011: 148)

19500

19000

18500
Unit
18000

17500

17000

16500
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Tahun

Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum di Indonesia Tahun 2004-2021

2
Perkembangan bank terus meningkat dengan kemudahan yang diberikan kepada bank

untuk mendirikan kantor cabang dan menghimpun dananya sendiri. Simpatisan masyarakat yang

ikut mendukung berdirinya bank-bank, membuat perkembangan bank di Indonesia sangat pesat.

Perkembangan bank yang pesat tentu saja diikuti oleh kebutuhan pendanaan Bank yang

besar pula. Dana yang dihimpun dari masyarakat disebut dana pihak ketiga, yang terdiri atas

tabungan, giro, dan deposito. Dari jumlah dana pihak ketiga yang terkumpul, hampir separuhnya

berasal dari deposito, sedangkan sisanya bersumber dari tabungan dan giro. Ini membuktikan

bahwa penghimpunan dana melalui produk deposito sangat berpotensi. Maka diperlukan

kebijakan dari bank sehingga masyarakat dapat tertarik untuk mendepositokan uangnya di bank.

Kebijakan-Kebijakan yang diberikan pemerintah Indonesia memudahkan Bank umum

untuk menentukan regulasi sendiri sehingga bank dapat berkembang sangat pesat. Perkembangan

bank di Indonesia yang sangat pesat membuat persaingan antar bank cukup intens dan

mengakibatkan bank lebih berisiko. Kompetisi bank menghimpun dana dari masyarakat dapat

mengakibatkan bank lebih berisiko terutama pada risiko kredit. Hal ini yang menjadikan alasan

saya melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Risiko Pendanaan Bank Umum Di Indonesia

(Studi Kasus Pada 5 bank Umum di Indonesia)”

1.2 Rumusan Masalah

Kebijakan-kebijakan perbankan yang telah dikeluarkan pemerintah menjadikan

perbankan Indonesia semakin berkembang, juga meningkatkan kompetisi perbankan di

Indonesia. Perkembangan perbankan di Indonesia tentu menjadikan perekonomian Indonesia

3
menjadi lebih baik, tetapi kompetisi yang terjadi bisa membawa pengaruh buruk bagi perbankan

itu sendiri.

Beberapa cara digunakan bank untuk berkompetisi menghimpun dana deposito dari

masyarakat. Salah satu cara yang digunakan dengan menaikan tingkat suku bunga deposito, yang

menjadikan deposito sebagai dana mahal karena tingkat suku bunganya yang tinggi. Dana yang

telah dihimpun tersebut akan disalurkan kembali, Supaya penyaluran dana dapat memberikan

keuntungan untuk bank, maka biaya yang diterima dari penyaluran dana haruslah lebih besar dari

biaya penghimpunan dana.

Semakin banyak dana yang berhasil dihimpun oleh bank maka semakin besar pula tingkat

pinjaman yang akan disalurkan oleh bank. Tingkat pinjaman yang besar ini menambah risiko

kredit yang dihadapi oleh bank, dimana debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya. Risiko

kredit yang dimaksud dapat dilihat dari rasio Non Performing Loan (NPL), dari uraian diatas

NPL dapat dipengaruhi oleh Jumlah deposito, tingkat suku bunga, Pertumbuhan jumlah kredit,

dengan variabel kontrol ROA (Return On Assets). Selain itu variabel makro juga berpengaruh

pada risiko yang dihadapi bank, karena variabel makro akan mempengaruhi bank dalam

mengambil keputusan. Variabel makro yang dimaksud adalah pendapatan perkapita dan indeks

harga konsumen.

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka didapatkan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Jumlah deposito terhadap rasio NPL (Non Performing Loan)?

2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan kredit terhadap rasio NPL (Non Performing Loan)?

4
3. Bagaimana pengaruh ROA (Return On Assets) terhadap rasio NPL (Non Performing

Loan)?

4. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga deposito terhadap rasio NPL (Non Performing

Loan)?

5. Bagaimana pengaruh pendapatan perkapita terhadap NPL (Non Performing Loan)?

6. Bagaimana pengaruh indeks harga konsumen terhadap NPL (Non Performing Loan)?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Menganalisis pengaruh Jumlah deposito terhadap risiko kredit (NPL).

2. Menganalisis pengaruh pertumbuhan jumlah kredit terhadap risiko kredit (NPL).

3. Menganalisis pengaruh ROA (Return On Assets) terhadap risiko kredit (NPL).

4. Menganalisis pengaruh tingkat suku bunga deposito terhadap risiko kredit (NPL).

5. Menganalisis pengaruh pendapatan perkapita terhadap risiko kredit (NPL).

6. Menganalisis pengaruh indeks harga konsumen terhadap risiko kredit (NPL).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Teoritis

5
Secara teoritis, Diharapkan dengan adanya penelitian mampu menjadi bahan
i

rujukan bagi peneliti lain yang mengkaji topik sama, masyarakat dan lembaga mengenai
i i

pengangguran terbuka di Indonesia.

b. Praktis

Secara praktis, Diharapkan penelitian ini bisa bermanfaat bagi dunia perbankan,

khususnya pada pembiayaan kredit perbankan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis risiko pendanaan pada bank umum dengan

menggunakan analisis regresi data panel. Wilayah cakupan pada penelitian ini adalah bank

umum di Indonesia.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

b.1 Landasan Teori

b.1.1 Pengertian Risiko

Risiko didefinisikan sebagai peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan

sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil negatif

serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tadi. Kejadian

risiko merupakan kejadian yang memunculkan peluang kerugian atau peluang terjadinya

hasil yang tidak diinginkan. Sementara itu, kerugian risiko memiliki arti kerugian yang

diakibatkan kejadian risiko baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian sendiri

dapat berupa kerugian finansial maupun kerugian non finansial (Basyaib, 2007).

Industri perbankan merupakan industri terdepan dalam penerapan manajemen risiko.

Dapat dikatakan industri inilah yang melahirkan konsep manajemen risiko untuk

kemudian di adopsi dan diterapkan pada industri lain. Secara historis, lahirnya manajemen

risiko dalam industri perbankan berawal pada tahun 1974, saat tiga belas pengawas

perbankan dan bank sentral dari negara-negara yang tergabung dalam kelompok G10

(ditambah Spanyol dan Luksembung) berkumpul di Basel. Pertemuan ini ditujukan untuk

membahas perihal pengawasan perbankan secara kolektif dalam upaya menghindari

kehancuran perekonomian dunia yang diakibatkan runtuhnya sistem perbankan di satu

negara atau lebih Proses manajemen risiko agar menjadi lebih efektif, setiap

organisasi/perusahaan harus mendesain struktur organisasi yang mengakomodasi penerapan

7
manjemen risiko secara menyeluruh dan komprehensif pada setiap unit yang di dalam

perusahaan (Hanggraeni, 2019).

b.1.2 Jenis-jenis risiko

b.1.2.1 Risiko Pembiayaan

Risiko pembiayaan adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam

memenuhi kewajibannya kepada bank sesuai perjanjian yang telah disepakati

antara kedua belah pihak. Salah satu yang termasuk dalam kelompok risiko

pembiayaan merupakan risiko yang timbul akibat terkonsentrasinya penyediaan

dana kepada satu pihak atau kelompok industri, sektor dan area geografis tertentu

yang berpotensi menimbulkan adanya kerugian yang cukup besar dan dapat

mengancam kelangsungan usaha bank

b.1.2.2 Risiko Pasar

Risiko pasar didefinisikan sebagai risiko kerugian pada posisi neraca serta

pencatatan tagihan dan kewajiban di luar neraca yang timbul akibat pergerakan

harga pasar yang tidak menguntungkan. Variabel pasar antara lain adalah suku

bunga, nilai tukar, risiko komoditas dan risiko ekuitas. Satu-satunya risiko pasar

yang tidak dihadapi oleh bank syariah namun dihadapi oleh bank konvensional

yaitu risiko tingkat bunga.

b.1.2.3 Risiko Operasional

Risiko yang disebabkan kurangnya atau tidak berfungsinya proses internal,

kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang


8
mempengaruhi operasional bank, risiko ini mencakup kesalahan manusia (human

error).

b.1.2.4 Risiko Likuiditas

Risiko disebabkan karena bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh

waktu, secara umum likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan bank dalam

memenuhi kebutuhan dana (cash flow) secara cepat dengan biaya yang normal.

b.1.2.5 Risiko Hukum

Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek

yuridis menanggung kerugian disebabkan oleh adanya tuntutan hukum, ketiadaan

peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti

tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak

sempurna.

b.1.2.6 Risiko Reputasi

Risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif terkait dengan

kegiatan usaha bank atau persepsi negatif dari masyarakat terhadap bank,

penurunan tingkat kepercayaan sangat berpengaruh bagi bank syariah. 12


Dampak

negatif dari publikasi negatif dapat juga berpengaruh terhadap tingkat keuntungan

yang dipeoleh oleh bank. Risiko reputasi bank syariah lebih tinggi daripada bank

konvensional, hal ini dipengaruhi oleh ekspektasi masyarakat yang lebih terhadap

bank syariah.

b.1.2.7 Risiko Strategis

9
Risiko strategis muncul ketika keputusan yang diambil dalam perubahan

lingkungan bisnis tidak sesuai dengan harapan atau ketidakpastian dalam

menghadapi fluktuasi pasar seperti perubahan teknologi, perubahan kondisi

ekonomi secara makro, dinamika kompetisi dalam pasar maupun perubahan

kebijakan otoritas terkait.

b.1.2.8 Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan dapat terjadi bilamana bank syariah melanggar atau tidak

memenuhi peraturan perundang-undangan sesuai ketentuan yang telah berlaku

dalam prinsip syariah. Dalam prinsip syariah untuk menjalankan operasionalnya

maka kepatuhan menjadi fitur utama bagi bank syariah.

b.1.3 Bank

b.1.3.1 Definisi Bank

Masyarakat mengenal jasa perbankan sebagai sarana penyimpan dana dalam

bentuk tabungan dan fasilitas lainnya serta menyalurkannya dalam bentuk

pembiayaan berupa kredit atau produk bank. Peran sektor perbankan yang begitu vital

merupakan salah satu tulang punggung dalam membangun perekonomian suatu

negara. Berikut ini disajikan beberapa definisi mengenai bank.

1) Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan,“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank Umum adalah

bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

10
Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya

tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.”

2) Menurut Martono (2013), dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan lain

yang mengutip pernyataan dari G.M Veryn Stuart dalam bukunya Bank Politik

mengatakan bahwa: “Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan

yang bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan

uang yang diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat

pembayaran baru berupa uang giral”.

3) Menurut Kasmir (2011) :“Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk

melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti tempat

mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uang, melakukan pembayaran

atau melakukan penagihan.”

Dari beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa bank merupakan lembaga

yang menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan dan menyalurkannya

kembali dalam bentuk pinjaman berupa kredit dan bekerja atas dasar kepercayaan

yang diperoleh dari mayarakat. Dari pengertian di atas, dapat dijelaskan secara lebih

luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan,

artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan, sehingga

berbicara bank tidak lepas dari masalah keuangan.

11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain penelitian

Pada penelitian i ini metode yangi digunakani adalah metode kuantitatif, karena data

yang digunakan berupa data kuantitatif. Variabel Independen dalami penelitian inii yaitu

3.2 Definisi operasional dan Pengukuran variabel

3.2.1 Jenis dan sumber data

Penelitian ini menggunakan data sekunder berbentuk panel yang mencakup 5 bank

umum di Indonesia. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website

resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Data-data yang digunakan

sebagai berikut: Non Performing Loan (NPL), jumlah deposito, Pertumbuhan jumlah kredit,

Return On Assets (ROA), Tingkat Suku Bunga Deposito, Pendapatan Per Kapita, dan Indeks

harga konsumen.

3.2.2 Metode Pengumpulan data

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen (jumlah deposito,

Pertumbuhan jumlah kredit, Return On Assets (ROA), Tingkat Suku Bunga Deposito,
12
Pendapatan Per Kapita, dan Indeks harga konsumen terhadap Non Performing Loan (NPL).

Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel. Analisis estimasi regresi data

panel serta pengujian asumsi klasik..

Dalam penelitian ini teknis analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi data

panel. Data panel adalah gabungan antara data runtun waktu (time series) dan data silang (cross

section). Model dalam data panel pada dasarnya gabungan model data time series dan cross

section. Dalam model data panel memiliki indeks i yang menunjukan individu 1,2,...N, dan

indeks t yang menunjukan waktu pada periode 1,2,...T. Persamaan 3.1 merupakan persamaan

umum estimasi data panel. (Gujarati, 2008 : 594)

Y_it = α + β_1 X_it + ε_it,i+ 1,2,...,N ; t= 1,2,...,T ................... (3.1)

Dimana:

Yit : Variabel Dependen

α : Konstanta

β : Koefisien Regresi

Xit : Variabel Independen

Eit : Tingkat Kesalahan (Error Term)

T : Banyaknya Waktu

N x T : Banyaknya Data Panel

N : Banyaknya Observasi

13
Untuk menguji apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen maka digunakan model regresi linier berganda (multiple linier regression
method).

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e

Dimana :

a : Konstanta

b1 – b5 : Koefisien Regresi

Y : Profitabilitas / Return On Asset (ROA)

X1 : Non Performing Loan (NPL)

X2 : Loan to Deposit Ratio (LDR)

X3 : Capital Adequency Ratio (CAR)

X4 : Net Interest Margin (NIM)

X5 : Beban Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO)

e : Kesalahan residual (error)

Menurut (Suliyanto, 2011:231) data panel memiliki kelebihan dibandingkan data time
series maupun cross section. Kelebihan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Panel data memiliki tingkat heterogenitas yang lebih tinggi. Hal ini karena data
tersebut melibatkan beberapa individu dalam beberapa waktu. Dengan panel
kita dapat mengestimasikan karakteristik untuk setiap individu berdasarkan
heterogenitanya.
2. Panel data mampu memberikan data yang lebih informatif, lebih bervariasi,
serta memiliki tingkat kolinieritas yang rendah. Hal ini karena menggabungkan
data time series dan data cross section.

14
3. Panel data cocok untuk studi perubahan dinamis karena data pada dasarnya
adalah data cross section dan di ulang-ulang series).
4. Panel data mampu mendeteksi dan mengukur pengaruh yang tidak dapat di
observasi dengan time series dan cross section murni.
5. Panel data mampu mempelajari model perilaku yang kompleks.

Ada tiga pendekatan dalam mengestimasi regresi data panel yang dapat digunakan yaitu
Pooling Least Square (model Common Effect), model Fixed Effect dan model Random Effect.

1. Common Effect Estimasi


Common Effect (koefisien tetap antar waktu dan individu) merupakan teknik yang paling
sederhana untuk mengestimasi data panel. Hal ini karena hanya dengan
mengkombinasikan data time series dan cross section tanpa melihat perbedaan antara
waktu dan individu, sehingga dapat menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS)
dalam mengestimasi data panel. Dengan mengkombinasikan data time series dan cross
section tanpa melihat perbedaan antara waktu dan individu,maka model persamaan
regresinya adalah:
Yit = β0 + β1 X1 it + β2 X2 it + β3 X3 it + β4 X4 it + eit
2. Fixed effect
Model yang mengasumsikan adanya perbedaan intersep biasa disebut dengan model
regresi Fixed Effect. Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel
dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep.
Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar
perusahaan dan antar waktu. Least Square Dummy Variable (LSDV) adalah regresi
Ordinary Least Square (OLS) dengan variabel dummy ini sangat berguna dalam
menggambarkan efek perusahaan investasi. Model Fixed Effect dengan teknik Least
Square Dummy Variable (LSDV) dapat dituliskan sebagai berikut: Yit = β0 + β1 X1 it +
β2 X2 it + β3 X3 it + β4 X4 it... + eit
3. Random effect
Pada model fixed efffect terdapat kekurangan yaitu berkurangnya derajat kebebasan
(degree of freedom) sehingga akan mengurangi efisiensi parameter. Untuk mengatasi

15
masalah tersebut, maka dapat menggunakan pendekatan estimasi random effect.
Pendekatan estimasi random effect ini menggunakan variabel gangguan (error terms).
Variabel gangguan ini mungkin akan menghubungkan antar waktu dan antar perusahaan.
Penulisan konstanta dalam model random effect tidak lagi tetap tetapi bersifat random
sehingga dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut:
Yit = β0 + β1 X1 it + β2 X2 it + β3 X3 it + β4 X4 it + µi

Pemilihan Model Regresi Data Panel

Untuk memilih model mana yang sesuai dengan tujuan penelitian ini maka dilakukan
tahapan uji yang dapat dijadikan alat dalam memilih model data panel berdasarkan karakteristik
data yang sama. Adapun uji yang digunakan antara lain:

1. Uji Chow

Tujuan dari Uji Chow adalah untuk membandingkan atau memilih model mana yang
lebih baik antara model common Effects atau fixed Effects yang akan digunakan untuk
melakukan regresi data panel. Uji chow menguji siginifikansi bersama dari variabel dummy
dengan melakukan uji F. Berikut merupakan formula untuk uji Chow: (Baltagi, 2005 : 13)

F_0=((RRSS-URSS)/(N-1))/(URSS/(NT-N-K)) (H_0 ) F
̃ _(N-1,N(T-1)-K) ………………..…..
(3.6)

Dimana:

RRSS : Restricted Residual Sums of Squared

URSS : Uunrestricted Residual Sums of Squares

N : Jumlah data cross section

T : Jumlah data time series

K : Jumlah variabel penjelas

Hipotesis yang digunakan dalam uji Chow adalah sebagai berikut

16
H0 : metode common effects

H1 : metode fixed effects

2. Uji Hausman
Tujuan Uji Hausman adalah untuk memilih model mana yang lebih baik antara
Fixed Effects model dan random Effects yang akan digunakan untuk melakukan regresi
data panel. Salah satu metode yang digunakan untuk menghitung statistik uji Hausman
adalah dengan persamaan asimtotik dan identik secara numerik. Berikut merupakan
formula untuk uji Hausman: (Greene, 2011: 380)

H=(b_FE-β ̂_RE )^' [V_FE-V_RE ]^(-1) (b_FE-β ̂_RE ) …...…………… (3.7)

Dimana:

b_FE : vektor statistik untuk fixed effects

β ̂_RE : vektor statistik untuk random effects

V_FE : matriks varians untuk fixed effects

V_RE : matriks varians untuk random effects

Hipotesis yang digunakan dalam uji Hausman adalah sebagai berikut

H0 : metode random effects

H1 : metode fixed effects

3. Uji Langrange Multiplier


Tujuan Uji Langrange Multiplier adalah untuk memilih model mana yang lebih
baik antara common Effects model dan random Effects yang akan digunakan untuk
melakukan regresi data panel. Perhitungan uji LM untuk model random effects
berdasarkan pada residual OLS yang digambarkan dalam persamaan berikut: (Greene,
2011: 376)
17
LM= nT/(2(T-1)) [(∑_(i=1)^n▒[∑_(t=1)^T▒e_it ]^2)/(∑_(i=1)^n▒∑_(t=1)^T▒e_it^2 )-1 ]^2=
nT/(2(T-1)) [(∑_(i=1)^n▒〖(Te ̅_i)〗^2 )/(∑_(i=1)^n▒∑_(t=1)^T▒e_it^2 )-1]^2….(3.8)

Hipotesis yang digunakan dalam uji Langrange Multiplier adalah sebagai berikut:

H0 : metode common effects

H1 : metode random effects

4. Uji Asumsi Klasik


Pada penelitian ini digunakan data sekunder sehingga untuk ketepatan model
perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik antara lainnya uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
5. Uji Autokorelasi
Salah satu cara untuk pengujian autokorelasi adalah dengan menggunakan uji
Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson menggunakan residu least squares untuk menguji
autokorelasi.
6. Uji Heteroskedisitas
Heteroskedastisitas adalah adanya penyimpangan nilai absolut model yang tidak
sama untuk setiap nilai variabel bebas sepanjang periode observasi. Atau dengan kata
lain, model yang didapat memiliki varian komponen error "e" _"t" yang tidak homogen
atau sering disebut sebagai heteroscedastic.

Heterokedastisitas merupakan kondisi dimana varians kondisional dari populasi Y

bervariasi untuk setiap nilai X. Heterokedastitas mengakibatkan kecendurangan observasi

Y yang berasal dari populasi dengan X=Xi lebih dekat dengan garis FRP daripada

observasi yang berasal dari populasi yang berkaitan dengan X=X2 , X=X3 (Gujarati,

2009: 83).

18
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, L. E. (2010). Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, ROA dan Kualitas
Aktiva Produktif Terhadap Perubahan Laba Pada Bank Umum di Indonesia. Tesis, 102.

Arping, S. (2017). Deposit competition and loan markets R. Journal of Banking and Finance, 80,
108–118. https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2017.04.006

Dahir, A. M., Mahat, F., Razak, N. H. A., & Bany-Ariffin, A. N. (2018). Capital, funding
liquidity, and bank lending in emerging economies: An application of the LSDVC
approach. Borsa Istanbul Review. https://doi.org/10.1016/j.bir.2018.08.002

Greene, W. H. (2011). Econometrics Analysis (7th editio). Prentice Hall.

Gujarati, D. (2009). BASIC ECONOMETRICS (Fifth edit). America: McGraw-Hill.

Ibrahim, M. H., Aun, S., & Rizvi, R. (2018). Bank lending , deposits and risk-taking in times of
crisis : A panel analysis of Islamic and conventional banks. Emerging Markets Review, 35,
31–47. https://doi.org/10.1016/j.ememar.2017.12.003

Mankiw, N. Gregory (2003). Teori Makroekonomi Edisi Kelima. Terjemahan. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Edisi 8. Salemba
Empat : Jakarta.

Personal, M., Archive, R., Agoraki, M., & Delis, M. D. (2009). Mp r a, (16495), 0–26.

Suliyanto, 2011, Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi
Offset.Yogyakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai