Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yunidar

NPM : A1D018027

Fakultas : KIP

Prodi : Pendidikan Biologi

Semester : 1A

Pada era serba mesin ini, tidak ada hambatan yang menghalau terdorongnya motivasi
dan ide-ide baru dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Salah satu yang tidak ada
habisnya diteliti oleh para ilmuwan adalah perkembangan tentang sel, baik sel hewan maupun
sel tumbuhan. Opini ini didukung oleh banyaknya penelitian tentang sel yang terdapat pada
https://scholar.google.co.id/ diantaranya:

1. Sabun dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (2014) oleh M Zulkifli dan T
Estiasih; pada penelitian ini ditemukan ada fitosterol yang berfungsi untuk menjaga
fleksibilitas membran sel pada sel tumbuhan. Fitosterol ini ternyata memiliki fungsi
yang sama terhadap kolesterol yang dimiliki sel hewan.
2. Isolasi dan Digesti DNA Kromosom (2009) Oleh M Faatih; pada penelitian ini
ditekankan bahwa DNA yang dimiliki makhluk hidup dengan ukuran yang
tergolong sangat mikroskopis dapat diisolasi.
3. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Johar (Cassia siamea) terhadap
Peningkatan Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Sel Makrofag (2006) oleh KS
Kusmardi dan D Wulandari; penelitian tentang sel-sel fagositosis.

Melihat banyaknya penelitian tentang sel, hal ini memungkinkan bahwa perkembangan
sel akan menuju kearah positif. Artinya, seiring berjalannya waktu dan perbaikan teknologi,
akan lebih banyak lagi dilakukan penelitian tentang sel. Sel diteliti para ilmuwan untuk
mendapatkan ilmu baru, dan juga teknologi baru. Tidak menutup kemungkinan akan
ditemukannya bagian dari organel sel yang baru selain apa yang sudah dipelajari manusia.
Sel adalah unit struktural terkecil yang sangat ajaib. Sel yang berkumpul inilah yang
merupakan pembentuk kehidupan. Sifat sel yang dapat membelah dan termodifikasi menjadi
unsur yang lebih kompleks, merupakan pancingan bagi para peneliti untuk menemukan hal
yang lebih luarbiasa dari sel, baik cara kerja sel ataupun bagian sel yang baru.
Pada penelitian sel di masa depan, aspek utama yang harus mendukung ialah teknologi.
Dikutip dari laman https://www.itb.ac.id/news/read bahwa

Mengutip laporan dari Forbes pada tahun 2016, Prof. Kadarsah menyampaikan
beberapa jenis teknologi yang diperkirakan akan tetap dominan hingga di masa yang
akan datang. Pertama ialah IoT (Internet of Things) dan smart home tech yang
merupakan perluasan dari konektivitas internet dan teknologi rumah cerdas.
Teknologi semacam ini contohnya bangunan cerdas yang mampu melakukan
optimalisasi energi sendiri, lampu yang mampu mengontrol pencahayaan sesuai
kecerahan cuaca, dan kulkas yang mampu memberitahu isi didalamnya kepada sang
pemilik hanya melalui koneksi internet atau fasilitas SMS. ... Adapun jenis teknologi
lain yang diperkirakan akan dominan di masa depan ialah Physical – Digital
Integration atau dalam bahasa Indonesia disebut integrasi antara dunia fisik dengan
dunia digital. Rektor ITB mencontohkan teknologi ini dengan printer 3-dimensi.
Printer 3-dimensi memungkinkan orang untuk mencetak barang-barang secara real
dan bukan sekedar gambar 2-dimensi belaka. “Dapat dibayangkan bahwa saat ini
rumah mulai dicetak (di-“print”) dan bukan dibangun seperti yang sudah dilakukan
di China, Belanda, USA, Swiss, Dubai, dan lain-lain. Mungkin suatu saat istilah
membangun rumah akan berubah menjadi mencetak rumah,” tutur Rektor ITB
sambil tersenyum kearah para wisudawan dari program studi Teknik Sipil.

Kedua teknologi tersebut sangat erat kaitannya dengan prosedur penelitian terhadap sel.
Teknologi pertama adalah IoT (Internet of Things) dan smart home tech yang merupakan
teknologi perluasan internet yang mampu mengontrol pencahayaan hingga intensitas tertinggi
sekalipun, sehingga apabila teknologi ini digunakan dalam penelitian sel dapat memperjelas
bagian-bagian mikro sel karena unsur yang paling utama dibutuhkan adalah cahaya.

Teknologi kedua adalah Physical – Digital Integration atau dalam bahasa Indonesia
disebut integrasi antara dunia fisik dengan dunia digital. Saya katakan teknologi ini sangat
menunjang perkembangan pada penelitian sel dimasa depan dikarenakan kita membutuhkan
visualisasi hasil penelitian sel dalam bentuk tiga dimensi. Jika dibandingkan dengan gambar
sel sekarang yang merupakan dua dimensi, hal ini membatasi manusia untuk berfikir lebih
nyata terhadap seluk beluk sel. Dengan adanya teknologi print 3 dimensi, manusia dapat
mempelajari sel lebih mudah berdasarkan tata letak dan ruang.

Kesimpulan

Penelitian tentang sel dimasa depan akan lebih kompleks dibandingkan dengan
penelitian sel di zaman sekarang dikarenakan adanya penunjang berupa perbaikan teknologi
dan ilmu-ilmu baru.

Anda mungkin juga menyukai