Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AKUNTANSI PERBANKAN

“ JASA KEUANGAN BANK“

Oleh :

KELOMPOK 1

 Marshanda Christina Sari Malau (7202442011)


 Messy Ade Saputri (7203142007)
 Niken Butar Butar (7203142020)
 Nurul Isra Artari (7203142009)

Dosen Pengampu :

Sondang Aida Silalahi,SE,M.Si /

Ramdhansyah,SE,M.Acc

PRODI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI B

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

1|Page
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat dan karunia yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini. Adapun yang menjadi tugas kami adalah membuat “Jasa
keuangan Bank”. Tujuan kami membuat makalah ini ialah untuk memenuhi tugas
rutin dalam mata kuliah “Akuntansi Perbankan”.

Jika dalam penulisan makalah penulis terdapat berbagai kesalahan dan


kekurangan dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, kami memohon maaf
sebesar-besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-
mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini. Mudah-mudahan
dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu
pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Medan, 27 Maret 2022

Kelompok 1

2|Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................3
1. Latar Belakang...................................................................................................3
2. Rumusan Masalah..............................................................................................4
A. Apa yang dimaksud dengan jasa keuangan ?.................................................4
B. Apa fungsi lembaga Jasa Keuangan?.............................................................4
C. Apa saja jenis lembagga Jasa Keuangan di Indonesia?.................................4
D. Apa Saja Jenis-jenis Resiko Layanan Jasa Keuangan Bank?.......................4
3. Tujuan................................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. Pengertian jasa keuangan...................................................................................5
B. Fungsi lembaga Jasa Keuangan.........................................................................5
C. Jenis lembaga Jasa Keuangan di Indonesia.......................................................6
D. Jenis-jenis Resiko Layanan Jasa Keuangan Bank..........................................11
BAB III.......................................................................................................................14
PENUTUP..................................................................................................................14
Kesimpulan.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penerbitan POJK tentang Bank Umum dilandasi dengan semangat dan tujuan agar
perbankan Indonesia dapat menjadi lebih berdaya saing, adaptif dan kontributif bagi
perekonomian nasional, serta mendorong industri perbankan mencapai level skala
ekonomi yang lebih tinggi, lebih efisien dan menjadi panduan dalam pengembangan
industri perbankan, khususnya aspek kelembagaan bank. Secara khusus, penerbitan
POJK ini bertujuan untuk:

a. menyesuaikan dengan dinamika perkembangan industri keuangan dan


teknologi baik di tingkat regional maupun global, sehingga memperkuat
industri, proses bisnis dan aspek kelembagaan perbankan.
b. mendorong akselerasi transformasi digital, khususnya transformasi strategi
bisnis bank ke arah digital banking dengan menekankan pada aspek efisiensi
layanan, perlindungan nasabah termasuk keamanan data nasabah, serta
dukungan terhadap inklusi keuangan.
c. mendukung akselerasi konsolidasi bank sebagai salah satu upaya untuk
penguatan struktur, peningkatan ketahanan dan daya saing perbankan
sehingga lebih kontributif dalam perekonomian nasional, melalui
peningkatan modal pendirian bank umum baru atau pembukaan kantor
cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri (KCBLN) baru;
d. memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat untuk menyediakan produk
bank yang inovatif, dinamis, serta sesuai dengan kebutuhan nasabah
(customer centric)termasuk kebutuhan akan transaksi keuangan secara
digital;
e. mendukung terciptanya sinergi perbankan termasuk bagi bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yang bertujuan
untuk mendukung efisiensi, optimalisasi sumber daya bank, investasi dan
pertumbuhan ekonomi, serta penguatan konsolidasi bank umum.
f. mendorong pendekatan pengaturan yang bersifat principle-based sehingga
lebih agile dan forward looking tanpa mengabaikan prinsip kehati hatian.

4|Page
2. Rumusan Masalah

A. Apa yang dimaksud dengan jasa keuangan ?

B. Apa fungsi lembaga Jasa Keuangan?

C. Apa saja jenis lembagga Jasa Keuangan di Indonesia?

D. Apa Saja Jenis-jenis Resiko Layanan Jasa Keuangan Bank?

3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jasa keuangan


2. Untuk mengetahui apa fungsi lembaga Jasa Keuangan
3. Untuk mengetahui apa saja jenis lembagga Jasa Keuangan di Indonesia
4. Untuk mengetahui apa Saja Jenis-jenis Resiko Layanan Jasa Keuangan Bank

5|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian jasa keuangan


Berdasarkan pengertiannya, lembaga jasa keuangan adalah suatu badan atau
organisasi penyedia jasa yang berkaitan dengan keuangan. Lembaga ini menyediakan
jasa kepada nasabah lewat cara menghimpun dana, kemudian menyalurkannya
sebagai pendanaan bagi yang membutuhkan.

Lembaga jasa keuangan dalam perekonomian Indonesia telah diatur secara resmi
oleh pemerintah melalui regulasi keuangan. Aset utama dari lembaga jasa keuangan
berbentuk aset keuangan ataupun tagihan-tagihan dalam bentuk saham, obligasi dan
pinjaman. Lembaga ini tidak mengatur aset berbentuk aktiva riil seperti bangunan,
perlengkapan, dan bahan baku.

B. Fungsi lembaga Jasa Keuangan


Jika dilihat dari fungsinya, lembaga jasa keuangan memiliki tugas sebagai berikut:

 Melancarkan Pertukaran Produk

Produk yang dimaksud baik berupa barang maupun jasa, melalui uang dan
instrumen kredit. Jadi, dalam melakukan fungsi ini, lembaga jasa keuangan
akan menghimpun uang dari masyarakat dalam bentuk simpanan, kemudian
menyalurkan uang tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman.

 Memberikan Pengetahuan dan Informasi Keuangan

Sebagai pihak ahli, lembaga jasa keuangan bertugas melakukan analisa


ekonomi dan kredit untuk kepentingan nasabah. Maka dari itu, lembaga jasa
keuangan wajib menyebarkan informasi serta kegiatan yang bermanfaat dan
memberikan keuntungan bagi para nasabahnya.

 Memberikan Jaminan Bagi Para Nasabah

Dalam hal ini, lembaga jasa keuangan dapat memberikan jaminan atau
kepastian hukum serta moral yang berkaitan dengan keamanan dana
masyarakat yang menjadi nasabahnya.

 Menciptakan dan Memberikan Likuiditas

6|Page
likuiditas adalah kemampuan perusahaan, dalam hal ini lembaga jasa
keuangan untuk mengkonversi aset menjadi uang tunai. Artinya, lembaga jasa
keuangan harus mampu memberikan keyakinan kepada nasabahnya, bahwa
dana yang dipercayakan untuk dikelola tersebut akan dikembalikan sesuai
dengan waktu jatuh tempo yang disepakati.

C. Jenis lembaga Jasa Keuangan di Indonesia


Lembaga jasa keuangan dalam perekonomian Indonesia dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu lembaga jasa keuangan bank dan bukan bank.

1. Lembaga Jasa Keuangan Perbankan

Berdasarkan etimologinya, kata “bank” berasal dari kata “banca” dalam bahasa
Italia, yang memiliki arti meja. Meja dalam bahasa Italia tersebut adalah meja di
pasar yang digunakan untuk menukar uang. Jadi, pada dasarnya bank adalah tempat
untuk melakukan transaksi keuangan, meliputi penyimpanan uang, pemberi pinjaman
uang atau penyalur kredit, transaksi pembayaran, serta sebagai perantara dalam
transaksi keuangan tersebut.

Dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, disebutkan bahwa bank


adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Kalau berdasarkan pengertian dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang


perbankan tersebut, kita dapat mengetahui bahwa bank memiliki tiga kegiatan, yaitu
menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan
menghimpun dana dilakukan oleh bank dalam bentuk tabungan, simpanan giro, dan
deposito.

Kegiatan menghimpun dana ini biasanya dilakukan oleh lembaga jasa


keuangan perbankan dengan balas jasa berupa bunga dan hadiah yang dimaksudkan
untuk menarik minat masyarakat untuk menyimpan uang di bank tersebut. Kegiatan
menyalurkan dana atau penyedia kredit dilakukan bank untuk memberikan pinjaman
kepada masyarakat yang membutuhkan.

Sementara kegiatan memberikan jasa bank lainnya merupakan kegiatan bank


yang meliputi jasa penyewaan Safe Deposit Box (SDB), kartu kredit, anjak piutang,
dan lain sebagainya. Dari tiga kegiatan tersebut, kegiatan pokok bank adalah
menghimpun dan menyalurkan dana, sementara kegiatan memberikan jasa bank
lainnya adalah kegiatan pendukung, yang dilakukan bank demi mendukung dua
kegiatan pokoknya.

7|Page
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pihak bank saat menjalankan
fungsinya, nih, Pahamifren. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

 Likuiditas

Bank harus memiliki kemampuan dalam melunasi kewajiban sewaktu-waktu atau


saat jatuh tempo atau dapat melunasinya dalam jangka pendek.

 Solvabilitas

Bank harus mampu memenuhi semua kewajibannya kepada nasabah. Seandainya


bank tersebut bubar, pengelola wajib mengembalikan aset nasabah dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.

 Rentabilitas

Bank wajib memiliki kemampuan dalam memperoleh keuntungan atau laba agar
dapat menjaga kontinuitasnya.

 Solidaritas

Bank harus memiliki kemampuan dalam memperoleh kepercayaan dari


masyarakat, agar dapat menunjukkan kalau bank tersebut dalam keadaan sehat.

2 .Jenis-Jenis Bank

Dalam melaksanakan kegiatannya, perbankan di Indonesia dibagi menjadi


beberapa jenis berdasarkan fungsi, kepemilikan, status, dan cara menentukan harga.

A. Bank berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya, menurut UU Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998,


lembaga jasa keuangan perbankan di Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Bank sentral

Bank sentral adalah bank yang memiliki tanggung jawab atas kebijakan moneter
atau stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial
sebuah negara secara keseluruhan. Di Indonesia, bank yang menjadi bank sentral
adalah Bank Indonesia, yang otoritasnya diatur dalam UU No. 3 Tahun 2004.

8|Page
Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa bank sentral merupakan lembaga negara yang
memiliki wewenang dalam mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu
negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, dan mengawasi
perbankan serta menjalankan fungsi sebagai pemberi pinjaman pilihan terakhir
(lender of the last resort).

Jadi, berdasarkan UU tersebut, tujuan pokok dari Bank Indonesia adalah


mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah, yang mengandung dua aspek, yaitu
kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa, serta kestabilan nilai rupiah
terhadap mata uang negara lain.

Bank Indonesia memiliki tiga pilar pokok yang mendukung tugasnya sebagai
bank sentral Indonesia, yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
mengatur serta menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan mengatur serta
mengawasi perbankan yang ada di Indonesia.

Sebagai bank sentral, Bank Indonesia bersifat independen dalam


melaksanakan tugas serta wewenangnya, sehingga semua keputusan dan kebijakan
yang diambil oleh Bank Indonesia harus bebas dari campur tangan pemerintah dan
atau pihak lain, kecuali dalam hal-hal yang sudah dengan tegas diatur dalam undang-
undang.

2) Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan perbankannya secara


konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank umum adalah
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum juga memberikan
penawaran berbagai produk dan jasa sesuai dengan fungsinya, sebagai penghimpun
dana dari masyarakat, pemberi pinjaman kepada masyarakat, menjual dan membeli
valuta asing, menjual jasa giro, menjual jasa penagihan surat berharga, menjual jasa
asuransi, menjual jasa cek, dan memberikan jasa penitipan barang berharga, dan lain
sebagainya.

Bank umum seringkali disebut sebagai bank komersial karena bertujuan


mendapatkan laba yang diperoleh dari selisih pendapatan dan biaya operasional
perusahaan. Pendapatan bank umum didapatkan dari jasa layanan yang diberikan
kepada masyarakat, sementara biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan bank
dalam bentuk pembayaran bunga, pembayaran biaya tenaga kerja, dan lain
sebagainya.

9|Page
3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat atau yang biasa disingkat BPR merupakan bank yang
melakukan kegiatan usahanya secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.

Dalam menjalankan usahanya, BPR menghimpun dana dari masyarakat,


memberikan kredit konsumtif kepada masyarakat, menyediakan pembiayaan dan
penempatan dana sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. BPR menempatkan
dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat
deposito, dan/atau tabungan ke bank lain.

B. Bank berdasarkan Kepemilikan

Berdasarkan kepemilikannya, bank dibagi menjadi lima jenis, yaitu:

1) Bank Pemerintah

Sesuai namanya, bank milik pemerintah adalah bank yang akta pendirian
ataupun modalnya sepenuhnya milik pemerintah, sehingga keuntungan dari usaha
bank ini juga sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah.

Contoh dari bank milik pemerintah adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI),
Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Mandiri.
Sementara contoh bank milik pemerintah daerah adalah Bank Jabar, Bank Jatim,
Bank Jateng, Bank DKI, Bank DIY, Bank Sulawesi Selatan, Bank Riau, dan Bank
Nusa Tenggara Barat.

2) Bank Swasta Nasional

Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh swasta nasional, sehingga seluruh keuntungan dari usahanya
menjadi milik swasta nasional tersebut. Contoh dari bank milik swasta nasional
adalah Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia, Bank Mega, Bank Central
Asia (BCA), Bank Lippo, Bank Niaga, Bank Bumi Putra, dan Bank Universal.

3) Bank Milik Koperasi

Bank milik koperasi adalah bank yang seluruh sahamnya dan seluruh
keuntungan usahanya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.

10 | P a g e
Contoh dari bank milik koperasi yang ada di Indonesia adalah Bank Umum Koperasi
Indonesia (Bukopin).

4) Bank Milik Asing

Bank milik asing merupakan cabang bank dari bank yang ada di luar negeri.
Pemilik seluruh saham dari bank milik asing ini adalah pihak asing atau luar negeri.
Contoh bank milik asing yang ada di Indonesia adalah ABN AMRO Bank, Bank of
America, City Bank, American Express Bank, Bangkok Bank, Bank of Tokyo, dan
Deutsche Bank.

5) Bank Milik Campuran

Bank milik campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh pihak
swasta nasional dan pihak asing. Sekalipun demikian, saham bank milik campuran
ini secara mayoritas dimiliki oleh warga negara Indonesia. Contoh dari bank milik
campuran adalah Bank Merincorp, Bank Sakura Swadarma, Ing Bank, Pacific Bank,
Mitsubishi Buana Bank, dan Bank Finconesia.

C. Bank berdasarkan Status

Berdasarkan statusnya, bank dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Bank Devisa

Bank devisa merupakan bank yang dapat melakukan transaksi ke luar negeri atau
transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Bentuk
transaksi yang dilakukan bank devisa ini adalah melakukan transfer ke luar negeri,
pembayaran L/C, inkaso ke luar negeri, dan travellers cheque. Untuk menjadi sebuah
bank devisa, sebuah bank harus memenuhi sejumlah persyaratan yang sudah
ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2) Bank Non Devisa

Bank non devisa adalah bank yang belum memiliki izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melakukan transaksi yang
berhubungan dengan luar negeri.

D. Bank Berdasarkan Cara Menentukan Harga

Berdasarkan cara menentukan harga, bank dibedakan menjadi dua jenis,


yaitu:

11 | P a g e
1) Bank Konvensional

Bank yang berdasarkan prinsip konvensional adalah bank yang mendapatkan


keuntungan dengan jalan menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk simpanan
seperti giro, tabungan, maupun deposito. Dalam menentukan harga untuk pinjaman
atau kredit, bank ini menetapkannya berdasarkan tingkat suku bunga.

Bank ini menetapkan keuntungan untuk jasa bank lainnya dengan cara
menetapkan biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Hampir seluruh bank yang
ada di Indonesia merupakan bank yang berdasarkan prinsip kerja konvensional
(Barat).

2) Bank Syariah

Bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bank yang menetapkan landasan
falsafahnya kepada hukum Islam. Bank syariah tidak menggunakan sistem bunga dan
dalam penentuan harga atau pencarian keuntungannya dilakukan berdasarkan prinsip
bagi hasil.

D. Jenis-jenis Resiko Layanan Jasa Keuangan Bank

1) Risiko Strategi, risiko yang timbul karena ketidakmampuan perusahaan jasa


keuangan dalam menetapkan strategi yang tepat dalam mengantisipasi adanya
perubahan.
2) Risiko Kepengurusan, adalah risiko yang timbul karena ketidakmampuan
perusahaan penyedia jasa dalam mempertahankan direksi dan dewan
komisaris, atau yang setara, yang memiliki kompetensi dan integritas yang
tinggi.
3) Risiko Operasional, risiko yang mempengaruhi semua kegiatan usaha akibat
ketidaklayakan atau kegagalan dalam internal, manusia, sistem teknologi
informasi dan yang berasal dari luar perusahaan .
4) Risiko Aset dan Liabilitas adalah risiko yang muncul sebagai akibat
kegagalan pengelolaan aset dan liabilitas penyedia jasa keuangan.
5) Risiko Tata Kelola, merupakan risiko yang terjadi karena adanya potensi
kegagalan dalam tata kelola perusahaan yang baik, gaya manajemen yang
tidak tepat, lingkungan pengendalian dan tindakan pihak-pihak yang terkait
langsung atau tidak langsung dengan perusahaan.
6) Risiko Dukungan Dana adalah risiko yang disebabkan oleh dana atau modal
perusahaan penyedia jasa yang terbatas, termasuk kurangnya akses tambahan
modal berupa dana untuk menghadapi kerugian-kerugian atau juga kebutuhan
yang tidak terduga.

12 | P a g e
7) Risiko Asuransi, ialah risiko yang terjadi ketika perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi tidak mampu memenuhi kewajiban kepada orang yang
memberli menggunakan asuransi karena ketidakcukupan pada proses seleksi
risiko (underwriting), penetapan premi (pricing), penggunaan reasuransi, dan
penanganan klaim.
8) Risiko Pembiayaan adalah risiko yang muncul akibat ketidakmampuan
debitur memenuhi kewajibannya kepada perusahaan pembiayaan.

Manajeman Resiko

Manajemen risiko sangat perlu untuk diterapkan dalam jasa keuangan


perbankan. Tujuan manajemen risiko adalah memastikan dan menyadari agar risiko
dalam sektor jasa keuangan dipastikan berada pada batas yang wajar. Penerapan
manajemen risiko memiliki peran untuk memprediksi bagaimana kemungkinan
kerugian dimasa mendatang, menentunkan seberapa banyak modal yang dibutuhkan
untuk menutup berbagai risiko, dan juga mengitung Return Of Investment yang
diharapkan sesuai besarnya jumlah modal awal.

Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan peraturan Nomor.1/POJK.05/2015


tentang penerapan manajemen risiko bagi lembaga jasa keuangan, khususnya
lembaga keuangan bukan bank. Semakin berkembangnya perkembangan teknologi
informasi yang sangat cepat dapat mempengaruhi perkembangan lembaga jasa
keuangan non-bank dan meningkatkan risiko yang dihadapi oleh lembaga jasa
keuangan non-bank tersebut. Dengan adanya manajemen risiko, Lembaga Jasa
Keuangan akan memperoleh manfaaat dalam pengelolaan risiko yang lebih baik,
penetapan risk appetite dan risk tolerance yang sesuai dengan kompleksitas dan
karakteristik usaha Lembaga Jasa Keuangan, dan stabilitas dari sistem keuangan
yang ada.

Wewenang Otoritas Jasa Keuangan

Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, OJK memiliki wewenang sebagai


berikut:

 Melakukan pengawasan dan perlindungan terhadap konsumen dalam


sektor perbankan, pasar modal serta Industri Keuangan Non Bank
(IKNB),
 Memberikan dan/atau mencabut izin usaha, pengesahan, persetujuan,
atau penetapan pembubaran,
 Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan serta
menunjuk pengelola statuter, dan
 Menetapkan sanksi administratif.

Hukum Perlindungan Konsumen

13 | P a g e
Konsumen jasa keuangan memilik hak atas penerapan hukum
perlindungan konsumen. Hak yang dimaksudkan di dalam jasa keuangan ialah hak
atas informasi yang benar atas jasa yang hendak digunakan oleh konsumen. Adanya
hukum perlindungan konsumen didasari oleh kondisi pelaku usaha jasa keuangan
yang memiliki pengetahuan lebih dibandingkan dengan konsumen. Pada praktiknya,
timbullah masalah jasa keuangan akibat adanya monopoli kekuatan pasar, pasar
gelap dan kerugian atas pelanggaran hak konsumen. Hukum perlindungan konsumen
berlaku bagi lembaga keuangan berbentuk bank maupun lembaga keuangan bukan
bank.

Hukum perlindungan konsumen ini merupakan bentuk pencegahan dari


pemberian informasi secara tidak lengkap atau bersifat menipu konsumen.
Keberadaan hukum perlindungan konsumen dalam jasa keuangan bertujuan untuk
meningkatkan kepercayaan antara investor dan konsumen pada setiap kegiatan
lembaga jasa keuangan dan memberikan adanya kesempatan kepada lembaga itu
untuk berkembang secara adil.

14 | P a g e
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Jasa keuangan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk jasa yang
disediakan oleh industri keuangan. Jasa keuangan juga digunakan untuk merujuk
pada organisasi yang menangani pengelolaan dana. Bank, bank investasi.

Dengan tujuan sebagai berikut:

 Memberikan pembiayaan dalam bentuk pinjaman jangka panjang dan


menengah
 Penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan.
 Merangsang penyertaan modal swasta dan memperluas sumber-sumber
pembiayaan bagi kegiatan dunia usaha.
 Sebagai penggerak, perantara atau penanggung setiap pengeluaran dan
penukaran saham-saham, surat utang, obligasi, dan surat berharga lainnya.
 Sebagai salah satu lembaga penunjang pasar uang dan pasar modal.

15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/pahamify.com/blog/pahami-materi/materi-ips/materi-
ekonomi-kelas-10-lembaga-jasa-keuangan/amp/

https://id.wikipedia.org/wiki/Jasa_keuangan#:~:text=Jasa%20keuangan%20adalah
%20suatu%20istilah,organisasi%20yang%20menangani%20pengelolaan%20dana.

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai