Anda di halaman 1dari 14

MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN

Mata Kuliah : PENGANTAR MANAJEMEN

Dosen Pengampu : Hendra Saputra


Disusun Oleh :
Kelompok 3
 Anna Rahmadani Bintang (7203342005)
 Chatrine Bernadetta Manik (7203342001)
 Winni Rahmayani (7202442007)
 Yolanda Panggabean (7203142029)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Motivasi Dan Kepemimpinan”
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai Kepemimpinan Seseorang atau
yang lebih khususnya membahas penerapan sikap dan sifat Kepemimpinan, karakteristik
serta perspektif Motivasi dan Kepemimpinan dalam materi ini Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang bersikap Kepemimpinan dan Memotivasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Medan, 17 November 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................3
Rumusan Masalah....................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................4
A. Motivasi..........................................................................................................4
B. Jenis Motivasi.................................................................................................4
C. Teori Motivasi................................................................................................4
D. Pendekatan Terhadap Motivasi......................................................................5
E. Pentingnya Motivasi.......................................................................................6
F. Cara Menbangun Motivasi.............................................................................6
G. Contoh Kasus Motivasi..................................................................................7
BAB II.......................................................................................................................8
A. Kepemimpinan...............................................................................................8
B. Kepemimpinan yang Melayani......................................................................8
C. Teori Tentang Timbulnya Pemimpin.............................................................9
D. Tipe atau Gaya Kepemimpinan......................................................................10
E. Pentingnya Kepemimpinan............................................................................10
F. Strategi memimpin.........................................................................................12
G. Contoh Kasus Kepemimpinan........................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

2
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN

PENDAHULUAN
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara
perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena
menurut defines manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu
memahami orang-orang berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja
sesuai dengan yang diinginkan organisasi. Motivasi adalah juga subyek membingungkan,
karena motif tidak dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari
perilaku orang yang tampak.
Motivasi bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi
seseorang. Dua factor lainnya yang terlibat adalah kemampuan individu dan pemahaman
tentang perilaku yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi
peranan. Motivasi, kemampuan, dan persepsi peranan adalah saling berhubungan. Jadi, bila
salah satu factor rendah, maka tingkat prestasi akan rendah, walaupun faktor-faktor lainnya
tinggi.
Dan Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan
manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang – orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen
mencakup kepemimmpinan, tetapi juga mencakup fungsi – fungsi lain seperti perencanaan,
pengorganisasian dan pengawasan.

RUMUSAN MASALAH
1. Memahami Arti Motivasi ?
2. Memahami Arti Kepemimpinan ?

3
BAB I

A. MOTIVASI
Motivasi berasal dari kata motif yang artinya adalah “segala daya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif inilah yang mendorong untuk segala aktivitas manusia dalam
berbuat. Motivasi bersumber dari dalam diri seseorang, sehingga sangat sulit untuk diamati.
Tetapi motif adalah hal yang dapat disimpulkan, karena sesuatu yang dapat disaksikan. Tiap
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuatan dari dalam diri pribadi
orang tersebut. Kekuatan pendorong inilah yang disebut motif.
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu
untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan
ketekunan. Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan
seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja
yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan
organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa
lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.

B. JENIS MOTIVASI
Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua:
1. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal yang timbul dari dalam diri pribadi
seseorang itu sendiri, seperti system nilai yang dianut, harapan, minat, cita-cita, dan
aspek lain yang secara internal melekat pada seseorang.
2. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi eksternal yang muncul dari luar diri pribadi
seseorang, seperti kondisi lingkungan kelas-sekolah, adanya ganjaran berupa hadiah
(reward) bahkan karena merasa takut oleh hukuman (punishment) merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi motivasi).

C. TEORI MOTIVASI
Teori-teori motivasi
1. Teori Insentif: Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau
mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau
bekerja dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif
berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan
bekerja lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible. Seringkali
sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.
2. Dorongan Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja.
Termasuk di dalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau
rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan
lebih haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi

4
lapar saat mencium bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah
atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.
3. Teori Hirarki Kebutuhan: Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal
hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat.
Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan akan pengakuan
sosial, kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.
4. Takut Kehilangan vs Kepuasan: Teori ini mengatakan bahwa pada dasarnya ada dua
faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kepuasan
(terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah ketakutan akan kehilangan yang
sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut
kehilangan gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan
ini termasuk factor kepuasan. Konon, factor takut kehilangan lebih kuat disbanding
meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
5. KejelasanTujuan: Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki
tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki
motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang
disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan).

D. PENDEKATAN TERHADAP MOTIVASI


Dikelompokkan dalam 3 pendekatan :
1. Pendekatan Tradisonal.
Fredirik Winslow Tailor, pendekatan tradisional bahwa motivasi para pekerja hanya
dipandang dari sudut pemenuhan kebutuhan fisik/biologis saja (melalui
insentif/gaji/upah dalam bentuk uang atau barang sebagai penghargaan).
2. Pendekatan Hubungan Manusia.
Elton Mayo, pendekatan hubungan manusia bahwa motivasi para pekerja tidak hanya
membutuhkan uang, tetapi membutuhkan interaksi dengan orang lain.
Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan supaya gairah kerjanya
meningkat ialah dengan mengakui kebutuhan social mereka dan membuat mereka
merasa berguna dan penting. Sebagai akibatnya, karyawan mendapatkan beberapa
kebebasan membuat keputusan dan kreativitas dalam pekerjaannya. Dengan
memperhatikan kebutuhan materiil dan non materiil karyawan, motivasi kerjanya akan
meningkat pula. Jadi motivasi karyawan adalah untuk mendapatkan materiil dan non
materiil (jamak).
3. PendekatanSumberDayaManusia (SDM)
Douglas Mc Gregor, pendekatan SDM bahwa motivasi tumbuh seperti dikemukan
dalam teori Y, adalah sebagai berikut :
 Pekerja cenderung memperoleh kepuasan dari prestasi yang baik.
 Pekerja berprestasi bukan karena insentif dan pengakuan sosial.
 Adanya kesadaran pekerja untuk meraih prestasi kerja itu sendiri.

5
E. Pentingnya Motivasi
Motivasi mempunyai peranan strategis dalam kegiatan berwirausaha. Tidak ada
seorang pun yang melakukan wirausaha tanpa adanya motivasi. Tidak ada motivasi berarti
tidak ada kegiatan berwirausaha. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip
motivasi dalam berwirausaha tidak hanya diketahui tetapi juga harus diterapkan dalam dunia
usaha.
Disadari bahwa tingkat kepuasan individu manusia berbeda-beda, begitu pula dengan
tingkat kebutuhan manusia juga berlainan. Hal itu perlu dipahami oleh seorang wirausaha di
dalam memotivasi pekerjaanya. Disamping itu pula, seorang wirausaha perlu mengenali
kekuatan motif diri sendiri sehingga dapat menjaga keseimbangan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Motivasi bertujuan untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul
keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau
mencapai tujuan tertentu.
Motivasi berfungsi untuk mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa
motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar, berwirausaha, berorganisasi dan
kegiatan yang lain. Motivasi juga sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada
pencapaian tujuan yang diinginkan dan juga sebagai penggerak yakni motivasi sebagai mesin
bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan
(Hamalik).
Motivasi berguna untuk mendorong gairah dan semangat kerja,meningkatkan moral
dan kepuasan kerja pegawai, meningkatkan produktivitas kerja pegawai, mempertahankan
loyalitas dan kestabilan pegawai perusahaan, meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan
tingkat absensi pegawai, mengefektifkan pengadaan pegawai, menciptakan hubungan kerja
dan suasana yang baik serta meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai (Dr.
Sowatno,2001:147)

F. Cara Membangun Motivasi


Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks dan pencapaian.
Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya,
individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena adanya motivasi intrinsic atau
ekstrinsik.
Motivasi intrinsic yaitu keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu
semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut. Bagi seorang
wirausaha factor internal merupakan pengenal motivasi diri pribadi, bagaimana individu
tersebut mempunyai dorongan untuk usaha lalu motif apa yang dominan dalam memilih
untuk menjadi wirausaha.
Motivasi ekstrinsik yaitu keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan
oleh imbalan-imbalan eksternal seperti gaji, kondisi kerja, penghargaan, jenjang karir,
tanggung jawab. Seorang pekerja termotivasi bekerja lebih baik tergantung dari faktor yang
dikendalikan oleh seorang pemimpin perusahaan atau seorang wirausaha dan interaksi positif
antar dua factor tersebut yang pada umumnya menghasilkan tingkat motivasi yang tinggi.

6
Motivasi eksternal tidak mengabaikan motivasi internal, tetapi justru
mengembangkannya. Motivasi eksternal menjelaskan kekuatan yang ada di dalam individu
yang dipengaruhi faktor-faktor internal yang dikendalikan oleh manajer atau seorang
wirausaha berupa imbalan yang telah dijelaskan di atas.
Manajer perlu memahami dan mengenal motivasi eksternal untuk mendapat
tanggapan positif dari karyawannya. Tanggapan yang positif ini menunjukkan bahwa
bawahan-bawahannya sedang bekerja demi kemajuan organisasi. Seorang manajer dapat
mempergunakan motivasi eksternal yang positif maupun yang negatif. Motivasi yang positif
memberikan imbalan-imbalan berupa penghargaan untuk pelaksanaan kerja yang baik.
Motivasi negative memperlakukan hukuman bila pelaksanaan kerja tidak baik. Keduanya
dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan.
Selain itu, ada pula konsep motivasi yang dijelaskan oleh Suwanto yaitu model
tradisional, hubungan manusia dan sumber daya manusia. Pada model tradisional, untuk
memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan system insentif dalam
bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi. Model hubungan manusia, yaitu
memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan mengakui kebutuhan
social mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting. Sedangkan model yang
terakhir yaitu sumber daya manusia yakni pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan
hanya uang atau barang tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti
oleh Purnomo (2004:37) menyatakan ada tiga factor sebagai sumber motivasi yaitu
kemungkinan untuk berkembang, jenis pekerjaan dan apakah mereka dapat merasa bangga
menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja.

G. Contoh Kasus Motivasi


Teman lagi upacara bendera, pelajar SMK nyolong laptop di kelas. Perbuatan seorang pelajar
berinisial R di Palembang tak layak untuk ditiru. Saat guru dan teman-temannya mengikuti
upacara bendera, ia malah sibuk masuk ke dalam kelas dan memeriksa satu per satu tas milik
temannya dan mencari barang berharga yang dapat diambil. Dari perbuatannya tersebut, R
membawa kabur dua unit laptop mereka Accer dan Toshiba milik teman sekelasnya.
Namun atas ulahnya tersebut, R harus mendekam di sel tahanan Mapolsek Ilir Timur I
Palembang setelah pihak sekolah menyerahkan R beserta barang bukti. R mengakui bahwa
perbuatan yang dia lakukan terjadi saat upacara berlangsung, ia mengakui bahwa ia sengaja
tidak mengikuti upacara agar bebas mencari barang yang diinginkan. R mengaku bahwa ia
masuk kesekolah dari belakang sekolah dengan cara memanjat pagar lalu masuk kelas lewat
jendela. R juga mengaku bahwa barang hasil curiannya telah ia jual dengan satu unit laptop
accer dijual seharga 950 ribu, sedangkan satu unit laptop Toshiba ia barter dengan sepeda
motor Yamaha Force One. R mengaku terpaksa mencuri laptop karena ia ingin memiliki
motor sebab ia sedang praktik magang, jadi harus ada kendaraan. R sengaja menyerahkan diri
ke kepala sekolah lantaran takut dan menyesal. Kemudian pihak sekolah mengantarkan R ke
kantor polisi.

7
Analisa kasus (pembahasan):
Dari kasus yang dipaparkan, motivasi mencuri yang dilakukan oleh subyek termasuk dalam
drive-reduction theory, dalam teori ini dijelaskan bahwa seseorang melakukan suatu
perbuatan karena adanya dorongan energy berperilaku untuk memenuhi suatu kebutuhan
tertentu. Di dalam drive-reduction theory, dibagi menjadi 2 yaitu primary drive dan
secondary drive. Contoh diatas masuk dalam secondary drive yaitu drive yang bukan
biological need, misalnya saja R sengaja mencuri karena ia ingin memiliki motor sebab ia
sedang praktik magang, jadi harus ada kendaraan.

BAB II
A. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen.
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang
– orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup
kepemimmpinan, tetapi juga mencangkup fungsi – fungsi lain seperti perencanaan,
pengorganisasian dan pengawasan.
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan
karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan
atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang.
Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri
(inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan
tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya
mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi
pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan
lahir dari proses internal.

B. KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI


Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu
transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai
dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin
yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin
yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama
sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama
dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.

8
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap
kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah
pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan
public atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri
ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan
tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.

C. TEORI – TEORI TENTANG TIMBULNYA PEMIMPIN


Yang dimaksud dengan teori munculnya pemimpin ialah faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi seseorang sehingga menjadikan dia bisa menjadi seseorang pemimpin. Factor-
faktor dimaksud bila dikaitkan dengan teori yang ada maka terdapat empat teori, sebagai
berikut:
1. Teori Genetik
Menurut teori genetic orang bisa jadi pemimpin karena ia memang sejak lahir telah
mempunyai bakat untuk memimpin (factor internal). ”leadership are born and not
mad”artinya “pemimpin itu dilahirkan bukan dibentuk”.
2. Teori Sosial
Menurut teori ini bias tidaknya orang jadi pemimpin tergantung pada factor-faktor
persiapan, pendidikan, latihan dan pengalaman seseorang (factor eksternal). Jadi
prinsipnya “leaders are made and not born” (Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan).
3. Teori Ekologik
Teori ini merupakan paduan atau konvergensi antara teori genetik dan sosial. Menurut
teori ini orang bisa dan mampu jadi pemimpin yang baik, bila ia mempunyai bakat
sebagai pemimpin, kemudian bakat tersebut mendapat tempat penyaluran yang memadai
atau dengan kata lain bakat yang dimiliki itu disalurkan dan dikembangkan lewat
pendidikan, latihan dan pengalaman akan memunculkan orang menjadi pemimpin yang
baik.
4. Teori Kontingensi atau tiga dimensi
Menurut teori tiga dimensi terdapat tiga faktor yang ikut berperan dalam menentukan
bias tidaknya seseorang jadi pemimpin. Ketiga factor itu adalah :
1) Bakat kepemimpinan yang dimiliki
2) Pengalaman, pendidikan dan latihan kepemimpinan yang diperolehnya.
3) Kegiatan seseorang untuk mengembangkan bakat kepemimpinan

9
D. TIPE ATAU GAYA KEPEMIMPINAN
Menurut Ralph white dan Ronald lippet; ada tiga dasar gaya kepemimpinan antara lain :
1. Kepemimpinan otoriter
 Penentuankebijaksanaan oleh pimpinansendiri
 Cara dan kegiatan yang dilakukanberadaditanganpemimpin
 Stategi, penentuanposisi, pembagiantugasditentukanpimpinan

2. Kepemimpinan Demokratik
 Kebijaksanaan ditentukan bersama secara musyawarah, pimpinan sebagai
fasilitator
 Pemimpin hanya melakukan sumbang saran mengenai cara kerja dan kegitan yang
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
 Cara kerja, penentuan posisi dan pembagian tugas diserahkan kepada kelompok

3. Kepemimpinan Liberal
 Kebebasan penuh pada pengambilan keputusan, pimpinan memiliki peran yang
sangat minim.
 Pimpinan hanya member informasi bila diminta dan tidak terlibat dalam
penentuan cara kerja dan kegiatan yang dilakukan.

Dari ketiga gaya kepemimpinan diatas, tepat atau tidaknya gaya tersebut akan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi dari organisasi yang dijalankan.

E. PentingnyaKepemimpinan
Dalam suatu organisasi, kepemimpinan merupakan factor yang sangat penting dalam
menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan
merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
organisasi Pemimpin memiliki peran sebagai the vision role, pengendalian dan hubungan
organisasi, pembangkit semangat dan menyampaikan informasi.

F. Strategi Memimpin
Seorang pemimpin harus menjadi penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan
pelatih. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus menyusun arah dan secara personal sepakat
untuk menyebarkan kepemimpinan keseluruh organisasi, memberdayakan para karyawan
dalam bertindak untuk mendengar dan mengawasi umpan balik dan selalu memfokuskan
perhatian dalam membentuk organisasi mencapai potensi terbesarnya.
Seorang manajer harus mempunyai keungulan diri dalam memimpin (self-mastery).
Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin adalah peran

10
membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapatdijalankan dengan cara memberikan pujian
dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk penghargaan dan intensif. Penghargaan
adalah bentuk pujian yang tidak berbentuk uang. Sementara insentif adalah pujian yang
berbentuk uang atau benda yang dapat kuantifikasi. Pemberian insentif hendaknya didasarkan
pada aturan yang sudah disepakati bersama dan transparan. Insentif akan efektif dalam
peningkatan semangat kerja jika diberikan secara tepat. Artinya, sesuai dengan tingkat
kebutuhan karyawan yang diberi intensif dan disampaikan oleh pimpinan tertinggi dalam
organisasi serta diberikan dalam suatu ‘event” khusus. Peran pembangkit semangat kerja
dalam bentuk memberikan dukungan, bias dilakukan melalui kata-kata, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dalam kalimat-kalimat yang sugestif. Dukungan juga dapat
diberikan dalam bentuk peningkatan atau penambahan sarana kerja, penambahan staf yang
berkualitas, perbaikan lingkungan kerja dan semacamnya.
Semangat kerja sedikit banyaknya dipengaruhi oleh perilaku pimpinannya. Perilaku
pemimpin yang baik yaitu:
1) Seorang pemimpin harus selalu berfikir positif, selalu antusia, mampu mamahami dan
menmghargai pihak lain (bawahan), tetap tenang saat dalam situasi sulit atau
menegangkan, tetapoptimis, tidak mengumpat terhadap bawahan, menjelaskan
kesalahannya pada waktu dan tempat yang tepat;
2) Tidak menunda jawaban atau member jawaban yang mengambang;
3) Member perintah dengan gaya minta tolong; dan
4) Tidak lupa memberi hadiah atau penghargaan
Keempat hal tersebut sangat mempengaruhi semangat kerja pegawai dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaannya. Dalam suatu organisasi sumber daya manusia sangat menentukan
keberhasilan atau ke tidak berhasilan suatu organisasi. Kedudukan manusia dalam hal ini
pegawai yaitu orang-orang yang bergabung dalam organisasi adalah sangat penting sebagai
pendukung tercapainya tujuan organisasi tempat mereka bekerja. Menyadari hal tersebut
peranan kepemimpinan sebagai pemimpin dan manajer adalah sangat mutlak. Dalam upaya
mempengaruhi perilaku pegawai, pemimpin menggunakan pendekatan pola kepemimpinan
yang berorientasi pada tugas pegawai dan hubungan manusia.
Initiating structure adalah cara kepemimpinan melukiskan hubungannya dengan pegawai
dalam mengorganisasi kerja, hubungan kerja dan tujuan. Kepemimpinan pada posisi tingkat
tinggi dalam initiating structur untuk member perintah kepada pegawai melaksanakan tugas.
Sedangkan consideration, hubungan kerja atas dasar kepercayaan, menghargai gagasan
pegawai, menunjukkan kepedulian, kesejahteraan, keamanan, dan kepuasan pegawai.
Dalam organisasi terjadi saling berinteraksi sesame pegawai dengan pemimpin.
Kondisi yang demikian akan memungkinkan terwujudnya iklim organisasi, iklim organisasi
adalah lingkungan manusia di dalam mana para pegawai organisasi melakukan pekerjaan
mereka. Iklim dapat mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Hal itu dengan membentuk
harapan pegawai tentang konsekuensi yang akan timbul dari berbagai tindakan. Harapan
menimbulkan motivasi atau mendorong pegawai melakukan kegiatan-kegiatan guna
mencapai tujuan, dalam rangka memenuhi kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis, sosial,
rasa aman, penghargaan dan aktualisasi diri.Terpenuhinya kebutuhan sesuai harapan
mendatangkan kepuasan kerja.

11
G. Contoh Kasus Kepemimpinan
Drs.Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu
perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pension dari
tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan.
Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.
Pada jam istirahat makan siang, hartoyo bertanya pada drs. Abdul hakim, ak, manajer
departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam
departemen produksi. Abdul halim menjawab bahwa dia telah mendengar secara informal
melalui komunikasi "grapevine", bahwa para karyawan hartoyo merasa tidak senang dengan
pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (hartoyo) menyatakan,
"dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan
mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu."

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Motivasi merupakan kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu
dan yang member arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu ketika ia mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas suatu kelompok yang dipimpinnya sehingga mereka mau bekerja
sama sehingga tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama akan tercapai dan
terjadi hubungan komunikasi yang baik antar pemimpin dan anggotanya.
Disadari bahwa tingkat kepuasan individu manusia berbeda-beda, begitu pula dengan
tingkat kebutuhan manusia juga berlainan. Hal itu perlu dipahami oleh seorang wirausaha di
dalam memotivasi pekerjaanya. Disamping itu pula, seorang wirausaha perlu mengenali
kekuatan motif diri sendiri sehingga dapat menjaga keseimbangan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Seorang wirausaha sebagai pemimpin dalam usahanya, harus
memahami tentang motivasi. Pekerjaan seorang pemimpin yang paling penting antara lain
adalah bagaimana dia bisa memotivasi orang yang dipimpin untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Pencapaian tujuan inilah yang menjadi patokan atau ukuran keberhasilan bagi
seorang wirausaha.

12
B. SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia dan motivasi pun
begitu. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan, paling tidak untuk
memimpin diri sendiri. Jika saja Indonesia memiliki pemimpin dan motivasi yang sangat
tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung dari pemimpin.
Pemimpin memimpin pengikut mengikuti jika pemimpin sudah tidak bias memimpin dengan
baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita
tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang
dipimpin.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya Reza, Regina. 2010.Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan


Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa
Banjarnegara. Semarang: Universitas Diponegoro
Fahmi. 2009.Analisis Pengaruh gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai SPBU Pandanaran Semarang Jakarta:
Universitas Gunadarma Marno dan M. Idris. 2012. Strategi dan Motode Pengajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
R. Panji, Arief. 2012.Kaitan Motivasi dengan Kepemimpinan. Jakarta:
Makalah Ilmiah

13

Anda mungkin juga menyukai