Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
pada Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
MAMITA DERAMAYANG
105092002954
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Suatu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang sedang beroperasi
seringkali membutuhkan pemberian kredit atau pinjaman dari pihak lain seperti
perbankan sehingga dapat menambah jumlah modal usaha, mengembangkan
usaha yang tengah berjalan dan meningkatkan laba usaha. Program Pemerintah
dalam bidang pemberdayaan kegiatan ekonomi masyarakat digulirkan dengan
penyaluran kredit UMKM berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan produk
internal bank, dalam hal ini BNI Wirausaha yang bertujuan menyalurkan kredit
pada skala usaha UMKM khususnya sektor agribisnis yang berada di daerah
Kabupaten Karawang. Berkenaan dengan upaya akselerasi penyaluran kredit,
maka terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit UMKM
antara lain character, capacity, capital, collateral, conditions dan constrain .
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur penyaluran kredit
UMKM sektor agribisnis yang dilakukan oleh Unit Kredit Kecil BNI Cabang
Karawang dan mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh baik secara simultan
maupun parsial terhadap penyaluran kredit UMKM sektor Agribisnis di Unit
Kredit Kecil BNI Cabang Karawang.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor kredibilitas
calon debitur merupakan variabel bebas dan penyaluran kredit merupakan
variabel terikat. Faktor kredibilitas calon debitur yang diteliti adalah character
(X1), capacity (X2), capital (X3), collateral (X4), conditions (X5) dan constrains
(X6). Indikator yang digunakan untuk penyaluran kredit UMKM (Y) yaitu
peraturan / regulasi BI, partisipasi pemerintah, nilai pagu kredit, penentuan legal
lending limit.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan kuesioner.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Unit Kredit Kecil BNI Cabang
Karawang dan Sentra Kredit Kecil BNI Cabang Bekasi Barat, dengan jumlah
sampel sebanyak 20 orang. Analisis deskriptif untuk menggambarkan prosedur
penyaluran kredit dan permasalahan yang timbul dalam teknis penyaluran
kredit, sedangkan analisis data yang digunakan adalah regresi berganda untuk
mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dan uji
hipotesis dengan uji t dan uji F masing-masing untuk uji parsial dan uji simultan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel faktor – faktor kredibilitas
calon debitur secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
penyaluran kredit dan bersifat positif dengan nilai pengaruh sebesar 88,90%
sedang sisanya sebesar 11,10% dipengaruhi oleh faktor di luar kredibilitas calon
debitur seperti aspek hukum (yuridis), aspek manajemen, aspek produksi, aspek
iv
pemasaran, jumlah unit usaha UMKM yang ada di daerah tersebut, tingkat suku
bunga kredit yang berlaku dan sebagainya.
Sedangkan secara parsial variabel faktor kredibilitas calon debitur
berpengaruh signifikan terhadap variabel penyaluran kredit dengan nilai thitung
variabel character sebesar 2,826, capacity sebesar 4,554, capital sebesar 3,468,
collateral sebesar 4,017, conditions sebesar 2,599 dan constrains sebesar 4,349.
Hasil pengujian hipotesis dengan Uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar
17,290 > F tabel sebesar 2,92 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
independen (X1, X2, X3, X4, X5, X6) secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen yaitu penyaluran kredit UMKM.
Adapun saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebaiknya pihak BNI
dapat meningkatkan lagi penyaluran kredit kepada sektor UMKM khususnya
dalam hal ini bidang agribisnis dengan mempermudah akses penyaluran kredit
dengan mempersingkat prosedur yang harus dijalani seperti BI Checking
kemudian menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga dapat bersaing di
kalangan bank penyalur di Kabupaten Karawang.
v
BAB I
PENDAHULUAN
Peranan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) telah berhasil
perusahaan skala besar (korporasi) yang ambruk karena beban hutang yang sangat
baik ketika krisis ekonomi yang berkepanjangan sedang melanda negara kita.
Padahal sektor ini memiliki akses yang minim dalam menerima penyaluran kredit
dilihat dari indikator masih rendahnya tingkat penyaluran kredit ke sektor usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM). Data yang tercatat selama Januari 2009
sampai dengan September 2009, kredit untuk skala UMKM yang disalurkan bank
penyaluran kredit pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ini
prudential banking, sementara di sisi lain usaha mikro, kecil dan menengah
perbankan.
1
Pemerintah menyadari akan arti pentingnya sektor usaha mikro, kecil dan
program baru berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan sistem penjaminan.
(SPU) Askrindo dan Bank BNI, BRI, Mandiri, BTN, Bukopin, BSM tentang
dan kehutanan. Agribisnis merupakan suatu cara lain melihat pertanian sebagai
suatu sistem yang terdiri dari subsistem-subsistem yang terkait satu dengan yang
lainnya. Keterkaitan antar sub sistem ini bertujuan untuk memandang kegiatan
pertanian sebagai suatu kegiatan bisnis yang memiliki daya saing. Penekanan
keterkaitan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan sistem agribisnis
terletak pada hubungan dan integrasi vertikal antara beberapa subsistem agribisnis
merupakan sektor yang mempunyai nilai tambah yang paling banyak. Berkenaan
2
Melihat dari pemaparan yang ada, maka pemberdayaan kegiatan ekonomi
kemasyarakatan ini tentunya tidak terlepas dari peran perbankan selaku mitra
Melihat potensi proporsi UMKM yang cukup besar terutama dalam bidang
agribisnis yang terkait pula dengan penyaluran kredit UMKM yang sekarang ini
Karawang”.
Karawang?
3
1.3 Tujuan Penelitian
1. Bagi Unit Kredit Kecil BNI Cabang Karawang : sebagai salah satu gambaran
mengenai kondisi objektif penyaluran kredit pada segmen usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM) dalam hal ini sektor agribisnis. Selain itu juga sebagai
bahan masukan kepada pihak Unit Kredit Kecil BNI Cabang Karawang dalam
Selain itu juga sebagai syarat kelulusan di tingkat Strata 1 (S-1) Jurusan
Hidayatullah.
4
1.5 Pembatasan Penelitian
penelitian dalam hal ini pihak Unit Kredit Kecil BNI Cabang Karawang, maka
1. Penelitian ini dilakukan di Sentra Kredit Kecil cabang Bekasi Barat dan Unit
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(UMKM) yang dipahami baik dari lembaga lokal maupun asing, namun bagi
Menurut Adi (2007:12), definisi usaha mikro secara tidak langsung sudah
a. Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil yang bersifat
tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat, dan belum
6
pula berbentuk badan hukum. Hasil penjualan tahunan bisnis tersebut sebesar
Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) dan milik warga negara Indonesia.
b. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha atau yang memiliki hasil penjualan tahunan
sebanyak Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) dan milik warga negara
Indonesia.
Umum Pasal 1 dalam Nurlan (2008:69) telah disebutkan mengenai definisi dari
a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana
c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau
7
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
para pengusaha besar dalam pertumbuhan ekonomi negara, sekarang berbalik arah
Adapun sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memiliki visi
disimpulkan bahwa pengertian usaha mikro, kecil dan menengah adalah usaha
ekonomi rakyat baik yang berskala kecil, tradisional dan memiliki tujuan ekonomi
masyarakat.
8
2.1.3 Penggolongan Usaha Kecil Menengah
Menurut Adi (2007:15), sekarang ini banyak ragam jenis usaha usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia, tetapi secara garis besar
ayam petelur, susu sapi dan bidang perikanan seperti perikanan darat/laut
4. Usaha jasa yang meliputi usaha jasa antara lain mencakup jasa konsultan
9
2.1.4 Gambaran Umum Bank Umum Nasional
Menurut Adi (2007:30), berdasarkan konsep yang telah disusun oleh API
mengenai bank umum nasional yang merupakan bank yang wilayah operasinya
dan jangka waktu agar tidak menimbulkan masalah terhadap tingkat kesehatan
dan likuiditas bank. Dalam rencana penyaluran kredit ini harus ada pedoman
10
2.1.7 Pengertian Kredit
credere yang artinya kepercayaan. Hal ini berarti kepercayaan yang berasal dari
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil
keuntungan.
harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati, sedangkan menurut Kent dalam Hasibuan (1997:15), kredit
pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan datang karena
pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain.
definisi tentang qardh yang hampir sama dengan definisi kredit. Menurut Arifin
11
(2002:256), Qardh adalah penyediaan dana atau tagihan antara bank syariah
pembayaran sekaligus atau secara cicilan dalam jangka waktu tertentu. Dalam
pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau
fiqih klasik, qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau akad saling
yakni adanya kepercayaan dari bank sebagai kreditur terhadap nasabah peminjam
dan persyaratan untuk memperoleh kredit bank oleh debitur antara lain jelasnya
tujuan peruntukan kredit, adanya benda jaminan atau agunan, dan lain-lain. Selain
unsur lain, yaitu unsur waktu, unsur risiko dan unsur prestasi.
waktu ini merupakan jangka waktu atau tenggang waktu tertentu antara pemberian
atau pencairan kredit oleh bank dengan pelunasan kredit oleh debitur. Lazimnya
pelunasan kredit tersebut dilakukan melalui angsuran dalam jangka waktu tertentu
12
2.1.8 Fungsi dan Tujuan Kredit
Menurut Hasibuan (2007:88), adapun fungsi dari kredit antara lain sebagai
berikut:
dan perekonomian.
10. Dapat mengubah cara berpikir atau bertindak masyarakat supaya lebih
ekonomis.
13
7. Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
beberapa jenis yang telah dibedakan berdasarkan sudut pendekatan yang kita
lakukan yaitu berdasarkan tujuan ataupun kegunaan, jangka waktu, macam, sektor
perekonomian.
lain:
bersama keluarganya seperti kredit rumah, atau mobil yang akan digunakan
b. Kredit modal kerja yaitu kredit yang akan dipergunakan untuk menambah
modal usaha debitur dan kredit ini bersifat produktif. Secara rinci
didefinisikan bahwa Kredit Modal Kerja yaitu kredit modal yang diberikan
baik dalam rupiah maupun valuta asing untuk memenuhi modal kerja yang
14
habis dalam satu siklus usaha dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) tahun
akan tetapi baru dapat menghasilkan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Kredit ini biasanya diberikan pada grace period misalnya kredit untuk
untuk pembelian barang modal dan jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi,
proyek baru.
a. Kredit jangka pendek yaitu kredit yang jangka waktunya paling lama satu
tahun saja.
b. Kredit jangka menengah yaitu kredit yang jangka waktunya antara satu
c. Kredit jangka panjang yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga
tahun saja.
15
c. Kredit pertambangan yaitu kredit yang disalurkan kepada beraneka macam
pertambangan.
f. Kredit profesi yaitu kredit yang diberikan kepada beragam profesi seperti
a. Kredit usaha mikro adalah kredit yang diberikan kepada debitur usaha mikro,
baik langsung maupun tidak langsung yang dimiliki dan dijalankan oleh
dalam memenuhi kebutuhan dasar. Kredit usaha mikro ini memiliki nilai
b. Kredit usaha kecil adalah kredit yang diberikan kepada debitur usaha kecil,
yang memiliki kekayaan bersih Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) di luar
tanah dan bangunan tempat usaha atau yang memiliki hasil penjualan maksimal
16
Rp. 1.000.000.000 (satu miliar rupiah) per tahun, dengan plafond kredit
c. Kredit usaha menengah adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha di luar
usaha mikro dan usaha kecil atau kepada usaha pengusaha yang ditetapkan
hanya atas kepercayaan saja, tanpa ada jaminan lainnya. Misalnya dalam hal
ataupun rekening koran (R/K) pada suatu bank hanya berdasarkan atas
kepercayaan saja. Hal ini dikarenakan bank hanya memberikan tanda bukti
berupa bilyet deposito, blanko buku cek, atau bilyet giro kepada penabungnya.
Maka jika bank dilikuidasi, penabung hanya memiliki bilyet deposito atau
debitur atas kepercayaan, akan tetapi kurang yakin sehingga bank selalu
17
meminta agunan berupa materi seperti BPKB dan lain-lain. Bahkan suatu bank
kredit atau suatu pembiayaan pihak bank sebagai kreditur dan pihak nasabah
sebagai debitur, maka terdapat beberapa ketentuan dan persyaratan umum yang
terkait.
3. Maksimum jangka waktu kredit adalah 15 tahun dan masa tenggang waktu
tambahan jika menurut penilaian bank diperlukan. Dalam hal ini akan
agunan.
5. Maksimum pembiayaan bank adalah 65% (enam puluh lima persen) dan self
6. Penarikan atau pencairan kredit biasanya didasarkan atas dasar prestasi proyek.
18
8. Rencana angsuran ditetapkan atas dasar cashflow yang disusun berdasarkan
tahapan, yaitu dari tahap pengajuan aplikasi kredit sampai dengan tahap
Proses pemberian kredit oleh satu bank dengan bank lain tidak jauh
berbeda. Proses pemberian kredit oleh bank secara umum dijelaskan sebagai
berikut ini:
19
2. Identitas para pengurus (KTP)
4. NPWP
penyaluran kredit menjadi tugas dan tanggung jawab atau job description dari
1. Calon debitur menulis nama, alamat, agunan, dan jumlah kredit yang
3. Analisis kredit dengan mengikuti azas 5C,7P, dan 3R dari permohonan kredit
tersebut.
5. Jika BMPK disetujui debitur, maka akad kredit (perjanjian kredit) ditanda
beranjak pada alokasi penyaluran kredit yang harus berpedoman pada ketetapan
dan surat edaran otoritas moneter dan Bank Indonesia, yaitu sebagai berikut:
20
b. Kredit Usaha Kecil atau Kredit Usaha Tani mendapatkan minimal 20% dari
c. Masyarakat (di luar poin a dan b) sebanyak 60% dari jumlah kredit yang
kredit yang diajukan. Apabila dari hasil penelitian yang dilakukan itu, bank
berpendapat bahwa berkas aplikasi tersebut telah lengkap dan memenuhi syarat,
maka bank akan melakukan tahap selanjutnya yaitu penilaian kelayakan kredit.
Sedangkan apabila ternyata berkas aplikasi kredit yang diajukan tersebut belum
lengkap dan belum memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka bank akan
Proses kredit untuk usaha mikro tidak serumit usaha skala kecil dan
tertentu (lebih bersifat lokal) dan biasanya sudah sangat dikenal oleh petugas
lembaga keuangan setempat, sehingga tidak perlu legalitas yang formal, cukup
dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Berikut disajikan proses kredit untuk skala
usaha yang lebih besar, yang sudah memiliki kelengkapan secara bank teknis dan
sudah bankable. Hal ini dimaksudkan agar para pihak yang terkait dengan sektor
21
UMKM semakin mengerti mengenai prosedur penyaluran kredit di lembaga
keuangan.
diagram panah:
Permohonan Petugas
Calon Peminjam Administrasi 2. Proses Awal
Kredit
- Pengecekan legalitas
Usaha
-Kredit yang dilarang.
-Dan Lain-lain
Petugas
pemrakarsa
kredit (AO)
5b.
Pemberitahuan
putusan diterima
(surat penawaran) 2a. Ditolak 2b. Diterima
dan proses
realisasi kredit
Pejabat Petugas
pemutus pemrakarsa
kredit kredit (AO)
4a.Putusan
ditolak 3. Proses Lanjutan
3b.Diterima
-analisa dan evaluasi
- pengecekan
lapangan
- dan lain-lain
Petugas Administrasi Kredit
Menurut Adi (2007:51), kreditur dalam hal ini lembaga keuangan, sebelum
22
which a bank will accept as security for a loan yaitu pemenuhan hal- hal yang
disyaratkan bank dalam rangka pengamanan suatu kredit). Hal ini terkait dengan
mikro, kecil dan menengah, bahkan korporasi, maka analisisnya pun berbeda
lain.
Persyaratan bankable ini dilakukan untuk usaha yang sudah lebih besar
yang sudah memenuhi syarat legal (memiliki izin usaha dan kelengkapan lain
sesuai aturan hukum yang berlaku di negara Indonesia). Dengan demikian, untuk
kredit mikro tidak diwajibkan dipersyaratkan analisis di atas, karena usaha skala
direkomendasikan oleh lurah atau kepala desa setempat, dan benar-benar warga
Menurut Adi (2007:52), berikut ini disajikan secara garis besar beberapa
indikator analisis kualitatif kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
sebagai bagian proses kredit yang dilakukan oleh lembaga keuangan sebagai
tambahan wacana.
Indikator utama yang dipakai untuk analisis kualitatif usaha mikro, kecil
23
1. Character (Karakter/Kepribadian)
untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kejujuran, integritas serta itikad
pihak bank.
2. Capacity (Kapasitas)
mana nasabah mampu melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari kegiatan
usahanya.
3. Capital (Modal)
Kegunaannya untuk melihat sejauh mana debitur mampu berbagi dari modal
4. Collateral (Jaminan/Agunan)
agunan terhadap kredit (pinjaman) yang akan diterima. Bentuknya dapat berupa
jaminan utama (first way out) berupa usahanya dan jaminan tambahan (second
way out) berupa jaminan kebendaan atau jaminan pihak ketiga. Umumnya nilai
24
5. Condition (Kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan)
seseorang melakukan bisnis di suatu tempat di luar kriteria condition (kriteria ke-
5).
lanjut penilaian terhadap kriteria 6 C’s, dimana lebih difokuskan pada aspek
Penilaian pada tahap ini untuk usaha yang sudah memiliki administrasi
pembukuan yang tertib dan sudah bankable, sedangkan untuk skala mikro belum
Berikut beberapa aspek – aspek penilaian kredit usaha mikro, kecil dan menengah
25
Menurut Adi (2007:55), aspek kelengkapan secara legal (hukum) seperti
perizinan maka untuk usaha skala mikro tidak diperlukan perizinan apapun. Hal
ini berlaku selama calon debitur tersebut memiliki tempat tinggal yang jelas dan
mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP). Pada skala usaha yang lebih besar,
seperti usaha kecil dan menengah yang telah berbadan hukum maka persyaratan
yang perlu dilengkapi antara lain Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP), Surat Izin
Tempat Usaha (SITU), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Tanda Daftar
(AMDAL), dan lain-lain. Selain mengacu kepada aspek legal, maka perlu
terpusat pada modal, maka peran pemerintah cenderung menjadi pemodal bukan
sebagai pelindung agar UMKM mendapatkan posisi tawar yang lebih baik. Oleh
karena hanya terfokus kepada pemberian modal melalui kredit maka hal ini dapat
dengan metode bagi hasil dari bank syariah dan metode penerapan sistem bunga
26
Tabel 1.Perbandingan Metode Bagi Hasil dan Bunga Pada Unsur Moral
Hazard Debitur
2. Aspek Manajemen
adalah untuk menilai pengalaman dari perusahaan yang memohon kredit dalam
kegiatan usahanya tersebut. Menurut Adi (2007:55), aspek tata kelola manajemen
oleh satu orang atau melibatkan cukup orang, pencatatan pembukuan, jumlah
3. Aspek Produksi
secara optimal. Ketersediaan bahan baku (apakah diperoleh dengan mudah, bahan
lokal/impor, apakah harga bahan baku berfluktuasi tinggi), kondisi mesin (masih
(tempat penyimpanan bahan baku dan barang jadi sudah ada atau belum, tempat
27
penyimpanan sudah layak atau belum, jumlah sumber daya manusia (SDM) cukup
4. Aspek Pemasaran
5. Aspek Keuangan
dilihat dari laporan keuangan yang termuat dalam neraca dan laporan laba rugi
keuangan masih dapat memutar jalannya roda perusahaan, apakah masih ada
melakukan penilaian terhadap dampak dari kegiatan usaha yang dijalankan oleh
28
7. Aspek AMDAL
sangat penting karena merupakan salah satu persyaratan pokok untuk dapat
beroperasinya perusahaan. Oleh karena kegiatan usaha yang dijalankan oleh suatu
perusahaan pasti mempunyai dampak terhadap lingkungan baik darat, air dan
udara.
barang dan atau surat- surat efek yang diserahkan debitur kepada bank dan
menjadi syarat utama dalam menentukan besarnya plafond kredit. Agunan kredit
harus memenuhi keabsahan hukum, mempunyai nilai ekonomi, dan akan disita
tanggal 28 Februari 1991 tentang jaminan pemberian kredit pasal 2 ayat 1 dalam
kredit kepada siapapun tanpa adanya jaminan. Pentingnya jaminan atas pemberian
kredit berkaitan dengan keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi
kredit sesuai perjanjian yang telah disepakati antara calon debitur dengan pihak
bank.
29
1) Agunan harus berupa barang dan atau surat berharga yang mempunyai
Menurut Hasibuan (2007: 110), agunan kredit harus memenuhi baik aspek
hukum (yuridis) maupun ekonomis dengan baik dan benar. Syarat-syarat yang
termasuk ke dalam aspek hukum (yuridis) dan ekonomis adalah sebagai berikut:
autentiknya.
30
c. Jika agunan berupa barang yang dikuasakan, pemiliknya harus ikut
c. Marketability, yaitu agunan harus mempunyai sasaran yang cukup luas atau
mudah dijual.
mana dua orang atau dua pihak saling berjanji untuk melakukan suatu hal atau
suatu persetujuan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing – masing
Sebagai perjanjian prinsipil, maka perjanjian jaminan adalah asessornya. Ada dan
berakhirnya perjanjian jaminan bergantung pada perjanjian pokok. Arti riil adalah
31
bahwa terjanjinya perjanjian kredit ditentukan oleh penyerahan uang oleh bank
kepada debitur.
praktiknya bentuk perjanjiannya telah disediakan oleh pihak bank sebagai kreditur
yang demikian itu biasa disebut dengan perjanjian baku (standard contract).
Perjanjian kredit ini perlu memperoleh perhatian yang khusus baik oleh
bank sebagai kreditur maupun oleh nasabah sebagai debitur, karena perjanjian
kredit mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemberian, pengelolaan, dan
b. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti mengenai batasan – batasan hak
32
2.1.13 Pengertian Bunga Kredit
bank dalam penarikan tabungan dan pemberian kredit selalu dihubungkan dengan
tingkat suku bunganya. Bunga bagi bank bisa menjadi biaya (cost of fund) dan
bunga dapat juga merupakan pendapatan bank yang diterima dari debitur karena
Besarnya bunga ini adalah selisih yang dikembalikan dengan yang dipinjam
(kredit) oleh debitur. Misalnya dipinjam dari bank sebesar Rp. 500.000 (lima ratus
ribu rupiah) untuk kemudian dikembalikan sebesar Rp 525.000 (lima ratus dua
puluh lima ribu rupiah). Jadi dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai bunga
adalah Rp. 500.000 - Rp. 525.000 = Rp. 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) atau
a. Bunga adalah balas jasa atas pinjaman uang atau barang yang dibayar oleh
b. Rate of Interest adalah harga dari penggunaan uang atau bisa juga dipandang
sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. (Boediono,
1992:32).
dan bunga tersebut harus dibayar maka hal ini dapat dijelaskan menurut teori
bunga yang dikenal antara lain teori nilai, teori pengorbanan, dan teori
keuntungan.
33
a. Teori Nilai
Teori ini didasarkan pada anggapan bahwa nilai sekarang (present value)
lebih besar daripada nilai yang akan datang (future value). Menurut Keown
(2004:13), uang yang kita terima pada saat ini akan jauh lebih berharga
dibandingkan dengan uang yang akan kita terima tahun depan. Perbedaan nilai ini
dengan bunga. Secara teori, bunga adalah besarnya penggantian perbedaan antara
nilai sekarang dengan nilai yang akan datang. Kita bisa mendapatkan bunga atas
uang yang kita terima sekarang, sehingga kita suka menerimanya sekarang
daripada kemudian.
menurunnya nilai uang di waktu mendatang dibanding dengan nilai uang di waktu
kini terdapat tiga alasan mengapa nilai barang di waktu yang mendatang akan
2. Kepuasan terhadap kehendak atau keinginan masa kini lebih bernilai bagi
manusia daripada kepuasan mereka pada waktu yang akan datang. Pada masa
semacam sekarang.
34
3. Kenyataannya, uang pada waktu kini lebih penting dan berguna. Dengan
demikian uang tersebut mempunyai nilai yang lebih tinggi dibanding dengan
kini jelas diutamakan daripada keuntungan pada masa yang akan datang. Dengan
demikian maka modal yang dipinjamkan kepada seseorang pada saat sekarang
lebih bernilai dibanding uang yang akan dikembalikan beberapa tahun kemudian.
Bunga menurut paham ini merupakan nilai lebih yang ditambahkan pada modal
yang dipinjamkan agar nilai pembayarannya sama dengan nilai modal pinjaman
semula.
b. Teori Pengorbanan
bahwa jika pemilik uang meminjamkan uangnya kepada debitur, selama uangnya
belum dikembalikan debitur atau bank, kreditur tidak dapat mempergunakan uang
c. Teori Laba
Teori ini mengemukakan bahwa bunga ada karena adanya motif laba
(spread profit) yang ingin dicapai. Bank dan para pelaku ekonomi mau dan
yang lebih rendah otomatis akan ditinggalkan oleh nasabahnya. Di lain pihak,
35
bunga kredit yang tinggi jika dinaikkan lagi maka semakin menyengsarakan
biaya tersebut kepada masyarakat. Penerapan metode bunga inilah yang sering
stabil akan berimplikasi kembali kepada bank, yaitu banyak bank konvensional
yang mengalami negative spread. Hal itu disebabkan oleh tingkat bunga simpanan
yang sangat tinggi, sedangkan bunga kredit hanya dapat ditentukan di bawah
bunga simpanan karena kondisi riil dunia usaha yang masih lemah. Tentu saja
pendapatan bank menjadi negatif karena uang yang harus dikeluarkan sebagai
penghasilan bunga kredit dari debitur. Bank akan semakin merugi jika memiliki
banyak kredit yang semula tidak bermasalah berubah menjadi kredit bermasalah
antara pelaku, yaitu nasabah penyimpan dana, bank dan debitur. Bahkan bank
d. Teori Klasik
Teori ini dikemukakan oleh John Maynard Keynes dalam teori liquidity
preference. Teori ini menjelaskan bahwa semakin lama jangka waktu kredit maka
suku bunga akan semakin besar. Hal ini disebabkan semakin singkat pinjaman
maka orang merasa semakin likuid. teori ini pada dasarnya hanya dapat diterapkan
36
Berikut ini merupakan rumus umum perhitungan bunga
Umum terhadap usaha kecil di Indonesia adalah jumlah unit usaha, tingkat suku
bunga kredit, kapasitas kredit, dan GDP pada periode kuartal sebelumnya
Syariah Mandiri” menyatakan Dari hasil regresi tersebut, dapat dilihat tingkat
kelayakan (goodness of fit) suatu model, pertama dengan melihat nilai dari
pembiayaan usaha budidaya kelapa sawit adalah sebesar 0,859 pada taraf 5
persen. Nilai ini berarti 85,9 persen variasi penyaluran pembiayaan usaha
budidaya kelapa sawit dapat dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan
sisanya sebesar 14,1 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini di
37
penyaluran pembiayaan usaha budidaya kelapa sawit adalah Capacity (X2),
Capital (X3), dan Collateral (X4). Sedangkan sisanya yaitu Character (X1) dan
23 Tahun 1999, peranan Bank Indonesia dalam membantu usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) menjadi bersifat tidak langsung dan lebih terfokus kepada
2. Pengembangan kelembagaan.
Meninjau pada poin 3 dalam upaya – upaya yang dilakukan oleh Bank
yang diterima. Namun, tujuan pemberian kredit disesuaikan juga dengan tujuan
negara yaitu untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Pemberian kredit
pendapatan dan kesempatan kerja yang secara langsung dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
38
Menurut Ali (2009:6), hingga saat ini permodalan masih menjadi kendala
utama bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai pelaku usaha
terbesar di Tanah Air. Di sisi UMKM sebagai pelaku usaha maka permasalahan
yang dihadapi antara lain adalah keterbatasan dalam mengakses sumber – sumber
memilah antara sektor UMKM yang tidak layak dan belum bankable, sudah layak
usaha tapi belum bankable dan sudah layak usaha tapi juga sudah bankable.
Untuk kriteria pertama dan kedua, pendekatannya harus bantuan langsung yang
sifatnya pemberdayaan.
Sementara itu, untuk UMKM yang sudah layak dan bankable perlu
ditingkatkan melalui dana bergulir dan perbankan. Layaknya saat ini pemerintah
penyaluran kredit skala UMKM dalam bentuk Kredit Tanpa Agunan (KTA),
Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan produk kredit UMKM dari bank tersebut seperti
pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. UMKM cukup fleksibel dan dapat dengan
mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan pasar. Mereka juga
39
menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan sektor usaha lainnya,
dan mereka juga memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan perdagangan.
bergantung pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sebagian
besar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berjalan terkonsentrasi
pada sektor perdagangan, pangan, olahan pangan, tekstil dan garmen,kayu dan
dengan ciri khas pertanian dan agribisnis juga tak luput dari peran serta UMKM
dilihat melalui Character (X1), Capacity (X2), Capital (X3), Collateral (X4),
kredit UMKM. Pada variabel Character, diduga semakin baik karakter calon
karena calon debitur dianggap memiliki pengalaman usaha yang cukup baik
40
Capital (Modal) juga dianggap memiliki pengaruh yang cukup penting.
Capital (Modal) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah modal calon debitur
sendiri dalam menjalankan usaha. Kredit UMKM yang diberikan kepada debitur
memiliki ketentuan antara lain minimal calon debitur memiliki modal sekitar 35
% dari nilai kredit yang diajukan. Akan tetapi biasanya pihak perbankan meminta
calon debitur untuk meningkatkan modal sendiri (self financing) sampai pada 65
agunan terhadap kredit (pinjaman) yang akan diterima. Bentuknya dapat berupa
jaminan utama (first way out) berupa usahanya dan jaminan tambahan (second
way out) berupa jaminan kebendaan atau jaminan pihak ketiga. Umumnya nilai
membiayai usaha calon debitur, memerlukan jaminan dari calon debitur tersebut
seperti yang telah dikatakan diatas berupa jaminan utama yakni usahanya maupun
jaminan tambahan. Bentuk jaminan yang diberikan kepada bank biasanya terkait
dengan barang usaha, tanah dan bangunan fisik yang nilainya setara dengan
jaminan atau lebih tinggi. Jaminan memiliki peranan cukup penting terkait dengan
tindakan antisipatif bila sewaktu – waktu calon debitur tersebut tidak dapat
terkait dengan situasi dan kondisi usaha dari debitur. Condition ini dapat
41
mencakup situasi politik, sosial, ekonomi baik makro maupun mikro dan budaya
diduga memliki pengaruh yang cukup penting terkait dengan batasan maupun
Hasil dari analisis ini maka diperoleh pengaruh faktor – faktor tersebut
bagi pihak UKC BNI dalam rangka meningkatkan pelayanan dalam penyaluran
Kabupaten Karawang.
42
Program Penyaluran Kredit UMKM
• Character (X1)
Analisa Deskriptif Kualitatif • Capacity (X2)
• Capital (X3)
• Collateral (X4)
• Condition (X5)
• Constrain (X6)
43
2.4 Hipotesis
apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah penyataan yang
2005:151).
variabel – variabel tersebut yang digunakan adalah indikator utama yang dipakai
untuk analisis kualitatif UMKM adalah kriteria 6 C’s antara lain adalah
Cabang Karawang
44
sama berpengaruh nyata terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis di
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan pada Sentra Kredit Kecil (SKC) dan Unit
Kredit Kecil (UKC) BNI Cabang Karawang yang beralamat di Jl. Tuparev nomor
301 Karawang, Jawa Barat pada bulan Januari – Februari 2010. Lokasi penelitian
keuangan tersebut telah melakukan penyaluran kredit pada jenis Kredit Usaha
Rakyat (KUR) dan BNI Wirausaha (BWU). Selain itu pemilihan lokasi
didasarkan pula pada kondisi bisnis di daerah lokal yang sebagian besar memiliki
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Kedua jenis data ini diperoleh dari sumber yang berbeda, antara lain :
relationship officer, kepala Unit Kredit Kecil (UKC) BNI Cabang Karawang
2. Data sekunder meliputi dari dokumen perusahaan yang bersifat umum seperti
dokumen perusahaan, makalah, jurnal dan literatur lain yang terkait dan
relevan. Sumber data sekunder berasal dari studi literatur internet dan instansi
Kecil Menengah.
46
3.3. Metode Pengumpulan Data
dan penyebaran kuisioner. Responden terdiri dari para pegawai bidang kredit
(relationship officer) dan pimpinan bagian kredit yang terkait dengan ruang
prosedur penyaluran kredit yang diterapkan oleh pihak bank dan mengidentifikasi
pihak Bank.
dan data-data yang relevan dengan penelitian yang berasal dari instansi yang
mempengaruhi penyaluran kredit UMKM agribisnis dari pihak Bank. Maka dari
kepada internal Bank yang melakukan penyaluran kredit pada sektor UMKM.
47
3.4. Metode Pengambilan Sampel
ini adalah para karyawan bagian kredit pada Sentra Kredit Kecil (SKC) BNI
cabang Bekasi dan Unit Kredit Kecil (UKC) yang termasuk cakupan wilayah
penyaluran Sentra Kredit Kecil (SKC) termasuk di dalamnya Unit Kredit Kecil
(UKC) cabang Karawang. Responden terdiri atas kepala Sentra Kredit Kecil
(SKC),Unit Kredit Kecil (UKC) dan relationship officer yang bertugas mengurusi
penyaluran kredit dalam hal ini kredit program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan
responden. Hal ini dikarenakan oleh populasi yang sedikit dan sangat spesifik.
sektor agribisnis dan prosedur penyaluran kredit UMKM di Unit Kredit Kecil
(UKC) dan Sentra Kredit Kecil (SKC) BNI. Analisis deskriptif digunakan
48
Constrains terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis. Metode analisis
yang telah diperoleh kemudian diolah dengan alat bantu Microsoft Excel 2007,
Excel Methode Successive Interval (MSI) dan Statistical Package for the Social
pengukuran yang dipilih oleh peneliti berkaitan erat dengan teknik analisis data
yang digunakan. Oleh karena itu setiap skala pengukuran yang tidak memenuhi
syarat dilakukannya suatu teknik analisis tertentu, harus diubah atau dikonversi ke
dalam skala pengukuran yang sesuai dengan teknik analisis yang akan digunakan.
Salah satu metode konversi data yang sering digunakan oleh peneliti
program Excel MSI sehingga akan terlihat transformasi data dari data ordinal ke
Koding data hasil transformasi dari Excel MSI yang berbentuk data
interval selanjutnya dimasukkan ke dalam olahan data Statistical Package for the
Social Sciences (SPSS) 15.0 For Windows sehingga akan diperoleh hasil akhir
49
3.5.2.2 Analisis Regresi Berganda
membuat hubungan antara satu variabel terikat dan beberapa variabel bebas
berikut :
di mana :
X1 = Pengaruh Character
X2 = Pengaruh Capacity
X3 = Pengaruh Capital
X4 = Pengaruh Collateral
X5 = Pengaruh Condition
X6 = Pengaruh Constrain
a = Koefisien konstanta
ei = error term
program Statistical Program for Social Science (SPSS) baik uji F maupun uji t
yaitu dengan melihat tingkat signifikansi (α) yaitu probabilitas kesalahan menolak
50
Untuk dapat memperoleh hasil regresi terbaik maka harus memenuhi
Uji ini juga digunakan untuk melihat seberapa kuat variabel yang
mengukur persentase atau proporsi total varians dalam variabel endogen yang
dijelaskan model regresi. Sifat dasar dari R2 adalah besaranya yang selalu bernilai
positif namun lebih kecil dari satu, yang dirumuskan sebagai berikut (Irianto,
2004 : 206) :
di mana :
SS
R = b 2/a
2
SSb/a = Jumlah kuadrat regresi
Σy
Σy2 = Jumlah Kuadrat total
b. Uji F
hitung lebih besar dari F tabel (F hitung ≥F tabel), atau nilai signifikan lebih kecil
dari taraf signifikansi (sig < 0,05) maka H0 ditolak. Hal ini berarti variabel bebas
UMKM Agribisnis (variable dependent). Dan sebaliknya, F hitung < F tabel atau sig
> 0,05 maka H0 diterima yang berarti variabel bebas (independent) secara
51
keseluruhan tidak berpengaruh nyata terhadap penyaluran kredit UMKM
(dependent).
(dependent)
Uji statistik yang digunakan untuk pengujian ini menurut sebaran F, yaitu
di mana :
R2 /k R2 = Koefisien Determinasi
Fhitung =
(1 − R 2 ) /(n − k −1) n = Jumlah Data
c. Uji t
variabel lain bersifat tetap. Uji t ini juga dilakukan dengan membandingkan t
hitung dengan t tabel. Jika t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung >t tabel), atau nilai
signifikan lebih kecil dari taraf signifikansi (sig < 0,05) maka H0 ditolak. Hal ini
UMKM Agribisnis (variable dependent). Dan sebaliknya, t hitung < t tabel atau sig >
52
berpengaruh nyata terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis. Hipotesis
(dependent).
(dependent)
Uji statistik yang akan dilakukan untuk pengujian ini adalah (Irianto,
2004 : 204) :
bi
t hitung = Di mana : bi = koefisien b ke i
Sb i
Sbi = Standar error koefisien bi
diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau
yang dibuat dapat berbentuk definisi operasional yang diukur (measured) ataupun
53
1. Bank umum nasional adalah bank umum adalah bank yang melaksanakan
2. Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama
3. Kredit UMKM Agribisnis adalah pemberian kredit pada ciri usaha pertanian
dan lain-lain; peternakan: ternak ayam petelur, susu sapi; dan perikanan :
membuat hubungan antara satu variabel terikat dan beberapa variabel bebas
54
BAB IV
GAMBARAN PERUSAHAAN
2. Alamat Perusahaan : Jl. Ahmad Yani nomor 15 Bekasi 17141 dan Jl.Tuparev
6. Jumlah Karyawan:
55
4.1.2. Sejarah Singkat Bank Negara Indonesia
Menurut BNI ’46 (2008:1), bank yang berdiri sejak 1946 dahulu dikenal
sebagai Bank Negara Indonesia dan merupakan bank pertama yang didirikan dan
ORI atau Oeang Republik Indonesia tepat pada malam menjelang tanggal 30
Oktober 1946. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan
Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan
membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank
sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan
kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses
Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini
melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.
identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai
akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal
sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank
56
1988.Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara
diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.
identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga
secara terus-menerus.
untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan
'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk
meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era
berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik
57
4.2. Visi dan Misi Bank Negara Indonesia
4.2.1 BNI
Bank Negara Indonesia ’46 yang telah disingkat menjadi BNI ’46 dan
sekarang biasa disebut dengan BNI, merupakan suatu bank umum nasional yang
memiliki suatu visi dan misi perusahaan. Adapun visi dan misi dari BNI adalah
sebagai berikut:
a. Visi :
b. Misi :
1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh
berprestasi.
5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.
Sentra Kredit Kecil (SKC) dan Unit Kredit Kecil (UKC) BNI sebagai
suatu bagian pengelolaan kredit dari BNI tentunya memiliki suatu visi dan misi
perusahaan. Adapun visi, misi dan value dari Sentra Kredit Kecil (SKC) dan Unit
58
a. Visi : Menjadi unit bisnis pengelola kredit usaha kecil kebanggaan BNI yang
b. Misi: Memberi kontribusi laba yang maksimal bagi BNI melalui pengelolaan,
pengembangan dan pelayanan bisnis yang unggul kepada segmen usaha kecil.
Menurut Daniel (2009:1), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) tak lagi
fokus pada portofolio kredit korporasi. Bank BUMN ini meningkatkan porsi
Sektor UMKM memiliki risiko kredit yang kecil dibanding sektor korporasi, yang
penunjang penyaluran kredit, seperti pembentukan Sentra Kredit Kecil dan Unit
Sentra Kredit Kecil (SKC) merupakan unit yang terpisah dengan bagian
Kantor Cabang Utama BNI. Sentra Kredit Kecil mempunyai struktur organisasi
maka tingkatan paling atas yakni adalah divisi usaha kecil (USK) dimana
Kredit Kecil (SKC), dimana sampai saat ini telah terdapat 50 unit SKC yang
tersebar di seluruh Indonesia (terlampir pada lampiran 5). Selanjutnya yang paling
59
bawah yakni Unit Kredit Kecil (UKC) yang biasanya berlokasi di kantor-kantor
Secara struktural, Sentra Kredit Kecil (SKC) BNI Cabang Bekasi Barat,
membawahi 5 Unit Kredit Kecil (UKC), diantaranya adalah Unit Kredit Kecil
(UKC) Pondok Gede, Unit Kredit Kecil (UKC) Jababeka, Unit Kredit Kecil
(UKC) Cikampek, Unit Kredit Kecil (UKC) Karawang, Unit Kredit Kecil (UKC)
Cikarang.
Dalam susunan organisasi internal Sentra Kredit Kecil (SKC) BNI Cabang
Bekasi Barat seperti yang terdapat pada daftar pada lampiran 3, Sentra Kredit
Kecil (SKC) dipimpin oleh seorang pemimpin Sentra Kredit Kecil (SKC) yang
diaudit oleh pihak Quality Assurance (QA) dan berkoordinasi dengan pihak
Risiko Kredit (RKC) atau yang sekarang disebut dengan unit Manajemen Resiko
dengan pihak wakil pimpinan, pihak Unit Kredit Kecil (UKC), pihak pemasaran
(Relationship Officer), Pemasaran Bisnis Kecil dan Unit Kredit Sarana Program.
Adapun pihak wakil pimpinan dalam hal ini memiliki tanggung jawab untuk
Kredit). Dalam struktur Sentra Kredit Kecil (SKC), juga terdapat bagian umum
yang merupakan perpanjangan tanggung jawab dari Kantor Cabang Utama BNI.
di Unit Kredit Kecil (UKC) dipegang oleh penyelia Unit Kredit Kecil (UKC) yang
membawahi staf administrasi dan relationship officer. Sama halnya seperti Sentra
60
Kredit Kecil (SKC) BNI, pihak Unit Kredit Kecil (UKC) pun memiliki sistem
61
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang digulirkan pemerintah yakni Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan
yang diberikan oleh perbankan kepada usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) yang feasible tapi belum bankable. Dalam pengertiannya usaha tersebut
mengembalikan.
dilaksanakan secara serempak oleh BRI, BNI, BTN, Bank Mandiri, Bank Syariah
Mandiri, dan Bukopin. Dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu,
Usaha Rakyat (KUR) bersumber dana perbankan dan disediakan untuk keperluan
modal kerja dan investasi. Hal ini bertujuan agar usaha mikro, kecil dan
(KUR) adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain pada sektor
62
pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan, dan jasa keuangan
simpan pinjam.
dalam hal ini usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dapat langsung
mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kantor Cabang atau Kantor Cabang
mikro, maka penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat juga dilakukan secara
tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat mengakses Kredit Usaha Rakyat
(KUR) melalui Lembaga Keuangan Mikro atau melalui kegiatan linkage program
Produk kredit yang ditujukan untuk segmen usaha mikro, kecil dan
ini berdasarkan keputusan rapat direksi tanggal 18 Oktober 2006 yang menyetujui
kredit BNI Wirausaha (BWU) untuk dipasarkan oleh unit Operasional (OPR)
yang mencakup Sentra Kredit Kecil (SKC), Standing Alone (STA), Unit Kredit
Kecil (UKC) dan diradisi tanggal 22 Maret 2007 yang menyetujui beberapa revisi
a. Kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lebih dapat bertahan
63
c. Keberpihakan kepada usaha kecil dan menengah untuk memperoleh kredit
a. Maksud
memahami karakter dan mengenal debitur atau calon lebih mendalam dan
komunikasi dan intensif agar pemantauan kredit dapat efektif dan efisien.
memperoleh kredit dengan syarat lebih mudah dan proses cepat serta tetap
b. Tujuan
c. Sasaran
badan usaha.
64
Untuk lebih memahami mengenai produk kredit UMKM berikut adalah
sedangkan dengan bank umum peserta Kredit Usaha Rakyat (KUR) diberikan
rentang pinjaman mulai dari Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) sampai dengan
maksimal Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah). Kemudian jenis kredit dan
65
jangka waktu permohonan sesuai kesepakatan dengan bank umum, sedangkan
bank umum peserta Kredit Usaha Rakyat (KUR) jenis kredit diperuntukkan modal
kerja dan jangka waktu maksimal tiga tahun, kemudian memberikan suku bunga
kredit dengan bank umum peserta Kredit Usaha Rakyat (KUR) maksimal 16% per
tahun efektif.
Bagi produk kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dari pihak
BNI sendiri yakni BNI Wirausaha (BWU), terdapat 3 bentuk produk kredit
UMKM antara lain BNI Wirausaha (BWU) cicilan investasi, BNI Wirausaha
(BWU) investasi tetap dan BNI Wirausaha (BWU) modal kerja. Tingkat bunga
yang dikenakan pada BNI Wirausaha (BWU) adalah 17 – 18 % per tahun flat.
antara bank umum dan calon debitur juga terdapat model linkage program Kredit
Usaha Rakyat (KUR) antara bank umum dan koperasi dilakukan dalam tiga
1. Executing yaitu pinjaman yang diberikan oleh bank umum kepada koperasi
koperasi melalui koperasi yang bertindak sebagai agen dan tidak mempunyai
kewenangan memutus kredit kecuali mendapat surat kuasa dari bank umum.
3. Model joint financing, dimana pembiayaan bersama oleh bank umum dan
66
umum dan bagian koperasi sebesar porsi pembiayaan kepada anggota
koperasi.
keuangannya tidak boleh dipandang sebelah mata. Pada saat krisis, bank-bank
yang memiliki porsi kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) cukup
bank akhirnya membalikkan porsi – porsi kredit mereka yang selama ini dikuasai
oleh kredit buat pengusaha - pengusaha kakap namun terbukti membawa beban
ke sektor korporasi, kini menyediakan 60% dari total kreditnya untuk usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM). Bank ini bahkan memperbanyak sentra-
sentra kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) hingga ke pelosok
daerah. Rupa – rupa produk dirancang oleh BNI yang disesuaikan dengan
kebutuhan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Tidak hanya itu,
bank – bank lain juga menyalurkan kredit usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) dalam berbagai cara misalnya melalui mitra Linkage bersama Bank
(UMKM) yang ada di BNI dapat menggunakan skim pinjaman berupa Kredit
67
Tanpa Agunan (KTA), Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan produk BNI sendiri yakni
BNI Wirausaha (BWU). Baik Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kredit Usaha Rakyat
(KUR) maupun BNI Wirausaha memiliki jenis kredit modal kerja dan kredit
investasi.
pengajuan kredit dan proses kredit tidak berbeda jauh dengan teori yang ada
3. Permohonan kredit yang telah disetujui kemudian diproses yang dilakukan oleh
4. Setelah itu dilakukan analisa dan penyiapan perangkat analisa kredit (PAK).
Bila ditolak, maka calon debitur menerima surat penolakan kredit dan bila
kredit.
68
Permohonan kredit Pre-Screening Pengumpulan dan
(pemasaran SKC) Pemeriksaan Verifikasi Data
awal : Data – data ini diperoleh
Persyaratan: 1. BI Checking lewat On the spot, call
1. Fotocopy Identitas diri 2. Pemeriksaan memo
2. Izin Usaha yang dimiliki dokumen
lainnya.
3
1 2 Analisa Kredit
1. Memorandum
pengusulan
kredit (MPK)
2. Laporan
kunjungan
(setempat
4) (On
The Spot/OTS)
3. Form berita
acara taxasi
agunan dan
plotting jaminan
4. Formulir
penunjang
lainnya seperti
form call memo,
dan form
penunjang lain
Persetujuan Kredit
Dokumen yang
dikeluarkan:
1. Surat Keputusan
Kredit
2. Perjanjian Kredit
69
Dalam pelaksanaan secara teknis, prosedur kredit umumnya lebih banyak
analisis kredit ini menggunakan form dalam bentuk BNI Wirausaha (BWU)
3. Form berita acara taxasi agunan dan plotting jaminan (ditandatangani oleh
penyelia Unit Kredit Kecil (UKC) untuk proses yang di Unit Kredit Kecil
(UKC).
4. Formulir penunjang lainnya seperti form call memo, dan form penunjang lain
Pengelolaan BNI Wirausaha (BWU) dan BNI Kredit Usaha Rakyat (KUR)
oleh Relationship Officer di Sentra Kredit Kecil (SKC) atau Unit Kredit Kecil
(UKC) atau Standing Alone (STA) adalah berisi fax sementara, kemudian
Kecil (SKC) atau Standing Alone (STA) tidak termasuk kewenangan putus kredit
yang diberikan kepada pejabat di bawah pemimpin yaitu penyelia Unit Kredit
Kecil (UKC).
Hal penting dan belum terakomodasi dalam Perjanjian Kredit Umum dapat
biaya – biaya yang dikenakan selama masa pengurusan kredit baik Kredit Tanpa
Agunan (KTA), Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun BNI Wirausaha (BWU) ini
70
antara lain terbagi menjadi biaya administrasi secara umum, biaya provisi, dan
biaya appraisal. Umumnya biaya ini dikenakan kepada calon debitur baik dengan
mengambil langsung biaya dari rekening debitur setelah pinjaman itu diberikan
dokumen di notaris dimana besar biayanya relatif terkait dengan jenis surat
tanah milik debitur dan proses pengurusan yang harus ditempuh, bea materai,
asuransi kerugian, biaya denda, biaya jurnal dan rekening, beban-beban yang
appraisal independent senilai kurang lebih Rp. 250.000 (dua ratus lima puluh
ribu rupiah) untuk masing-masing titik agunan yang mana dalam hal ini
biasanya agunan tersebut dalam bentuk tanah dan bangunan calon debitur.
71
5.1.2 Ketentuan dan Syarat Pemberian Kredit UMKM
Produk kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang dikaji
dalam penelitian ini antara lain program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan BNI
antara lain:
rupiah) sampai dengan Rp. 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah),
Rp. 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah) dengan legalitas usaha sesuai
e. Tidak termasuk ke dalam daftar hitam BI dan tidak tercatat sebagai debitur
a. Maksimal sampai dengan Rp. 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah)
wajib aflopend BWU Cicilan tetap. Artinya maksimal pinjaman Rp. 150.000.000
72
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan kredit program
dengan plafond Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000
(lima ratus juta rupiah) maka kredit program ini menggunakan subsidi melalui
(UMKM) tidak perlu menyerahkan jaminan secara penuh. Pada program Kredit
Usaha Rakyat (KUR), calon debitur cukup menyerahkan jaminan yang nilainya
minimal hanya 30% dari jumlah kredit yang diajukan sehingga sisa nilai jaminan
yang harus dipenuhi sebesar 70% telah ditutup oleh perusahaan penjaminan
pemerintah. Untuk persyaratan legalitas usaha juga sangat ringan, yakni calon
debitur yang belum memiliki SIUP,TDP, dan sebagainya cukup diganti dengan
Pada segmentasi untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pihak
BNI sendiri juga telah memiliki space available yang terdapat pada lampiran 6
pertanian. Pada BNI sektor pertanian terbagi menjadi beberapa unit sektor atau
73
b. Sektor kehutanan dan pemotongan kayu (logging)
c. Sektor perburuan
melalui BNI berada pada mapping dark green yang artinya sektor ini masih
pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah. Iklim usaha yang potensial ini
permasalahan mengenai kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan
proses penyaluran kredit tersebut seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan produk
BNI sendiri yakni BNI Wirausaha (BWU). Permasalahan yang ditinjau dari sisi
sekaligus, seperti : membayar Rp 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah)
per bulan lebih berat daripada sebesar Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) per
hari.
74
d. Tingkat bunga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan bank konvensional
lain.
menyulitkan bagi bank mendapatkan debitur. Sebaliknya bagi debitur yang telah
mendapatkan kredit baik dalam bentuk kredit konsumsi, kredit investasi dan
kredit modal kerja) menjadi penghalang untuk permohonan Kredit Usaha Rakyat
(KUR) padahal mereka sangat membutuhkan modal usaha. Selain itu definisi
debitur baru telah menutup peluang bagi debitur yang sedang menerima kredit
dari lembaga perbankan atau kredit program pemerintah untuk mengajukan Kredit
Usaha Rakyat (KUR) atau sehingga solusi yang dilaksanakan oleh pihak bank
adalah memberikan skim pinjaman komersial lain kepada calon debitur tersebut.
Hal ini diperlukan mengingat jumlah bank penyalur yang ada sekarang dirasakan
sangat terbatas bila menginginkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) lebih merakyat
Keberadaan Unit Kredit Kecil (UKC) dan Sentra Kredit Kecil (SKC) sebagian
besar berada di kantor cabang BNI tingkat Kabupaten maupun Kecamatan. Oleh
karena itu, masyarakat yang berada di Desa maupun Kelurahan kurang dapat
Lain halnya dengan aksesibilitas salah satu bank BUMN yang sudah lama
dikenal oleh rakyat karena aksesnya yang merata hingga ke tingkat pedesaan. Bila
75
pihak BNI menambah Unit Kredit Kecil (UKC) untuk memenuhi kebutuhan
penyaluran dana masyarakat, maka perlu ditinjau ulang mengenai urgensinya. Hal
ini erat kaitannya dengan penambahan sumber daya manusia (SDM ) dan beban
solusi yang ditawarkan untuk sementara waktu yakni dengan diadakannya kerja
sama dengan pihak bank perkreditan rakyat yang dapat menjangkau hingga ke
tingkat Desa dan Kelurahan. Selain itu perlu terus dilaksanakannya metode
jemput bola kepada usaha – usaha usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
yang berada di tingkat pedesaan dan berpotensi untuk disalurkannya kredit kepada
usaha tersebut.
lebih senang membayar secara rutin per hari dengan nominal yang lebih kecil
daerah yang seperti itu, maka pihak perbankan hanya memaklumi sambil terus
melakukan penagihan cicilan pinjaman dengan rutin setiap bulannya. Hal ini lebih
hari. Perlu diketahui bahwa batasan kemampuan pihak bank dalam penagihan
dikarenakan sumber daya manusia dari tiap Unit Kredit Kecil yang terbatas.
Rakyat (KUR) yang berkisar 16% efektif dan BNI Wirausaha (BWU) sekitar 17 -
18% flat cukup tinggi dibandingkan tingkat bunga di bank lain yakni sekitar 12 %
efektif. Tingkat bunga yang tinggi akan menyulitkan debitur dalam pengembalian
76
pinjaman terkait persaingan bisnis yang cukup ketat sehingga menekan perolehan
laba. Oleh sebab itu pengenaan tingkat bunga kredit haruslah layak dengan
usaha.
Pada Unit Kredit Kecil (UKC) BNI Cabang Karawang, penyaluran kredit
kepada sektor agribisnis tidak terlalu banyak. Hal ini dikarenakan penyaluran
kredit terkait dengan permohonan kredit itu sendiri. Penyaluran kredit usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM ) dari pihak BNI yang telah disalurkan antara
berkaitan dengan penelitian ini yakni untuk sektor agribisnis, kredit usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) yang telah disalurkan oleh pihak BNI yakni kepada
Secara umum dapat dilihat bahwa penyaluran kredit yang dilakukan oleh
pihak BNI sebagian besar berasal dari pengajuan kredit dari calon debitur
walaupun usaha untuk mencari prospek calon debitur pun tetap dilakukan dengan
beberapa cara seperti menawarkan kredit dan partisipasi dalam pameran usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) baik tingkat regional maupun nasional.
untuk koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan komposisi
30% dengan bunga maksimum 16% per tahun efektif serta jumlah kredit
maksimum Rp. 500.000.000 (lima ratus ribu rupiah) per debitur. Program Kredit
Usaha Rakyat (KUR) memang bukan produk satu institusi pemerintah saja.
77
Akibatnya, realisasi program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat bergantung pada
pengusaha bermodal kecil tetap diperlakukan sama seperti investor kelas kakap.
likuiditas sangat cukup masih tetap kurang menarik bagi para pelaku bisnis usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM). Selain aspek formalitas yang masih sulit
dipenuhi seperti aspek jaminan dan proposal kelayakan usaha, bunga kredit
perbankan pun saat ini masih dianggap terlalu mewah. Menurunnya bunga
besar yang tersedia itu tidak mampu secara signifikan memberikan kontribusi
pada perkembangan usaha para pelaku bisnis mikro, kecil, menengah, dan
koperasi.
rumah tangga dan pertanian masih menjadi tumpuan hidup sebagian besar pelaku
usaha UMKM di daerah tersebut. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
padi organik, usaha olahan herbal seperti jahe instan, temulawak instan, kunyit
78
instan, usaha makanan olahan seperti kue kering, tepung roti, rangginang,
pengolahan escargot (olahan bekicot), kue semprong, usaha pengolahan telur asin,
kerajinan rotan dan pahatan kayu, usaha konveksi jaket, usaha pembuatan bola
yang baik sehingga produk UMKM Kabupaten Karawang dapat dikenal dengan
UMKM, diperlukan juga pendekatan kerja sama antar daerah sehingga dapat
sama antar daerah dalam pengembangan UMKM ini dapat menumbuhkan iklim
ekonomi yang besar dan tidak terpisah secara kedaerahan. Kerja sama beberapa
pengembangan UMKM.
79
5.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit UMKM
Agribisnis
Capital, Collateral, Conditions dan Constrains. Oleh karena itu, ke enam faktor di
atas diduga memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam penyaluran kredit
UMKM sektor agribisnis di Unit Kredit Kecil (UKC) dan Sentra Kredit Kecil
(SKC) BNI.
UMKM agribisnis di Unit Kredit Kecil (UKC) dan Sentra Kredit Kecil (SKC)
80
Berdasarkan Tabel 3 tersebut, maka dapat dibuat persamaan regresi
Y = 13,368 + 0,381 (X1) - 0,475 (X2) + 0,519 (X3) - 0,508 (X4) – 0,324 (X5) +
0,653 (X6)+ ei
konstanta sebesar 13,368. Artinya bila faktor lain dianggap nol, maka penyaluran
kredit UMKM sektor agribisnis di Unit Kredit Kecil (UKC) dan Sentra Kredit
dalam model memiliki tanda yang sesuai dengan hipotesis dan ada pula yang
memiliki tanda yang tidak sesuai dengan hipotesis. Adapun faktor-faktor yang
a. Character (X1)
positif sebesar 0,381. Angka ini menunjukkan hubungan yang searah dengan
sebesar sepuluh ribu poin maka penyaluran kredit UMKM Agribisnis akan naik
sebesar Rp. 3.810 (tiga ribu delapan ratus sepuluh rupiah) begitupun bila tanda
Hal ini berdampak dari semakin baiknya karakter debitur maka akan
81
merasa aman untuk menyalurkan kredit UMKM Agribisnis kepada debitur
tersebut.
b. Capacity (X2)
ini berarti adanya penurunan yakni apabila capacity debitur turun sebesar sepuluh
ribu rupiah maka penyaluran kredit UMKM Agribisnis akan turun Rp. 4.750
(empat ribu tujuh ratus lima puluh rupiah) begitupun bila tanda koefisien terjadi
sebaliknya.
Hal ini dikarenakan jika capacity atau dalam hal ini kemampuan debitur
dalam mengelola usaha dinilai oleh pihak perbankan cukup bagus dan dianggap
c. Capital (X3)
Koefisien regresi dari capital yang diperoleh bernilai positif sebesar 0,519.
Nilai ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan sebesar sepuluh ribu rupiah
maka penyaluran kredit UMKM Agribisnis itu akan naik sebesar Rp. 5.190 (lima
ribu seratus sembilan puluh rupiah) begitupun bila tanda koefisien terjadi
sebaliknya.
Hal ini berdampak dari sermakin banyaknya modal yang dimiliki debitur
82
d. Collateral (X4)
Dari hasil regresi yang dilakukan koefisien dari collateral bernilai negatif
yaitu sebesar - 0,508, nilai ini menunjukkan bahwa jika terjadi penurunan nilai
jaminan sebesar sepuluh ribu rupiah maka penyaluran kredit UMKM Agribisnis
akan turun sebesar Rp. 5.080 (lima ribu delapan puluh rupiah) begitupun bila
Hal ini terkait dikarenakan kredit yang diteliti adalah kredit yang
digulirkan pada skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) maka nilai
jaminan atau agunan yang terlalu tinggi dapat memberikan kecurigaan terhadap
calon debitur tersebut. Secara rasional bila jaminan yang dimiliki oleh debitur
cukup tinggi maka akan memberikan asumsi pantas atau tidaknya calon debitur
mampu.
e. Condition (X5)
Dari hasil regresi yang dilakukan, koefisien dari variabel condition bernilai
positif yaitu sebesar 0,324 . Nilai ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan
pada condition sebesar sepuluh ribu poin maka penyaluran kredit UMKM
Agribisnis akan kenaikan sebesar Rp. 3.240 (tiga ribu dua ratus empat puluh
83
f. Constrains (X6)
bernilai positif yaitu sebesar 0,653 nilai ini menunjukkan bahwa jika terjadi
kenaikan pada constrains sebesar sepuluh ribu poin maka penyaluran kredit
UMKM Agribisnis akan kenaikan sebesar Rp. 6.530 (enam ribu lima ratus tiga
Hal ini terkait dengan pembatas – pembatas usaha yang ada dalam
Uji Koefisien Determinasi (R2) ini juga digunakan untuk melihat seberapa
untuk mengukur goodness of fit (kesesuaian model) garis regresi. Berikut nilai
84
Dari hasil regresi tersebut, maka dapat dilihat tingkat kelayakan (goodness
of fit) suatu model, pertama dengan melihat nilai dari koefisien determinasi (R2)
adalah sebesar 0,889 pada taraf 5 persen. Nilai ini berarti 88,9 persen variasi
dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini di antaranya aspek hukum
(yuridis), aspek manajemen, aspek produksi, aspek pemasaran, jumlah unit usaha
UMKM yang ada di daerah tersebut, tingkat suku bunga kredit yang berlaku dan
sebagainya.
terhadap variabel dependen yaitu kredit UMKM Agribisnis, maka perlu dilakukan
Ho : ditolak, jika F hitung > F tabel, derajat bebas tertentu atau sig < α.
H1 : ditolak jika F hitung < F tabel, derajat bebas tertentu atau sig > α
85
Nilai F statistik (F hitung ) yang lebih besar dari F tabel menyimpulkan tolak
faktor yang dianggap berpengaruh nyata terhadap kredit UMKM Agribisnis ini
sedangkan Ftabel pada α = 0,05 adalah 2,92. Dengan demikian, Fhitung > Ftabel
Hal ini berarti variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-
sama berpengaruh nyata terhadap kredit UMKM Agribisnis. Hasil uji F dapat
dilihat pada tabel berikut dan untuk lebih jelas serta terperinci hasil output
Sum of Mean
Model Squares Df Square F hitung F tabel Sig.
1 Regression 128,518 6 21,420 17,290 2,92 ,000(a)
Residual 16,105 13 1,239
Total 144,623 19
86
5.2.3 Uji t (Uji Regresi Parsial)
variabel independen lain yakni, Capacity, Collateral dan tidak memiliki pengaruh
yang nyata.
jika t hitung < t tabel atau tolak H0 jika t hitung > t tabel) atau dari probabilitasnya (sig <
UMKM Agribisnis
Agribisnis
87
Berikut penjabaran mengenai pengujian masing - masing variabel
serta itikad debitur dalam memenuhi kewajiban sesuai dengan perjanijian yang
95% dengan nilai signifikansi 0,014 dalam tabel 6. Nilai t hitung untuk character
adalah 2,826 > t tabel = 1,792 atau tingkat signifikansinya lebih besar dari α yaitu
0, 014 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak H0 (t hitung > t tabel ;
sig < α), yang berarti bahwa variabel character memiliki pengaruh nyata atau
Hal ini cukup beralasan karena usaha – usaha yang ditempuh untuk
perbankan seperti kartu kredit maupun aktivitas peminjaman ke bank lain. Selain
itu juga dapat mencari tahu reputasi debitur di lingkungan usahanya seperti
88
mana debitur mampu melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari kegiatan
usahanya.
95% dengan nilai signifikansi 0,001 dalam tabel 6. Nilai t hitung untuk capacity
adalah 4,554 > t tabel = 1,792 atau tingkat signifikansinya lebih besar dari α yaitu
0,001 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak H0 (t hitung > t tabel ;
sig < α), yang berarti bahwa variabel capacity memiliki pengaruh nyata dan
Agribisnis dikarenakan jika capacity atau dalam hal ini kemampuan debitur dalam
mengelola usaha dinilai oleh pihak perbankan cukup bagus dan dianggap mampu
porsi peminjamannya.
yang dinilai masih perlu dibantu dengan tingkat kemampuan mengelola usaha
yang masih rendah. Hal ini pun terkait dengan sikap pihak perbankan sendiri yang
89
Kekhawatiran penyalahgunaan hasil pinjaman kepada bank yang tidak
tepat guna itulah yang mendorong pihak perbankan untuk selalu berjaga – jaga
dalam proses pengguliran kredit kepada debitur, khususnya kepada skala UMKM
yang memiliki kecenderungan budaya konsumsi yang lebih konsumtif ketika telah
diperoleh dengan menghitung jumlah dana atau modal yang dimiliki debitur yang
tercermin dalam laporan keuangan, yaitu semakin besar modal yang dimiliki
95% dengan nilai signifikansi 0,004 dalam tabel 6. Nilai t hitung untuk capital
adalah 3,468 > t tabel = 1,792 atau tingkat signifikansinya lebih kecil dari α yaitu
0,004 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak H0 (t hitung > t tabel ;
sig < α), yang berarti bahwa variabel capital memiliki pengaruh nyata atau
dimiliki oleh debitur baik itu berupa harta bergerak maupun harta tidak bergerak
yang ditujukan untuk usaha debitur tersebut. Semakin besar modal usaha yang
dimiliki debitur, maka kredit pun dapat segera disalurkan oleh bank. Hal ini pun
terkait dengan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh debitur pada saat
mengajukan pembiayaan pada bank yaitu modal usaha yang dimiliki debitur (self
90
financing) adalah minimal sebesar 35 % dari nilai kredit yang diajukan atau lebih
dari itu.
agunan terhadap kredit (pinjaman) yang akan diterima. Bentuknya dapat berupa
jaminan utama (first way out) berupa usahanya dan jaminan tambahan (second
way out) berupa jaminan kebendaan atau jaminan pihak ketiga. Umumnya nilai
jaminan minimal 120% dari total jaminannya. Penilaian terhadap collateral ini
dapat ditinjau dari 2 (dua) segi yaitu segi ekonomis yaitu nilai ekonomis dan segi
95% dengan nilai signifikansi 0,001 dalam tabel 6. Nilai t hitung untuk collateral
adalah 4,017 > t tabel = 1,792 atau tingkat signifikansinya lebih kecil dari α yaitu
0,001 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak H0 (t hitung > t tabel ;
sig < α), yang berarti bahwa variabel collateral memiliki pengaruh nyata dan
signifikan secara statistik terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis. Hal ini
kredit. Begitupun dikarenakan kredit yang diteliti adalah kredit yang digulirkan
91
pada skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) maka nilai jaminan atau
agunan yang terlalu tinggi dapat memberikan kecurigaan terhadap calon debitur
tersebut. Secara rasional bila jaminan yang dimiliki oleh debitur cukup tinggi
maka akan memberikan asumsi pantas atau tidaknya calon debitur tersebut masih
dilakukan dengan melihat situasi dan kondisi secara agregat dari kondisi ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan yang berkaitan dengan
95% dengan nilai signifikansi 0,022 dalam tabel 6. Nilai t hitung untuk conditions
adalah 2,599 > t tabel = 1,792 atau tingkat signifikansinya lebih besar dari α yaitu
0,022 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak H0 (t hitung > t tabel ;
sig > α), yang berarti bahwa variabel conditions memiliki pengaruh nyata atau
Hal ini dikarenakan semakin kondusif kondisi politik, semakin stabil iklim
ekonomi, dan semakin baik kondisi sosial budaya, pertahanan serta keamanan
UMKM Agribisnis.
92
6. Pengujian constrains terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis
seseorang melakukan bisnis di suatu tempat di luar kriteria condition (kriteria ke-
5).
95% dengan nilai signifikansi 0,001 dalam tabel 6. Nilai t hitung untuk constrains
adalah 4,349 > t tabel = 1,792 atau tingkat signifikansinya lebih besar dari α yaitu
0,001 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak H0 (t hitung > t tabel ;
sig < α), yang berarti bahwa variabel constrains memiliki pengaruh nyata atau
Hal ini terkait dengan pembatas – pembatas usaha yang ada dalam
93
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
permasalahan yang ada dan akhirnya akan diberikan saran sebagai pendapat
permasalahan. Mengambil inti dari uraian-uraian yang telah disajikan dalam bab-
1. Secara umum prosedur penyaluran kredit tersebut yang dilakukan oleh pihak
BNI sudah sesuai dengan yang berlaku di teori penyaluran kredit. Adapun
2. Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,889
hal ini berarti 88,9 persen variasi penyaluran kredit UMKM Agribisnis dapat
dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dan
sisanya sebesar 11,1 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
94
berpengaruh nyata berdasarkan uji t hitung terhadap penyaluran kredit UMKM
6.2 Saran
yang lebih sederhana agar usaha UMKM dapat tepat sasaran. Kemudian
mengenai bunga kredit yang dikenakan untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR)
yang ada di daerah tersebut, tingkat suku bunga kredit yang berlaku dan
95
sebagainya. Melihat dari variabel yang berlaku di luar penelitian, maka
96
Lampiran 14
Succesive Detail
Succesive Detail