KAJIAN PUSTAKA
A. KERANGKA TEORI
ini erat kaitannya dengan kondisi sosial, politik, dan ekonomi masyarakat
yang mengalami masa suram akibat gagalnya sistem politik dan ekonomi
kapitalis yang bebas dengan bertumpu pada konsep negara hukum liberal.
Hands yang termuat dalam buku Adam Smith dan David Ricardo
berjudul The Wealth of Nations: An Inquiry into the Nature and Causes.
1
Aminuddin Ilmar, Hak Menguasai Negara Dalam Privatisasi BUMN, Kencana,
Jakarta, 2012, h. 14.
19
20
Dalam sistem liberal ini, peran negara sangat minim, sehingga sering
jika institusi negara yang dibentuk dalam sistem liberalism juga hanya
2
Tri Widodo W Utomo, “Memahami Konsep Negara Kesejahteraan (Welfare
State)”,http://triwidodowutomo.b logspot.nl/2013/ 07/ memahami-konsep-negara-
kesejahteraan.html, dikunjungi pada tanggal 10 November 2016 pukul 07.04.
3
Ibid
21
perekonomian masyarakat. 4
menempatkan eksistensi dan peranan negara pada posisi kuat dan besar.
lain, ajaran welfare state merupakan bentuk konkret dari peralihan prinsip
lebih luas ketimbang sekedar sebagai penjaga malam, yang oleh Utrecht
6
S. F. Marbun, Hukum Administrasi Negara I, FH UII Press, Yogyakarta, 2012, h.
14-15.
24
kepentingan publik;
7
E. Ut recht, Pengantar Hukum Administrasi Negara, Ichtiar baru, Jakarta, 1985, h.
3-4.
8
W. Riawan Tjandra, Hukum Administrasi Negara, Universitas Atma Jaya,
Yogyakarta, 2008, h. 1.
25
3. Mengurangi kemiskinan;
masyarakat miskin;
people;
9
Marilang, “Nilai Keadilan Sosial Dalam Pertambangan”, Disertasi, di dalam
Marilang, Ideologi Welfare State Konstitusi: Hak Menguasai Negara Atas Barang Tambang,
Jurnal Konstitusi, Volu me 9, No mor 2, Juni 2012, h . 267.
10
Marilang, Ideologi Welfare State Konstitusi: Hak Menguasai Negara Atas Barang
Tambang, Jurnal Konstitusi, Vo lu me 9, No mor 2, Juni 2012, h. 267.
26
tidak mampu yang sering diklaim sebagai kalangan ekonomi lemah (fakir
11
Ibid.
27
33 UUD 1945 ayat (3) bahwa “Bumi, air dan kekayaan alam yang
bestuurszorg. 12
memberikan hak kepada negara untuk bertindak baik secara aktif maupun
tugasnya. 13
tujuan dari hak menguasai negara, itu, apakah dapat diartikan negara
ataukah hanya sebatas pada pengaturan saja. Oleh karena itu menjadi hal
12
Ibid. h. 268.
13
Aminuddin Ilmar, Hak Menguasai Negara Dalam Privatisasi BUMN, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2012, h. 24.
28
itu. 14
penyusunan UUD NRI 1945, maka akan kita ketemukan secara jelas
nama Muhammad Hatta sebagai salah seorang tim perumus UUD NRI
listrik, air dan gas, atau apa yang disebut public utilities yang merupakan
cabang produksi yang penting bagi negara lainnya seperti industri pokok
dalam tiga sektor usaha, yakni koperasi, usaha negara, dan usaha swasta.
dalam ketentuan Pasal 33 ayat (2) UUD NRI 1945, menurut Mohammad
cabang produksi yang terpenting bagi negara dan yang menguasai hajat
16
Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
Cetakan Ketujuh Belas, 1996, h. 45.
17
Aminuddin Ilmar, Op. Cit., h. 55.
30
kesejahteraan masyarakat. 18
memiliki sendiri suatu cabang produksi dapat saja dimiliki oleh swasta,
produksi tersebut. 19
secara maksimal. Lebih tegas lagi Sri Edi Swasono menguraikan bahwa
18
Ibid. h. 55-56.
19
Ibid. h. 56-57.
31
banyak. 20
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak. Namun demikian hak
rakyat banyak. 21
20
Ibid.
21
Ibid. h. 58.
32
yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak, serta terhadap
22
J. Ronald Mawuntu, Konsep Penguasaan Negara Berdasarkan Pasal 33 UUD
1945 dan Putusan Mahkamah Konstitusi, Jurnal Vol. XX/No.3/April-Juni/ 2012, d iunduh
pada situs http: // repo.unsrat.ac.id/ 273 / 1/ KONSEP_PENGUASAAN_ NEGA RA_
BERDASARKAN__ PASA L_ 33_ UUD_ 1945__ DAN_PUTUSAN_ MAHKAMAH_
KONSTITUSI.pdf, pada tanggal 20 November 2016 pukul 07.29.
23
Ibid.
34
pemegang izin.
jawab hukum dalam ranah hukum publik dan tanggung jawab hukum
adanya perjanjian yang melahirkan hak dan kewajiban bagi para pihak.
24
Kiki Nitalia Hasibuan, Mis-selling Perbankan Perbuatan Melawan Hukum, Tesis,
Magister Ilmu Huku m Un iversitas Indonesia, Depok, 2011, h. 35.
25
Ristiani Gani Mendrofa, Sistem Pertanggungjawaban Koperasi Simpan Pinjam
Berbadan Hukum, Tesis, Magister Ilmu Hu ku m Un iversitas Kristen Satya Wacana, Salatiga,
2014, h. 28.
36
hati yang harus diindahkan dalam pergaulan hidup terhadap orang lain
atau benda. 26
26
M.A. Moegni Djojodird jo,SH, Perbuatan Melawan Hukum, Penerbit Pradnya
Paramita, Jakarta, 1982. H 57-58.
27
Rosa Agustina. 2003. Perbuatan Melawan Hukum. Penerbit Pasca Sarjana FH
Universitas Indonesia.
38
28
Kiki Nitalia Hasibuan, Op. Cit., h. 36.
29
Lihat Pasal 1233 Kitab Undang-Undang Huku m Perdata.
30
Badan Pemb inaan Huku m Nasional Kementerian Hu ku m Dan HAM RI, Naskah
Akademik Rancangan Undang Undang Hukum Kontrak , 2013, h. 16.
39
31
Ibid. Pasal 1313.
32
Dyah Hapsari Prananingru m, Hukum Dagang, Fakultas Hukum Universitas Kristen
Satya Wacana, 2014, h. 10.
40
perjanjian tertentu. 33
ada atau sudah ada di tangan salah satu pihak pada waktu
33
Ibid. h. 11.
41
ketertiban umum. 36
34
Ibid.
35
Keempat syarat tersebut dibedakan menjad i syarat subyektif (kesepakatan dan
kecakapan) dan syarat obyektif (hal tertentu dan sebab yang halal). Pengolongan tersebut
memiliki art i, apabila syarat subyektif tidak terpenuhi maka akibatnya perjanjian tersebut
“dapat dibatalkan”. Apabila syarat obyektif tidak terpenuhi maka perjanjian tersebut “batal
demi huku m.”
36
Ibid.
42
perjanjian. 37
dilakukan.
dituntut untuk:
a) pemenuhan perjanjian;
c) ganti rugi
38
Munir Fuady, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis) Cetakan ke-II,
PT. Citra Aditya Bekt i, Bandung, 2001, h. 138.
44
contractrus) dan
39
Ibid h. 40-41.
45
Hukum
untuk membuat suatu penawaran baru yang akan membuat ora ng-
40
http://www.huku monline.com/berita/baca/hol3616/perbuatan -melawan-huku m-
dan-wanprestasi-sebagai-dasar-gugatan, dikunjungi pada tanggal 20 januari 2017 pada pukul
11.48.
46
tersebut. 41
41
Ibid.
42
Ibid.
43
Ibid.
47
on fault)
44
Rach mat Set iawan, Tinjauan Elementer Perbuatan Melawan Hukum, Alu mni,
Bandung, 1982, h. 17.
48
Pasal 1365, 1366, dan 1367, prinsip ini dipegang secara teguh.
a) adanya perbuatan;
menduga akibatnya;
menduga akibatnya.
cakap.46
45
https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1116051198-3-Bab%202.pdf, dikunjungi pada
tanggal 20 januari 2017 pada pukul 12.30.
46
Purwahid Patrick, Dasar-Dasar Hukum Perikatan (Perikatan yang Lahir dari
Perjanjian dan Undang-Undang), Mandar Maju, Bandung, 1994, H. 10-11.
47
Nieuwenhuis, Pokok -pokok Hukum Perikatan (terjemahan Djasadin Saragih),
Universitas Airlangga, Surabaya, 1985, h. 57.
50
kerugian.
48
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35723/5/ Chapter%20III -V.pdf,
dikunjungi pada tanggal 20 januari 2017 pada pukul 12.42.
51
49
Ibid.
52
50
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35723/5/ Chapter%20III -V.pdf,
dikunjungi pada tanggal 20 januari 2017 pada pukul 13.08.
53
alam). 51
51
Ristiani Gani Mendrofa, Op. Cit., h. 41-42.
52
Ibid. h. 44-45.
54
liability)
sepuluh kali harga satu rol film baru. Prinsip tanggung jawab
b) Kepastian Hukum
53
https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1116051198-3-Bab%202.pdf, d ikunjungi pada
tanggal 20 januari 2017 pada pukul 13.24.
55
54
Moh. Mahfud MD, Penegakan Hukum DanTata Kelola Pemerintahan Yang Baik,
Bahan pada Acara Seminar Nasional “Saatnya Hati Nurani Bicara” yang diselenggarakan
oleh DPP Partai HANURA. Mahkamah Konstitusi Jakarta, 8 Januari 2009.
55
Jaka Mulyata, Keadilan, Kepastian, Dan Akibat Hukum Putusan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia Nomor : 100/Puu -X/2012 Tentang Judicial Review Pasal 96
Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Tesis, Program
Magister Ilmu Huku m Fakultas Huku m Un iversitas Sebelas Maret Surakarta, 2015, h. 24-25.
56
minor. Melalui sistem logika tertutup akan serta merta dapat diperoleh
kehidupan masyarakat. 57
56
Ibid. h. 25.
57
Ibid.
57
bahwa nilai itu mempunyai relasi yang erat dengan instrumen hukum
58
Ibid.
58
atas suatu ketentuan hukum. Hukum yang satu dengan yang lain tidak
ada.60
FIBER OPTIK
59
Ibid. h. 28-29.
60
Ibid. h. 30-31.
59
gas dan bahan bakar lainnya, sanitasi dan sejenisnya. 61 Berbagai peraturan
utilitas dalam hal ini Pemasangan Jaringan Kabel Fiber Optik antara lain :
61
Pasal 1 ayat (13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umu m No mor: 20/ Prt/M/2010
tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian -Bagian Jalan
60
nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. 62
62
Pasal 9 ayat (1) UU No mor 38 Tahun 2004 tentang Jalan .
63
Ibid Pasal 14
61
64
Ibid Pasal 15.
65
Ibid Pasal 16
66
Pasal 52 ayat (1) PP No mor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
67
Ibid Pasal 52 ayat (4).
68
Ibid Pasal 55.
62
milik jalan diatur dalam peraturan Menteri, dalam hal ini Peraturan
dikatakan bahwa pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan
69
Pasal 1 ayat (10) Peraturan Menteri Pekerjaan Umu m No mor: 20/ PRT/M/2010
tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian -Bagian Jalan
63
Formulir A.1;
70
Ibid Pasal 5
71
Ibid Pasal 6
64
a. lokasi;
dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya
72
Ibid Pasal 7
73
Ibid Pasal 8
65
b. metode pelaksanaan;
teknis. Setelah itu pejabat yang ditunjuk menerbitkan izin untuk jalan
dipenuhi.
74
Pasal 9 Peraturan Menteri Pekerjaan Umu m No mor: 20/PRT/M/2010 tentang
Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bag ian Jalan