Anda di halaman 1dari 8

TUGAS HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

PERAN PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN

NEGARA KESEJAHTERAAN

Disusun oleh :

Retno Catur Wulan


11000119130553

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2020
PERAN PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN

NEGARA KESEJAHTERAAN

1.Latar Belakang Masalah

Sejak kemerdekaan bangsa Indonesia para pemimpin negara Indonesia telah


menyatakan didalam pembukaan UUD 1945 bahwa Indonesia adalah penganut
Negara Kesejahteraan (Welvaartsstaat). Di dalam pembukaan UUD 1945
menyebutkan bahwa salah dua tujuan dari Negara Indonesia adalah memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dua poin itu
menunjukan bahwa Indonesia adalah negara penganut Welvaartsstaat karena salah
satu syarat dari Negara Kesejahteraan adalah penjaminan kesejahteraan bagi warga
negaranya. Dimana di Indonesia poin tersebut terdapat didalam Konstitusi kita
artinya Indonesia bersungguh-sungguh dalam mewujudkan kesejahteraan bagi
warga negaranya dan bersungguh-sungguh sebagai negara penganut
Welvaartsstaat.

Menurut Utrecht salah satu karakteristik dari negara kesejahteraan (Welfare


State) adalah adanya bestuurszog1. Bestuurszog artinya adalah kewajiban
pemerintah dalam mengupayakan kesejahteraan umum bagi warga negaranya. Oleh
sebab itu jelaslah bahwa sejak kemerdekaan Indonesia menganut konsep negara
kesejahteraan dikarenakan cita-cita bangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD
1945 adalah menciptakan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian adanya makalah ini untuk membahas bagaimana peran
pemerintah dalam mewujudkan negara kesejahteraan seperti apa yang telah
diamanati dalam pembukaan UUD 1945.

1
E. Utrecht, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, (Jakarta: Ichtiar, 1957), hlm.30.
2.Permasalahan

a. Bagaimana konsep Negara Kesejahteraan?

b. Bagaimana peran pemerintah dalam mewujudkan Negara Kesejahteraan?


3.Pembahasan
a. Konsep Negara Kesejahteraan
Seperti yang telah kita ketahui bahwa konsep mengenai Negara
Kesejahteraan di Indonesia telah ada sejak awal kemerdekaan Indonesia. Seperti
yang telah dikatakan oleh Azhary bahwa Negara Kesejahteraan dikenal di dunia
barat baru pada tahun 1960 sedangkan di Indonesia telah ada sejak 1945 dimana
konsep tersebut dirumuskan oleh Dr. Soepomo saat sidang perumusan UUD 1945.2
Selain Dr. Soepomo dalam siding tersebut juga terdapat Moh.Yamin dimana ia
mengatakan bahwa negara yang baru dibentuk itu semata-mata untuk seluruh
rakyat. Lebih lanjut ia berkata “Kesejahteraan rakyat yang menjadi dasar dan tujuan
negara Indonesia Merdeka ialah pada ringkasnya keadilan masyarakat dan keadilan
sosial”.3 Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan sekali lagi bahwa
Indonesia sejak awal kemerdekaan telah menganut sistem Welfare State.
Pada awalnya negara-negara di dunia sebelum menganut sistem Welfare
State mereka menganut sistem Legal State. Legal state atau yang biasa disebut
negara penjaga malam adalah keaadaan dimana adanya pembatasan dalam peranan
negara dan pemerintah dalam bidang politik dan juga melarang pemerintah turut
serta ikut campur dalam kehidupan ekonomi masyarakat.4 Kedua hal tersebut
dilandaskan atas asas “The least government is the best government” dan prinsip
ekonomi “laissez faire, laissez aller”. Di dalam perjalanannya adanya pembatasan
peran pemerintah dalam kehidupan masyarakat berujung gagal dikarenakan
menimbulkan banyak kesengsaraan bagi masyarakat sehingga memicu terjadinya
kerusuhan sosial.
Oleh sebab gagalnya konsep negara penjaga malam (legal state) maka
diadaptasikanlah konsep negara kesejahteraan. Konsep negara kesejahteraan adalah
konsep yang menekankan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas kesejahteraan
rakyatnya. Oleh sebab itu peran pemerintah dalam negara kesejahteraan tidak lagi
pasif melainkan aktif. Dikatakan demikian karena didalam negara kesejahtteraan

2
Azhary, Negara Hukum Indonesia, (Jakarta: UI-Press, 1995), hlm.116.
3
Ibid., hlm.69
4
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm.14.
pemerintah turut serta dalam kehidupan politik dan ekonomi masyarakatnya,
walaupun intervensi tersebut tidak terlalu dominan. Semata-mata intervensi
tersebut untk menciptakan kesejahteraan umum disamping menjaga ketertiban dan
keamanan (rust en orde).5Menurut Utrecht sejak negara turut serta terlibat dalam
hal kemasyarakatan termasuk ekonomi menimbulkan lapangan pekerjaan
masyarakat semakin luas. Oleh sebab itu Administrasi negara diserahi kewajiban
untuk melaksanakan ketertiban umum (bestuurszog).6 Adanya bestuurszog tersebut
membawa konsekuensi bagi administrasi negara yaitu kewenangan dalam
menjalankan tugasnya, administrasi negara berhak menentukan keputusan atas
inisiatif sendiri mengenai hal-hal yang genting dimana belum ada peraturan yang
mengaturnya (Freies Ermessen).
b.Pemerintah dalam Mewujudkan Negara Kesejahteraan
Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945 mengatakan bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum. Sebagai negara hukum artinya bahwa setiap
penyelenggaraan urusan pemerintahan haruslah berdasarkan pada hukum yang
berlaku (wetmatigheid van bestuur). Bagir Manan menyebutkan bahwa dimensi
sosial ekonomi dari negara yang berlandaskan hukum adalah kewajiban negara atau
pemerintahan dalam mewujudkan dan menjamin kesejahteraan sosial
(kesejahteraan umum) dalam suasana kemakmuran menurut asas keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.7
Kewajiban pemerintah dalam mewujudkan negara kesejahteraan yaitu tugas
pemerintah tidak hanya terbatas pada bidang pemerintahan saja melainkan harus
juga melaksanakan kesejahteraan sosial dalam rangka mewujudkan tujuan negara
yang dijalankan melalui pembangunan nasional.8 Sedangkan menurut BAB XIV
Pasal 33 dan 34 UUD 1945 menyatakan bahwa kewajiban negara dan pemerintah
adalah untuk mengatur dan mengelola perekonomian, cabang-cabang produksi, dan

5
Ridwan HR, op.cit., hlm.15.
6
E. Utrecht, op.cit., hlm.28-29.
7
Bagir Manan, Pemikiran Negara Berkonstitusi di Indonesia, Makalah pada Temu Ilmiah Nasional,
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung, 6 April 1999, hlm.2.
8
Sjachran Basah, Eksistensi dan Tolak Ukur Badan Peradilan Administrasi di Indonesia, (Bandung:
Alumni, 1985), hlm.2-3.
kekayaan alam dalam rangka mewujudkan Kesejahteraan Sosial, memelihara fakir
miskin dan anak-anak terlantar, serta memberikan jaminan sosial dan Kesehatan
bagi warga negara. Lebih lanjut mengenai Pasal 33 ayat (2) dan (3) mengatakan
bahwa :
Pasal 33 ayat (2) : Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Pasal 33 ayat (3) : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Hal ini menjelaskan bahwa berdasarkan konstitusi dinyatakan sejara jelas
tujuan dari Negara Indonesia adalah menciptakan kesejahteraan bagi warga
negaranya dan perekonomian yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh negara semata-mata karena negara ingin menjamin adanya suatu kesejahteraan
dan keadilan bagi seluruh warga negara. Karena jika kekayaan yang mendasar tidak
dikuasai oleh negara hal tersebut ditakutkan hanya akan memberi kekayaan kepada
mereka yang memiliki resources dan tidak adanya pendistribusian keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Seperti yang kita ketahui peran pemerintah dalam mewujudkan negara
kesejahteraan sebenarnya telah tercermin pada pasal 33 ayat (2) dan (3). Dengan
menguasai kekayaan yang berhubungan sangat signifikan dengan hajat hidup orang
banyak pemerintah dapat mengatur sumber daya tersebut dan mendistribusikannya
secara adil dan merata. Contohnya adalah dengan adanya perusahaan BUMN.
BUMN atau badan Usaha Milik Negara adalah suatu badan usaha negara yang
bergerak dibidang vital seperti Pertamina, KAI, hingga PLN. Tujuan dari BUMN
adalah menciptakan pendistribusian sumber daya bagi seluruh masyarakat
Indonesia agar terciptanya kesejahteraan dan keadilan sosial. Oleh sebab itu peran
pemerintah dalam mewujudkan negara kesejahteraan di Indonesia telah terlaksana,
salah satu contohnya adalah dengan adanya BUMN sebagai badan usaha yang
tujuannya menciptakan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
4.Simpulan

Negara Kesejahteraan adalah konsep negara yang menginginkan


terciptanya kesejahteraan bagi warga negaranya. Dalam konsep negara
kesejahteraan pemerintah harus turut serta berperan aktif dalam kegiatan
kenegaraan salah satunya adalah mengintervensi perekonomian negara.
Pengintervensian tersebut semata-mata untuk menciptakan pendistribusian sumber
daya yang merata sehingga terciptanya keadilan sosial dan kesejahteraan sosial.
Di Indonesia sendiri kewajiban pemeritah dalam mewujudkan
kesejahteraan sosial telah tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 dan juga di
dalam pasal 34 dan 35 UUD 1945. Di dalam pasal 33 UUD 1945 dinyatakan bahwa
kekayaan alam yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
pemerintah, maka dari itu pemerintah menciptakan suatu badan usaha atau yang
biasa disebut BUMN sebagai badan usaha yang menguasai kekayaan alam vital
dimana tujuannya adalah menciptakan pendistribusian sumber daya yang merata
demi terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat.
Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa peran pemerintah dalam
mewujudkan Negara Kesejahteraan di Indonesia telah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia salah satu contohnya dengan diciptakannya BUMN sebagai badan usaha
yang tujuannya menciptakan keberlangsungan adanya kesejahteraan dalam
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

References
Azhary. (1995). Negara Hukum Indonesia. Jakarta: UI-Press.

Basah, S. (1985). Eksistensi dan Tolak Ukur Badan Peradilan Administrasi di Indonesia.
Bandung: Alumni.

HR, R. (2014). Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Rajawali Pers.

Manan, B. (1985). Eksistensi dan Tolak Ukur Badan Peradilan Administrasi di Indonesia.
Temu Ilmiah Nasional (pp. 2-3). Bandung: Fakultas Hukum Universitas
Padjadjaran.

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Utrecht, E. (1957). Pengantar Dalam Hukum Indonesia. Jakarta: Ichtiar.

Anda mungkin juga menyukai