Disusun Oleh :
Fahmi Isfahul Hadi (18081061
Imanda Trianakita (1808106134)
Meliyana (1808106135)
Nahdiyatul Khusna (18081061
Nur Aliyah Rahmawati (1808106136)
Nurlita Sari (1808106133)
Sri Sulastri (1808106130)
Biologi D/3
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dengan judul “Negara dan Konstitusi”.
Dengan materi kuliah ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna
dari Negara dan konstitusi di Indonesia. Dengan demikian, kami sadar materi ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa, supaya bisa memahami pengertian negara dan konstitusi,
karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.
Penulis
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah kini
telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945 itu pada
hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap kehidupan berbangsa
dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai “kontrak sosial” baru antara
warga negara dengan negara menuju apa yang dicita-citakan bersama yang dituangkan
dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi). Perubahan konstitusi ini menginginkan pula
adanya perubahan sistem dan kondisi negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang
demokratis dengan relasi lembaga negara yang seimbang. Dengan demikian perubahan
konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa diabaikan. Hal ini menjadi suatu
keharusan dan amat menentukan bagi jalannya demokratisasi suatu bangsa. Realitas yang
berkembang kemudian memang telah menunjukkan adanya komitmen bersama dalam
setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Negara dan Konstitusi itu?
2. Apa unsur-unsur Negara?
3. Bagaimana Proses berdirinya Negara?
4. Apa bentuk Negara Indonesia?
5. Bagaimana Hubungan antara Negara dan konstitusional?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Negara dan kostitusional
2. Untuk mengetahui apa saja syarat berdirinya Negara
3. Untuk mengetahui Proses berdirinya Negara
4. Untuk mengetui bentuk Negara Indonesia
5. Untuk mengetahui Hubungan antara Negara dan konstitusional?
BAB II
PEMBAHASAN
Negara merupakaan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan
masyarakat. Pada prinsipnya setiaap warga mayaraka menjadi anggota dari suatu negara
dan harus tunduk pada kekuasaan negara. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintah
yang ada di dalamnya, masarakat ingin mewujutkan tujuan tujuan tertentu sepertti
terwujudnya kertentaraman, ketertiban, dan kesejahteraan masyrakat.
Suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama, dan mempunyai
kesamaan bahasa, agama, budaya, dan sejarah. Dalam pengertian lainnya, bangsa adalah
sekelompok manusia yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah dan cita-cita
yang mana mereka terikat di dalam satu tanah air. Sedangkan, pengertian bangsa dalam arti
sosiologis/antropologis adalah perkumpulan orang yang saling membutuhkan dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu wilayah Sedangkan, dalam arti
politis Pengertian Bangsa adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan
tunduk pada kedaulatan negara sebagai satu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam.
B. Fungsi Negara
Fungsi Negara Setiap negara mempunyai fungsi yang berhubungan erat dengan
tujuan dibentuknya negara tersebut. Fungsi negara dapat diartikan sebagai kegiatan
negara untuk mencapai cita-cita dan harapan sesuai tujuan negara agar menjadi
kenyataan. Fungsi negara menurut para ahli
John Lokce, membagi fungsi negara menjadi 3, yaitu; 1) fungsi legislative, yaitu
membuat undang-undang 2) fungsi eksekutif, yaitu melaksanakan undang-undang 3)
fungsi federative, yaitu mengurusi urusan luar negeri, perang dan damai
Moh. Kusnardi, SH. 1) melaksanakan ketertiban 2) menghendaki kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnya c. Montesquieu, menyatakan bahwa fungsi negara mencakup tiga
tugas pokok : 1) fungsi legislative, yaitu membuat undang-undang 2) fungsi eksekutif,
yaitumelaksanakan undang-undang 3) fungsi yudikatif, yaitu mengawasi agar semua
peraturan ditaati (fungsi mengadili)
Van Vallenhoven, menyatakan fungsi negara meliputi seperti berikut: 1) regeling,
yaitu membuat peraturan 2) bestur, yaitu menyelenggarakan pemerintahan 3) rechstaat,
fungsi mengadili 4) politic, fungsi ketertiban dan kemanan.
C. Fungsi Umum Negara
1. Fungsi keamanan dan ketertiban
3. Fungsi pertahanan
Fungsi pertahan negara sangat penting bagi kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Pertahanan negara akan menentukan bertahan atau tidaknya sebuah bangsa dan
negara. Fungsi ketahanan negara berkaitan dengan pertahanan dari serangan negara
lain. Oleh karena itu, diperlukan pengadaan alat pertahanan negara serta personil
keamanan yang terlatih dan tangguh.
4. Fungsi keadilan
Fungsi negara yang terakhir adalah keadilan. Keadilan bagi setiap warga
negara harus ditegakkan tanpa menbeda-bedakan. Oleh karena itu, dibentuklah badan
badan peradilan negara yang harus menjamin keadilan setiap warga negara. Usaha
yang dapat dilakukan, antara lain memberikan keputusan yang adil dalam hokum. Jika
keadilan tidak ditegakkan akan muncul gejolak dalam masyarakat yang justru akan
mengganggu keamanan negara. Sebaiknya, jika keadilan ditegakkan akan muncul
kehidupan masyarakat yang dinamis dan harmonis.
D. Tujuan Negara
Setiap warga negara yang berdiri pasti mempunyai tujuan tertentu. Dimana tujuan
negara yang satu dengan yang lain adalah berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh
penguasa negar yang sedang memerintah. Sebab negara berdiri bertujuan untuk mencapai
kebahagiaan bersama semua orang yang masuk dalam organisasi negara tersebut. Adapun
tujuan negara bermacam-macam antara lain:
B. Uunsur-unsur Negara
Wilayah daratan ada di permukaan bumi dalam batas-batas tertentu dan di dalam
tanah di bawah permukaan bumi. Artinya, semua kekayaan alam yang terkandung di
dalam bumi dalam batas-batas negara adalah hak sepenuhnya negara pemilik wilayah.
Batas-batas wilayah daratan suatu negara dapat berupa:
3) Udara Wilayah
Udara suatu negara ada di atas wilayah daratan dan lautan negara itu.
Kekuasaan atas wilayah udara suatu negara itu pertama kali diatur dalam
Perjanjian Paris pada tahun 1919 (dimuat dalam Lembaran Negara Hindia
Belanda No.536/1928 dan No.339/1933). Perjanjian Havana pada tahun 1928
yang dihadiri 27 negara menegaskan bahwa setiap negara berkuasa penuh atas
udara di wilayahnya. Hanya seizin dan atau menurut perjanjian tertentu, pesawat
terbang suatu negara boleh melakukan penerbangan di atas negara lain.
4) Wilayah Ekstrateritorial
b. Rakyat
Rakyat (Inggris: people; Belanda: volk) adalah kumpulan manusia yang hidup
bersama dalam suatu masyarakat penghuni suatu negara, meskipun mereka ini
mungkin berasal dari keturunan dan memiliki kepercayaan yang berbeda. Selain
rakyat, penghuni negara juga disebut bangsa. Para ahli menggunakan istilah rakyat
dalam pengertian sosiologis dan bangsa dalam pengertian politis. Rakyat adalah
sekelompok manusia yang memiliki suatu kebudayaan yang sama, misalnya
memiliki kesamaan bahasa dan adat istiadat.
c. Pemerintah yang berdaulat
Pada fase ini kelompok orang-orang yang menggabungkan diri tadi telah
sadar akan hak milik atas tanah hingga muncullah tuan yang berkuasa atas tanah
dan orang-orang yang menyewa tanah. Sehingga timbul sistem feodalisme. Jadi
yang penting pada masa ini adalah unsur wilayah.
c. Fase staat
Pada fase ini masyarakat telah sadar dari tidak bernegara menjadi bernegara
dan mereka dan mereka telah sadar bahwa mereka berada pada satu kelompok.
Jadi yang penting pada masa ini adalah bahwa ketiga unsur dari negara yaitu
bangsa, wilayah, dan pemerintah yang berdaulat telah terpenuhi.
d. Fase democratische natie (negara demokrasi)
Fase ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari fase staat, dimana
democratische natie ini terbentuk atas dasar kesadaran demokrasi nasional,
kesadaran akan adanya kedaulatan ditangan rakyat.
Ada dua bentuk negara yang dikenal di dunia saat ini, yakni kesatuan (Unitaris)
dan serikat (federasi).
a. Hanya terdiri satu undang-undang dasar, kepala negara, dewan menteri dan dewan
perwakilan rakyat.
b. Kedaulatan negara mencakup kedaulatan ke dalam dan kedaulatan ke luar yang telah
ditandatangani oleh pemerintah bagian pusat.
c. Menganut dua sistem, yaitu sentralistik atau dari pusat dan desentralistik atau dari
daerah.
d. Hanya menggunakan satu kebijakan terhadap masalah yang dihadapi seperti ekonomi,
sosial, politik, budaya, keamanan dan pertahanan.
2. Negara Serikat (Federasi)
Negara serikat merupakan bentuk negara yang didalamnya terdapat beberapa negara
yang disebut negara bagian. Negara - negara tersebut ada yang merupakan penggabungan
diri atau hasil pemekeran bagian. Dalam negara serikat, dikenal 2 macam pemerintahan
didalamnya yaitu pemerintahan federal dan pemerintahan negara bagian. Pemerintahan
federal biasanya mengatur urusan bersama dari semua anggota negara bagian seperti
hubungan Internasional, pertahanan, mata uang, dan komunikasi. Contoh negara federasi
yaitu Amerika Serikat, Rusia, Brasil, dan Jerman. Ciri - Ciri Negara Federasi:
a. Kepala negara yang telah dipilih rakyat dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya.
b. Kepala negara memiliki hak veto yang dapat diajukan oleh parlemen.
c. Masing-masing negara bagian mempunyai kekuasaan asli namun tidak memiliki
kedaulatan.
d. Tiap-tiap negara bagian mempunyai wewenang menyusun undang-undang dasar sendiri.
e. Pemerintah pusat mempunyai kedaulatan terhadap negara bagian dalam urusan dalam
maupun luar.
G. Pengertian konstitusi
Maka Konstitusi dapat diartikan peraturan dasar dan yang memuat ketentuan –
ketentuan pokok dan menjadi satu sumber perundang- undangan. Konstitusi adalah
keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara
mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat negara.
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD `45) bermula dari janji Jepang
untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari. Janji tersebut
antara lain berisi “ sejak dahulu sebelum pecahnya peperangan Asia Timur Raya, DAI
NIPPON sudah mulai berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan
pemerintah Hindia Belanda”. Setelah kemerdekaan diraih, kebutuhan akan sebuah
konstitusi resmi nampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi, dan segera harus dirumuskan.
Sehingga lengkaplah Indonesia menjadi sebuah negara yang berdaulat. Pada tanggal 18
Agustus 1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan .
H. Unsur-unsur konstitusi
Menurut Sovernin Lohman, di dalam makna konstitusi terdapat tiga unsur yang
sangat menonjol, yaitu:
1. Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial).
Artinya, konstitusi merupakan hasil kerja dari kesepakatan masyarakat untuk
membina negara dan pemerintahan yang akan mengatur mereka.
2. Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia dan warga negara
sekaligus menentukan batas-batas hak dan kewajiban warga negara dan alat-alat
pemerintahannya.
Sifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan juga rigid (kaku).
Konstitusi dikatakan fleksibel apabila konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan
sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan masyarakat. Konstitusi dikatakan kaku
apabila konstitusi itu sulit diubah kapanpun kecuali melalui amandemen.
J. Tujuan konstitusi
Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang
maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan
dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela dan bisa merugikan
rakyat banyak.
1. Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM orang
lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.
2. Pedoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi
negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
K. Isi konstitusi
1. Nilai Normatif
Nilai ini diperoleh apabila penerimaan segenap rakyat suatu negara konstitusi benar-
benar murni dan konsekuen. Konstitusi ditaati dan dijunjung tinggi tanpa ada
penyelewengan sedikitpun. Dengan kata lain, konstitusi telah dapat dilaksanakan sesuai
dengan isi dan jiwanya baik dalam produk hukum maupun dalam bentuk kebijakan
pemerintah.
2. Nilai Nominal
Nilai ini diperoleh apabila ada kenyataan sampai dimana batas-batas berlakunya itu.
dalam batas-batas berlakunya itulah ynag dimaksud dengan nilai nominal konstitusi.
Contohnya, ketentuan pasal 1 aturan peralihan UUD 1945 sebelum amandemen tidak
berlaku lagi karena PPKI tugasnya hanya pada masa peralihan dan badan itu sendiri
sudah tidak berlaku lagi sekarang.
M. Kedudukan konstitusi
UUD yang memiliki kedudukan tertinggi sebagai fundamental law (hukum dasar).
Sebagai hukum dasar yang tertulis, konstitusi mengatur tiga masalah pokok:
3. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not
supreme constitution)
4. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution)
O. Konstitusi di indonesia
Dalam UUD 1945 menyediakan satu pasal yang berkenaan dengan cara
perubahan UUD yaitu pasal 37 yang menyebutkan:
1. Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota MPR harus
hadir;
2. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota yang
hadir.
KESIMPULAN
mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental) yang
3. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena
melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
Budiarto, Miriam, Dasar-dasar Ilmu politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Media, 1987, hlm 45
Diponolo, GS., Ilmu Negara, Jilid 1, Jakarta :Balai Pustaka, 1975, hlm 34
Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan, Membahas Proses Reformasi Paradigm
Reformasi Masyarakat Madani, paradigm, Yogyakarta, 1999, hlm 23
Lubis, M. Solly, Asas-asas Hukum Tata Negara, Bandung, Alumni, 1982, hlm 40.
Ubaidillah, A., Pendidikan Kewarganegaraan: Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani, Jakarta:
IAIN Press, 2000 h. 33-37