Anda di halaman 1dari 27

Part 3

Perubahan Paradigma Peran dan Fungsi


Pemerintah dan Dampaknya pada Pelayanan
Publik (1)

Natta Sanjaya,S.Sos,M.Si

STIA BANTEN
Indonesia dan Negara Kesejahteraan
(Al Humami, 2005)

 Bila membaca ulang UUD 1945, akan tertangkap spirit


amat kuat bahwa para founding father sejatinya ingin
membangun Indonesia menjadi negara kesejahteraan
modern (modern welfare state).
 Simak kata-kata pada pembukaan UUD 45 : konstitusi,
...membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia...untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial....
 Pemikiran para pendiri bangsa tentang negara
kesejahteraan lahir karena mereka
mengenyam pendidikan Eropa, menjalin
pergaulan intelektual dan bersentuhan
dengan gagasan para pemikir sosial ekonomi,
yang menganut ide modern welfare state.
 Ide negara kesejahteraan modern, menjadi

mainstream di Belanda, Inggris, Perancis,


Jerman, dan negara-negara Skandinavia
seperti Swedia, Finlandia, atau Norwegia.
 Soekarno mengusung propaganda anti-
neoimperialisme dan neokolonialisme,
membangkitkan semangat perjuangan
politik dan membangun ekonomi berdikari.
Sjahrir menjadi pemimpin Partai Sosialis
Indonesia menawarkan gagasan sosialisme
ekonomi. Mohammad Hatta memelopori
gerakan ekonomi rakyat melalui koperasi
dan pasar sosial
Negara Kesejahteraan
 Welfare state,  adalah suatu sistem yang memberi
peran lebih besar kepada negara (pemerintah)
dalam pembangunan kesejahteraan sosial yang
terencana, melembaga dan berkesinambungan.
welfare state meyakini bahwa negara memiliki
kewajiban untuk menyediakan warga negara nya
akan standar hidup yg layak. Karena setiap negara
 memiliki standar yg berbeda-beda, yang
berhubungan langsung dengan batas kemampuan
negara. 
 Lima pilar kenegaraan, yaitu :
Demokrasi,Penegakan Hukum, perlindungan Hak
Asasi Manusia, Keadilan dan anti diskriminasi
Sejarah Welfare State
(Sugeng Bahagijo)
 Istilah welfare state (negara kesejahteraan) muncul pertama
kali tahun 1940-an oleh Uskup Agung York, Inggris, sebagai
antitesis atas program warfare state (negara perang) Nazi
Hitler di Jerman yang sedang memperluas wilayahnya. Negara
kesejahteraan atau rezim kesejahteraan (welfare regime) lebih
dari sekadar kebijakan sosial.

 Tidak semua kebijakan sosial dapat digolongkan welfare


state, misalnya, program jaring pengaman sosial (JPS) tahun
1997 yang hanya bersifat minimal dan sementara saja.
Bagaimana asal-usulnya? Sebelum Perang Dunia I, cikal bakal
welfare regimes dimulai oleh tokoh-tokoh karismatis dan
otoritarian, seperti Bismark (Jerman), Von Tappe (Austria),
dan Napoleon III (Perancis), dengan melansir jaminan-
jaminan sosial untuk pegawai pemerintah dan kelompok
pekerja industri.
 Di Inggris sistem welfare diawali sekali
dengan lahirnya UU Penanggulangan
Kemiskinan (Poor Law- 1598). Dalam periode
kedua, sesudah Perang Dunia II, 1945-1990,
welfare state merupakan kreasi dan produk
demokrasi multipartai atau kebijakan (koalisi)
partai politik yang memerintah untuk
menciptakan warga negara dan angkatan
kerja yang terdidik dan sehat dan
mengurangi kesenjangan sosial ekonomi.
 Menurut Esping Andersen, negara
kesejahteraan dibangun atas dasar nilai-nilai
sosial, seperti (i) kewarganegaraan sosial, (ii)
de- mokrasi penuh, (iii) sistem hubungan
industrial modern, serta (iv) hak atas
pendidikan dan perluasan pendidikan massal
yang modern. Produksi dan penyediaan
kesejahteraan warga negara tidak bisa
sepenuhnya diserahkan kepada pasar.
Negara Kesejahteraan (2)
 Ciri utama walfare state adalah munculnya
kewajiban pemerintah untuk mewujudkan
kesejahtraan umum bagi warga warganya. Dengan
kata lain ajaran walfare state merupakan bentuk
peralihan prinsip staatsonthouding (pembatasan
peran Negara dan pemerintah untuk mencampuri
kehidupan ekonomi dan social masyarakat)
menjadi staatsbemoeienis yang menghendaki
Negara dan pemerintah terlibak aktif dalam
kehidupan ekonomi dan social, sebagai langkah
untuk mewujudkan kesejahteraan umum, di
samping menjalankan ketertiban dan keamanan
rust en orde.
Tujuan Pokok Negara Kesejahteraan
Tujuan pokok negara kesejahteraan, antara lain
1. mengontrol dan mendayagunakan sumber
daya sosial ekonomi untuk kepentingan
publik;
2. menjamin distribusi kekayaan secara adil
dan merata;
3. mengurangi kemiskinan;
4. menyediakan asuransi sosial (pendidikan,
kesehatan) bagi masyarakat miskin;
5. menyediakan subsidi untuk layanan sosial
dasar bagi disadvantaged people;
6. memberi proteksi sosial bagi tiap warga.
Model negara kesejahteraan
Menurut Edi Suharto(2006)
 Model Universal

Pelayanan sosial diberikan oleh negara secara


merata kepada seluruh penduduknya, baik
kaya maupun miskin
 Model Koorporasi

Jaminan sosial dilaksanakan secara


melembaga dan luas, namun kontribusi
terhadap berbagai skema jaminan sosial
berasal dari tiga pihak, yakni pemerintah,
dunia usaha dan pekerja (buruh).
Model negara kesejahteraan
 Model Residual
Pelayanan sosial, khususnya kebutuhan dasar,
diberikan terutama kepada kelompok-kelompok
yang kurang beruntung (disadvantaged groups),
seperti orang miskin, penganggur, penyandang
cacat dan orang lanjut usia yang tidak kaya.
 Model Minimal

Model ini ditandai oleh pengeluaran pemerintah


untuk pembangunan sosial yang sangat kecil.
Model ini ditandai oleh pengeluaran pemerintah
untuk pembangunan sosial yang sangat kecil.
 Melalui intervensi kebijakan yang tepat, merujuk pada
social welfare to work, pembangunan sosial dapat
diarahkan untuk (i) menciptakan lapangan kerja, (ii)
mengembangkan modal manusia, (iii) memobilisasi
modal sosial, (iv) mengakumulasi aset produktif, dan (v)
merintis serta mengembangkan usaha kecil dan
menengah.

 Semua itu akan meningkatkan pendapatan, berdampak


pada peningkatan kualitas dan standar hidup,
menstimulasi pertumbuhan. Dengan demikian, social
development bisa berarti economic development, dan
perwujudan negara kesejahteraan tak semata-mata
dalam bentuk kebijakan dan program sosial seperti (i)
social safety net, (ii) social security, (iii) social insurance,
atau (iv) social subsidy.
 Muncul pertanyaan, apakah pemberian subsidi
kepada orang miskin sebagai kompensasi kenaikan
harga BBM bisa disebut penjelmaan negara
kesejahteraan? Mungkin program-program sosial
seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
pengobatan gratis di rumah sakit kelas III, dan cash
transfer, yang sedang berlangsung baru disebut
quasi welfare state.
 Sebab, kebijakan dan program sosial itu bersifat
superfisial, tidak dilandasi filosofi negara
kesejahteraan yang kuat. Bahkan program-
program itu lebih sebagai siasat politik guna
meredam gejolak sosial.
 Selama ini Indonesia belum pernah membangun
kelembagaan publik dan menyiapkan perangkat
sistem yang mendukung program sosial secara
permanen dan berkelanjutan.
 Indonesia pernah mengembangkan :
(i) Inpres Desa Tertinggal,
(ii) Proyek Padat Karya,
(iii) Program Pengembangan Kecamatan, dan
(iv) Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan, yang
disebut pemberdayaan masyarakat miskin.
Sebagian program itu terhenti dan yang
berlangsung pun tak ada jaminan keberlanjutannya.
(Sulastomo)
 Benarkah Indonesia negara kesejahteraan
(welfare state)? Cita-cita negara kesejahteraan
ada di Pembukaan dan Batang Tubuh UUD
1945. Bagaimana pelaksanaannya?
 Meski Indonesia merupakan negara
kesejahteraan, rakyat belum sejahtera, terlihat
dari banyaknya jumlah orang miskin.
 Pilar negara kesejahteraan diletakkan Otto von
Bismarck pada 1880-an.Tujuannya untuk
memberi "rasa aman" (security) sejak lahir
sampai mati.
 "Rasa aman" ini merupakan proteksi sosial terhadap
risiko ekonomi yang tidak terduga , misalnya karena
sakit, kecelakaan, atau risiko menurunnya pendapatan
karena memasuki usia pensiun. Inilah pilar negara
kesejahteraan yang (ternyata) menjadi elemen penting
dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Ide itu lalu
berkembang di seluruh dunia dengan modifikasi.

 Dari aspek jaminan sosial tidak jauh berbeda. Manusia


memerlukan jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan
kerja, jaminan pemutusan hubungan kerja, jaminan
hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian.
NEW PUBLIC MANAGEMENT
 Organisasi sektor publik sering digambarkan
tidak produktif, tidak efisien, selalu rugi,
rendah kualitas, miskin inovasi dan kreativitas.
 Munculnya kritik keras yang ditujukan kepada
organisasi – organisasi sektor publik tersebut
kemudian menimbulkan gerakan untuk
melakukan reformasi manajemen sektor publik.
 Salah satu gerakan reformasi sektor publik
adalah munculnya konsep New Public
Management atau NPM.

18
Latar Belakang dan Perkembangan
(1)
 Pada perkembangannya, pendekatan
manajerial modern tersebut memiliki
banyak sebutan, misalnya : managerialism,
‘ new public management, ‘ ‘ Market-
based public administration, ‘ ‘ post
bureaucratic paradigm, ‘ dan ‘
entrepreneurial government.’
 Istilah yang kemudian banyak dipakai untuk
menyebut model manajemen publik modern
tersebut adalah New Public Management .
Istilah New Public Management dan
Managerialism sering saling menggantikan,
namun istilah New Public Management lah
yang kemudian banyak dipakai. 19
Latar Belakang dan Perkembangan (2)

Berbagai nama untuk menyebut pendekatan


manaje-men modern di sektor publik tersebut
pada dasarnya bermuara pada pandangan
umum yang sama yaitu:
1. Perubahan model manajemen publik
tersebut menunjukkan adanya pergeseran
besar model administrasi publik
tradisional menuju sistem manajemen
publik modern yang memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap
pencapaian kinerja dan akuntabilitas
manajer publik 20
Latar Belakang dan Perkembangan (3)
2. Menunjukkan adanya keinginan untuk bergerak
meninggalkan model birokrasi klasik menuju model
organisasi modern yang lebih fleksibel.
3. Perlunya dibuat tujuan organisasi yang jelas dan
tujuan personal.
4. Staf senior tampaknya secara politis lebih
berkomitmen terhadap pemerintah saat itu daripada
bersikap netral atau non partisan.
5. Fungsi pemerintah lebih banyak berhadapan dengan
pasar, misalnya tender, yang oleh Osborne dan
Gaebler (1992) disebut “catalyticgovernment:
steering rather than rowing.”
6. Terdapat kecenderungan untuk mengurangi fungsi
pemerintah melalui privatisasi dan bentuk lain dari
pengadopsian mekanisme pasar di sektor publik
(Hughes, 1998 : 52 – 53) 21
KONSEP DAN TEORI
NEW PUBLIC MANAGEMENT (1)
 NPM merupakan teori manajemen publik yang
beranggapan bahwa praktik manajemen sektor swasta
adalah lebih baik dibandingkan dengan praktik
manajemen sektor sektor publik.
 Oleh karena itu untuk memperbaiki kinerja sektor publik
perlu diadopsi beberapa praktik dan teknik manajemen
yang diterapkan di sektor swasta ke dalam organisasi
sektor publik, seperti pengadopsian mekanisme pasar,
kompetensi tender (Compulsory Competitive Tendering-
CCT) dan privatisasi perusahaan-perusahaan publik
 Penerapan konsep NPM telah menyebabkan terjadinya
perubahan manajemen sektor publik yang drastis dari
sistem manajemen tradisional yang kaku, birokratis, dan
hierarkhis menjadi model manajemen sektor publik yang
fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar.
22
KONSEP DAN TEORI
NEW PUBLIC MANAGEMENT (2)
 Penerapan konsep NPM dapat dipandang
sebagai suatu bentuk modernisasi atau
reformasi manajemen dan administrasi
publik, depolitisasi kekuasaan, atau
desentralisasi wewenang yang mendorong
demokrasi.
 Perubahan tersebut juga telah mengubah
peran pemerintah terutama dalam hubungan
antara pemerintah dengan masyarakat.
(Hughes, 1998)

23
KONSEP DAN TEORI
NEW PUBLIC MANAGEMENT (3)
 Berbagai penerapan NPM di seluruh dunia
bervariasi, namun mempunyai tujuan yang
sama sebagai upaya pemerintah untuk
melakukan reinventing government dalam
restrukturisasi, dan pembaharuan sistem
birokrasi
 Agar mampu memperbaiki efisiensi dan
efektivitas sektor publik, meningkatkan
daya respon lembaga publik terhadap
klien dan pelanggannya, mengurangi
pengeluaran publik, dan memperbaiki
akuntabilitas manajerial.
24
KONSEP DAN TEORI
NEW PUBLIC MANAGEMENT (4)
 Demikian halnya dalam pemilihan instrumen
kebijakannya pun juga hampir sama, yaitu :
◦ komersialisasi, korporatisasi, dan privatisasi;
◦ desentralisasi (devolved management) ;
◦ pergeseran dari pengendalian in put (in put
control) menjadi pengukuran out put dan
outcome;
◦ spesifikasi kinerja yang lebih ketat;
◦ dan meluasnya penggunaan mekanisme
kontrak.
 Hal tersebut memberikan gambaran megenai
NPM yang telah mempengaruhi proses
perubahan organisasi sektor publik secara
komprehensif di hampir seluruh dunia. 25
Krakteristik NPM Menurut Christoper
Hood
(1991 : 4 – 5)
a. Manajemen profesional di sektor publik
b. Adanya standar kinerja dan ukuran kinerja
c. Penekanan yang lebih besar terhadap
pengendalian output dan Out come
d. Pemecahan unit-unit kerja di sektor publik
e. Menciptakan persaingan di sektor publik
f. Pengadopsian gaya manajemen di sektor
bisnis ke dalam sektor publik
g. Penekanan pada disiplin dan penghematan
yang lebih besar dalam menggunakan
sumber daya 26
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai