Anda di halaman 1dari 18

NATTA SANJAYA,S.Sos.,M.

Si
Anggaran Negara
Setiap negara mempunyai cara-cara tertentu
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
negaranya. Indonesia menyusun anggaran untuk
menentukan penerimaan dan pengeluaran negara
demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Anggaraan-anggaran tersebut disusun dalam
Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara yang
disingkat APBN.
Definisi Anggaran Negara
Hasil dari perencanaan yang berupa
daftar mengenai bermacam- macam
kegiatan terpadu, baik yang
menyangkut penerimaannya
maupun pengeluaranya yang
dinyatakan dalam satuan uang
dalam jangka waktu tertentu,
biasanya adalah satu tahun.
Anggaran Negara dan APBN
Anggaran Negara yang diakumulasi dalam kegiatan
satu tahun disebut Anggran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN).
APBN rencana keuangan tahunan pemerintahan
negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan
terperinci yang memuat rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun anggaran.
APBN, Perubahan APBN, dan Pertanggungjawaban
APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-
Undang.
Fungsi APBN
 Fungsi otorisasi,
Mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan
dapat dipertanggungjawabkan kepada Rakyat.

 Fungsi perencanaan,
Mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman
bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut.
Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka
negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung
pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan
dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan
nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan
untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan
lancar.
Lanjutan Fungsi APBN
Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus
menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian
akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah
tindakan pemerintah menggunakan uang negara
untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.

Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus


diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan
pemborosan sumber daya serta meningkatkan
efesiensi dan efektivitas perekonomian.
Lanjutan Fungsi APBN
Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran
negara harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan

Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran


pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian.
Penyusunan dan Pelaksanaan APBN
Penyusunan APBN : Pemerintah mengajukan
Rancangan APBN dalam bentuk RUU tentang APBN
kepada DPR. Setelah melalui pembahasan, DPR
menetapkan Undang-Undang tentang APBN
selambat-lambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran
dilaksanakan.
Pelaksanaan APBN :
Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang,
pelaksanaan APBN dituangkan lebih lanjut dengan
Peraturan Presiden.
Lanjut Pelaksanaan APBN
Berdasarkan perkembangan, di tengah-tengah berjalannya
tahun anggaran, APBN dapat mengalami
revisi/perubahan.
Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah harus
mengajukan RUU Perubahan APBN untuk mendapatkan
persetujuan DPR.
Perubahan APBN dilakukan paling lambat akhir Maret,
setelah pembahasan dengan Badan anggaran DPR.
Dalam keadaan darurat (misalnya terjadi bencana alam),
Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum
tersedia anggarannya.
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN

Selambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran


berakhir, Presiden menyampaikan RUU
tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBN kepada DPR berupa Laporan
Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK)
STRUKTUR APBN
1. Belanja Negara
Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang
digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan
Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat
maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas
pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat
dikelompokkan menjadi: Belanja Pegawai, Belanja
Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang,
Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah,
Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana),
dan Belanja Lainnya.
Lanjut belanja negara
 Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke
Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk dalam
pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja
Daerah meliputi: Dana Bagi Hasil
 Dana Alokasi Umum
 Dana Alokasi Khusus
 Dana Otonomi Khusus
2. Pembiayaan:
 Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan,
Privatisasi, serta penyertaan modal negara.
 Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:
 Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman
Program dan Pinjaman Proyek
 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas
Jatuh Tempo dan Moratorium.
Asumsi APBN
Dalam penyusunan APBN, pemerintah menggunakan 7
indikator perekonomian makro, yaitu:
Produk Domestik Bruto (PDB) dalam rupiah
Pertumbuhan ekonomi tahunan (%)
Inflasi (%)
Nilai tukar rupiah per USD
Suku bunga SBI 3 bulan (%)
Harga minyak dunia (USD/barel)
Produksi minyak Indonesia (barel/hari)
Konsep Penyusunan APBN
1. Prinsip Anggaran Berimbang, yang dimaksud anggaran berimbang adalah sisi penerimaan
sama dengan sisi pengeluaran, di mana defisit anggaran ditutup bukan dengan mencetak
uang baru melainkan dengan bantuan/pinjaman/utang luar negeri (Oficial Development
Assistance = ODA), atau dalam APBN dikategorikan sebagai penerimaan pembangunan.
2. Prinsip Anggaran Dinamis, ada dua pengertian mengenai prinsip anggaran dinamis, yaitu
anggaran dinamis absolut dan relatif. Anggaran dinamis absolut diartikan sebagai
peningkatan jumlah tabungan pemerintah dari tahun ke tahun (peningkatan surplus
anggaran rutin), sehingga kemampuan menggali sumber dalam negeri bagi pembiayaan
pembangunan dapat tercapai. İndikator ini bisa diukur melalui laju pertumbuhan
tabungan pemerintah yang selalu positif dalam perkembangannya. Sedangkan anggaran
dinamis relatif diartikan sebagai semakin kecilnva persentase ketergantungan pembiayaan
pada bantuan luar negeri atau pinjaman luar negeri.
3. Prinsip Anggaran Fungsional, bahwa fungsi dari bantuan luar negeri hanya untuk
membiayai anggaran belanja pembangunan (pengeluaran pembangunan) dan bukan
untuk membiayai anggaran rutin. Money follow fuction (uang mengikuti fungsi dan
program kegiatan).

14
Prinsip Penyusunan APBN
1. Hemat, efesien, dan sesuai dengan
kebutuhan.
2. Terarah, terkendali, sesuai dengan
rencana program atau kegiatan.
3. Semaksimal mungkin menggunakan hasil
produksi dalam negeri dengan
memperhatikan kemampuan atau potensi
nasional.
Azas Penyusunan APBN
1. Kemandirian, yaitu meningkatkan
sumber penerimaan dalam negeri.
2. Penghematan atau peningkatan
efesiensi dan produktivitas.
3. Penajaman prioritas pembangunan
4. Menitik beratkan pada azas-azas dan
undang-undang negara
Sistem Penganggaran
Sistem Penganggaran tradisional sistem penggaran yang
mencurahkan perhatiannya pada pengembangan sistem
pengawasan atas pengeluaran dan penerimaan uang.
Sistem penganggaran hasil karya Sistem penganggaran
ini menekankan pada kegiatan rutin dan program/proyek
yang harus dilaksanakan beserta hasil yang akan dicapai.
Sistem penganggaran akuntabel dan professional:
 Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan
dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatuhan. (UU No. 17/2003/psl 3).
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai