Anda di halaman 1dari 7

WELFARE STATE

PENGANTAR ILMU POLITIK

Oleh :

Abdul Halim Bamazruk 2216031066

M. Akbar Hamdala 2116031106

M. Ridho Ilahi 2216031150

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022/2023
PENDAHULUAN

Negara kesejahteraan merupakan model kebijakan negara yang


mengarah kepada perlindungan sosial atau kesejahteraan publik (public
welfare) melalui berbagai program seperti kesehatan masyarakat (public
health), kesejahteraan para pensiunan, kompensasi pengangguran,
perumahan sederhana (public housing), dan lain sebagainya.1 Keinginan
masyarakat untuk menikmati pelayanan publik yang efisien, responsif, dan
akuntabel masih jauh dari kata kenyataan. Bahwa reformasi yang
berlangsung hingga saat ini, baik yang menyangkut sistem politik, birokrasi
dan kebijakan publik harus bermuara pada kesejahteraan yang diterima
oleh masyarakat dalam bentuk pelayanan publik. 2

Dengan demikian penyelenggaraan pelayanan publik yang profesional


dan berkualitas merupakan instrumen utama untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dalam konsep negara “welfare state”
sebagaimana telah dicita-citakan bangsa Indonesia dalam konstitusi Negara
Kesatuan Republik Indonesia (UUD 1945). 3

Ahmad Dahlan, S. '. (2014). MENGGAGAS NEGARA KESEJAHTERAAN. el- JIZYA, 2.

3
Nuriyanto. (2014). Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Indonesia, sudahkah berlandaskan konsep
"welfare statse". jurnal konstitusi , 433.

2
Rofieq, A. (2011). PELAYANAN PUBLIK DAN WELFARE STATE. governance, 101.
PEMBAHASAN

Pengertian Welfare State

Negara kesejahteraan atau welfare state yaitu suatu negara yang


memberikan tunjangan sosial yang luas seperti pelayanan kesehatan
negara, pensiun negara, tunjangan sakit dan pengangguran, dan lainnya.
Dalam perspektif yang luas negara kesejahteraan bisa berdimensi ekonomi
dan politik.

Perspektif ekonomi, negara kesejahteraan yaitu sistem ekonomi yang


di praktekkan suatu pemerintahan tentang program-program kesejahteraan
sosial seperti dalam pelayanan kesehatan, pendidikan, tenaga kerja,
jaminan sosial.

Perspektif politik, negara kesejahteraan yaitu suatu negara yang


mempromosikan kesejahteraan publik sebagaimana perspektif ekonomi.
Bedanya, realisasi dari program Welfare State tersebut hanya digunakan
oleh pemerintah untuk kepentingan melawan oposisi.

Dari dua perspektif di atas mengindikasikan negara kesejahteraan


merupakan suatu bentuk program kebijakan dalam berbagai perlindungan
sosial/publik.

Alfred Marshall (1842-1924). Mendefinisikan welfare state sebagai


bagian dari masyarakat modern yang sejalan dengan ekonomi pasar
kapitalis dan struktur politik demokratis.

Deborah Michelle menjelaskan welfare state dapat dilihat dari


beberapa aspek dan pendekatan, seperti kebijakan (policy), pendapatan
(input), produksi (production), pelaksanaa distribusi (operation), dan hasil
pelaksanaan kebijakan (outcomes).
4

Paul Spickker, menjelaskan walfare state tidak hanya mencakup


deskripsi cara pengorganisasian kesejahteraan (walfare) atau pelayanan
sosial (social services), tetapi juga konsep normatif bahwa setiap orang
harus memperoleh pelayanan sosial sebagai haknya.4

Ahmad Dahlan, S. '. (2014). MENGGAGAS NEGARA


KESEJAHTERAAN. el- JIZYA, 2.
Konsep Welfare State

Munculnya konsep walfare state berada jauh sekali dari idealisme


kaum kiri dan memang sebagai alasan diciptakannya negara kesejahteraan
adalah untuk menghalau ancaman kaum sosialis. Istilah “negara
kesejahteraan” mengaxu pada peran yang dimainkan negara dalam
menyediakan berbagai layanan dan manfaat bagi para warga negaranya
terutama dalam pemeliharaan pendapatan dan kesehatan bahkan juga
perumahan, pendidikan dan kegiatan sosial.

Pada prinsipnya “negara kesejahteraan” sejatinya adalah strategi


pembangunan kesejahteraan sosial yang memberi peran lebih besar kepada
negara penyelenggara sistem jaminan sosial secara terencana, melembaga
dan berkesinambungan, bentuk perlindungan negara mencakup jaminan
sosial dasar yang melindungi warga negara dari resiko kehilangan
pendapatan karena sakit, kematian, menganggur, kecelakaan kerja atau
kehamilan. Sumber structural dari walfare state dapat dibagi menjadi tiga.

Pertama, institusi yang dimilik pada mulanya dari upaya untuk


menciptakan masyarakat pekerja. Ukuran kesejahteraan, khususnya
keamanan sosial muncul berkaitan dengan masyarakat yang tidak
tertampung dalam pasar kerja. Kedua, faktor utama yang mendorong
perkembangan sistem kesejahteraan adalah keinginan dari otoritas yang
berkuasa untuk mendorong solidaritas nasional. Sistem kesejahteraan
dikonstruksi sebagai bagian dari proses pembangunan negara yang lebih
general. Ketiga, skema kesejahteraan adalah suatu bentuk jaminan sosial
sebagai upaya manajemen resiko. Jaminan sosial adalah penyelesaian
resiko dengan tujuan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Pemahaman umum mengenai negara kesejahteraan menimbulkan


sejumlah persoalan penting. Pertama, tidak semua prinsip kesejahteraan itu
timbul dari pihak negara, juga tidak semua warga negara mendapatkan
keuntungan yang setara. Pasar, sektor sukarela dan keluarga, terutama
pekerjaan dan wanita yang tidak diupah juga memberikan kesejahteraan.
Kedua, ada beberapa pandangan dan penjelasan politik mengenai peran
kesejahteraan dalam masyarakat. Ketiga, sejak tahun 1980-an pembenahan
kesejahteraan paska perang menghadapi tantangan berat.
Karakteristik Welfare State

1. Jaminan kerja (full employment) yang mana, jumlah para penganggur


tidak boleh melebihi 3% daripada populasi yang bekerja

2. Jaminan sosial (social security) yang memiliki 2 karakteristik, yaitu


keluasan dan universalitas. Jaminan sosial harus mencakup seluruh
penduduk dan meluas ke seluruh aspek kehidupan sosial seperti
asuransi kecelakaan, pension, dan lain sebagainya

3. Pendidikan publik secara gratis

4. Kebijakan sosial redistributive (social policy understood as


redistributory)

Dalam hal ini, welfare state harus berupaya untuk meningkatkan


level kepuasan dalam kehidupan individu maupun kehidupan sosial
(Vidal: 1997; 102)
Model-model Welfare State

1. Model Universal

Pelayanan sosial diberikan oleh negara secara merata kepada seluruh


penduduknya, baik kaya maupun miskin. Model inisering disebut the
Scandinavian Welfare States yang diwakili oleh Swedia, Norwegia, Denmark,
dan Finlandia.

2. Model Korporasi atau Work Merit Welfare States

Jaminan sosial dilaksanakan secara melembaga dan luas, namun


kontribusi terhadap berbagai skema jaminan sosial berasal dari tiga pihak,
yakni pemerintah, dunia usaha, dan pekerja (buruh). Pelayanan sosial
yuang diselenggarakan oleh negara diberikan terutama kepada mereka yang
bekerja atau mampu memberikan kontribusi melalui skema asuransi sosial.

3. Model Residual

Pelayanan sosial, khususnya kebutuhan dasar, diberikan terutama


kepada kelompok-kelompok yang kurang beruntung, seperti orang miskin,
pengangguran, penyandang cacat, dan orang lanjut usia yang tidak kaya.
Model ini dianut oleh negara AS, Inggris, Australia, dan Selandia Baru.

4. Model Minimal

Model ini ditandai oleh pengeluaran pemeriontah untuk


pembangunan sosial yang sanagt kecil. Program kesejahteraan dan jaminan
sosial diberikan secara sporadic, parsial, dan minimal. Umumnya hanya
diberikan kepada pegawai negeri, anggota ABRI dan pegawai swasta yang
mampu membayar premi. Model ini diterapkan di gugus-gugus negara latin
seperti Spanyol, Italia, Chile, Brazil dan Asia seperti Korea Selatan, Filipina,
Srilanka, dan Indonesia.
Konsep Welfare State Indonesia

Dalam konsep kesejahteraan, merujuk pada konsep pembangunan


kesejahteraan sosial, yakni serangkaian aktivitas yang terencana dan
melembaga yang ditujukan untuk meningkatkan standar dan kualitas
kehidupan manusia.

Welfare state sangat erat kaitannya dengan kebijakan sosial yang di


banyak negara mencakup strategi dan upaya-upaya pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan warganya, terutama melalui perlindungan
sosial yang mencakup jaminan sosial (baik berbentuk bantuan dan
asuransi sosial), maupun jarring pengaman sosial.

Indonesia seringkali disebut negara yang mengususng gagasan


Negara Kesejahteraan karena di dalam Pembukaan UUDRI 1945 terdapat
salah satu tujuan negara yang mengekspresikan gagasan Negara
Kesejahteraan, meskipun konsep Negara Kesejahteraan tidak tercantum
secara normatif atau tegas dalam UUD 1945, bukan berarti dapat
disimpulkan bahwa Indonesia bukan sebagai negara yang mengusung
konsep Negara Kesejahteraan.

Ditinjau dari sejarah mencatat bahwa pada tanggal 1 Maret 1945,


Pemerintah Jepang meresmikan terbentuknya Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) untuk mempelajari dan
menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan segi-segi politik,
ekonomi, tata pemerintahan dan lainnya, yang dibutuhkan dalam usaha
pembentukan Indonesia merdeka. Dengan tercetusnya ideologi Pancasila
sebagai dasar negara itulah yang kemudian pokok pikiran Pancasila
menjadi dasar bahwa Indonesia adalah Negara Keserjahteraan.

Anda mungkin juga menyukai