Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesejahteraan sosial adalah sebuah sebuah tahapan yang bertujuan untuk


mewujudkan cita – cita dan keinginan mulai dari yang bersifat kebutuhan
jasmani, rohani serta sosial. Sejalan dengan UUD RI No 6 tahun 1974 yang
mengemukakan bahwasanya kesejahteraan sosial merupakan suatu tata kehidupan
dan penghidupan sosial yang meliputi tentang , material, maupun spiritual yang
terdiri atas rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir maupun batin
seseorang ataupun individu, yang memungkinkan setiap orang untuk
mewujudkan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohaniah, dan
sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan
menjunjung tinggi 1hak-hak atau kewajiban manusia sesuai dengan ketentuan-
tentuan yang telah tercantum dalam UUD 1945 maupun pancasila. Pengembangan
kesejahteraan sosial pada dasarnya merupakan suatu upaya yang telah di susun
atau rancang terdiri atas beragam intervensi sosial dan pelayanan sosial untuk
memenuhi suatu kebutuhan seseorang, mencegah, mengatasi masalah sosial, serta
memperkuat institusi-institusi sosial.

Pemngembangan kesejahteraan sosial mempunyai tujuan didalam


memperbaiki serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang diharapkan
dengan meningkatanya kualitas hidup dari masyarakat juga akan berpengaruh
terhadap kesejahteraan sosial dari seseorang. Pembangunan nasional adalah suatu
rangkaian kegiatan dalam rangka pembangunan manusia didalam merubah dan
memperbaiki suatu kualitas hidup menjadi lebih baik lagi yang dilakukan secara
sengaja dan berkaitan guna meningkatkan kualitas hidup seseorang.Pembangunan
kesejahteraan sosial dalam hal ini yaitu terkait dengan pembangunan
kesejahteraan yang meliputi pertumbuhan ekonomi beberapa.

1
Siti Nurhasanah, 2015
PELATIHAN PENDAMPINGAN SOSIAL DALAM MENINGATKAN KEMAMPUAN
FASILITAS PROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA DIBBPKS REGIONAL II BANDUNG
Selain itu, target kesejahteraan sosial tidak ditujukan serta disasarkan
tidak hanya pada satu golongan tetapi kepada seluruh lapisan masyarakat yang
beragam tanpa melihat status sosial. Tujuan dan perhatian utama didalam
pengembangan kesejahteraan sosial adalah Membuat kelompok-kelompok yang
membutuhkan agar dapat terbantu , terutama yang berhubungan dalam hal
kemiskinan. Saat ini sendiri masalah sosial yaitu ”kemiskinan” telah menjadi
suatu permasalah sosial yang kerat kaitanya dengan kesejahteraan sosial.
Kemiskinan menjadi salah satu masalah besar yang terus terjadi dan dihadapi
yang selalu menjadi topik pembahasan di masyarakat. Terkait dengan masalah
sosial yaitu kemiskinan juga merupakan salah satu aspek atau unsur yang terdapat
pada MDGs (Millineum Development Gold) yang menjadi salah satu tolak ukur
pembangunan suatu negara.2

Berdasarkan data yang dikemukakan oleh BPS dan Depsos dalam Suharto
(2009) mengatakan bahwasanya kemiskinan adalah suatu keadaan dimana bawah
garis nilai standar kebutuhan minimum, baik itu terkait dengan pangan maupun
non pangan non, yang disebut garis kemiskinan ataupun batasan kemiskinan.
Garis kemiskinan merupakan sejumlah nominal atau nilai yang dibutuhkan bagi
setiap lapisan masyarakat didalam memenuhi serta membiayai kebutuhannya.
Terdapat beberapa tujuan yang tertuang di dalam Millineum Development Gold
(MDGs) salah satunya mengenai penghapuskan kemiskinan ektrim dan kelaparan,
memenuhi kebutuhan pendidikan dasar, mempromosikan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan, menguarangi HIV/AIDS, dan beragam penyakit
lainya, menjamin keberlanjutan lingkungan hidup dan mengembangkan kemitraan
global untuk pembangunan. Selain itu, pencapaian sasaran MDGs menjadi salah
satu prioritas utama bangsa Indonesia. Pencapaian tujuan dan terget tersebut
bukanlah semata-mata tugas pemerintah tetapi merupakan tugas seluruh
komponen bangsa.

2
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol 12, No. 03, 2007 : 1-11
MASALAH

Sebagaimana yang tertuang dalam UUD Tahun 1945 Pasal 33, yang
menyebutkan bahwasanya “perekonomian dirangkai didasarkan pada upaya
bersama dengan berasaskan kekeluargaan”, serta yang tertuang dalam UUD tahun
1945 Pasal 34 yang berbunyi: “tunawisma diawasi atau diperhatikan oleh negara”.
Hal tersebut berarti negara indonesia merupakan negara yang menganut model
negara kesejahteraan. Hal ini didukungan dengan pendapatan yang hal ini sejalan
dengan pendapat yang disampaikan oleh Edi Suharto (2005), yang mengatakan
bahwasanya Indonesia menganut faham “welfare state” dengan model
“participatory welfare state” negara kesejahteraan partisipative.

Yang mana dalam paham ini menyatakan, bahwasanya sebuah wilayah


tetap akan memiliki kewenagan di dalam menangani suatu permasalahan sosial
yang terjadi dan penyelenggaraan jaminan sosial. Meskipun pada operasionalnya
negara tetap memberikan peluang sebesarnya-besrnya terhadap semua masyarakat
dalam ikut serta dan bergabung. 3

Selain itu, kesejahteraan sosial mempunyai beragam arti yang tergolong


atau termasuk berbeda, namun demikian substansi yang tertuang didalam makna-
makna itu pada dasarnya serupa . Menurut Midgley (Adi, 2005),kesejahteraan
sosial didefinisikan sebagai suatu kondisi kehidupan manusia tercipta di saat
berbagai permasalahan sosial dapat diatasi atau tanggani dengan baik ketika
kebutuhan manusia dapat terpenuhi dan ketika kesempatan sosial dapat
dimaksimalisasikan. Pengertian ini menempatkan kesejahteraan sosial sebagai
tujuan dari kegiatan pembangunan. Pengartian terkait dengan makna dari
kesejahteraan sosial sebagai menempatkan kesejahteraan sosial sebagai alat guna
mewujudkan tujuan dari kesejahteraan sosial.

3
Soetarso, 1980
Kesejahteraan Sosial, Pelayanan sosial dan kebijakan sosial
Kesejahteraan sosial juga merupakan kegiatan yang terstruktur yang juga
telah dirancang atau dirancankan.Berdasakan pendapat yang dikemukakan oleh
Dunham (Soetarso, 1980), bahwa kesejahteraan sosial sebagai tahapan-tahapan
yang tersusun yang juga telah dirancang untuk dapat meningkatkan serta
memperbaiki suatu kondisi sejahtera secara sosial. Perlu diperhatikan bahwasanya
kesejahteraan sosial ialah hak yang dimiliki oleh setiap individu , kesejahteraan
sosial juga ialah cita-cita dan keinginan yang ingin dicapai dari pembangunan
nasional, yang dilakukan oleh negara bersama dengan masyarakat. Kesejahteraan
sosial menjadi bagian atau indikator kinerja didalam pembangunan nasional.
Oleh karenanya , jika kesejahteraan sosial ini tidak dapat terwujud, maka hal ini
menggambarkan kegagalan negara didalam melaksanakan pembangunan nasional.
Dengan kata lain pembangunan kesejahteraan sosial tidak kalah strategisnya
4
dengan pembangunan ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan. Pertumbuhan
ekonomi, stabilitas politik, pertahanan dan keamanan nasional tidak akan bisa
tercapai jika jumlah penduduk miskin, pengangguran dan angka putus sekolah
relatif tinggi, kesenjangan dan konflik sosial meluas dan meningkatnya perilaku
anti sosial tidak dapat dikendalikan. Inilah konfigurasi pembangunan nasional,
dimana pembangunan kesejahteraan sosial menempati posisi sebagai
pembangunan sektoral yang sangat strategis.

Pembangunan nasional merupakan upaay dalam meningkatan serta


memperbaiki kualitas manusia yang secara terus menerus dan berkesinambungan,
Melalui pemanfaatan dari kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan
global. Pada pelaksananya mengacu pada ideologi bangsa dan nilai luhur
universal untuk mewujudkan kehidupan berbangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju dan kukuh kekuatan modal dan etikanya.

4
Soetarso, 1980
Kesejahteraan Sosial, Pelayanan sosial dan kebijakan sosial
Pembangunan yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama
ini ternyata hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi yang tidak di imbangi
kehidupan sosial, politik, ekonomi yang demokratis dan berkeadilan. Fundamental
perekonomian yang lemah, penyelenggaran pemerintah yang sangat birokratis dan
cenderung tidak adil dan jujur serta tidak demokratis 5telah menyebabkan krisis
moneter dan ekonomi yang nyaris terus menerus terjadi pada krisi moral yang
memprihatikan. Hal ini yang menjadi faktor utama penyebab timbulnya krisis
nasional jangka panjang , yang juga akan berdampak buruk dan akan
membahayakan persatuan dan kesatuan, mengancam keberlangsungan kehidupan
bangsa dan negara.

Pemerintah indonesia menyadari bahwasanya pembangunan daerah


merupakan suatu usaha yang dilakukan didalam mewujudka tujuan masyarakat
adil dan makmur. Sesuai juga dengan tujuan tersebut beragam aktfitas-aktiftas
telah diarahkan kepada pembangunan daerah terutama bagi daerah yang tergolong
atau termasuk tertinggal. Pembangunan daerah dilakukan secara terpusat dan
berkaitan bagian-bagianya sesuai kepentingan dan kebutuhan masing-masing
daerah sejalan dengan arah dan sasaran pembangunan nasional yang telah
ditetapkan melalui pembagunan jangka panjang dan jangka pendek.

Paradigma pembangunan di Indonesia dari periode ke periode mempunyai


model yang berbeda-beda. Masing-masing model mempunyai kelebihan dan
kelemahan tergantung pada kondisi serta situasi yang ada pada negara tersebut
saat itu. Penerapan kebijakan ekonomi yang sangat berorientasi pada pertumbuhan
Gross National Product dan liberalitas ekonomi (per-dagangan bebas, pemasukan
modal asing dan bantuan luar negeri).

5
Refika Aditama, 2005
Analisis Kebijakan Publik : Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial
Sukirno
Ekonomi Pembangunan
Ketimpangan penguasaan sumber daya yang di ideologikan lewat The
Law of Comparative Advatege kemudian memperoleh dukungan dengan adanya
model pembanguan yang menerapkan “Trickle Down Effect”, efek menetes
kebawah, yang mana dalam perjalananya ternyata sangat sulit untuk diwujudkan.
Ketimpangan atau kesenjangan ekonomi dan sosial lah yang 6kemudian muncul
membarengi peningkatan dalam hal perekonomian yang tinggi.

Konglomerasi dan sistem angkat sulit untuk dilaksanakan. Ketimpangan


ini terutama ditunjukkan oleh masyarakat miskin dan bagaimana kemiskinan itu
terpola. Salah satu issu yang ramai dibahas mengenail permasalahan sosial yaitu
kemiskinan. Fenomena ini merupakan bukan lagi menjadi hal baru dan juga
menjadi bagian dari patologi sosial yang impikasinya dan akan berakibat terhadap
timbulnya beragam bentuk perilaku anti sosial lainnya. Indonesia menjadi salah
satu negara yang mampu menurunkan jumlah masyarakat miskin secara pesat
dalam 20 tahun terakhir, walau kemudian hal ini menjadi berankan dengan adanya
krisi yang memporakporandakan sendi-sendi perekonomian nasional.

Perlu diketahui kemiskian di Indonesia mempunyai pola yang cukup


memprihatikan karena sebagian besar kemiskinan terletak pada sektor agriculture.
Berdasarkan informasi yang didapat dari World Bank menunjukkan bahwa
pengeluaran perkapita dari 4 sektor yaitu agriculture, manufacture, konstruksi dan
jasa terhadap garis kemiskinan adalah pengeluaran yang dilakukan oleh
agriculture hampir semuanya berada di bawah garis kemiskinan, sementara 3
sektor lainnya masih berada di atas garis kemiskinan.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat miskin pada agriculture benar-


benar berada pada kondisi dibawah garis kemiskinan. Dalam disertasi Analysis of
Regional Growth And Disparity : The Impact Analysis of The Inpres Project on
6
Awan Setya Dewantara, dkk. 1985
Substansi Permasalahan Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial
Suharto, Edi, 2002
Cooping Strategies dan Keberfungsian Sosial : Mengembangkan Pendekatan Pekerjaan Sosial
dan Memerangi Kemiskinan
Indonesian Development, menyatakan bahwa ketimpangan regional merupakan
konsekuensi dari pembangunan di mana pembangunan regional tidak sama
disebabkan karena kekurangan sumber daya dan juga adanya tendesi untuk
memulai investasi baru pada daerah yang dianggap akan potensial memberikan
profit. Di samping itu, pembangunan ekonomi mendorong terjadinya konsentrasi
spasial, polarisasi dan ketimpangan regional.7

ANALISIS

7
Awan Setya Dewantara, dkk. 1985
Substansi Permasalahan Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial
Suharto, Edi, 2002
Cooping Strategies dan Keberfungsian Sosial : Mengembangkan Pendekatan Pekerjaan Sosial
dan Memerangi Kemiskinan
Tolak Ukur utama dari kemiskinan atau kesejahteraan masyarakat adalah
pendapatan perkapita. Padahal sebenarnya terdapat ukuran yang lebih baik untuk
menunjukkan kesejahteraan sosial masyarakat. Konsep standar kehidup menjadi
suatu cara yang dilakukan didalam mengukur tingkat kesejahteraan sosial yang
mefokuskan kepada pengeluaran agregat dari seluruh konsumsi barang dan jasa
yang dinilai dalam harga.

Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa yang dilihat adalah oportuniti
rumah tangga dalam berkonsumsi, jadi bukan merupakan konsumsi aktual.
Indikator kesejahteraan yang lain yang digunakan adalah tingkat kesesuaian hidup
atau keinginan , tingkat kematian bayi, tingkat melek huruf dan juga pendidikan.

Menurut Cluster dalam World Bank (1999), Indikator sosial dibagi


menjadi 3 kategori. Kategori-kategori tersebut merupakan sistem monitor yang
akan menunjukkan adanya perubahan di dalam pelayanan kesehatan, pendidikan,
kematian bayi dan juga indikator yang lebih kualitatif seperti pemerintahan dan
institusinya. Dari ketiga kategori tersebut bisa kita ternyata meawakili sektor
kesehatan, ekonomi dan kemasyrakatan. Untuk kategori yang ketiga akan sulit
dalam mencari tolak ukurnya. Untuk ukuran yang pertama biasa dipakai indikator
pembangunan manusia mencakup atas jumlah harapan hidup, tingkat melek huruf
dan tingkat kematian bayi.

Data yang diperoleh oleh World Bank, menunjukkan pada hampir semua
negara terjadi peningkatan angka harapan hidup yang cukup signifikan setiap
tahunnya.Serupa dengan fenomena yang terjadi di Indonesia di mana angka
harapan hidup yang menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan.
Kondisi ini secara langsung menunjukkan bahwa sudah terjadi pembangunan
yang meningkatkan kesejahteraan sosial seluruh rakyat.8

PENUTUP

8
Dasgupta P & Maller, 1991
The Enviroment and Emerging Development issue Proceedings of The Annual
World BANK Conference on Develpoment Economies
Kemiskinan dan Kesejateraan sosial merupakan dua hal yang
berkesinambungan. Kemiskinan dan kesejahteraan merupakan dua kutub berbeda
yang harus saling meniadakan dalam mencapai masyarakat madani. Dibutuhkan
keterkaitan yang sangat erat antara berbagai macam program yang dilakukan oleh
pemerintah dan kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga setiap
kebijakan bisa sesuai dengan sasaran yang diharapkan.

Dukungan masyarakat sangat dibutuhkan demi terlaksanyanya dan


terwujudnya suatu kesejahteraan sosial, terkait dengan masyarakat yang adil
makmur dan sejahtera dibawah lindugan Tuhan Y.M.E.9

9
Idzaa Marfuah
Kemiskinan dan Kesejahteraan

Anda mungkin juga menyukai