Anda di halaman 1dari 16

PEMBANGUNAN SOSIAL, KESEJAHTERAAN SOSIAL,

DAN PEKERJAAN SOSIAL

Toton Witono
Widyaiswara Ahli Madya, Pusdiklat Kesejahteraan Sosial
E-mail: totonwitono@gmail.com

Abstract

What are social welfare, social development, and social work? How are they related each other? This paper is
an effort to answer these questions by clarifying these concepts and their short history and also examining their
relationships. Social welfare is a precondition to make the national goal come true. The government’s political
ideology will determine the approach in achieving social welfare that underlie programs and policies making. In
general, there are two major views by which social welfare is pursued, ie. residual and institutional. Amidst the
two contradictory approaches, social development emerged as the alternative discourse. Social development is an
in-between-approach that is in line with both residual and institutional view. Actually, social work is also an
approach as well as one of professional groups in social welfare. Nevertheless, this profession can be adaptable to
implement the mainstream approaches and is compatible with social development.

Keywords: Social welfare, social development, and social work.

1. PENDAHULUAN berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak


Pembukaan UUD 1945 menyatakan Pemerin­ bagi kemanusiaan.”
tahan Negara Indonesia dibentuk dalam rangka Seperti termaktub dalam Pembukaan UUD
“melindungi segenap bangsa Indonesia dan 1945, Pancasila, dan UUD 1945 di atas, terciptanya
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan masyarakat adil dan makmur merupakan cita-
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan cita nasional bangsa Indonesia. Cita-cita nasional
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia ini membutuhkan prasyarat tercapainya kondisi
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, kesejahteraan sosial. Dalam rangka mewujudkan
dan keadilan sosial.” Sila kelima Pancasila turut kesejahteraan sosial, kebijakan pembangunan sosial
menegaskan “keadilan sosial bagi seluruh rakyat (social development) disusun, sebagai bagian tak
Indonesia.” terpisahkan dari pembangunan nasional. Terkait
Dalam UUD 1945, kesejahteraan sosial dengan ini, Edi Suharto (2006) menerangkan
(kesos) menjadi bagian tersendiri (Bab XIV) yang bahwa pembangunan sosial mencakup berbagai
terdiri dari Pasal 33 dan 34. Dalam Amandemen bidang yang luas seperti pendidikan, kesehatan, dan
UUD 1945 tahun 2002, nama Bab XIV ini diubah perumahan. Menurutnya, di dalam pembangunan
menjadi Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan sosial juga tercakup pembangunan kesejahteraan
Sosial. Di samping dua pasal tersebut, Pasal 27 juga sosial.
terkait erat dengan masalah kesos. Di dalamnya Kebijakan pembangunan kesos dibuat
diamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara untuk mengatur segala upaya atau usaha yang
Vol XVI Nomor 1 Januari-Juni 2020 57
terencana dan melembaga. Landasan pijaknya Seperti diketahui, dekade 1970 dan 1980-
berupa Undang-Undang No. 11 tahun 2009 an pembangunan didominasi ideologi liberalisme
tentang Kesejahteraan Sosial (UU Kesos 2009). yang mengutamakan ekonomi pasar bebas (free
Dalam Penjelasannya, pembangunan kesos yang market atau laissez faire). Ekonomi pasar sangat
digariskan dalam UU Kesos ini merupakan meyakini peran ‘tangan tak terlihat’ (invisible hand)
perwujudan dari upaya untuk mencapai cita- dalam menciptakan kemakmuran masyarakat.
cita nasional. Dan aktor utama pembangunan Teori invisible (yang diciptakan Adam Smith dalam
kesos, menurut Suharto (2008), adalah pekerja buku Wealth of Nation) percaya bahwa kinerja pasar
sosial yang memiliki kompetensi dalam disiplin menjadi efisien tanpa campur tangan pemerintah.
ilmu atau profesi pekerjaan sosial. Artikel ini Pasti akan ada faktor tertentu yang tidak terlihat
akan menguraikan konsep pembangunan sosial, yang mampu menciptakan persaingan yang sehat
kesejahteraan sosial, dan pekerjaan sosial beserta dan wajar. Kondisi pasar yang seimbang dengan
keterkaitan antara ketiganya. sendirinya akan menguntungkan semua pihak
dan pada gilirannya akan membawa kemakmuran
2. MENGENAL PEMBANGUNAN SOSIAL bagi semua. Para pendukungnya (anti-statist) tidak
menerima adanya campur tangan atau intervensi
Dalam memahami pembangunan kesejahteraan
negara dalam mengatur pasar.
sosial, ada baiknya membahas konsep lebih
luas yang melingkupinya, yakni pembangunan Di sisi lain, berbagai ketidakpuasan muncul
sosial. Di sini akan disinggung kemunculan dan karena kegagalan ekonomi pasar, yang juga
perkembangan pembangunan sosial, definisi dan digerakkan oleh pengaruh globalisasi, dalam
karakteristiknya, juga beberapa pendekatan dalam mengatasi permasalahan masalah sosial, kemis­
kesejahteraan sosial. kinan, kesenjangan sosial-ekonomi, kelaparan,
dan seterusnya. Angka statistik Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) memang menunjukkan
2.1. Bagaimana Pembangunan Sosial Muncul
perbaikan, “namun cara hidup dan nilai-nilai
dan Berkembang?
dasar terancam,” kata Stiglitz (2006, p. 292). Alih-
Menurut Midgley (1995) dan Midgley & alih mampu memerangi kemiskinan, ideologi
Pawar (2017), istilah pembangunan sosial (social ekonomi pasar malah menciptakan kemiskinan
development) muncul tahun 1940 hingga 1950- baru dan kerusakan lingkungan kian parah.
an. Midgley (1995) menjelaskan pembangunan Sebagai upaya nyata dalam menentang ekonomi
sosial mengemuka sebagai respons atas pemba­ pasar, sejumlah pakar dan pemimpin dunia
ngunan yang salah arah atau terdistorsi (distorted pendukung pembangunan sosial menggagas
development). Pembangunan ekonomi yang pertemuan dengan mengadakan the World Summit
digerak­ kan oleh industrialisasi menyebabkan of Social Development di Copenhagen tahun
keter­­tinggalan negara-negara berkembang (Dunia 1995. Pertemuan ini menghasilkan Copenhagen
Ketiga). Kemiskinan dan kelaparan masih banyak Declaration berisi tujuan pembangunan sosial yang
terjadi. Pembangunan yang terlalu berorientasi lebih spesifik (Midgley & Pawar, 2017).
ekonomi menciptakan kesenjangan sosial-ekonomi Sejak saat itu konsep pembangunan sosial
yang luar biasa. Intinya ada ketidakharmonisan mulai mengemuka untuk mengimbangi hegemoni
antara kebijakan ekonomi dan kebijakan atau ekonomi liberal/pasar. Menurut Midgley & Pawar
intervensi sosial. (2017), pembangunan sosial semakin populer

58 JURNAL ILMIAH KESEJAHTERAAN SOSIAL


dan ada pemahaman yang lebih jelas dengan definisinya pun banyak menjadi perdebatan. Salah
adanya tujuan pembangunan milenium (MDGs). satu definisi yang sering dikutip adalah dari Paiva
Dengan kesepakatan global pembangunan ini, yaitu: “pembangunan kapasitas manusia untuk
begitu banyak ragam proyek pembangunan sosial berkerja secara menerus demi kesejahteraan mereka
berbasis komunitas diperkenalkan dan banyak sendiri dan masyarakatnya” (dalam Payne, 2005,
lembaga nasional didirikan di sejumlah negara p. 217). Definisi ini sangat menekankan pada
berkembang. Tahun 2015 digantikan dengan kapasitas individu, meskipun Paiva menyatakan
tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) tidak tertutup bagi aspek penting lain semacam
dengan cakupan lebih luas dibanding MDGs perubahan struktural, integrasi sosio-ekonomi,
dan mencakup banyak wilayah yang sebelumnya perkembangan dan pembaruan institusional.
terabaikan. Dalam SDGs ditetapkan 17 tujuan Definisi lain, misalnya datang dari Jones dan
spesifik dengan 169 target yang saling berkaitan.
Pandev yang lebih fokus pada unsur pembangunan
Perhatikan Gambar 2.1. institusional, yakni dengan membuat institusi
sosial mampu memenuhi kebutuhan dan aspirasi
2.2. Apa itu Pembangunan Sosial? manusia secara tepat melalui kebijakan dan
Payne (2005) menyatakan bahwa gagasan program sosial.
tentang pembangunan sosial sangat beragam dan

Gambar 2.1. 17 tujuan pembangunan berkelanjutan


Sumber: PBB di Indonesia, Newsletter Februari 2015

Penekanan dan definisi pembangunan sosial awal­nya sangat terfokus pada perencanaan ekonomi
terus berkembang. Menurut Hardiman dan ke arah perencanaan sosial. Sehingga berbagai
Midgley (1980), seperti disinggung Payne (2005), institusi dibentuk dalam rangka mendukung
dijumpai pula pergeseran pandangan dari yang kemajuan ekonomi. Kemudian, muncul lagi
Vol XVI Nomor 1 Januari-Juni 2020 59
pandangan yang lebih baru dan resmi. Pandangan dimensi pokok dalam pengembangan komunitas
yang dipengaruhi aliran ecodevelopmentalism (community development atau biasa disingkat
ini memposisikan “manusia sebagai pusat dari comdev). Dimensi-dimensi lain contohnya seperti
pembangunan; menganggap pertumbuhan ekonomi, politik, kultur, lingkungan, dan bahkan
ekonomi hanya sebatas alat, bukan tujuan; melin­ spiritual. Maka social development di sini lebih tepat
dungi kesempatan hidup generasi masa depan diterjemahkan sebagai perkembangan sosial, bukan
dan masa kini; dan menghormati lingkungan pembangunan sosial seperti dimaksud Midgley.
alam tempat semua kehidupan bergantung” Menurut Ife, awalnya social development sering
(UNDP, 1994 dalam Payne, 2005, p. 217). dianggap sama dengan comdev, terutama terkait
Menurut Payne (2005), konsep dan aktivitas yang dilakukan oleh sejumlah profesi
definisi yang modern tentang pembangunan seperti pekerjaan sosial, pendidikan, kesehatan,
sosial muncul dari James Midgley. Dalam buku dan juga aktivitas kepemudaan. Ada empat
Social Development, Midgley (1995, p.16) macam social development dalam konteks ini, yaitu:
mendefinisikan pembangunan sosial sebagai pengembangan layanan (service development); pusat
“serangkaian aktivitas yang terencana dan komunitas; perencanaan sosial; dan animasi sosial
melembaga yang ditujukan untuk meningkatkan (p. 214).
standar dan kualitas kehidupan manusia.” Sebagai Terkait hal social development dan comdev,
perbandingan, Edi Suharto (2006) memahaminya Malcolm Payne (2005) menjelaskan bahwa
sebagai “pendekatan pembangunan yang bertujuan keduanya memang berkaitan, namun secara
meningkatkan kualitas hidup masyarakat praktik beda wilayah. Comdev merupakan
melalui peningkatan modal ekonomi, manusia, satu bentuk kerja komunitas, sedangkan social
kemasyarakatan, dan perlindungan secara terin­ development adalah penerapan dari comdev di
tegrasi dan berkesinambungan.” negara-negara berkembang. Di beberapa negara
Dalam buku Midgley (1995) juga, sebetul­ yang miskin sumberdaya, social development
nya menyinggung beberapa konsep atau definisi adalah satu bentuk aktivitas dominan atau bentuk
pembangunan sosial, tergantung disiplin ilmu utama intervensi yang dipraktikkan oleh pekerja
yang dipakai. Sebagai contoh saja, pembangunan sosial. Sedangkan comdev atau kerja komunitas
sosial menurut disiplin ilmu sosiologi dipahami kebanyakan dipraktikkan di Barat. Di akhir periode
secara abstrak sebagai proses perubahan terencana kolonial, social development tumbuh berkembang
atau terpandu. Atau bisa juga diartikan sebagai melampaui comdev. Keduanya memiliki beberapa
“seperangkat panduan dalam menerapkan teknik yang mirip dan saling mempengaruhi,
teknologi sosial untuk menciptakan tindakan terutama ketika banyak proyek social development
yang cerdas/intelektual.” Sedangkan dalam dari PBB dijalankan di negara-negara berkembang,
disiplin ilmu perkembangan psikologi, sebagai dimana pekerja sosial dari Barat turut terlibat. Social
perbandingan, social development terkait erat development juga berkaitan dengan pendekatan
dengan perkembangan anak-anak, khususnya partisipatif yang membutuhkan keterampilan
penguasaan keterampilan sosial anak-anak. interpersonal dan komunikasi kelompok. Dan
Lain lagi social development yang dipahami keterampilan semacam ini banyak dikuasai pekerja
Jim Ife (2013). Ia membahas istilah ini dalam sosial ketika melakukan praktik pemberdayaan.
konteks lain, yakni sebagai satu dari delapan

60 JURNAL ILMIAH KESEJAHTERAAN SOSIAL


2.3. Pendekatan Pembangunan Sosial  Pendekatan terorganisir untuk meng­a­
Menurut Midgley (1995), pembangunan sosial ngkat kesejahteraan sosial menggunakan
muncul sebagai respons terhadap distorted tenaga-tenaga profesional bermutu
development. Pembangunan sosial dianggap untuk menghadapi masalah sosial.
sebagai satu pendekatan terhadap kesejahteraan  Muncul di negara-negara industri pada
sosial yang menawarkan respons efektif terhadap pertengahan abad ke-19.
masalah sosial yang ada. Pendekatan ini sangat  Fokus praktik pekerjaan sosial adalah
berbeda dengan tiga pendekatan lain dalam upaya intervensi langsung untuk mengatasi
mewujudkan kondisi kesejahteraan sosial (social masalah sosial secara efektif.
welfare). Pendekatan-pendekatan tersebut juga
 Pekerjaan sosial tradisional: pelayanan
berbeda dalam memahami konsep social welfare.
remedial untuk mengatasi masalah sosial
Midgley (1995) menguraikan tiga pendekatan individu dan keluarga.
dalam kesejahteraan sosial yang berbeda dengan
 Saat ini, pekerjaan sosial telah mencakup
pembangunan sosial yang dimaksud, yaitu:
pelayanan yang bersifat remedial
a. Filantropi sosial dan bantuan karitatif maupun non-remedial. Contoh layanan
(social philanthropy & charitable giving). remedial: konseling dan bentuk-bentuk
Karakteristiknya sebagai berikut: remedial lain. Contoh non-remedial:
 Upaya kesejahteraan sosial dengan social policy, research, non-therapeutic
memberikan sebagian milik pribadi group work, perencanaan layanan
dan layanan kepada orang-orang yang sosial di tingkat lokal/komunitas, dan
membutuhkan. community action.
 Akar sejarahnya berupa kegiatan amal c. Administrasi sosial dan pelayanan sosial (social
yang bersifat pribadi yang didasari administration and the provision of welfare
motivasi kepercayaan agama. services):
 Selanjutnya dilakukan lewat organisasi-  Peningkatan kesejahteraan sosial dengan
organisasi dengan menyediakan tempat membuat program - program sosial
tinggal bagi yang membutuhkan. pem­e­rin­tah melalui berbagai macam
 Abad ke-19, muncul badan-badan pelayanan sosial.
filantropi di kota-kota besar di Eropa  Dikenal dengan pendekatan social policy/
dan Amerika Utara. social services.
 Makin kini, muncul juga agensi atau  Pendekatan ini mengarahkan sistem
lembaga, seperti Charity Organization sumber ke kelompok-kelompok warga
Society (COS) yang bertujuan mening­ negara yang lebih besar dan luas (semua
katkan koordinasi upaya filantropi dan warga negara mendapat layanan tanpa
menciptakan teknik-teknik filantropi kecuali).
baru. Kemunculan profesi pekerjaan  Pendekatan ini didasarkan atas ide
sosial berasal dari upaya-upaya organisasi bahwa pemerintahlah yang bertanggung
tersebut. jawab atas kesejahteraan warga negara.
b. Pekerjaan sosial dan intervensi profesional,  Asal mula keterlibatan pemerintah dalam
yang memiliki ciri: kesejahteraan sosial adalah dibentuknya
Vol XVI Nomor 1 Januari-Juni 2020 61
The Poor Law di Inggris (masa Ratu lebih menguntungkan secara ekonomi ketimbang
Elizabeth I), ditujukan bagi warga memberikan bantuan sosial (p. 9).
negara yang paling membutuhkan. Menurut Midgley (1993), seperti dikutip
 Negara-negara yang menyediakan Payne (2005, p. 218), terdapat tiga tipe atau strategi
layanan sosial dikenal dengan 'Welfare ideologi pembangunan sosial sebagai berikut:
State'. a. Strategi individualis yang fokus pada aktualisasi
James Midgley (1995) menegaskan bahwa diri, kemampuan menentukan diri sendiri
pendekatan pembangunan sosial sangat berbeda (self-determination) dan pengembangan diri
dari tiga pendekatan di atas dari sisi upaya (self-improvement). Menurut Midgley (1995),
menghubungkan langsung kebijakan dan program strategi ini turunan dari ideologi liberal yang
sosial dengan proses menyeluruh pembangunan menyatakan bahwa masyarakat ideal adalah
ekonomi (economic development). Menurutnya, masyarakat dimana individu diberikan
pembangunan sosial dan ekonomi ibarat dua hak asasi, kebebasan, pilihan rasional dan
sisi mata uang dengan mengharmoniskan memiliki kapasitas menentukan nasib mereka
intervensi sosial dan pembangunan ekonomi. sendiri.
Pembangunan sosial tidak menangani individu, b. Strategi kolektivis yang menekankan pada
seperti menyediakan kebutuhan, layanan, dan pemangunan organisasi sebagai wadah
rehabilitasi, tapi lebih fokus pada komunitas pengembangan pendekatan baru untuk
atau masyarakat dan pada proses atau struktur aksi nyata. Strategi ini disebut juga sebagai
yang lebih luas. Pembangunan sosial bersifat pendekatan institusional. Strategi ini turunan
dinamis karena mengikuti proses perkembangan dari ideologi sosialis. Midgley (1995)
dan perubahan yang terjadi. Selain itu, sebagai memandang bahwa kolektivitas adalah yang
pendekatan alternatif, pembangunan sosial bisa paling utama agar masyarakat yang memiliki
dianggap sebagai ekstensi dari dikotomi residual sumber daya secara kolektif dan memiliki
dan institusional. kewenangan bersama dalam pengambilan
Kemudian, bagaimana pembangunan keputusan.
ekonomi bisa terjadi dalam konteks pembangunan c. Strategi populis yang lebih fokus pada kegiatan-
sosial? Midgley dan Livermore (1997), seperti kegiatan skala kecil yang berbasis komunitas
dinukil Kirst-Ashman (2010), menjelaskan tiga lokal.
prasyarat. Pertama, program layanan yang bersifat Sebelumnya, Pandey (1981) dalam Payne
insvestasi dalam pendidikan, gizi, dan kesehatan (2005, p. 218) telah lebih dulu merinci tiga strategi
mesti lebih diarahkan untuk menghasilkan dasar berdasarkan tujuan atau tipe kegiatan, yaitu:
tenaga kerja dengan skill/ keahlian tertentu.
a. Strategi distributif bertujuan memperbaiki
Sehingga, nantinya dapat membangun ekonomi
kesetaraan sosial antar kelompok secara
yang lebih kuat. Kedua, investasi untuk sarana
nasional.
dan prasarana fisik meliputi infrastruktur sosial-
b. Strategi partisipatif dengan tujuan melakukan
ekonomi seperti jalan, jembatan, irigasi, klinik,
reformasi struktural dan institusional dengan
sekolah, dan sebagainya agar sumberdaya yang
melibatkan masyarakat dalam pembangunan
diperuntukkan untuk membangun fasilitas
dan perubahan sosial.
tersebut bersifat produktif. Ketiga, pelibatan para
pemerlu dalam program padat karya dianggap

62 JURNAL ILMIAH KESEJAHTERAAN SOSIAL


c. Strategi pembangunan manusia (human h. Tujuan social development adalah mengangkat
development) bertujuan meningkatkan kesejahteraan sosial.
keterampilan dan kapasitas masyarakat agar Midgley dan Pawar (2017) berpendapat bahwa
mampu bertindak atas nama diri mereka implementasi pembangunan sosial melalui bera­
sendiri dalam memperbaiki pembangunan gam proyek dan program memiliki dampak positif
ekonomi dan institusi di wilayah mereka. bagi kondisi sosial negara-negara berkembang.
Pembangunan sosial yang dirumuskan Ini tercermin dari penurunan angka kemiskinan,
James Midgley (1995) dalam bukunya adalah kenaikan pendapatan, kebutuhan dasar terpenuhi,
“pendekatan terhadap kesejahteraan sosial yang tingkat pendidikan membaik, angka harapan
menawarkan respons efektif terhadap masalah hidup naik, akses terhadap pelaya­nan kesehatan
sosial yang ada.” Pendekatan ini memiliki juga naik. Berbagai program dan proyek tersebut
karakteristik: dilakukan oleh pemerintah, organisasi non-
a. Proses pembangunan sosial sangat terkait profit, lembaga pengembangan/pemberdayaan,
dengan pembangunan ekonomi. komunitas lokal, ataupun oleh keluarga.
b. Pembangunan sosial memiliki fokus Meskipun begitu, Midgley dan Pawar
interdisipliner yang menggunakan teori-teori (2017) masih mengakui bahwa kemajuan dan
dari beragam ilmu sosial. kesejahteraan yang terjadi tidak lah merata. Masih
c. Konsep pembangunan sosial lebih menekan­ banyak kemiskinan global di beberapa negara.
kan kepada proses, karena pembangunan Intinya, pembangunan sosial tidak bisa dikatakan
sosial merupakan sebuah konsep dinamis telah mampu mengatasi masalah-masalah sosial di
memiliki ide-ide tentang perkembangan dan negara berkembang. Secara konsep, pembangunan
perubahan yang bersifat eksplisit. sosial juga belum begitu mapan. Selain itu, masih
ada kesalahpahaman dan mispersepsi terhadap
d. Proses perubahan bersifat progresif karena
konsep ini.
pembangunan sosial harus mengacu pada
Dari kondisi tersebut konsep atau pendekatan
ide-ide perbaikan dan peningkatan sosial.
pembangunan sosial masih sangat terbuka untuk
e. Proses pembangunan sosial bersifat inter­ direvisi dan disempurnakan sesuai perkembangan
ven­sionis, yakni adanya usaha yang global dan konteks lokal dimana pembangunan
terencana untuk menuju perubahan dalam sosial diterapkan. James Midgley sendiri sempat
kesejahteraan sosial. menawarkan perubahan atau perkembangan
f. Tujuan pembangunan sosial dicapai konsep pembangunan sosial, yakni dari perspektif
dengan bermacam strategi yang langsung/ institusional (1995) ke strukturalisme institusional
tak langsung menghubungkan intervensi (2014).
sosial dengan upaya-upaya pembangunan
ekonomi. Berbagai strategi tersebut didukung 3. APA MAKNA KESEJAHTERAAN
dengan ragam keyakinan dan ideologi tentang SOSIAL?
bagaimana tujuan-tujuan social development
Menurut Kirst-Ashman (2010, p.6), kesejahteraan
sebaiknya dicapai.
sosial merupakan konsep luas terkait kesejahteraan
g. Cakupan social development bersifat inklusif semua orang di masyarakat. Namun, intinya ada
dan universal, yakni dengan memperhatikan dua hal mendasar tentang kesejahteraan sosial: (1)
rakyat secara menyeluruh. apa yang bisa orang peroleh dari masyarakat (terkait
Vol XVI Nomor 1 Januari-Juni 2020 63
program, manfaat, dan layanan) dan (2) seberapa pendidikan, dan kesehatan yang sangat mendasar
jauh/baik kebutuhan mereka terpenuhi (termasuk bagi keberlangsungan masyarakat.” Institusi
sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan). kesejahteraan sosial dapat merujuk ke program
Pemahaman terhadap makna kesejahteraan kesejahteraan sosial dan lembaga pelayanan sosial.
sosial (social welfare) akan menentukan pendekatan Institusi tersebut ditopang oleh kebijakan dan
atau strategi dalam mencapainya. Menurut peraturan yang tujuannya adalah dalam rangka
Midgley (1995), pengertian social welfare sering mewujudkan kondisi sejahtera bagi pihak pemerlu
disalahartikan atau disalahgunakan. Asal-mulanya layanan. Caranya antara lain melalui pencegahan,
dipahami sebagai kondisi sejahtera, aman, sentosa, pengentasan, atau berkontribusi terhadap
bahagia. Namun saat ini disamakan dengan pemecahan masalah atau pemenuhan kebutuhan.
kegiatan atau program yang bersifat karitatif, Kesejahteraan sosial sebagai disiplin ilmu memiliki
bantuan, atau belas-kasihan (charity). Di Amerika keterkaitan dengan berbagi disiplin ilmu lain
Serikat saja misalnya, social welfare diidentikkan yang mengkaji tentang masalah sosial, sebab-
dengan bantuan sosial untuk rumah tangga miskin musababnya, dan bagaimana cara mengatasinya.
dan anak-anaknya. Padahal, para pendirinya Misalnya dengan sosiologi, psikologi, psikitiatri,
berpikir tentang kondisi sejahtera secara ekonomi, antropologi, ilmu politik, dan disiplin lain yang
sosial, dan politik ketika menyebutkan social welfare terkait. Masing-masing memiliki fokus kajian yang
sebagai tujuan negara didirikan. berbeda, namun masih ada wilayah kesamaan.
Zastrow (2017) juga menambahkan bahwa Terkait arsiran dengan ilmu kesejahteraan sosial,
istilah kesejahteraan sosial memiliki dua makna yang bidang-bidang ilmu tersebut merupakan dasar
berbeda, yakni sebagai institusi atau lembaga dan teori/pengetahuan bagi praktik kesejahteraan sosial
juga sebagai sebuah disiplin ilmu. Pengertian yang (lihat Gambar 3.1). Ilmu kesejahteraan sosial juga
dijelaskan Midgley di atas adalah kesejahteraan sosial sering disamakan dengan pelayanan sosial (human
sebagai institusi, sistem, atau program pelayanan. services), karena pada masa lampau human services
Dalam konteks tersebut, Zastrow (2017, p. 2-3) juga disebut sebagai kesejahteraan sosial. Padahal,
mengutip Barker (1999) dalam mendefinisikan bidang ilmu human services lebih luas lagi dibanding
kesejahteraan sosial, yaitu: “sistem negara terkait kesejahteraan sosial karena mencakup segala jenis
program, manfaat, dan pelayanan yang membantu pelayanan, bidang pekerjaan, dan ragam profesi
warganya memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi, (Zastrow, 2017).

Gambar 3.1. Keterkaitan kesejahteraan sosial dengan berbagai bidang disiplin ilmu
Sumber: Zastrow (2017, p. 3)

64 JURNAL ILMIAH KESEJAHTERAAN SOSIAL


Midgley (1995) menguraikan bahwa social Di Indonesia, pengertian kesejahteraan
welfare atau social well-being punya aspek subjektif sosial mengacu ke Undang-Undang Nomor 11
dan objektif dan punya definisi kualitatif maupun Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (UU
kuantitatif. Kesejahteraan sosial dapat ditentukan 11/2009 Kesos). Dalam UU ini, kesejahteraan
berdasarkan perasaan subjektif seseorang tentang sosial didefinisikan sebagai “kondisi terpenuhinya
kondisi sejahtera (people’s subjective feelings of well-kebutuhan material, spiritual, dan sosial
being) dan situasi-situasi sosial seperti apa yang warga negara agar dapat hidup layak dan
berasosiasi dengan perasaan tersebut. mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
Kesejahteraan sosial dalam pemahaman melaksanakan fungsi sosialnya.”
Midgley (1995) merujuk ke suatu kondisi sosial, Zastrow (2017) menjelaskan ada dua
bukan belas kasihan yang diberikan oleh individu pandangan atau pendekatan yang saling
secara filantropis. Bukan pula charity atau bantuan kontradiktif bagaimana kesejahteraan sosial harus
sosial dari pemerintah. Menurutnya, kondisi berperan di masyarakat, yaitu pendekatan residual
kesejahteraan sosial tercapai apabila keluarga, dan institusional. Pendekatan residual berprinsip
komunitas, dan masyarakat mengalami tingkat bahwa pelayanan atau bantuan sosial tidak akan
sejahtera yang tinggi. Midgley (1995) merumuskan disediakan sampai ada individu atau kelompok
tiga elemen atau dimensi yang menggambarkan yang tidak terlayani oleh lembaga lain. Peran
kondisi sejahtera: residual sama seperti penambal lubang ketika ada
1. Masalah sosial terkelola. Sejauhmana keluarga, kebocoran atau sebagai pertolongan pertama tatkala
komunitas, dan masyarakat mampu menge­ terjadi kecelakaan. Ibaratnya, mesti menunggu ada
lola masalah sosial. Meminjam istilah Titmuss korban dulu, baru datang bantuan. Ciri utama dari
(1974), ketidakmampuan mengelola disebut pendekatan residual adalah pertolongan karitatif
‘social illfare’. (charity) atau atas dasar belas-kasihan bagi mereka
2. Kebutuhan sosial terpenuhi. Kebutuhan yang tidak beruntung. Menurut Zastrow (2017),
fisik/biologis; pendidikan dan perawatan akibat dari pandangan residual ini biasanya ada
kesehatan; interaksi sosial yang harmonis; stigma tertentu yang disematkan pada penerima
jaminan sosial. Komunitas/masyarakat yang bantuan. Ambil saja contohnya dengan sebutan
kebutuhan sosialnya terpenuhi akan merasa anak panti, keluarga miskin, penyandang cacat,
sejahtera secara kolektif (‘a collective sense of orang jompo, dan semacamnya.
well-being’). Lawan dari residual adalah pandangan
3. Adanya kesempatan sosial untuk maju dan atau pendekatan institusional. Menurut Zastrow
berkembang. Misalnya kesempatan men­dapat­ (2017), pendekatan ini memandang berbagai
kan pendidikan, lowongan kerja, dan lain- program layanan kesejahteraan sosial disediakan
lain dimana orang dapat mengembangkan bagi individu untuk memenuhi kebutuhan karena
potensi. memang mereka berhak menerimanya. Pelayanan
sosial dipandang sebagai bagian dari peran dan
Midgley (1995) menegaskan, jika ketiga fungsi masyarakat industri modern bagi pihak
elemen tersebut terpenuhi, komunitas/masyarakat yang membutuhkan. Karena pelayanan bersifat
telah mencapai tingkat kesejahteraan yang tepat dan sah, stigma terhadap para pemerlu
memuaskan (‘a satisfactory level of welfare’). layanan cenderung tidak ada. Dengan pendekatan

Vol XVI Nomor 1 Januari-Juni 2020 65


ini, orang-orang yang tidak beruntung atau berada Midgley tampil menawarkan pendekatan social
dalam kesulitan juga dipandang karena sebab-sebab development sebagai alternatif. Pendekatan
di luar kontrol mereka. Misalnya, kemiskinan lebih yang dikenal sebagai perspektif pembangunan
disebabkan karena ketiadaan kesempatan untuk (developmental perspective) juga bisa dikatakan
bekerja, bukan karena kemalasan atau kebodohan. sebagai jalan tengah yang menarik perhatian
Pada intinya, ketika ada masalah sosial muncul, kaum liberal dan konservatif secara bersamaan.
pendekatan ini lebih mempermasalahan kondisi Menurut Zastrow (2017), di satu sisi social
lingkungan sekitar, ketimbang menyalahkan development menarik bagi pendukung liberalisme
individu atau kelompok yang berada dalam karena mendukung pembangunan dan perluasan
kesulitan. Istilahnya, pendekatan institusional tidakprogram-program pelayanan sosial yang
suka menyalahkan si korban (blaming the victim). dibutuhkan. Di sisi lain, pendekatan tersebut
Di negara-negara Barat, dua pandangan yang juga diterima penganut konservatisme karena
saling berlawanan tersebut menjadi perdebatan pengembangan pelayanan sosial tertentu memiliki
utama sepanjang masa terkait bagaimana jalan dampak positif bagi pembangunan ekonomi.
yang harus ditempuh untuk mewujudkan Selaras dengan uraian Zastrow di atas, Kirst-
kesejahteraan warga negara. Dua pendekatan Ahman (2010) menjelaskan secara lebih sederhana
tersebut terepresentasi oleh dua ideologi politik dan langsung bahwa ada tiga perspektif bagaimana
yang juga menjadi musuh bebuyutan, yaitu kesejahteraan sosial dicapai melalui program-
liberalisme dan konservatisme. Kaum liberal program pelayanan, yaitu residual, institusional,
mendukung pendekatan institusional, sementara dan developmental. Pada intinya, perspektif
kaum konservatif mati-matian membela atau pendekatan residual fokus pada masalah
pendekatan residual. Masing-masing menegaskan dan kesenjangan. Layanan diberikan ketika
berbagai kelebihan pendekatan yang didukungnya orang tidak mampu memenuhi kebutuhan atau
dan mengkritik habis pendekatan lawan. menyelesaikan masalahnya. Karena pendekatan ini
Di luar dua ideologi tersebut, Kirst-Ahman bercirikan blaming the victim, ketidakmampuan
(2010) menyebut satu pendekatan yang lebih itu dianggap sebagai kesalahannya sendiri.
ekstrem lagi, yaitu radikalisme. Pendekatan ini Sebaliknya, pendekatan institusional memandang
sejak awal sudah meyakini bahwa sistem sosial ketidakmampuan tersebut sebagai hal yang normal
politik yang ada saat ini secara struktur tidak akan dan wajar. Masyarakat memiliki tanggung jawab
mampu menopang tegaknya cita-cita keadilan untuk membantu dengan menyediakan layanan
sosial. Maka, perlu perubahan drastis dan bersifat dan dukungan tertentu. Jadi, bukanlah salah mereka
fundamental dari sisi struktur dasar sosial-politik. jika sampai membutuhkan bantuan. Bahkan sudah
Intinya harus ada struktur sosial baru. Jadi, ketika menjadi haknya untuk memanfaatkan program
misalnya dihadapkan pada masalah kemiskinan, layanan.
pejuang pendekatan ini akan melihatnya sebagai Pendekatan developmental dianggap sebagai
hasil dari eksploitasi kelas atas yang memerintah pandangan terbaru yang muncul setelah Perang
dan berkuasa. Kaum miskin ada karena salah Dunia II dengan mendesain program layanan
urus dan kebijakan yang malah melanggengkan kesejahteraan sosial yang cocok bagi negara-negara
keberadaannya. Dunia Ketiga. Kirst-Ahman (2010, p. 8) mengutip
Di antara dua kutub liberalisme versus Midgley dan Livermore (1997) bahwa pendekatan
konservatisme yang saling berlawanan di atas, developmental berupaya “mengidentifikasi berbagai

66 JURNAL ILMIAH KESEJAHTERAAN SOSIAL


intervensi sosial yang memiliki dampak positif masyarakat.” Dengan demikian, kesejahteraan
bagi pembangunan ekonomi.” Tahun 1970-an, sosial melibatkan berbagai profesi, seperti psikolog,
pendekatan ini banyak diterapkan di Amerika psikiater, dokter, guru, perawat, perencana, jaksa,
Serikat karena dianggap sangat cocok dengan ahli terapi, dan juga pekerja sosial (Zastrow, 2007;
prinsip efisiensi ekonomi. 2017). Perhatikan Gambar 4.1.
Dalam sejarahnya, aktivitas dan profesi
4. KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN pekerjaan sosial muncul dari kesejahteraan sosial.
PEKERJAAN SOSIAL Menurut Zastrow (2007; 2017), pekerjaan sosial
Banyak pihak cenderung menyamakan kesejah­ muncul di negara-negara industri sebagai sebuah
teraan sosial dan pekerjaan sosial. Padahal, profesi yang selalu dikaitkan dengan pelayanan
keduanya berbeda. Menurut Zastrow (2017), kesejahteraan sosial pada awal tahun 1800-an.
keduanya sangatlah berkaitan di tingkat praktik. Hingga awal tahun 1900-an, profesi ini diamalkan
Dalam konteks pengertian kesejahteraan sosial para aktivis kerohanian dengan memberi makan
sebagai sebuah disiplin atau bidang ilmu, dan menyediakan tempat tinggal bagi kaum
hampir semua pekerja sosial bekerja di bidang miskin perkotaan. Memasuki paruh kedua abad
kesejahteraan sosial. Wilayah pekerjaan sosial ke-19, lembaga pelayanan sosial non-pemerintah
lebih kecil dibanding kesejahteraan sosial, dan bermunculan di kota-kota besar untuk membantu
pekerjaan sosial hanyalah satu bidang atau profesi gelandangan, fakir miskin, penyandang disabilitas,
di antara banyak bidang dalam kesejahteraan sosial dan sebagainya. Akan tetapi, pelayanannya masih
(Perhatikan Gambar 3.1). Kesejahteraan sosial juga belum terorganisir dengan baik dan beberapa
memiliki tujuan yang lebih luas, yakni “untuk programnya masih tumpang-tindih (Zastrow,
memenuhi kebutuhan sosial, finansial, kesehatan, 2007).
dan rekreasional bagi seluruh individu dalam

Gambar 4.1. Ragam profesi dalam kesejahteraan sosial


Sumber: Zastrow (2017, p. 5)

Pekerjaan sosial mulai diajarkan dalam pertama kalinya teori dan metodologi pekerjaan
pendidikan formal awal abad ke-20, yang diawali sosial diperkenalkan oleh Mary Richmond melalui
dengan diperkenalkannya pekerjaan sosial medis publikasi berjudul ‘Social Diagnosis’. Buku ini
(medical social work) oleh Richard Cabot di Rumah menerangkan intervensi terhadap individu bagi
Sakit Umum Massachusetts (Massachusetts General pekerja sosial (Zastrow, 2007).
Hospital) pada tahun 1905. Tahun 1917, untuk

Vol XVI Nomor 1 Januari-Juni 2020 67


Teori dan metode praktik pekerjaan sosial sosial merupakan satu pendekatan dalam upaya
sangat dipengaruhi dan dibentuk oleh ilmu-ilmu mewujudkan kesejahteraan sosial bagi para
sosial atau humaniora, terutama psikologi dan pemerlu.
sosiologi. Teori dan metodenya diapakai sebagai Dalam UU kesejahteraan sosial sebelumnya
ilmu bantu dalam praktik pekerjaan sosial. Sebagai (UU 6/1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
contoh, seperti dijelaskan Zastrow (2007), pada Kesejahteraan Sosial) bahkan dinyatakan secara
dekade tahun 1920-an sewaktu teori dan konsep eksplisit bahwa pekerjaan sosial dijadikan sebagai
psikoanalisis Sigmund Freud mempengaruhi bidang ilmu teknis atau pendekatan dalam usaha-
hampir semua lini, praktik pekerjaan sosial juga usaha kesejahteraan sosial. UU 11/2009 tentang
banyak memakai pendekatan-pendekatan yang Kesejahteraan Sosial, pengganti UU 6/1974,
dipakai para psikiater pengikut Freud dengan tampaknya juga memiliki semangat yang sama
pola satu lawan satu, yakni satu pekerja sosial bahwa pekerjaan sosial masih menjadi pendekatan
menangani satu klien. Terapi pekerjaan sosial utama dalam penyelenggaraan kesejahteraan
seperti ini bertahan hingga tiga dekade berikutnya. sosial. Sejumlah kebijakan lain yang dikeluarkan
Baru pada dekade 1960-an psikoanalisis Freud Kementerian Sosial tetap menegaskan pekerjaan
diganti dengan pendekatan-pendekatan sosiologi sosial sebagai pendekatan dalam penanganan
lain. masalah sosial. Sebagai satu contoh saja, Peraturan
Sampai saat ini, institusi-institusi berbasis Menteri Sosial (Permensos) 22/2014 tentang
agama masih menjadi aktor utama yang Standar Rehabilitasi Sosial dengan Pendekatan
menyediakan berbagai layanan pekerjaan sosial. Pekerjaan Sosial jelas-jelas menjadikan pekerjaan
Akan tetapi, keilmuan pekerjaan sosial justru sosial sebagai pendekatan dalam rehabilitasi sosial.
berkembang dengan cara sekuler. Menurut Jadi, jika ada pertanyaan bagaimana kesejah­
Sanzenbach seperti dikutip Jim Ife (1997), teraan sosial dan pekerjaan sosial berkaitan? Jawaban
pekerjaan sosial konvensional dibangun di atas ringkasnya dapat dipinjam dari Kirst-Ashman
landasan paradigma ilmiah rasional. Pada saat itu, (2010, p.6), bahwa “pekerjaan sosial memberikan
pekerjaan sosial juga tengah berupaya mencapai layanan untuk memperbaiki kesejahteraan sosial
kemapanan ilmiah dan status profesional seperti dan ekonomi seseorang. Mereka melakukan hal
halnya beberapa profesi pertolongan lain, seperti itu di berbagai bidang dan setting...” Dan yang
psikologi dan psikoterapi. Paradigma ilmiah melakukan itu tidak hanya bidang pekerjaan sosial,
cenderung menyepelekan aspek-aspek spiritualitas, akan tetapi banyak bidang lain turut terlibat dalam
agama, dan sakralitas. Padahal sejatinya aspek- rangka mewujudkan kesejahteraan dan kualitas
aspek ini sangatlah penting ketika berbicara tentang hidup manusia.
eksistensi manusia secara utuh, dimana pekerjaan
sosial diciptakan dalam rangka mempromosikan 5. PEKERJAAN SOSIAL
kondisi yang lebih baik.
Sejarah kemunculan dan keterkaitan pekerjaan
Seperti diungkapkan di awal, pekerja sosial sosial dengan kesejahteraan sosial dan dengan
merupakan aktor utama pembangunan kesos. pembangunan sosial telah digambarkan secara
Sebagai pemeran utama, mereka harus memiliki singkat di atas. Penjelasan tentang pekerjaan
kapasitas dalam bidang keilmuan pekerjaan sosial sosial sebagai satu pendekatan dalam bidang
(Suharto, 2008). James Midgley (1995) pun kesejahteraan sosial tidak mungkin dapat dijelaskan
telah menguraikan secara jelas bahwa pekerjaan secara lengkap di sini. Berikut ini hanya akan

68 JURNAL ILMIAH KESEJAHTERAAN SOSIAL


diuraikan definisi dan tujuannya beserta ciri khas Pokok-pokok penting dalam definisi ini
atau keunikan pekerjaan sosial dibanding bidang adalah bahwa pekerjaan sosial merupakan (a)
keilmuan atau profesi pertolongan lain. kegiatan profesional dalam (b) memberikan
pertolongan dengan sasaran (c) individu,
5.1. Definisi dan Tujuan Pekerjaan Sosial kelompok, atau masyarakat, yang bertjuan untuk
Definisi internasional pekerjaan sosial dibuat (d) meningkatkan keberfungsian sosial dan (e)
oleh Federasi Internasional Pekerja Sosial (IFSW) menciptakan kondisi sosial yang kondusif.
dan Asosiasi Internasional Pendidikan Pekerjaan Kirst-Ashman dan Hull, Jr. (2006) mengutip
Sosial (IASSW). IFSW adalah semacam IPSPI Pincus dan Minahan (1973) dalam menetapkan
(Ikatan Pekerja Soial Profesional Indonesia) level tujuan pekerjaan sosial, yaitu: (a) meningkatkan
internasional, sementara IASSW adalah IPPSI-nya kapasitas orang untuk memecahkan dan merespons
(Ikatan Pendidikan Pekerjaan Soial Indonesia). (coping) masalah; (b) menghubungkan orang
Pada bulan Juli 2014, the IFSW General Meeting dengan sistem yang menyediakan sumberdaya,
dan the IASSW General Assembly menyepakati pelayanan, dan kesempatan; (c) mendorong
definisi pekerjaan sosial sebagai: sistem-sistem ini dapat beroperasi secara efektif
... profesi berbasis praktik dan merupakan dan manusiawi; dan (d) turut terlibat dalam proses
suatu disiplin ilmu yang mendorong penyusunan dan perbaikan kebijakan sosial (p. 5).
terjadinya perubahan dan perkembangan Senada dengan tujuan ini, pekerja sosial memiliki
sosial, kohesi sosial, serta pemberdayaan tugas sebagai berikut (Barker, 2003, p. 410):
dan pembebasan manusia. Prinsip-prinsip
a. Menolong orang untuk meningkatkan
tentang keadilan sosial, hak azasi manusia,
tanggung jawab kolektif dan menghormati kapasitas/kemampuan mereka untuk problem
keberagaman sangat sentral bagi pekerjaan solving and coping;
sosial. (Global Definition of Social Work, b. Menolong mereka memperoleh sumber daya
2014). yang dibutuhkan;
Definisi tersebut sedikit berbeda dengan c. Memfasilitasi interaksi antar individu dan
kesepakatan sebelumnya yang dibuat pada Juni antara individu dengan lingkungannya;
2001. Dalam definisi terbaru, profesi ini tidak d. Membuat lembaga/institusi untuk merespons
lagi secara eksplisit menggunakan teori perilaku permasalahan/kebutuhan orang;
manusia dan sistem sosial serta fokus intervensi
e. Mempengaruhi kebijakan sosial.
pekerjaan sosial pada interaksi seseorang dengan
lingkungan sekitar. Pekerjaan sosial memang merupakan sebuah
ilmu terapan di bidang sosial. Namun demikian,
Charles Zastrow memakai definisi NASW
pekerjaan sosial tidak bersifat instrumental seperti
(The National Association of social Workers)-
ilmu teknik. Karakteristik ilmu praktik ini juga
IPSPI-nya Amerika-bahwa pekerjaan sosial adalah:
sangat kontekstual karena tergantung pada kondisi
Aktivitas profesional untuk membantu
individu, kelompok, atau masyarakat dalam lokus dan tempus, sehingga teknik dan metode
rangka meningkatkan atau memperbaiki seperti apa yang digunakan untuk menyelesaikan
kemampuan mereka pada keberfungsian masalah tidaklah bersifat all size yang pasti mangkus
sosial dan menciptakan kondisi sosial tertentu di manapun dan kapanpun. Pantas saja jika Kirst-
yang sekiranya dapat mewujudkan atau Ashman dan Hull, Jr. (2006) menegaskan bahwa
mendukung tujuan dari pihak yang ditolong. sangatlah mustahil untuk membuat pedoman atau
(Zastrow, 2017, p. 4)
Vol XVI Nomor 1 Januari-Juni 2020 69
panduan praktik pekerjaan sosial, seperti halnya negatif pemerlu layanan. Pendekatan sering disebut
buku resep masakan yang disusun secara detail juga sebagai model defisit.
langkah per langkah. Maka, kualitas yang paling Berikutnya, pekerjaan sosial sangat meng­
dibutuhkan dari pekerja sosial adalah fleksibilitas hargai nilai demokrasi dengan prinsip kerja
dan kreativitas. partisipatif. Profesi ini juga menghormati kesetara­
an relasi dimana hubungan antara pekerja sosial
5.2. Ciri Khas Pekerjaan Sosial dan pemerlu layanan adalah setara. Hubungan
keduanya bukan seperti antara ahli (expert) dan
Apa yang menjadi ciri khas profesi pekerjaan sosial
klien atau antara manager dan klien yang berkasus.
sebagai sebuah pendekatan dibanding sejumlah
Prinsip kesetaraan relasi tercermin pada saat pekerja
profesi pertolongan lain di bidang kesejahteraan
sosial bekerja bersama penerima manfaat (working
sosial? Berikut ini adalah sebagian jawabannya.
with beneficiaries) dan lingkungannya, bukan
Pertama, pekerjaan sosial merupakan profesi bekerja untuk klien (working for client). Misalnya
yang dibangun di atas tiga struktur utama, yaitu pada saat proses pengambilan keputusan, bukanlah
pengetahuan (knowledge), keterampilan atau pekerja sosial yang mengambil keputus­an. Namun,
keahlian (skills), dan nilai (values). Khusus terkait keputusan yang menentukan masa depan mereka
struktur fondasi nilai, pekerjaan sosial sering disebut diambil bersama-sama melalui diskusi dialektis
sebagai praktik yang dipandu atau berlandaskan antara keduanya tanpa manipulasi. Peran pekerja
nilai. Kirst-Ashman (2010) menyebut pekerjaan sosial hanya memfasilitasi atau membukakan
sosial sebagai profesi berbasis nilai (‘a values-based pemahaman/kesadaran. Hal ini juga mencer­
profession’). Sering pula dikatakan sebagai kegiatan minkan satu prinsip penting pekerjaan sosial, yakni
yang penuh dengan muatan nilai (‘social work as menentukan diri-sendiri (self-determination).
value-laden activity’).
Kelima, pendekatan pekerjaan sosial bersifat
Kedua, pekerjaan sosial merupakan profesi dualistik, karena fokus intervensi tidak hanya
dengan prinsip memberdayakan. Konsep pertolong­ individu atau kelompok penerima manfaat, akan
an yang kerap dipakai untuk menjelaskan hal ini tetapi juga lingkungan sekitarnya. Mengutip
adalah ‘menolong orang agar dapat menolong Pincus dan Minahan (1973), Kirst-Ashman dan
dirinya-sendiri’ (helping people to help themselves). Hull, Jr. (2006) menekankan keunikan pekerjaan
Prinsip ini sangat menghindari munculnya sosial pada dimensi bahwa lingkungan sekitar
ketergantungan pihak yang ditolong terhadap itulah yang justru harus jadi ‘target system’ atau fokus
pekerja sosial. untuk perubahan, bukan pihak pemerlu layanan
Ketiga, masih terkait prinsip memberdayakan, yang mesti beradaptasi. Konsep dualistik pekerjaan
model pertolongan yang digunakan berbasis sosial dilandasi dengan perspektif ‘orang dalam
kekuatan (strength-based model). Maknanya adalah lingkungan’ atau person-in-envornment (PIE) dan
bahwa dalam rangka memberdayakan agar pemerlu perspektif ekosistem. Menurut Lee et al. (2009),
layanan dapat menolong dirinya sendiri, maka model PIE telah lama dianggap sebagai perspektif
kekuatan dan segala potensi positif yang dimiliki yang lebih komprehensif. Bahkan perspektif
harus digali dan dipahami, kemudian digunakan ekosistem ini telah menjadi ciri khas tersendiri bagi
untuk pemecahan masalah atau pengembangan pekerjaan sosial yang membedakan dengan profesi-
kapasitas. Hal ini berbeda dengan pendekatan profesi lain.
medikal yang lebih fokus pada masalah atau aspek

70 JURNAL ILMIAH KESEJAHTERAAN SOSIAL


Keenam, Zastrow (2017) menyoroti perbeda­ sosial diposisikan dan memainkan peran di
an pekerjaan sosial dibanding profesi lain, seperti masyarakat akan menentukan cara/pendekatan
psikologi dan psikiatri. Profesi ini punya mandat untuk mewujudkannya. Pilihan ideologi politik
untuk menyediakan berbagai jenis layanan sosial. sangat menentukan pendekatan yang diambil.
Tanpa harus diminta, pekerja sosial bertanggung Secara umum ada dua pendekatan utama, yaitu
jawab memberikan pertolongan. Zastrow juga pendekatan residual yang mencerminkan ideologi
menyebut pekerjaan sosial sebagai profesi multi- konservatisme dan pendekatan institusional yang
skill. Seorang pekerja sosial harus memiliki keahlian dipengaruhi liberalisme.
atau keterampilan dalam berbagai domain dan Ada lagi pendekatan developmental atau
mampu menangani beragam persoalan yang pembangunan sosial yang menjadi alternatif
dihadapi individu, keluarga, kelompok, organisasi, dari dua pendekatan mainstream tersebut.
dan masyarakat luas. Ini artinya pekerjaan sosial Pembangunan sosial sebagai sebuah pendekatan
tidak membatasi atau memilih masalah yang merupakan jalan tengah untuk mengharmoniskan
akan ditangani sesuai selera. Batasan pekerja sosial dua pendekatan utama dalam upaya mewujudkan
bekerja adalah bahwa jika upaya penanganan kesejahteraan sosial. Di satu sisi ada pendekatan
sudah di luar kapasitasnya, maka harus dirujukkan yang menjadikan pembangunan ekonomi sebagai
(referral) ke kolega pekerja sosial lain. Bisa juga arus utama dan di sisi lain ada kebijakan dan
melibatkan profesi lain atau lembaga lain secara intervensi sosial yang tidak kalah pentingnya.
tim atau interdisipliner yang melibatkan multi- Program/intervensi sosial dan kemajuan ekonomi
profesi. harus dibuat seiring sejalan.
Oleh James Midgley, pekerjaan sosial
6. PENUTUP dianggap sebagai satu pendekatan tersendiri yang
Kesejahteraan sosial adalah suatu kondisi yang berbeda dengan pembangunan sosial versi modern.
menjadi prasyarat bagi terwujudnya cita-cita Di antara dua ideologi yang selalu berseteru dengan
nasional bangsa Indonesia. Upaya yang mesti masing-masing pandangannya, pekerjaan sosial
dilakukan adalah menjalankan pembangunan memang cukup adaptif dalam menerapkan kedua
nasional yang di dalamnya tersusun kebijakan pendekatan tersebut. Sementara pembangunan
pembangunan sosial. Dalam pengertian umum, sosial adalah pendekatan alternatif yang berupaya
pembangunan sosial mencakup pengertian yang mengharmoniskan keduanya. Meskipun begitu,
luas yang di dalamnya meliputi pembangunan pendekatan pembangunan sosial dan pekerjaan
kesejahteraan sosial. sosial memiliki keterkaitan. Pada saat awal
Dalam literatur, kesejahteraan sosial tidak diterapkan di negara-negara berkembang, pem­
saja dimaknai sebagai suatu kondisi dambaan bangunan sosial menjadi bentuk intervensi yang
masyarakatyangmenjaditujuanparapendiribangsa. paling banyak dipraktikkan oleh pekerja sosial.
Akan tetapi, istilah ini bisa merujuk ke suatu sistem Terutama ketika melakukan praktik pemberdayaan,
atau institusi program pelayanan dan juga sebagai pendekatan partisipatif dalam pembangunan sosial
sebuah disiplin ilmu. Bagaimana kesejahteraan banyak dikuasi oleh para pekerja sosial.

Vol XVI Nomor 1 Januari-Juni 2020 71


Referensi Social Development. Palgrave MacMillan. Pp.
3-20. DOI 10.1057/978-1-137-44598-8.
Payne, M. (2005). Modern Social Work Theory.
Barker, R. (2003). Social Work Dictionary. US:
Third edition. Hampshire & New York:
NASW Press.
Palgrave Macmillan.
Global Definition of Social Work, 2014. Diakses dari
Peraturan Menteri Sosial Nomor 22 Tahun 2014
https://www.ifsw.org/what-is-social-work/
tentang Standar Rehabilitasi Sosial dengan
global-definition-of-social-work/ (12 April
Pendekatan Pekerjaan Sosial
2020)
PBB di Indonesia, Newsletter Februari 2015.
Ife, J. (1997). Rethinking Social Work: Towards
Diakses dari http://www.un.or.id/
Critical Practice. Australia: Addison Wesley
documents_upload/newsletter/2015%20
Longman Australia Pty Limited.
02_(BI)_UN%20in%20Indonesia_
Ife, J. (2013). Community Development in an Newsletter.pdf (12 April 2016)
Uncertain World: Vision, Analysis and Practice.
Stiglitz, J. E. (2006). Making Globalization Work.
New York: Cambridge University Press.
New York: W.W. Norton & Company, Inc.
Kirst-Ashman, K.K. (2010). Introduction to Social
Suharto, E. (2006). Pendidikan Pekerjaan Sosial
Work & Social Welfare: Critical Thinking
di Selandia Baru. Paper disampaikan pada
Perspectives. 3rd edition. Belmont CA:
Workshop Program Pendidikan Spesialis-1
Brooks/Cole Cengage Learning.
Pekerjaan Sosial, STKS, Bandung 19 Januari
Kirst-Ashman, K.K. & Hull, Jr., G.H. (2006). 2006.
Understanding Generalist Practice. 4th Edition.
Suharto, E. (2008). Kebijakan Sosial sebagai
USA: Thomson Brooks/Cole.
Kebijakan Publik. Bandung: Penerbit
Lee, M.Y., Ng, S., Leung, P.P.Y. & Chan, C.L.W. Alfabeta.
(2009). Integrative Body-Mind-Spirit Social
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Work: An Empirically Based Approach to
Kesejahteraan Sosial.
Assessment and Treatment. New York: Oxford
University Press. Zastrow, C. (2007). The Practice of Social Work: A
Comprehensive Worktext. 8th Edition. USA:
Midgley, J. (1995). Social Development: The
Thomson Brooks/Cole Publishing Company.
Developmental Perspective in Social Welfare.
(London: Sage Publications Ltd.) Zastrow, C. (2017). Introduction to Social Work
and Social Welfare: Empowering People. 12th
Midgley, J. & Pawar, M. (2017). Social
Edition. Boston: Cengage Learning.
Development: Forging Ahead. Dalam
Midgley & Pawar (Eds.). Future Directions in

72 JURNAL ILMIAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

Anda mungkin juga menyukai