Anda di halaman 1dari 21

Gambar 1.

Foto Bersama dengan Pengusaha Tambang Ikan


Sumber: Dokumentasi pribadi penulis
Merujuk dari kajian konsep dasar pengembangan
masyarakat yang dilanjutkan dengan mengkonst ruksi
konsep sebagai bagian dari upaya membangun
paradigma baru model, maka pengembangan
masyarakat harus mengikuti beberapa prinsip dasar.
Berikut akan dijelaskan prinsip-prinsip dasar yang
harus mencakup dalam pengembangan suatu
masyarakat beserta dengan penjelasan langkah-
langkah penting dari konsep community developmen.

72
A. Prinsip-prinsip Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Berdasarkan beberapa pendapat pakar pekerja sosial
seperti olomon (1976), Swift & Levin (1987), Kieffer
(1981), Rapport (1981, 1984), dan DuBois dan Miley
dapat disimpulkan beberapa prinsip dan asumsi
pemberdayaan.
a. Empowerment adalah proses kolaboratif, dimana
klien dan pekerja social berkerjasama sebagai
partner.

b. Proses Empowerment melihat sistem klien sebagai


pemegang peranan penting (competent) dan mampu
memberikan akses kepaada sumber-sumber dan
peluang-peluang.

c. Klien harus menerima diri mereka sendiri sebagai


causal agent, yang mampu untuk mempengaruhi
perubahan.

d. Kompetensi diperoleh melalui pengalaman hidup.

e. Pemecahan masalah didasarkan pada situasi


masalah yang merupakan hasil dari kompleksitas
faktor-faktor yang mempengaruhinya (Solomon,
1967).

73
f. Jaringan sosial informal adalah sumber pendukung
yang penting untuk menyembatani tekanan dan
membangun kompetensi dan kontrol diri.

g. Orang harus berpartisipasi dalam pemberdayaan


diri mereka, dan dalam mencapai tujuan,
pengertian dan hasil dari pemberdayaan harus
mereka artikulasikan sendiri.

h. Tingkat kesadaran dan pengetahuan mengenai


kegiatan untuk melakukan perubahan merupakan
masalah utama dalam empowerment (Swift &
Levin, 1987).

i. Empowerment merupakan upaya untuk


memperoleh sumber-sumber dan kemampuan
menggunakan sumber-sumber dan kemampuan
menggunakan sumber-sumber tersebut dengan
cara efektif.

j. Proses Empowerment adalah proses yang dinamis,


sinergi, selalu berubah dan berevolusi, karena
maslaah-masalah selalu mempunyai banyak cara
pemecahan.

74
k. Empowerment dapat dicapai melalui kesepadanan
struktur-struktur peribadi dan perkembangan
sosio-ekonomi.

Tujuan pengembangan masyarakat pada prinsipnya


adalah untuk memberikan kebebasan dalam
menentukan nasib mereka sendiri. Disamping pr insip
pemberdayaan diatas, adapun prinsip-prinsip dalam
mengembangankan masyarakat itu sendiri adalah
dapat dilakukan dengan beberapa model.
Salah satu model pengembangan masyarakat yang
terkenal digagas oleh Jack Rothman (dalam Rothman
et al 2001), yang dikenal dengan model “Three Models
of Community Organizattion Practice” ini
menawarkan tiga pendekatan dalam perubahan
masyarakat, yakni locality development (pengembangan
lokalitas), sosial planning/policy (perencanaan sosial)
dan social action (aksi sosial).
Adapun prinsip pengembangan masyarakat ini
haruslah mencakup beberapa hal seperti yang
dijelaskan dalam Wignyo Adiyoso (2009: 15-16) berikut
ini.
a. Ekonomi. Pengembangan ekonomi bukan berarti
hanya memikirkan bagaimana caranya masyarakat
meningkatkan pendapatan sehingga mereka dapat
memenuhi kebutuhannya. Apalagi hanya bagi-bagi

75
uang kepada kaum miskin. Lebih dari itu,
pengembangan ekonomi diarahkan juga
memberikan hak masyarakat untuk memutuskan
“paradigma” ekonomi apa yang lebih tepat bagi
mereka. Dalam konteks Indonesia, mungkin t epat
dikatakan bahawa masyarakat diberikan hak tafsir
atas demokratisasi ekonomi sesuai dengan situasi
dan kondisi mereka.

b. Politik. Tak kalah pentingnya dengan ekonomi,


politik juga memberikan pengaruh yang tidak kecil
atas upaya pengembangan masyarakat. Tanpa
demokrasi yang berkeadilan, maka sudah jelas
bahwa hak dasar atas ekonomi, sosial, dan bud aya
mereka dipertanyakan. Karena terselenggaranya
demokrasi memerlukan kepastian dan penegakan
hukum yang seadil-adilnya.

c. Sosial. Dalam beberapa hal memang aspek-aspek


sosial, tidak dapat dikompromikan dengan
kepentingan ekonomi. Namun demikian selalu ada
ruang untuk mensinergikan bahwa kepentingan
ekonomi dan sosial bisa membawa kesejahteraan

76
masyarakat yang sejati. Oleh karena itu paradigma
pembangunan yang hanya menekankan ekonomi
hanya akan menyesatkan para perencana saja.
Perlu ada perencanaan sosial (social enginewring)
yang mencakup aspek-aspek individu, kelompok,
dan masyarakat dalam perspektif kemanusiaan.

d. Budaya. Sama halnya dengan pembangunan sosial,


pembangunan budaya bukanlah subsistem dari
ekonomi. Perannya tidak hanya mendukung
ekonomi tetapi sama pentingnya dalam rangka
memberi makna kesejahteraan yang tidak hanya
diukur dar indikator-indikator material saja.
Penghargaan dan pengakuan atas nilai-nilai lokal,
adat istiadat, norma, kebiasaan dan pengetahuan
serta kearifan tradisional menjadin syarat mutlak
untuk mencapai keberhasilan pengembangan
masyarakat.

e. Spiritual. Dalam koteks ini, spiritual bukan hanya


diartikan beragama, namun lebih mengarah pada
pemahaman tentang suatu hubungan anatara
manusia dengan “sang pencipta” atau sang

77
pelindung. Tanpa menghargai dan memasukkan
aspek ini dalam pengembangan masyarakat, maka
ongkos untuk membayar terhadap dampak negatif
ekonomi akan lebih mahal.

Secara sederhana prinsip pengembangan masyarakat


ini dapat kita gambarkan seperti Gambar 2 di bawah
berikut.

Gambar 2. Prinsip Pengembangan Masyarakat


Sementara itu, menurut Homan (1998: 37-39) ada
sepuluh unsur pengembangan masyarakat, pertama
adalah building an community assets (pengembangan
aset masyarakat). Kedua, increasing skills of individuals
(peningkatan keterampilan individu). Ketiga, connecting
people with one another (komunikasi antara warga).
Keempat, connecting existing resources (menghubungkan
sumber daya dan masyarakat).
Kelima, creating community resources (menciptakan
sumberdaya masyarakat). Keenam, ownership

78
(kepemilikan). Ketujuh, promoting expectation (menyebar
asa/harapan). Kedelapan, external relationship
(hubungan dengan dunia luar). Kesembilan, fastering
community self-reliance and confidence (mendorong
kepercayaan diri dan ketahanan masyarakat).
Kesepuluh, building self-sustaining organization and
enbancing quality of life (menjaga keberlangsungan
organisasi dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat). Secara sederhana dapat dilihat dalam
Gambar 7 dibawah ini.

Gambar 3. Sepuluh Unsur Pengembangan Masyarakat


Disamping itu masih banyak ahli dan beberapa buku
yang menjelaskan beberapa prinsip yang harus ada
dalam cakupan pengembangan masyarakat, salah
satunya seperti Ahmad Suhaimi dalam bukunya
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (2016:
20-21) menjelaskan bahwa hal pertama yang harus
dalam cakupan pengembangan masyarakat adalah

79
orientasi pada kesejahteraan lahir dan batin
masyarakat luas. Pengemangan masyarakat tidak
dilaksanakan sekedar merumuskan keinginan sebagai
masyarakat saja, tetapi direncanakan sebagai usaha
membenahi kehidupan sosial bersama masyarakat
agar penindasan, ketidakadilan, dan kesewenang-
wenangan tidak lagi hidup ditengah-tengah mereka.
Skala mikro kepentingan individu anggota
masyarakat. Demikian pula bisa jadi tercapainya
kesejahteraan masyarakat luas dapat dilakukan
melalui sekelompok orang yang tergolong elit dalam
masyarakat. Apalagi jika elit-elit tersebut merupakan
sekelompok pembuat kebijakan yang sangat
mempengaruhi terhadap tatanan sosial. Dengan
demikian sebenarnya prinsip-prinsip pengembangan
masyarakat: pertama, yang ditujukan kepada mereka
dalam upaya menyadarkan dan mengingatkan
terhadap persoalan-persoalan kehidupan sosial yang
ada di masyarakat.
Kedua, pengembangan masyarakat pada dasarnya
adalah upaya melakukan social engineering (rekayasa
sosial) untuk mendapatkan suatu perubahan tatanan
sosial kehidupan sosial yang lebih baik.
Pengembangan masyarakat merupakan proses
perencanaan perubahan sosial yang berlandaskan pada
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sasaran ut a ma
pengembangan masyarakat lebih pada setting sosial
kehidupan masyarakat daripada individu-individu.

80
Landasan berpikir para ahli dalam melihat problem
yang dihadapi masyarakat adalah sebuah
permaslaahan sosial yang oleh karena itu
pemecahannya mesti dilaksanakan dalam skala
kehidupan sosial.
Disamping kedua prinsip dasar tersebut, menurut
Suhaimi Ahmad (2016) ada beberapa prinsip lain yang
harus terpenuhi dalam pengemabangan masyarakat
antara lain prinsip kebutuhan artinya program
pengembangan masyarakat harus didasarkan atas d an
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain
beberapa prinsip yang telah dijelaskan diatas, Ife (1995)
juga menjelaskan setidaknya ada 22 prinsip
pembangunan masyarakat, yang dapat diuraikan
dibawah ini.
1) Pembangunan terpadu dan
seimbang Pembangunan
masyarakat pada dasarnya
harus mencakup
pembangunan di bidang
politik, ekonomi, sosial,
kultural, lingkungan dan
personal atau spiritual.

2) Konfrontasi terhadap ketimpangan struktural

81
Pembangunan masyarakat harus mampu merubah
adanya ketimpangan kelas maupun ketimpangan
gender dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi
masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan
masyarakat perlu diupayakan.
3) Menjunjung tinggi hak asasi manusia
Dalam rangka menjamin hak asasi manusia, maka
perlu adanya aturan atau regulasi yang memberikan
perlindungan dan pengakuan terhadap hak asasi
manusia. Hak-hak yang perlu diperhatikan oleh
pemerintah adalah mendapatkan pendidikan, hak
untuk berpartisipasi dalam kehidupan kultural
komunitasnya, hak untuk berkembang secara mandir i
dan hak untuk mendapatkan perlindungan keluarga.
4) Keberlanjutan
Dua aspekpenting dalam rangka mewujudkan
keberlanjutan pembangunan adalah pentingnya
pembangunan tersebut memperhatikan dimensi
keseimbangan ekologis dan keadilan sosial. Dalam
konteks keseimbangna ekologis, pembangunan
masyarakat ditujukan pada upaya meminimalkan
ketergantungan terhadap sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui dan menggantinya dengan
sumber daya alam yang dapat diperbaharui.

82
5) Pemberdayaan
Konsep pemberdayaan menjadi basis utama dalam
pembangunan masyarakat. Pemberdayaan memiliki
makna membangkitkan sumber daya, kesempatan,
pengetahuan dan keterampilan mereka untuk
meningkatkan kapasitas dalam menentukan masa
depan mereka. Konsep utama yang terkandung dalam
pemberdayaan adalah bagaimana memberikan
kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk
menentukan sendiri arah kehidupan dalam
komunitasnya.
6) Pembangunan personal dan politik
Pembangunan masyarakat pada hakikatnya perlu
untuk menyeimbangkan hubungan antara personal
dan politik, individu dan struktur maupun personal
privat dan publik. Persoalan-persoalan dalam
masyarakat
7) Pemilikan komunitas
Pemilikan komunitas mencakup dua level, yaitu
kepemilikan pada sebuah benda material dan
kepemilikan pada struktur serta proses. Benda material
mencakup tanah, bangunan dan beberapa hal lain
yang dimiliki individu. Perluasan pemilikan
komunitas menjadi aspek penting dalam
membangunan komunitas, dapat mendorong
tumbuhnya rasa memliki terhadap identitas
komunitas, dapat memberi akan alasan bagi seseorang

83
untuk menjadi aktif terlibat dalam setiap level
komunitas dan dapat mendorong penggunaan sumber
daya secara lebih efesien. Pemilikan terhadap strukt ur
dan proses merupakan aspek lain dari pemilikan
komunitas. Hal tersebut dibutuhkan untuk melakukan
kontrol terhadap sesuatu seperti penyampaian
pelayanan kesehatan, pendidikan, pembuatan
keputusan tentang aktivitas local, perumahan,
pembangunan lokal dan sebagainya. Dalam konteks
ini, desentralisasi menjadi hal yang essensial. Oleh
karena itu, pembangunan masyarakat haruslah
difokuskan pada upaya untuk memberikan stimulasi
dan mendukung kontrol dan pemilikan komunitas
melalui pengembangan sumber daya, keterampilan
dan kepercayaan diri serta tanggung jawab.
8) Kemandirian
Kemandirian memiliki makna bahwa komunitas
seharusnya mendayagunakan sumber- sumber daya
yang ada dengan kekuatan sendiri dan tidak
bergantung pada pihak eksternal. Kemandirian
komunitas akan sangat bermanfaat dalam menghadapi
ketidakpastian dan krisis. Oleh karena itu,
pembangunan masyarakat seharusnya diupayakan
untuk penguatan kemandirian komunitas.
9) Independen dari negara
Hal ini tidak berarti bahwa dukungan pemerintah
tidak perlu diterima. Dukungan pemerintah sangat

84
diperlukan untuk memulai proses pembangunan
masyarakat. Setelah tahap itu maka inisiatif dan
kreativitas dalam melaksanakan pembangunan harus
diserahkan kepada pemerintah.
10) Tujuan dekat (antara) dan visi akhir jangka panjang
Dalam pembangunan masyarakat adalah sangat
penting dan essensial untuk menjaga keseimbangan
antara tujuan dekat dan tujuan akhir jangka panjang.
Hal ini selaras dengan prinsip ekologis dan prinsip
keadilan sosial seperti yang telah diuraikan di muka.
Dalam konteks ini, memiliki makna bahwa meskipun
dalam jangka pendek pembangunan harus diupayakan
pada terwujudnya keadilan sosial, namun dalam
jangka panjang pembangunan mesti memperhatikan
aspek keseimbangan lingkungan agar hasil
pembangunan dapat terus berkelanjutan.
11) Pembangunan organis
Pembangunan organis pada dasarnya menjadi suatu
konsep yang berlawanan dengan pembangunan yang
bersifat mekanistik. Oleb karena itu, pembangunan
komunitas tidak diperintahkan dengan teknik yang
sifatnya sedehana, akan tetapi melalui poroses yang
kompleks dan dinamis. Pembangunan organis
memiliki arti upaya untuk membangun melalui
pemahaman hubungan yang sifatnya kompleks antara
komunitas dengan lingkungannya. Hal ini seperti

85
pendekatan kabutuhan secara holistik daripada
perspektif linear.
12) Tahapan pembangunan
Konsekuensi logis dari konsep pembanguna organis
adalah adanya suatu keharusan bahwa suatu proses
pembangunan harus melalui beberapa tahapan.
Dengan demikian, pembangunan masyarakat
memerlukan proses waktu yang lama. sebab ia lebih
mengutamakan keaktifan dan partisipasi komunitas.
Hal inilah yang seringkali membuat frustasi para
pelaksana/ pekerja, para birokrasi pembangunan
terutama bagi mereka yang ingin segera melihat
hasilnya. Situasi demikian seringkali menjadi alasan
mengapa para birokrat untuk menentukan cara
pendekatan dalai pembangunan masyarakat harus
membutuhka waktu yang relatif lama.
13) Bebas dari tekanan luar
Pembangunan masyarakat tidak akan berjalan dengan
baik, ketika ada tekanan-tekanan dari pihak eksternal.
Oleh karena itu, pembangunan masyarakat haruslah
dibangun secara murni oleh komunitas itu sendiri
dengan memperhatikan sensivitas terhadap budaya
komunitas lokal, tradisi dan lingkungan. Perspektif
pembangunan masyarakat membutuhkan komunikasi
yang bersifat horizontal (belajar dari sesama
komunitas, tidak dari tekanan luar),

86
pertanggungjawaban terhadap komunitas dan
pengakuan adanya keberagaman.
14) Pembangunan komunitas
Semua pembangunan masyarakat seharusnya
bertujuan untuk membangun komunitas.
Pembangunan komunitas meliputi semua interaksi
sosial dengan komunitas dan membantu mereka`untuk
mengkomunikasikan apa yang menjadi jalan untuk
menuju dialog yang murni, pehaman dan aksi sosial.
Pendek kata, pembangunan komunitas, memiliki
makna membangun masyarakat secara bersama-sama.
Oleh karena itu, proses berkelompok, inklusivitas,
membangun rasa saling percaya diri, dan membangun
semangat bersama untuk mencapai tujuan sangat
penting dalam membangun komunitas.
15) Proses dan hasil
Penekanan pada proses dan hasil menjadi issue ut ama
dalam kerja komunitas. Pendekatan pragmatis
cenderung hanya akan melihat hasil, sehingga
bagaimana upaya untuk menperoleh hasil tersebut
tidaklah begitu penting. Namun demikian, pandangan
ini kemudian ditentang oleh berbagaj pihak, karena
proses dan hasil padi hakekatnya merupakan dua hal
yang saling bertaitan. Proses pada dasamya harus
merefleksikan hasil, demikian juga hasil juga
merupakan refleksi dari proses. Dalam konteks ini,

87
moral dan etika dalam memperoleh hasil akan menjadi
pusat perhatian.
16) Integritas proses
Integritas dalam proses akan menjadi unsr penting
dalam menentukan hasil dan tujuan. Proses bimbingan
sosial masyarakat mengandung dua unsur pokok yaitu
perencanaan dan pengintegrasian masyarakat yang
dapat memperlancar penumbuhan kesadaran akan
loyalitas kepada masyarakat dimana perorangan,
peningkatan perasaan tanggungjawab terhadap
kondisi serta kedudukan masyarakat, permunculan
sikap-sikap yang memungkinkan kerja sama dengan
orang-orang yang mempunyai perbedaan dalam
berbagai seginya, dan pertumbuhan nilai-nilai yang
sama didalam masyarakat secara keseluruhan
(Soetarso, 1994: 39).
17) Anti kekerasan
Pada konteks ini, pembangunan masyarakat
menghendaki sebuah porses pendekatan yang anti
kekerasan. Oleh karena itu, pendekatan yang bersifat
koersif ataupun pendekatan atau penekanan terhad ap
sesama merupakan aspek-aspek yang mesti dihindari
dalam konteks pembangunan masyarakat.
18) Inklusif
Aplikasi prinsip inklusif dalam pembangun
masyarakat membutuhkan proses adan keterlibatan

88
masyarakat untuk mengambil bagian dalam proses
pelaksanaan pembangunan. Proses pembangunan
haruslah bersifat terbuka dan menunjang aspirasi d ari
warga masyarakat.
19) Konsensus
Prinsip anti kekerasan dan pendekatan inklusif
memerlukan proses pembangunan masyarakat yang
seharusnya dibangun atas dasar konsesus dan
keputusan konsesus tersebut seharusnya dibuat unt uk
dapat diaplikasikan. Pendekatan konsesi pada
hakekatnya didasarkan pada persetujuan dari
masyarakat dan hal ini merupakan konsekuensi dari
prinsip anti kekerasan dan inklutif. Dengan prinsi ini,
diharapkan tidak ada menganalisa dan alienasi d alam
kehidupan masyarakat.
20) Kooperasi
Perspektif ekologis dan pendekatan anti kekerasan
kedua-duanya menekankan pada kebutuhan struktur
yang kooperatif daripada struktur yang kompetitif.
Banyak dari struktur proses dan institusi masyarakat
modern dibangun atas dasar asumsi kompetisi yang
baik termasuk sistem pendidikan, ekonomi, kesibukan
pekerjaan, seni, rekreasi dan pelayanan kesehatan
Kooperasi mengasumsikan bahwa problem maupun
masalah sosial yang dihadapi tidak sekedar menjadi
tanggungjawab dari komunitas itu sendiri, melainkan

89
juga harus diatasi bersama-sama dengan komunitas
lain.
21) Partisipasi
Pembangunan masyarakat
harus selalu melihat partisipasi
masksimal, dengan tujuan
setiap orang dalam komunitas
dapat secara aktif berperan
dalam kegiatan masyarakat.
Prinsip partisipasi yakni bertujuan mendorong
tumbuhnya perubahan sikap dan perilaku masyarakat
yang kondusif untuk kemajuan, meningkatkan kualitas
partisipatif masyarakat dari sekedar mendukung,
menghadiri, menjadi konstributor kegiatan dakwah
dan menyegarkan dan meningkatkan efektifitas fungsi
dan peran pemimpin lokal.
Dalam hubungan sosial masyarakat, faktor yang esensi
dari pengembangan masyarakat adalah penumbuhan
demokrasi partisipatif dari segenap masyarakat
padahal untuk menumbuhkan demokrasi tersebut
mempersyaratkan adanya desentralisasi dan
pemerataan kekuasaan, persatuan yang dapat
mendukung keanekaragaman intern didalam
masyarakat, partisipasi dalam pertemuan dan d iskusi
untuk menghasilkan konsesus yang sebenarnya, ser ta
hak untuk menjadi salah satu bagian mempengaruhi
arah kehidupan sosial di dalam masyarakat.

90
22) Hak komunitas mendefenisikan kebutuhannya
sendiri
Banyak cara konvensional untuk mendefinisikan
kebutuhan. Para penentu kebutuhan yaitu : para ahli,
perencana, dan pengelola pembangunan, konsultan,
pekerja pengembangan komunitas dan sejenisnya
sering memiliki pandangan dan bahkan kepentingan
tertentu dalam menentukan kebutuhan komunitas.
Itulah sebabnya terlalu sering terjadi dimana
perencanaan pembangunan mengandung bias para
ahli (expert bias). Celakanya bias ini selalu sa terulang.
Untuk mengatasi hal itu sedapat mungkin proses
penentuan kebutuhan dilaksanakan secara partisipat if
untuk mencapai konsensus antara para ahli penentu
kebutuhan dengan komunitas. Komunitas
dimungkinkan mendefenisikan dan menyatakaan
kebutuhan yang mereka rasakan. Disinilah perlunya
instrumen-instrumen perencanaan partisipatif.

B. Langkah-Langkah Penting dari Konsep


Community Development
Terdiri dari 22 prinsip-prinsip pengembangan
masyarakat (community development) di atas, maka
dapat dijelaskan secara singkat langkah-langkah
penting dari konsep community development tersebut.

91
1. Keikutsertaan masyarakat dalam mengungkapkan
kebutuhan dasar kehidupannya didalam proses
perencanaan daerah.

2. Penentuan perioritas pembangunan daerah.

3. Pelibatan dalam proses pengambilan kebijakan


pembangunan daerah.

4. Penyediaan fasilitas dan utilitas oleh pihak swasta


dalam pemenuhan kewajibannya.

5. Keikutsertaan masyarakat dalam mengawasi atau


memantau pelaksanaan pembangunan daerah
termasuk pembangunan oleh pihak swasta.

6. Perioritas dalam pemanfaatan fasilitas dan ut ilit as


permukiman serta pemeliharaannya.

7. Keberlangsungan kehidupan perusahaan.

8. Keberlanjuatan sumber daya alam dan kelestarian


lingkungan.

9. Kepastian hukum dan pelayanan administrasi


usaha.

10. Pengembangan perencanaan selanjutnya.

**** 92

Anda mungkin juga menyukai