Anda di halaman 1dari 6

MATERI POKOK PEMBAHASAN

MANFAAT PEMBANGUNAN SECARA FISIK DAN NON FISIK


&
LANGKAH DAN UPAYA PEMERINTAH UNTUK MENGATASI
PENGANGGURAN DAN MENGENTASKAN KEMISKINAN

Oleh Kelompok 1 :
Robinodiansyah 2011003
Rahmad Ridho Nugraha 2011004
Cindy Triananda Putri 2011015
Shinta Lestari 2011019
Mila Trinadia 2111246P
Mulkahim 1911376
Fitri Andriyani 1911088
Kelas : 5A Reguler Pagi
Dosen Pembimbing : Dahnial, SE.,M.Kom

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI SATYA NEGARA


PALEMBANG
1. Manfaat pembangunan secara fisik dan non fisik
Teori pembangunan atau definisi pembangunan fisik dan pembangunan non fisik di dalam
kehidupan masyarakat.
* Pembangunan Fisik
Fisik dalam istilah pembangunan meliputi sarana dan juga prasarana pemerintahan seperti:
a. Jalan
b. Jembatan
c. Pasar
d. Pertanian dan
e. Irigrasi.
Kondisi fisik ini dapat berupa letak geografis, dan sumber-sumber daya alam. Letak geografis
sebuah desa sangat menentukan sekali percepatan didalam sebuah pembangunan. Letaknya
strategis, dalam arti tidak sulit untuk dijangkau akibat relif geografisnya. Kecepatan proses
pembangunan dan perkembangan suatu kelurahan juga sangat ditentukan oleh itensitas
hubungannya dengan dunia luar, mobilitas manusia dan budaya akan mempercepat
perkembangan desa itu sendiri.
Menurut B.S Muljana (2001:3) pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah umumnya
yang bersifat infrastruktur atau prasarana, yaitu bangunan fisik ataupun lembaga yang
mempunyai kegiatan lain dibidang ekonomi, sosial budaya, politik daan pertahanan
keamanan.
Sumber daya alam yang terdapat dimasing-masing desa. Dimana sebuah desa yang
mempunyai kekayaan sumber daya alam yang banyak dari pada desa-desa lainnya, sehingga
untuk mengembangkan atau dalam proses pembangunan desa akan jauh lebih baik dari pada
desa yang sedikit mempunyai sumber daya alam,atau tidak ada sama sekali.
* Pembangunan non fisik
Didalam pembangunan suatu wilayah bukan hanya melakukan program pembangunan yang
bergerak dibidang pembanguan fisik saja tetapi juga harus bergerak dibidang pembangunan
non fisik atau sosial. Bachtiar Effendi (2002:114) oleh karena itu, pembangunan hendaknya
harus adanya keseimbangan antara pembangunan fisik ataupun pembangunan non fisiknya.
Yang menjadi bagian dari pembangunan non fisik atau sosial yaitu :
a. Pembangunan manusia
b. Ekonomi
c. Kesehatan
d. Pendidikan.
Pembangunan non fisik berkaitan dengan penggunaan sumber daya manusia itu sendiri.
Adapun pembangunan antara lain pembangunan di bidang kesehatan, pembangunan di
bidang pendidikan, pembangunan di bidang ekonomi dan lain sebagainya. Pembangunan non
fisik mengedepankan sumberdaya manusia, dikarenakan dengan adanya pembangunan non
fisik menjadi dasar untuk melakukan pembangunan fisik. Jangan sampai pembangunan
bertumpu pada salah satu aspek saja, tetapi pembangunan tersebut haruslah bersinergi satu
sama lain.
Pembangunan non fisik dilakukan guna meningkatkan taraf dan kesejahteraan masyarakat
pada umumnya, baik peningkatan dan kesejahteraan masyarakatnya dalam bidang
pendidikan, kesejahteraan masyarakat bidang kesehatan maupun kesejahteraan dalam bidang
lainnya. Oleh karena itu peran manusia dalam pembangunan nonfisik perlu diperhatikan.
Usaha dibidang pembangunan non fisik dapat dijalankan dengan cara membimbing atau
guiding,cara persuasi melalui telinga dan mata (audio visual), dan dapat dengan cara memberi
stimulasi. Ketiga cara tersebut dilakukan agar masyarakat dapat tergugah untuk menimbulkan
daya gerak serta dapat memberikan contoh konkrit pembangunan yang sebenarnya, sehingga
pembangunan dapat berjalan dengan baik.
Kondisi non fisik terdiri dari atas aspek-aspek sosial budaya politik, dan religi. Aspek sosial
budaya dalam arti sempit merupakan adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan yang hidup dalam
masyarakat yang masih ditaati. Misalnya kegiatan gotong royong,yang merupakan kekuatan
berproduksi dan kekuatan membangun atas dasar kerja sama dan saling berpengertian.
Dimana gotong royong yang dilakukan sebuah desa tidak hanya terbatas pada kerja sama
dibidang pertanian saja, tetapi juga mencakup bidang pembangunan rumah dan lain
sebagainya. Itulah Teori pembangunan atau definisi pembangunan fisik dan pembangunan
non fisik didalam kehidupan masyarakat.
2. Langkah dan upaya pemerintah untuk mengatasi pengangguran dan
mengentaskan kemiskinan
Secara ekonomi, pengangguran akan menjadi beban orang yang bekerja. Dengan begitu,
kesejahteraan pihak yang bekerja akan berkurang.
Pengangguran pun menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi yang jika tidak
segera ditingkatkan akan menyulitkan adanya pembukaan lapangan kerja, serta
penghasilan pajak menurun.
Secara sosial, pengangguran berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas yang
umumnya terdesak kebutuhan ekonomi. Tindakan kriminalitas yang kerap muncul
misalnya, perampokan, penjambretan, kecanduan alkohol, hingga kerawanan sosial
lainnya.

10 cara mengatasi pengangguran.


1. Menyelenggarakan bursa pasar kerja
Bursa tenaga kerja merupakan penyampaian informasi kepada masyarakat luas terkait
lowongan kerja. Informasi tersebut disebarkan langsung oleh perusahaan-perusahaan
maupun pihak-pihak yang membutuhkan tenaga kerja.
Tujuan dari bursa kerja yaitu agar terjadinya komunikasi yang baik antara perusahaan dan
pencari kerja di sebuah tempat secara langsung.
Selama ini banyak informasi lowongan kerja yang tidak tersampaikan kepada masyarakat
sehingga umumnya hanya bisa diakses oleh golongan tertentu.
2. Menggalakkan kegiatan ekonomi informal
Salah satu caranya dengan mengembangkan industri rumah tangga di banyak tempat
sehingga menyerap tenaga kerja. Dalam upaya pengembangan sektor informal tersebut
diperlukan keberpihakan dari Pemda setempat.
3. Meningkatkan keterampilan tenaga kerja
Salah satu langkah terbaik sebagai cara menurunkan angka pengangguran dan dapat
bersaing dengan negara lain adalah dengan peningkatan keterampilan melalui pelatihan
bersertifikasi internasional.
4. Meningkatkan mutu pendidikan
Pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan akan mendorong meningkatnya kualitas
sumber daya manusia dan memungkinkannya untuk memperoleh kesempatan kerja yang
lebih luas.
5. Mendirikan pusat-pusat latihan kerja
Pusat-pusat latihan kerja mesti didirikan demi melaksanakan pelatihan tenaga kerja untuk
mengisi formasi yang tersedia. Dengan begitu, SDM yang akan bekerja memiliki
pengalaman dan sertifikat bahwa dia bisa bekerja di bidang tertentu.
6. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Pemerintah perlu secara konsisten meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ketika ekonomi
meningkat dan merata, peluang penciptaan kesempatan kerja pun akan meningkat.
7. Mendorong investasi
Pemerintah perlu terus mendorong masuknya investasi dari dalam negeri maupun luar
negeri sehingga semakin banyak peluang kerja di Indonesia.
8. Meningkatkan transmigrasi
Transmigrasi merupakan strategi pemerintah untuk memeratakan jumlah penduduk dari
pulau yang berpenduduk padat ke pulau yang masih jarang penduduknya. Adapun
transmigran dapat mengoptimalkan sumber kekayaan alam yang ada.
9. Melakukan deregulasi dan debirokrasi
Deregulasi dan debirokrasi di berbagai bidang industri dilakukan untuk merangsang
adanya investasi baru. Deregulasi adalah perubahan peraturan aturan main terhadap
bidang-bidang tertentu. Deregulasi biasanya ke arah penyederhanaan peraturan.
Adapun debirokrasi adalah perubahan struktur aparat pemerintah yang menangani
bidang-bidang tertentu. Debirokrasi umumnya ke arah penyederhanaan jumlah
pegawai/lembaga pemerintah yang menangani sebuah urusan tertentu.
10. Memperluas lapangan kerja
Perluasan lapangan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru terutama yang
bersifat padat karya.
Dengan era perdagangan bebas secara regional dan internasional sebenarnya terbuka
lapangan kerja yang semakin luas yang tidak saja di dalam negeri juga ke luar negeri. Hal
tersebut tergantung pada kesiapan tenaga kerja untuk bersaing secara bebas di pasar
tenaga kerja internasional
Pengangguran dan kemiskinan itu sendiri memiliki hubungan yang sangat erat dalam
masyarakat. Karena dengan meningkatnya pengangguran maka secara otomatis tingkat
kemiskinan di negeri ini juga akan meningkat. Pemerintah sebagai pemegang otoritas
kebijakan diharapkan mampu berperan dalam mengatasi masalah pengangguran dan
kemiskinan. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana
peran pemerintah dalam mengatasi pengangguran dan kemiskinan dalam masyarakat.
Berdasarkan kajian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pemberdayaan sosial sebagai
sebuah upaya yang pemerintah lakukan dalam mengatasi masalah pengangguran dan
kemiskinan lebih ditonjolkan karena di dalamnya terkandung dua aspek yakni (1)
penentuan nasib sendiri dimana masyarakat dengan kategori miskin bebas menentukan
solusi pemecahan masalahnya; dan (2) pemerintah hanya menjadi fasilitator sedangkan
pelakunya tetap masyarakat dengan status tersebut. Upaya menurunkan tingkat
pengangguran dan menurunkan tingkat kemiskinan adalah sama pentingnya. Karena jika
masyarakat tidak menganggur berarti mempunyai pekerjaan dan penghasilan, dan dengan
penghasilan yang dimiliki dari bekerja diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup. Jika
kebutuhan hidup terpenuhi, maka tidak akan miskin. Sehingga dikatakan dengan tingkat
pengangguran rendah (kesempatan kerja tinggi) maka tingkat kemiskinan juga rendah,
begitupun sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai