Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep pembangunan kesehatan di indonesia

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang


dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran. kemauan. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya dapat
terwujud sebagan investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi Pembangunan nasional termasuk di bidang
kesehatan berkembang semakin kompleks. berubah dengan cepat. dan sering
kurang menentu. Perkembangan Ini memerlukan pemikiran dasar pembangunan
kesehatan yang kuat Pemikiran dasar pembangunan kesehatan ini pada
hakikatnya merupakan makna pelaksanaan paradigma sehat yang diciptakan
dalam Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (hapsara., 2013)
Pemikiran dasar pembangunan kesehatan adalah proses, perbuatan. dan
cara befikir tentang nilai kebenaran yang mendasar serta aturan pokok sebagai
landasan berfikir dan bertindak dalam pembangunan kesehatan. Pada
hakikatnya, pemikiran dasar atau filsafat pembangunan kesehatan adalah proses.
perbuatan. dan cara berpikir yang saksama tentang pondasi pembangunan
kesehatan pemikiran dasar pembangunan kesehatan ini terdiri atas unsur unsur
pokok. a. arah, b. Dasar dasar. dan c. pelaksanaan pembangunan kesehatan
(hapsara. 20l3).

Mengenal dimensi konstitutiononal peran pembangunan. antara lain


dikemukakan oleh Mustopadldjaja A R . dkk. (20l2) bahwa falsafah pembangunan
adalah pemikiran mendasar yang dlipilih dan disepakati bersama untuk dijadikan
“pedoman perilaku berpikirr dan bertindak" dalam penyelenggaraan negara dan
pembangunan bangsa. Hal tersebut berlandaskan mlal-mlal dasar yang tersurat
dalam Pembukaan Undang-l ndang Dasar l945 disenan grand teori. paradigma atau
pola plikir yang konsisten dengan falsafah bernegara dan pandangan hldup bangsa.
serta kesepakatan untuk mencari. memahami dan mengembangkan solusi bersama
atas masalah yang dihadapi bangsa demi mewujudkan cita-cita dan tujuan bernegara
Rumusan “falsafah pembangunan“ tersebut telah mewarnai lembaran sejarah
perencanaan pembangunan lndonesla merdeka selama kurun waktu l945 -2010
dengan paradigma setiap pemerintahan yang bcrbeda-beda dan pengaruhnya
terhadap Sistem proses dan kinerja bembagunan Juga berbeda

Dalam perkembangan Sejarah Perencanaan Pembangunan lndonesiaa tahun


1966-2015 antara lain dikemukakan dalam era perencanaan pembangunan tahun
2004-20I5 mengenal falsafah pembangunan (dasar negara dan paradigma
pembangunan), dlkemukakan bahwa pembangunan demokratis dl seluruh WIlayah
tanah air dllaksanakan secara berencana dalam berbagai bldang kehidupan. terarah
pada pencapalan visi misi dan program presiden terpilih. yalitu (1) pada kabinet
lndonesia Bersatu |. terwuiudnya kehldupan nasional yang aman, bersatu. rukun. dan
damal menjujung tunggi hukum. kesetaraan, dan hak asasi manusia. terwujudnya
perekonomlan yang mampu mendorong peningkatan kesempatan kerja, penghidupan
yang layak. dan pembangunan berkelanjutan; (2) pada Kablnet Indonesua Bersatu II.
peningkatan kesejahteraan rakyat, demokrasi tumbuh dengan balk keadllan sejati
bagi rakyat (development. prosperity); democracy, and justice).

Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan selama sekitar l0 tahun ini unsur


pemikiran dasar pembangunan kesehatan yang sudah banyak diacu adalah unsur-
unsur pokok a. dasar-dasar. dan tujuan pembangunan kesehatan (RPJPK Tahun 2005
2025). Dalam kaitan inl. dan berbagal tinjauan pengendalian dan penilaian
pembangunan kesehatan tampak bahwa masalah mendasar pembangunan kesehatan
yang dihadapi dewasa ini adalah pelaksanaan pembangunan yang kurang
akselerasinya dan kurang merata serta pada umumnya kurang tinggl mutunya (
RPJMN Tahun 20|0-20l4) Secara lebih spesifikk, masalah pokok pelaksanaan
pembangunan kesehatan yang dlhadapi terutama melipti: 1. Pemerataan, mutu, dan
keterjangkauan upaya kesehatann belum optlmal2. pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan masih terbatas 3) pengelolaan. Informasi, dan hukum
kesehatan masih kurang memadai. 4) dukungan sumber daya kesehatan terbatas; 5)
Imgkungan strategis yang masnh kurang mendukung. 6) rawan pangan dan rawan
gizi serta 7) derajat kesehatan masyarakat pada umumnya masih rendah( hapsara
,2013).

Dalam kaitan lni pemasalahan pemikiran dasar pembangunan kesehatan yang


dihadapi dapat dikelompokkan dalam materi sebagal berikut (lhapsara, 2004, 2010).

a. Kurang memperhatikan pentingnya dasar pembangunan kesehatan


Penyelenggaraan pembangunan kesehatan dan program-programnya sering
kurang mengacu pada nilai kebenaran norma dan aturan pokok sebagai landasan
untuk berpikir dan bertindak dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan tersebut perlu meliputi. l) dasar kemanusiaan. 2) dasar
pemberdayaan dan kemandirian, 3) dasar adil dan merata. serta 4) dasar
pengutamaan dan manfaat.
b. Kurang mengacu pada tujuan jangka panjangyang bermakna
Dalam berbagai program pembangunan kesehatan, yang scnng dlfokuskan
dengan terperinci biasanya pada tujuan dan sasaran Jangka pendek dan Jangka
menengah dan sering kurang mempertimbangkan tujuan Jangka panjang yang
dltetapkan. Tujuan jangka panjang ini sering kurang menggambarkan nilai yang
umum atau bermakna, misalnya nilai tentang kebenaran, , dan
keindahan/hannoni yang ingin dicapal
c. Kurang bersifat lmplikatif
Program kesehatan kecenderungannya hanya dlhhat secara sendiri sendiri.
Dalam kenyataannya, pembangunan kesehatan kurang berkembang secara
komprehensif. Sintesis dan integrasi dan berbagai umur pembangunan kesehatan
sering tampak lemah Perkembangan yang ada kurang bersifatsinoptik
Pembangunan kesehatan pada umumnya masih kurang merata. kurang bermutu.
dan kurang cepat mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
d. Kurang bersifat implikatif
Sering tidak dlsadari bahwa perkembangan pembangunan kesehatan dl suatu
waktu sebenarnya merupakan kelanjutan dan pembangunan kesehatan
sebelumnya. Kalau suatu persoalan filsafat kesehatan sudah dijawab. Jawaban
itu akan memunculkan persoalan baru yang saling berhubungan Memang
pembangunan kesehatan perlu mempunyal perspektlf ke depan. tetapl tldak
semestinya bila melupakan awal dan perkembangan pembangunan kesehatan
tersebut. balk yang berkaitan dengan perkembangan yang positif maupun yang
negatif.
e. Kurang fokus pada pentingnya peran manusia dan masyarakat sendiri
Pembangunan kesehatan yang bersifat menyeluruh sering kurang
mempertahankan pentingnya peran pribadi seseorang maupun sebagai makhluk
soslal yang berperan aktif dalam pembangunan kesehatan. embangunan
kesehatan sering difokuskan hanya dan segi fisik atau materinya saja dan
kurang memperhatlkan segi kualitatif ataupun nilai kemanusiannya.
B. Visi misi kesehatan masyarakat 2025

1.4 INDONESIA SEHAT 2025

1. Visi

Dalam Indonesia Sehat 2025, lingkungan strategis pembangunan


kesehatan yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya
keadaan sehat jasmani, rohani, maupun sosial, yaitu lingkungan yang bebas dari
kerawanan sosial budaya dan polusi, tersedianya air minum dan sarana sanitasi
lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan
kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat
yang memiliki solidaritas sosial dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025 adalah


perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit dan
masalah kesehatan lainnya, sadar hukum, serta berpartisipasi aktif dalam
gerakan kesehatan masyarakat, termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat
dan aman (safe community).

Visi Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur


Mandiri : Mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa
lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.

Maju : Diukur dari kualitas SDM, tingkat kemakmuran dan kemantapan sistem
dan kelembagaan politik dan hukum.

Adil : Tidak ada diskriminasi dalam bentuk apa pun, baik antarindividu, gender,
maupun wilayah.

Makmur : Diukur dari tingkat pemenuhan seluruh kebutuhan hidup.

Dalam Indonesia Sehat 2025 diharapkan masyarakat memiliki kemampuan


menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga memperoleh jaminan
kesehatan, yaitu masyarakat mendapatkan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatannya. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud di
sini adalah pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan dalam keadaan
darurat dan bencana yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan serta diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika profesi.

Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat, serta


meningkatnya kemampuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
yang bermutu, maka akan dapat dicapai derajat kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

2. Misi

Adapun misi Indoesia Sehat 2025 adalah:

a. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan


oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi pula
oleh hasil kerja serta kontribusi positif berbagai sektor pembangunan
lainnya. Untuk optimalisasi hasil kerja serta kontribusi positif tersebut,
harus dapat diupayakan masuknya wawasan kesehatan sebagai asas
pokok program pembangunan nasional. Kesehatan sebagai salah satu
unsur dari kesejahteraan rakyat juga mengandung arti terlindunginya
dan terlepasnya masyarakat dari segala macam gangguan yang
memengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

Untuk dapat terlaksananya pembangunan nasional yang berkontribusi


positif terhadap kesehatan seperti dimaksud di atas, maka seluruh unsur
atau subsistem dari sistem kesehatan nasional berperan sebagai
penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan.

b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,


masyarakat termasuk swasta, dan pemerintah. Upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan setiap individu, keluarga, masyarakat, dan
lingkungannya dilakukan tanpa meninggalkan upaya penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Kesadaran, kemauan, dan
kemampuan setiap individu, keluarga, dan masyarakat untuk menjaga
kesehatan, memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan.
Adapun penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat meliputi:

1) Penggerakan masyarakat; masyarakat paling bawah mempunyai


peluang yang sebesar-besarnya untuk terlibat aktif dalam proses
pembangunan kesehatan.

2) Organisasi kemasyarakatan; diupayakan agar peran organisasi


masyarakatlokal makin berfungsi dalam pembangunan kesehatan.

3) Advokasi; masyarakat memperjuangkan kepentingannya di


bidangkesehatan

4) Kemitraan; dalam pemberdayaan masyarakat penting


untukmeningkatkan kemitraan dan partisipasi lintas sektor, swasta,
duniausaha, dan pemangku kepentingan.

5) Sumber daya; diperlukan sumber daya memadai seperti SDM,


sisteminformasi, dan dana.
c. Memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata
dan terjangkau

Pembangunan kesehatan diselenggarakan guna menjamin tersedianya


upaya kesehatan, baik upaya kesehatan masyarakat maupun upaya
kesehatan perorangan yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh
masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pengutamaan
pada upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan kesehatan
(promotif) bagi segenap warga negara Indonesia, tanpa mengabaikan
upaya penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif). Agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan,
diperlukan juga upaya peningkatan lingkungan yang sehat. Upaya
kesehatan tersebut diselenggarakan dengan kemitraan antara pemerintah
dan masyarakat, termasuk swasta.

Untuk masa mendatang, apabila sistem jaminan kesehatan sosial telah


berkembang, penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan primer akan
diserahkan kepada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep
dokter keluarga. Di daerah yang sangat terpencil, masih diperlukan
upaya kesehatan perorangan oleh puskesmas.

d. Peningkatan dan mendayagunakan sumber daya kesehatan

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, sumber daya


kesehatan perlu ditingkatkan dan didayagunakan, yang meliputi SDM
kesehatan, pembiayaan kesehatan, serta kesediaan farmasi dan alat
kesehatan. Sumber daya kesehatan meliputi pula penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan/kedokteran, serta data dan
informasi yang makin penting peranannya.(dainity maternity,2017)

Indonesia sehat 2025 diharapkan dengan terwujudnya lingkungan


dan perilaku hidup sehat, serta meningkatnya kemampuan masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu, maka akan dapat
dicapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan
pengutamaan pada upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan
kesehatan (promotif), tanpa mengabaikan upaya penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) (Depkes RI,
2009).(jurnal kesehatan gigi vol 1 no 1 ,juni 2015)

C. KONSEP DASAR PUBLIC HEALTH

Untuk mempelajari public health, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu
tentang beberapa hal yang sangat terkait dengan public health. Beberapa hal
tersebut di antaranya:

1. Konsep Masyarakat

Dalam mempelajari public health sangat diperlukan pemahaman terhadap


konsep masyarakat. Hal ini dikarenakan public health selalu berorientasi
tentang masyarakat terutama di bidang kesehatan. Berikut ini adalah
beberapa definisi tentang masyarakat:

a. Definisi Komunitas menurut WHO (1974) adalah sebuah kelompok sosial


yang ditentukan oleh batas-batas geografis dan atau nilai-nilai dan
kepentingan bersama; anggota masyarakat dikenal berinteraksi satu sama
lain; fungsi masyarakat dalam struktur sosial tertentu; dan masyarakat
menciptakan norma-norma, nilai-nilai dan lembaga-lembaga sosial (Clemen-
Stone et al., 2002).

b. Komunitas adalah sekelompok orang yang berbagi kesamaan dan


berinteraksi satu sama lain, dan yang mungkin Ilmu kesehatan masyarakat
Kone Steategi de Praktik Bahan dengan hak cipta menunjukkan komitmen
satu sama lain, dan yang mungkin berbagi batas geografis (Lundy and Janes,
2009).

C. Sebuah populasi adalah sekelompok orang yang minimal memiliki satu


hal pada umumnya dan mungkin tidak berinteraksi satu sama lainnya (Lundy
and Janes, 2009).

d. Komunitas adalah sebuah sistem dari kelompok formal dan informal yang
dicirikan oleh saling ketergantungan dan yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan bersama darianggota kelompok (Goeppinger, Lassiter & Wilcox,
1982).

e. Sebuah komunitas adalah tempat di manapun kebutuhan kebutuhan


individu akan terpenuhi (Wigley & Cook, 1975).

f. Joesten, (1989) mendefinisikan sebuah komunitas sebagai sebuah sistem


sosial, sebuah tempat, dan orang-orang(Clark, 1999).

g. Shamansky and Pesznecker, (1981) sebuah komunitas adalah sekelompok


orang pada waktu yang spesifik dan tempat yang memiliki tujuan umum
yang sama di mana, "siapa" "di mana" dan "kapan", "mengapa dan
bagaimana" komunitas tersebut (Clark, 1999).

2. Konsep Sehat

Untuk memahami tentang public health, alangkah baiknya kalau kita


memahami terlebih dahulu konsep sehat dan sakit. Mengingat konsep sehat
sakit merupakan dasar untuk mempelajari public health. Secara tradisional,
kesehatan sebagai tidak adanya penyakit merupakan konsep yang sempit.
Penyakit adalah kemampuan merespons, adaptasi individu untuk
mempertahankan keseimbangan fisik dan emosional yang kemudian
menghasilkan penurunan kemampuan fungsional.

Sementara itu wellness merupakan kondisi di mana fungsi individu berada


pada level yang optimal. Kesehatan adalah tema global mengingat sehat
menyangkut setiap aspek kehidupan manusia, termasuk: 1) fisik; 2)
kesejahteraan emosional; 3) hubungan sosial; 4) fungsi intelektual; dan
kondisi spiritual (DeLaune and Ladner, 2010).

The American Nurses Association (1994) menjelaskan tentang sehat


sebagai upaya menjaga harmonidan keseimbangan dari tubuh, pikiran, dan
jiwa. Keseimbangan merujuk pada homeostasis, di mana adanya equilibrium
pada psikologis, fisiologis, sosial budaya, intelektual, dan kebutuhan
spiritual. Proses di mana seseorang mengadaptasi homeostasis disebut
adaptasi. Ketika orang menjelaskan tentang status kesehatan, pada dasarnya
mereka mempertimbangkan beberapa hal di antaranya: 1) Ada atau tidak
adanya tanda dan gejala (physical and emotional), 2) Bagaimana mereka
merasakan (emotionally and physically), 3) apa yang mereka dapat lakukan
(ability to function) (DeLaune and Ladner, 2010).

Bagi setiap orang, sehat dapat diartikan secara berbeda. Tiap orang
memiliki pendapat, persepsi ataupun padangan yang bervariasi. Hal ini
tergantung dari bagaimana seseorang memandang atau mempersepsikan
tentang sehat. Latar belakang mereka yang berbeda akan memberikan
pandangan yang berbeda satu sama lainnya. Berikut ini adalah beberapa
definisi sehat di antaranya:

a. Definisi sehat menurut Virginia Henderson

Sehat adalah sebuah kualitas hidup, merupakan dasar dari fungsi-


fungsi manusia. Hal tersebut membutuhkantidak ketergantungan dan
saling ketergantungan. Promosi kesehatan lebih penting
dibandingkan dengan perawatan pada orang yang sakit.

b. Definisi sehat menurut Paplau

Sehat adalah simbol kata yang menyiratkan gerakan maju


kepribadian dan proses manusia lainnya yang sedang berlangsung
dalam arah yang kreatif, konstruktif produktif, pribadi, dan
kehidupan komunitas.

c. Definisi sehat menurut WHO

Sehat adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, sosial dan


spiritual dan tidak hanya bebas dari penyakit dan kecacatan. Tetapi
belakangan WHO memodifikasi definisi sehat menjadi: sehat adalah
keadaan dinamis dari fisik, mental, sosial spiritual dan tidak hanya
bebas dari penyakitatau kecacatan

d. Definisi Welness

Sehat yakni lebih dari sekadar kesehatan yang bagus, tetapi


merupakan proses yang aktif di mana seorang individu berkembang
ke arah potensi maksimum, terlepas dari status kesehatan. Sehat
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bervariasi termasuk faktor
lingkungan, kebutuhan dasar manusia dan juga faktor budaya
seseorang.

Dari berbagai macam definisi sehat maupun kesehatan tersebut di


atas, ditemukan adanya kesamaan dan perbedaan satu sama lainnya.
Namun, semua definisi tersebut merupakan hal penting yang patut
untuk dipahami oleh petugas kesehatan dan masyarakat. Dengan
memahami definisi tersebut maka diharapkan semua orang atau
paling tidak sebagian besar orang berasumsi bahwa sehat merupakan
hal terpenting dalam kehidupan manusia yang dapat diraih melalui
upaya individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.(i ketut
swarjana., 2017)

Anda mungkin juga menyukai