Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMBANGUNAN ADMINISTRASI DALAM RANGKA ADMINISTRASI


PEMBANGUNAN KESEHATAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN (AP)

Oleh : DR. Alam Tauhid Syukur, S.Sos, M.Si

DISUSUN OLEH :
ENDANG SUSILOWATI / M012019067

PROGRAM STUDI MAGISTER TERAPAN

ADMINISTRASI PELAYANAN KESEHATAN

STIA - LAN MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala hidayah,
kurnia, taufiq dan rahmat yang diberikanNya, sehingga penulis dapat melaksanakan tugas
makalah yang berjudul “Pembangunan Administrasi Dalam Rangka Pembangunan
Administrasi Kesehatan”.
Dalam penyusunan makalah ini, mungkin saja dalam banyak tulisan, ketikan,
rangkain kalimat ditemukan kesalahan, maka semua itu kelemahan penulis, sedangkan
kebaikan yang ada hanya semata-mata petunjuk dan kecerahan berfikir yang diberikan Allah
yang maha mengetahui. Kepada berbagai pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini
ini diucapkan terima kasih. Selamat membaca, somoga bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Makassar, Desember 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembangunan administrasi merupakan hal mutlak dalam konteks negara


berkembang. Pembangunan disini dilakukan menuju suatu tujuan yaitu perubahan dan
modernisasi mencapai peningkatan pelayanan kepada masyarakat sehingga tercapai cita-
cita pembangunan kesehatan. Pembangunan administrasi memusatkan perhatian pada
fungsi-fungsi dari administrasi itu sendiri. Fungsi tersebut diantaranya: Perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, kepemimpinan, pembiayaan, dan lain
sebagainya. Titik tolak berfikir pembangunan nasional terdiri dari tujuh aspek dan
masing-masing keseluruhan aspek ini menjadi satu “independent phase” dari pada proses
sebagai keseluruhan. Ketujuh aspek itu adalah:
1. Adanya kebutuhan yang dirasakan (felt needs) untuk membangun.
2. Keputusan-keputusan politik (political decisions) sebagai landasan dari perumusan
kebutuhan yang dirasakan itu.
3. Dasar hukum (legal bases) untuk tindakan-tindakan yang akan diambil
4. Perumusan rencana pembangunan nasional (formulation of development plan).
5. Perincian program kerja (detailed work programs).
6. Implementasi (implementation of activities).
7. Penilaian hasil-hasil yang dicapai (evolution of results obtained).
Kesehatan sejatinya adalah hak asasi manusia. Pengakuan akan hal itu tertuang
dalam UUD 1945 pasal 28 menjamin setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehata. Mengenai tanggung jawab Negara pasal 34
menegaskan negara bertanggung jawab atas penyediaan pelayanan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umumyang layak. Kemudian regulasi yang mengatur
implementasi amanat konstitusi tersebut yakni UU kesehatan No.23 taun 1992,
ditegaskan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan
yang optimal (pasal 4). Pemerintah bertugas mengatur, membina, dan mengawasi
penyelenggaraan upaya kesehatan (pasal 6). Pemerintah bertugas menyelenggarakan
upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat (pasal 7).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembangunan nasional?
2. Apa saja aspek-aspek administratif pembangunan kesehatan?
3. Bagaimana pembangunan infrastruktur administratif?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini, yakni sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami proses pembangunan nasional,
2. Untuk mengetahui dan memahami apa saja aspek-aspek administratif pembangunan
kesehatan, serta
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana pembangunan infrastrukrur
administratif.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Pembangunan Nasional

Pembangunan kesehatan yang dikerjakan Negara berkembang berkembang, lahir

karena adanya beberapa kondisi :

1. Adanya tuntutan masyarakat

Kebutuhan mendesak yang terjadi di masyarakat, mendorong penyelenggara Negara

merumuskan program kerja pembangunan lima tahunan. Program tersebut menjabarkan

usaha-usaha pembangunan kesehatan diantaranya promotif, prefentif, kuratif,

rehabilitative.

2. Keinginan yang dirasakan

Pembangunan kesehatan yang dirumuskan hendaknya menjawab permintaan masyarakat,

usaha ini lahir karena adanya selera dan tingginya permintaan masyarakat akan

pelayanan kesehatan yang instan, bermutu, murah, dan mewah.

3. Adanya masalah yang terjadi

Pembangunan yang dikerjakan lahir karena adanya pemasalahan yang terjadi di

masyarakat, misalnya : pembangunan rumah sakit khusus seperti RS HIV untuk

mengatasi penderita HIV.

4. Peningkatan kesejahteraan

Pembangunan kesehatan yang dikerjakan menuju suatu tujuan yaitu masyarakat yang

sejahtera, bebas dari masalah penyakit, kelemahan dan peningkatan derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya.

5. Modernisasi
Pembangunan kesehatan yang dikerjakan semakin luas, cepat perkembangannya, sejalan

kemajuan modernisasi yang terjadi. Modernisasi ditandai dengan pemanfaatan kemajuan

ilmu teknologi mutakhir.

6. Globalisasi

Pembangunan kesehatan yang dikerjakan meliputi segalah aspek termasuk aspek

kesehatan, olehnya itu dukungan kerjasama lintas program dan sektoral, ini menjadi

keharusan untuk menyatukan kekuatan dan penggunaan sumberdaya yang dimiliki.

7. Kemajuan ilmu teknologi

Temuan-temuan hari hasil riset di bidang kesehatan akan dipergunakan untuk membantu

pelaku pembangunan kesehatan, sehingga kesulitan-kesulitan yang dihadapi dapat

diatasi.

Proses adalah suatu kegiatan yang berlangsung terus menerus. Pada umumnya, dalam

membicarakan proses, seorang hanya mengetahui permulaannya (alpha-nya), sedangkan

akhirnya (omega-nya) tidak ada yang mengetahuinya. Dalam hubungan dengan

pembangunan nasional, harapan yang tersimpul dalam proses itu lain bahwa tidak akan ada

akhir dari proses tersebut.

Proses pembangunan terdiri dari fase-fase yang berdiri sendiri (independent phase).

Fase yang berdiri sendiri itu dapat dibuat menurut berbagai kategori. Berbagai macam

kategori tersebuat adalah :

1. Satu jangka waktu tertentu. Misalnnya, “suatu rencana pembangunan lima tahun” adalah

suatu fase yang berdiri sendiri dari suatu proses pembangunan nasional.

2. Jumlah biaya tertentu. Misalnya, untuk menyelesaikan suatu proyek pembangunan

tertentu disediakan biaya tertentu pula.

3. Jumlah hasil tertentu. Suatu proyek dapat dianggap selesai apabila target produksi

tertentu telah dicapai.


4. Jumlah tenaga tertentu. Untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dibatasi jumlah tenaga

pelaksanaannya.

Adapun faktor-faktor pendorong proses pembangunan kesehatan didasari oleh:

1. Kebutuhan yang dirasakan (felt needs)

Manusia itu adalah makhluk yang selalu ingin maju dan tidak pernah puas.

Artinya, seorang manusia yang normal selalu mempunyai keinginan untuk lebih maju,

lebih pintar, lebih kaya, dan lebih bahagia. Jika demikian halnya, maka manusia itu akan

mau digerakkan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik agar ia memiliki apa yang

belum dimiliki kini.

Dalam hubungannya dengan proses pembangunan nasional kegairahan

membangun itu dalam rangka penciptaan kerja sama nasional untuk pembangunan

nasional pemerintah dari suatu Negara yang terbelakang perlu menemukan cara-cara

untuk menciptakan rasa ketidakpuasan di kalangan rakyat tentang tingkat hidup yang

telah mereka dapat capai. Teknik-teknik untuk menciptakan rasa tidak puas itu

tergantung kepada tahap pembangunan yang telah dicapai, potensi yang ada, prasarana

serta kemampuan yang telah tersedia. Melalui peningkatan mobilitas sosial, akan

semakin banyak anggota masyarakat yang mempunyai kesempatan untuk melihat dunia

lain dengan memperhatikan hal-hal baru. Hai inipun akan menimbulkan semangat

bekerja lebih keras demi kemajuan yang telah dilihatnya dicapai oleh orang di tempat

lain.

2. Keputusan-keputusan politik

Negara pada hakikatnya adalah suatu kesatuan politik. Karenanya didalam suatu

negara terdapat lembaga-lembaga politik. Lembaga-lembaga politik iniah yang biasanya

menyuarakan aspirasi rakya banyak. Tokoh-tokoh lembaga politik inilah yang sering

disebut “power elite” yang duduk di lembaga-lembaga perwakilan untuk menyuarakan


aspirasi yang diwakilinya. Karena Negara adalah suati Negara politik maka para anggota

dari “power elite” itu berkewajiban untuk merumuskan keputusan-keputusan politik

yang dijalankan sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan pembangunan. Jika keputusan-

keputusan politik pembangunan didasarkan kepada kebutuhan-kebutuhan  yang oleh

rakyat dirasakan kiranya proses pembangunannya akan berjalan lebih lancar.

3. Dasar hukum pembangunan

Disamping dikenalnya Negara sebagai suatu Negara politik, Negara modern pun

dikenal pula sebagai suatu Negara hokum. Artinya tindakan yang dilakukan harus

berlandaskan hokum yang ada. Keputusan-keputusan politik yang telah diambil

memungkinkan lembaga legislatif menterjemahkan keputusan itu dalam bentuk produk

legislatif yang oleh badan eksekutif akan dipergunakan sebagai bahan dan dasar untuk

bertindak.

2.2 Aspek-Aspek Administratif Pembangunan Kesehatan


Menurut penulis, aspek-aspek administratif pembangunan kesehatan meliputi:
1. Perencanaan
Perencanaan kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang yang didahului dengan penetapan tujuan, menenali masalah
kesehatan melalui analisis situasi masalah masyarakat, menentukan dan memilih
sumber daya yang dibutuhkan, menyusun kegiatan yang di lakukan, menetapkan
besarnya biaya, menentukan waktu pelaksanaan, menentukan tempat kegiatan,
menentukan sasaran, menetapkan target yang akan dicapai, dan menyusun indicator
pencapaian serta bentuk evaluasi yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Langkah-langkah perencanaan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah dalam (analisis situasi)
2. Perumusan masalah
3. Penentuan prioritas masalah
4. Penentuan tujuan
5. Penyusunan alternative pemecahan masalah
6. Penetapan alternative terbaik
7. Perumusan kebijaksanaan
8. Penetapan rencana operasional
9. Penetapan rencana sumber daya
10. Implementasi program
11. Pengawasan
12. Evaluasi

2. Organisasi

Organisasi pelayanan kesehatan adalah kerjasama tenaga kesehatan secara sistematis,

dari berbagai unit pelayanan yang memiliki kaitan atau ketergantungan satu sama lain,

membentuk suatu kesatuan secara terpadu dalam program, memiliki kewenangan,

koordinasi dan pengawasan dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Organisasi pelayanan kesehatan sebagai suatu organisasi yang aktivitas pokoknya

melakukan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative kepada

masyarakat dengan tujuan memberikan pekayanan kesehatan yang bermutu atau

berkualitas. Tujuan umum dari suatu organisasi kesehatan adalah untuk menyusun dan

melaksanakan suatu program atau kebijakan guna menungkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

3. Directing

Directing adalah suatu tindakan pimpinan berupah perintah, agar seluruh bawahan

pekerja secara optimal untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial

dan program yang telah ditetapkan. Prinsip pengarahan meliputi prinsip keharmonisan

dan kesatuan komando.pada prinsip keharmonisan, bertujuan untuk pemenuhan

kebutuhan yang dimiliki pekerja harus harmonis dengan kepentingan perusahaan.

Sedang prinsip kesatuan komando, menyatukan arah dan tujuan dan tanggungjawab

bawahan kepada atasan.

4. Kebijakan

Kebijakan kesehatan menjadi payung hukum pelaksanaan administrasi pembangunan

kesehatan. Didalam kebijakan kesehatan mencakup hak dan kewajiban pemerintah

dan masyarakat dalam kegiatan pembangunan kesehatan.


Kebijakan kesehatan (health policy) : segala sesuatu untuk mempengaruhi faktor-

faktor penentu di sector kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan

masyarakat ; dan bagi seorang dokter kebijakan merupakan segala sesuatu yang

berhubungan dengan layanan kesehatan (Walt,1994). Pentingnya kebijakan kesehatan:

a) Sektor kesehatan merupakan bagian penting perekonomian diberbagai Negara.

b) Kesehatan mempumyai posisi yang lebih istimewah disbanding dengan masalah

sosial yang lainya.

c) Kesehatan dapat dipengaruhi oleh sejumlah keputusan yang tidak ada kaitannya

dengan pelayanan kesehatan (missa : kemiskinan, polusi).

d) Memberi arahan dalam pemilihan teknologi kesehatan.

5. Keputusan

Keputusan adalah hasil ketetapan/seleksi tentang sesuatu hal sebagai dasar acuan

dalam bertindak. Sedangkan pengambilan keputusan adalah proses penentuan dan

penetapan pilihan tindakan yang akan dikerjakan dengan menggunakan metode

tertentu. Keputusan sebagai salah satu fungsi perencanaan, menjadi penting dilakukan

karena tanpa keputusan maka tindakan tidak dapat di kerjakan. Penetapan keputusasn

dilakukan setelah tersedianya alternatidf pemecshan masalah yang telah disusun. Pada

tahap ini pelaku pengambil keputusan akan menelaah dan menyeleksi secara rasional

dari solusi masalah. Penetapan keputusan umumnya dinyatakan dalam suatu bentuk

pernyataan kemudian dirmuskan dalam bentuk peraturan, perintah, instruksi, dan

bentuk lainya sesuai keinginan organisa. Contoh keputusan pada lembaga pemerintah:

Di Rumah Sakit “X” kawasan bebas rokok. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam pengambilan keputusan, yaitu:


a) Adanya uraian/deskripsi tujuan yang jelas.

b) Adanya uraian tentang alternative-alternative yang tersedia untuk mencapai tujuan

tertentu.

c) Informasi tentang konsekuensi masing-masing alternative tersebut.

d) Adapun langkah sistematis yang harus dilakukan dalam proses pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut:

(a) Identifikasi masalah yang terjadi .

(b) Penyusunan alternative pemecahan masalah yang dihadapi.

(c) Penentuan alternative yang paling tepat untuk memecahkan masalah.

(d) Pelaksanaan alternative tersebut.

(e) Evaluasi pelaksanaan alternative yang telah dilaksanakan.

6. Implementasi

Implementasi program adalah tindakan pelaksanaan atas rencana yang telah untuk

memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Majone dan wildavsky (dalam

nurdin dan usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan

wildavsky (dalam nurdin dan usman, 2004 : 70) mengemukakan bahwa

“implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian

implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh

mclaughin (dalam nurdin dan usman, 2004). Adapun Schubert (dalam nurdin dan

usman, 2002 : 70) mengemukakan bahwa “implementasi adalah system rekayasa”.

Langkah pelaksanaan program pelayanan kesehatan adalah :

a) Menyusun tindakan pekerjaan.

b) Pembagian kerja menutut fungsi dan kemampuan pekerja.

c) Pemilihan dan penggunaan sumberdaya kesehatan.

d) Komitmen pelaku kesehatan.


e) Fleksibilitas pelaksanaan program.

7. Controlling

Pengawasan (kontroling) adalah suatu proses pemantauan pelaksanaan program dan

pengambilan tindakan serta memastikan bahwa program berjalan sesuai dengan

rencana yang disusun. Proses pengawasan dilakukan untuk melihat kemajuan program

ke arah tujuan dan memungkingkan manajer mendeteksi penyimpangan dari

perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan perbaikan. Menurut

Robbin dan Coulter (1999), controlling (pengendalian) merupakan suatu proses

memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan itu berjalan sebagaimana yang

telah direncanakan  dan proses mengkoreksi setiap penyimpangan yang berarti.

Kriteria yang menentukan efektivitas sebuah sistem pengendalian adalah seberapa

baik sistem itu memperlancar tercapainya tujuan. Metode pengawasan dapat

dikelompokan menjadi:

a) Pengawasan pencegahan

Kegiatan ini ditujukan untuk mencegah terjadinya suatu kesalahan. Pengawasan

ini dirancang untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan sebelum kejadian.

Contoh pengawasan pencegahan meliputi kejujuran, personel yang kompeten,

pemisahan fungsi, review pengawas dan pengendalian ganda.

b) Pengawasan deteksi

Pengawasan deteksi ini dimaksudkan untuk mendeteksi suatu kesalahan yang

terjadi. Umumnya kegiatan ini lebih mahal daripada pengawasan pencegahan.

c) Pengawasan koreksi

Kegiatan ini dilakukan untuk memperbaiki masalah-masalah yang teridentifikasi.

Tujuannya adalah agar supaya kesalahan yang terjadi tidak terulang kembali.

Apabila masalah atau kesalahan terdeteksi oleh auditor, maka wujud pengendalian
koreksinya adalah dalam bentuk pelaksanaan tindak lanjut dari rekomendasi dari

auditor.

d) Pengawasan pengarahan

Kegiatan ini dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung. Tujuannya agar

kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan atau ketentuan yang berlaku.

e) Pengawasan kompensatif

Pengawasan kompensatif ini dimaksudkan untuk memperkuat pengawasan karena

terabaikannya suatu aktivitas pengendalian

8. Budgeting

Penganggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sitematis dalam bentuk

angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan institusi

pelayanan kesehatan untuk jangka waktu tertentu. Dalam anggaran, satuan kegiatan

atau satuan uang menempati posisi penting dalam arti segala kegiatan akan

dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga dapat diukur pencapaian efisiensi dan

efektivitas dari kegiatan yang dilakukan. Beberapa manfaat penyusunan anggaran,

yaitu:

a) Adanya perencanaan terpadu.

b) Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan institusi kesehatan.

c) Sebagai alat pengkoordinasian kerja.

d) Sebagai alat pengawasan kerja.

e) Sebagai alat evaluasi kegiatan institusi.

Adapun tujuan penyusunan anggaran adalah:

a) Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga

bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak

dicapai.
b) Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait

sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan.

c) Untuk menyediakan secara terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi

ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan

kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.

d) Untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka

memaksimalkan sumber daya.

e) Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan

kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu-tidaknya tindakan

koreksi.

9. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian keberhasilan pemenuhan sumber daya, implementasi

program, hasil dan dampak dari upaya kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah,

masyarakat maupun swasta. Fungsi evaluasi adalah sebagai berikut:

a) Alat menilai keberhasilan program kesehatan

Output dari program kesehatan sangat variatif, tergantung tujuan yang

diinginkan. Disini fungsi evaluasi adalah manila berhasil tidaknya suatu program

kesehatan yang sedang berjalan.

b) Alat mengetahui segala hambatan implementasi program.

Tidak satupun program yang dikerjakan dapat berhasil secara optimal.

Kadangkala dalam pelaksanaannya mengalami berbagai hambatan sumber daya,

waktu, perilaku pekerja,lingkungan dan sebagainya. Untuk mengatasi hambatan

tersebut agar tidak terulang lagi maka fungsi evaluasi digunakan untuk menilai

hambatan-hambatan yang terjadi sehubungan dengan implementasi program

tersebut
c) Alat mengukur efektifitas, efisiensi, mutu dan dampak program.

Aspek penting dalam pelayanan kesehatan diantaranya peningkatan efektifitas,

efisiensi, perbaikan mutu pelayanan dan dampak positif dari program kesehatan.

Aspek ini menjadi salah satu parameter untuk menilai perkembangan program

yang sedang dikerjakan. Dengan adanya fungsi evaluasi akan membantu para

manajer untuk mengukur program yang dijalankan, sesuai dengan harapan

lembaga baik dari segi peningkatan efektifitas, efisiensi, mutu dan dampak

program.

d) Alat control manajemen

Luasnya cakupan dan rentang kendali program yang rumit, maka dibutuhkan

fungsi evaluasi sebagai control pengawasan untuk memastikan dilakukannya

perbaikan dengan segera bila terjadi proses pelayanan yang terhambat. Hail

evaluasi juga memungkingkan manager melakukan langkah taktis untuk

mempercepat penyelesaian suatu produk sesuai kecepatan permintaan pasar.

e) Alat umpan balik keputusan

Hasil dari penilaian program kesehatan yang tengah dikerjakan, akan

menyediakan data dan informasi yang berguna untuk melakukan rekomendasi-

rekomendasi yang tepat, tentang langkah mengatasi berbagai permasalahan yang

dihadapi.

f) Sebagai dasar penyusunan perencanaan selanjutnya

Hasil dari penilaian program kesehatan yang tengah dijalankan, akan

menyediakan data dan informasi yang berguna untuk revisi perencanaan agar bisa

menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan pasar.

2.3  Pembangunan Infrastruktur Administratif

Menurut penulis, infrastruktur administrasi kesehatan meliputi:


1. Tenaga Kesehatan

Sumber daya manusia sering disebut tenaga kesehatan yaitu seseornag yang

mengabdikan diri dalam upaya kesehatan, memiliki pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh melalui pendidikan dan diberi kewenangan untuk melakukan kegiatan

kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri atas:

a) Tenaga medis, seperti dokter.

b) Para medis perawatan, seperti perawat.

c) Para medis non perawatan, seperti ahli anastesi.

d) Tenaga non medis, seperti kesehatan masyarakat.

e) Tenaga administrasi, seperti akuntan.

f) Tenaga teknis, seperti sarjana teknik.

2. Pembiayaan

Anggaran kesehatan adalah dana/biaya yang dibutuhkan dalam bentuk uang untuk

keperluan pembangunan kesehatan yang bersifat fisik

3. Obat-obatan dan peralatan kesehatan

Material adalah bahan atau barang yang dibutuhkan untuk proses produksi. Proses

produksi disini adalah proses pelayanan kesehatan. Dengan kata lain material adalah

sebuah masukan dalam produksi. Bahan mentah yang belum diproses, tetapi kadang

kala telah diproses sebelum digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Contoh:

obat-obatan, bahan makanan dan lain-lain.

4. Organisasi Tata Kerja

Organisasi tata kerja adalah penyusunan struktur kerja dan struktur jabatan pelayanan

kesehatan yang disusun dengan membentuk badan utama yang bertugas membuat

sekat-sekat bagian dari sebuah institusi kesehatan.


5. Standar Operasional

SOP (Standar Operating Producere) adalah panduan hasil kerja yang diinginkan serta

proses kerja yang harus dilaksanakan. SOP dibuat dan di dokumentasikan secara

tertulis yang memuat produser (alur proses) kerja secara rinci dan sistematis. Alur

kerja (Produser) tersebut haruslah mudah dipahami dan dapat di implemestasikan

dengan baik dan konsisten oleh pelaku. Implementasi SOP yang baik akan

menunjukan konsisten hasil kerja,hasil produk pelayanan seluruhnya yang mengacu

kepada kemudahan,pelayanan dan pengaturan yang seimbang. Tujuan dan manfaat

SOP: Memudahakan proses pemberian tugas serta tanggung jawab kepada pegawai

yang menjalankan memudahakan proses pemahaman (penguasaan tugas) staff secara

sisitematis dan general, menghindari ‘error’dalam proses kerja ,mempermudahkan

dan mengetahui terjadinya kegagalan,infisiensi proses dalam prosedur kerja, serta

kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyalahgunaan kewenangan oleh pegawai

yang menjalankan,memudahkan dalam hal monitoring dan menjalan fungsi control

dari setiap proses kerja dan menghemat waktu dalam program training karena dalam

SOP tersusun secara sistematis.

6. Kebijakan

Kebijakan adalah aturan lisan atau tulisan sebagai petunjuk umum tentang penetapan

ruang lingkup yang mmberi batas dan arah umum kepada seseorang untuk bergerak

secara etimologis,kebijakan adalah terjemah dari kata policy . kebijakan dapat juga

berarti sebagai rangkaian konsep dan asas menjadi garis pelaksanaan suatu

pekerjaan,kepemimpinan dan cara bertindak.

7. Sarana prasarana

Sarana adalah sesuatu yang dapat digunakan angkat/peralatan dalam pencapaian

tujuan pelayanan kesehatan. Misalnya obat-obatan dan peralatan kesehatan.


Prasarana adalah ialah sesuatu yang merupakan factor penunjang terlaksananya suatu

proses kegiatan pelayanan kesehatan  Misalnya,tanah,bangunan,jalanan listrik dan

sumber air. Jika lancar tidaknya proses pembangunan nasional ditentukan oleh-oleh

faktor-faktor yang bersifat administrasi maka dapat dikatakan bahwa pembangunan

infrastruktur administratif yang tangguh merupakan sasaran dari pembangunan

administrative pembangunan. Instrastruktur administrasi disini ialah keseluruhan

kebutuhan yang diperlukan di bidang administrasi dalam rangka pelaksanaan tugas.

Pada hakikatnya infrastruktur yang mutlak dibangun dalam rangka pembangunan

adalah: tenaga kerja, struktur organisasi serta system dan prosedur kerja.
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan topik bahasan sehingga dapat disimpulkan bahwa    pembangunan


administrasi merupakan hal mutlak dalam konteks negara berkembang. Pembangunan
disini dilakukan menuju suatu tujuan yaitu perubahan dan modernisasi mencapai
peningkatan pelayanan kepada masyarakat sehingga tercapai cita-cita pembangunan
kesehatan. Pembangunan administrasi memusatkan perhatian pada fungsi-fungsi dari
administrasi itu sendiri.

Pembangunan kesehatan yang dikerjakan Negara berkembang berkembang, lahir karena


adanya beberapa kondisi :

1. Adanya tuntutan masyarakat

Kebutuhan mendesak yang terjadi di masyarakat, mendorong penyelenggara Negara


merumuskan program kerja pembangunan lima tahunan. Program tersebut
menjabarkan usaha-usaha pembangunan kesehatan diantaranya promotif, prefentif,
kuratif, rehabilitative.

2. Keinginan yang dirasakan

Pembangunan kesehatan yang dirumuskan hendaknya menjawab permintaan


masyarakat, usaha ini lahir karena adanya selera dan tingginya permintaan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang instan, bermutu, murah, dan mewah.

3. Adanya masalah yang terjadi

Pembangunan yang dikerjakan lahir karena adanya pemasalahan yang terjadi di


masyarakat, misalnya : pembangunan rumah sakit khusus seperti RS HIV untuk
mengatasi penderita HIV.

4. Peningkatan kesejahteraan

Pembangunan kesehatan yang dikerjakan menuju suatu tujuan yaitu masyarakat yang
sejahtera, bebas dari masalah penyakit, kelemahan dan peningkatan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
5. Modernisasi

Pembangunan kesehatan yang dikerjakan semakin luas, cepat perkembangannya,


sejalan kemajuan modernisasi yang terjadi. Modernisasi ditandai dengan
pemanfaatan kemajuan ilmu teknologi mutakhir.

6. Globalisasi

Pembangunan kesehatan yang dikerjakan meliputi segalah aspek termasuk aspek


kesehatan, olehnya itu dukungan kerjasama lintas program dan sektoral, ini menjadi
keharusan untuk menyatukan kekuatan dan penggunaan sumberdaya yang dimiliki.

7. Kemajuan ilmu teknologi

Temuan-temuan hari hasil riset di bidang kesehatan akan dipergunakan untuk


membantu pelaku pembangunan kesehatan, sehingga kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dapat diatasi.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat berikan terkait penyelenggaraan program JKN dari sisi
kepesertaan di RSUD I Lagaligo Kabupaten Luwu Timur, adalah sebagai berikut :
Saran untuk topik ini antara lain dari program-program yang telah dibuat tersebut
menjabarkan usaha-usaha pembangunan kesehatan diantaranya promotif, prefentif,
kuratif, rehabilitatif. Sehingga pembangunan administrasi dibidang kesehatan dapat
berjalan baik serta memiliki manfaat yang saling menguntungkan antara pemerintah,
masyarakat, dan swasta.
DAFTAR PUSTAKA

1. Adisasmito, W. (2010). Sistem Kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo Perkasa.


2. Azwar, A. (2010). Pengantar Administrasi Kesehatan (Edisi Ketiga). Jakarta : Binarupa
Aksara Publisher.
3. __________. 2004, Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN).
4. __________. 2009, Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan.
5. __________. 2011, Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
6. __________. 2012, Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2012 tentang Penerima
Bantuan Iuran (PBI).
7. __________. 2013, Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan.
8. Roadmap JKN, Rencana Aksi Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Permenkes,
Peraturan BPJS
9. __________. 2018, Profil Kabupaten Luwu Timur tahun 2018.
10. http://lontar.ui.ac.id/naskahringkas/2016-09//S56305-Nurlaela%20Sari
11. https://ojs.unm.ac.id/tomalebbi/article/viewFile/2975/1615

Anda mungkin juga menyukai