Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMBANGUNAN EKONOMI PADA SEKTOR KESEHATAN

Mata Kuliah : Dasar Ekonomi Kesehatan

Dosen Pengajar : Dewi Sayati,Se, M.Kes

Disusun oleh kelompok 1:


1. Putri Aulia Saalsabila NIM : 21132011004
2. Widya Khoiriyah NIM : 21132011010
3. Galdian Kelvin Wijaya NIM : 21132011011
4. Delviani M.N NIM : 21132011008

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2022-2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Wr. wb
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat hidayah dan
karunia-Nya, tidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan kita nabi besar nabi
Muhammad SAW, serta keluarga, dan parasahabatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah Dasar Ekonomi Kesehatan ini yang berjudul “Pembangunan Ekonomi Pada
Sektor Kesehatan” yang telah di ambil dari beberapa sumber. Makalah ini disusun untuk
memenuhi mata kuliah Dasar Ekonomi Kesehatan dan bertujuan untuk menambah wawasan
para pembacanya .
Pada kesempatan ini,penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen Ibu Dewi
Sayati, Se, M.Kes. Selaku dosen pengampu kami yang telah memberikan waktu untuk
menyelesaikan tugas Kelompok ini.
Demikian makalah ini dibuat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, ataupun
adanya ketidak sesuaian materi yang telah dibuat pada makalah ini, saya selaku penulis
memohon maaf., penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh sebab itu,
saran dan kritik dari pembaca diharapkan demikian untuk kesempurnaan makalah ini
tersebut.
Wasalamu’alaikum wr. Wb.

Palembang, 15 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
C. Pengertian Pembangunan Ekonomi Pada Sektor Kesehatan
D. Tujuan Dalam Pembangunan Ekonomi Pada Sektor Kesehatan.............................10
E. Sejarah Terjadinya Pembangunan Ekonomi Di Sektor Kesehatan.........................11
F. Ciri – Ciri Sektor Kesehatan....................................................................................12
G. Upaya Pembangunan Kesehatan.............................................................................13
H. Dasar Pembangunan Ekonomi Dalam Kesehatan...................................................14
I. Paradigma pembangunan sektor kesehatan............................................................11
J. Konsepsi Pembangunan Sektor Kesehatan Dalam Era Otonomi Daerah...............13
BAB III
A. Kesimpulan..............................................................................................................15
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Ekonomi merupakan ilmu yang menerangkan cara-cara menghasilkan,
mengdistribusikan, membagi serta memakai barang dan jasa dalam masyarakat sehingga
kebutuhan materi masyarakat dapat terpenuhi sebaik-baiknya. Pembangunan ekonomi adalah
suatu proses adanya peningkatan pendapatan perkapita suatu negara selama kurun waktu
yang panjang, pembangunan ekonomi merupakan suatu proses terencana yang dilakukan
secara terus menerus dalam rangka memperbaiki indikator sosial. Oleh sebab itu,
pembangunan ekonomi tidak hanya mencakup aspek ekonomi saja namun merupakan proses
multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial atau
menuju kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dari aspek materi.
Pertumbuhan ekonomi tersebut tidak terlepas dari peranan sektor-sektor ekonomi
yang berada di masing-masing daerah. Setiap tahun terjadi pertumbuhan ekonomi di masing-
masing daerah di Provinsi Sumatera Barat, namun belum diketahui sektor apa saja yang
menjadi sektor basis atau potensial sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
tersebut. Hal ini merupakan bagian dari identifikasi potensi ekonomi.pembangunan kesehatan
ini juga sebagai bentuk dari pembangunan nasional. Pengertiannya sendiri maka
pembangunan kesehatan memiliki hakikat sebagai usaha yang dilakukan semua komponen
bangsa Indonesia yang tujuannya ialah agar terjadinya peningkatan kesadaran, keinginan,
serta mampu untuk hidup sehat serta tercapai nya derajat kesehatan masyarakat yang
maksimal, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis.
Kesehatan merupakan suatu keadaan sejahtera dari situasi maupun kondisi fisik dan
jiwa yang memberi kemungkinan tiap individu berkehidupan produktif secara sosial maupun
ekonomis. Kesehatan juga ialah kondisi mental serta sosial yang sejahtera menyeluruh secara
utuh dan bukan hanya terbebas dari penyakit, kelemahan ataupun disabilitas. Suatu
pembangunan ataupun peran serta masyarakat amat penting karena peran itulah yang akan
membuat suatu pembangunan akan mengalami perkembangan yang maksimal, sebaliknya
jika peran serta masyarakat tidak terkoordinir maka perwujudan pembangunan akan susah
diraih. Berhasilnya pembangunan kesehatan juga ditentukan pada kesinambungan antar
upaya program dan sektor, serta berkesinambungan dalam upaya yang sudah dilaksanakan
sebelumnya.
Pembangunan kesehatan sebagai upaya yang dilaksanakan pada seluruh komponen
Negara Indonesia yang memiliki tujuan dalam meningkatkan kesadaran serta kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar bisa mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
maksimal mengenai pembangunan kesehatan maknanya ialah melaksanakan sebuah upaya
dalam pemberian pemenuhan salah satu hak dasar rakyat yakni teraksesnya fasilitas
pelayanan kesehatan dikarenakan kesahatan sendiri merupakan hak asasi manusia,
Pembangunan Kesehatan di dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, memiliki tujuan dalam peningkatan kesadaran serta
keinginan hidup sehat setiap orang, agar terwujudnya kesehatan masyarakat semaksimal
mungkin, sebagai investasi dalam pembangunan sumber daya manusia yang aktif dan
produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
dan pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, bahwasannya
kesehatan ialah keadaan sehat, baik itu merupakan sehat fisik, mental, spiritual maupun sehat
sosial, yang memungkinkan tiap individu itu bisa hidup dengan produktif secara sosial dan
ekonomis.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Pembangunan Ekonomi Pada Sektor
Kesehatan
2. Bagaimana Tujuan Dalam Pembangunan Ekonomi Pada Sektor Kesehatan
3. Bagaimana Sejarah Terjadinya Pembangunan Ekonomi Di Sektor Kesehatan
4. Bagaimana Ciri – Ciri Sektor Kesehatan
5. Bagaimana Upaya Pembangunan Kesehatan
6. Bagaimana Dasar Pembangunan Ekonomi Dalam Kesehatan
7. Apa Itu Paradigma pembangunan sektor kesehatan
8. Bagaimana Konsepsi Pembangunan Sektor Kesehatan Dalam Era Otonomi Daerah

Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Pembangunan Ekonomi Pada Sektor Kesehatan
2. Untuk mengetahui Tujuan Dalam Pembangunan Ekonomi Pada Sektor Kesehatan
3. Untuk mengetahui Sejarah Terjadinya Pembangunan Ekonomi Di Sektor Kesehatan
4. Untuk mengetahui Ciri – Ciri Sektor Kesehatan
5. Untuk mengetahui Upaya Pembangunan Kesehatan
6. Untuk mengetahui Dasar Pembangunan Ekonomi Dalam Kesehatan
7. Untuk mengetahui Paradigma pembangunan sektor kesehatan
8. Untuk mengetahui Konsepsi Pembangunan Sektor Kesehatan Daalam Era Otonomi
Daerah

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBANGUNAN EKONOMI PADA SEKTOR KESEHATAN


Pembangunan ekonomi di sektor kesehatan dapat diartikan sebagai upaya untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pengembangan sektor kesehatan, yang pada
gilirannya diharapkan dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan aksesibilitas, kualitas, dan efisiensi
layanan kesehatan, serta mendorong investasi dan inovasi di sektor kesehatan.
Dalam program pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk memperkuat sektor
kesehatan melalui pengembangan infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia,
dan pemberian dukungan keuangan bagi lembaga kesehatan. Dalam daftar pusaka tersebut,
terdapat sejumlah prioritas pembangunan kesehatan yang meliputi peningkatan aksesibilitas
dan mutu pelayanan kesehatan, peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di
bidang kesehatan, serta peningkatan pengawasan dan pengendalian penyakit menular.
Aditiya, A. N. M., & Dewi, N. P. M. 2018

B. TUJUAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI PADA SEKTOR


KESEHATAN
Tujuan pembangunan ekonomi di sektor kesehatan adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan dan produktivitas masyarakat melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan terjangkau. Beberapa tujuan khusus dari pembangunan ekonomi di sektor
kesehatan antara lain:
1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan pelayanan kesehatan, termasuk
pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, dan teknologi informasi.
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan
pelayanan kesehatan.
5. Mendorong pengembangan industri kesehatan, termasuk penelitian dan
pengembangan obat, alat kesehatan, dan teknologi medis lainnya, yang dapat
meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi.

Dengan meningkatkan pembangunan ekonomi di sektor kesehatan, diharapkan dapat


meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan produktivitas nasional secara keseluruhan.
(Aditiya, A. N. M., & Dewi, N. P. M. 2018)

C. SEJARAH TERJADINYA PEMBANGUNAN EKONOMI DI SEKTOR


KESEHATAN
D. CIRI – CIRI SEKTOR KESEHATAN
Dari aplikasi ilmu ekonomi pada sektor kesehatan perlu mendapat perhatian terhadap
sifat dan ciri khususnya sektor kesehatan. Sifat dan ciri khusus tersebut menyebabkan
asumsi- asumsi tertentu dalam ilmu ekonomi tidak berlaku atau tidak seluruhnya berlaku
apabila diaplikasikan untuk sektor kesehatan. Ciri khusus tersebut antara lain:
1) Kejadian penyakit tidak terduga Adalah tidak mungkin untuk memprediksi penyakit
apa yang akan menimpa kita dimasa yang akan datang, oleh karena itu adalah tidak
mungkin mengetahui secara pasti pelayanan kesehatan apa yang N butuhkan dimasa
yang akan dating. Ketidakpastian (uncertainty) ini berarti adalah seseorang akan
menghadapi suatu risiko akan sakit dan oleh karena itu ada juga risiko untuk
mengeluarkan biaya untuk mengobati penyakit tersebut.
2) Consumer Ignorance Konsumer sangat tergantung kepada penyedia (provider)
pelayanan kesehatan. Oleh karena pada umumnya consumer tidak tahu banyak
tentang jenis penyakit, jenis pemeriksaan dan jenis pengobatan yang dibutuhkannya.
Dalam hal ini Providerlah yang menentukan jenis dan volume pelayanan kesehatan
yang perlu dikonsumsi oleh konsumer.
3) Sehat dan pelayanan kesehatan sebagai hak Makan, pakaian, tempat tinggal dan hidup
sehat adalah elemen kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa diusahakan
untuk dipenuhi, terlepas dari kemampuan seseorang untuk membayarnya.
4) Ekstemalitas Terdapat efek eksternal dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Efek
eksternal adalah dampak positif atau negatif yang dialami orang lain sebagai akibat
perbuatan seseorang.
5) Non Profit Motive Secara ideal memperoleh keuntungan yang maksimal (profit
maximization) bukanlah tujuan utama dalam pelayanan kesehatan.
6) Padat Karya Kecendrungan spesialis dan superspesialis menyebabkan komponen
tenaga dalam pelayanan kesehatan semakin besar.
7) Mixed Outputs Yang dikonsumsi pasien adalah satu paket pelayanan, yaitu sejumlah
pemeriksaan diagnosis, perawatan, terapi dan nasihat kesehatan. Paket tersebut
bervariasi antara individu dan sangat tergantung kepada jenis penyakit.
8) Upaya kesehatan sebagai konsumsi dan investasi Dalam jangka pendek, upaya
kesehatan terlihat sebagai sektor yang sangat konsumtif, tidak memberikan return om
investment secara jelas.

(Rambe Norma Yanti. 2021)


E. UPAYA PEMBANGUNAN KESEHATAN
Upaya dalam meningkatkan pembangunan kesehatan sangat perlu dilakukan dalam
menunjang keberhasilan untuk membangun bidang kesehatan.
1. Meningkatkan mutu SDM serta lingkungan yang saling memberi dukungan dengan
pendekatan paradigma sehat dan melakukan pemberian prioritas tindakan upaya untuk
meningkatkan kesehatan baik itu dalam mencegah, menyembuhkan, memulihkan atau
rehabilitasi sejak dalam kandungan sampai usia lanjut.
2. Peningkatan dan pemeliharaan mutu lembaga beserta pelayanan kesehatan melalui
pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan, meningkatkan sarana
prasarana bidang medis, termasuk pada ketersediaan obat yang dapat dijangkau
masyarakat.
3. Melakukan pengembangan sistem jaminan sosial untuk seluruh tenaga kerja dalam
meraih maupun mendapatkan perlindungan, keamanan, dan keselamatan kerja yang
memadai, dalam hal ini pengelolaannya harus melibatkan pemerintah, perusahaan dan
para pekerja.
4. Membangun ketahanan sosial yang membantu menyelamatkan penyandang
permasalahan kesejahteraan sosial, korban bencana serta melakukan pencegahan
munculnya gizi buruk dan menurunnya kualitas generasi muda. Dalam rangka
memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat maka perlu adanya peningkatan
bentuk kepedulian terhadap penyandang cacat, fakir miskin, anak-anak terlantar, serta
kelompok rentan sosial melalui penyediaan lapangan kerja yang seluas-luasnya.

(M. Saputra Khalid Ferdy dan Rizqulloh Lutfiah, dkk. 2023)

F. DASAR PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM KEESEHATAN


Dalam UUD nomor 17 tahun 2007 tentang perencanaan jangka panjang dalam
pembangunan nasional (RPJP-N) Tahun 2005 - 2025, pembangunan kesehatan ini ditujukan
dalam peningkatan kesadaran, keinginan, serta peningkatan dalam kemampuan hidup sehat
tiap individunya agar bisa terwujudnya peningkatan derajat kesehatan yang semaksimal
mungkin. Dalam Undang-Undang tersebut, dinyatakan bahwasannya pembangunan
kesehatan terselenggara berdasarkan pada:
1. Perikemanusiaan Pembangunan kesehatan itu harus dilandasi kepada prinsip
kemanusiaan. Perikemanusiaan harus laksanakan, dijiwai, diarahkan dan dikendalikan
berdasarkan rasa iman serta ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa.
2. Pemberdayaan dan Kemandirian Tiap individu dan seluruh masyarakat bersama
pemerintahan berperan dan saling bahu membahu serta memiliki tanggung jawab
dalam pemeliharaan serta meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga,
masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Pembangunan kesehatan juga wajib untuk
mampu membangkitkan serta memberikan dorongan peran aktif masyarakat.
3. Adil dan Merata Dalam pembangunan kesehatan tiap individu mempunyai hak yang
sama untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya. Setiap individu
berhak dalam memperoleh pelayanan kesehatan. tiap anak berhak untuk
keberlangsungan hidupnya, tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai
hak untuk mendapatkan perlindungan.

(M. Saputra Khalid Ferdy dan Rizqulloh Lutfiah, dkk. 2023)

G. PARADIGMA PEMBANGUNAN SEKTOR KESEHATAN


Kesehatan merupakan hak rakyat yang harus dipenuhi oleh pemerintah Indonesia.
Dalam pembukaan UU Dasar (UUD) 1945 telah dinyatakan secara jelas bahwa tujuan
pembentukan pemerintah negara Indonesia antara lain untuk memajukan kesejahteraan
umum, yang dapat diartikan juga di antaranya adalah memenuhi derajat kesehatan
masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Perhatian pemerintah terhadap sektor kesehatan diatur lebih lanjut dalam pasal 28H
ayat (1) UUD 1945, yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Ketentuan tersebut menjadi salah satu dasar
Pemerintah dalam menerbitkan Undang- Undang (UU) Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). SJSN merupakan sistem penyelenggaraan jaminan
sosial nasional yang ditujukan untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan
sosial kepada seluruh masyarakat Indonesia. SJSN mencakup program jaminan kesehatan,
dan empat program lainnya, yakni program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari
tua, program jaminan pensiun, dan program jaminan kematian. Pelaksanaan program jaminan
kesehatan dalam SJSN tersebut diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan SDM
Indonesia agar tercipta SDM yang unggul, produktif, dan berdaya saing tinggi guna
mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Pembangunan pada sektor kesehatan dan pendidikan juga merupakan investasi bagi
suatu bangsa, di mana pembangunan kesehatan dan pendidikan mampu meningkatkan
economics outcomes, political outcomes, dan juga mendorong pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development) (Atun, 2018). Pengaruh pembangunan sektor
kesehatan dan pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang
berkelanjutan.
Gambar 1.1
Hubungan Pembangunan Sektor Kesehatan dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan
Pembangunan yang Berkelanjutan.

Sektor kesehatan tercakup dalam tujuan ketiga, yaitu pembangunan yang bertujuan untuk
menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua
usia. (Mardiasmo. 2018)

H. KONSEPSI PEMBAANGUNAN SEKTOR KESEHATAN DALAM ERA


OTONOMI DAERAH
Pembangunan kesehatan, termasuk bidang pembangunan sosial yang lain seperti
pendidikan, harus dilihat sebagai kondisi yang berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi,
sosial, dan politik. Hal ini juga didukung oleh berbagai penelitian di berbagai negara, seperti
yang dilakukan oleh Aaberge et al. terhadap negara-negara di Eropa (Atkinson, 2015), yang
menemukan bahwa sektor kesehatan yang berkualitas, sebagai salah satu jenis layanan
publik, memiliki peran penting dalam menurun- kan tingkat kesenjangan. Dengan demikian,
pembangunan kesehatan harus dipahami bukan sebagai permasalahan teknis belaka yang
hanya melibatkan para dokter, perawat, dan tenaga paramedis lainnya. Dari segi kebijakan
dan visi pembangunan, kesehatan harus dibawa ke ruang publik secara luas untuk
dibicarakan.
Dampak krisis ekonomi pada tahun 1997 telah memberikan banyak pelajaran
berharga bagi bangsa Indonesia. Krisis tersebut menyadarkan bangsa Indonesia bahwa
pembangunan kesehatan bukanlah semata-mata berurusan dengan anggaran pemerintah saja,
namun juga terkait dengan sektor jasa keuangan dan sektor lain yang berperspektif
multidimensional. Krisis membawa implikasi negatif yang terasa di masyarakat, yaitu
turunnya derajat pemenuhan kebutuhan dasar secara drastis. Dampak dari krisis tersebut bila
tidak ditangani secara serius, akan berdampak buruk pada bangsa berupa the lost generation,
yaitu degradasi kualitas kesehatan yang berdampak pada turunnya kualitas SDM Indonesia.
Pembangunan sektor kesehatan saat ini juga dihadapkan pada fenomena Universal
Health Coverage (UHC) sebagai suatu program jaminan kesehatan yang merupakan bagian
dari yang sangat relevan dengan konsep pembangunan dalam desentralisasi dan otonomi
daerah di Indonesia. Pembangunan kesehatan sebagai pemenuhan hak seluruh warga
mendorong adanya ketersediaan layanan bagi seluruh warga negara, memberikan jaminan
pada layanan kesehatan yang diperlukan bagi warga negara, dan dengan tarif layanan yang
dapat dijangkau oleh seluruh warga negara. Karakteristik pembangunan kesehatan dalam tiga
dimensi yang dipersyaratkan UHC dapat didukung dengan pola otonomi daerah dan
desentralisasi. (Mardiasmo. 2018)

BAB III
A. KESIMPULAN
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan
harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Keberhasilan
pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras sektor
kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja serta kontribusi positif berbagai sektor
pembangunan lainnya. Sesuai dengan amanat Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
B. SARAN
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan isi dari makalah ini dapat
dengan mudah dipahami oleh para pembaca sehingga para pembaca dapat mengetahui
informasi yang disampaikan dari penulisan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Aditiya, A. N. M., & Dewi, N. P. M. 2018. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Di Bidng
Pendidikan, Kesehatan Dan Ekonomi Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Di
Provinsi Bali. Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana.
Rambe Norma Yanti. 2021. Ekonomi Kesehatan Jilid I. Indonesia. PT Inovasi Pratama
Internasional.
M. Saputra Khalid Ferdy dan Rizqulloh Lutfiah, dkk. 2023. Manajemen Kesehatan. Serang
Banten: Penerbit PT Sada Kurnia Pustaka.
Mardiasmo. 2018. Otonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Anda mungkin juga menyukai