Oleh :
NURFADILLAH B1A119052
NURFADILA B1A119301
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengungcapkan puji syukur kehadirat Tuhan Ynag Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
Makalah ini disusun untuk melengkapai tugas Mata kuliah Ekonomi kesehatan, yang
mungkin dapat membantu dalam mempelajari dan menerapkan ilmu kesehatan dibidang
ekonomi. Makalah ini dapat diselesaiakn dengan bantuan dari rekan – rekan satu kelompok
yang sangat aktif dan konsisten dalam membantu. Karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini. Penulis
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
kerja. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan sosial tidak
terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja. Salah satu sasaran yang ingin
kesehatan bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat secara ekonomis, serta
Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain
Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
pula dengan pembangunan kesehatan, sesuai dengan program pemerintah yang ingin
menciptakan Indonesia sehat sebagai salah satu pendorong yang bersinergi dengan
1
pembangunan ekonomi maka banyak dilakukan perubahan – perubahan baik di ruang
dan pendidikan. Pendidikan juga dapat mempengaruhi kesehatan, semakin tinggi taraf
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dapat dirumuskan suatu masalah yaitu
hubungan dan korelasi antara Sektor Kesehatan dan Pembangunan Ekonom serta
ekonomi dan kesehatan, dapat memberikan wawasan dan referensi kepada pihak yang
pembangunan ekonomi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kesehatan merupakan salah satu modal manusia (human capital) yang sangat
pengeluaran yang tinggi terhadap kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa bagian
Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan
adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di sekolah. Tenaga
kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih enerjik dan kuat, lebih produktif,
dan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Keadaan ini terutama terjadi di negara-
negara sedang berkembang, dimana proporsi terbesar dari angkatan kerja masih
3
Sebagai contoh, sebanyak 20% dari tenaga kerja (tenaker) laki – laki di Indonesia
yang menderita anemia dinilai kurang produktif jika dibandingkan dengan tenaker
laki-laki yang tidak menderita anemia. Selanjutnya, anak yang sehat mempunyai
kemampuan belajar lebih baik dan akan tumbuh menjadi dewasa yang lebih terdidik.
Dalam keluarga yang sehat, pendidikan anak cenderung untuk tidak terputus jika
Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan
pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi. Hal ini antara lain terjadi di Inggris
selama revolusi industri, Jepang dan Amerika Selatan pada awal abad ke-20, dan
pembangunan di Eropa Selatan dan Asia Timur pada permulaan tahun 1950- an dan
tahun 1960-an.
kesehatan dan pendidikan yang rendah, menghadapi tantangan yang lebih berat untuk
masyarakat, sangatlah penting untuk melihat angka harapan hidup, seperti halnya
lebih baik, setiap individu memiliki rata-rata hidup lebih lama, dengan demikian
4
Keluarga yang usia harapan hidupnya lebih panjang, cenderung untuk
demikian, tabungan nasional dan investasi akan meningkat, dan pada gilirannya akan
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupu social yang memungkinakan
cukup hanya dipahami dari dimensi ekonomi atau material yang mengartikan
kemiskinan sebagai ketidak mampuan untuk dapat mengakses hak-hak dasarny seperti
akses yang rendah terhadap layanan kesehatan dalam kemiskinan. Korelasi antara
kemiskinan dan kesehatan bukanlah suatu hubungan yang sederhana, dan merupakan
suatu hubungan timbal balik yang tidak dapat dipisahkan antara keduanya. Kesehatan
membawa pada status kesehatan yang rendah. Sebagaimana dinyatakan oleh Word
Bank (2002) bahwa kemiskinan dan kesehatan merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan, tabungan rumah tangga sehingga pada akhirnya akan menurunkan kualitas
5
hidup dan menciptakan kemiskina. Sebaliknya, orang miskin pada giliranya akan
terkena risiko pribadi dan lingkungan yang lebih besar, kekurangan gizi, dan
menguntungkan. Beberapa alasan yang dapat menjadi penyebab terjadinya hal ini
adalah keterbatasan akses kelompok miskin terhadap perolehan informasi dan layanan
kesehatan yang memadai, rendahnya pengetahuan dan perilaku hidup yang tidak
lemahnya daya tahan tubuh si miskin sehingga kelompok miskin semakin sulit keluar
dari status kesehatan yang rendah. Kondisi kesehatan yang buruk menyebabkan
berat bagi kelompok miskin karena asset utama yang dimiliki kelompok miskin
adalah tenaga untuk bekerja. Kondisi ini cepat atau lambat mendorong yang
kemiskinannya.
Sejak awal tahun 1980, Indonesia mengalami transisi demografi yang ditandai
dengan penurunan angka kematian dan angka kelahiran sebagai konsekuensi dari
berpendapat bahwa transisi demografi di Indonesia terjadi dalam tempo yang lebih
cepat dibandingkan pengalaman negara maju. Penurunan angka kematian dan fertilitas
yang hampir simultan, terjadi dalam periode yang relatif singkat, yaitu 30 tahun.
6
1970-an dianggap berkontribusi signifikan pada berkurangnya jumlah kelahiran dan
tahapan dimana angka kematian dan kelahiran telah rendah dan menurunkan Laju
mortalitas juga mempengaruhi jumlah penduduk serta menjadi tolak ukur tingkat
Masalah kesehatan dan mortalitas sangat erat hubungannya dengan Angka Kematian
Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Ibu di Indonesia merupakan
kehamilan dan cara pencegahannya telah diketahui, namun demikian jumlah kematian
Ada berbagai factor yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan itu sendiri
antara lain ketersediaan sarana kesehatan, keadaan lingkungan yang memadai, dan
mutu makanan yang di konsumsi. Untuk menangani beberapa factor tersebut perlu
melalukan sesuatu yang pasti dan terarah dengan memperhatikan kondisi sosial
kesehatan yang tersedia seperti Pendidikan, pekerjaan, dan tingkata pendapatan yang
7
diperoleh dari rumah tangga. Hubungan antara pembangunan ekonomi dengan
kesehatan dapat dilihat dari dua tingkat, yaitu pada tingkat mikro yang dimana tingkat
ini bersifat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja
dan kapastias untuk mendapatkan Pendidikan. Kemudian pada tingkat makro yang
dimana tingkat ini adalah penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan
Pendapatan per kapita dalam ekonomi juga dapat mempengaruhi status gizi
pada seseorang karena jika pendapatan tersebut tinggi maka status gizi juga menjadi
baik sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian. Sebaliknya jika pendapatan
per kapita seseorang itu rendah maka akan meinimbulkan status gizi yang buruk
sehingga meningkatlah angka kesakitan dan kematian yang biasanya hal ini terjadi
pada penduduk yang miskin. Kemiskinan itu sendiri merupakan salah satu factor yang
tinggi karena keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan, air bersih, sanitasi
serta kecukupan gizi. pada masa sekarang mungkin sudah ada BPJS yang dapat
menjamin setiap penduduk Indonesia terutama dari penduduk yang miskin tetapi
dalam BPJS itu sendiri juga belum sepenuhnya dapat menjamin karena ada banyak
perbedaan untuk layanan kesehatan seperti perbedaan kelas sehingga peserta BPJS itu
Selain itu biaya yang cukup tinggi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang ada di desa-desa yaitu pengobatan tradisional serta juga rendahnya Pendidikan
8
kesehatan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan dalam pelayanan kesehatan
untuk mengajak penduduk miskin agar dapat merubah pola pikirnya, perilaku, dan
Peranan ekonomi dalam kesehatan ini hanya memiliki value in use dan bukannya
pelananan kesehatan adalah suatu komiditif. Dari sudut pada supply (persediaan)
produksi yang paling penting dari pelayanan kesehatan adalah kesehatan dan
sekaligus akan menghasilkan output lainnya. Jika dilihat dari sudut pandang demand
pelayanan kesehatan sebagai salah satu cara untuk mencapai status kesehatan yang
lebih tinggi karena adanya keinginan untuk dapat menikmati hidup yang sebaik
status ekonomi tersebut juga menjadi penghalang bagi masyarakat untuk dapat
menikmati hidup lebih baik karena layanan kesehatan itu jika kita mempunyai
pendapatan yang banyak maka pelayanan yang kita dapat dalam kesehatan pun juga
yang lebih baik, demand itu diukur dalam tingkat keterpakaian tempat tidur, jumlah
Peranan ekonomi dengan kesehatan jika dilihat dari aspek pembangunan ada
dasarnya manusia yang sehat itu dapat menciptkana manusia yang produktif dan
penyakit pada seseorang terkait dengan ekonomi seperti pada Negara Afrika yang
9
dimana mengalami kekurangan gizi banyak anak-anak yang terlahir dengan
kekurangan gizi, salah satu faktor itu dapat terjadi adalah faktor ekonomi. Hubungan
ekonomi dan kesehatan itu dapat berkaitan sekali pendapatan penduduk, status gizi,
tingkat kemiskinan, dan Pendidikan sekalipun juga berperan penting dalam kesehatan
seseorang.
Interaksi antara ekonomi dan kesehatan pun itu berawal dari keinginan
kesehatan, dan bahkan permintaan untuk sembuh dari penyakit itu sendiri. Begitu
pentingnya peranan ekonomi dan kesehatan yang kita ketahui. Jadi, ekonomi dan
kesehatan ini sangat saling berketergantungan satu sama lain dan tidak bisa
dipisahkan.
10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
kesehatan sangat berkaitan satu sama lain dilihat dari fungsi dan peran masing
dimana jika warga negara hidup sehat makan akan berpengaruh terhadap peningkatan
yang mendapat pelayanan kesehatan yang baik berarti memiliki penghasilan yang
lebih dan hidup diluar dari kemiskinan, jika dilihat dari indikator Pembangunan
Manusia, Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat cenderung memiliki
angka harapan hidup dan produktivitas dalam berkerja yang lebih baik. Dengan
demikian Kesehatan masyarakat yang baik serta Pelayanan kesehatan yang memadai
3.2 Saran
kekurangan yang harus di perbaiki sehingga makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, adanya data yang masih kurang valid dan referensi yang dikutip dari
sumber yang masih diambil dan di copy paste dari Browser dan Google sehingga
penulisan makalah ini sangat membutuhkan pedoman, kritikan dan juga saran yang
11
DAFTAR PUSTAKA
Suryandari, 2008, Hubungan Antara Faktor Pendidikan, Sosial Ekonomi Dan jarak
Tempat Pelayanan Denagan Pemanfaatan Pos Kesehatan Desa (PKD) di
Kecamatan Colomadu, Skripsi, Surakarta: FIK UMS.
Ayu P., 2010, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Masyarakat untuk
Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Mata, Skripsi, Semarang: FIK UNDIP.
12