Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KELOMPOK 10

HUBUNGAN ANTARA KESEHATAN DENGAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Oleh :

MUMAMMAT RISWAN. S B1A119298

NURFADILLAH B1A119052

NURFADILA B1A119301

IIN FEBRIANTI B1A119129

SOPIAN SUWITA B1A119196

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengungcapkan puji syukur kehadirat Tuhan Ynag Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA KESEHATAN DAN PEMBANGUNAN

EKONOMI” dengan cara sederhana, baik bentuk maupun isinya.

Makalah ini disusun untuk melengkapai tugas Mata kuliah Ekonomi kesehatan, yang

mungkin dapat membantu dalam mempelajari dan menerapkan ilmu kesehatan dibidang

ekonomi. Makalah ini dapat diselesaiakn dengan bantuan dari rekan – rekan satu kelompok

yang sangat aktif dan konsisten dalam membantu. Karena itu pada kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini. Penulis

juga mengarapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kendari, 25 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3

2.1 KESEHATAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI ...........................................3

2.1.1 Kesehatan dan Pembangunan .......................................................................3

2.1.2 Kesehatan dan Kemiskinan ...........................................................................5

2.1.3 Kesehatan dan Aspek Demografi ..................................................................6

2.2 PERAN KESEHATAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI ......................7

BAB III KESIMPULAN ..............................................................................................11

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................11

3.2 Saran ........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekonomi dan kesehatan memiliki suatu keterkaitan yang sangat erat.

Pembangunan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat,

dan perbaikan pada kondisi kesehatan masyarakat akan mempengaruhi produktivitas

kerja. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan sosial tidak

terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja. Salah satu sasaran yang ingin

dicapai dalam sistem kesehatan nasional adalah menjamin tersedianya pelayanan

kesehatan bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat secara ekonomis, serta

tersedianya pelayanan kesehatan tidak semata-mata berada di tangan pemerintah

melainkan mengikutsertakan sebesar-besarnya peran aktif segenap anggota

masyarakat (Suryandari, 2008).

Kesehatan dapat diartikan sebuah investasi penting untuk mendukung

pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan

kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks

Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain

pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang

Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan

sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Tujuan dasar pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan yang

berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan sering dikaitkan oleh

pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. Demikian

pula dengan pembangunan kesehatan, sesuai dengan program pemerintah yang ingin

menciptakan Indonesia sehat sebagai salah satu pendorong yang bersinergi dengan

1
pembangunan ekonomi maka banyak dilakukan perubahan – perubahan baik di ruang

lingkup skala daerah dan nasional.

Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi pembangunan di sektor kesehatan

dan pendidikan. Pendidikan juga dapat mempengaruhi kesehatan, semakin tinggi taraf

pendidikan seseorang maka tingkat kesadaran akan kesehatan meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dapat dirumuskan suatu masalah yaitu

bagaimana hubungan dan keterkaitan antara kesehatan dan pembangunan ekonomi

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan Penulisan Makalah ini yaitu untuk dapat mengetahui

hubungan dan korelasi antara Sektor Kesehatan dan Pembangunan Ekonom serta

Peran dan fungsi Kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi.

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan milmu pengetahuan

dalam ilmu Kesehatan dan Ekonomi khususnya Pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi dan kesehatan, dapat memberikan wawasan dan referensi kepada pihak yang

membutuhkan dalam penelitian pelayanan kesehatan dan dampak terhadap

pembangunan ekonomi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KESEHATAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Kesehatan merupakan salah satu modal manusia (human capital) yang sangat

diperlukan dalam menunjang pembangunan ekonomi. Hal ini dikarenakan kesehatan

merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas. Tjiptoherijanto (1993)

mengatakan bahwa kesehatan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui

beberapa cara, seperti perbaikan kesehatan seseorang akan menyebabkan

pertambahan dalam partisipasi tenaga kerja, perbaikan kesehatan dapat pula

membawa perbaikan dalam tingkat pendidikan yang kemudian menyumbang terhadap

pertumbuhan ekonomi, ataupun perbaikan kesehatan menyebabkan bertambahnya

penduduk yang akan membawa tingkat partisipasi angkatan kerja.

Sebagai contoh, pada tingkat internasional, negara-negara kaya mengeluarkan

lebih banyak pada keperluan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan

dibandingkan dengan negara-negara miskin, yang dicerminkan oleh tingkat elastisitas

pengeluaran yang tinggi terhadap kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa bagian

terbesar dari dampak kesehatan terhadap kemampuan menghasilkan pendapatan

terletak pada perbedaan produktivitas.

2.1.1 Kesehatan dan Pembangunan

Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan

adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di sekolah. Tenaga

kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih enerjik dan kuat, lebih produktif,

dan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Keadaan ini terutama terjadi di negara-

negara sedang berkembang, dimana proporsi terbesar dari angkatan kerja masih

bekerja secara manual.

3
Sebagai contoh, sebanyak 20% dari tenaga kerja (tenaker) laki – laki di Indonesia

yang menderita anemia dinilai kurang produktif jika dibandingkan dengan tenaker

laki-laki yang tidak menderita anemia. Selanjutnya, anak yang sehat mempunyai

kemampuan belajar lebih baik dan akan tumbuh menjadi dewasa yang lebih terdidik.

Dalam keluarga yang sehat, pendidikan anak cenderung untuk tidak terputus jika

dibandingkan dengan keluarga yang tidak sehat.

Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan

masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan

pembangunan ekonomi jangka panjang. Beberapa pengalaman sejarah besar

membuktikan berhasilnya tinggal landas ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang

cepat didukung oleh terobosan penting di bidang kesehatan masyarakat,

pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi. Hal ini antara lain terjadi di Inggris

selama revolusi industri, Jepang dan Amerika Selatan pada awal abad ke-20, dan

pembangunan di Eropa Selatan dan Asia Timur pada permulaan tahun 1950- an dan

tahun 1960-an.

Bukti-bukti makroekonomi menjelaskan bahwa negara-negara dengan kondisi

kesehatan dan pendidikan yang rendah, menghadapi tantangan yang lebih berat untuk

mencapai pertumbuhan berkelanjutan jika dibandingkan dengan negara yang lebih

baik keadaan kesehatan dan pendidikannya.

Peningkatan kesejahteraan ekonomi sebagai akibat dari bertambah panjangnya

usia sangatlah penting. Dalam membandingkan tingkat kesejahteraan antar kelompok

masyarakat, sangatlah penting untuk melihat angka harapan hidup, seperti halnya

dengan tingkat pendapatan tahunan. Di negara-negara yang tingkat kesehatannya

lebih baik, setiap individu memiliki rata-rata hidup lebih lama, dengan demikian

secara ekonomis mempunyai peluang untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi.

4
Keluarga yang usia harapan hidupnya lebih panjang, cenderung untuk

menginvestasikan pendapatannya di bidang pendidikan dan menabung. Dengan

demikian, tabungan nasional dan investasi akan meningkat, dan pada gilirannya akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2.1.2 Kesehatan dan Kemiskinan

Kesehatan mempengaruhi tingkat fungsional seseorang, baik dari segi

fisiologis, psikologis dan dimensi sosiokultural. Bersama dengan pendidikan,

kesehatan meupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta

memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Dalam Undang-undang No 36 Tahun 2009, kesehatan didefinisikan sebagai

keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupu social yang memungkinakan

setiap orang untuk hidup produktif secara sisial dan ekonomis.

Sedangkan kemiskinan adalah permasalahan multidimensi, sehungga tidak

cukup hanya dipahami dari dimensi ekonomi atau material yang mengartikan

kemiskinan sebagai ketidak mampuan untuk dapat mengakses hak-hak dasarny seperti

pendidikan, kesehatan dan hak menyampaikan pendapat.

Dari sifatnya yang multidimensi, dimungkinkan akan terdapat permasalahan

akses yang rendah terhadap layanan kesehatan dalam kemiskinan. Korelasi antara

kemiskinan dan kesehatan bukanlah suatu hubungan yang sederhana, dan merupakan

suatu hubungan timbal balik yang tidak dapat dipisahkan antara keduanya. Kesehatan

yang buruk dapat menyebabkan kemiskinan dan kemiskinan berpotensi besar

membawa pada status kesehatan yang rendah. Sebagaimana dinyatakan oleh Word

Bank (2002) bahwa kemiskinan dan kesehatan merupakan sesuatu yang tidak dapat

dipisahkan, tabungan rumah tangga sehingga pada akhirnya akan menurunkan kualitas

5
hidup dan menciptakan kemiskina. Sebaliknya, orang miskin pada giliranya akan

terkena risiko pribadi dan lingkungan yang lebih besar, kekurangan gizi, dan

kemampuan yang rendah untuk mengakses fasilitas keehatan.

Kemiskinan dapat menempatkan seseorang pada kondisi yang tidak

menguntungkan. Beberapa alasan yang dapat menjadi penyebab terjadinya hal ini

adalah keterbatasan akses kelompok miskin terhadap perolehan informasi dan layanan

kesehatan yang memadai, rendahnya pengetahuan dan perilaku hidup yang tidak

mengindahkan kesehatan. Kelaparan yang menyertai kemiskinan menambah

lemahnya daya tahan tubuh si miskin sehingga kelompok miskin semakin sulit keluar

dari status kesehatan yang rendah. Kondisi kesehatan yang buruk menyebabkan

berkurangnya produktivitas. Produktivitas yang menurun mengakibatkan semakin

terbatasnya penghasilan yang diperoleh. Buruknya kondisi kesehatan beakibat lebih

berat bagi kelompok miskin karena asset utama yang dimiliki kelompok miskin

adalah tenaga untuk bekerja. Kondisi ini cepat atau lambat mendorong yang

bersangkutan dalam jebakan lingkaran kemiskinan atau memperdalam status

kemiskinannya.

2.1.3 Kesehatan dan Aspek Demografis

Sejak awal tahun 1980, Indonesia mengalami transisi demografi yang ditandai

dengan penurunan angka kematian dan angka kelahiran sebagai konsekuensi dari

peningkatan kesejahteraan dari pembangunan ekonomi. Para ahli demografi

berpendapat bahwa transisi demografi di Indonesia terjadi dalam tempo yang lebih

cepat dibandingkan pengalaman negara maju. Penurunan angka kematian dan fertilitas

yang hampir simultan, terjadi dalam periode yang relatif singkat, yaitu 30 tahun.

Pembangunan infrastruktur kesehatan serta penerapan program KB sejak akhir tahun

6
1970-an dianggap berkontribusi signifikan pada berkurangnya jumlah kelahiran dan

kematian di Indonesia. Proses transisi demografi di Indonesia telah sampai pada

tahapan dimana angka kematian dan kelahiran telah rendah dan menurunkan Laju

Pertumbuhan Penduduk (LPP) hingga di bawah 1%.

Komponen demografi merupakan pencerminan dari struktur penduduk

memberikan pengaruh yang signifikasi terhadap pembangunan kesehatan dan sangat

terkait dengan penyebab kemiskinan. Komponen tersebut antara lain : fertilitas

(kelahiran), mortalitas (kematian), dan morbilitas penduduk. Tinggi rendahnya angka

mortalitas juga mempengaruhi jumlah penduduk serta menjadi tolak ukur tingkat

kesadaran kesehatan masyarakat dan standar kehidupan suatu kelompok masyarakat.

Masalah kesehatan dan mortalitas sangat erat hubungannya dengan Angka Kematian

Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Ibu di Indonesia merupakan

angka tertinggi di bandingkan dengan Negara-negara ASEAN lain. Berbagai faktor

yang terkait dengan resiko terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan

kehamilan dan cara pencegahannya telah diketahui, namun demikian jumlah kematian

ibu dan bayi masih tetap tinggi (Dinkes, 2009).

2.2 PERAN KESEHATAN DALAM PEMBANGUANAN EKONOMI

Ada berbagai factor yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan itu sendiri

antara lain ketersediaan sarana kesehatan, keadaan lingkungan yang memadai, dan

mutu makanan yang di konsumsi. Untuk menangani beberapa factor tersebut perlu

melalukan sesuatu yang pasti dan terarah dengan memperhatikan kondisi sosial

ekonomi yang terkait.

Keadaan factor sosial ekonomi juga berpengaruh dalam meanfaatkan fasilitas

kesehatan yang tersedia seperti Pendidikan, pekerjaan, dan tingkata pendapatan yang

7
diperoleh dari rumah tangga. Hubungan antara pembangunan ekonomi dengan

kesehatan dapat dilihat dari dua tingkat, yaitu pada tingkat mikro yang dimana tingkat

ini bersifat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja

dan kapastias untuk mendapatkan Pendidikan. Kemudian pada tingkat makro yang

dimana tingkat ini adalah penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan

masukan penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan

pembangunan ekonomi jangka Panjang.

Pendapatan per kapita dalam ekonomi juga dapat mempengaruhi status gizi

pada seseorang karena jika pendapatan tersebut tinggi maka status gizi juga menjadi

baik sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian. Sebaliknya jika pendapatan

per kapita seseorang itu rendah maka akan meinimbulkan status gizi yang buruk

sehingga meningkatlah angka kesakitan dan kematian yang biasanya hal ini terjadi

pada penduduk yang miskin. Kemiskinan itu sendiri merupakan salah satu factor yang

dapat menghambat dalam pembangunan ekonomi dan juga kesehatan.

Kebanyakan dari penduduk miskin biasanya memiliki beban penyakit yang

tinggi karena keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan, air bersih, sanitasi

serta kecukupan gizi. pada masa sekarang mungkin sudah ada BPJS yang dapat

menjamin setiap penduduk Indonesia terutama dari penduduk yang miskin tetapi

dalam BPJS itu sendiri juga belum sepenuhnya dapat menjamin karena ada banyak

perbedaan untuk layanan kesehatan seperti perbedaan kelas sehingga peserta BPJS itu

mendapatkan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda sesuai dengan kelas tersebut.

Selain itu biaya yang cukup tinggi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

membuat penduduk miskin lebih memilih pengobatan alternative biasanya pengobatan

yang ada di desa-desa yaitu pengobatan tradisional serta juga rendahnya Pendidikan

membuat keterbatasan pengetahuan dalam menghadapi suatu penyakit. Komunikasi

8
kesehatan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan dalam pelayanan kesehatan

untuk mengajak penduduk miskin agar dapat merubah pola pikirnya, perilaku, dan

memperbaiki kesehatan mereka.

Peranan ekonomi dalam kesehatan ini hanya memiliki value in use dan bukannya

value in exchange. Itu berarti kesehatan bukanlah suatu komoditif sedangkan

pelananan kesehatan adalah suatu komiditif. Dari sudut pada supply (persediaan)

produksi yang paling penting dari pelayanan kesehatan adalah kesehatan dan

sekaligus akan menghasilkan output lainnya. Jika dilihat dari sudut pandang demand

(permintaan) masyarakat ingin memperbaiki status kesehatannya, sehingga perlu

pelayanan kesehatan sebagai salah satu cara untuk mencapai status kesehatan yang

lebih tinggi karena adanya keinginan untuk dapat menikmati hidup yang sebaik

mungkin dibandingkan jika mengalami gangguan kesehatan. tetapi, pendapatan dan

status ekonomi tersebut juga menjadi penghalang bagi masyarakat untuk dapat

menikmati hidup lebih baik karena layanan kesehatan itu jika kita mempunyai

pendapatan yang banyak maka pelayanan yang kita dapat dalam kesehatan pun juga

yang lebih baik, demand itu diukur dalam tingkat keterpakaian tempat tidur, jumlah

kunjungan, jumlah tes diagnostik, dan sebagainya. Demand terhadap pelayanan

kesehatan secara dominan sangat mempengaruhi berbagai factor yaitu harga,

penghasilan pasien, dan preferensi pasien.

Peranan ekonomi dengan kesehatan jika dilihat dari aspek pembangunan ada

yang Namanya pembangunan kesehatan. pembangunan kesehatan itu adalah

kesehatan yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan ekonomi karena pada

dasarnya manusia yang sehat itu dapat menciptkana manusia yang produktif dan

mampu meningkatkan derajat kesehatan dirinya sendiri. Banyak terdapat kasus

penyakit pada seseorang terkait dengan ekonomi seperti pada Negara Afrika yang

9
dimana mengalami kekurangan gizi banyak anak-anak yang terlahir dengan

kekurangan gizi, salah satu faktor itu dapat terjadi adalah faktor ekonomi. Hubungan

ekonomi dan kesehatan itu dapat berkaitan sekali pendapatan penduduk, status gizi,

tingkat kemiskinan, dan Pendidikan sekalipun juga berperan penting dalam kesehatan

seseorang.

Interaksi antara ekonomi dan kesehatan pun itu berawal dari keinginan

masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan, kebutuhan akan pelayanan

kesehatan, dan bahkan permintaan untuk sembuh dari penyakit itu sendiri. Begitu

pentingnya peranan ekonomi dan kesehatan yang kita ketahui. Jadi, ekonomi dan

kesehatan ini sangat saling berketergantungan satu sama lain dan tidak bisa

dipisahkan.

10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Hasil dari pembahasan pada Bab sebelumnya antara hubungan Kesehatan

terhadap pembangunan ekonomi menunjukan bahwa Pembangunan ekonomi dan

kesehatan sangat berkaitan satu sama lain dilihat dari fungsi dan peran masing

masing, kesehatan sangat berpengaruh dalam menentukan kesejahteraan masyarakat

dimana jika warga negara hidup sehat makan akan berpengaruh terhadap peningkatan

produktifitas masyarakat dan peningkatan pertumbuhan ekonomi serta masyarakat

yang mendapat pelayanan kesehatan yang baik berarti memiliki penghasilan yang

lebih dan hidup diluar dari kemiskinan, jika dilihat dari indikator Pembangunan

Manusia, Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat cenderung memiliki

angka harapan hidup dan produktivitas dalam berkerja yang lebih baik. Dengan

demikian Kesehatan masyarakat yang baik serta Pelayanan kesehatan yang memadai

akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan pembanguan ekonomi suatu negara.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kesalahan dan

kekurangan yang harus di perbaiki sehingga makalah ini masih jauh dari kata

sempurna, adanya data yang masih kurang valid dan referensi yang dikutip dari

sumber yang masih diambil dan di copy paste dari Browser dan Google sehingga

penulisan makalah ini sangat membutuhkan pedoman, kritikan dan juga saran yang

bersifat membangun dari para pembaca untuk dapat memperbaiki dan

menyempurnakan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bappenas. 2019. Kajian Sektor Kesehatan - Penguatan Tata Kelola Pembangunan


Kesehatan. Jakarta: Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kedeputian
Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian
PPN/Bappenas.

Nopiani, N. (2019). Implementasi Program Pembangunan Dibidang Kesehatan Dalam


Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik, 8(3), pp.130-134.

Wongdesmiwati. (2009). Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengentasan Kemiskinan Di


Indonesia: Analisis Ekonometrika.. Diakses tanggal 11 Januari 2017

Suryandari, 2008, Hubungan Antara Faktor Pendidikan, Sosial Ekonomi Dan jarak
Tempat Pelayanan Denagan Pemanfaatan Pos Kesehatan Desa (PKD) di
Kecamatan Colomadu, Skripsi, Surakarta: FIK UMS.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1999, Rencana Pembangunan Kesehatan


Menuju Indonesia Sehat 2010, Jakarta, Depkes RI

Ayu P., 2010, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Masyarakat untuk
Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Mata, Skripsi, Semarang: FIK UNDIP.

Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan [JDIH BPK RI].

12

Anda mungkin juga menyukai