EKONOMI KESEHATAN
HUBUNGAN EKONOMI KESEHATAN DAN
KETERKAITAN EKONOMI KESEHATAN
Dosen Pengajar :
Noorhidayah, SE., M. Kes
Disusun Oleh :
Kelompok 3
2017
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan Rahmat, Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah tentang Hubungan Ekonomi Kesehatan dan
Keterkaitan Ekonomi Kesehatan dan juga kami berterimakasih kepada ibu
Noorhidayah, SE., M.Kes selaku dosen mata kuliah Ekonomi Kesehatan yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan..................................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu ekonomi kesehatan yang merupakan hasil dari integrasi dua
disiplin ilmu yangtelah baku ,yaitu ekonomi dan ilmu kesehatan .Ilmu
kesehatan relative baru berkembang.perkembagan ini dirasakan teruama di
Negara-negara maju .Dewasa ini ilmu tersebut dirasakan semakin berperan di
Negara-negara berkembang termasuk indonesia, dimana peran tersebut antara
lain dalam penentuan kebijakan di bidang kesehatan
Sejalan dengan kebutuhan akan penerapan ilmu ekonomi kesehatan
tersebut, perlu di kembangkan rumusan-rumusan/konsep pembakuan
ilmunya. Pembakuan tersebut tidak saja mencakup landasan ontologynya,
tetapi juga mencakup landasan epistomologynya .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kelompok kami merumuskan
beberapa masalah yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan ekonomi kesehatan?
2. Sejauhmana ruang lingkup ekonomi kesehatan ?
3. Apa hubungan antara ekonomi dan kesehatan dalam konsep
pembangunan ?
4. Bagaimana maksud dari ekonomi kesehatan sebagai Walfare
Economics?
5. Apakah sasaran dari ilmu ekonomi kesehatan ?
6. Bagaimana ciri khusus sektor kesehatan !
7. Bagaimana ciri khusus yang dimiliki ekonomi kesehatan !
8. Apakah bidang kajian dari ekonomi kesehatan ?
9. Bagaimana hubungan pembangunan ekonomi dan pembagunan
kesehatan !
1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui makna dari ekonomi kesehatan ,
2. Untuk mengetahui ruang lingkup dari ekonomi kesehatan ,
3. Untuk mengetahui hubungan antara ekonomi dan kesehatan dalam
konsep pembangunan ,
4. Untuk mengetahui maksud dari ekonomi kesehatan sebagai Walfare
Economics ,
5. Untuk mengetahui dari ilmu ekonomi kesehatan ,
6. Untuk mengetahui ciri khusus sektor kesehatan ,
7. Untuk mengetahui ciri khusus yang dimiliki ekonomi kesehatan ,
8. Untuk mengetahui bidang kajian dari ekonomi kesehatan,
9. Untuk mengetahui hubungan pembangunan ekonomi dan pembagunan
kesehatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ilmu ekonomi
3
b. welfare economics merupakan sintesis positive economics dan ilmu
politik,dimana esensi positive economics di hubungkan dengan nilai-nilai
yang ada di masyarakat .Dalam welfare economics dicakup juga topic-
topik seperti eksternalitas,public goods dan consumer ignorance .
2. Upaya kesehatan
4
Penyakit Demam Berdarah juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Lingkungan tidak bersih, banyaknya tempat penampungan air yang tidak
pernah dibersihkan menyebabkan perkembangkan nyamuk aedes aegypti
penyebab demam berdarah meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk di
sekitar memiliki risiko tergigit nyamuk dan tertular demam berdarah.
5
jaminan kesehatan (Jamkesmas) bagi masyarakat kurang mampu. Program
ini berjalan secara sinergi dengan program pemerintah laiinya seperti
Program bantuan langsung tunai (BLT), Wajib belajar dan ain-lain.
6
masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan antara lain,
tersedianya sarana kesehatan, keadaan lingkungan yang memadai dan mutu
makanan yang di konsumsi. Penanganan faktor tersebut harus dilakukan
terarah dan terpadu dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi yang
berkaitan (Rahmi, 2008).
a. Pada tingkat mikro yaitu tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah
dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk mendapatkan
pendidikan. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih
produktif dan mendapatkan penghasilan yang tinggi.
b. Pada tingkat makro yaitu penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik
merupakan masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan,
pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung oleh terobosan penting di
bidang kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit dan peningkatan
gizi.
7
a. Perbaikan di dalam status gizi akan menurunkan tingkat kematian dan
kesakitan, khususnya bagi penduduk usia kerja, sehingga dapat
meningkatkan partisipasi bagi yang belum kerja dan meningkatkan hari
kerja bagi yang sedang melakukan kegiatan kerja.
b. Perbaikan dalam status gizi dan kesehatan tenaga kerja akan meningkatkan
efisiensi kerja melalui peningkatan kemampuan individualnya. Pengaruh
dari program kesehatan serta gizi terhadap penduduk usia muda akan terlihat
pada peningkatan GNP( Gross National Product) melalui pertumbuhan
ekonomi, yakni dengan bertambahnya tingkat partisipasi angkatan kerja dan
secara tidak langsung melalui tingkat partisipasi dalam dunia pendidikan.
8
antara peran tentang jenis dan jumlah sumber daya yang dipergunakan,
pilihan tentang proses upaya itu sendiri, pillhan tentang jenis dan volume
upaya yang dilakukan serta pilihan tentang distribusi dan utilisasi produk
upaya tersebut oleh masyarakat. Pertanyaannya adalah, mana yang lebih
dorninan dalam ekonomi kesehatan; positive economics atau welfare
economics? Jadi "kesehatan" sebagai objek telaahan ilmu ekonomi kesehatan
tidaklah bebas nilai. Didalamnya terkandung beberapa filosofi atau nilai
pokok sebagai berikut:
9
dikaitkan dengan pertimbangan hak asasi, equity dan non-profit. Dengan
perkataan lain, ekonomi kesehatan pada dasarnya mengandung pengertian
welfare economics.
Ada enam area yang merupakan ruang lingkup sasaran ilmu ekonomi
kesehatan yang secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut :
1) Pemerintah
2) konsumen
3) provider
4) Demand Utilization Health Impact
5) Dampak kesehatan untuk pembangunan
6) Dampak pembangunan terhadap kesehatan
10
2. Eksternal effct
Para politisi dan pakar ilrnu sosial seperti halnya ekonomi dan
professional kesehatan berpendapat bahwa makan, pakaian dan tempat
tinggal dan hidup sehat adalah elemen kebutuhan dasar manusia yang
harus diusahakan untuk dipenuhi, terlepas dari kemampuan seseorang
untuk membayarnya. Ini mooyebabkan distribusi pelayanan kesehatan
seringkali dilakukan atas dasar kebutuhan (need) dan tidak atas dasar
demand. Hal ini telah mendapat perhatian yang lebih besar sekarang ini.
Gagasan untuk meningkatkan tariff pelayanan kesehatan selalu disertai
dengan pertanyaan tentang implikasi terhadap equity. Kebijaksanaan
subsidi adalah dalam rangka menjamin hak tersebut yaitu bagi penduduk
yang tidak mampu.
11
4. Demand terhadap pelayanan kesehatan
12
teroganisasi pelayanan kesehatan adalah contoh suatu system yang sangat
padat karya oleh karena jasa memang merupakan komponen utamanya.
Untuk memproduksi suatu jenis jasa pelayanan kesehatan saja, misalnya
operasi usus buntu, diperlukan berbagai kualifikasi tenaga dokteran
keperawatan secara bersama-sama. Oampak keadaan ini adalah sensitifnya
sektor kesehatan atau unit pelayanan kesehatan terhadap perubahan gaji.
Artinya, perubahan persentase gaji yang kecil saja menyebabkan kenaikan
biaya kesehatan total yang cukup berarti. Sehat sebagai "sosial-good" Ones
own health is everybody's. Sehat adalah sutau indicator langsung
kesejahteraan sosial. Kesehatan seseorang ataupun penyakit yang diderita
seseorang bisa secara langsung membawa dampak pada masyarakat luas.
Pertama, kalau penyakit tersebut menular, ia bisa menyebar kepada orang
lain.Kedua, walaupun penyakit tersebut tidak menular,
penanggulangannya memerlukannya biaya yang menjadi beban
masyarakat, lebih-Iebih dalam system asuransi ataupun dalam system yang
ditopang oleh subsidi. Keadaan ini menyebabkan kebijaksanaan
pembangunan kesehatan senantiasa menekankan alokasi optimum sumber
daya sehinga memberikan sosial-effect setinggi mungkin dari sumber daya
yang terbatas. Aplikasi ekonomi dalam bidang kesehatan oleh kareanya
bertujuan untuk maximasi sosial benefit tersebut.
13
daya sehinga memberikan sosial-effect setinggi mungkin dari sumber daya
yang terbatas. Aplikasi ekonomi dalam bidang kesehatan oleh kareanya
bertujuan untuk maximasi sosial benefit tersebut.
14
janka pendekpun, kalau penduduk adalah "employed" di usaha produktif,
pembangunan kesehatan jelas memberikan "return on investment" yang
dapat diukur.
15
optiumum tersebut. Efsiensi semata bukanlah tujuan ekonomi kesehatan, akan .
harus sekaligus dengan efektifitas.
H. Bidang Kajian
16
Bidang kajian mikro adalah isu atau program spesifik sector kesehatan.
Ini misaInya menyangkut aspek produksi (supply) dan aspek konsumsi
(utilization atau demand) pelayanan atau program kesehatan.
17
Saat ini pemikiran mengenai pembangunan ekonomi digunakan dalam
dua cara yaitu pertama, untuk membeda-bedakan suatu komunitas dan Negara
dalam suatu skala mulai dari kategori miskin sampai kategori kaya. Kedua,
untuk menunjukkan proses perubahan dari Negara miskin menjadi Negara
yang relatif lebih kaya.
Pada tahun 1950-an daya dorong dari proses ekonomi ini dipandang
Sebagai investasi. Hal ini telah rnenambah perolehan pendapatan yang pada
akhirnya memungkinkan pendayagunaan sumber-sumber ekonomi untuk
program investasi lebih lanjut asalkan tidak tertelan oleh pertumbuhan
penduduk meningkatnya konsumsi.model ini bisa disebut dalam teori
pembangunan kapitalis dan teori pembangunan sosialis. Esensi dari
kebijaksanaan, pembangunan ini adalah dilakukannya investasi sebanyak
mungkin, sambil terus menerus menekan pertumbuhan penduduk dan tingkat
konsumsi.
Namun, tampaknya peristiwa yang terjadi pada tahun 1960 dan 1970-
an telah membuat teori tersebut dinilai terlalu menyederhanakan persoalan,
karena persoalan investasi ternyata tidak hanya melibatkan modal fisik tetapi
juga perhitungan faktor keuangan, teknologi dan organisasi sosial yang
mempunyai permasalahan tersendiri.
18
Hakekat perubahan dapat dikenali dengan mengamati kasus kematian bayi.
Masyarakat yang tdikenali dengan mengamati kasus kematian bayi.
Masyarakat yang tingkat kesehatannya buruk, kematian bayi mereka lebih
banyak disebabkan oleh yakit diare ataupun penyakit gangguan pernafasan.
19
masyarakat secara keseluruhan meupun individu tertentu. Perbaikan gizi
merupakan program prioritas dalam membentuk kualitas manusia
Indonesia. Terlebih dalam keadaan krisis saat ini telah berakibat lebih parah
menjadi krisis. Krisis ekonomi berakibat 60-70% anak-anak menderita
kurang gizi karena daya beli yang rendah. Krisis ekonomi telah
menurunkan status gizi dan kesehatan masyarakat. Upaya pemecahan
masalah gizi di jadikan sebagai ujung tombak menuju sehat. Beberapa hal
yang perlu mendapat perhatian terhadap masalah gizi.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22