Anda di halaman 1dari 6

Tugas

ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

OLEH :

ANISYAH ANGRIENI YUSUF

B1A119005

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022
KOMODITAS PANGAN IMPOR INDONESIA

1. Beras

Tabel. Impor Beras Menurut Negara Asal tahun 2019-2021

Negara 2019 2020 2021


Asal Berat Bersih : Ton
India 7 973,3 10 594,4 215 386,5
Thailand 53 278,0 88 593,1 69 360,0
Vietnam 33 133,1 88 716,4 65 692,9
Pakistan 182 564,9 110 516,5 52 479,0
Myanmar 166 700,6 57 841,4 3 790,0
Jepang 90,0 0,3 230,3
Tiongkok 24,3 23,8 42,6
Lainnya 744,6 0,3 760,1
Jumlah 444 508,8 356 286,2 407 741,4

Trend impor komoditas beras Indonesia mengalami fluktuasi. Seperti yang bisa dilihat
pada data diatas yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terlihat bahwa pada tahun
2019 impor beras Indonesia mencapai 444 508,8 ton dan mengalami penurunan ditahun 2020
menjadi 356 286,2 ton lalu kembali mengalami peningkatan pada tahun 2021 menjadi 407 741,4
ton.

Impor terbesar Indonesia selama 3 tahun terakhir berasal dari negara Pakistan sebesar 182
564,9 ton pada tahun 2019, dan India sebesar 215 386,5 ton pada tahun 2021. Dan impor beras
terendah berasal dari negara Jepang dan Tiongkok.

Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, akan tetapi
masih minim dengan kemampuan mengelola barang mentah menjadi barang setengah jadi dan
jadi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sehingga Indonesia melalukan kebijakan impor
demi memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Banyak
faktor yang mempengaruhi peningkatan impor beras begitu besar di Indonesia yaitu jumlah
penduduk yang semakin meningkat dan pertumbuhan produksi beras.

Meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya menyebabkan Indonesia lebih banyak


lagi untuk mengimpor beras. Peningkatan jumlah penduduk yang sangat tinggi karena terjadinya
kesenjangan antara kelahiran dan tingkat kematian. Tingkat populasi yang tinggi secara otomatis
akan meningkatkan konsumsi bahan pangan terutama beras sebagai bahan pokok dimana apabila
tingkat hasil produksi padi tidak mampu mencukupi kebutuhan pangan masyarakat maka
pemerintah harus mengambil kebijakan impor dari negara lain.
2. Gula

Indonesia kini menjadi negara pengimpor gula terbesar kedua di dunia, bahkan
mengalahkan nilai impor dari China dan hanya kalah dari Amerika Serikat. Salah satu yang
membuat neraca impor gula Indonesia membengkak adalah karena kebutuhan untuk makanan
dan minuman. Kalangan pengusaha di sector ini sempat menyebut gula produksi dalam negeri
tidak bisa digunakan untuk produksi, namun kalangan petani membantahnya. Di sisi lain,
memang kemampuan produksi gula dalam negeri juga masih jauh dari kebutuhan, di luar
persoalan kualitas yang menjadi sorotan pengguna industry gula.

Tabel. Impor Gula Menurut Negara Asal Utama tahun 2019-2021

2019 2020 2021


Negara Asal
Berat Bersih : Ton
India 540,0 619 904,1 1 939 798,8
Australia 542 205,0 1 214 466,0 1 331 388,0
Thailand 3 539 251,3 2 027 117,0 1 033 800,0
Brazil 0,0 1 547 314,2 1 143 038,3
Korea Selatan 7 200,0 4 742,4 4 992 ,0
Uni Emirat
Arab 0,0 0,0 2 080,0
Jerman 6,0 6,9 20,1
Lainnya 850,9 126 127,9 27,0
Jumlah 4 090 053,2 5 539 678,6 5 455 144,2

Impor gula Indonesia paling banyak berasal dari negara India sebesar 1 939 798,8 ton
pada tahun 2021. Selain itu impor gula juga berasal dari Australia yang mengalami peningkatan
setiap tahunnya mencapai 1 331 388,0 ton. Impor gula paling rendah berasal dari negara Uni
Emirat Arab dan Jerman.

Adapun, lebih dari separuh kebutuhan gula domestic masih dipenuhi dari impor. Hal ini
lantaran produksi gula domestic masih belum mampu memenuhi kebutuhan secara nasional. Hal
ini bisa dilihat pada jumlah impor gula Indonesia sebesar 4 090 053,2 pada tahun 2019 dan
mengalami peningkatan yang pada tahun 2021 sebesar 5, 455 144,2 ton dengan nilai sebesar
US$2,38 miliar.
3. Kedelai

Kebutuhan kedelai Indonesia sangat tinggi. Mengingat Indonesia memiliki makanan yang
bahan baku utamanya yaitu kedelai. Selama 3 tahun terakhir, impor kedelai pun terus meningkat.
Ada masalah utama yang menyebabkan pemerintah terpaksa melakukan impor kedelai yaitu
produksi kedelai di tanah air semakin menurun. Produksi kedelai dalam negeri tak mampu
menutupi kebutuhan nasional karena hanya memproduksi sekitar 6,8% dari total kebutuhan
nasional.

Tabel. Impor Kedelai Menurut Negara Asal tahun 2019-2021

2019 2020 2021


Negara Asal
Berat Bersih : Ton
Amerika Serikat 2 513 311,4 2 238 480,0 2 152 633,3
Kanada 128 911,8 229 644,1 232 009,0
Argentina 0,0 633,0 89 951,0
Brazil 18 900,0 0,0 9 238,3
Malaysia 8 683,5 6 363,1 5 547,5
Prancis 231,0 120,7 212,4
India 0,0 0,0 76,5
Lainnya 48,8 45,8 22,4
Jumlah 2 670 086,4 2 475 286,8 2 489 690,5

Kedelai adalah salah satu komoditas pangan yang pemenuhan pasokannya masih
mengandalkan negara lain. Bahkan jumlah impor kedelai masih cukup tinggi setiap tahunnya.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), selama tahun tahun 2021 impor kedelai Indonesia
mencapai 2 489 690,5 ton. Jumlah ini meningkat setelah sebelumnya pada tahun 2020 sebanyak
2 475 286,8 ton.

Impor kedelai terbesar berasal dari negara Amerika Serikat sebanyak 2 152 633,3 ton
pada tahun 2021. Jumlah ini turun tipis dibandingkan tahun 2020 sebesar 2 238 480,0 ton.
Sementara itu negara dengan impor kedelai terendah yaitu Argentina dan India.
4. Gandum

Gandum merupakan salah satu produk pertanian yang permintaannya tinggi di


Indonesia. Gandum bukanlah makanan pokok masyarakat Indonesia. Akan tetapi, masyarakat
Indonesia mengonsumsi makanan berbahan dasar tepung terigu, seperti roti dan mie instan dan
bahan baku tepung terigu tersebut adalah gandum, hal ini menyebabkan Indonesia melalukan
impor gandum untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan dapat menyebabkan
ketergantungan dengan negara pengekspor.

Tabel. Impor Gandum Menurut Negara Asal tahun 2019-2021

2019 2020 2021


Negara Asal
Berat Bersih : Ton
Australia 891,4 830,8 4 626,4
Ukraina 2 984,2 2 953,2 2 833,8
Kanada 2 439,3 2 336,6 1 919,1
Argentina 1 952,5 2 635,5 606,8
Amerika Serikat 1 256,2 1 277,0 447,9
India 0,0 0,0 318,5
Bulgaria 170,9 129,4 227,6
Brazil 266,5 0,0 123,0
Rep. Moldova 111,9 55,7 65,9
Rusia 515,9 68,8 3,0
Lainnya 75,5 0,0 0,0
Jumlah 10 664,2 10 287,1 11 171,0

Indonesia merupakan salah satu negara yang harus melakukan impor gandum guna
mencukupi kebutuhan gandum domestic. Impor gandum terbesar Indonesia berasal dari Australia
dan Ukraina. Ketergantungan Indonesia terhadap impor gandum bisa dilihat dari jumlah impor
Indonesia yang mencapai 11 171,0 ton pada tahun 2021. Nilai tersebut mengalami kenaikan
dibanding tahun 2020 sebesar 10 287,1 ton.

Kekhawatiran terhadap berkurangnya stok gandum setelah sebelumnya sejumlah


negara menutup keran ekspor komoditas menyusul ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Pemerintah memastikan stok volume impor gandum Indonesia tidak berubah. Walaupun akibat
dari hal ini menyebabkan harga turunan komoditas di dalam negeri mengalami kenaikan.

5. Kopi
Indonesia tercatat sebagai produsen kopi terbesar keempat didunia setelah Brazil,
Vietnam, dan Kolombia. Estimasi produksi kopi Indonesia pada 2021 mencapai US$ 849 juta
pada tahun 2021. Seri publikasi tahunan BPS statistic kopi Indonesia 2020 menulis, total volume
impor kopi selama 2011-2020 adaah 18,11 ribu ton dengan nilai US$ 49 juta. Indonesia masih
menerima pasokan kopi dari negara lain hingga saat ini. Namun, ada perbedaan mencolok antara
kopi ekspor dan impor kopi yang diterima oleh Indonesia.

Indonesia mengekspor biji kopi yang masih mentah yang akan diolah dinegara
pengimpor. Hasil olahan inilah yang akan diimpor ke Indonesia. Vietnam menjadi pemasok kopi
terbesar bagi Indonesia. Berdasarkan data BPS, impor kopi dan produk turunannya dari negara
tersebut seberat 7,45 juta kg. Negara asal impor kopi terbesar berikutnya adalah Brazildengan
nilai impor mencapai US$ 8,98 juta.

6. Jagung

BPS mencatat impor jagung pada tahun 2021 meningkat tipis 15% dibandingkan
dengan tahun 2020. Pada 2021. Dilakukan impor jagung sebanyak 995,99 ribu ton. Impor jagung
berasal dari berbagai negara dan yang terbesar ada dari empat negara utama. Pertama, tertinggi
impor jagung dari Argentina sebanyak 610 ribu ton atau turun 5,87% dari tahun 2020. Kedua,
impor jagung tertinggi lainnya berasal dari Brazil sebanyak 175,8 ribu ton atau turun 3,95%
dibandingkan tahun sebelumnya. Ketiga, impor jagung juga berasal dari Amerika Serikat
sebanyak 147,57 ribu ton atau naik tajam 363,29% dibandingkan tahun sebelumnya. Impor
tertinggi keempat nerasal dari Thailand dengan jumlah 32,54 ribu ton atau naik 155,859%
dibandingkan jumlah impor tahun sebelumnya. Sementara itu, impor jagung pada januari 2022
tercatat sebanyak 32,57 ribu ton atau meningkat 0,56% dibandingkan impor 2020 sebanyak
32,39 ribu ton.

Anda mungkin juga menyukai