Anda di halaman 1dari 4

1.

Mencari Makanan Pokok di Indonesia Selain Beras (10 jenis) dan Menuliskan
Produksinya
 SINGKONG
Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu atau singkong terbanyak
keempat di dunia setelah Nigeria, Thailand dan Brasil.
Di Indonesia sentra produksi singkong tersebar di 13 provinsi. Lima besar
provinsi penghasil singkong ada Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa
Barat dan DI Yogyakarta. Data Ditjen Tanaman Pangan, luas areal
penanaman singkong tahun 2019 sebesar 628.305 ha dan produksi sebanyak
16,35 juta ton. (sumber: KOMINFO JATIM)

 SAGU
Dalam tujuh tahun terakhir, produksi sagu nasional menununjukkan tren yang
fluktuatif. Produksi sagu Tanah Air pada 2021 diperkirakan mencapai 381.065
ton. Jumlah ini naik tipis sebesar 4,2% dari tahun lalu yang sebesar 365.665
ton.
Berdasarkan provinsi, Riau merupakan provinsi yang paling banyak
memproduksi sagu, yakni 261,7 ribu ton pada 2020. Selain itu, wilayah lain
yang banyak memproduksi sagu, yaitu Papua sebesar 67,9 ribu ton, Maluku
sebesar 10,04 ribu ton, dan Kalimantan Selatan sebesar 3,6 ribu ton.

 JAGUNG
Provinsi penghasil jagung terbanyak di Indonesia dipimpin oleh Jawa Timur,
dengan luas panen 1,19 juta ha menghasilkan 5,37 juta ton jagung. Disusul
oleh Jawa Tengah dengan luas panen 614,3 ribu ha menghasilkan 3,18 juta ton
jagung. Kemudian Lampung dengan luas panen 474,9 ribu ha menghasilkan
2,83 juta ton jagung. Selanjutnya, Provinsi Sumatera Utara dengan luas panen
350,6 ribu ha menghasilkan 1,83 juta
ton. Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas panen 377,7 ribu menghasilkan
1,82 juta ton jagung. Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan luas panen 283
ribu ha menghasilkan 1,66 juta ton jagung. Provinsi Jawa Barat dengan luas
panen 206,7 ribu ha menghasilkan 1,34 juta ton jagung. Sulawesi Utara
dengan luas panen 235,5 ribu ha menghasilkan 0,92 juta ton jagung. Provinsi
Gorontalo dengan luas panen 212,5 ribu ha menghasilkan 0,91 juta ton jagung.
Dan terakhir, Provinsi Sumatera Selatan dengan luas panen 137 ribu ha
menghasilkan jagung mencapai 0,80 juta ton.
Berdasarkan laporan prognosa penghitungan Pusat Data dan Sistem Informasi
(Pusdatin) Kementan, luas tanam jagung nasional Oktober 2019 -September
2020 mencapai 5,5 juta hektar (ha). Luas panen jagung nasional Januari-
Desember 2020 mencapai 5,16 juta ha. (sumber : Kementrian Pertanian
Republik Indonesia).

 KENTANG
Pada tahun 2020 , Kentang menempati urutan ke-5 (Produksi Tanaman Sayur)
di Indonesia sebanyak 1282,77 ribu ton. Indonesia memiliki luas panen
kentang sebesar 63,114 ribu hektar dengan rata-rata luas panen setiap
bulannya sebesar 5,47 ribu hektar. Kentang mengalami penurunan produksi
sebesar 31,88 ribu ton atau 2,42 % dari tahun sebelumnya yang merupakan
dampak pandemi COVID-19. Namun, jika dilihat dari tahun ke tahun,
produksi kentang cukup konstan dan dapat dikembangkan pada tahun
berikutnya.
Provinsi Jawa Timur menjadi penyumbang sebesar 27,61% terhadap produksi
nasional dengan produksi kentang mencapai 354,20 ribu ton dan luas panen
sebesar 15,71 ribu hektar. Provinsi Jawa Tengah menyumbang sebesar 23,98%
dengan hasil produksi kentang mencapai 307,67 ribu ton dan luas panen
sebesar 17,21 ribu hektar. Lalu, provinsi Jawa Barat menyumbang sebesar
15,35% dengan hasil produksi kentang mencapai 196,86 ribu ton dan luas
panen sebesar 9,23 ribu hektar. (sumber : Republika)

 PISANG
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi pisang di Indonesia mencapai
8,18 juta ton pada 2020. Jumlah itu meningkat 12,39% dari 7,28 juta ton pada
2019. 
Produksi pisang tertinggi pada 2020 terjadi di kuartal IV mencapai 2,36 juta
ton dengan tanaman yang menghasilkan pisang sebanyak 83,50 juta rumpun.
Sementara, produksi pisang paling rendah terjadi di kuartal II sebanyak 1,89
juta ton dengan 73,38 juta rumpun. Provinsi dengan produksi pisang terbesar
adalah Jawa Timur. Provinsi tersebut berkontribusi sebesar 32% terhadap
produksi nasional, yakni mencapai 2,62 juta ton dan tanaman yang
menghasilkan sebanyak 26,4 juta rumpun. Kemudian, Jawa Barat
berkontribusi sebesar 15,44% dengan produksi mencapai 1,26 juta ton dan
tanaman yang menghasilkan sebanyak 20,05 juta rumpun. Lalu, Lampung
berkontribusi sebesar 14,77% dengan produksi mencapai 1,21 juta ton dan
tanaman yang menghasilkan sebanyak 12,48 juta rumpun.

 UBI JALAR
tahun 2016 ekspor ubi jalar 9.592 ton dengan nilai ekspor Rp108 miliar dan
meningkat tahun 2018 sebesar 10.856 ton dengan nilai ekspor Rp137 miliar.
Hingga bulan Juni 2019, ekspor ubi jalar telah mencapai 4.856 ton dengan
nilai ekspor Rp55 miliar.
Menurut data FAO, Indonesia termasuk ke dalam 10 besar negara produsen
ubi jalar. Produksi ubi jalar di Indonesia setiap tahunnya mengalami
peningkatan rata-rata 6.01%.
Pada tahun 2018 produksi ubi jalar mencapai sebesar 2,02 juta ton dengan
cakupan wilayah sentra di 12 provinsi seperti Sumut, Sumbar, Jambi,
Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, Sulawesi
Selatan, Maluku Utara, dan Papua dan tersebar di 68 Kabupaten

 SUKUN
Daerah penghasil sukun antara lain kepulauan Seribu, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Utara, kepulauan Sangir Talaut, Sumatra Utara, dan Lampung.
Pada tahun 2020, produksi sukun di Indonesia mencapai 190 551,00 ton
(sumber : BPS).

 SORGUM
Produksi pertanian sorgum pada 2016 yakni sebesar 921,00 ton. Kemudian
pada tahun 2017 produksinya meningkat menjadi 982,00 ton. Dan pada 2018
kembali meningkat mejadi 1.021,24 ton (sumber : BPS)

 UBI KAYU
Pada tahun 2014, produksi ubi kayu di Indonesia sekitar 6.347,13 ton. Dengan
provinsi penghasil ubi kayu terbanyak pertama yaitu Sumatera Barat, sebesar
386,18 ton disusul oleh Sumatera Utara sebanyak 328,88 ton
Sementara itu pada tahun 2015, produksi ubi kayu di Indonesia meningkat
menjadi 6.728,53 dengan provinsi penghasil terbesar masih dipegang oleh
Sumatera Barat dan Sumatera Utara yaitu sebanyak 391,85 dan 338,54 ton.
(sumber : BPS)

 TALAS
Pada tahun 2018, produksi talas di Indonesia sebesar 24,20 dengan
produktivitas 1,81 ton/ha. Kemudian pada 2019 mengalami kenaikan menjadi
54,30 ton dengan produktivitas 6,40 ton/ha. Namun, pada 2020 lalu, produksi
talas Kembali mengalami penurunan menjadi 45,10 ton dengan produktivitas
6,00 ton/ha

2. Mencari data produksi beras dari tahun 2010-2020. Data yang di peroleh
ubah ke dalam grafik batang dan dideskripsikan

Produksi Beras di Indonesia pada Periode 2010-2020


90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

(data dalam satuan juta ton Gabah Kering Giling (GKG))

Diagram batang diatas menunjukkan produksi beras di Indonesia selama 10 tahun


(2010-2020). Pada 2010, produksi hanya 66,47 juta ton GKG. Namun terjadi sedikit
penurunan hasil produksi pada 2011 menjadi 65,76 juta ton GKG, 2012 sebesar 69,06
juta ton GKG, 2013 sebesar 71,28 ton GKG, dan 2014 sebesar 70,25 ton GKG. Pada
2015, produksi beras meningkat cukup pesat. Kenaikan tersebut diyakini disebabkan
oleh Fenomena La Nina. Fenomena La Nina yang terjadi sejumlah sentra padi di
Tanah Air justru menjadi berkah bagi tanaman pangan terutama padi karena areal
tanam menjadi lebih luas. Kemudian pada 2016, produksi padi nasional mencatat
rekor tertinggi baru saat itu, dengan produksi padi mencapai 79,14 juta ton GKG.
Pada 2017, angka produksi padi di Indonesia kembali naik menjadi 81,38 juta ton
GKG, tumbuh 2,56% dari tahun sebelumnya. Pada 2018 dan 2019, produksi menurun
cukup drastis menjadi 59,2 dan 54,604 juta ton GKG. Pada periode ini, BPS
melaporkan luas panen padi turun 6,15% dari 11,28 juta hektar menjadi 10,68 juta
hektar. Konversi lahan sawah yang dahsyat, terutama di sentra-sentra produksi padi,
seperti Pantai Utara (PantUra) Jawa, telah menurunkan luas lahan baku sawah dengan
amat signifikan. Selain itu, cuaca ekstrem juga ikut melatarbelakangi penurunan ini.
Pada Januari dan Februari 2019, terjadi hujan dahsyat di berbagai wilayah, sehingga
lahan sawah tergenang. Sebaliknya, dari Juli hingga Desember 2019 terjadi musim
kemarau panjang. Hal inilah yang menyebabkan luas panen menurun dan berikbas
pada produksi padi. Produksi padi turun drastis 7,76%, dan produktivitasnya turun
7,60%. Kemudian pada 2020, produksi beras naik sedikit menjadi 54,65 juta ton
GKG.

Anda mungkin juga menyukai