Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertanian mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia

karena berfungsi sebagai penyedia pangan, pakan untuk ternak, dan

bioenergi. Peran pertanian sangat strategis dalam mendukung

perekonomian nasional, terutama mewujudkan ketahanan pangan,

peningkatan daya saing, penyerapan kerja dan penanggulangan

kemiskinan. Selain itu, mendorong pertumbuhan agroindusti di hilir dan

memacu ekspor komoditas pertanian untuk meningkatkan devisa negara.

Di sisi lain, penyediaan kebutuhan pangan masyarakat merupakan tugas

utama yang tidak ringan, yaitu diperkirakan penduduk Indonesia pada

tahun 2050 mencapai 322 juta jiwa, terbesar kelima di dunia setelah

Tiongkok, India, Nigeria dan Amerika (Dokumen Renstra Kementerian

Pertanian, 2020 – 2024).

Agenda prioritas pembangunan pertanian ke depan untuk

mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa yang

dapat mengatur memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara

berdaulat. Dengan kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari

swasembada pangan yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan

nilai tambah usaha pertanian secara luas untuk meningkatkan

kesejahteraan petani.

Kabupaten Bangka Selatan ditetapkan sebagai Lokasi Kawasan

Pertanian Nasional berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik

1
2

Indonesia Nomor 472/Kpts/RC.040/6/2018 selain itu berdasarkan pola

ruang dalam RTRW Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2014 – 2034,

alokasi peruntukan lahan pertanian pangan Kabupaten Bangka Selatan

seluas 16.850 ha. Dalam rangka peningkatan produksi padi pemerintah

pusat membuat Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :

14/Permentan/OT.140/3/2015 bahwa percepatan swasembada pangan

perlu dilakukan upaya khusus peningkatan percepatan pencapaian

swasembada padi.

Produksi Padi di Kabupaten Bangka Selatan dari tahun 2016

sampai dengan tahun 2018 mengalami fluktuatif. Produksi Padi pada

tahun 2016 ke tahun 2017 terjadi penurunan sebesar 6,42% atau sebesar

16.277 Ton di tahun 2016 dan 15.295 Ton pada tahun 2017. Di tahun

2018 mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 92,19% atau

29.396 Ton, kemudian mengalami penurunan produksi yang sangat

signifikan pada tahun 2019 menjadi 15.510 Ton. Penurunan produksi padi

ini disebabkan oleh faktor alam, serangan organisme pengganggu

tanaman (OPT) serta sistem Irigasi yang kurang memadai. Faktor alam

yang mempengaruhi terjadinya penurunan adalah kekeringan yang terjadi

pada semester I (Januari-Juni) dan juga terjadi banjir di semester II (Juli-

Desember). Faktor OPT yang menyebabkan penurunan produksi padi di

tahun 2019 dipicu oleh organisme pengganggu Tanaman yang

menyerang hampir diseluruh wilayah di Kabupaten Bangka Selatan

(Dokumen PRPJMD Teknokratik 2020 -2024). Perkembangan produksi

padi sawah di kabupaten Bangka Selatan dapat dilihat pada gambar 1.1.
3

Produksi (Ton)
35,000
29,396
30,000
25,000
20,000 16,277 15,295 15,510
15,000
10,000
5,000
-
2016 2017 2018 2019
Tahun

Gambar 1.1. Grafik Produksi Padi di Kabupaten Bangka Selatan


Tahun 2016 -2019

Produktivitas (Ton/Ha)
4.5
4
3.5 4 3.85
3
3.15
2.5
2 2.28
1.5
1
0.5
0
2016 2017 2018 2019
Tahun

Gambar 1.2. Grafik Produktivitas Padi di Kabupaten Bangka Selatan


Tahun 2016 – 2019
Berbeda dengan produksi padi, produktivitas Padi di Kabupaten

Bangka Selatan mengalami kenaikan. Produktivitas padi meningkat dari

tahun 2016 menuju ke tahun 2017, meningkat lagi dari tahun 2017 ke

tahun 2018, tetapi mengalami penurunan dari tahun 2018 ke tahun 2019.

Dari tahun 2016 ke tahun 2017 terjadi peningkatan produktivitas sebesar

3,15, dari tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar


4

3,28, dan tahun 2018 ke tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 0,15

dari 4,0 menjadi 3,85.

Tabel 1.1. Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Kabupaten


Bangka Selatan Tahun 2016 -2019

Produktivitas Padi
Tahun Produksi Padi (ton)
(ton/ha)

2016 16.277,07 3,15

2017 15.295,00 3,28

2018 29.396,00 4.00

2019 15.510,00 3,85

Sumber: DPPP Kab. Bangka Selatan Tahun 2019

Produksi Padi per Kecamatan dapat dilihat pada tahun 2019

dengan kecamatan Toboali menjadi penghasil padi terbanyak sebesar

11.035 ton dari luas area panen 2.207 ha. Kecamatan Pulau Besar

penghasil padi terbanyak kedua yaitu sebesar 1.872 ton dari luas area

panen 780 ha. Selanjutnya penghasil padi di Kecamatan Lepar Pongok

menjadi penghasil terbanyak ketiga dengan hasil 1.011,60 ton dengan

luas area panen sebesar 281 ha. Kecamatan Payung juga menghasilkan

panen padi sebesar 773,10 ton dengan luas area panen 429,50 ha. Di

Kecamatan Air Gegas, Kecamatan Simpang Rimba dan Kecamatan

Kepulauan Pongok juga menjadi penghasil padi yaitu Kecamatan Air

Gegas sebanyak 457,20 ton dengan luas panen 190 ha, Kecamatan

Simpang Rimba sebanyak 170,10 ton dengan luas panen 94,50 ha dan

Kecamatan Kepulauan Pongok sebanyak 191,90 ton dengan luas 50,5 ha.
5

Perkembangan produksi padi perkecamatan di kabupaten Bangka Selatan

(Tabel 1.2).

Tabel 1.2. Data Produksi Padi Perkecamatan di Kabupaten Bangka


Selatan Tahun 2019

Luas Luas Luas


Produksi
No Kecamatan No Nama Desa Lahan Tanam panen
(Ton)
(Ha) (Ha) (Ha)
1 Bedengung 300,0 120,0
2 Irat 41,0 60,0
3 Payung 270,0 0,0
4 Nadung 66,0 0,0
1 Payung 5 Ranggung 174,0 30,0 429,5 773,1
Pangkal
6 Buluh 95,0 80,0
7 Malik 58,0 0,0
Total 1.004,0 290,0

Batu
8 Betumpang 1.985,0 1.263,5
Panca
9 Tunggal 400,0 210,5
Pulau 10 Fajar Indah 570,0 410,5
2 780 1872
Besar Sumber
11 Jaya Permai 150,0 126,0
12 Suka Jaya 120,0 0,0
Total 3.225,0 2.010,5

13 Jelutung II 850,0 1,0


Simpang 14 Gudang 198,0 156,5
3 94,5 170,1
Rimba 15 Sebagin 500,0 25,0
Total 1.548,0 182,5

16 Rias 2.490,0 2.879,0


17 Gadung 423,0 21,0
18 Kepoh 423,0 202,0
4 Toboali 19 Bikang 578,0 260,0 2.207,00 11.035,00
20 Jeriji 316,0 2,0
21 Serdang 1.663,0 405,0
Total 5.893,0 3.769,0
6

Luas Luas Luas


Produksi
No Kecamatan No Nama Desa Lahan Tanam panen
(Ton)
(Ha) (Ha) (Ha)

22 Pergam 1.502,0 50,5


23 Bencah 225,0 6,0
5 Air Gegas 24 Delas 144,0 0,0 190,5 457,2
25 Sidoharjo 375,0 90,0
Total 2.246,0 146,5

Tanjung 88,0 98,0


26 Labu
Lepar Tanjung
6 27 Sangkar 361,0 5,5
Pongok 281 1.011,60
28 Penutuk 261,0 99,5
 Total 710,0 105,0

Kepulauan 29 Pongok 163,0 70,5


7 50,5 191,9
Pongok Total 163,0 70,5
Tukak
8 0 0 0
Sadai

Jumlah 14.789 6.672 4.033 15.510,90


Sumber: DPPP Kab. Bangka Selatan Tahun 2019

Bangka Selatan dengan potensi luas lahan yang luas. Termasuk

luas lahan sawah dan lahan kering terluas untuk provinsi Kepulauan

Bangka Belitung. Potensi luas lahan tadi tidak berarti pada saat sistem

hulu dan sistim hilir dan faktor pendukung tidak berfungsi. Sebagian besar

produk pertanian yang berada dipasar (sistim hilir) berasal dari luar

daerah membuktikan bahwa sistem budidaya pertanian belum optimal

dilakukan. Sebagian besar sistem pengairan sawah dan ladang

bergantung sepenuhnya dengan musim penghujan. Petani

membudidayakan padi sawah bergentung kepada hujan. Satu sisi luas

lahan sawah Kabupaten Bangka Selatan sangat luas. Harusnya dapat


7

memenuhi kebutuhan lokal tanpa harus beredar beras dari luar Bangka

Selatan.

Sektor pertanian menjadi potensi bagi penyediaan pangan di

wilayah kabupaten Bangka Selatan. Akan tetapi yang harus diperhatikan

adalah semakin terbatasnya kapasitas produksi pangan. Masih tingginya

proporsi kehilangan hasil menjadi kendala yang menyebabkan

menurunnya kemampuan penyediaan pangan. Oleh karena itu diperlukan

SDM aparat pertanian yang langsung berhubungan dengan pembangunan

sektor pertanian antara lain adalah penyuluhan pertanian. Menurut

Kusmiyati, Maryani dan Kusnadi (2010) dengan terbitnya Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhanan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan, peranan penyuluhan pertanian menjadi

semakin strategis dalam memfasilitasi proses pemberdayaan petani dan

keluarganya. Amanat Undang-undang RI No. 16 Tahun 2006 tentang

Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU-SP3K)

menyatakan bahwa terdapat banyak faktor yang berpengaruh terhadap

kinerja penyuluh pertanian, antara lain berupa karakteristik, iklim

organisasi dan motivasi penyuluh. Karakteristik penyuluh didasarkan pada

latar belakang pendidikan, kemampuan, masa kerja dan kepangkatan

yang membentuk pribadinya, sedangkan iklim organisasi berupa

pelayanan, tanggung jawab, prosedur kerja dan hubungan interpersonal

antara penyuluh serta pada faktor motivasi yang mempengaruhi kinerja

seperti program pelatihan dan dukungan sarana dan prasarana yang

mendorong atau menghambat penyuluh untuk berkinerja baik (Supriani,


8

2014). Peraturan Menteri Pertanian nomor 91/Permentan/OT.140/9/2013

tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian juga

mengisyaratkan bahwa diperlukan suatu kegiatan untuk mengevaluasi

kinerja penyuluh pertanian yang salah satunya bertujuan untuk membina

profesionalisme penyuluh pertanian secara berkelanjutan sehingga akan

dapat diketahui masalah-masalah dan potensi yang ada sebagai bahan

analisa untuk perbaikan kinerja penyuluhan di suatu daerah. Upaya

meningkatkan keberhasilan program di sektor pertanian pada suatu

daerah, maka diperlukan penyuluh pertanian yang memiliki pengetahuan,

keterampilan, sikap dan motivasi yang baik sehingga dapat melaksanakan

tupoksinya dengan baik. Selain faktor-faktor tersebut, ada faktor lain yang

juga mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian seperti iklim organisasi

dan factor-faktor lainnya. Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006

disebutkan bahwa penyuluhan adalah perorangan, WNI dapat berupa

PNS, penyuluhan swasta dan penyuluhan swadaya.

Kemampuan petani terhadap inovasi dan teknologi pertanian masih

sangat rendah. Penyerapan inovasi dan teknologi pertanian bergantung

sepenuhnya terhadap PKS (Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap).

Kelompok tani yang masih rendah PKS taerbukti dari tingkat kemajuan

kelompok yang rendah. Pengetahuan petani masih rendah dalam hal

aktivitas budidaya tanaman. Mulai dari pengetahuan terhadap hama dan

penyakit tanaman. Termasuk cara pengendalian hama dan penyakit

tanaman sehingga tidak salah pengendalian dan salah sasaran.

Pengetahuan juga rendah untuk menganalisis penyebab dari penyakit


9

tumbuhan sehingga pengamatan tidak sesuai dengan pengendalian.

Misalkan, penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur tetapi diberikan

pengendalian dengan Insektisida.

Tabel 1.3. Jumlah Kelompok Tani, Jumlah Anggota Tani, Kelas


Kelompok Tani dan Jumlah Penyuluhan Lapangan Per Kecamatan
di Kabupaten Bangka Selatan.
Jumlah Total Kelas Kelompok Tani
N
Kecamatan Jumlah Pemul Jumlah
o Poktan
Anggota a Lanjut Madya Utama Penyuluh
1 Airgegas 155 3672 134 2 1 0
Kepulauan 0
17 14 0 0
2 Pongok 151
Lepar
54 1114 33 0 0 0
3 Pongok
4 Payung 169 3972 158 0 0 0 57
5 Pulau Besar 138 2093 107 2 0 0
Simpang 0
148 125 0 0
6 Rimba 2577
7 Toboali 242 6900 192 44 2 0
8 Tukak Sadai 69 1356 54 0 0 0
Jumlah 992 21835 817 48 3 0 57
Sumber : DPPP Kab. Bangka Selatan Tahun 2020

Dari tabel 1.3 menunjukkan bahwa jumlah kelompok tani pada

setiap kecamatan di Bangka Selatan telah terbentuk. Jumlah kelompok

tani terbanyak baik pemula dan kelompok tani lanjut di Kecamatan Toboali

masing-masing 242 dan 44 kelompok tani . Kelompok tani terbanyak

kedua berada di kecamatan Payung 169 kelompok tani terdiri 158

kelompok pemula serta sebanyak 2 kelompok lanjut. Jumlah kelompok

tani Keseluruhan mencapai 992 kelompok. Data kelompok tani termasuk

potensi sosial untuk mendukung kegiatan hulu sampai dengan aktivitas

kegiatan hilir dalam pengembangan pertanian.


10

Kemampuan kelompok petani masih mendominasi kelompok petani

pemula. Kelompok petani pemula tergolong kepada kelompok tani dengan

pengetahuan, sikap dan keterampilan sangat rendah. Masih

membutuhkan pendampingan dan pendidikan pertanian sehingga bisa

membaik (PKS) para petani. Banyaknya golongan petani pemula menjadi

bukti bahwa penyuluhanan dan pendidikan pertanian masih perlu

dioptimalkan. Telah dilakukan banyak upaya namun belum membuahkan

hasil.

Dari data diatas menunjukkan 82 persen kelompok petani di

Bangka Selatan masih dalam kelas kelompok pemula. Sementara

kelompok dengan kemampuan lanjut masih sangat terbatas apalagi dari

semua kelompok tani belum ada yang sudah mencapai kelas madya dan

utama. kelas kelompok tani di Kabupaten Bangka Selatan masih banyak

dengan kategori pemula. Kondisi kelompok tani dengan kategori tersebut

masih butuh pendidikan dan latihan. Kategori pemula masih

membutuhkan perbaikan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam

bertani. Kelas kelompok membuktikan kalau pengetahuan petani terhadap

aktivitas hulu sampai dengan hilir masih rendah.

Pengetahuan petani masih rendah dalam hal aktivitas budidaya

tanaman. Mulai dari pengetahuan terhadap hama dan penyakit tanaman.

Termasuk cara pengendalian hama dan penyakit tanaman sehingga tidak

salah pengendalian dan salah sasaran. Pengetahuan juga rendah untuk

menganalisis penyebab dari penyakit tumbuhan sehingga pengamatan

tidak sesuai dengan pengendalian. Misalkan, penyakit tanaman yang


11

disebabkan oleh jamur tetapi diberikan pengendalian dengan Insektisida.

Selain itu, pengendalian hama dan penyakit tanaman salah waktu.

Tabel 1.4. Tenaga Fungsional Penyuluh Kabupaten Bangka Selatan


Tahun 2020
Jenis Status
No Nama/ NIP Pendidikan Wilayah Komoditas
Kelamin Kepega
Kerja
L P waian
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Singkir SP √ - PNS S1 KJF -
Pertanian
2. Risvandika, SP √ - PNS S1 KJF -
Pertanian
3. Misnah, SP., - √ PNS S1 KJF Padi Sawah
MM Pertanian Kumbung
dan
Tanjung
Sangkar
4. Suwita - √ PNS S1 Kec. -
Indriasari, S.TP Pertanian Toboali
5. Tetty - √ PNS S1 Ds. Jeriji Padi Sawah
Herawaty, SP Pertanian
6. Lia Narita, SP - √ PNS S1 Desa Padi Sawah
Pertanian Kepoh
7. Ahsani - √ PNS D3 Desa.Serda Padi Sawah
Takwim, A.Md Pertanian ng

8. Mahani, SP - √ THL- S1 Ds. Rindik, Padi Sawah


Daerah Pertanian Gadung
9. Suherni, S.Pt √ - THL- S1 Peternakan Peternakan
TBPP Peternakan Kec.
Toboali
10. Fatwa - √ THL- S1 Kel. Toboali Hortikultura
Pratama, SP Daerah Pertanian
11. Yulianarti - √ THL SMK Ds. Rias Padi Sawah
TB-PP Pertanian
12. Suyanto √ - THL SMT Ds. Rias Padi Sawah
TB-PP Pertanian
13. Nina Mietasari - √ THL SMK Ds. Bikang Padi Sawah
TB-PP Pertanian
14. Sahroni √ - THL- SMK Ds. Perkebunan
Daerah Pertanian Keposang
- √ S1 Koordinator -
14 Elun, S.Pt PNS Peternakan BPP Air
Gegas
√ - THL- S1 Desa Air Perkebunan
Perdinan Dwi Daerah Pertanian Gegas dan
16
Susanto, SP Desa
Nangka
12

- √ THL- S1 Desa Perkebunan


17 Sri Maryati, SP Daerah Pertanian Ranggas &
Air Bara
√ - THL- S1 Desa Padi Sawah
18 Yadi, SP
Daerah Pertanian Bencah
√ - THL- S1 Desa Padi Sawah
19 Waryono, S.TP
Daerah Pertanian Pergam
√ - THL- S1 Desa Perkebunan
20 Windak, SP
Daerah Pertanian Nyelanding
√ - PNS S1 Desa Padi Sawah
21 Yuriansyah, SP
Pertanian Sidoharjo
√ - THL- S1 Perkebunan
22 Sumadi, SP Desa Tepus
Daerah Pertanian
√ - THL- S1 Padi Sawah
23 Nur Alam, SP Desa Delas
Daerah Pertanian
√ - THL- D3 Penyuluh Peternakan
Ary Septa Daerah Peternakan
24
Andhika, A.Md Kecamatan
Airgegas
√ - PNS S1 Koordinator -
Ewin, Yunaro,
25 Pertanian BPP Pulau
SP
Besar
√ - PNS S1 Desa Batu Padi Sawah
26 Suhar, SP
Pertanian Betumpang
√ - THL- S1 Penyuluh Peternakan
Daerah Peternakan Peternakan
Ds Fajar
27 Suribto, S.Pt Indah &
Sumber
Jaya
Permai
√ - THL- D3 Penyuluh Peternakan
Edo Yuwanda, Daerah Peternakan
28
A.Md Desa Batu
Betumpang
Agus Pratomo, √ - THL- S1 Desa Fajar Padi Sawah
29
SP Daerah Pertanian Indah
√ - THL- S1 Desa Padi Sawah
Helli Saputra,
30 Daerah Pertanian Panca
SP
Tunggal
√ - THL- S1 Dusun Padi Sawah
Daerah Pertanian Pasir Putih
31 Marsidi, SP
Desa Batu
Betumpang
√ - THL- S1 Desa Suka Padi Sawah
32 Yuwanda, SP
Daerah Pertanian Jaya
√ - THL- S1 Desa Padi Sawah
Aris Kinandar, Daerah Pertanian Sumber
33
S.P Jaya
Permai
34 Suryati, S.TP - √ PNS S1 Koordinator -
Pertanian BPP
13

Payung
√ - THL- D3 Penyuluh Peternakan
Panji
Daerah Pertanian
35 Yudhistira,
BPP
A.Md
Payung
√ - THL- S1 Penyuluh Peternakan
Daerah Peternakan Peternakan
Yafri Hazbi,
36 Kecamatan
S.Pt
Simpang
Rimba
√ - PNS D3 Desa Padi Sawah
Pangkal
37 Supendi, A.Md
Buluh dan
Desa Malik
Geri Arisandi, √ - THL- Desa Perkebunan
38
SP Daerah Nadung
√ - S1 Desa Padi Sawah
THL-
39 Denni, SP Pertanian Sengir dan
TBPP
Desa Irat
Budi √ - THL- S1 Desa Padi Sawah
40
Suryawan, SP Daerah Pertanian Payung
Tua Surono. S, √ - THL- S1 Desa Padi Sawah
41 Daerah Pertanian
SP Bedengung
√ - THL- S1 Perkebunan
42 Damendra, SP Desa Paku
Daerah Pertanian
√ - THL- S1 Penyuluh Peternakan
Solehatul Daerah Peternakan Peternakan
43
A’malia, S.Pt Kecamatan
Payung
√ - D3 Koordinator -
Adi Saputra
44 PNS Penyuluh
Wijaya, A.Md
Kecamatan
- √ THL- S1 Desa Padi sawah
Yulistia
45 Daerah Pertanian Bangka
Ilmandra, SP
Kota
√ - THL- S1 Desa Padi Sawah
46 Abdul Hadi, SP Daerah Pertanian Gudang,
Jelutung II
√ - THL- S1 Desa Padi Sawah
47 Ryzki Z, SP Daerah Pertanian Sebagin
√ - THL- S1 Desa Rajik Perkebunan
48 Bambang, SP Daerah Pertanian dan Desa
Permis
√ - THL- S1 Desa Perkebunan
Robi Yahya,
49 Daerah Pertanian Simpang
SP
Rimba
√ - D3 Koordinator -
Rustam Efendi,
50 PNS BPP Tukak
A.Md
Sadai
Lia Martha - √ S1 Perkebunan
51 PNS Desa Tukak
Sari, S. TP Petenakan
14

Mega - √ THL- S1 Desa Sadai Perkebunan


Selyansyah, Daerah Pertanian dan Desa
52
SP Pasir Putih
Fahri S, SP, √ - THL- S2 Perkebunan
Desa Tiram
53 M.Si Daerah
Nurul - √ THL- S1 Perkebunan
Desa Bukit
54 Hijriyatush. S, Daerah Pertanian
Terap
SP
√ THL- S1 Desa Padi Sawah
55 Tommi, SP - Daerah Pertanian Tanjung
Labu
Arsyidi √ THL- S1 Desa Padi Sawah
56 -
Mujtahidin, SP Daerah Pertanian Penutuk
√ THL- S1 Desa Padi Sawah
Daerah Pertanian Pongok dan
57 Jumi, SP -
Desa
Celagen
Sumber : DPPP Kab. Bangka Selatan Tahun 2020

Kompetensi yang dimiliki oleh penyuluh pertanian di tuntut baik dan

berkualiatas dalam melaksanakan tugasnya. Seseorang penyuluh

pertanian memiliki kecakapan dan kemampuan didalam bidangnya

tentunya sesuai dengan jenjang tingkat dan jabatanya sebagai seorang

penyuluh hal ini bisa dikatakan kompeten.

Dalam peningkatan kecakapan dan kemampuan tersebut haruslah

dilatih secara terus menerus agar seorang penyuluh pertanian

memilikinya. Untuk itulah pendidikan dan pelatihan seorang penyuluh

menjadi penting untuk pengembangan pengetahuan dan

profesionalismenya sebagai seorang penyuluh pertanian yang menjadi

ujung tombak pembangunan pertanian di negeri ini.

Atas serangkaian problematik tersebut, persoalan akan dikaji

dengan judul “ Analisis Pengaruh Kompetensi, Motivasi, dan

Pelatihan Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian yang berdampak

terhadap Produktivitas Padi Sawah di Kabupaten Bangka Selatan”


15

1.2 Rumusan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup permasalahan dibatasi sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh kompetensi, motivasi, dan pelatihan

terhadap kinerja penyuluh pertanian yang berdampak terhadap

produktivitas padi sawah di Kabupaten bangka Selatan?

2. Bagaimanakah pengaruh kompetensi terhadap kinerja penyuluh

pertanian yang berdampak terhadap produktivitas padi sawah di

Kabupaten bangka Selatan?

3. Bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap kinerja penyuluh pertanian

yang berdampak terhadap produktivitas padi sawah di Kabupaten

bangka Selatan?

4. Bagaimanakah pengaruh pelatihan terhadap kinerja penyuluh

pertanian yang berdampak terhadap produktivitas padi sawah di

Kabupaten bangka Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah diuraikan Peneliti, Penelitian ini

bertujuan:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi, motivasi,

dan pelatihan terhadap kinerja penyuluh pertanian yang berdampak

terhadap produktivitas padi sawah di Kabupaten Bangka Selatan.


16

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap

kinerja penyuluh pertanian yang berdampak terhadap produktivitas

padi sawah di Kabupaten Bangka Selatan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi terhadap

kinerja penyuluh pertanian yang berdampak terhadap produktivitas

padi sawah di Kabupaten Bangka Selatan.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan terhadap

kinerja penyuluh pertanian yang berdampak terhadap produktivitas

padi sawah di Kabupaten Bangka Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan memberi maanfaat secara toritis dan praktis:

1. Manfaat secara teoritis

Selain dapat menambah wawasan keilmuan bagi penulis sebagai

peneliti diharapkan penelitian ini dapat menyumbang pemikiran bagi

pengembangan ilmu mnajemen berkenaan dengan judul pengaruh

kompetensi, motivasi, dan pelatihan terhadap kinerja penyuluh

pertanian yang berdampak terhadap produktivitas padi sawah di

Kabupaten Bangka Selatan.

2. Manfaat secara praktis

Secara praktis penelitian ini selain dapat memberi kerangka, bahan

dan acuan bagi penulis sebagai peneliti pula diharapkan dapat

memberi rumusan bagi pemecahan masalah-masalah berkenaan

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian


17

baik pemecahan dilakukan oleh masyarakat, pemerintah, pemerintah

daerah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

1.5 Sistematika Penulisan Tesis

Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis

maka penulis perlu Menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga

dapat menunjukan hasil penelitian yang baik dan mudah dipahami.

Aadapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan,

kegunaan, dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bagian ini mengkaji teori-teori yang mendasari pembahasan secara

detail yang digunakan dalam penelitian.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis dan sumber data, populasi dan sampel,

Teknik pengumpulan data, uji validasi dan Teknik analisis data.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil analisis dan pembahasan dari hasil penelitian

berdasarkan pengaruh kompetensi, motivasi, dan pelatihan terhadap

kinerja penyuluh pertanian yang berdampak terhadap produktivitas

padi sawah di Kabupaten Bangka Selatan.

BAB 5 PENUTUP
18

Bab ini berisi simpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai