Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam membentuk

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan perekonomian Indonesia.

Melihat besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional,

sudah seharusnya pemerintah memberikan perhatian yang lebih terhadap

perkembangan sektor pertanian dan kesejahteraan kehidupan petani (Ario, 2010).

Salah satu subsektor yang memegang peran penting dalam perekonomian nasional

adalah sektor perkebunan. Seiring perkembangan zaman, sektor pertanian tidak

hanya berguna untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga berperan sebagai

bahan baku agroindustri, peningkatan ekspor dan devisa negara, penyediaan

kesempatan kerja dan kesempatan berusaha (Badan Pusat Statistik, 2014).

Kesejahteraan petani merupakan tujuan pembangunan pertanian dan

pembangunan nasional yang menjadi perjuangan setiap rumah tangga untuk

mencapai kesejahteraan anggota rumah tangganya. Ironisnya sektor pertanian

yang merupakan penyerap tenaga kerja terbesar dan tempat menggantungkan

harapan hidup sebagian besar masyarakat khususnya di pedesaan itu justru

menghadapi masalah yang cukup kompleks. Sektor yang identik dengan daerah

pedesaan ini menghadapi masalah kemiskinan. Kondisi kesejahteraan masyarakat

pedesaan dengan mata pencarian utama di sektor pertanian sebagian besar masih

di bawah rata-rata nasional. Hal ini bila dibiarkan secara terus menerus akan

menjadi sebab semakin melebarnya kesenjangan pendapatan antar masyarakat

yang berpenghasilan tinggi dengan masyarakat yang berpenghasilan rendah yang

1
2

pada akan menjadikan yang kaya semakin kaya dan yang miskin akan menjadi

semakin miskin. (Suryani, 2021)

Indonesia merupakan negara agraris yang menjadikan sektor pertanian

sebagai pemeran penting dalam memacu meningkatkan pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi masyarakat. Saat ini sektor pertanian berada dalam tahap

menuju pertumbuhan yang berkelanjutan. Banyaknya perkebunan milik

masyarakat, Perkebunan Besar Swasta (PBS) maupun Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) diharapkan mampu menaikan pendapatan dan meningkatkan

kesejahteran petani. Subsektor perkebunan sebagai penyumbang devisa terbanyak

karena sebagian komoditi perkebunan adalah komoditi ekspor, komoditi yang

menjadi unggulan adalah kelapa sawit.

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi yang menjadi unggulan di

Provinsi Jambi. Perkembangan kegiatan usahatani kelapa sawit di Provinsi Jambi

menunjukkan peningkatan dan memegang peranan penting dalam kegiatan

pembangunan daerah. Hal ini dapat dilihat luas lahan, produksi dan produktivitas

usahatani kelapa sawit di Provinsi Jambi yang menunjukkan peningkatan dalam

kurun waktu 5 tahun terakhir, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Lahan Dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Provinsi


Jambi 2016-2020
Luas Lahan (ha) Jumlah Produksi Produkti Jumlah
Tahun (ha) (ton) vitas Petani
TBM TM TTM
(kg/ton) (KK)
2016 110.345 334.815 14.800 459.960 1.013.811 3.028 206.787
2017 110.340 338.302 18.931 467.573 1.010.393 2.987 210.684
2018 108.733 368.305 20.956 497.994 1.123.329 3.050 212.833
2019 12.375 73.665 11.791 96.587 189.663 2.575 44.851
2020 101.700 323.846 96.594 522.210 1.038.292 3.206 228.064
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2022.
3

Tabel 1 menunjukkan bahwa luas lahan, produksi dan produktivitas di

Provinsi Jambi pada tahun 2016-2020 mengalami perubahan. Dapat dilihat dari

luas lahan mengalami peningkatan 13,53% dan produksi kelapa sawit meningkat

sebesar 2,41%. Provinsi Jambi Sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor

pertanian, salah satunya pada subsektor perkebunan kelapa sawit. Terdapat

beberapa kabupaten yang melakukan usahatani pada subsektor perkebunan kelapa

sawit dan salah satu yang paling berpotensial adalah Kabupaten Muaro Jambi.

Kabupaten Muaro Jambi memiliki luas lahan perkebunan kelapa sawit yang

luas dan produksi yang paling banyak dari komoditi yang lainnya. Hal ini

menujukkan betapa besarnya produksi komunitas kelapa sawit untuk

dikembangkan guna menopang perekonomian petani. Bila dilihat dari sisi

penyerapan tenaga kerja, maka usahatani perkebunan kelapa sawit ini mampu

menyerap ribuan petani kelapa sawit. Besarnya jumlah petani yang

menggantungkan hidupnya pada komoditas kelapa sawit ini, sudah tentu

merupakan aset yang harus dimanfaatkan, sebagai upaya meningkatkan hasil

produksi kelapa sawit dalam rangka meningkatkan ekspor komoditas kelapa

sawit.

Perkembangan luas lahan di Kabupaten Muaro Jambi tidak terlepas dari

perkembangan luas lahan kelapa sawit di setiap Kecamatan yang ada di

Kabupaten Muaro Jambi. Di Kabupaten Muaro Jambi terdapat 11 Kecamatan

dengan sebaran luas kebun kelapa sawit di setiap kecamatan. Luas lahan

perkebunan kelapa sawit salah satu terbesar di Kabupaten Muaro Jambi terdapat

di Kecamatan Sungai Gelam sebesar 26.246 ha. Untuk melihat data lengkapnya

terdapat di Tabel 2.
4

Tabel 2. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit Di


Kabupaten Muaro Jambi Menurut Kecamatan Tahun 2020

Luas Areal (ha) Produksi Produkt Jumlah


Kecamatan ivitas Petani
TBM TM TTM Jumlah (ton) (ton/ha) (KK)

Jambi Luar Kota 673 4.363 5.660 10.696 16.360 3.750 4.351
Sekernan 3.477 21.798 2.199 27.474 58.010 2.661 11.749
Kumpeh Ilir 1.159 13.501 372 15.032 27.763 2.056 2.408
Muaro Sebo 3.502 6.301 - 9.803 15.235 2.418 4.724
Mestong 865 379 - 1.244 970 2.559 781
Kumpeh Ulu 245 3.209 - 3.457 6.689 2.084 1.942
Sungai Bahar 1.769 14.075 - 15.844 42.542 3.023 8.666
Sungai Gelam 989 14.670 10.587 26.246 33.689 2.296 12.881
Bahar Selatan 369 2.728 5.827 8.924 7.473 2.739 2.367
Bahar Utara 82 2.361 5.566 8.009 6.225 2.637 2.599
Taman Rajo 428 6.579 1.543 8.550 17.769 2.701 4.374

Jumlah 13.561 89.964 31.754 135.279 232.725 2.587 61.842

Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2021

Tabel 2. Menjelaskan bahwa kecamatan sungai gelam memiliki kontribusi

terhadap perkebunan di Provinsi Jambi. Dilihat dari luas lahan tanaman

menghasilkan kelapa sawit sebesar 19,4% dan produksi kelapa sawit sebesar

14,4%, hal ini masih tergolong rendah sehingga petani di Kecamatan sungai

gelam masih terbilang belum sejahtera semakin tinggi luas lahan maka semakin

banyak pendapatan usahatani sehingga mempengaruhi kesejahteraan petani kelapa

sawit.

Perkembangan luas lahan perkebunan di Kabupaten Muaro Jambi juga tidak

terlepas dari perkembangan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang terbilang stabil

walaupun mengalami fluktuasi. Keadaan ini tetap menjadikan petani menambah

luas perkebunan kelapa sawit dan menjadikan penghasilan dari kelapa sawit

sebagai pendapatan utama.


5

Meskipun Kecamatan Sungai Gelam merupakan salah satu Kecamatan

kelapa sawit terbesar ke dua di Kabupaten Muaro Jambi, namun kenyataan

menunjukkan tidak semua petani kelapa sawit hidup dalam kondisi yang lebih

baik, banyak diantara mereka tergolong miskin dengan tingkat kesejahteraan yang

masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan umur tanaman kelapa sawit yang

masih muda sehingga mempengaruhi harga TBS dan produksi kelapa sawit. Hal

ini membuat pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Sungai Gelam masih

kecil, sehingga disebabkan hasil produksi kelapa sawit dan harga TBS rendah.

Perkembangan harga dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 . Harga Tandan Buah Segar (TBS) Provinsi Jambi Tahun 2016-2020.
Umur Tahun (Rp/Kg)
Tanaman 2016 2017 2018 2019 2020
3 1.003,62 980,59 1.353,02 1.018,36 1.519,92
4 1.069,92 1.024,79 1.450,64 1.085,88 1.611,66
5 1.119,30 1.091,93 1.516,91 1.135,96 1.686,69
6 1.166,16 1.1136,93 1.579,94 1.183,50 1.757,82
7 1.195,60 1.165,67 1.619,73 1.213,38 1.802,31
8 1.220,88 1.190,08 1.654,71 1.239,06 1.839,64
9 1.245,01 1.213,76 1.686,95 1.263,54 1.876,50
10-20 1.244,50 1.250,40 1.689,51 1.302,38 1.932,04
21-24 1.244,50 1.212,23 1.740,58 1.263,11 1.872,27
25 1.187,18 1.155,59 1.614,21 1.204,99 1.783,37
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi 2021.

Tabel 3 menjelaskan bahwa perkembangan harga Tandan Buah Segar (TBS)

mengalami fluktuasi. Umur tanaman di daerah penelitian 3-4 tahun. Harga TBS

tahun 2016-2020 pada umur tanaman 3 tahun mengalami peningkatan sebesar

0,51% dan pada umur tanaman 4 tahun mengalami peningkatan sebesar 50,6%.

Hal ini masih tergolong rendah dan berdampak terhadap tingkat kesejahteraan

petani Harga tertinggi terdapat pada umur tanaman 10-20 tahun. Semakin tinggi

harga TBS maka semakin besar pendapatan petani.


6

Tercapainya kesejahteraan petani kelapa sawit di Kecamatan Sungai Gelam

dapat disebabkan oleh beberapa indikator menurut Badan Pusat Statistik antara

lain kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf pola

konsumsi, perumahan dan lingkungan, kemiskinan dan sosial lainnya (Badan

Pusat statistik 2020). Berdasarkan hasil survei awal di Kecamatan Sungai Gelam,

kondisi rumah tangga petani kelapa sawit penghasilannya dari usahatani masih

belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga, masih sulitnya

akses kesehatan dan pendidikan yang masih sulit dikarenakan hanya terdapat satu

puskesmas dan satu SMA di satu yang ada di Kecamatan Sungai Gelam sehingga

masyarakat di desa yang jauh dari ibukota kecamatan membutuhkan waktu yang

lama untuk mendapatkannya. Oleh karena itu, tingkat kesejahteraan petani kelapa

sawit di Kecamatan Sungai Gelam masih tergolong rendah.

Selain indikator berdasarkan Badan Pusat Statistik juga terdapat faktor

sosial ekonomi yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani kelapa sawit di

Kecamatan Sungai Gelam antara lain harga TBS, penerimaan dan luas lahan. Luas

lahan yang digarap oleh petani untuk melaksankan usahatani kelapa sawit dimana

Kecamatan Sungai Gelam memiliki lahan yang luas dengan rata-rata setiap

petaninya memiliki lahan sebesar 5 ha, tetapi kesejahteraan petani kelapa sawit

masih tergolong rendah dikarenakan penghasilan dari berusahatani kelapa sawit

masih sangat kecil yang disebabkan oleh umur tanaman dan harga TBS yang

rendah. Dikarenakan petani kelapa sawit di Kecamatan Sungai Gelam khususnya

di Desa Ladang Panjang baru dalam mengusahatanikan kelapa sawit yang

sebelumnya merupakan petani yang berusahatani karet dan petani kelapa sawit
7

mengubah lahan karet menjadi kelapa sawit tidak secara keseluruhan namun

bertahap sehingga penerimaan petani kelapa sawit masih kecil.

Kesejahteraan petani merupakan tujuan pembangunan pertanian dan

pembangunan nasional yang menjadi perjuangan setiap rumah tangga untuk

mencapai kesejahteraan anggota rumah tangganya. menurut Undang-Undang No

11 Tahun 2009, kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

material, spritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosial.

Menurut Suharto (2009), kesejahteraan sosial adalah kondisi kehidupan atau

keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah

dan sosial. Dengan demikian, istilah kesejahteraan sering diartikan sebagai

konsidi sejahtera yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala kebutuhan-kebutuhan

hidup, khusunya kebutuhan yang mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan,

pendidikan dan perawatan kesehatan.

Menurut Kecamatan Sungai Gelam, masyarakat di Kecamatan Sungai gelam

sebagian besar merupakan petani yang sumber penghasilannya dari bertani baik

petani holtikultura maupun perkebunan. Sebagian sebagai Pegawai Negeri Sipil

(PNS), pekerja harian lepas dan sebagai buruh yang terdiri dari buruh pertanian,

pabrik dan sebagainya. Petani menjadikan usahatani sebagai sumber penghasilan

utama, sehingga menjadi faktor utama dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Berikut Tabel 4 menunjukkan pekerjaan masyarakat di Kecamatan

Sungai Gelam.
8

Tabel 4. Pekerjaan Penduduk di Kecamatan Sungai Gelam Tahun 2021.


Pekerjaan frekuensi Persentase (%)
Petani 12.510 70
PNS 1.787 10
Pekerja Harian Lepas (PHL) 1.787 10
Buruh 1.788 10
Jumlah 17.872 100
Sumber: kecamatan Sungai Gelam 2022.

Berdasarkan Tabel 4 pekerjaan yang terbanyak dijadikan sebagai sumber

penghasilan masyarakat di Kecamatan Sungai Gelam adalah sebagai petani

sebanyak 12.510 orang atau 70%. Petani sebagai sumber penghasilan terbanyak di

Kecamatan Sungai Gelam yang berusahatani baik hultikultura yang terdiri dari

tanaman buah-buahan, sayur dan obat-obatan. Sedangkan sebagian lagi sebagai

petani perkebunan kelapa sawit, kelapa dalam, kakao dan kopi.

Masyarakat di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi

menjadikan usahatani kelapa sawit sebagai sumber penghasilan utama. Sehingga

menjadikan faktor utama dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Walaupun

hampir semua berpenghahsilan dari bertani tidak semua masyarakat di Kecamatan

Sungai Gelam berpenghasilan dari perkebunan kelapa sawit ada juga petani karet,

kelapa dalam, kakao dan kopi. Sebagian lagi sebagai Pegawai Negeri sipil (PNS),

Pekerja Harian Lepas (PHL) dan buruh. Sehingga menurut Kecamatan Sungai

gelam tingkat kesejahteraan penduduk di Kecamatan Sungai Gelam berada pada

kategori sejahtera III. Berikut Tabel 5 menunjukkan banyaknya keluarga yang

dikategorikan berdasarkan BKKBN.


9

Tabel 5. Tingkat Kesejahteraan penduduk di Kecamatan Sungai Gelam


Tahun 2021.
Desa Pra Sejahtera Sejahtera Sejahtera Sejahtera Jumlah
Sejahtera I (KK) II (KK) III (KK) III+(KK) KK
(KK)
Petaling 156 156 157 34 10 740
Jaya
Sumber 96 470 198 99 77 940
Agung
Ladang 76 102 432 389 533 1.532
Panjang
Talang 102 600 520 36 15 1.273
Belido
Talang 50 400 100 50 40 640
Kerinci
Kebon IX 200 280 180 560 700 1.920
Sungai 252 1.210 1.209 35 0 2.706
Gelam
Parit 32 2 48 464 0 546
Tangkit 169 85 448 102 0 804
Baru
Tangkit 44 1.290 1.156 8 59 2.557
Mingkung 0 124 288 315 84 811
Jaya
Trimulya 400 20 40 10 10 480
Jaya
Mekar 0 1.373 649 197 61 2.280
Jaya
Gambut 250 52 0 0 0 302
Jaya
Sido 220 121 0 0 0 341
Mukti
Jumlah 2.047 6.512 5.425 2.299 1.589 17.872
Sumber : Kecamatan Sungai Gelam, 2022.
10

Tabel 5 menjelaskan bahwa tingkat kesejahteraan keluarga di Kecamatan

Sungai Gelam terdapat 11,45% pra sejahtera sedangkan untuk sejahtera I 36,43%,

sejahtera II 4,33%, sejahtera III 12,86% dan sejahtera III+ 8,89%. Artinya di

Kecamatan Sungai Gelam masih tergolong tinggi keluarga yang sudah sejahtera.

Kesejahteraan merupakan tujuan akhir dari proses pembangunan suatu daerah.

Penerimaan usahatani menjadi salah satu faktor tercapainya kesejahteraan

keluarga.

Permasalahan yang dihadapi petani kelapa sawit pada saat ini adanya

kesenjangan pembangunan terutama dalam pendapatan. Pendapatan merupakan

tolak ukur bagi kesejahteraan dan status sosial masyarakat. Perbedaan yang terjadi

akan menimbulkan masalah sosial ditengah masyarakat, yang termasuk dalam

konteks pembangunan. Pelaksanaan redistribusi pendapatan harus terlaksana

secara adil. Dengan semakin berkembangnya perkebunan kelapa sawit di tengah

masyarakat pada saat ini menimbulkan dampak positif bagi kesejahteraan petani

dikarenakan meningkatnya pendapatan petani dengan meningkatnya produksi

kelapa sawit dan stabilnya harga jual Tandan Buah Segar (TBS).

Menurut Kecamatan Sungai Gelam, berdasarkan hasil data BKKBN

penduduk di Kecamatan Sungai Gelam sudah sejahtera. Tetapi untuk petani tidak

semua berada pada keadaan sejahtera. Masih banyak kebutuhan yang belum

terpenuhi, tak terkecuali petani kelapa sawit dengan harga jual yang dipengaruhi

oleh umur tanaman sehingga petani masih belum semuanya dalam keadan

sejahtera.
11

Berdasarkan fenomena diatas yaitu mengenai tingkat kesejahteraan petani

kelapa sawit di Kecamatan Sungai Gelam maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten

Muaro Jambi”

1.2 Perumusan Masalah

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki

potensi besar terhadap tingkat kesejahteraan karena memiliki pasar yang sangat

besar. Selain itu, tanaman kelapa sawit juga dapat berproduksi dalam jangka

waktu yang Panjang. Sehingga memberikan keuntungan yang besar bagi petani

yang mengusahatanikannya yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani kelapa

sawit.

Secara ekonomi, kesejahteraan merupakan suatu kondisi kehidupan serta

cukup yang dialami seseorang sehingga mampu memenuhi kebutuhan minimal

hidupnya. Terjadinya kesejahteraan ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor

yang saling berkaitan satu sama. Berdasarkan hasil uraian latar belakang maka

faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani kelapa sawit yaitu

harga TBS, penerimaan dan luas lahan.

Kecamatan Sungai Gelam merupakan salah satu Kecamatan yang ada di

Kabupaten Muaro Jambi yang memiliki perkebunan kelapa sawit baik perkebunan

milik perusahaan maupun milik masyaraka. Petani kelapa sawit masih banyak

yang memiliki 1 kebun yang berarti luas lahan perkebunan petani di Kecamatan

Sungai Gelam tergolong masih kecil. Sedangkan penghasilan utama petani berasal
12

dari perkebunan kelapa sawit. Kecamatan Sungai Gelam memiliki tingkat

kesejahteraan keluarga di Desa Ladang Panjang sebesar 9,2% dari 88,5% yang

sudah sejahtera.

Keadaan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Sungai Gelam pada

umumnya tanaman yang sudah menghasilkan. Walaupun tanamannya sudah

mengahasilkan namun umur tanaman yang diusahatanikan masih kecil yang

menjadikan harga jual Tandan Buah Segar (TBS) masih rendah. Produktivitas

tanaman kelapa sawit tergantung pada umur tanaman kelapa sawit. Pada tahun ke-

0 sampai ke-3 tanaman kelapa sawit belum menghasilkan, mulai tahun ke-4 kebun

kelapa sawit mulai menghasilkan dan kemudian terus meningkat sampai mencapai

puncak pada tahun ke-14. Produksi kebun mendatar sampai dengan tahun ke-18,

dan setelah itu cenderung menurun sampai dengan tahun ke-25, buah pada tahun

ke-30 produksi kelapa sawit yang rendah sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan

hidup petani. Hal ini yang mengakibatkan masih banyak petani kelapa sawit di

Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi yang belum sejahtera.

Berdasarkan uraian masalah dalam penelitian ini adalah, berikut:

1. Bagaimana gambaran umum usahatani kelapa sawit di Kecamatan Sungai

Gelam Kabupaten Muaro Jambi?

2. Bagaimana tingkat kesejahteraan petani kelapa sawit di Kecamatan Sungai

Gelam Kabupaten Muaro Jambi?

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani

kelapa sawit di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi?


13

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui gambaran umum usahatani kelapa sawit di Kecamatan Sungai

Gelam Kabupaten Muaro Jambi?

2. Mengetahui tingkat kesejahteraan petani kelapa sawit di Kecamatan Sungai

Gelam Kabupaten Muaro Jambi?

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani

kelapa sawit di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi?

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi mahasiswa, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

2 Bagi pemerintah dan instansi terkait, diharapkan bermanfaat untuk

menyusun kebijakan yang diperlukan pada kesejahteraan petani kelapa

sawit.

3 Bagi pembaca, sebagai bahan pustaka dalam menambah wawasan dan

sebagai acuan untuk mengadakan penelitian lanjutan mengenai

kesejahteraan petani kelapa sawit.

Anda mungkin juga menyukai